BISNIS
2
Tujuan Bab
1. Mengidentifikasi laba antarperusahaan dalam hubungan
induk-anak.
2. Memahami keterkaitan laba antarperusahaan dengan
pendapatan investasi.
3. Membedakan dampak laba antarperusahaan downstream dan
upstream terhadap pendapatan investasi.
4. Menghitung pendapatan investasi pada tahun transaksi aset
antarperusahaan dan tahun setelah transaksi.
5. Membedakan laba antarperusahaan atas persediaan, aset
tetap yang memiliki umur yang tidak terbatas, dan aset tetap
yang disusutkan.
6. Menyusun kertas kerja konsolidasi bila terdapat aset
antarperusahaan.
METODE KOMBINASI BISNIS
Contoh:
Akuisisi saham akan diakui dengan registrasi saham. Biaya registrasi saham
pada dasarnya merupakan biaya langsung akuisisi, tetapi tidak satu paket
dengan harga akuisisi. Biaya langsung yang tidak satu paket dengan transaksi
akuisisi diperlakukan sebagai pengurang tambahan modal disetor. Dalam
transaksi akuisisi diatas, misalkan perusahaan mencatat saham dengan biaya
Rp 100 juta per kas, PT. Intiseka akan mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
Jadi tambahan modal disetor PT. Intiseka berkurang sebesar Rp 100 juta
akibat pencatatan saham PT. Andaika yang diakuisisi tersebut.
ALOKASI HARGA AKUISISI
Goodwill merupakan selisih lebih harga akusisi dengan nilai wajar ekuitas yang
diakuisasi PSAK 22 menyatakan goodwill dialokasikan ke pihak pengendali
(perusahaan induk) dan kepentingan nonpengendali. Dengan demikian, nilai
goodwill adalah selisih lebih dari penjumlahan harga ekuitas yang diakusisi dan
harga wajar pepentingan nonpengendali, dengan total nilai wajar kekayaan
entitas yang diakuisisi:
Jika selisih lebih nilai wajar entitas yang diakuisisi tetap ada, pihak pengkuisisi
mengakui keutungan yang dihasilkan dalam laporan laba rugi pada tanggal
akusisi. Keutungan tersebut diatribusikan kepada pihak pengakuisisi.
Misalkan, dalam kasus kombinasi bisnis PT Intiseka dengan PT Andaika, harga
akuisisi, adalah Rp 5,42 miliar dan harga wajar kepentingan nonpengendali
berdasarkan penilaian appraisal company adalah Rp1,36 miliar, sehingga diskon
pembelian adalah:
Distribusi laba atau dividen (kecuali dividen saham) yang diterima dari investee
mengurangi nilai tercatat investasi yang dicacat investor sebagai berikut:
Karena itu, nilai investasi dalam metode ekuitas mengalami perkembangan sesuai
dengan perkembangan entitas investee dengan persamaan sebagai berikut:
PSAK 15 revisi 2009 juga masyarakat penyusuaian terhadap nilai tercatat investasi
jika pendapat perubahan proposi bagian investor atas yang timbul dari pendapatan
comprehensive lainnya bagi investee. Investor akan mencatat:
Karena PT intiseka memiliki 80% saham PT Andaika, maka haknya atas laba
PT Andaika adalah 80% x Rp200 juta = Rp160 juta.
Jika diurai berdasarkan komponennya, maka nilai investasi itu adalah sebagai
berikut:
Investasi Rp 280.000.000
Pendapatan investasi Rp 280.000.000
Selisih investasi dengan nilai buku akibat bangunan yang undervalue sebesar Rp
400 juta (80% x Rp 350 juta) akan menyebabkan naiknya harga akuisisi.
Bangunan merupakan aset tetap yang dibeli bukan untuk dijual kembali seperti
persediaan, melainkan untuk dipakai dalam operasi normal perusahaan. Nilai
bangunan PT Andaika akan terus menurun selama 10 tahun umur ekonomisnya.
Karena itu, nilai investasi harus diturunkan setiap tahun sebesar Rp 40 juta (Rp
400 juta/ 10 tahun) untuk menyesuaikan penurunan nilai bangunan tersebut
dengan ayat jurnal berikut:
Sementara itu, goodwill akan menyebabkan harga akuisisi naik sebesar Rp 160
juta (80% x 200 juta). Penurunan nilai goodwill sebesar Rp 12,5 juta
mengharuskan PT Intiseka menurunkan nilai investasi sebesar Rp 10 juta (80% x
12,5 juta), dengan ayat jurnal pada akhir tahun 2012 sebagai berikut:
Kekayaan investasi per 31 Desember 2008 sebesar Rp 6.6 miliar berasal dari:
PERAGA 2-3
1/1/2012 Amortisasi 31/12/2012
Selisih investasi tersebut suatu saat akan menjadi nol. Aset akan menjadi nol
melalui proses penjualan, penyusutan, amortisasi atau bahkan kerusakan, hilang,
atau ditarik dari operasi karena teknologi yang tidak sesuai lagi. Sementara itu,
utang akan menjadi nol melalui proses pelunasan atau pembebasan utang.
LANJUTAN >>
Apabila aset atau utang yang menjadi factor penyebab selisih investasi pada
saat akuisisi menjadi nol, investor harus mengoreksi nilai investasinya. Apabila
selisih investasi menjadi nol, maka
Apabila pada saat akuisisi tidak terdapat selisih investasi dengan nilai
kekayaan yang diperoleh, atau harga investasi pada saat akuisisi sebesar nilai
buku kekayaan investee yang diakuisisi, maka jumlah kekayaan investee yang
dimiliki mencerminkan nilai investasi dan tidak ada amortisasi selisih investasi
yang mempengaruhi investasi serta pendapatan investasi.
LANJUTAN >>
Apabila selisih investasi sudah menjadi nol melalui proses amortisasi dan impairment,
pendapatan investasi hanya bersumber dari laba entitas investee kecuali terjadi kasus lain
yang akan dibahas dalam bab 5 dan 6. Misalkan pada tahun 2040 setelah semua selisih
investasi menjadi nol, PT Andaika mengumumkan laba sebesar Rp400 juta. Jadi,
pendapatan investasi PT Intiseka adalah 80% x Rp 400 juta = Rp 320 juta.
Pendapatan Invetasi – Diskon pembelian
PSAK 15 revisi 2009 paragraf 20 (b) mengatakan bahwa setiap selisih bagian investor atas
nilai wajar dan liabilitas yang teridentifikasi dari entitas asosiasi terhadap biaya perolehan
investasi dimasukkan sebagai penghasilan dalam menentukan bagian investor atas laba
atau rugi entitas asosiasi pada periode investasi diperoleh. Dalam kasus kombinasi bisnis
PT Intiseka dan PT Andaika, jika terdapat diskon pembelian sebesar Rp 20 juta seperti
yang telah dijelaskan, maka perhitungan pendapatan investasi adalah sebagai berikut:
Dalam metode cost, sumber pendapatan investasi adalah laba yang dibagikan
oleh investee (dividen). Penerapan metode cost ini juga dapat dilakukan
dengan alasan-alasan tertentu, yakni:
1) Pengendalian dimaksudkan untuk sementara, karena saham perusahaan
anak dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam jangka pendek.
2) Perusahaan anak dibatasi oleh suatu restrika jangka panjang sehingga
mempengaruhi secara signifikan kemampuannya dalam mentransfer dana
perusahaan induk.
3) Penggunaan metode akuitas atas investee tidak lagi sesuai dengan alasan –
alasan tertentu.
LANJUTAN >>
Jadi, pendapatan investasi dalam metode cost merupakan dividen yang diumumkan
investee.
Pada umunya, dividen ditetapkan berdasarkan laba yang diperoleh, sementara hak
investor atas dividen maksimum sebesar laba entitas investee. Misalkan pada tahun
2012 PT Andaika mengumumkan laba sebesar Rp 200 juta, sehingga hak PT Intiseka
atas dividen PT Andaika maksimum sebesar 80% x 200 juta = Rp 160 juta. Apabila PT
Andaika mengumumkan dividen sebesar Rp 225 juta atau PT Intiseka mendapat 80%
x 225 juta = Rp 180 juta, penerimaan ini telah melampaui hak PT Intiseka sebesar Rp
180 – Rp 160 = Rp 20 juta. Kelebihan hak atas pendapatan ini diperlakukan sebagai
pengurang nilai investasi, sehingga pengumuman dividen investee dicatat oleh PT
Intiseka sebagai berikut:
LANJUTAN >>
Apabila laba yang diumumkan PT Andaika ternyata sebesar Rp 200 juta, maka PT
Intiseka harus melakukan koreksi atas pendapatan sebesar Rp 20 juta karena
pendapatan tersebut telah melebihi hak atas laba. Ayat jurnal koreksinya adalah:
Pendapatan dari PT Andaika Rp 20 juta
Investasi dalam saham PT Andaika Rp 20 juta
PERTANYAAN
1) Apa yang dimaksud dengan nilai buku dan nilai wajar dalam kombinasi
bisnis?
2) Jelaskan komponen harga akuisisi (biaya perolehan) dalam kombinasi
bisnis!
3) Jelaskan penyebab terjadinya selisih harga akuisisi dan nilai buku kekayaan
investee yang diperoleh investor dalam kombinasi bisnis!
4) Jelaskan komponen pendapatan investor atas laba/rugi investee jika
terdapat selisih harga akuisisi dengan nilai wajar entitas yang diakuisisi!
5) Jelaskan perhitungan nilai investasi dalam akuitas investee dalam ekuitas
investee yang dibukukan investor!
6) Jelaskan jumlah maksimum hak investor atas dividen yang diumumkan
investee dalam metode cost. Bagaimana jika dividen yang diterima melebihi
hak atas dividen yang tersebut. Berikan contoh perhitungannya!
7) Apa yang dimaksud dengan diskon pembelian dalam kombinasi bisnis dan
bagaimana perlakuannya bagi pihak pengakuisisi?
8) Jelaskan dua kondisi berlakunya persamaan investasi bahwa nilai investasi
adalah sama dengan nilai kekayaan investee yang dimiliki oleh investor.
PILIHAN BERGANDA
1. Diskon pembelian terjadi karena….
a. Overlue aset nonmoneter investee sehingga aset nonmoneter harus
dikurangi.
b. Kondisi di mana harga akuisisi lebih rendah dari nilai wajar saham yang
diakuisisi.
c. Nilai wajar entitas yang diakuisisi lebih rendah dari nilai bukunya.
d. Nilai wajar entitas yang akuisisi lebih tinggi dari nilai bukunya.
2. Apabila harga akuisisi saham biasa sama dengan nilai buku kekayaan
investee yang dimilki, maka
a. Nilai investasi dalam saham biasa sama dengan jumlah kekayaan
perusahaan investee.
b. Nilai investasi dalam saham biasa sama dengan jumlah kekayaan
investee yang dimilki oleh investor.
c. Kenaikan nilai investasi dalam saham biasa sebesar laba investee
dikurangi dividen investee.
d. Nilai investasi dalam saham jumlahnya akan tetap sepanjang
perusahaan investee tidak membagi laba.
LANJUTAN >>
3. Selisih harga akuisisi yang disebabkan oleh penilaian yang overlue atas
nilai wajar investee….
a. Mengurangi pendapatan investasi jika diamortisasi
b. Menambah pendapatan investasi jika diamortisasi
c. Menambah nilai aset dalam neraca konsolidasi
d. Harus diamortisasi setiap tahun
5. Manakah pernyataan yang salah mengenai selisih harga akuisisi dengan nilai
buku perusahaan target yang dimiliki yang disebabkan undervalue atau
overvalue atas aset yang disusutkan?
a. Diamortisasi pada saat aset tersebut disusutkan.
b. Diamortisasi pada saat aset tersebut dijual.
c. Tidak diamortisasi jika aset tersebut tidak digunakan.
d. Tidak diamortisasi pada tahun setelah masa penyusutan berakhir.
LATIHAN
1. PT A membeli 40% saham PT B tanggal 2 januari 2012 pada harga yang sama
dengan nilai buku yang diperoleh.
a. Bila laba PT B saham periode 2012 sebesar Rp 100 juta, berapakah pendapatan
investasi?
b. Apabila kekayaan PT Y pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp 1 miliar,
berpakah nilai investasi atas saham PT B yang dicatat dalam neraca PT A?
c. Apabila nilai investasi PT A atas saham PT B sebesar Rp 500 juta pada tanggal
31 desember 2015, berapakah kekayaan PT B pada tanggal tersebut?
2. PT X membeli 100% saham PT Y pada tanggal 1 juli 2012. Tidak ada selisih
investasi pada tanggal akuisisi. Pada tanggal 31 Desember 2014, jumlah
kekayaan pemegang saham PT Y senilai Rp 300 juta, yang terdiri dari modal
saham sebesar Rp 250 juta dan laba ditahan sebesar Rp 50 juta. Diminta:
a. Berapakah nilai investasi pada tanggal 31 Desember 2014?
b. Apabila laba PT Y pada tahun 2015 sebesar Rp 50 juta dan dividen
diumumkan sebesar Rp 20 juta, berapakah nilai investasi PT X pada
tangggal 31 Desember 2015?
c. Susunlah jurnal penyesuain (adjustment) yang dilakukan PT X atas
investasinya pada 31 Desember 2015.
LANJUTAN >>
3. Pada awal akuisisi PT O atas saham biasa PT Q sebesar 80% terjadi kelebihan biaya
perolehan disbanding nilai wajar PT Q sebesar Rp 200 juta. Harga akuisisi berjumlah
Rp 2 miliar untuk 80% saham dan akuisisi terjadi pada tanggal 1 januari 2012. Selisih
tersebut disebabkan oleh goodwill. Pada tanggal 31 desember 2015, jumlah kekayaan
pemegang saham perusahaan anak berjumlah Rp 3 miliar, dan saldo goodwill
Rp 80 juta. Hitunglah nilai investasi pada tanggal 31 Desember 2015.
4. PT I membeli 70% saham PT A pada tanggal1 januari 2013. Selisih hara investasi
dengan total nilai buku PT A pada tanggal akuisisi adalah Rp 500 juta akibat
undervalue penilaian tanah sebesar Rp 200 juta, overvalue bangunan adalah
Rp 100 juta, umur bangunan 20 tahun, dan Rp 400 juta. Selama tahun berjalan, tanah
dijual pada tanggal akuisisi dengan keuntungan sebesar Rp 50 juta. Pada tanggal 1 juli
2013, PT A mengumumkan dividen sebesar Rp 600 juta. Pada tahun 2013,
PT A mengumumkan laba sebesar Rp 600 juta. Pada tahun 2013, PT A mengumumkan
laba sebesar Rp 1,5 miliar, sementara penurunan nilai goodwill tahun 2013 senilai
Rp 80 juta.
a. Berapakah pendapatan investasi yang dibukukan PT I tahun 2013?
b. Hitunglah nilai investasi atas saham PT A pada tanggal 31 Desember 2013.
c. Apabila pada tanggal 31 Desember 2016 kekayaan PT A Rp 5 miliar dan
saldo goodwill Rp 100 juta, berapakah nilai investasi PT I atas saham biasa
PT A pada tanggal tersebut?
LANJUTAN >>
5. PT Induk menguasai 80% saham PT Anak pada tanggal 1 Januari 2015. Pada saat akuisisi terjadi
undervalue nilai wajar persediaan anak sebesar Rp 250 juta, dan overvalue gedung sebesar
Rp 1 miliar di mana gedung itu disusutkan selama 10 tahun. Pada tahun 2015, perusahaan anak
mengumumkan laba sebesar Rp2 miliar. Persediaan perusahaan anak yang terdapat pada
tanggal akuisisi belum terjual. Berapakah pendapatan perusahaan induk yang berasal dari
perusahaan anak pada tahun 2015?
6. PT C membeli 80% saham PT D pada tanggal 1 Juli 2012, dengan harga Rp 3 miliar, dimana
pada tanggal tersebut terdapat selisih investasi dengan total nilai buku PT D sebesar sebesar
Rp 600 juta yang disebabkan oleh goodwill senilai Rp 200 juta dan undervalue bangunan
Rp 400 juta (bangunan disusutkan selama 10 tahun). Pada tanggal 30 Desember, PT D
mengumumkan dividen sebesar Rp 200 juta, dan nilai penurunan goodwill tahun 2012 adalah
Rp 50 juta.
a. Apabila laba PT D pada tahun 2012 adalah Rp 400 juta, berapakah pendapatan investasi tahun
2012?
b. Berapakah nilai investasi tanggal 31 Desember 2012?
c. Apabila kekayaan PT D per 31 Desember 2017 adalah Rp 8 miliar dan saldo goodwill sebesar
Rp 60 juta, berapakah nilai investasi PT C dalam saham PT D per 31 Desember 2017?
d. Pada tanggal 31 Desember 2018, kekayaan PT D sebesar Rp 9 miliar dan nilai goodwill/
seluruhnya telah di impair. Pada tanggal 10 Agustus 2018, PT D menjual bangunan yang
diperhitungkan dalam penentuan nilai investasi tanggal 1 Juli 2012. Hitunglah nilai investasi pada
tanggal 31 Desember 2018?
LANJUTAN >>
7. PT Bunda memiliki 80% saham PT Nanda pada tanggal 1 Juli 2014.
Posisi keuangan PT Nanda pada tanggal tersebut disajikan berikut ini.
Keterangan:
1) Piutang usaha berhasil ditagih selama tahun 2014.
2) Persediaan 90% terjual selama tahun 2014 dan 10% dinyatakan rusak.
3) Bangunan disusutkan selama 10 tahun.
4) Utang pajak dilunasi pada tahun 2014.
Diminta:
a. Berapakah nilai wajar harta yang dimiliki pada tanggal akuisisi?
b. Apabila pada tahun berjalan PT Nanda mengumumkan laba sebesar
Rp 300 juta, hitunglah pendapatan investasi tahun 2014?
c. Apabila transaksi akuisisi menimbulkan diskon pembelian sebesar Rp
30 juta hitunglah pendapatan investasi tahun 2014?
d. Goodwill kombinasi bisnis sebesar Rp 100 juta pada tahun 2014 di-
impair Rp 100 juta.
LANJUTAN >>
AKTIVA NILAI BUKU (000) NILAI WAJAR (000)
Kas 500.000 500.000
Piutang usaha 1.500.000 1.100.000
Persediaan 1.500.000 1.400.000
banguanan 2.000.000 4.000.000
tanah 2.000.000 3.000.000
total aktiva 7.500.000
utang
utang pajak - 100.000
utang usaha 500.000 500.000
utang bank 1.500.000 2.200.000
modal
saham (nominal 1.000) 4.000.000
agio saham 500.000
laba ditahan 1.000.000
total passive/kewajiban 7.500.000
LANJUTAN >>
8 PT A mengakuisisi 80% saham biasa PT B pada tanggal 31 Desember
2012 dengan harga yang sama dengan nilai buku yang diperoleh, di
mana nilai PT B telah menggambarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi.
a. Apabila aset bersih/neto PT B per 31 Desember 2012 adalah Rp 10
miliar, laba PT B periode 2012 adalah Rp 500 juta, dan PT B
mengumumkan dividen sebesar Rp 100 juta pada tanggal 1 Desember
2012, hitunglah pendapatan investasi PT A periode 2012 dan nilai
investasi PT A dalam saham PT B per 31/12/2012.
b. Apabila pada 31/12/2020 nilai kekayaan bersih PT B sebesar Rp 20
miliar, yang meliputi laba periode 2020 sebesar Rp 600 juta, hitunglah
nilai investasi PT A per 31/12/2020.
Diminta:
a. Hitunglah pendapatan investasi PT B tahun 2014.
b. Hitunglah nilai investasi PT B pada 31/12/2014.