Anda di halaman 1dari 6

Nama : Anugrah Juniarti Mh

Nim : 19.62202.054

Prodi : Akuntansi Syariah

Perlakuan Akuntansi untuk Pemecahan Saham

Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,


perseroan terbatas (biasa disebut “perseroan” saja) adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Frase yang akan dibahas secara rinci dalam artikel ini adalah “modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham”. UU PT menyatakan struktur modal perseroan terdiri dari
modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor.

Perseroan bisa mengeluarkan saham secara langsung kepada investor atau secara tidak
langsung melalui bank investasi. Nilai nominal saham biasanya ditetapkan kecil, misalnya
Rp1.000 per saham, sehingga harga pasar saham pada saat dikeluarkan seringkali lebih besar
daripada nilai nominal (menimbulkan agio saham atau premium saham atau premi saham).

Faktor-faktor yang menentukan harga penjualan saham pada saat saham baru diterbitkan
adalah:

 Prospek laba perseroan di masa mendatang.


 Ekspektasi tingkat dividen per saham.
 Posisi keuangan perusahaan pada saat saham diterbitkan.
 Kondisi ekonomi pada saat saham dikeluarkan.
 Kondisi pasar surat berharga pada saat saham dikeluarkan.

Contoh jurnal penerbitan saham

Bagian berikut menjelaskan detail transaksi saham disertai dengan contoh jurnal untuk
mencatatnya.

Modal dasar (otorisasi saham)


Penetapan modal dasar (otorisasi saham) tidak diakui dalam laporan keuangan karena belum
mempengaruhi posisi keuangan perseroan. Meskipun demikian, perseroan biasanya
mengungkapkan jumlah modal dasar perseroan dalam laporan posisi keuangan pada bagian
ekuitas pemegang saham atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Contoh jurnal penjualan saham secara tunai

Saham yang dijual secara tunai diukur dengan jumlah kas yang diterima oleh perusahaan
yang menerbitkan. Sebagai contoh, pada tanggal 1 Januari 2019 PT Ardie Bakrie menjual
10.000 saham biasa, nominal Rp1.000 per saham, harga jual sama dengan nilai nominal. PT
Ardie Bakrie membuat jurnal berikut untuk mencatat penjualan saham tersebut:

kun Kas (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp10.000.000 dan akun Saham Biasa (ekuitas)
dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama.

Jika PT Ardie Bakrie menjual saham tersebut dengan harga Rp5.000 per saham, jurnal
penjualan saham menjadi sebagai berikut:

Selisih lebih jumlah yang disetor dari jumlah nilai nominal dikredit ke akun Agio Saham
Biasa (ekuitas). Agio Saham Biasa disebut juga Tambahan Modal Disetor.

Contoh jurnal penjualan saham tanpa nilai nominal

Di negara tertentu, saham bisa saja tidak memiliki nilai nominal. Sebagai contoh, pada
tanggal 1 Januari 2019 Elizabeth Corp. menerbitkan 5.000 saham biasa tanpa nilai nominal
dengan harga $8 per saham. Nilai yang dinyatakan (stated value) oleh pihak manajemen
adalah $5 per saham. Elizabeth Corp. merekam debit dan kredit berikut untuk mengakui
transaksi tersebut:

Perhatikan, nilai yang dinyatakan menggantikan nilai nominal, digunakan untuk mengukur
akun Saham Biasa. Agio Saham Biasa melaporkan selisih lebih jumlah yang disetor
pemegang saham dari nilai yang dinyatakan.

Bagaimana jika manajemen Elizabeth Corp. tidak menetapkan nilai saham tersebut?

Jika tidak ada nilai yang dinyatakan, akun Saham Biasa dikredit dengan jumlah yang disetor
pemegang saham.

Contoh jurnal pertukaran saham dengan jasa

Perseroan bisa saja menukarkan saham dengan jasa (misalnya jasa hukum atau konsultansi
manajemen) atau aset selain kas (misalnya tanah, bangunan, dan peralatan).

Dalam pertukaran yang bersifat non kas, jumlah rupiah transaksi adalah nilai wajar imbalan
yang diserahkan, atau nilai wajar imbalan yang diterima, mana yang lebih andal
pengukurannya.

Sebagai contoh, Indra Lesmana adalah pengacara yang membantu pendirian PT Dewi Gita.
Indra Lesmana telah menerbitkan faktur tagihan senilai Rp50.000.000 atas jasa hukum yang
diberikan. Indra Lesmana setuju untuk menerima 40.000 saham biasa, nilai nominal Rp1.000
sebagai pembayaran tagihan tersebut. Pada saat pertukaran, nilai pasar wajar saham PT Dewi
Gita tidak tersedia.
PT Dewi Gita membuat ayat jurnal berikut untuk mencatat transaksi pertukaran saham
dengan jasa tersebut:

Perhatikan, nilai transaksi di atas diukur dengan nilai jasa yang diterima karena nilai wajar
saham yang diserahkan tidak tersedia.

Contoh jurnal pertukaran saham dengan barang berwujud

PT Persib adalah perseroan terbuka yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia. Saham yang diterbitkan oleh PT Persib adalah Rp5.000 per saham, sedangkan
nilai pasarnya di bursa adalah Rp8.000 per saham.

Pada tanggal 1 Januari 2019, PT Persib mengeluarkan 100.000 saham untuk memperoleh
bangunan yang saat ini sedang ditawarkan seharga Rp900.000.000.

PT Persib merekam debit dan kredit berikut untuk mencatat transaksi pertukaran saham
dengan bangunan tersebut:

Perhatikan, perusahaan terbuka yang harga pasar sahamnya tersedia menggunakan harga
pasar saham yang diserahkan untuk mengukur transaksi pertukaran saham dengan aset selain
kas.

Contoh jurnal penjualan saham melalui pesanan

Tergantung kontrak antara perusahaan dengan investor, saham yang dijual melalui prosedur
pesanan mungkin baru diserahkan kepada pemesannya (pembelinya) setelah seluruh harga
saham yang dipesan dibayar lunas. Saham yang dipesan dicatat dalam jurnal dengan
mendebit akun Piutang Pesanan Saham (kontra ekuitas) dan mengkredit akun Saham
Dipesan (ekuitas).

Sebagai contoh, pada tanggal 2 Januari 2019 PT Ashanty menerima pesanan saham dari
Anang sebanyak 250.000 lembar, nilai nominal Rp1.000 per saham, kesepakatan harga jual
Rp1.250 per saham. Jurnal yang dibuat oleh PT Ashanty untuk mencatat pemesanan saham
tersebut adalah sebagai berikut:

Akun Piutang Pesanan Saham (kontra ekuitas) didebit (bertambah) Rp312.500.000 dan
akun Saham Dipesan (ekuitas) dikredit (bertambah) Rp312.500.000.

Pada tanggal 1 Februari 2019, Anang membayar uang muka terkait pemesanan saham
tersebut. PT Ashanty mencatat debit dan kredit untuk merefleksikan penerimaan kas tersebut
dalam posisi keuangannya sebagai berikut:

Akun Kas (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp93.750.000 dan akun Piutang Pesanan
Saham (kontra ekuitas) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. Jika PT Ashanty
tidak menyerahkan saham biasa terkait penerimaan uang muka tersebut, akun Saham
Dipesan tidak terpengaruh dengan penerimaan kas itu.

Pada tanggal 1 Maret 2019, Anang membayar sisa kewajibannya kepada PT Ashanty, yaitu
sebesar Rp218.750.000. PT Ashanty menyerahkan 250.000 lembar saham kepada Anang
sehingga Anang resmi menjadi pemegang saham PT Ashanty. Jurnal yang dibuat PT Ashanty
untuk mencerminkan serah-terima tersebut terhadap posisi keuangannya adalah sebagai
berikut:
Dengan jurnal di atas, akun Piutang Pesanan Saham dan Saham Dipesan akan terhapus
dari pembukuan PT Ashanty. Akun Saham Biasa bertambah sebesar jumlah nilai nominal
saham yang diserahkan dan akun Agio Saham Biasa bertambah sebesar selisih lebih jumlah
yang disetor dengan jumlah nilai nominal saham.

Anda mungkin juga menyukai