Anda di halaman 1dari 7

Aktiva Tetap Tidak Berwujud

A. Hakikat Aset Tetap Tidak Berwujud


1. Pengertian dan karakteristik asset tetap tidak berwujud
Aset tetap tidak berwujud ( intangible fixed) adalah asset yang umumnya panjang dan
memberikan manfaat bagi opersasi perusahaan, tetapi tidak mempunyai bentuk fisik.
Dalam perusahaan biasanya kepemilikan asset tidak berwujud ini berupa kontrak,
lisensi, atau dokumen lain. Aset tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan
biasanya memiliki karakteristik tertentu.
Adapun karakteristik dari asset tidak berwujud, sebagi berikut:
a. Didapat/dibeli dari pihak lain atau dikembanglan oleh perusahaan sendiri
b. Memberikan hak-hak istimewa kepada perusahaan
c. Memberikan manfaat dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
d. Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi
2. Jenis-jenis asset tidak berwujud
Berikut ini adalah jenis-jenis asset tetap tidak berwujud yang dimiliki perusahaan
adalah…
a. Goodwill adalah nilai lebih yang dimiliki suatu perusahaan sebagai akibat adanya
nama baik, letak yang strategis, manajer yang baik dan sebagainya
b. Hak paten adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah melalui derokrat
paten kepada perorkangan atau suatu badan untuk memanfaatkan suatu penemuan
tertentu.
c. Hak Cipta adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan untuk
memperbanyak dan menjual barng-barang hasil karya seni atau karya intelektual.
Misalnya lagu, novel, buku dan puisi.
Komponen hak perolehan hak cipta dipengaruhi oleh berbagai macam factor,
seperti halnya hak paten. Harga perolehan hak cipta harus diamotisasi selama hak
cipta tersebut memberikan manfaat dan harus dhapuskan pada saat hak cipta sudah
tidak lagi bermanfaat. Amortisasi hak cipta dilakukan dengan mendebit rekening
biaya dan menkredit rekening hak cipta.
d. Merek Dagang adalah hak tunggal yang diberikan kepada orang atau suatu badan
usaha untuk menggunakan cap, nama, atau lambang usaha.
e. Franchise adalah hak tunggal yang diperoleh suatu perusahaan dari perusahaan
lain untuk mengomersialkan produk, proses, teknik, atau resep tertentu.
B. Harga perolehan dan amortisasi asset tidak berwujud
Setiap akun dalam akuntansi memiliki proses pencatatannya tersendiri. Hal ini dikarenakan
perlakuan untuk setiap aku berbeda. Dimana akun-akun dalam akuntansi dapat menambah
ataupun mengurangi jumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaa. Berdasarkan PSAK 19
paragraf 27 (revisi 2009) biaya perolehan asset tidak berwujud terdiri dar:
1. Harga beli termasuk bea masuk (impor) dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan setelah dikurangi diskon dan rabat.
2. Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan asset tersebut
sehingga siap untuk digunakan.
Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan suatu asset tidak berwujud selama
masa manfaat.
Harga perolehan dan amortisasi dari asset tidak berwujud.
a. Hak paten, dalam undang-undang tentang hak paten, umur kepemilikan hak paten dibatasi
maksimal 17 tahun. Harga perolehan hak paten meliputi biaya pengembangan, biaya uji
coba, biaya hukum, dan biaya pendaftaran hak paten itu sendiri. Untuk menentukan
amortisasi hak paten dilakukan dengan mendebit akun amortisasi paten dan mengkredit
akun paten.
Contoh:
Pada tahun 2018 PT. Sri jaya mengembangkan alat penanam padi dengan biaya
pengembangan alat ini mencapai Rp. 1.000.000.000,-. Biaya uji coba sebesar RP.
100.000.000,-. Dan biaya hukum Rp. 50.000.000,-dan pendaftaran paten mencapai RP.
50.000.000,-. Sedangkan hak paten yang diperoleh selama 10 tahun.
Untuk menghitung harga perolehan hak paten, yaitu…
Biaya Pengembangan Rp. 1.000.000.000,-
Biaya uji coba Rp. 100.000.000,-
Biaya Hukum Rp. 50.000.000,-
Pendaftaran paten Rp. 50.000.000,-
Harga perolehan Rp. 1.200.000.000,-
Jurnal pada saat memperoleh paten
Paten Rp. 1.200.000.000,-
Kas Rp. 1.200.000.000,-
Adapun amortisasi dari paten dihitung, sebagai berikut
Amortisasi hak paten = Harga perolehan : Umur Ekonomis
= Rp. 1.200.000.000 : 10
= Rp. 120.000.000,-
Jurnal amortisasi
31 Desember 2018 Biaya amortisasi Rp. 120.000.000,-
Hak Paten Rp. 120.000.000,-
b. Hak Cipta, umur kepemilikannya dibatasi maksimal 28 tahun dan bisa diperpanjang
selama 28 tahun. Hak cipta dapat digunakan sendiri atau dijual kepada orang lain.
1. Jika hak cipta milik sendiri, maka harga perolehannya meliputi biaya pengerjaan, biaya
peninjauan, biaya perizinan, biaya pendaftaran, dan sebagainya.
2. Jika hak cipta merupakan pembelian, maka harga perolehannya sebesar harga beli hak
cipta itu sendiri.
c. Franchise, merupakan hak yang diperoleh satu (frinchise) untuk menggunakan proses
produksi pihak lain (Franchistor).
Contoh.
Pada tanggal 5 Juni 2018 Pak Deny membeli franchise selama 10 tahun seharga Rp.
300.000.000,-. Selain itu, Pak Deny wajib membayar komisi 0,5% dari omset penjualan.
Pada tahun itu pak Deny membeli bahan senilai Rp. 2.500.000.000,- dan berhasil menjual
Rp. 3.000.000.000,-
Junal pencatatnnya adalah..
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

05/06/2018 Waralaba Rp. 300.000.000 -

Kas - Rp. 300.000.000

31/12/2018 Persediaan bahan Rp. 2.500.000.000 -


Kas - Rp. 2.500.000.000

31/12/2018 Biaya komisi Rp. 15.000.000 -

Kas - Rp. 15.000.000

31/12/2018 Amortisasi waralaba Rp. 30.000.000 -

Waralaba - Rp. 30.000.000

e. Goodwill, merupakan segala atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan
yang melekat pada suatu perusahaan. Dimana semakin banyak hal positif yang dimiliki
perusahaan, maka akan semakin tangguh pula perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
goodwill merupakan asset tidak berwujud yang berbeda dengan asset tidak berwujud
lainnya. Goodwill dihitung sebagai selisih antara harga beli dengan harga pasar asset
bersih yang diperoleh.
Contoh:
PT. Astina membeli PT. Alengka dengan harga Rp. 1.500.000.000,-. Nilai wajar asset PT.
Alengka pada saat transaksi Rp. 2.400.000.000,- dan nilai seluruh utangnya Rp.
1.000.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka nilai Goodwill dapat dihitung sebagai
berikut:
Harga beli PT. Alengka Rp. 1.500.000.000,-
Nilai wajar asset netto Rp. 2.400.000.000
Nilai Utang Rp. 1.000.000.000
Total Modal PT. Alengka Rp. 1.400.000.000,-
Nilai Goodwill Rp. 100.000.000,-

Transaksi tersebut dicatat dalam jurnal sebagai berikut:


Macam-macam aktiva Rp. 2.400.000.000,-
Goodwill Rp. 100.000.000,-
Macam-macam utang Rp. 1.000.000.000,-
Kas Rp. 1.500.000.000,-
Goodwill diamortisasi selama umur ekonomisnya
Misalnya diamortisasikan selama 20 tahun, maka nilai amortisasi goodwill setiap tahun
adalah..
= Rp. 100.000.000 : 20 = Rp. 5.000.000.
Jurnal penyesuaiannya setiap akhir periode adalah..
Biaya amortisasi goodwill Rp. 5.000.000,-
Goodwill Rp. 5.000.000,-

DEPLESI SUMBER DAYA ALAM

Umumnya karakteristik sumber daya alam terbagi menjadi dua, yakni sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak bumi, gas dan mineral. sumber daya alam yang
dapat diperbarui atau aset biologis seperti tumbuhan hasil perkebunan dan peternakan misalnya
peternakan susu sapi.

1. PENGERTIAN DEPLESI
Deplesi adalah berkurangmya harga perolehan (cost) yang disebabkan oleh
pengelolaan sumber daya alam menjadi persediaan, seperti penurunan nilai sumber daya alam
pada tambang dan hutan kayu. Dengan arti lain, deplesi adalah penyusutan yang terjadi pada
benda yng bersifat alami dan tidak dapat diperbarui.

2. KARAKTERISTIK DEPLESI
Tidak semua perusahaan memiliki aset yang dapat diperbaharui pada saat nilai
ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan memiliki aset tetap yang tidak dapat diperbarui atau
diganti pada saat nilai ekonomisnya sampai pada titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu
Sumber daya alam (natural resource).Sumber daya alam merupakan aktiva tetap yang sering
kali disebut dengan aktiva yang dapat habis. Yang termasuk ke dalam aktiva ini adalah
minyak, mineral, kayu hutan, bijih besi, dan sumber daya alam lainnya. Aktiva ini
dikarakteristikan dengan dua fitur utama :
a) Pengambilan (penggunaan) sepenuhnya aktiva tersebut
b) Penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.
Tidak seperti pabrik dan peralatan, sumber daya alam dikonsumsikan secara fisik
selama periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya. Namun
masalah akuntansi yang berhubungan dengan sumber daya alam serupa dengan yang dihadapi
oleh aktiva tetap.
3. KOS ASET SUMBER DAYA ALAM
Terdapat 2 kelompok aset sumber daya alam yaitu: a) aset biologik (misalnya lahan
kayu); dan b) sumber daya mineral, minyak, dan gas. Kos aset sumber daya alam dibentuk
oleh tiga komponen sebagai berikut:
1. Kos Sebelum Eksplorasi, yaitu kos yang terjadi sebelum hak legal untuk
mengeksploasi wilayah tertentu dilakukan.
2. Kos Eksplorasi, yaitu kos yang berhubungan dengan pemerolehan hak melakukan
eksplorasi, studi topografis, geologis, geokemis, geofisis, penyampelan, dan evaluasi
kelayakan teknis.
3. Kos Pengembangan, yaitu kos peralatan berwujud dan kos pengembangan tak
berwujud.

4. METODE PERHITUNGAN DEPLESI


Dalam perhitungan deplesi, setidaknya perhatikan aspek-aspek berikut ini :
a. Harga perolehan aktiva
Jika sumber daya alam, harga perolehannya adalah pengeluaran dimulai sejak
mendapatkan izin sampai sumber daya alam itu diambil hasilnya. Jika pengeluaran itu
terlalu kecil, maka dilakukan penilaian atas sumber daya alam tersbut.
b. Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi
c. Taksran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi
5. CONTOH STUDY KASUS
PT. Payung Buana adalah sebuah perusahaan penambangan pasir yang berlokasi di Cirebon,
Jawa Barat. Pada awal tahun 2013, perusahaan itu membeli sebidang tanah yang akan
dijadikan lokasi penambangan pasir seharga Rp. 200.000.000. tanah seluas 50.000 m2 tersebut
diperkirakan mengandung pasir sebanyak 100.000 m3 pasir. Diperkirakan setelah seluruh
pasir berhasil digali, tanah sisa pertambangan tersebut akan dapat dijual seharga Rp.
50.000.000. Selama tahun 2013, perusahaan berhasil menggali pasir dari tanah pertambangan
tersebut sebanyak 20.000 m3. Bagaimanakah jurnal yang berhubungan dengan aktivitas
pembelian dan pemanfaatan tanah pertambangan serta berapakah beban deplesi dari tanah
pertambangan tersebut ?
Jawab :
Pada awal tahun 2013, saat perusahaan membayar transaksi pembelian tanah pertambangan
secara tunai, jurnal yang perlu dibuat adalah :
Tanah Pertambangan 200.000.000
Kas 200.000.000

Pada awal tahun itu juga, perusahaan dapat menghitung beban deplesi untuk tanah
pertambangan tersebut sebesar :
Diketahui : Harga Perolehan = Rp. 200.000.000
Nilai Sisa = Rp. 50.000.000
Estima Jumlah Unit = 100.000 m3

Deplesi = 200.000.000 – 50.000.000


100.000
= Rp. 1.500/m3

Jika pada tahun 2013 PT Payung Buana Berhasil menggali pasir sebanyak 20.000 m 3, maka
beban deplesi perusahaan untuk tahun 2013 adalah :
Rp. 1.500 x 20.000 m3 = Rp. 30.000.000

Jurnal untuk pencatatan deplesi perusahaan adalah :


Keterangan Debet Kredit
Sediaan pasir Rp. 30.000.000,00
Deplesi Akumulasian Rp. 30.000.000,00

Penyajian dalam Neraca :

AKTIVA TAK LANCAR


Tanah Petambangan 200.000.000
Dikurangi Akumulasi Deplesi 30.000.000
170.000.000

Anda mungkin juga menyukai