e. Goodwill, merupakan segala atribut yang memberi nilai atau citra yang menguntungkan
yang melekat pada suatu perusahaan. Dimana semakin banyak hal positif yang dimiliki
perusahaan, maka akan semakin tangguh pula perusahaan tersebut. Oleh karena itu,
goodwill merupakan asset tidak berwujud yang berbeda dengan asset tidak berwujud
lainnya. Goodwill dihitung sebagai selisih antara harga beli dengan harga pasar asset
bersih yang diperoleh.
Contoh:
PT. Astina membeli PT. Alengka dengan harga Rp. 1.500.000.000,-. Nilai wajar asset PT.
Alengka pada saat transaksi Rp. 2.400.000.000,- dan nilai seluruh utangnya Rp.
1.000.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, maka nilai Goodwill dapat dihitung sebagai
berikut:
Harga beli PT. Alengka Rp. 1.500.000.000,-
Nilai wajar asset netto Rp. 2.400.000.000
Nilai Utang Rp. 1.000.000.000
Total Modal PT. Alengka Rp. 1.400.000.000,-
Nilai Goodwill Rp. 100.000.000,-
Umumnya karakteristik sumber daya alam terbagi menjadi dua, yakni sumber daya
alam yang tidak dapat diperbarui seperti minyak bumi, gas dan mineral. sumber daya alam yang
dapat diperbarui atau aset biologis seperti tumbuhan hasil perkebunan dan peternakan misalnya
peternakan susu sapi.
1. PENGERTIAN DEPLESI
Deplesi adalah berkurangmya harga perolehan (cost) yang disebabkan oleh
pengelolaan sumber daya alam menjadi persediaan, seperti penurunan nilai sumber daya alam
pada tambang dan hutan kayu. Dengan arti lain, deplesi adalah penyusutan yang terjadi pada
benda yng bersifat alami dan tidak dapat diperbarui.
2. KARAKTERISTIK DEPLESI
Tidak semua perusahaan memiliki aset yang dapat diperbaharui pada saat nilai
ekonomisnya habis. Beberapa perusahaan memiliki aset tetap yang tidak dapat diperbarui atau
diganti pada saat nilai ekonomisnya sampai pada titik yang terendah. Aset tetap tersebut yaitu
Sumber daya alam (natural resource).Sumber daya alam merupakan aktiva tetap yang sering
kali disebut dengan aktiva yang dapat habis. Yang termasuk ke dalam aktiva ini adalah
minyak, mineral, kayu hutan, bijih besi, dan sumber daya alam lainnya. Aktiva ini
dikarakteristikan dengan dua fitur utama :
a) Pengambilan (penggunaan) sepenuhnya aktiva tersebut
b) Penggantian aktiva ini hanya dapat dilakukan oleh tindakan alam.
Tidak seperti pabrik dan peralatan, sumber daya alam dikonsumsikan secara fisik
selama periode penggunaan dan tidak mempertahankan karakteristik fisiknya. Namun
masalah akuntansi yang berhubungan dengan sumber daya alam serupa dengan yang dihadapi
oleh aktiva tetap.
3. KOS ASET SUMBER DAYA ALAM
Terdapat 2 kelompok aset sumber daya alam yaitu: a) aset biologik (misalnya lahan
kayu); dan b) sumber daya mineral, minyak, dan gas. Kos aset sumber daya alam dibentuk
oleh tiga komponen sebagai berikut:
1. Kos Sebelum Eksplorasi, yaitu kos yang terjadi sebelum hak legal untuk
mengeksploasi wilayah tertentu dilakukan.
2. Kos Eksplorasi, yaitu kos yang berhubungan dengan pemerolehan hak melakukan
eksplorasi, studi topografis, geologis, geokemis, geofisis, penyampelan, dan evaluasi
kelayakan teknis.
3. Kos Pengembangan, yaitu kos peralatan berwujud dan kos pengembangan tak
berwujud.
Pada awal tahun itu juga, perusahaan dapat menghitung beban deplesi untuk tanah
pertambangan tersebut sebesar :
Diketahui : Harga Perolehan = Rp. 200.000.000
Nilai Sisa = Rp. 50.000.000
Estima Jumlah Unit = 100.000 m3
Jika pada tahun 2013 PT Payung Buana Berhasil menggali pasir sebanyak 20.000 m 3, maka
beban deplesi perusahaan untuk tahun 2013 adalah :
Rp. 1.500 x 20.000 m3 = Rp. 30.000.000