Anda di halaman 1dari 2

1.1.a.4. Eksplorasi Konsep - Modul 1.

1. Apa bagian yang paling menarik bagi saya? Mengapa?


2. Apa tujuan pendidikan yang dapat dilihat dari video ini pada zaman Kolonial?
3. Apa persamaan dan perbedaan antara proses pembelajaran pada zaman
Kolonial dengan proses pembelajaran saat ini?

Selamat pagi Bapak Nur Kholis dan rekan CGP. Perkenankan saya menjawab refleksi
diri terhadap perjalanan Pendidikan Indonesia sebelum Kemerdekaan. Bagian yang
menarik bagi saya dalam video tersebut adalah saat Bupati mendirikan sekolah untuk
calon pegawai pada 1854 karena menjadi cikal bakal gerakan pendidikan RA Kartini
dilanjutkan Tamansiswa sebagai gerbang kemerdekaan dan kebebasan tanpa ada
tekanan dari Belanda dan sesuai dengan kebudayaan bangsa.
Tujuan pendidikan pada zaman kolonial sudah pasti untuk memperkaya koloni. Koloni
membutuhkan pekerja yang bisa bekerja di perusahaannya dan dengan biaya murah,
itulah alasan pekerja tersebut disekolahkan.
Persamaan proses pembelajaran pada zaman kolonial dengan saat ini adalah sama-
sama belajar membaca, menulis dan menghitung. Namun, pelajaran zaman kolonial
hanya cukup untuk pengetahuan dasar berfokus pada pekerjaan di perusahaan Belanda
bukan untuk kemerdekaan dan kebebasan yang sesuai dengan kebudayaan bangsa
seperti saat ini yang tercantum pada kurikulum merdeka. Pendidikan saat ini
memfokuskan untuk menjadi manusia yang utuh sesuai dengan budaya Indonesia yaitu
Pancasila.
Youtube:
Bupati mendirikan kadipaten untuk mendidik calon-calon pegawai
Sekolah bumiputera yang memiliki 3 kelas. Pelajarannya membaca menulis dan
menghitung seperlunya. Hanya mendidik pembantu dalam mendukung usaha dagang
koloni
Belanda memberi kelonggaran dokter munir belanda mendapat pendidikan dan
pengajaran, namun tahukah anda mengapa?
Tamansiswa lahir sebagai gerbang kemerdekaan dan kebebasan kebudayaan bangsa.
Tamansiswa ada untuk jiwa rakyat agar merdeka dan bebas. Lalu apakah kita sudah
merdeka?

Mananggapi bu Nafiah: Benar sekali bu Nafiah, calistung namun sangat basic asalkan cukup
membantu pekerjaan perusahaan itu sudah. Padahal untuk anak Belanda bisa sampai perguruan
tinggi. Padahal pajak yang mereka dapatkan sebagian besar berasal dari pribumi. Jadi semacam
ayem-ayem diberi pendidikan tetapi aslinya hanya untuk memperkaya koloni.

Menanggapi pak yubed : Sepertinya pergeseran yang pak Yubaidi sebutkan adalah setelah
kemerdekaan ya pak? Untuk setelah kemerdekaan memang banyak pergerseran karena murid era
45-80an itu masih ada tipikal pengajaran Belanda yang saat itu sekolah ditujukan untuk lulus agar
jadi pegawai. Nah era 2000-an ini semakin terlihat anak itu ingin belajar bebas ditambah dengan
perkembangan IT Revolusi Industri 4.0 yang membuat begitu banyak pekerjaan yang tidak ada di
era-era lalu (lebih fleksibel, tidak terikat waktu). Namun ironinya adalah anak saat ini yang merasa
sekolah untuk formalitas pasti ada sebabnya bisa jadi pembentukan bud pekerti dari keluarga juga
kurang ditambah dengan lingkungan pertemanan yang inginnya instan. Memang mengubah
mindset anak era sekarang membutuhkan effort besar.

Anda mungkin juga menyukai