6
BELANJA DAN BEBAN
SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini diharapkan Anda mampu untuk:
1. Mengidentifikasi belanja dan beban.
2. Mengidentifikasi belanja operasi.
3. Mengidentifikasi belanja modal.
4. Mengidentifikasi belanja pengakuan belanja
5. Mengidentifikasi pengakuan belanja.
6. Mengidentifikasi pengadaan barang dan jasa.
7. Mengidentifikasi pengukuran belanja.
8. Menjelaskan jenis belanja dan beban SKPD.
9. Mengidentifikasi jurnal yang diperlukan SKPD.
10. Menjelaskan transaksi belanja dan beban yang menjadi kewenangan PPKD.
11. Menjelaskan belanja dan beban PPKD.
12. Mengidentifikasi jurnal yang diperlukan PPKD.
Definisi Belanja dan Beban
Belanja danAkuntansi
Praktikum Beban
Pemerintah
Beban Operasi
Belanja Modal
Pengakuan Belanja
Pengakuan Beban
Pengakuan Belanja dan
Beban
Pengadaan Barang dan
Jasa
Pengukuran Belanja
BELANJA DAN
Jenis Belanja dan Beban
BEBAN SATUAN
Akuntansi Belanja dan SKPD
KERJA PERANGKAT
DAERAH Beban SKPD
Jurnal yang diperlukan
Praktikum SKPD
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-01-17 Kas di Bendahara pengeluaran Rp. 50.000.000
R/K PPKD Rp. 50.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-01-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
08-01-17 Kas di Bendahara pengeluaran Rp. 46.000.000
R/K PPKD Rp. 46.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-01-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Apabila pertanggungjawaban penggunaan uang persediaan sudah
mendekati akhir periode dan tidak membutuhkan lagi penggantian uang
persediaan, maka Bendahara Pengeluaran akan menerima Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D) nihil. Atas Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) nihil
ini tidak perlu dilakukan pencatatan karena tidak ada penerimaan uang. Dengan
demikian dalam Laporan Neraca akhir periode SKPD X akan muncul akun Kas di
Bendahara Pengeluaran sebesar Rp. 4.000.000,00.
b. Transaksi dan Jurnal Belanja dan Beban yang didahului Adanya Tagihan
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
17-01-17 Utang Belanja Barang dan Jasa Rp. 3.000.000
Kas Bendahara Pgluaran Rp. 3.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
17-01-17 Belanja Jasa Kantor LRA Rp. 2.500.000
Belanja Sewa Perlengkapan Rp. 500.000
Kantor LRA
Perubahan SAL Rp. 3.000.000
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
25-01-17 Beban Jasa Kantor Rp. 2.500.000
Beban Sewa Perlengkapan Rp. 500.000
Kantor LRA
Kas di Bendahara pglrn Rp. 3.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
25-01-17 Belanja Jasa Kantor LRA Rp. 2.500.000
Beban Sewa Prlgkpn Kantor Rp. 500.000
LRA
Perubahan SAL Rp. 3.000.000
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
09-02-17 Pendekatan Beban: Rp. 3.000.000
Pers. Bahan Pakai Habis
Beban Bahan Pakai Hbs Rp. 3.000.000
Pendekatan Aset Rp. 12.000.000
Beban Bahan Pakai Habis
Pers. Bahan Pakai Hbs Rp. 12.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-01-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
15-02-17 Beban Hibah Rp. 14.000.000
Beban Bantuan Sosial Rp. 16.000.000
R/K PPKD Rp. 30.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
15-02-17 Beban Hibah Rp. 14.000.000
Beban Bantuan Sosial Rp. 16.000.000
Perubahan SAL Rp. 30.000.000
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04-03-2017 Pendekatan Beban Rp. 7.000.000
Pers. Barang yg akan dibrkn
Beban Hibah Rp. 4.000.000
Beban Bantuan Sosial Rp. 3.000.000
PendekatanAset Rp. 10.000.000
Beban Hibah
Beban Bantuan Sosial Rp. 13.000.000
Pers. Brg yg ak dibrkm Rp 23.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04-03-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
f. Transaksi dan Jurnal Belanja Modal
1) Belanja Modal merupakan pengeluaran untuk pengadaan aset tetap.
2) Pembayaran belanja modal biasanya dilakukan melalui mekanisme
pembayaran SP2D LS sehingga tidak melalui Kas di Bendahara
Pengeluaran SKPD.
3) Pemotongan PPN sebesae 10% dan PPh Pasal 22 sebesar 0,5% dilakukan
di pembukuannya PPKD.
Contoh Kasus 15 :
Tanggal Transaksi
17-03-2017 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp. 5.000.000,00 untuk uang
persediaan SKPD X
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
17-03-2017 RK SKPD X Rp. 5.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 5.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
17-03-17 Tidak ada pencatatan
karena transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Contoh Kasus 16 :
Tanggal Transaksi
22-03-2017 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp. 4.000.000,00 untuk
pengganti uang persediaan SKPD X
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
22-03-2017 RK SKPD X Rp. 4.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 4.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
22-03-2017 Tidak ada pencatatan
karena transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Contoh Kasus 17 :
Tanggal Transaksi
26-03-2017 Diterbitkan SP2D LS sebesar Rp. 89.000.000,00 untuk
belanja pegawai SKPD X dan dipotong PPh Pasal 21
sebesar 5%
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
26-03-17 R/K SKPD X Rp. 89.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 89.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 4.450.000
Utang PPh Pusat Rp 4.450.000
Contoh Kasus 18 :
Tanggal Transaksi
30-03-2017 Diterbitkan SP2D LS untuk belanja hibah sebesar Rp.
1.400.000,00 dan bantuan sosial sebesar Rp. 1.600.000,00
untuk belanja pegawai SKPD X.
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
30-03-17 R/K SKPD X Rp. 3.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 3.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
30-03-17 Tidak ada pencatatan
karena transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Contoh Kasus 19 :
Tanggal Transaksi
02-04-17 Diterbitkan beberapa SP2D LS untuk kepentingan SKPD X
dengan rincian:
- Pengadaan traktor Rp. 200.000.000,00
- Pengadaan Mobil Dinas Rp. 120.000.000,00
- Pengadaan Komputer Rp. 40.000.000,00
- Pengadaan Peralatan Kmnks Rp. 20.000.000,00
Harga belum termasuk PPN 10% dan PPh Pasal 22 sebesar
0,5% yang dipotong oleh BUD
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-04-17 R/K SKPD X Rp. 380.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 380.000.000
Kas di Kas Daerah Rp. 39.900.000
Utang PPN Pusat Rp. 1.900.000
Utang PPh Pusat Rp. 38.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-04-17 Tidak ada pencatatan
karena transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Contoh Kasus 20 :
Tanggal Transaksi
06-04-17 PPN dan PPh Pasal 22 yang dipotong oleh BUD merupakan
hak Pemerintah Pusat sehingga BUD harus menyetorkan ke
Pusat. Jurnal saat penyerahan PPN dan PPh Pasal 22 ke kas
negara adalah
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-04-17 Utang PPh Pusat Rp. 1.900.000
Utang PPN Pusat Rp. 38.00.0.000
Kas di Kas Daerah Rp. 39.900.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
02-04-17 Tidak ada pencatatan
karena transaksi tsb tidak
menyebabkan kas
pemerintah berubah
Contoh Kasus 22 :
Tanggal Transaksi
14-04-17 Pada saat utang bunga dibayar, Jurnal yang dibuat :
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
14-04-17 Utang Jangka Panjang Rp. 4.500.000
Kas di Daerah Rp. 4.500.000
Contoh Kasus 23 :
Tanggal Transaksi
21-04-17 Pemerintah memberikan subsidi kepada BUMD sebesar Rp.
1.750.000,00. Jurnal yang dibuat :
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
21-04-17 B. Subs. Kpd BUMD Rp. 1.750.000
Kas di Kas Daerah Rp. 1.750.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
21-04-17 B. Subs. Kpd BUMD Rp. 1.750.000
Perubahan SAL Rp. 1.750.000
Contoh Kasus 24 :
Tanggal Transaksi
28-04-17 Pemerintah memberikan hibah sebesar Rp. 2.400.000,00 kepada
kelompok masyarakat dan bantuan tunai Rp. 2.600.000,00
kepada organisasi sosial kemasyarakatan.
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
28-04-17 B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 2.400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Kas di Daerah Rp. 5.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
28-04-17 B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 2.400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Perubahan SAL Rp. 5.000.000
Contoh Kasus 25 :
Tanggal Transaksi
01-05-17 Pemerintah memberikan hibah sebesar Rp. 2.400.000,00 kepada
kelompok masyarakat dan bantuan tunai sebesar Rp.
2.600.000,00 kepada organisasi sosial kemasyarakatan. Jurnal
yang dibuat :
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01-05-17 B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 2.400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Kas di Daerah Rp. 5.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
01-05-17 B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 2.400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Perubahan SAL Rp. 5.000.000
Contoh Kasus 26 :
Tanggal Transaksi
04-05-17 Seandainya hibah dan bantuan sosial tersebut berupa barang,
maka ada dua pilihan pendekatan, yaitu pendeketan beban dan
pendekatan aset. Jurnal yang dibuat :
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
04-05-17 Pendekatan Beban Rp. 2.400.000
Beban Hibah kpd masy.
Beban Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Utang Belanja Lain lain Rp. 5.000.000
Pendekatan Aset Rp. 5.000.000
Pers. Brg diberikan pihak
ketiga
Utang Belanja Lain lain Rp. 5.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
10-04-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas pemerintah
berubah
Contoh Kasus 27 :
Tanggal Transaksi
09-05-17 Pada saat utang belanja lain-lain dibayar, maka Jurnal yang dibuat:
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
09-05-17 Utang belanja lain-lain Rp. 5.000.0000
Kas di Kas Daerah Rp. 5.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
09-05-17 B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 2.400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.600.000
Perubahan SAL Rp. 5.000.000
Contoh Kasus 28 :
Tanggal Transaksi
11-05-17 Pada saat dilakukan penyerahan barang kepada pihak ketiga,
masing-masing senilai Rp. 2.000.000,00 dan Rp. 2.500.000,00.
Jurnal yang dibuat:
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
11-05-17 Pendekatan Beban Persed. Rp. 500.000
Brg Diberikan Pihak ketiga
B. Hibah kpd Masyarakat Rp. 400.000
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 100.000
Pendekatan Aset Rp. 2.000.000
Beban Hibah kpd Masy.
B. Bansos kpd Orsosmas Rp. 2.500.000
Pers. Brg Diberikan Pihak Rp. 4.500.000
ketiga
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
10-04-17 Tidak ada pencatatan karena
transaksi tsb tidak
menyebabkan kas pemerintah
berubah
Contoh Kasus 29 :
Tanggal Transaksi
16-05-17 Pemerintah memeberikan transfer:
- Bagi hasil pajak daerah kpd Rp. 4.000.000,00
Pem. Kota
- Bantuan Keu. Ke Desa Rp. 1.500.000,00
- Bantuan kpd parpol Rp. 1.200.000,00
- Dana otonomi khusus Rp. 1.000.000,00
Jurnal Finansial
Tanggal Keterangan Debit Kredit
16-05-17 Beban Trans. Bg Hsl Pjk kpd Rp. 4.000.000
Pemkot
Beban Trans. Bantuan Rp. 1.500.000
Keuang. Desa
Beban Trans. Bantuan ke Rp. 1.200.000
parpol
Belanja Trans. Dana Otonomi Rp. 1.000.000
Khusus
Kas di Daerah Rp. 7.700.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran
Tanggal Keterangan Debit Kredit
16-05-17 Beban Trans. Bg Hsl Pjk kpd Rp. 4.000.000
Pemkot
Beban Trans. Bantuan Rp. 1.500.000
Keuang. Desa
Beban Trans. Bantuan ke Rp. 1.200.000
parpol
Belanja Trans. Dana Otonomi Rp. 1.000.000
Khusus
Perubahan SAL Rp. 7.700.000
PRAKTIKUM
SKPD DINAS PERHUBUNGAN
1. Neraca Awal
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan
pada satu tanggal tertentu. Neraca awal SKPD Dinas Perhubungan adalah
neraca yang menggambarkan asset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal 1
Januari 2017, Neraca tersebut sudah menggambarkan neraca yang sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan yaitu akuntansi pemerintahan berbasis
akrual.
SKPD Dinas Perhubungan
NERACA
Per 1 Januari 2017
Piutang Retribusi 60.000.000 Kewajiban 0
Pers. Bahan Pakai Habis 90.000.000
Tanah untuk Bangunan 2.550.000.000
Gedung
Alat Angkutan Darat 1.350.000.000
Bermotor
Alat Kantor 300.000.000 Ekuitas 8.220.000.000
Alat Rumah Tangga 150.000.000
Komputer 600.000.000
Akm. Penyusutan (480.000.000)
Peralatan
Bangunan Gedung 3.000.000.000
Tempat kerja
Akm. Penyusutan (300.000.000)
Bangunan Gedung
Konstruksi dlm 900.000.000
Pengerjaan
Jumlah Aktiva 8.220.000.000 Jumlah Passiva 8.220.000.000
2. Transaksi Operasi
Transaksi yang terjadi selama tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Tanggal Transaksi
3 Maret Bendahara penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menerima kas
2017 untuk pembayaran piutang retribusi pengendalian lalu lintas yang
di tetapkan pada tahun 2017 sebesar Rp 45.000.000,00
10 Maret Bendahara pengeluaran SKPD Dinas Perhubungan menerima
2017 SP22D UP dari BUD sebesar Rp 60.000.000,00 sebagai uang
persediaan yang akan di gunakan untuk pengeluaran sehari hari
SKPD Dinas Perhubungan
26 Mret Bendahara pengeluaran SKPD dinas perhubungan menggunakan
2017 uang persediaan untuk pembelian alat tulis kantor sebesar Rp
45.000.000,00
1 April Dilakukan pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dan
2017 tunjangan keluarga dengan SP2D LS sebesar Rp 6.600.000.000,00
yang di terima dari BUD atas pembayaran tersebut, BUD
memotong PPh pasal 21 atas gaji sebesar 5%
Bendahara pengeluaran SKPD Dinas Perhubunguan menggunakan
uang persediaan untuk alat tulis kantor sebesar Rp 45.000.000,00
15 April Bendahara pengeluaran SKPD Dinas perhubungan
2017 mempertanggungjawabkan uang persediaan yang di gunakan
sebesar Rp 45.000.000,00. Pada saat yang bersamaan bendahara
pengeluaran SKPD Dinas Perhubungan menerima SP2D GU dari
BUD sebagai pengganti uang persediaan yang telah d gunakan
sebesar Rp 45.000.000,00
5 Mei Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menyetor kas
2017 sebesar Rp 45.000.000,00 ke Kas Daerah yang berasal dar
penerimaan retribusi pengendalian lalu lintas sebelumnya
22 Mei Bendahara Penerimaan SKPD Dinas perhubungan menerima kas
2017 untuk pembayaran retribusi terminal sebesar Rp 120.000.000,00
dari pemakai terminal
5 Juni Bendahara Penrimaan SKPD Dinas Perhubungan menyetor kas
2017 sebesar Rp 120.000.000,00 ke Kas Daerah yang berasal dari
penerimaan retribusi terminal sebelumnya
15 Juni Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menerima kas
2017 untuk pembayaran retribusi pengujian kendaraan bermotor sebesar
Rp 90.000.000,00
21 Juni Bendahara penerimaan SKPD Dinas perhubungan menyetor kas
2017 sebesar Rp 90.000.000,00 ke Kas Daerah yang berasal dari
penerimaan retirbusi pengujian kendaraan bermotor.
Di buat Surat Ketetapan Retribusi Daerah untuk retribusi ijin
trayek sebesar Rp 150.000.000,00
30 Juni Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menerima kas
2017 untuk pembayaran retribusi ijin trayek sebesar Rp 105.000.000,00
yang sudah di tetapkan sebelumnya
15 Juli Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menyetor kas
2017 sebesar Rp 105.000.000,00 ke Kas Daerah yang berasal dari
penerimaan retribusi ijin trayek
20 Juli Di buat Surat Ketetapan Retribusi Daerah untuk retribusi
2017 pemakaian kekayaan daerah berupa sewa ruangan sebesar Rp
75.000.000,00
5 Agustus Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungsn menerima kas
2017 untuk pembayaran retribusi pemakaian kekayaan daerah berupa
sewa ruangan sebesar Rp 60.000.000,00 yang sudah di tetapkan
sebelumnya
18 Dilakukan pengeluaran untuk pembangunan ruang kantor baru
Agustus dengan SP2D LS yang diterima dari BUD sebesar Rp
2017 750.000.000,00. Jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD
memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebsar 0,5%
5 Dilakukan pengeluaran untuk pembeliaan komputer baru dengan
september SP2D LS yang diterima dari BUD sebesar Rp 330.000.000,00.
2017 Jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN
sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebsar 0,5%.
13 Dilakukan pengeluaran untuk pembelian kendaraan operasional
September angkutan barang dengan SP2D LS yang diterima dari BUD
2017 sebesar Rp1.050.000.000,00. Jumlah tersebut sudah termasuk PPN
10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar
0,5%.
26 Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menyetor kas
September sebesar Rp 50.000.000 ke Kas Daerah yang berasal dari
2017 penerimaan retribusi pemakaian kekayaan daerah
5 Oktober Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan Menerima kas
2017 untuk pembayaran uang muka pembayaran retribusi tempat khusus
parkir sebesar Rp 135.000.000,00
20 Bendahara Penerimaan SKPD Dinas Perhubungan menyetor kas
Oktober sebesar Rp 135.000.000,00 ke Kas Daerah yang berasal dari
2017 penerimaan retrubusi tempat khusus parkir.
28 Bendahara pengeluaran SKPD Dinas Perhubungan menggunakan
Oktober uang untuk keperluan konsumsi rapat sebesar Rp 15.000.000,00
2017
5 Bendahara Pengeluaran SKPD Dinas Perhubungan menggunakan
November uang persediaan untuk pembayaran perjalanan dinas pegawai
2017 sebesar Rp 36.000.000,00
15 Pihak ketiga melakukan pembayaran retribusi parkir tepi jalan
November umum sebesar Rp 112.500.000,00 yang langsung di setor ke Kas
2017 Daerah.
29 Di keluarkan dana pembangunan termin terakhir konstruksi dalam
November pengerjaan sebesar Rp 600.000.000,00 dengan SP2D LS. Jumlah
2017 tersebut sudah termasuk PPN 10%.BUD memotong PPN sebesar
10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%
5 Bangunan terminal sudah selesai di kerjakan dan dilakukan serah
Desember terima.
2017
3. Data Penyesuaian Akhir Periode
Jurnal penyesuaian merupakan jurnal untuk mencatat tramsaksi-transaksi yang
pada akhir periode dibuat agar informasi yang dilaporkan dalam laporan
keuangan lengkap dan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Jurnal
Penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan konsidi yang ada pada
neraca saldo.
Data penyesuaian akhir periode dari SKPD Dinas Perhubungan adalah sbb:
1. Persediaan Bahan Pakai Habis yang masih tersisa sebesar Rp.
97.500.000,00
2. Piutang Retribusi yang diperkirakan tidak dapat tertagih sebesar Rp.
4.500.000,00
3. Penyusutan pada periode 2017 adalah:
a. Penyusutan Alat Angkut Darat Bermotor sebesar Rp. 240.000.000,00
b. Penyusutan Alat Kantor sebesar Rp. 30.000.000,00
c. Penyusutan Alat Rumah Tangga sebesar Rp. 15.000.000,00
d. Penyusutan Komputer sebesar Rp. 93.000.000,00
e. Penyusutan Bangunan Gedung Tempat Kerja sebesar Rp.
262.500.000,00
1. JURNAL TRANSAKSI
A. Jurnal Finansial
JURNAL FINANSIAL
Tgl Akun/Deskripsi Debit Kredit
03 Mar Kas di Bendahara Penerimaan 45.000.000
Piutang Retribusi 45.000.0000
(penerimaan retribusi daerah)
Komputer 13105
Tgl Uraian Ref Debit Kredit Saldo D/K
01-Jan Saldo Awal 600.000.000 D
05-Sep Pengadaan 330.000.000 930.000.000 D
Komp. Baru
Ekuitas 31101
Tgl Uraian Ref Debit Kredit Saldo D/K
01-Jan Saldo Awal 8.220.000.000 8.220.000.000 K
Perubahan SAL 31102
Tgl Uraian Ref Debit Kredit Saldo D/K
3- Perubahan Ret.Daerah 45.000.000 45.000.0000 D
Mar
26- Pembelian Alat 45.000.000 - D
Mar Tulis Kantor
01- Pembayaran 660.000.000 660.000.000 K
Apr Gaji da
Tunjangan
22- Penerimaan Ret. 120.000.000 540.000.000 K
Mei Daerah
15- Penerimaan Ret. 90.000.000 450.000.000 K
Jun Daerah
30- Penerimaan Ret. 105.000.000 345.000.000 K
Jun Daerah
05- Penerimaan 60.000.000 285.000.0000 K
Ags Sewa Ruangan
18- Pembangunan 750.000.000 1.035.000.000 K
Ags ruang kantor
baru
05- Pembelian 330.000.000 1.365.000.000 K
Sep Komputer
13- Pengad. Alat 1.050.000.000 2.415.000.000 K
Sep Angkutan Baru
05- Penerimaan Ret. 135.000.000 2.280.000.000 K
Okt Daerah
28- Belanja Konsms 15.000.000 2.295.000.000 K
Okt
05- Perjalanan Dinas 36.000.000 2.331.000.000 K
Nov
15- Penerimaan Ret. 112.500.000 2.218.000.000 K
Nov Daerah
29- Pembyrn. 600.000.000 2.818.000.000 K
Nov Terrmin terakhir
RK PPPKD 31301
Tgl Uraian Ref Debit Kredit Saldo D/K
10- Penerbitan SP2D 60.000.000 60.000.000 K
Mar UP
01- Pembayaran Gaji 660.000.000 720.000.000 K
Apr dan Tunjgn
15- Penerbitan SP2D 45.000.000 765.000.000 K
Apr GU
05- Setoran ke Kas 45.000.000 K
Mei Derah
05- Setoran ke Kas 120.000.000 K
Jun Derah
21- Setoran ke Kas 90.000.0 510.000.000 K
Jun Derah 00
08- Setoran ke Kas 105.000.000 405.000.000 K
Jul Derah
18- Pembangunan 750.000.000 1.155.000.000 K
Ags ruang baru
600 Pengadaan 330.000.000 1.485.000.000 K
5- Komp. Baru
Sep
13- Pengadaan Alat 1.050.000.000 2.535.000.000 K
Sep Angkt. Baru
26- Setoran ke Kas 60.000.000 2.475.000.000 K
Sep Daerah
20- Setoran ke Kas 135.000.000 2.340.000.000 K
Okt Daerah
15- Penerimaan Ret. 112.500.000 2.277.000.000 K
Nov Parkir
29- Pembayaran 600.000.000 2.827.500.000 K
Nov Termin terakhir
Pendapatan
Pendapatan Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum LO 112.500.000
Pendapatan Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor LO 90.000.000
Pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah LO 75.000.000
Pendapatan Retribusi Terminal LO 120.000.000
Pendapatan Retribusi Ijin Trayek LO 150.000.000
Pendapatan Retribusi Tempat Khusus Parkir LO 90.000.000
Total Pendapatan 637.500.000
Beban
Beban Gaji dan Tunjangan 660.000.000
Beban Bahan Pakai Habis 37.500.000
Beban Makanan dan Minuman 15.000.000
Beban Perjalanan Dinas 36.000.000
Beban Penyisihan Piutang Pendapatan 4.500.000
Beban Penyusutan Peralatan 378.000.000
Beban Penyusutan Bangunan Gedung 262.500.000
Total Beban 1.393.500.000
Surplus/Defisit LO (756.000.000)
1. Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum Negara/Daerah yang mengurangi Ekuitas dana lancar dalam Periode Tahun
Anggaran persangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah.
2. Belanja Operasi adalah Belanja yang dikeluarkan dari Kas Umum Negara dalam rangka menyelenggarakan kegiatan operasional
(kegiatan sehari-hari) Pemerintah yang memberi manfaat jangka pendek. Klasifikasi belanja operasi Pemerintah terdiri dari : 1)
Belanja Pegawai, 2) Belanja Barang dan Jasa.
3. Pengakuan merupakan penentuan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu transaksi. Suatu unsur diakui berarti unsur tersebut menjadi
bagian yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan LRA, pendapatan LO, belanja, beban, pembiayaan yang tersaji
dalam Laporan Keuangan.
4. Pengakuan belanja,yaitu untuk : 1) Pengeluaran kas dari rekening umum belanja di akui pada saat terjadi pengeluaran kas, baik untuk
transaksi SKPD maupun PPKD dengan pengesahan definitif dari BUD, 2) Pengeluaran kas dari bendahara pengeluaran, belanja di akui
pada saat terjadi pertanggungjawaban atas pengeluaran yang sudah di verifikasi oleh PPKSKPD dan di sahkan oleh Pengguna
Anggaran ( PA ), 3) Pengeluaran pada Badan Layanan Umum ( BLU ), belanja di akui dengan mengacu kepada peraturan perundangan
yang mengatur mengenai Badan Layanan Umum (BLU).
5. Pengakuan Beban, di akui saat: 1) Timbul Kewajiban; 2) Terjadi Konsumsi aset; 3) terjadi penurunan manfaat ekonomi atau potensi
jasa . Penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan aset
bersangkutan atau dengan berlalunya waktu.
6. Khusus pengadaan barang dan jasa, ada dua metode pengakuan beban yaitu: 1) Pendekatan beban; 2) Pendekatan aset.
7. Belanja di ukur sebesar jumlah pengeluaran kas yang keluar dari rekening kas umum ataus rekening bendahara pengeluaran
berdasarkan azas bruto. Sedangkan beban di ukur sebesar beban yang terjadi selama periode pelaporan.
8. Jurnal yang di perlukan, yaitu: 1) jurnal finansial, yaitu pencatatan berdasarkan basis akrual pada laporan operasional dan neraca; 2)
jurnal pelaksanaan anggaran, yaitu pencatatan berdasarkan basis kas pada LRA.
9. Jenis belanja dan beban SKPD, yaitu: 1) belanja dan beban pegawai; 2) belanja dan beban barang dan jasa; 3) belanja dan beban hibah;
4) belanja dan beban bantuan sosial; 5) belanja modal; 6) beban penyusutan; 7) beban penyisihan piutang’
10. Pencatatan transaksi dan jurnal belanja dan beban barang dan jasa, meliputi: 1) pendekatan beban, yaitu mencatat beban pada saat
pengadaan barang dan jasa serta melakukan penyesuaian pada akhir periode untuk mencatat adanya kemungkinan saldo barang dan
jasa; 2) pendekatan aset, yaitu mencatat persediaan pada saat pengadaan barang dan jasa serta melakukan penyesuaian pada akhir
periode untuk mencatat besarnya konsumsi barang dan jasa yang terjadi.
11. PPKD merupakan satker yang memiliki fungsi akuntansi yang di lakukan oleh sekretariat. Belanja dan beban yang menjadi
kewenangan PPKD, yaitu: 1) belanja dan beban bunga; 2) belanja dan beban subsidi; 3) belanja dan beban hibah; 4) beban bantuan
sosial; 5) beban transfer bagi hasil; 6) beban transfer bantuan keuangan; 7) belanja tak terduga.