Anda di halaman 1dari 38

KLASIFIKASI ANGGARAN (FUNGSI

DAN EKONOMI/BELANJA)

ZAIFUL NETRA

1
KLASIFIKASI FUNGSI
(PENDIDIKAN)
PENDIDIKAN DASAR (10.01)
Penyediaan pendidikan dasar baik umum maupun agama;
Administrasi, pemeriksaan, operasi ataupun dukungan
untuk pendidikan dasar;
Beasiswa, hibah, pinjaman dan tunjangan untuk
mendukung siswa tingkat pendidikan dasar.

L
Dasar Hukum Penerapan BAS :

UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara;


UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara;
PP No. 90/2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/ Lembaga;
PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah;
PMK No. 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar.
PMK NO.101/PMK.02/2011 tentang Klasifikasi Anggaran
Opini BPK atas LKPP 2009
Wajar Dengan Pengecualian (Qualified).
Yang dikecualikan ada 3 hal dan salah satunya adalah:

Ketidaksesuaian antara klasifikasi


anggaran dan realisasi penggunaannya
minimal sebesar 27,67 triliun sehingga
dapat memberi informasi yang tidak
tepat
Temuan SPI BPK atas LKPP TA 2010
(temuan berulang)

Anggaran Belanja minimal sebesar Rp


4,70 triliun digunakan untuk kegiatan yang
tidak sesuai dengan klasifikasinya
(peruntukannya)
HUBUNGAN SAPP DENGAN BAS

RKA-K/L

PERENCANAAN
ANGGARAN

Bagan
Akun
Standar APBN
DIPA

SPM
PENGAWASAN SAPP PELAKSANAAN
ANGGARAN

SP2D

MPN

PERTANGGUNG
JAWABAN

SA-BUN SAK SIMAK-BMN


PERAN BAS DAN SAI DALAM
SIKLUS PENGANGGARAN APBN

PERENCANAAN : PELAKSANAAN
RKA-KL DIPA

KEUANGAN PERLENGKAPAN
RENCANA
KEUANGAN

BAS SAI
TUJUAN BAGAN AKUN STANDAR

Memastikan rencana keuangan


(anggaran), realisasi dan pelaporan
keuangan dinyatakan dalam istilah yang
sama;
Meningkatkan kualitas informasi
keuangan;
Memudahkan pengawasan keuangan.
Klasifikasi Akun 2012
Organisasi
(BA, Es, Satker)

Fungsi Fungsi

Sub Fungsi Sub Fungsi

Program Program Program

Kegiatan Kegiatan Kegiatan

Keluaran/Output Keluaran/Output

Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/ Kode Ekonomi/


Jenis belanja Jenis belanja Jenis belanja
KLASIFIKASI BELANJA

MENURUT FUNGSI : MENURUT JENIS :


1. Pelayanan Umum Pemerintahan;
2. Pertahanan; 1. Belanja Pegawai;
3. Hukum, Ketertiban dan Keaman 2. Belanja Barang dan jasa;
an;
4. Ekonomi; 3. Belanja Modal;
5. Lingkungan Hidup; 4. Bunga;
6. Perumahan dan Pemukiman;
7. Kesehatan; 5. Subsidi;
8. Pariwisata dan Budaya; 6. Hibah;
9. Agama;
10. Pendidikan; 7. Bantuan Sosial;
11. Perlindungan Sosial. 8. Belanja Lain-Lain.

10
KLASIFIKASI EKONOMI (JENIS
BELANJA)
- Pegawai
- Barang Belanja K/L
- Modal PMK 91, 101
- Bantuan Sosial

- Pembayaran bunga
utang
Belanja BUN
- Belanja Hibah PMK 91, 171, 101
- Belanja Subsidi
- Belanja Lain-lain
DEFINISI JENIS BELANJA MENURUT
KLASIFIKASI EKONOMI
BELANJA PEGAWAI

Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk uang atau


barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai pemerintah (di
dalam negeri dan di luar negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan
yang telah dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan sendiri, dan
pekerja lain yang bukan karyawan pemerintah tidak termasuk
dalam kelompok belanja pegawai tetapi dalam kelompok
belanja barang dan jasa.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji


dan tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-
honor pegawai non PNS serta tunjangan-tunjangan
yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep
nilai perolehan maka pembayaran honor-honor untuk
pelaksana kegiatan yang semula disediakan dari
Belanja Pegawai : Uang honor tidak tetap
diintegrasikan ke dalam kegiatan induknya dan kode
akun yang digunakan mengikuti jenis belanja
kegiatan yang bersangkutan.
BELANJA BARANG
Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan,
Barang dan Jasa yang digunakan untuk riset dan pengembangan,
pelatihan staf, riset pasar termasuk.
ATK dan operasional kantor lainnya
Biaya pemeliharaan
Biaya perjalanan.
Barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual
kepada masyarakat
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai


kebutuhan operasional kantor (barang dan jasa),
pemeliharaan kantor dan aset tetap lainnya serta
biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan
untuk pembayaran honor-honor bagi para pengelola
anggaran (KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat
Penguji/Penandatangan SPM, termasuk Petugas
SAI/ SIMAKBMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor untuk para
pelaksana kegiatan menjadi satu kesatuan dengan
kegiatan induknya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :


Pengadaan Aset Tetap yang nilai persatuannya di
bawah nilai minimum kapitalisasi (< Rp300.000,-
/unit);
Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak
menambah umur ekonomis, manfaat atau
kapasitas;
Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang
pakai habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk
kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional
pelayanan Satker BLU).
Klasifikasi Belanja Barang
Kodefikasi akun baru (526):
Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang
dipisahkan dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional
Lainnya).
Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:

52
521 522 523 524 525 526
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang
barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU untuk diserah-
kan kpd masy./
Pemda
BELANJA MODAL

Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk


perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan,
atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan
penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12
bulan, dan asset kerjasama dengan pihak ketiga
(kemitraan).
(Lampiran II PP 71 dan PMK 91/PMK.06/2007)
BELANJA MODAL

Belanja Modal Tanah


Belanja Modal Gedung dan Bangunan
Belanja Modal Peralatan dan Mesin
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
KONSEP NILAI PEROLEHAN

Komponen belanja modal untuk perolehan aset tetap meliputi:


Harga beli aset tetap
Semua biaya yang dikeluarkan sampai AT siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan
Belanja Barang atau Belanja Modal?

Pemilihan antara Memenuhi


Kriteria Memenuhi
Belanja Barang
dan Belanja Modal
Pengakuan Y Nilai Min.
Aset kapitalisasi:
dalam pengadaan Tetap/Aset P/M 300.000
G/B 10.000.000
awal Lainnya?

T T Y
Belanja Barang
sesuai
peruntukannya

Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
DEFINISI ASET TETAP

1. Dimiliki dan Berwujud;


2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3. Digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum;
4. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum kapitalisasi
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;


2. Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal
entitas;
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG


TERPENUHINYA SALAH SATU
KRITERIA KAPITALISASI

1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR


EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS, TIDAK
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU
VOLUME ASET
dan
NILAI MINIMUM KAPITALISASI:
YA 300.000 untuk Peralatan & Mesin TIDAK
10.000.000 untuk Gedung & Bangunan
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Pendapatan
- Pajak XXXX
Belanja Barang
- PNBP XXXX
Belanja
- Belanja Barang XXXX
Belanja Modal - Belanja Modal XXXX

NERACA
Aset Lancar Kewajiban
- Persediaan
Aset Tetap
- Tanah, Gedung, Ekuitas
- Peralatan dll.
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas
BELANJA BANTUAN SOSIAL

Transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna


melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial. Bantuan
sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat
dan/atau lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya
bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang pendidikan dan
keagamaan
Bultek 10 SAP Akuntansi
Belanja Bantuan Sosial

Risiko sosial menurut Buletin Teknis 10 adalah kejadian atau


peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya
kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga,
kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial,
krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam
yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk
dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a. Belanja Bantuan Sosial secara prinsip dimaksudkan untuk
melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko
sosial.
b. Bantuan Sosial yang diberikan kepada masyarakat dapat
berupa uang atau barang.
c. Pengadaan barang atau bantuan peralatan yang akan
diberikan kepada masyarakat dalam rangka bansos walaupun
berupa barng fisik, pencatatannya tetap menggunakan akun
belanja bantuan sosial. (57xxxx)
d. bantuan sosial diberikan oleh instansi pemerintah dan
diberikan kepada institusi selain pemerintah atau masyarakat
serta harus memenuhi kriteria risiko sosial;
Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10
SAP (1)

1. Tujuan penggunaan
a) Rehabilitasi sosial
b) Perlindungan sosial
c) Pemberdayaan Sosial
d) Jaminan Sosial
e) Penanggulangan kemiskinan
f) Penanggulangan bencana
Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10
SAP (2)

2. Pemberi Bantuan
a) Pemberi bantuan sosial adalah Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah
Daerah. Institusi pemerintah baik pusat atau daerah yang dapat memberikan
bantuan sosial adalah institusi yang melaksanakan perlindungan sosial,
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, penanggulangan
kemiskinan dan pelayanan dasar serta penanggulangan bencana.
b) Bantuan sosial yang diberikan oleh masyarakat, lembaga sosial atau
lembaga lain selain Pemerintah, selama tidak dimasukkan dalam anggaran
pemerintah, adalah di luar ruang lingkup pengaturan buletin teknis ini
Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10
SAP (3)

3. Persyaratan Penerima Bantuan Sosial


Pemberian bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah haruslah selektif, yaitu hanya
diberikan kepada calon penerima yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dalam
pengertian belanja bantuan sosial yaitu "melindungi dari kemungkinan risiko sosial". Oleh
karena itu diperlukan persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi oleh calon
penerima, yaitu adanya perlindungan atas kemungkinan terjadinya "Risiko Sosial".
Penerima belanja bantuan sosial adalah seseorang, keluarga, kelompok, dan/atau
masyarakat yang mengalami keadaan yang tidak stabil sebagai akibat dari situasi krisis
sosial, ekonomi,politik, bencana, dan fenomena alam agar dapat memenuhi kebutuhan
hidup minimum, termasuk di dalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah bidang
pendidikan, keagamaan dan bidang lain yang berperan untuk melindungi individu,kelompok
dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial
Kriteria Bantuan Sosial menurut Bultek 10
SAP (4)

4. Bersifat sementara atau berkelanjutan


Pemberian belanja bantuan sosial umumnya bersifat sementara dan tidak terus menerus,
namun terdapat kondisi dimana Belanja Bantuan Sosial tersebut diberikan secara terus
menerus atau berkelanjutan. Yang dimaksud dengan Belanja Bantuan Sosial
berkelanjutan yaitu bantuan yang diberikan secara terus menerus untuk mempertahankan
taraf kesejahteraan sosial dan upaya untuk mengembangkan kemandirian.
Belanja bantuan sosial yang diberikan secara tidak terus menerus/tidak mengikat diartikan
bahwa pemberian bantuan tersebut tidak wajib dan tidak harus diberikan setiap tahun
anggaran, belanja bantuan sosial dihentikan pada saat pihak yang dibantu telah lepas
dari masalah sosial tersebut. Bantuan sosial dapat terus menerus, misalnya untuk menjaga
kinerja sosial yang telah tercapai agar jangan menurun kembali.
Aset yg diserahkan
Ke masyarakat

Bantuan
Bel Barang
Sosial
* Risiko Sosial
Barang ( BAST )
Uang ( LS-Kel Masyarakat)

Notes: Dana Bansos yg belum disalurkan


Kas di Neraca ( Kas Lainnya)
Barang -> di Neraca ( Persediaan)
Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Restrukturisasi kodefikasi belanja bantuan sosial (57):
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya
sesuai dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja
Bantuan Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:

57
571 572 573 574 575 576
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja
Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk Bansos utk
Rehabilitasi Jaminan Pemberdayaan Perlindungan Penanggula Penanggula
Sosial Sosial Sosial Sosial ngan ngan
kemiskinan Bencana
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI BAS

Akuntansi:
Kesalahan
penganggaran antar Pelaksanaan Anggaran:
jenis belanja (level 2
digit kode akun); Pengeluaran/belanja yang
tidak/belum sesuai
dengan uraian kode akun

36
Permasalahan dalam Penggunaan
Bagan Akun Standar

Pemahaman Klasifikasi Belanja


Pemahaman Pemakaian Akun dalam BAS untuk Kepentingan
Perencanaan, Pelaksanaan dan Penyusunan Laporan Keuangan

PERENCANAAN
(RKA-KL)

BAS
PELAKSANAAN
PELAPORAN
(DIPA)
(LKPP)
TERIMA KASIH

38

Anda mungkin juga menyukai