▼
Saturday, June 9, 2012
Saham yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal
Ketika anda "shopping" apa yang anda cari? Anda mencari "good deal"; anda mencari diskon;
anda mencari produk yang sedang promosi beli satu gratis satu. Intinya, ketika berbelanja anda
berusaha mencari produk yang harganya lebih murah dari biasanya. Makin murah makin baik.
Tidak heran kalau mayoritas pemain saham melakukan hal yang sama ketika membeli saham:
mereka mencari saham yang "murah," saham yang memberi diskon dari harga normal. Dengan
kata lain, mereka hanya tertarik membeli saham yang harganya turun. Makin dalam turunnya,
makin murah. Makin murah, makin menarik untuk dibeli.
Tapi membeli saham yang murah, yang anjlok dalam, bertolak belakang dengan Prinsip Ketiga
analisa teknikal yang bunyinya "Sebelum anda percaya analisa teknikal, anda harus terlebih dulu
percaya pada dalil momentum." [Untuk jelasnya, silahkan baca pos "Prinsip Mendasar Analisa
Teknikal (Technical Analysis) Bagian I & II".]
Mengapa?
Dalil momentum menyatakan bahwa apa yang sedang turun cenderung melanjutkan momentum
turunnya; apa yang sudah murah biasanya menjadi lebih murah lagi.
Coba anda cerna. Satu-satunya tujuan anda membeli saham adalah untuk mendapat untung.
Artinya anda berharap untuk menjual saham tersebut di harga lebih tinggi. Tapi menurut dalil
momentum, saham yang sudah "murah" cenderung akan tambah "murah." Kalau yang murah
bertambah murah, harapan menuai untung dari membeli saham "murah" biasanya malah berakhir
buntung.
Kalau saham yang sudah "murah" jangan dibeli, saham bagaimana yang layak dibeli?
Menurut analisa teknikal, saham yang layak dibeli adalah saham yang harganya sedang NAIK.
Menurut analisa teknikal, saham yang layak dibeli adalah saham yang harganya sedang NAIK.
Apakah ini berarti anda akan untung setiap kali membeli saham yang sedang naik?
Tidak semudah itu. Teorinya sederhana. Prakteknya rumit.
Perlu anda ingat bahwa saham bergerak naik-turun. Selalu. Tidak ada saham yang naik terus tanpa
turun. Tidak ada juga saham yang turun terus tanpa naik.
Sering terjadi setelah anda membeli saham yang sedang naik, saham tersebut berbalik arah turun.
Tidakkah hal ini menganulir teori untuk membeli saham yang sedang naik?
Dalil momentum tidak menyatakan bahwa saham yang naik akan terus naik tanpa turun. Dalil
momentum menyatakan bahwa saham yang sedang naik CENDERUNG akan tetap naik. (Mau
tahu definisi saham yang sedang cenderung naik? Silahkan baca pos "Definisi Uptrend,
Downtrend, Sideway.")
Praktek yang sulit adalah menentukan saham mana yang CENDERUNG naik. Itulah sebabnya
berbagai ragam analisa teknikal diciptakan untuk menjawab pertanyaan ini. Tapi intinya tetap satu:
Analisa Teknikal merekomendasi beli saham yang sedang naik. Bukan saham yang "murah."
Memang, membeli saham yang naik, apalagi yang sudah naik tinggi, sangat bertentangan dengan
sifat manusia yang ingin mendapat diskon. Saya sendiripun pada awalnya tidak percaya. Tapi dari
pengalaman main saham belasan tahun, saya lebih sering mendapat laba dari saham yang sedang
naik, bukan dari saham yang sudah "murah."
Tidak begitu. Memang, analisa teknikal tidak memasukkan saham "murah" dalam daftar layak
beli, tapi ada analisa cara lain yang tujuannya mencari saham "murah." Silahkan baca pos "Apa
Inti Analisa Fundamental?"
Reply
Replies
Sampai saat ini saya belum "berhasil" menulis buku tentang belajar main saham. Ada niat, tapi
belum ada usaha keras untuk memulai menulis buku tersebut. Jadi tulisan saya cuma
dipublikasikan di blog ini.
Kalau ada pertanyaan, silahkan meninggalkan pesan di blog ini. Terima kasih dan GBU juga.
Reply
Reply
2. Kalau signal buy, berarti anda harus buy. Tidak harus langsung beli semua; beli setengah dulu.
Kondisi market regional yang turun malah memungkinkan anda membeli di harga lebih murah.
Reply
Reply
Replies
Kalau anda beli di 2150, lalu harga INCO di portofolio anda 2350, itu berarti anda untung Rp
200?
Reply
Reply
Reply
Replies
Fee jual biasanya 0.25% + 0.10% PPh (total 0.35%). Kalau harga jual anda lebih tinggi daripada
fee ini, anda masih untung.
Reply
Reply
Replies
Reply
Jadi jika saya berpatokan pada Dow, misalkan malam ini jam 9-10 malam saya melihat Dow hijau,
bisa dipastikan besok IHSG pun akan hijau. Memang IHSG ini hanya sekedar indeks, pergerakan
setiap saham pastinya akan berbeda. Tapi biasanya jika indeks hijau, mayoritas saham pun
memang akan naik. Selama pengamatan saya yg baru 1-2 bulan seperti ini, tentu Dow ini contekan
bagi kita utk membuat strategi perang besok paginya. Bagaimana menurut Bang Iyan, apa Dow ini
cukup handal utk dijadikan patokan?
Reply
Replies
Untuk lebih jelas, silahkan baca pos "Makna Dow Jones Bagi Pemain Saham Indonesia."
http://terusbelajarsaham.blogspot.com/2011/06/makna-dow-jones-bagi-pemain-saham.html
Reply
Reply
Replies
Modal utama main saham adalah pengetahuan (knowledge). Dan pengetahuan ini bisa berupa
pengetahuan fundamental, pengetahuan teknikal, ataupun pengetahuan lain yang relevan dengan
saham.
Kalau menurut saya, kesabaran saja tidak cukup untuk sukses main saham. Kalau anda takut rugi,
sebaiknya anda pertimbangkan lagi niat anda main saham.
Reply
Reply
Reply
Replies
1. Menentukan trend sangat dipengaruhi jangka waktu analisa. Dengan contoh SDRA yang anda
kemukakan, dari September sampai akhir Oktober 2013 memang sedang uptrend.
Memprediksi trend sudah sulit. Tapi yang lebih sulit lagi adalah menentukan apakah trend tersebut
CENDERUNG berlanjut.
2. Volume tidak bisa dijadikan acuan trend harga. Hanya, ketika trend harga naik, volume yang
juga naik adalah konfirmasi trend harga yang kuat. Kalau trend harga niak tapi volume menurun,
trend harga naik tersebut tidak begitu kuat.
Kalau mainnya Agustus sampai Oktober ya pakai TF yang Monthly atau Weekly sudah cukup
jelas. Kalau Daily terlalu panjang rentangnya untuk sampai 3 bulan.
Reply
selanjutnya,
2. indikator apa saja yang bisa kita jadikan acuan bahwa trend tersebut cenderung berlanjut
sehingga kita bisa mendapatkan momentum yang tepat dalam mengambil keputusan?
terimakasih bung untuk jawabanya, salam hangat.
Reply
Replies
1. Time frame analisa trend yang anda pakai HARUS sesuai dengan time-frame trading/investasi
anda. Kalau anda main saham jangka panjang, pakailah bingkai waktu yang panjang. Kalau anda
main saham jangka pendek, pakai bingkai waktu yang pendek.
Pilihan bingkai waktu adalah KEWAJIBAN anda sendiri. Saya tidak bisa menentukan untuk anda.
2. Indikator Analisa Teknikal untuk trend cukup banyak. Coba anda mulai dengan mempelajari
Trendline dan Moving Average.
Saya berencana menulis tentang Trendline dan Moving Average dalam waktu dekat. Tapi kalau
anda tidak sabar menunggu, silahkan pelajari dari buku analisa teknikal.
Reply
Reply
Replies
Volume perdagangan kecil membuat volatilitas (gejolak) saham tinggi. Kalau anda pemula dan
mau main saham seperti ini, belilah dalam jumlah kecil.
Reply
Selama ini saya selalu mengikuti nasehat anda bahwa "saham yang layak dibeli adalah saham
yang harganya sedang NAIK"... Nah sedihnya tidak jarang saham yang saya beli ini terkena
suspensi bursa karena alasan Unusual Market Activity (UMA), apakah bung Iyan pernah
mengalami hal ini dan mengapa saham yang disuspensi BEI keesokan atau beberapa hari
kemudian malah naik?apakah ada alasan khusus mengenai hal ini?
Reply
Salah satu alasan untuk suspensi saham oleh otoritas bursa adalah kalau harga saham naik terlalu
banyak. Ini yang disebut Unusual Market Activity (UMA), Aktivitas Pasar Tidak Biasa. Jadi, bisa
saja saham melanjutkan gerak naik setelah suspensi dibuka. Tapi bisa juga saham bergerak turun
dulu, karena pasar khawatir kalau harga masih naik, saham akan disuspensi lagi.
Reply
Replies
Oh begitu ya bung, tidak selalu naik. Soalnya saya selalu memperhatikannya naik lho (saham
BALI yang naik setelah disuspensi selama 1 bulan, serta saham LINK satu hari setelah dibuka).
Oh ya bung Iyan apakah ada saham yang telah berbulan-bulan sampe detik ini masih disuspensi
BEI dengan alasan UMA?dan apa sih alasan bursa untuk menentukan lama sebentarnya waktu
suspensi suatu saham?
Saya tidak tahu apakah ada saham yang masih disuspensi berbulan-bulan karena UMA. Tentang
jangka waktu suspensi, otoritas bursa biasanya akan membuka suspensi setelah mendapat
KETERANGAN/PERNYATAAN yang memuaskan dari emiten. Kira-kira begitu.
Reply
Reply
Reply
Replies
Yang membedakan antara analis berpengalaman dan kurang pengalaman adalah kemampuan
MELIHAT (tepatnya sih MENEBAK) sebelum suatu kejadian terjadi.
Anda bilang RAJA, PNLF, ADRO naik dan "ternyata teknikal saham2 itu memang menunjukkan
sinyal rebound yang sangat bagus."
Nah, lain kali carilah teknikal yang seperti yang anda katakan "bagus" tersebut.
Reply
Terimakasih
Reply
Replies
Menurut saya, makin cepat time-frame yang anda gunakan, semakin sulit untuk bisa untung
konsisten.
Tapi kalau time-frame terlalu lama (sampai bertahun-tahun seperti kata mbah Warren Buffet),
semakin sulit juga untuk menentukan apakah saham anda yang RUGI perlu di cut-loss atau masih
menunggu.
Kalau saya pribadi memilih swing trading dengan time-frame tidak lebih dari 30 hari bursa.
Reply
Pertanyaan dan komentar anda akan saya jawab sesegera mungkin. Maaf, saya tidak menerima
pertanyaan dan komentar anonim/unknown. Promosi, iklan, link, dll, apalagi hal-hal yang tidak
berhubungan dengan main saham TIDAK AKAN ditampilkan.
‹
›
Home
View web version
Powered by Blogger.