Anda di halaman 1dari 10

OKE ANDRI @BLOG

Powered by Blogger

PSAK 69, Standar Akuntansi Bagi Usaha Agrikultur


Mei 21, 2017
Industri agrikultur merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi global, namun sampai
dengan tahun 2000, akuntansi agrikultur belum menjadi prioritas bagi para peneliti dan standard
setter. Sejarah International Accounting Standard dimulai pada tahun 1966, namun baru pada
tahun 2000 standar akuntansi international untuk agrikultur pertama kali diterbitkan yaitu IAS 41
“Agriculture”. IAS 41 ini telah mengalami perubahan pada tahun 2008 dan terakhir pada tahun
2014. IAS 41 (2014) berlaku efektif untuk laporan keuangan tahunan yang dimulai pada tanggal 1
Januari 2016. Dan di Indonesia, dalam rangka mengadopsi IAS 41, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan baru menerbitkan PSAK 69 “Agrikultur” pada 16 Desember 2015. PSAK ini mulai
berlaku untuk laporan keuangan tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2018.

Agrikultur memiliki karakteristik yang secara substansial membedakannya dari jenis industri
lainnya, yaitu dikenal adanya proses transformasi biologis baik berupa pertumbuhan, degenerasi,
produksi dan prokreasi/pembiakan. Proses transformasi biologis ini merupakan substansi dasar
dari aset biologis. Karakteristik lain industri agrikultur adalah adanya keragaman yang sangat luas
sifat/ciri/jenis dari aset biologis (hal ini akan menjadi tantangan tersendiri dari pola
pengklasifikasian secara tradisional); karakter fungsi manajemen, dan dalam industri agrikultur
didominasi oleh model kepemilikan yang relative kecil dan tertutup.

Definisi-definisi Penting Yang Digunakan Dalam PSAK

Untuk membantu memahami standar ini, beberapa definisi khusus yang digunakan dalam standar
ini adalah:

Aktivitas agrikultur yaitu merupakan pengelolaan/manajemen yang dilakukan oleh entitas


terhadap proses transformasi biologis yang terjadi pada aset biologis untuk menghasilkan produk
agrikultur, agar dapar dijual, dikonsumsi, digunakan untuk proses produksi selanjutnya atau
dijadikan sebagai aset biologis lainnya.
Aset biologis adalah hewan atau tanaman hidup.
Biaya untuk menjual adalah biaya incremental yang diatribusikan secara langsung untuk melepas
aset biologis. Biaya untuk menjual ini tidak termasuk beban pembiayaan dan pajak penghasilan.
Panen adalah pelepasan produk dari aset biologis atau pemberhentian proses kehidupan aset
biologis.
Produk agikultur adalah produk yang dipanen dari aset biologis.
Tanaman produktif (bearer plant) adalah tanaman hidup yang: 1) digunakan untuk memproduksi
produk agrikultur; 2) diharapkan akan menghasilkan produk agrikultur lebih dari satu periode; dan
3) kemungkinannya sangat jarang untuk dijual sebagai produk agrikultur, kecuali sebagai
penjualan sisa yang insidentil.
Transformasi biologis adalah proses pertumbuhan, degenerasi, produksi dan prokreasi/pembiakan
yang mengakibatkan perubahan kualitatif atau kuantitatif suatu aset biologis.

Ruang Lingkup Penerapan Standar

Agrikultur, secara esensi didefinisikan sebagai pengelolaan yang dilakukan oleh suatu entitas
terhadap proses transformasi biologis yang terjadi pada tanaman atau hewan, untuk menghasilkan
suatu produk agrikultur yang akan dikonsumsi atau untuk digunakan pada proses selanjutnya.
Terminologi agrikultur ini meliputi peternakan, kehutanan, tanaman tahunan dan tanaman jangka
panjang, perkebunan dan pertanian.

Aktivitas agrikultur mencakup berbagai aktivitas yang sangat luas dan beraneka ragam. PSAK 69
menetapkan 3 kriteria umum agar suatu aktivitas dapat termasuk dalam aktivitas agrikultur, yaitu:
Kemampuan untuk bertransformasi. Obyek dari aktivitas harus berupa tumbuhan atau hewan yang
hidup dan memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi.
Terdapat manajemen terhadap perubahan. Perubahan/transformasi tersebut harus dikelola.
Pengelolaan inilah yang membedakan aktivitas agrikultur dengan aktivitas lain (eksploitasi
murni).
Pengukuran perubahan. Dilakukan pengukuran terhadap perubahan kualitas dan kuantitas yang
dihasilkan oleh transformasi biologis (misalnya keunggulan genetic, ketebalan, kepadatan,
kematangan, kadar lemak, kadar protein, kekuatan serat dan sebaginya).

Ketika berhubungan dengan aktivitas agrikultur, PSAK 69 diterapkan untuk mengatur pencatatan
terhadap 1) aset biologis, kecuali untuk tanaman produktif (bearer plants), 2) terhadap produk
agrikultural pada titik panen, dan 3) terhadap hibah pemerintah terkait aset biologis.

Penerapan PSAK 69 terhadap aset biologis terutama karena aset tersebut memiliki karakteristik
transformasi biologis. Atau dengan kata lain, jika proses transformasi biologis tersebut telah
berhenti (misalnya, ketika padi sudah dipanen, daging hewan yang disembelih, atau kayu dari
pohon yang ditebang), maka penerapan PSAK ini dihentikan.

Tanaman, walaupun secara definisi termasuk dalam aset biologis, namun ketika tanaman tersebut
memenuhi kriteria sebagai tanaman produktif (bearer plants) maka pencatatan untuk tanaman
produktif tersebut tidak lagi menerapkan PSAK 69, tetapi menerapkan PSAK 16. Dengan
menerapkan PSAK 16, maka tanaman produktif dicatat seolah-olah sebagai suatu aset tetap yang
dikonstruksi sendiri sebelum berada pada lokasi dan kondisi yang diperlukan untuk siap
digunakan sesuai dengan intensi manajemen sehingga nilai tercatat tanaman produktif mencakup
semua kegiatan pembudidayaan tanaman produktif. Sedangkan produk/hasil dari tanaman
produktif tersebut pencatatannya menerapkan PSAK 69. Contoh dari tanaman produktif ini adalah
pohon kelapa sawit dan pohon kakao.

Suatu tanaman dikategorikan sebagai tanaman produktif, ketika memenuhi kriteria: 1) digunakan
dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur; 2) diharapkan untuk menghasilkan produk
untuk jangka waktu lebih dari satu periode; dan 3) memiliki kemungkinan yang sangat jarang
untuk dijual sebagai produk agrikultur, kecuali untuk penjualan sisa yang insidental (incidental
scrap).

PSAK 69 memberikan beberapa perkecualian terhadap pengklasifikasian sebagai tanaman


produktif, yaitu: 1) tanaman yang dibudidayakan untuk dipanen sebagai produk agrikultur
(misalnya pohon jati); 2) tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan produk agrikultur
namun tanaman tersebut juga dipananen sebagai produk agrikultur (misal tanaman kelapa); dan 3)
tanaman semusim (misal jagung atau gandum).

Aset biologis merupakan aset utama (principal asset) dari aktivitas agrikultur, dan aset tersebut
dimiliki karena alasan potensi transformatif yang dimilikinya. Hal ini menghasilkan 2 jenis
keluaran utama, yaitu: yang pertama adalah yang melibatkan perubahan aset – baik melalui
pertumbuhan kuantitas atau perbaikan kualitas, degenerasi, atau prokreasi. Yang kedua adalah
yang melalui penciptaan produk terpisah yang pada awalnya dapat dikulifikasikan sebagai produk
agrikultur. Pengelolaan terhadap proses transformasi biologis ini merupakan karakterisitik
pembeda dari aktivitas agrikultur lainnya.

Agrikultur dibedakan dari “eksploitasi murni” dimana dalam eksploitasi murni, sumber daya
secara sederhana diambil dari lingkungannya (misal dengan memancing atau penebangan hutan)
sehingga tidak melibatkan inisiatif manajemen seperti kegiatan operasional pembenihan,
penanaman kembali, atau upaya-upaya lain untuk mengelola regenerasi aset biologis. PSAK 69
tidak berlaku terhadap aktivitas eksploitasi murni, terhadap produk agrikultur setelah dipanen,
serta terhadap produk tak hidup (nonliving product) dari aset biologis. PSAK 69 tidak mengatur
akuntansi untuk produk agrikultur yang tergabung dalam proses pengolahan lebih lanjut, seperti
yang terjadi pada entitas agribisnis terpadu yang didalamnya tidak melibatkan karakteristik unik
agrikultur.

Pengakuan dan Pengukuran – Prinsip Dasar

Seluruh entitas yang menjalankan aktivitas agrikultur wajib menerapkan PSAK 69 dan mengakui
aset biologis serta produk agrikultur jika dan hanya jika: a) aset biologis tersebut dikendalikan
oleh entitas sebagai akibat dari adanya peristiwa masa lalu; b) jika besar kemungkinan manfaat
ekonomis masa depan terkait aset biologis akan mengalir ke entitas pelapor, dan c) jika biaya
perolehan atau nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal.

Yang menarik dari standar ini adalah adanya keharusan menilai aset biologis pada nilai wajarnya
dikurangi biaya untuk menjual, pada saat pengakuan awal dan pada setiap akhir tahun. Dan
menilai produk agrikultur yang dipanen pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik
panen. Nilai kontrak penjualan dimasa mendatang suatu aset biologis atau produk agrikultur
tidaklah selalu relevan untuk mengukur nilai wajar karena nilai wajar seharusnya mencerminkan
kondisi pasar saat ini ketika penjual dan pembeli melakukan transaksi.

Keuntungan dan kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal aset biologis dan produk
agrikultur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, serta dari perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual aset biologis, diakui dalam laba rugi pada periode terjadinya
keuntungan dan kerugian tersebut.

Penggunaan nilai wajar ini menunjukkan bawa standar menginginkan adanya penyebaran yang
merata atas perubahan nilai wajar sepanjang periode produksi. Tanpa penerapan akuntansi nilai
wajar yang melaporkan perubahan nilai wajar sebagai hasil usaha periode berjalan, maka
pendapatan dari proses produksi berjangka panjang ini baru akan diakui pada interval waktu yang
lama, oleh karena itu tidak akan dapat secara jujur menggambarkan aktivitas ekonomi yang
sedang dijalankan oleh entitas.

Akuntansi berdasarkan biaya historis, dengan pendapatan yang diakui pada saat penjualan aset,
seringkali akan menghasilkan distorsi terhadap hasil usaha yang dilaporkan karena akan terdapat
suatu periode tertentu yang melaporkan earning yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama
sekali. Namun terdapat periode lain yang melaporkan earning secara substansial (periode panen).
Oleh karena itu penggunaan dasar biaya historis terhadap suatu transaksi yang lengkap, dianggap
kurang memiliki arti dalam kasus aktivitas agrikultur.

Akuntansi nilai wajar tidak hanya menghilangkan distorsi pada pengakuan earning, namun juga
mampu memberikan informasi mengenai signifikansi dari masing-masing tahapan proses
transformasi biologis. Setiap tahapan transformasi dianggap memberikan kontribusi terhadap
manfaat ekonomis yang diharapkan dari suatu aset biologis.

Bagi para pendukung pengukuran berbasis metode biaya historis, berargumentasi bahwa metode
berbasis biaya historis memiliki kehandalaan dalam metode pengukuran, karena penggunaan
pengukuran berbasis biaya histors , tidak memunculkan masalah ketidaktepatan pengukuran akibat
adanya unsur subyektifitas dalam membuat atau memperoleh penilaian nilai wajar. Dilain pihak,
keunggulan relevansi informasi merupakan argumentasi kuat bagi pendukung penggunaan metode
nilai wajar.

Menanggapi perbedaan pandanganan ini, International Accounting Standard Board (IASC),


dengan mempertimbangkan konteks pasar agrikultur dan karakteristik transformatif aset biologis,
menyimpulkan bahwa nilai wajar akan menawarkan keseimbangan terbaik dari relevansi
(relevance), keandalan (reliability), komparabilitas (comparability), dan dimengerti
(understandability). IASC pada akhirnya telah mengidentifikasi bahwa nilai wajar memiliki
kombinasi atribut terbaik dalam penentuan earning yang berhubungan dengan agrikultur.

IASC juga menyimpulkan bahwa penentuan nilai wajar secara tahunan menjadi suatu keharusan
untuk dapat memberikan gambaran yang memadai atas kombinasi pengaruh dari perubahan alam
dan transaksi keuangan pada suatu periode pelaporan tertentu. IASC menolak pengukuran yang
dilakukan dengan frekuensi yang lebih lama dari tahunan dengan alasan sifat dari transformasi
biologis itu sendiri, tidak adanya korelasi langsung antara transaksi keuangan dengan perubahan
sebagai hasil dari transformasi biologis serta volatilitas yang seringkali menjadi karakter
lingkungan natural dan pasar yang mempengaruhi agrikultur.
Walaupun IASC menolak penggunaan biaya historis, namun IASC memberikan pengecualian
terhadap penggunaan biaya historis pada kondisi dimana nilai wajar tidak dapat diestimasi secara
andal.

Penentuan Nilai Wajar

Secara umum, penentu utama nilai wajar adalah harga pasar yang dapat diobservasi, itulah yang
berlaku pada instrumen keuangan yang memiliki pasar aktif (sebagaimana didefinisikan dalam
PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar). Namun pada agrikultur, mensyaratkan penggunaan harga
pasar “farm gate” agar harga dapat mencerminkan atribut kondisi “apa adanya” dan “dimana” dari
suatu aset biologis. Artinya, nilai diharapkan mampu menggambarkan aset seperti apa adanya,
berlokasi dimana, dan kondisinya saat tanggal pengukuran. Jadi harga tersebut bukan merupakan
nilai hipotetikal. OECD mendefinisikan farm gate price sebagai harga dimana suatu produk
tersedia di peternakan/pertanian, tidak termasuk biaya transportasi atau biaya pengiriman yang
dapat dipisahkan. Jika harga farm gate ini tidak tersedia, maka nilai pasar harus dikurangi dengan
biaya transaksi, termasuk transport, untuk memperoleh nilai pasar bersih yang setara dengan nilai
wajar yang dimaksudkan oleh PSAK 69.

Terdapat dua kondisi dimana PSAK mengijinkan adanya pengecualian penggunaan nilai wajar
saat ini: 1) pada tahap awal pertumbuhan aset (pengukuran awal aet biologis), dan 2) ketika nilai
wajar tidak dapat diukur secara andal pada saat pengakuan awalnya.

Perkecualian pertama merupakan cara praktis yang ditempuh. PSAK mengijinkan penggunaan
biaya untuk digunakan sebagai perkiraan dari nilai wajar dimana hanya terjadi sedikit transformasi
biologis semenjak timbulnya biaya awal (misalnya, untuk bibit yang ditanam tepat sebelum
tanggal neraca). Hal yang sama berlaku, bila dampak transformasi biologis terhadap harga
diharapkan tidak material (misalnya, untuk pertumbuhan awal siklus perkebunan pinus 30 tahun).

Pengecualian kedua - bahwa nilai wajar tidak dapat diukur dengan andal - hampir tidak relevan.
PSAK berasumsi bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal untuk aset biologis. Asumsi
tersebut dapat dibantah/dikecualikan hanya pada saat pengakuan awal suatu aset biologis yang
harga atau nilai pasar yang tidak tersedia dan alternatif estimasi nilai wajar secara jelas tidak dapat
diandalkan.

Dalam menentukan apakah suatu estimasi 'secara jelas tidak dapat diandalkan', jejak rekam/tren
sejarah bahwa terdapat variasi yang besar pada hasil proses transformasi biologis tidak dapat
digunakan sebagai alasan yang relevan, karena variasi yang terjadi tersebut harus diperhitungkan
dalam model pengukuran. Demikian pula fluktuasi besar dalam harga hasil akhir bukanlah suatu
pembenaran bahwa suatu estimasi nilai tidak dapat dengan jelas diandalakan. Fakta bahwa aset
tersebut memiliki siklus produksi yang sangat panjang dan tidak ada harga pasar forward juga
bukan menjadi alasan untuk tidak mengukur aset tersebut pada nilai wajarnya. Hanya bila aset itu
unik atau memiliki sifat yang sangat istimewa, suatu estimasi menjadi tidak dapat diandalkan.
Istilah 'jelas tidak dapat diandalkan' tidak digunakan di tempat lain dalam literatur PSAK, dan
berdasarkan pada tujuan standar, ini adalah rintangan yang tinggi untuk dihapus.
Jika estimasi nilai wajar aset biologis dianggap tidak dapat diandalkan, maka aset biologis diukur
dengan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
Perhatikan bahwa untuk menentukan apakah suatu aset mengalami penurunan nilai memerlukan
estimasi atas nilainya.

Perkecualian tersebut hanya berlaku pada pengakuan awal sampai saat aset tersebut memiliki
harga pasar atau dapat dinilai menggunakan teknik penilaian. Setelah aset biologis dinilai adil,
model biaya tidak lagi berlaku.

Hirarki nilai wajar yang dapat digunakan sesuai dengan PSAK adalah:
Harga aset biologis pada pasar aktif
Harga transaksi terkini dari aset biologis jika tidak terdapat pasar aktif
Harga pasar dari aset serupa, dikurangi dengan poin-poin yang membedakannya (misalnya,
varietas yang berbeda dari tanaman yang sama)
Benchmark sektoral (misalnya, berkaitan nilai dari peternakan sapi perah dengan kilogram
padatan susu atau lemak yang dihasilkan)
net present value dari arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat resiko yang sesuai,
atau nilai bersih yang dapat direalisasi dari produk dengan siklus pendek pada saat tingkat
pertumbuhan yang paling maksimal telah terjadi.

Banyak aset biologis memiliki harga atau nilai yang ditentukan pasar, karena produk biologis pada
umumnya adalah komoditas dasar yang diperdagangkan secara aktif. Misalnya, biasanya ada
harga pasar untuk anak sapi dan anak unggas.

Bila harga atau nilai yang ditentukan oleh pasar tidak tersedia untuk suatu aset biologis dalam
kondisi saat ini, maka harus digunakan nilai sekarang dari arus kas bersih yang diharapkan dari
aset biologis. Sejalan dengan tujuan untuk memperkirakan nilai wajar, arus kas harus sejauh
mungkin didasarkan pada data pasar. Misalnya, jika pada saat sekarang, terdapat pasar aktif untuk
salmon dewasa, namun tidak terdapat pasar untuk salmon yang setengah tumbuh. Maka nilai
wajar salmon yang setengah tumbuh diukur dengan memproyeksikan arus masuk uang tunai dari
penjualan ikan salmon dewasa, dikurangi dengan arus keluar uang yang digunakan untuk
menumbuhkan salmon hingga sampai berat yang dapat dipasarkan dan mendiskontokannya ke
nilai sekarang.

Dalam penilaian kadangkala muncul suatu masalah ketika hasil dari metode valuasi secara implisit
menggambarkan nilai baik nilai tanaman maupun nilai tanah itu sendiri, sebagai satu kesatuan.
PSAK 69 mengindikasikan bahwa nilai hasil valuasi secara gabungan tersebut harus dialokasikan
kepada beberapa aset yang berbeda untuk dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai
manfaat ekonomi masa depan dari masing-masing aset. Misalnya, jika harga pasar gabungan
untuk tanah dan aset biologis yang ada di atasnya dapat diperoleh, serta kuotasi harga tanah itu
sendiri juga dapat diperoleh, maka hal ini akan memungkinkan untuk melakukan penentuan nilai
wajar dari aset biologis. Teknik lain akan melibatkan pembagian aset ke dalam kelas berdasarkan
usia, kualitas, atau sifat-sifat lainnya, dan valuasi setiap subkelompok dengan mengacu pada harga
pasar. Meskipun cara ini mungkin memerlukan tambahan usaha, namun kegunaan dari laporan
keuangan yang dihasilkan akan meningkat secara signifikan jika alokasi dapat dilakukan.

Kenaikan nilai wajar karena pertumbuhan aset biologis hanya sebagian dari persamaan akuntansi,
karena biasanya akan terdapat terdapat input biaya yang dikeluarkan untuk mendorong
pertumbuhan (misalnya, biaya pupuk dll). Terhadap biaya-biaya yang timbul untuk mendorong
pertumbuhan, PSAK 69 tidak secara definitive mengaturnya. Namun PSAK ini mengindikasikan
bahwa biaya produksi dan panen aset biologis harus dibebankan pada saat terjadinya. Hal ini
diperlukan, karena jika biaya-biaya tersebut ditambahkan ke jumlah tercatat aset (dianalogikan
dengan bunga pinjaman sehubungan dengan proyek-proyek konstruksi jangka panjang) dan aset
kemudian juga disesuaikan dengan nilai wajar, maka akan terdapat kemungkinan resiko double
counting terhadap biaya atau peningkatan nilai.

Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan dan pengukuran yang dipersyaratkan dalam PSAK 69 adalah sebagai berikut:
Aset biologis diukur pada nilai wajarnya, dikurangi dengan biaya untuk menjual kecuali jika nilai
wajarnya tidak dapat diukur secara andal maka digunakan biaya perolehan.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis harus diukur pada nilai wajarnya dikurangi
estimasi biaya untuk menjual pada titik panen. Biaya ini merupakan biaya perolehan pada tanggal
tersebut ketika menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain yang berlaku.
Hal ini dengan asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur dengan andal. Asumsi tersebut
dapat terbantahkan, hanya pada saat pengakuan awal, untuk aset biologis yang harga pasarnya atau
nilainya tidak tersedia dan yang perkiraan nilai wajar alternatifnya dapat dipastikan tidak
diandalkan. Setelah nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal, maka aset biologis harus
diukur pada nilai wajarnya dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual.
Jika terdapat pasar aktif untuk aset biologis atau produk pertanian, maka harga yang dikutip dari
pasar itu adalah dasar yang tepat untuk menentukan nilai wajar dari aset tersebut. Jika pasar aktif
tidak ada, bagaimanapun, entitas pelaporan harus menggunakan harga atau nilai yang ditentukan
oleh pasar, seperti harga transaksi pasar terbaru, bila tersedia.
Dalam kondisi tertentu, dimana tidak terdapat harga atau nilai yang ditentukan oleh pasar, maka
dalam keadaan ini, entitas harus menggunakan net present value dari arus kas bersih yang
diharapkan dari aset yang didiskonto pada tingkat bunga sebelum pajak yang ditentukan oleh
dalam menentukan nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang timbul pada saat pengakuan awal dari aset biologis pada nilai
wajarnya, dan juga yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi dengan estimasi biaya untuk
mejual harus dimasukkan dalam laba atau rugi untuk periode di mana keuntungan atau kerugian
timbul.
Tanah harus diakui sesuai dengan PSAK 16: Aset Tetap, atau PSAK 13: Properti Investasi, mana
yang sesuai. Aset biologis yang secara fisik melekat pada tanah tersebut diakui dan diukur pada
nilai wajarnya dikurangi dengan estimasi biaya penjualan, terpisah dari tanah.
Jika entitas menerima hibah tanpa syarat dari pemerintah yang terkait dengan aset biologis yang
diukur pada nilai wajar dikurangi estimasi biaya untuk menjual, maka hibah harus diakui sebagai
pendapatan jika , dan hanya jika, hibah pemerintah tersebut menjadi piutang. Namun jika hibah
pemerintah terkait dengan aset biologis yang diukur pada nilai wajar dikurangi estimasi biaya
untuk menjual adalah bersyarat, termasuk ketika hibah pemerintah mensyaratkan entitas untuk
tidak terlibat dalam aktivitas agrikultur tertentu, maka entitas harus mengakui hibah tersebut
dalam laba rugi jika dan hanya jika kondisi yang melekat pada hibah tersebut terpenuhi..
Untuk hibah pemerintah yang berkaitan dengan aset biologis yang diukur pada biaya perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, maka harus diterapkan
PSAK 61:, Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah.

Penyajian dan Pengungkapan

Laporan posisi keuangan. PSAK mensyaratkan bahwa nilai tercatat aset biologis disajikan secara
terpisah pada laporan posisi keuangan (misalnya, tidak dimasukkan dalam aset nonbiological).
Entitas didorong untuk menggambarkan sifat dan tahap produksi masing-masing kelompok aset
biologis dalam format narasi dalam catatan atas laporan keuangan, dan dianjurkan memberikan
deskripsi kuantitatif. Aset biologis yang dapat dikonsumsi harus dibedakan dari aset biologis
produktif, yang kemudian dikelompokkan lebih lanjut kedalam subkelompok belum menghasilkan
(immature) dan sudah menghasilkan (mature) untuk masing-masing kategori. Tujuan dari
pengungkapan ini adalah untuk memberikan pengguna laporan keuangan beberapa gambaran
mengenai timing arus kas masa depan, karena subkelompok menghasilkan akan mungkin
terealisasi melalui transaksi pasar dalam waktu dekat, dan pola arus kas yang dihasilkan dari
tanaman produksi akan berbeda dari arus kas yang dihasilkan oleh aset biologis.

Laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lain. Perubahan nilai wajar harus disajikan pada
laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif lainnya.

Pengungkapan. PSAK menetapkan persyaratan pengungkapan aset biologis diukur pada biaya
dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Pengungkapan tersebut
meliputi:
Rekonsiliasi terpisah dari perubahan nilai tercatat aset biologis;
Penjelasan tentang aset-aset biologis;
Penjelasan dari mengapa nilai wajar tidak dapat diukur secara andal;
Sebuah pernyataan pada kisaran mana perkiraan nilai wajar sangat mungkin berada;
Jumlah setiap keuntungan atau kerugian diakui atas penjualan aset biologis;
Metode penyusutan yang digunakan;
Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan
Jumlah bruto tercatat dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode pelaporan.

Selain hal tersebut, pengungkapan ini diperlukan:


Jika nilai wajar dari aset biologis yang sebelumnya diukur pada biaya dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai kemudian menjadi dapat terukur secara andal,
maka entitas pelapor harus mengungkapkan deskripsi aset biologis, dan penjelasan tentang
bagaimana nilai wajar telah menjadi terukur secara andal, dan efek dari perubahan metode
akuntansi tersebut; dan
Informasi mengenai penurunan signifikan dalam tingkat yang diharapkan dari hibah pemerintah
terkait dengan aktivitas pertanian.

LABEL: AGRIKULTUR AKTIVITAS AGRIKULTUR AKUNTANSI PERKEBUNAN ASET


BIOLOGIS BEARER PLANT BIAYA UNTUK MENJUAL IAS 41 PRODUK AGRIKULTUR
PSAK 69 STANDAR AKUNTANSI TANAMAN PRODUKTIF TRANSFORMASI BIOLOGIS
LOKASI: JAKARTA, INDONESIA
BERBAGI
Komentar

Zara mengatakan…
KABAR BAIK

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan
perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Zara, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang
mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu
dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke
pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir
kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan
investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 400 juta rupiah
(Rp400.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi
kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda
memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak
akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Zaradam@yahoo.com) jika Anda memerlukan bantuan atau
informasi lebih lanjut
3 April 2018 03.09
Posting Komentar

Mengenai Saya
Foto saya
Oke Andri @blog
Penulis adalah praktisi di sebuah kantor akuntan publik dengan posisi terakhir sebagai Partner.
Sampai dengan tahun 2017, otomatis penulis telah menjalani kehidupan selama kurang lebih 21
tahun di dunia akuntansi dan auditing ......
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Label
Laporkan Penyalahgunaan
Diberdayakan oleh Blogger
OKE ANDRI @BLOG
Powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai