Anda di halaman 1dari 4

Badan Eksekutif Mahasiswa

Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas


(BEM KM UNAND)
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai II Limau Manih, Padang 25163
bemkmunand@yahoo.co.id http:bem.unand.ac.id

Mega Proyek e-KTP


e-KTP adalah dokumen kependudukan yang memiliki sistem keamanan,
baik secara administrasi maupun teknologi informasi dengan berbasis pada database
kependudukan nasional. Program e-KTP ini bertujuan untuk meminimalisir kecurangan
adanya KTP ganda, Adapun yang dapat terjadi dengan penggandaan KTP antara lain :
untuk menghindari pajak, mengamankan korupsi, menyembunyikan ientitas (teroris),dll.
Fungsi e-KTP adalah agar pendataan penduduk Indonesia menjadi lebih seragam.
Dalam pelaksanaannya, penduduk hanya boleh memiliki satu buah e-KTP saja dan
berlaku seumur hidup dengan proses sekali pembuatan.
Program e-KTP dilatarbelakangi oleh system pembuatan KTP konvensional di
Indonesia yang memungkinkan seseorang dapat memiliki lebih dari satu KTP. Fakta
tersebut dapat member peluang penduduk yang ingin berbuat curang untuk melakukan
hal-hal tertentu engan menggandakan KTP-nya. Maka,pembuatan e-KTP didorong oleh
pelaksanaan pemerintahan elektronik serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan
masyarakat, Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia menerapkan suatu sistem
informasi kependudukan yang berbasiskan teknologi yaitu Kartu Tanda Penduduk
elektronik atau e-KTP.
Pemerintah melalui Kemendagri telah menerapkan kebijakan program e-KTP
berdasarkan UU No.23 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden No.35 Tahun 2010 tentang
perubahan atas Peraturan Presiden No.26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP berbasis
Nomor Induk Kependudukan secara nasional.
Pelaksanaan e-KTP merupakan salah satu program pemerintah yang diharapkan
mampu mempercepat dan mendukung terbangunnya database kependudukan
kabupaten/kota, dan provinsi se-Indonesia. Terlepas dari tujuan mulianya ternyata
perumusan dan implementasi kebijakan e-KTP mengalami beberapa permasalahan yang
telah kami identifikasi dari berbagai sumber sebagai berikut :
Pertama, adanya indikasi kecurangan dalam open tender e-KTP dan dalam
implementasi awal. Pada tahun 2009, Kementrerian Dalam Negeri melakukan uji petik
e-KTP di 6 wilayah yakni Makassar, Padang, Denpasar, Jogjakarta, Kabupaten Cirebon,

KABINET LANGKAH HEBAT Kementerian Sosial Politik


PERIODE 2017-2018
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas
(BEM KM UNAND)
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai II Limau Manih, Padang 25163
bemkmunand@yahoo.co.id http:bem.unand.ac.id

dan Kabupaten Jembrana. Uji petik dilakukan dalam rangka mempersiapkan program e-
KTP berskala nasional. Proyek uji petik tersebut dilaksanakan oleh konsorsium Lintas
Peruri Solusi. Namun implementasi uji petik e-KTP menjumpai berbagai permasalahan.
Selain hambatan dalam hal teknis dan non teknis, seperti teknologi yang digunakan
kerap bermasalah dan data kependudukan yang tidak mutakhir, proyek tersebut
bermasalah akibat kasus korupsi yang timbul. Kejaksaan Agung pada juni 2010
menetapkan empat tersangka dalam Penyidikan Perkara Pengadaan Perangkat Keras,
Perangkat Lunak, sistem dan blanko KTP pada Dirjen Administrasi Kependudukan
Departemen Dalam Negeri Tahun Anggaran 2009. Empat orang tersangka tersebut
yaitu, Irman yang ketika itu menjabat sebagai Direktur Pendaftaran Penduduk
Kementerian Dalam Negeri, Ketua Panitia Pengadaan Barang Paket P. 11, Drs. Dwi
Setyantono, M.M, Direktur PT. Karsa Wira Utama, Suhardjijo, dan Direktur Utama PT.
Inzaya Raya, Indra Wijaya. Penyidikan terhadap kasus tersebut dihentikan oleh
Kejaksaan Agung disebabkan buti yang tidak cukup. Surat Perintah Pengehentian
Penyidikan lalu diterbitkan pada tanggal 6 Januari 2012.
Program e-KTP memang telah bermasalah sedari awal. Hal tersebut setidaknya
terlihat dari pemantauan ICW yang menyoroti program tersebut sejak masih berupa uji
coba.Kehadiran program e-KTP seakan mengabaikan program sebelumnya yang telah
dijalankan sejak tahun 2003 hingga 2008, yaitu Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK). program e-KTP, baik versi ujicoba dan penerapan berskala
nasional dianggap tidak terintegrasi dengan SIAK. KPK ketika itu memberikan
rekomendasi kepada Kemendagri, diantaranya berupa pengadaan yang harus dilakukan
secara elektronik dan imbauan pengawalan prosesnya oleh LKPP.
Kabupaten Lampung Utara merupakan pencetus lahirnya program kartu tanda
penduduk elektronik di Indonesia.Bupati Lampura Drs. H. Zainal Abidin, M.M.
menjelaskan bahwa pelaksanaan KTP bersidik jari dilakukan dan dipusatkan di kantor
Disdukcapil yang sebelumnya ada di secretariat kabupaten. Namun pelaksanaannya
malah menimbulkan masalah baru. Seperti terjadinya antrean panjang dan penumpukan

KABINET LANGKAH HEBAT Kementerian Sosial Politik


PERIODE 2017-2018
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas
(BEM KM UNAND)
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai II Limau Manih, Padang 25163
bemkmunand@yahoo.co.id http:bem.unand.ac.id

berkas sehingga menimbulkan terjadinya pungli. Masyarakat juga kesulitan karena


harus datang ke kabupaten guna pembuatan KTP tersebut.
Kedua, Munculnya skandal Korupsi mega Proyek e-KTP. Lebih dari dua
tahun, KPK mengurai benang kasus proyek pengadaan e-KTP untuk mencari tersangka
baru. Beberapa waktu ini, KPK akhirnya menjatuhkan status tersangka pada satu orang
lagi dalam kasus tersebut. Banyak nama yang disebut dalam surat dakwaan kasus
korupsi e-KTP. Diolah dari data dalam dakwaan tersebut, total ruang yang masuk ke
kantong para politikus DPR kurang-lebih sebesar RP 240 miliar. Dalam dakwaan kasus
korupsi e-KTP terungkap, ada aliiran dana puluhan hingga ratusan miliar yang diduga
mengalir ke kantong-kantong pribadi anggota DPR, pejabat di Kemndagri, pengusaha
pemenang proyek, dan partai politik.
Ketiga, dari segi teknis muncul berbagai permasalahan terkait NIK dan
database. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan, NIK adalah nomor identitas penduduk yang bersifat unik
atau khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk
Indonesia dan berlaku seumur hidup dan selamanya. NIK ini ditentukan dan dikelola
oleh DirekturJenderal Kependudukan dan Catatan Sipil dari Kementerian alam Negeri.
NIK terdiri dari 16 digit pertama adalah informasi mengenai tempat dimana NIK
diterbitkan (2 digit kode provinsi, 2 digit kode kabupaten /kota, dan 2 digit kode
kecamatan). Enam digit selanjutnya merupakan tanggal lahir dalam format tanggal
bulan tahun (untuk wanita ditambah 40). Sedangkan 4 digit terakhir merupakan nomor
urut yang dimulai dari 0001. NIK diharapkan akan tercantum setiap Dokumen
Kependudukan dan dijadikan dasar penerbitan KTP, paspor, SIM, nomor pokok wajib
pajak, polis asuransi, dan penerbitan dokumen identitas lainnya.
Salah satu prinsip dari single identity number yang ideal adalah harus unik dan
khas dan tidak tergantung pada atribut dari pemilik yang berubah. Yang menjadi
permasalahan dalam NIK saat ini adalah 6 digit awal yang merupakan kode lokasi
dimana NIK diterbitkan. Hal ini menjadi rancu antara tempat lahir atau tempat
diterbitkannya NIK. Di website Kemendagri diberikan contoh sebagai berikut, “

KABINET LANGKAH HEBAT Kementerian Sosial Politik


PERIODE 2017-2018
Badan Eksekutif Mahasiswa
Keluarga Mahasiswa Universitas Andalas
(BEM KM UNAND)
Sekretariat: Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Universitas Andalas Lantai II Limau Manih, Padang 25163
bemkmunand@yahoo.co.id http:bem.unand.ac.id

Sebagai contoh, misalkan seorang perempuan lahir di Kota Bandung tanggal 17 Agustus
1990 maka NIK-nya adalah : 10 50 24 570890 0001. Apabila ada orang lain
(perempuan) domisili dan tanggal lahir yang sama mendaftar, maka NIK-nya adalah
1050 24 570890 0002”. Dari contoh ini kita dapat menyimpulkan bahwa 6 digit kode
awal tergantung di mana orang tersebut berdomisili pada saat NIK diterbitkan. Pada
contoh tadi perempuan tersebut adalah kode untuk domisili, bagaimana kalau orang
tersebut pindah kota atau provinsi. Hal ini dapat membuat kebingungan dalam
administrasi. Padahal Pemerintah sudah menyatakan NIK tidak berubah meski domisili
berpindah.
Kementerian Dalam Negeri mengusulkan bahwa e-KTP berlaku seumur hidup.
Untuk menilai apakah e-KTP dapat digunakan seumur hidup, mari kita lihat keterangan
yang tertera di dalamnya : nama, tempat tanggal lahir, alamat, status pernikahan, agama,
pekerjaan, keempat data terakhir adalah data yang dapat berubah-ubah terutama alamat
serta pekerjaan. Jika e-KTP berlaku seumur hidup dan proses pembuatanya hanya sekali
pembuatan maka seseorang akan dapat berstatus mahasiswa abadi.
Keempat, ternyata belum ada sinkronisasi database e-KTP dengan jenis
layanan yang lain. Dalam pelaksanannya, penggunaan e-KTP terbukti masih memiliki
kelemahan, Misalnya tidak tampilnya tanda tangan siapa pemilik KTP di permukaan
KTP.
Kasus dugaan mega korup yang merugikan Negara hingga RP 2,3 Triliun
dengan melibatkan banyak pihak harus diselesaikan tuntas oleh Para Penegak Hukum.
Hingga sidang ke delapan kami akan terus mengawal persidangan Kasus yang menyita
perhatian public ini. Hendaknya penyelesaian kasus ini dituntaskan hingga semua pihak
yang mmperkaya diri sendiri dengan uang Negara ini dapat mempertanggungjawabkan
apa yang telah dilakukannya.

KABINET LANGKAH HEBAT Kementerian Sosial Politik


PERIODE 2017-2018

Anda mungkin juga menyukai