learning to life
▼
Sabtu, 08 Oktober 2011
FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS : COST MANAGEMENT AND COST
ACCOUNTANT IMPLICATIONS
FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEMS : COST MANAGEMENT AND COST
ACCOUNTANT IMPLICATIONS
I. Introduction
Pada pertengahan tahun 1960-an, persaingan pasar semakin kompleks. Selama tahun 1960 hingga
1970 cost adalah hal yang diutamakan, tetapi setelah itu kualitas menjadi prioritas utama dan
dengan adanya persaingan pasar yang semakin kompleks ketepatan waktu delivery menjadi hal
yang dibutuhkan oleh konsumen. Perkecualian beberapa perbedaan terminology, terdapat
kesepakatan bersama bahwa persaingan utama akan terjadi pada aspek biaya (cost), kualitas
(quality), dan responsive (responsiveness), dimana responsive yang dimaksud mengacu pada
fleksibilitas (Olhager, 1993). Untuk itu perusahaan harus mempunyai kemampuan merespon
berbagai perubahan secara efisien. Kemampuan respon perusahaan tersebut diantaranya adalah
kemampuan memproduksi banyak produk yang berbeda, memperpendek siklus hidup (life cycle)
produk, dan melakukan produksi secara efektif. Kemampuan respon perusahaan ini akan dapat
dicapai oleh perusahaan dengan menerapkan fleksibilitas manufaktur.
Fleksibilitas manufaktur merupakan kemampuan perusahaan untuk merespon secara efektif
perubahan yang terjadi, baik yang terajadi di internal (operasi) perusahaan, maupun di eksternal
lingkungan perusahaan (Gerwin, 1993). Ada empat area lingkungan perusahaan yang
mempengaruhi fleksibilitas manufaktur yaitu: Strategi, Faktor lingkungan, teknologi dan atribut
organisasi (gerwin,1987).
"Flexible manufacturing system adalah satu atau lebih mesin produksi yang diintegrasikan dengan
pemindahan material secara otomatis, dimana operasinya diatur dengan komputer".
Definisi lain menyebutkan bahwa Flexible Manufacturing Systems merupakan sebuah sistem
produksi yang terintegrasi dimana ada beberapa jumlah fleksibilitas yang memungkinkan sistem
untuk bereaksi dalam setiap perubahan, baik yang diperkirakan maupun yang tidak diperkirakan.
Fleksibilitas dalam sistem manufaktur sering digambarkan sebagai:
1. Kemampuan untuk beradaptasi sesuai perubahan engineering;
2. Peningkatan jumlah bagian yang sama yang diproduksi dalam suatu system;
3. Kemampuan mengakomodasi perubahan rute yang memungkinkan sebagian
dari produk diproduksi oleh mesin yang berbeda;
4. Kemampuan untuk merubah setup sistem dengan cepat dari satu tipe
produksi ke yang lainnya.
Adapun macam-macam fleksibilitas pada FMS adalah:
1. Fleksibilitas Mesin (Machine Flexibility)
Fleksibilitas mesin berarti kemampuan sebuah mesin untuk melakukan bermacam–macam operasi
pada bermacam-macam part produk dengan tipe dan bentuk berbeda. Keuntungan yang didapat
dari mesin fleksibel dan pergantian tipe part yang diproses dengan cepat ini adalah kebutuhan
besar lokasi yang ekonomis dan waktu proses yang lebih rendah.
2. Fleksibilitas Rute (Routing Flexibility)
Fleksibilitas Rute berarti part–part produk tersebut dapat diproduksi dengan beberapa rute
alternatif. Fleksibilitas rute secara utama digunakan untuk memanage perubahan internal yang
disebabkan oleh kerusakan alat, kegagalan pengontrol, dan hal-hal lain sejenis dan juga dapat
membantu peningkatan output.
3. Fleksibilitas Proses (Process Flexibility)
Fleksibilitas Proses atau yang dikenal juga dengan nama Mix Flexibility adalah kemampuan untuk
menyerap perubahan yang terjadi pada produk dengan melakukan operasi–operasi sejenis atau
memproduksi produk–produk sejenis atau mempermudah untuk menambah line poduksi baru dan
mengurangi kecelakaam kerja yang bias terjadi pada line produksi.
• Fleksibilitas Produk (Product Flexibility)
Fleksibilitas Produk atau yang dikenal dengan nama Mix-Change Flexibility adalah kemampuan
untuk melakukan perubahan menuju set–set produk baru yang harus diproduksi secara cepat dan
ekonomis, untuk merespon perubahan market dan engineering dan untuk beroperasi pada basis
pelayanan pesanan terbatas.
• Fleksibilitas Produksi (Production Flexibility)
Fleksibilitas Produksi berarti kemampuan untuk memproduksi bermacam–macam produk tanpa
perlu adanya penambahan pada peralatan-peralatan berat/penting, walaupun penambahan tool–
tool baru atau sumber daya lain dapat dimungkinkan. Hal ini menyebabkan dapat diproduksinya
berbagai macam jenis produk dengan biaya dan waktu yang memadai.
3. Pemasaran ( marketing)
Keuntungan dalam pemasaran untuk produk yang diproduksi dengan FMS adalah:
• Waktu distribusi lebih cepat .
• Mampu untuk mengelola produksi dalam volume kecil.
• Mampu untuk membuat perubahan yang sangat cepat dalam bauran produk dan volume produk
untuk mengakomodasi perubahan pasar.
• Lebih cepat dalam memperkenalkan produk baru dan memodifikasi produk.
4. Kualitas
Banyak fasilitas FMS, dalam sekali produksi dapat beroperasi dengan kualitas tinggi dan dapat
menjaga tetap konsisten dalam level kualitas produk tersebut pada bagian yang diproduksi.
5. Teknologi
Penggunaan teknologi tingkat tinggi dapat mendatangkan atau mempertahankan keunggulan
bersaing. Alasan lain yang berhubungan untuk mengadopsi FMS termasuk keinginan untuk
bereksperimen dengan teknologi yang baru dan keinginan untuk menjadi perintis teknologi.
III. Keuntungan Penggunaan Flexible Manufacturing System
Dari uraian di atas, dapat kita lihat beberapa keuntungan dari konsep FMS, adalah:
Mempermudah untuk menambah line produksi baru dan mengurangi kecelakaan kerja yang biasa
terjadi pada line produksi.
Mempermudah penanganan jika terjadi perubahan jumlah produksi, baik terjadi penambahan
ataupun pengurangan kapasitas produksi.
Perubahan desain dapat dilakukan dengan mudah dengan kontrol komputer.
Meningkatkan efisiensi dalam penggunaan peralatan/mesin.
Meningkatkan kualitas produk dan menjaga konsistensi kualitas produk.
Mengurangi biaya ongkos pekerja (men power).
Mengurangi luas lantai produksi (pada industri modern hal ini merupakan keuntungan yang dapat
diperhitungkan).
Faktor kunci dalam perencanaan sebuah FMS adalah gabungan antara internal development dan
external vendor. Akan ada internal development yang minimum. External vendor akan
menyediakan “turnkey system” di mana semua aspect AGVs, mesin, hardware, software, dan
training personel disediakan oleh pihak external. Keahlian teknis vendor, pengalaman masa lalu,
dan perbandingan biaya merupakan factor kunci dalam memutuskan mix antara Internal
Development dan External Vendor.
Faktor penting lainnya yang dilaporkan oleh 4 perusahaan adalah kebijakan akuntansi yang
berhubungan dengan biaya pengembangan internal system, yang langsung dibebankan kepada
cost. Kebijakan ini menciptakan bias terhadap pemanfaatan vendor eksternal melalui
pengembangan internal. Biaya external vendor semua dikapitalisasi, sehingga beban menjadi lebih
rendah.
Variabel non keuangan yang paramount dalam§ keputusan penjadwalan. Sebagai contoh, waktu
itu sangat penting untuk beberapa pekerjaan pada sebuah bagian permesinan dalam sebuah
penerbangan – pekerjaan AOG( aircraft on ground) diberikan prioritas terbesar.
Variabel non keuangan termasuk dalam penjadwalan§ algoritma diasumsikan menjadi proxy yang
bagus untuk faktor yang terkait dengan biaya. Beberapa manajer manufaktur melaporkan bahwa
pemaksimalan penggunaan mesin dan meminimalisir pergantian alat merupakan cara operasional
untuk meminimalisir biaya operasional. Mereka itu, untuk menggunakan istilah baru, pencetus
biaya operasinya pada FMS.
§ Kepercayaan bahwa biaya operasi relatif tidak sensitif terhadap perubahan dalam penjadwalan
algoritma. Sebagai contoh, pada beberapa perakitan yang fleksibel, semua unit membuat
penggunaan garis bagian perakitan yang sama. Jika biaya set-up untuk setiap produksi minimal,
biaya operasi akan sedikit dipengaruhi oleh beberapa variasi dalam jadwal operasi.
Kepercayaan bahwa sistem akuntansi biaya yang ada§ mengukur biaya operasi secara tidak
sempurna. Komentar yang dibuat disini terfokus pada biaya depresiasi sebagai alat ukur tidak
sempurna untuk biaya penggunaan mesin.
Terdapat sejumlah algoritma individual yang bisa digunakan untuk menjadwalkan pekerjaan di
FMS. Sebagai permasalahan penting yang belum terselesaikan adalah mengevaluasi pilihan
algoritma. Interview mengumumkan bahwa tidak ada kasus perusahaan yang melakukan analisa
sistematis dari implikasi biaya dari penjadwalan algoritma yang dipilih vis-à-vis algoritma
alternatif.
Database komputer yang menjelaskan banyak FMS membantu perencanaan biaya yang detail.
Contohnya adalah biaya alat potong. Dengan bar-coding masing-masing alat potong, pencatatan
bisa dilakukan mengenai berapa lama dan berapa banyak pekerjaan berbeda setiap alat potong
yang telah digunakan. Informasi ini memungkinkan manajer operasional untuk menajamkan
kembali atau membuang alat sebelum pecah pada saat penggunaan mesin. Mengantisipasi
kerusakan berarti waktu produksi tidak hilang dan pengerjaan kembali dalam pekerjaan yang
rusak pada saat kerusakan mesin bisa dikurangi.
Area yang literatur produksinya menyarankan sebuah peranan biaya informasi dalam manajemen
operasional adalah menentukan ukuran batch optimal (optimal batch size- OBS) untuk masing-
masing unit produksi untuk produk yang berbeda. Asumsi yang dijelaskan formula OBS adalah
biaya set-up yang signifikan untuk setiap produk. Kunci utama untuk banyak fasilitas FMS adalah
menghilangkan biaya set-up agar ukuran batch adalah sejumlah unit analisis. Tidak hanya satu
manajer manufaktur yang diinterview yang merespon “ya” terhadap pertanyaan mengenai apakah
komputerisasi OBS dibuat. Yang pasti, beberapa yang di adamant yang pendekatan FMS untuk
manufaktur telah diadopsi untuk membuat komputerisasi OBS menjadi bagian “bagian dari masa
lalu”.
a) Ukuran biaya
Biaya material adalah komponen biaya utama dalam banyak bagian FMS. Varians penggunaan
material sering digunakan sebagai ukuran kinerja. Sebuah perusahaan Jepang dengan pabrik
Jepang, di Inggris, dan Amerika Serikat menggunakan material sebenarnya pada pabrik yang
paling efektif di Jepang sebagai tolak ukur pabrik yang tidak berada di Jepang untuk menghitung
rasio inventory turnover yang juga digunakan secara luas – penggunaannya konsisten dengan
pengurangan inventory yang menjadi alasan utama pengadopsian FMS oleh perusahaan.
Banyak perusahaan(secara tidak sengaja) melaporkan kurangnya penekanan pada ukuran kinerja
berbasis pekerja. Sebuah alasan adalah pengurangan dalam persentase relatif dari biaya pekerja
menjadi biaya total pada kebanyakan pabrik. Yang pasti, dalam beberapa kasus FMS bisa
beroperasi dalam situasi yang sama sekali tanpa pekerja. Permasalahannya sebagai berikut:
Kritik yang muncul pada manajemen yang ada pada bagian ini mengukur :
1. Fokus hanya pada biaya pekerja langsung dan bukan total biaya manufaktur
2. Unit yang digunakan pada produksi dibanding barang yang terjual sehingga manajemen
bisa memperbaiki dengan cara memproduksi untuk persediaan.
b) Ukuran waktu
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kriteria waktu termasuk dalam banyak penjadwalan
algoritma. Variabel yang berhubungan dengan waktu termasuk dalam ukuran kinerja yang
digunakan dalam beberapa bagian FMS (seperti: jadwal attainment dan waktu throught).
c) Ukuran kualitas
Dua kunci utama ukuran kinerja kualitas dalam beberapa FMS adalah:
1. Persentase kualitas first-time-through
2. Persentase pengerjaan ulang dan kerusakan dan tren dollar.
Dalam beberapa bagian, ada peningkatan fokus pada pengukuran kinerja kualitas dari
subkomponen dan pada bagian kuartal dari garis produksi. Keuntungan pada fokus ini adalah
jumlah dollar pada work in process terikat pada pengujian kualitas bisa dikurangi. Tidak ada lagi
hingga tahap akhir produksi sebelum pengujian kualitas.
e) Ukuran Fleksibilitas
Ukuran kinerja yang digunakan pada tiga bagian yang terkait dengan fleksibilitas terhadap produk
switch-over-time pada mesin dan jumlah produk berbeda dalam manufaktur. Pada beberapa pabrik
yang menggunakan FMS di AS, ada sedikit atau tidak sama sekali penekanan pada memproduksi
produk berbeda dalam jumlah besar. Yang pasti, ada dua perusahaan yang melaporkan penggunaan
FMS mereka pada tahuh-tahun sebelumnya untuk memanufaktur volume produk terbesar.
Rasionalisasi mereka adalah bahwa ini merupakan produk yang mereka punya pengalaman paling
banyak dalam pemanufakturannya. (ini konsisten dengan penemuan Jaikumar bahwa perusahaan
AS yang secara rata-rata mempunyai sistem sepuluh produk dibandingkan dengan sistem sembilan
puluh tiga produk pabri di Jepang).
Sebuah pertimbangan utama manajer pada dua perusahaan yang gagal dalam kinerja mereka saat
ini mengukur bahwa penekanan pada motivasi awal terletak pada pengadopsian FMS. Secara
umum pertimbangan adalah kurangnya penekanan eksplisit yang tepat waktu dan ukuran
fleksibilitas saat FMS pertama kali disetujui, faktor-faktor ini sangat banyak diberi penekanan.
Jaringan komputer yang merupakan bagian penting dari bantuan FMS’ dalam pembebanan biaya
menjadi produk individu. Dalam beberapa toko mesin tradisional, alat-alat pemotong
diklasifikasikan sebagai biaya tidak langsung dan dialokasikan menjadi produk individu melalui
single overhead rate ( tingkat beban tunggal ). Ketika FMS diadopsi , biaya alat-alat potong
digunakan hanya untuk permesinan produk individu agar lebih mudah membebankan produk
tersebut. Dua toko mesin dilaporkan membalikkan klasifikasi alat pemotong ini dari kategori
biaya tidak langsung menjadi biaya langsung.
Komponen tenaga kerja yang terdiri dari total biaya operasi sering berkurang ketika perusahaan
beralih dari fasilitas yang sering digunakan ke FMS. Sebenarnya , beberapa fasilitas yang kita
amati dapat menjalankan fungsinya dalam sebuah fungsi yang tidak beraturan. Perubahan-
perubahan yang diamati pada tenaga kerja langsung menunjukkan semua arah menuju
penyederhanaan atau eliminasi.
Penyederhanaan dilakukan dengan cara :
(“active vouchering” adalah ketika tiap-tiap jam dari tenaga kerja langsung dicatat pada sistem
akuntansi internal. Sedangkan “passive vouchering” adalah ketika yang hanya dicatat dari tiap
tenaga kerja langsung dalam sistem akuntansi internal dengan kondisi tenaga kerja langsung tidak
berhubungan langsung dengan aktivitas utamanya).
Fasilitas –fasilitas tersebut menghapuskan atau mengeliminasi kategori tenaga kerja langsung baik
yang termasuk dalam biaya tenaga kerja sebagai bagian dari beban manufakturing atau beban
biaya tenaga kerja pada periode sekarang.
Penghapusan (setidaknya pengurangan) dari skema tingkat insentif tenaga kerja pada saat FMS
diimplemetasikan atau diterapkan, yang menunjukkan pengurangan pada kategori tenaga kerja
pada beberapa pabrik. Pada sebuah pabrik sebagai contoh, sebuah perubahan dari tingkat rata-rata
insentif individu ke tingkat rata-rata insentif kelompok. Digabungkan dengan pengurangan dari
kategori tingkat tenaga kerja yang beralih dari 28-25%. Pengurangan ini dianggap mengurangi
biaya pemeliharaan tenaga kerja yang dicatat pada sistem akuntansi internal.
2. Perubahan dalam alokasi Biaya Tidak Langsung ( indirect cost)
Terdapat perbedaan di fasilitas FMS yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak langsung
ke produk. Fasilitas penerimaan yang fleksibel biasanya menggunakan jam tenaga kerja langsung
yang dibayar dalam dollar atau jam mesin sebagai dasar pengalokasian. Perbandingan ini sering
menunjukkan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pengalokasian yang merupakan “tradisi”
dan “keinginan perusahaan untuk memiliki sebuah sistem pembiayaan produk tunggal”. Tidak ada
perusahaan yang membuat perubahan-perubahan pada dasar pengalokasian yang beralih dari non-
labor ke labor. Perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan ke jam mesin sebagai dasar
alokasi. Poin penting dalam pengalokasian jam mesin adalah dalam mengartikan jam mesin pada
saat beroperasi. Mesin tunggal dapat berbeda dari segi biaya dan pemotongan waktu operasi.
Walaupun tidak ada perusahaan telah menjadikan pool beban terpisah untuk tiap-tiap jenis mesin
pemotong yang berbeda. Beberapa diantaranya digunakan untuk mengukur pengaruh pada biaya
produk yang dilaporkan.
DLH / Direct Labor Hours (dollar) paling sering digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan
biaya manufaktur tidak langsung pada fasilitas yang fleksibel. Perpindahan dari basis ini
dilaporkan oleh beberapa toko perakitan PC. Pada satu sisi bagian perakitan terbagi ke dalam
sebelas beban biaya terpisah da basis yang terpisah digunakan untuk tiap-tiap pool biaya.
Sebagai contoh :
(1) Untuk memberitahukan kepada pembuat produk PC biaya relatif dari pilihan-pilihan desain
yang tersedia.
(2) Untuk menentukan harga yng benar-benar menggambarkan perbedaan biaya perakitan PC
yang berbeda untuk konsumen eksternal dan internal.
Dua fasilitas perakitan fleksibel yang langsung membebankan direct material kepada tiap-tiap
produk pada sisi bahwa fasilitas-fasilitas yang relatif baru dan sistem pembiayaan produk yang
diterapkan menunjukkan perubahan dari fasilitas-fasilitas lain yang digunakan oleh kedua
perusahaan ini.
Contoh 1 :
Perusahaan R menjalankan lini perakitan untuk perlengkapan elektrik. Diperkirakan terdapat
sekitar 700 jenis produk rakit yang berbeda (walaupun hanya terdapat 2 fasilitas produk yang
berbeda). Waktu produksi yang digunakan untuk tiap –tiap unit adalah kurang dari 1 jam. Alasan-
alasan berikut diberikan untuk membebankan semua biaya-biaya periode kecuali direct material :
• Cost tidak berperan dalam pembiayaan, mereka hanya menerima harga pasar dunia yang
diberikan.
• Produk-produk individu sangat kurang beragam pada beban manufaktur. Pembebanan biaya
overhead secara detail pada produk yang berbeda dianggap tidak menghasilkan pengetahuan baru.
• Perusahaan R tidak memiliki inventory. Perusahaan menggunakan sistem pembelian Just In Time
(JIT) sehingga bahan-bahan pematerial dikirim tiap hari. Ini menimbulkan permintaan. Ketika
barang – barang tersebut telah terpenuhi mereka akan segera dikirim ke distributor.
Perusahaan R memiliki kapasitas berlebih pada pabrik dan belum membuat keputusan mengenai
alokasi pengurangan fasilitas pada produk-produk individu.
Contoh 2 :
Perusahaan S memproduksi mesin dalam skala besar yang digunakan untuk memotong besi.
Terdapat 5 tipe utama dari mesin-mesin yang dirakit. Siklus waktu produksi berkisar rata-rata 20
jam – 1 hari. Biaya material hanya dibebankan pada tiap mesin individu yang dirakit. Sedangkan
biaya manufaktur lainnya secara langsung dibebankan pada periode. Biaya material dianggap
sebagai bagian persentasi kecil dari total biaya manufaktur. Perusahaan S menekankan pada
pengaturan fasilitas sehingga mereka tidak akan menghadapi masalah pada pemenuhan
permintaan konsumen potensial. Manajemen sangat mempercayai bahwa biaya manufaktur bukan
merupakan faktor utama dalam menentukan harga. Mereka menghadapi persaingan pasar yang
tinggi dimana rasio variabel biaya oprasi terhadap harga jual sangatlah rendah. Menghadapi situasi
ini mereka tidak melihat dari susunan biaya mereka ketika memutuskan apakah untuk menurunkan
sebagai contoh 2 harga mesin sebesar 5% untuk mengimbangi harga kompetitor.
Alasan – alasan untuk tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan produk.
Responden tidak membuat perubahan pada sistem pembiayaan mereka terkait dengan pengenalan
FMS yang memberikan satu atau lebih alasan.
1) Tempat FMS relatif kecil dibandingkan dengan total operasi manufaktur dan perusahaan
berharap memiliki sebuah sistem biaya tunggal yang digunakan pada semua fasilitas.
2) Halangan-halangan eksternal ada untuk membuat perubahan pada sistem pembiayan produk
Departemen Pertahanan AS merupakan yang paling sering medapatkan halangan-halangan
eksternal. Sebuah respon yang sama dilaporkan pada suatu survey apakah kontraktor Departemen
Pertahanan merubah sitem pembiayaan mereka ketika teknologi manufaktur baru dipakai.
3) Akuntansi biaya tidak terlihat sebagai area investasi dengan prioritas utama.
4) Sistem pembiayaan produk yang ada dianggap memberikan keputusan tanpa indikasi bahwa ia
menghasilkan sinyal-sinyal yang salah. Terdapat 2 penjelasan untuk situasi yang tidak memiliki
feedback ini :
1). Sistem tersedia menunjukan informasi biaya produk yang cukup atau
2). Tidak terdapat mekanisme feedback yang efektif tentang informasi biaya produk yang tidak
cukup potensial.
Sebuah pabrik yang diamati memberikan sebuah contoh yang memungkinkan nantinya pabrik itu
merupakan sebuah toko mesin yang fleksibel untuk poros mesin yang digunakan pada mesin
bagian luar. Toko ini merupakan supplier tunggal terhadap divisi perakitan mesin internal. Toko
mesin ini tidak memiliki konsumen internal dan eksternal. Selain itu tidak terdapat harga pasar
yang rutin digunakan untuk menentukan biaya poros mesin baik pada toko mesin atau divisi
perakitan. Harga pasar biasanya mmberikan bantuan feedback untuk evaluasi apakah biaya-biaya
tersebut salah dalam penetapannya.
Kesimpulan
Terdapat perbedaan pada tipe pabrik manufaktur yang menggunakan FMS dan ukuran dari FMS
yang relatif terhadap pabrik perusahaan lainnya. Seperti yang diharapkan tidak terdapat blue print
tentang bagaimana praktek Manajemen Biaya dan akuntansi biaya terpengaruh oleh penggunaan
FMS. Kesimpulan ini sama dengan yang ditemukan pada penelitian sebelumnya tentang sistem
pembelian Just In Time atau pendekatan produksi Just In Time.
Alasan dari penggunaan FMS ini sangatlah beragam diantaranya : biaya, waktu, pemasaran, dan
kualitas. Banyak menajer yang ditanya memberikan jawaban pada konsistensi yang besar antara
motivasi penerapan FMS dan metode manajemen operasi (termasuk penunjukan kinerja yang
digunakan untuk mengevaluasi aktivitas dan manajer dari aktivitas-aktivitas itu).
Perusahaan menerapkan sistem mesin fleksibel yang memiliki respon yang paling sama terhadap
manajemen biaya dan akuntansi biaya. Kebanyakan perubahan termasuk didalamnya:
Perusahaan menerapkan sistem perakitan fleksibel yang relatif beragam yang berdampak pada
manajemen biaya atau akuntansi biaya. Perubahan yang paling terlihat pada perusahaan perakitan
circuit boards. Perubahan-perubahan ini melibatkan peningkatan kategori biaya tidak langsung
dan peningkatan fokus costs driver terhadap aktivitas-aktivitas berbeda dalam perakitan circuit
boards.
‹
›
Beranda
Lihat versi web
About Me
Foto saya
Haviz Ivander Indra
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.