com - Industri makanan dan minuman diproyeksi masih menjadi sektor andalan
penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi Indonesia.
Peran penting industri makanan dan minuman itu dapat dilihat dari besar kontribusinya terhadap
produk domestik bruto (PDB) industri non-migas Tanah Air.
Kementerian Perindustrian mencatat, sumbangan industri makanan dan minuman kepada PDB
industri non-migas dapat mencapai 34,95 persen pada triwulan III 2017 lalu.
Capaian tersebut mengalami kenaikan empat persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, kontribusi industri makanan dan minuman terhadap PDB nasional sebesar 6,21
persen pada triwulan III 2017. Angka ini naik 3,85 persen dibanding periode sama tahun
sebelumnya.
Menyadari potensi pertumbuhan industri tersebut, pemerintah terus mendorong pelaku industri
makanan dan minuman untuk memanfaatkan potensi pasar dalam negeri.
“Indonesia dengan jumlah penduduk sedikitnya 258 juta orang, menjadi pangsa pasar yang sangat
menjanjikan bagi industri makanan dan minuman,” ungkap Menteri Perindustrian Airlangga
Hartarto seperti dikutip Kompas.com, Rabu (7/2/2018).
Sebagai informasi, besarnya potensi industri makanan dan minuman membuat sektor itu menjadi
andalan pada program Making Indonesia 4.0.
Selain makanan dan minuman, agenda nasional dalam rangka menyambut era revolusi industri ke-
4 itu ditopang oleh beberapa sektor industri, antara lain tekstil dan pakaian, otomotif, elektronik,
dan kimia.
Menurut Airlangga, pelaku industri makanan dan minuman seyogianya turut adaptif terhadap
perkembangan teknologi digital. Dengan begitu, diharapkan sektor itu bakal semakin mapan pada
masa mendatang.
“Salah satu industri makanan dan minuman di Jawa Timur sudah ada yang menerapkan industri
4.0. Melalui pemanfaatan teknologi di era industri 4.0, seperti robotic, big data, dan 3D printing,
dapat menurunkan biaya produksi,” imbuh Airlangga.
Prospek pertumbuhan bisnis makanan dan minuman di masa depan turut menjadi fokus
pengembangan sejumlah pelaku industri manufaktur. Schneider Electric, misalnya.
Suasana pameran Innovation Summit Asia 2018 Schneider Electric, di Singapura, 19-21
September 2018
Dalam ajang Innovation Summit Asia 2018, di Singapura, 19-21 September lalu, perusahaan asal
Perancis itu memamerkan berbagai inovasi pendukung industri manufaktur, termasuk sektor
makanan dan minuman.
Menurut Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly, industri makanan dan
minuman Indonesia dimungkinkan akan semakin bersinar beberapa tahun ke depan.
“Karena itulah, teknologi EcoStruxure kami juga disiapkan untuk mampu mendukung industri
makanan dan minuman,” ucapnya.
Asal tahu saja, EcoStruxure merupakan solusi manajemen energi berbasis digital yang dapat
membantu operasional industri manufaktur, seperti pengolahan air, minyak dan gas, industri
mesin, dan lain sebagainya.
Load More
BACK TO TOP
News Ekonomi Bola Tekno Entertainment Otomotif Sains Lifestyle Properti Travel Edukasi
Foto Video TV VIK
Penghargaan dan sertifikat:
Superbrands Indonesia 2018