Anda di halaman 1dari 69

KEMENTERIAN PENDIDIKAN,

KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

Administrasi Keuangan
dan Akuntansi
Pelatihan Teknis Governansi Pengelolaan Perguruan Tinggi
Pembahasan
01 Penggunaan Akun Pendapatan dan Belanja

Memahami Penggunaan Akun dalam Proses Pelaksanaan Anggaran

02 Penerapan Konsep Kapitalisasi, dan Persediaan

Memahami Pengaruh atas Belanja dan Persediaan, serta Aset

03 Penyusunan Laporan Keuangan

Proses Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan

04 Beberapa Perlakuan Akuntansi

Memahami Perlakuan Akuntansi terhadap Belanja


Penggunaan Akun
Pendapatan dan Belanja
Klasifikasi Akun
 Memastikan rencana keuangan (anggaran), realisasi dan dlm Segmen
pelaporan keuangan dinyatakan dalam istilah yang sama; Akun BAS
Tujuan  Meningkatkan kualitas informasi keuangan;
 Memudahkan pengawasan keuangan
KODE
NAMA AKUN
AKUN

1 ASET
Penerimaan oleh Bendahara Umum negara/daerah atau
oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah ekuitas 2 KEWAJIBAN
Pendapatan dana lancar dalam periode tahun anggaran berjalan yang
3 EKUITAS
menjadi hak pemerintah dan tak perlu dibayar Kembali
oleh pemerintah. 4 PENDAPATAN

5 BELANJA
Belanja sebagai semua pengeluaran bendahara umum
6 TRANSFER KE DAERAH
Belanja negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang 7 PEMBIAYAAN
tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh
pemerintah 8 TRANSITORIS
Pendapatan
Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan jenis pendapatan Akuntansi
pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan
penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
(setelah dikompensasikan dengan pengeluaran)
Pendapatan
Kebijakan LRA diakui 1. PENDAPATAN DIAKUI DALAM PERIODE BERJALAN DAN AKHIR PERIODE AKUNTANSI;
Akuntansi pada saat kas 2. PENGAKUAN PENDAPATAN BERDASARKAN JUMLAH KASYANG DITERIMA;
Pendapatan 3. PADA AKHIR TAHUN PERLUADA PENYESUAIAN ATAS PENDAPATAN YANG TELAH MENJADI HAK SAMPAI
diterima pada AKHIR
4. PENGAKUAN PENDAPATAN BERDASARKAN ASAS BRUTO DAN TIDAK BOLEH DIKOMPENSASI DENGAN
Kas Umum PENGELUARAN
Negara (KUN)

1. PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)


2. PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU)
Belanja
Semua
pengeluaran
dari Rekening
Belanja Langsung: Belanja yang dianggarkan terkait
Kas Umum secara langsung dengan program dan kegiatan, al:
Negara dan
Bendahara • Belanja Pegawai
• Belanja Barang dan Jasa
Pengeluaran • Belanja Modal
yang
mengurangi
Kebijakan
Akuntansi Saldo Belanja Tidak Langsung : Belanja yang tidak terkait
Pendapatan Anggaran secara langsung dengan pelaksanaan program dan
Lebih dalam
kegiatan al:
periode tahun
anggaran • Belanja Pegawai,
• Belanja Bunga,
bersangkutan
• Belanja Subsidi,
yang tidak • Belanja Hibah,
akan diperoleh • Belanja Bantuan Sosial,
pembayaranny • Balanja bagi hasil dengan Prov/Kab/Kot dan Desa,
a kembali oleh • Belanja Bantuan keuangan kepada Prov/Kab/Kot dan Desa,
• Belanja tak terduga.
pemerintah
BELANJA PEGAWAI
BELANJA PEGAWAI
Kompensasi terhadap pegawai baik dalam bentuk
uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada
pegawai pemerintah (di dalam negeri dan di luar
negeri) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah
dilaksanakan selama periode akuntansi, kecuali
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan
modal.
Pembayaran kepada pekerja yang dipekerjakan
sendiri, dan pekerja lain yang bukan karyawan
pemerintah tidak termasuk dalam kelompok
belanja pegawai tetapi dalam kelompok belanja
barang dan jasa.

8
Hal-hal Terkait Belanja
Pegawai
a. Belanja Pegawai difokuskan untuk membayar gaji dan
tunjangan yang melekat dengan gaji, honor-honor pegawai
non PNS serta tunjangan-tunjangan yang telah ditetapkan
oleh Menteri Keuangan.
b. Sementara itu, sesuai dengan penerapan konsep nilai
perolehan maka pembayaran honor-honor untuk pelaksana
kegiatan yang semula disediakan dari “Belanja Pegawai :
Uang honor tidak tetap” diintegrasikan ke dalam kegiatan
induknya dan kode akun yang digunakan mengikuti jenis
belanja kegiatan yang bersangkutan.

9
BELANJA BARANG
BELANJA BARANG

Pembelian barang dan jasa yang digunakan untuk


memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun
tidak dipasarkan, Barang dan Jasa yang digunakan untuk
riset dan pengembangan, pelatihan staf, riset pasar
termasuk.
• ATK dan operasional kantor lainnya
• Biaya pemeliharaan
• Biaya perjalanan.
• Barang yang dimaksudkan untuk
diserahkan atau dijual kepada
masyarakat

11
Hal-hal Terkait Belanja Barang (1)

a. Belanja Barang difokuskan untuk membiayai kebutuhan


operasional kantor (barang dan jasa), pemeliharaan kantor
dan aset tetap lainnya serta biaya perjalanan.
b. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk
pembayaran honor-honor bagi para pengelola anggaran
(KPA, PPK, Bendahara dan Pejabat Penguji/Penandatangan
SPM, termasuk Petugas SAI/BMN).
c. Selanjutnya sesuai dengan penerapan konsep nilai perolehan
maka pembayaran honor untuk para pelaksana kegiatan
menjadi satu kesatuan dengan kegiatan induknya.

12
Hal-hal Terkait Belanja Barang (2)

d. Selain itu, Belanja Barang juga meliputi hal-hal :


• Pengadaan Aset Tetap (Gedung dan Bangunan serta
Peralatan dan Mesin) yang nilai persatuannya di bawah
nilai minimum kapitalisasi;
• Belanja pemeliharaan aset tetap yang tidak menambah
umur ekonomis/masa manfaat atau kapasitas;
• Belanja perjalanan dalam rangka perolehan barang pakai
habis.
e. Disamping itu, belanja barang juga dialokasikan untuk
kegiatan operasional Satker BLU (gaji dan operasional
pelayanan Satker BLU).

13
Klasifikasi Belanja Barang
• Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat yang dipisahkan
dari akun 521219 (Belanja Barang Non Operasional Lainnya).
• Sehingga Jenis Belanja Barang dan jasa menjadi:
• Kodefikasi akun 526:
52
521 522 523 524 525 526
Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Belanja Barang
barang Jasa Pemeliharaan Perjalanan BLU untuk diserah-
kan kpd masy./
Pemda
14
KONSEP BARANG PERSEDIAAN

Aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan


yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
Defini operasional pemerintah, dan barang-barang yang
si dimaksudkanuntuk dijual dan/atau diserahkan dalam
pelayanan kepada masyarakat. Asset lancar merupakan
yang memiliki masa manfaat satu tahun atau 12 bulan.
PRINSIP
Persediaan tidak dapat dilihat dari bentuk
barangnya, melainkan niat awal (intention) pada
a) Barang tersebut dipakai tidak secara sekaligus, saat penyusunan perencanaan kegiatan dan
atau tidak habis dalam sekali pakai; penyusunan RKAKL-nya, sehingga untuk barang-
barang yang memang direncanakan habis pada
b) Perencanaan pengadaan barang tersebut
satu kegiatan tidak dialokasikan dari Belanja
bersifat kontinu atau berkelanjutan, tidak hanya
Barang Persediaan dan tidak menjadi persediaan
Kriteri untuk satu kali kegiatan saja;
a
c) Barang tersebut disimpan dalam gudang atau
tempat penyimpanan yang dipersamakan Apabila
tidak memenuhi kriteria tersebut, maka dicatat
menggunakan belanja barang yang tidak
menghasilkan persediaan
AKUN BELANJA PERSEDIAAN
PADA BAGAN AKUN STANDAR

1. Belanja Barang Persediaan dalam rangka Operasional


JENIS URAIAN
MAK
521811 Belanja barang Konsumsi
521812 Belanja barang amunisi
521813 Belanja barang pita cukai, materai
521821 Belanja Bahan Bahan Baku
521822 Belanja Persediaan Dalam Proses
521831 Belanja Persediaan untuk tujuan berjaga-jaga dan strategis
521832 Belanja Persediaan lainnya

16
k un n
i n g A ediaa
app Pers
h : M ang nal
o nto Bar rasio
C n ja p e
la O
Be
521111
Menghasilkan
521116 Barang Persediaan
521119 5218xx
521211
521219

Belanja Barang Persediaan Konsumsi


digunakan untuk mencatat Belanja
Barang Persediaan Konsumsi yang
Tidak menghasilkan Barang
direncanakan pengadaannya secara
Persediaan, tetap kontinyu/ berkelanjutan
menggunakan akun
dimaksud.

17
No Uraian Klasifikasi Keterangan

1 Pengadaan seminar kit untuk Belanja Barang - Perencanaan


peserta Sosialisasi yang dapat Persediaan Konsumsi pengadaan secara
dipakai beberapa kali (521811) kontinu/berkelanjutan
- Tidak habis dalam
satu kegiatan
2 Pengadaan seminar kit untuk Belanja Bahan - Perencanaan
Ilustrasi kegiatan sosialisasi aplikasi (521211) pengadaan untuk satu
persediaan kali kegiatan
- Habis dalam satu
kegiatan

18
2. Belanja Barang Persediaan dalam rangka Pemeliharaan

Jenis MAK Uraian

523112 Belanja barang persediaan pemeliharaan Gedung dan Bangunan


523122 Belanja barang bahan bakar minyak dan pelumas dan Pelumas
khusus non pertamina
523123 Belanja barang persediaan pemeliharaan Peralatan dan Mesin
523134 Belanja barang persediaan pemeliharaan Jalan dan Jembatan
523135 Belanja barang persediaan pemeliharaan Irigasi
523136 Belanja barang persediaan pemeliharaan Jaringan
523191 Belanja barang persediaan pemeliharaan lainnya

19
k un n
g A iaa
p pi ersed n
n
: Ma ng P araa
n toh Bara elih
Co nja Pem
la k
B e u nt u
523111 Menghasilkan Barang Persediaan 523112
523119 523123
523121 523134
523129 523135
523131 523136
523132 523191
523133

Tidak menghasilkan Barang


Persediaan, tetap menggunakan Kodefikasi Akun Persediaan
akun dimaksud.
http://ringkas.kemdikbud.go.id/diklatgvc
20
Kode
Uraian
Akun Aplikasi
523111 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan Tidak Persedia
an
523119 Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
Lainnya
523121 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
Catat
523129 Belanja Pemeliharaan Peraltan dan Mesin
Lainnya
Kode
523131 Belanja Pemeliharaan Jalan dan JembatanAkun Uraian
523132 Belanja Pemeliharaan irigasi 523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan
523133 Belanja Pemeliharaan Jaringan
523123 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin
523134 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jalan
dan Jembatan
523135 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Irigasi
523136 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Jaringan
523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan
Lainnya 21
ilustrasi
No Uraian Klasifikasi Keterangan

1. Pengadaan perlengkapan Belanja Barang Tidak habis dalam sekali


geduang seperti engsel Persediaan untuk pakai, sifatnya cadangan
pintu, kunci, lampu, keran pemeliharaan gedung atau berjaga-jaga
aiir untuk pemeliharaan dan bangunan (523112)
gedung
2. Service rutin dan ganti oli Belanja Pemeliharaan Habis dalam sekali pakai
untuk kendaraan dinas di Peralatan dan Mesin
bengkel resmi (523121)
3. Pembelian oli pelumas dan Belanja barang Tidak habis dalam sekali
BBM untuk peralatan genset persediaan untuk pakai, sifatnya cadangan
oleh pengelola gedung pemeliharaan peralatan atau berjaga-jaga
dan mesin (523123)

22
Belanja Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda

Jenis MAK Uraian

52611x Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy/Pemda dalam


bentuk Sarana/prasarana (pencatatan pendekatan aset)
52612x Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy/Pemda dalam
bentuk uang (dicatat pendekatan beban dlm akuntansi)
52621x Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan untuk diserahkan kepada Pemda dalam bentuk
sarana/prasarana (dicatat di Persediaan apabila dlm jangka waktu
6 bln setelah realiasi belum diserahkan ke pemda, maka dicatat
sebaga Aset tetap)

23
BELANJA MODAL

Belanja Modal
(53)

Belanja Modal Belanja Modal Belanja Modal Belanja


Belanja Modal Modal
Tanah Peralatan dan Gedung dan Jalan, Irigasi dan
Mesin Bangunan Jaringan Lainnya
(531) (536)
(532) (533) (534)

24
BELANJA MODAL

1. Belanja Modal adalah Pengeluaran anggaran untuk


perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
2. Aset Tetap adalah Aset Berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau
dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
3. Aset Lainnya diantaranya aset tak berwujud, tagihan
penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 bulan,
dan aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan).

25
KONSEP NILAI PEROLEHAN

• Komponen belanja modal untuk


perolehan aset tetap meliputi:
• Harga beli aset tetap
• Semua biaya yang dikeluarkan sampai aset
tetap siap digunakan, termasuk:
* biaya perjalanan dinas
* ongkos angkut
* biaya uji coba
* biaya konsultan

26
KRITERIA PENGAKUAN ASET TETAP

1. Dimiliki dan Berwujud;


2. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan;
3. Biaya perolehan dapat diukur secara andal;
4. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi
normal entitas;
5. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk
digunakan.
6. Memenuhi kriteria nilai satuan minimum kapitalisasi

27
BELANJA BANTUAN SOSIAL

Pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang


diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat guna
melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial,
meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau
kesejahteraan masyarakat

28
Klasifikasi Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan sosial dipisahkan berdasarkan jenis kegiatannya sesuai
dengan Bultek 10 SAP tentang Akuntansi Belanja Bantuan Sosial.
Sehingga Jenis Belanja Bantuan Sosial menjadi:

57
571 572 573 574 575 576
Belanja Belanja Belanja Bansos Belanja Bansos Belanja Belanja
Bansos utk Bansos utk utk utk Bansos utk Bansos utk
Rehabilitasi Jaminan Pemberdayaan Perlindungan Penanggulang Penanggulang
Sosial Sosial Sosial Sosial an an Bencana
kemiskinan
29
Belanja Barang atau Belanja Modal

Penentuan antara Memenuhi


Belanja Barang Kriteria Memenuhi
dan Belanja Pengakuan
Y Nilai Min.
Modal dalam Aset kapitalisasi:
P/M ≥ 1.000.000
Awal pengadaan Tetap/Aset G/B ≥ 25.000.000
Barang Lainnya?

T
T Y

Belanja Barang
sesuai
peruntukannya
Sesuai PMK
181/2016 ttg
Penatausahaan BMN
Belanja Modal
sesuai
peruntukannya
30
Konsep Kapitalisasi

Perolehan BMN berupa aset tetap hingga siap pakai

Peningkatan kapasitas/efisiensi dan/atau penambahan masa manfaat


Nilai satuan minimum kapitalisasi BMN

Peralatan dan Mesin, atau Aset Tetap


Renovasi Peralatan Mesin
• Sama dengan atau lebih dari Rp.1.000.000,-
Tidak
diperlukan

Gedung dan Bangunan, atau Aset Tetap Kapitlaisasi

Renovasi Gedung Bangunan


• Sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000,-
(PMK 181/PMK.06/2016 Pasal 40 ayat 3 dan 4)

a) BMN berupa Tanah


a) BMN berupa jalan, irigasi, dan jaringan;
b) BMN berupa konstruksi dalam pengerjaan;
c) BMN berupa aset tetap lainnya, seperti
koleksi perpustakaan dan barang
(PMK 181/PMK.06/2016 Pasal 40 ayat 5)
KRITERIA KAPITALISASI SETELAH PEROLEHAN

RKA-KL

BELANJA MODAL BELANJA BARANG


TERPENUHINYA SALAH SATU KRITERIA
KAPITALISASI

1. BERTAMBAHNYA MASA MANFAAT/ UMUR


EKONOMIS;
2. BERTAMBAHNYA KAPASITAS,
PENINGKATAN STANDAR KINERJA ATAU
TIDAK
VOLUME ASET

dan

NILAI MINIMUM KAPITALISASI:


YA ≥ 1.000.000 untuk Peralatan & Mesin TIDAK
≥25.000.000 untuk Gedung & Bangunan 33
PEMBENTUKAN
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
ASET DARI JENIS Pendapatan
BELANJA - Pajak XXXX
Belanja - PNBP XXXX
Barang Belanja
- Belanja Barang XXXX
- Belanja Modal XXXX
Belanja Modal - Belanja Bansos XXXX

NERACA
Aset Lancar Kewajiban
Belanja Bansos - Persediaan

berupa barang Aset Tetap


- Tanah, Gedung, Ekuitas
- Peralatan dll.
Aset Lainnya
Total Aset Total Kewajiban+
Ekuitas 34
Penyusunan Laporan
Keuangan
MEKANISME PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
SAKTI
Dokumen
Transaksi Keuangan

Rekonsiliasi
Pernyataa Aset

Penyajian n SAP
Catatan
atas
Pengendalian Laporan
Intern Keuangan
Laporan Keuangan
Laporan Realisasi Anggaran

Neraca

Laporan Operasional

Laporan Perubahan Ekuitas


LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA

Laporan Realisasi Anggaran


• Laporan yang menyajikan perbandingan antara realisasi pendapatan dan belanja dengan
estimasi pendapatan dan pagu anggarannya yang telah ditetapkan pada awal tahun

Neraca
• laporan yang menyajikan informasi posisi keuangan Pemerintah yaitu aset, utang, dan
ekuitas dana pada suatu tanggal tertentu

Laporan Operasional
• laporan yang menyajikan kegiatan operasional keuangan yang mencakup pendapatan, biaya,
dan surplus/defisit disandingkan dengan periode sebelumnya

Laporan Perubahan Ekuitas


• selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode
• menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Laporan Keuangan

Pengendalian
Internal
Pemahaman Pengendalian Resiko atas
Salah Saji dalam Laporan Keuangan

CaLK

Pemahaman Penyajian atas Laporan


Keuangan
Neraca

Pemahaman Aset Lancar, Aset Tetap,


dan Kewajiban

LRA
Pemahaman atas Penggunaan Akun
Pendapatan dan Belanja
Beberapa Perlakuan
Akuntansi
1. Perlakuan Terhadap Pengembalian Belanja;

2. Perlakuan Terhadap Pengadaan Bahan Persediaan;

3. Perlakukan Terhadap Pendapatan Diterima Di Muka;

4. Perlakukan Terhadap Piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti


Rugi (TP/TGR).

5. Perlakuan Terhadap Hibah Langsung Uang/Barang/Jasa/Surat Berharga;


PERLAKUAN TERHADAP PENGEMBALIAN
BELANJA

Transaksi pengembalian atas


Belanja satuan kerja yang
telah terjadi pada periode
Tertentu

a) Disetorkan ke Kas Negara pada tahun


Pengembalian Belanja anggaran berjalan, sesuai dengan jenis
belanjanya; Untuk Pengembalian Belanja
Tahun Anggaran b) Pengembalian tersebut akan mengurangi
Modal TAYL, akan mengurangi
Berjalan Nilai Aset yang bersangkutan ;
sesuai belanja terkait;
c) Disetorkan menggunakan Sistem Informasi Pastikan Untuk melakukan
PNBP (Simponi); koreksi nilai aset per masing-
masing aset pada aplikasi
SAKTI (Aset) sesuai dengan
nilai pengembalian belanja
Pengembalian modalnya

Belanja
a) Disetorkan ke Kas Negara tahun berikutnya, dan
diakui sebagai pendapatan Penerimaan Kembali
Belanja ;
Pengembalian Belanja b) Pengembalian tersebut tidak mengurangi realisasi
Tahun Anggaran Lalu belanja namun menambah pendapatan;
c) Disetorkan menggunakan Sistem Informasi PNBP
(Simponi);
PERLAKUAN TERHADAP PENGADAAN
BARANG PERSEDIAAN

Aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan


yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
operasional pemerintah daerah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/ataudiserahkan
dalam rangka pelayanan kepada masyarakat

Prinsip
Persediaan tidak dapat
dilihat dari bentuk Pembelian /Pengadaan
barangnya, melainkan niat Barang untuk Persediaan
awal (intention) pada saat
penyusunan perencanaan
kegiatan dan penyusunan
RKAKL-nya, sehingga a) Tidak habis dalam sekali pakai;
untuk barang-barang yang b) Sifatnya cadangan atau
memang direncanakan berjaga-jaga;
habis pada satu kegiatan c) Rencana awalnya memang
tidak dialokasikan dari untuk persediaan;
Belanja Barang
d) Pengadaan seminar kit untuk
Persediaan dan tidak
menjadi persediaan beberapa kali kegiatan.
PERLAKUAN TERHADAP PENDAPATAN
DITERIMA DIMUKA

Pendapatan yang sudah diterima di Kas


Negara tetapi belum menjadi hak pemerintah
karena masih terdapat kewajiban pemerintah
untuk memberikan barang/jasa dikemudian
hari sebagai konsekuensi penerimaan
pendapatan di Kas Negara tersebut

Ilustrasi
Satker Kemendikbud ABC menyewakan gedungnya kepada
rekanan dengan rincian sebagai berikut: a. Pencatatan per tanggal pelaporan 31 Desember 2018
a. PT. DEF menyewa Gedung A selama 2 tahun dimulai dari Yang menjadi Pendapatan Diterima Di Muka adalah Pendapatan tahun 2019 dan 2020 =
1 Juli 2018 s.d. 30 Juni 2020 dengan nilai kontrak Rp150.000.000,- + Rp51.000.000,- = Rp201.000.000,-
Rp120.000.000,- b. Pencatatan per tanggal pelaporan 31 Desember 2019
b. CV GHI menyewa Gedung B selama 1,5 tahun dimulai dari Pendapatan tahun 2019 adalah sebesar Rp150.000.000,-,
1 Oktober 2018 s.d. 31 Maret 2020 dengan nilai kontrak c. Pencatatan per tanggal pelaporan 31 Desember 2020
Rp90.000.000,- Pendapatan tahun 2020 adalah sebesar Rp51.000.000,-,
c. PT. JKL menyewa Gedung C selama 1 tahun dimulai dari
1 Maret 2019 s.d. 28 Februari 2020 dengan nilai kontrak
Rp36.000.000,-
PERLAKUAN TERHADAP PIUTANG TP/TGR

Tuntutan Perbendaharaan dikenakan kepada bendahara


yang karena lalai atau melakukan perbuatan melawan
hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. Tuntutan
TP Perbendaharaan dikenakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan a) Pencatatan saat ditetapkannya SKTJM
Piutang Tuntutan Ganti Rugi berdasarkan SKTJM sebesar = Rp36.000.000,- +
Rp36.000.000,- = Rp72.000.000,-
Tuntutan Ganti Rugi dikenakan kepada pegawai non b) Pencatatan Penyisihan Piutang Tuntutan Ganti Rugi
bendahara yang karena lalai atau melakukan perbuatan Besarnya Penyisihan Piutang Tuntutan Ganti Rugi, atas penyisihan tersebut piutang
melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. tersebut memiliki kualitas lancar karena akan dibayarkan per-bulan.
TGR Tuntutan Perbendaharaan dikenakan oleh pimpinan di
= 0,5% x Rp72.000.000,-
lingkup Kementerian negara/Lembaga (satker) sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
= Rp360.000,-
c) Pengungkapan
ilustrasi SKTJM
No Satker Uraian Jumlah
Bulan Februari 2018 Satker ABC kehilangan 1 unit Jangka Waktu
Tanggal Atas Nama Nilai
Penyelesaian
kendaraan bermotor roda 4. Atas kehilangan ini telah
diproses dan diterbitkan SKTJM pada bulan Juni 2018 atas 1 ABC Jun-18 24 bulan Bapak A 36.000.000
nama 2 orang pegawai dengan rincian sebagai berikut: TGR Ke ndaraan
72.000.000
Jun-18 24 bulan Bapak B 36.000.000
- Bapak A; jangka waktu penyelesaian 24 bulan; nilai Roda 4

SKTJM Rp36.000.000,- Jumlah sesuai SKTJM 72.000.000


- Bapak B; jangka waktu penyelesaian 24 bulan; nilai
Total Piutang TP/TGR per tanggal pelaporan (30 Juni 2018) 72.000.000
SKTJM Rp36.000.000,-
Bagaimanakah pencatatan pada saat ditetapkan SKTJM dan
pengungkapannya dalam CaLK Semester I tahun 2018?
subyek

Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau


Bendahara Pihak Ketiga
Pejabat Lain
Penetapan

Presiden, Menteri/ Pimpinan Lembaga/


BPK Proses Peradilan
Gubernur/Bupati/Walikota
Peratura

Peraturan BPK Peraturan Pemerintah


Nomor 3 Tahun 2007 Nomor 38 Tahun 2016
n

tentang Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah


KUH Perdata
tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara Terhadap Bendahara Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau Pejabat Lain

Tuntutan Perbendaharaan Tuntutan Ganti Rugi Tuntutan Pihak ke III


PROSES PENYELESAIAN KERUGIAN NEGARA/DAERAH

Informasi terjadinya Kerugian


Negara/Daerah Surat Ket Tanda
Pihak Yg Merugikan Lunas

1 Menerima LUNAS
Atasan Langsung/Kepala Satker
dapat menunjuk Pegawai
SKP2KS
ASN/Anggota TNI/Polri /Pejabat 2 keberatan
Lain utk melakukan verifikasi Paling lambat
Tidak
diperoleh 14 hari kerja
WAN PRESTASI

TIDAK
Ada Indikasi kerugian selesai
Upaya
Ya SKTJM
Penyelesaian
negara LUNAS
Kerugian dengan
Cara Damai
YA Surat Ket Tanda
beritahu
Lunas
Laporan Indikasi BPK Ya
Kerugian Negara

Lapor Melawan hukum/ lalai


≤ 7 hk Tidak MAJELIS
PPKN/D

LHP kpd PPKN/D memuat:


TPKN/D
1. Jumlah
2. Pihak Yg Bertanggungjawab
PERLAKUAN TERHADAP HIBAH LANGSUNG
BERUPA UANG/BARANG/JASA
Negosiasi/Penadatanganan Penganggaran Pelaksanaan
Perencanaan

K/L mengajukan K/L menerima TRANSFER


pencantuman dana DANA HIBAH dari donor
K/L melakukan negosiasi dan
K/L MENGKAJI maksud & dalam dokumen
penandatanganan GRANT
tujuan pemberian hibah anggaran/ REVISI DIPA ke
AGREEMENT (Pasal 60&63
Proses Hibah Langsung

sesuai prinsip prinsip Kemenkeu (DJA) untuk K/L melaksanakan


PP10/2011)
penerimaan hibah. Dan hibah dalam bentuk PENGADAAN dan
menyiapkan kegiatan uang (pasal 44 PP membuat kontrak
yang akan dibiayai 10/2011)
dengan hibah (Pasal 56
ayat 1&2 PP10/2011)
K/L menerima hibah
Untuk hibah dalam barang/ jasa dari donor
bentuk Barang/Jasa
dicatat dalam LKPP
dan tidak perlu Serah terima dituangkan
dituangkan dalam dalam dokumen BAST dan
DIPA (Pasal 45 ditandatangani K/L dan
PP10/2011) Donor
K/L melakukan
KONSULTASI kepada
Kemenkeu, Bappenas
dan Kementerian K/L menyusun
terkait lainnya (Pasal pertanggung jawaban /
56 ayat 3 PP 10/2011) LAPORAN
(Kepmen :189 Tahun 2023)
Pemberian Kuasa Penandatangan Hibah
Langsung
KONSULTASI RENCANA PENERIMAAN HIBAH LANGSUNG

Konsultasi
dilaksanakan dalam Konsultasi dilakukan
Setiap Hibah hal: Konsultasi paling melalui:
langsung yang akan sedikit mencakup:
a. penerimaan a. tatap muka;
diterima oleh K/L a. penentuan jenis
Hibah untuk
dikonsultasikan dulu Hibah; b. surat menyurat;
pertama kalinya
kepada Menteri c. rapat; dan/atau
dan/atau tidak b. bentuk Hibah;
Keuangan c.q.
berulang; dan dan d. komunikasi
DJPPR atau Kanwil
DJPB b. tidak sama c. penarikan Hibah. melalui sarana
dengan penerimaan elektronik.
Hibah sebelumnya.
• MEKANISME PERTANGGUNGJAWABAN
• HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG

REGISTRAS •• Perjanjian Hibah


Ringkasan Hibah
Ke DJPPR Ke Kanwil DJPB I • surat kuasa pendelegasian
(Hibah LN) (Hibah DN) kewenangan untuk menandatangani
perjanjian Hibah

Ke KPPN KPH Ke KPPN Mitra NASKAH


(Hibah LN) (Hibah DN)
PERJANJIA Rekening
N HIBAH • Surat Permohonan
Pengesahan (3R1P) • Surat Kuasa
• SP2HL
• Copy Rekening Koran Hibah
• SPTMHL
• untuk pengajuan SP2HL pertama
kali dilengkapi salinan:
a. surat penetapan nomor
register Hibah
b. surat persetujuan
pembukaan rekening
Revisi DIPA • Izin Pembukaan
Rekening
• Nomor Register

1 PERJANJIAN - 1 REGISTER - 1 REKENING


Pencatatan Hibah Langsung Bentuk UANG

Konsultasi dengan DJPPR • Tidak ada pencatatan akuntansi


atau Kanwil DJPB

Penandatanganan perjanjian • Tidak ada pencatatan akuntansi


hibah

Pengajuan dan penerbitan • Tidak ada pencatatan akuntansi


nomor register

Pengajuan dan persetujuan • Tidak ada pencatatan akuntansi


pembukaan rekening
Jurnal Penyesuaian – Hibah Langsung
D 111827 Kas Lainnya di K/L dari Hibah yang xxx
• Satker mencatat jurnal penyesuaian kategori belum Disahkan
Penerimaan kas hibah Hibah Langsung melalui Aplikasi SAIBA K 218211 Hibah Langsung yang Belum xxx
Disahkan
• Satker merekam revisi DIPA sehingga terbentuk
Pengajuan dan revisi DIPA jurnal pada Aplikasi SAIBA

Penggunaan kas hibah • Tidak ada pencatatan akuntansi BMN yang diperoleh dari belanja yang
bersumber dari hibah langsung bentuk UANG
• Satker merekam dokumen pengesahan hibah dilakukan perekaman melalui Menu
Pengajuan dan penerbitan (SPHL) sehingga terbentuk jurnal pada Aplikasi Pembelian
dokumen pengesahan SAIBA
Mekanisme Pertanggungjawaban Hibah BARANG & JASA

• Perjanjian Hibah
Ke DJPPR untuk Ke Kanwil DJPB • Ringkasan Hibah
Hibah LN untuk Hibah DN • surat kuasa pendelegasian
kewenangan untuk
menandatangani perjanjian
Hibah
REGISTRAS
I
TER
S
EGI
1 R
Dilengkapi dokumen
NASKAH
N pendukung/ laporan kegiatan
IA PERJANJIA
NJ
R JA N HIBAH
PE Pihak
H • SP3HLBJS Tujuan
SKA Pemberi Tanggal Penyerahan
A • MPHLBJS PENGESAHAN BAST dan serah Barang (5)
1N • BAST Penerima terima (3)
(1)
• SPTMHL Nilai
• Surat penetapan nomor nominal Rincian Bentuk
(valas dan harga per hibah (6)
register Hibah IDR) (2) barang (4)
Pencatatan Hibah Langsung Bentuk BARANG/JASA

Konsultasi dengan
DJPPR atau Kanwil • Tidak ada pencatatan akuntansi
DJPB

Penandatanganan • Tidak ada pencatatan akuntansi


perjanjian hibah

Pengajuan dan
penerbitan nomor • Tidak ada pencatatan akuntansi
register Hibah Barang:
Jurnal Penyesuaian – kategori Hibah Langsung
• Satker mencatat BMN pada Aplikasi SIMAK-BMN D 1xxxxx Aset Tetap/Aset xxx
Penerimaan dan/atau Aplikasi Persediaan. Lainnya/Persediaan yang
barang/jasa dengan • Satker mencatat jurnal penyesuaian kategori Belum Diregister
BAST Hibah Langsung melalui Aplikasi SAIBA.
K 218211 Hibah Langsung yang Belum xxx
Disahkan
Pengajuan dan • Satker merekam dokumen pengesahan hibah
penerbitan dokumen (Persetujuan MPHL-BJS) sehingga terbentuk
jurnal pada Aplikasi SAIBA
pengesahan
PELAKSANA
AN SISTEM
AKUNTANSI
DAN
PELAPORAN
Laporan Realisasi Anggaran
Pemahaman Tentang Akun Belanja/Pendapatan

Perencanaan Anggaran

Pelaksanaan Anggaran
Neraca

• Kas
Aset Lancar • Pendapatan
• Piutang

• Tanah
Aset Tetap • Peralatan Mesin
• Gedung dan Bangunan

• Aset Tak Berwujud


Aset Lainnya • Aset Lain-lain
Catatan atas Laporan Keuangan

Penyajian

Pengungkapan

Kertas Kerja Telaah

Pengendalian Intern atas Pelaporan Keuangan


Aspek Pengendalian Intern

Aspek Yang harus Dipenuhi untuk


To Do List Pelaporan
Mencapai Standar Pengendalian Internal

Ketaatan

Konsistensi

Dapat dibandingkan

Materialitas

Objektif

Kelengkapan

Dapat Dipahami
PENGENDALIAN INTERN ATAS
PELAPORAN KEUANGAN
Contoh Pernyataan Tanggung Jawab

61
MANFAAT PIPK

Menjadi Landasan Statement SPI dalam SOR

Deteksi Dini

Mengurangi Unsur Kejutan


TUJUAN PIPK

Bertujuan memberikan keyakinan terbatas atas efektivitas penerapan PIPK.


Dilaksanakan oleh APIP terhadap penerapan PIPK yang berasal dari laporan hasil
Reviu Penilaian PIPK

Bertujuan menjaga efektivitas penerapan PIPK.


Penilaian Dilaksanakan oleh Tim Penilai pada tingkat entitas, dan tingkat
proses/transaksi.

Bertujuan memberikan keyakinan bahwa Pelaporan Keuangan


Penerapan
dilaksanakan dengan pengendalian intern yang memadai.
Diterapkan oleh setiap Entitas Akuntansi, dan Entitas Pelaporan.

63
64 Penerapan PIPK

Menyusun Laporan
Melaksanakan
Laporan Keuangan
tugas dan fungsi
Keuangan

Man
ajem p kan PIPK
n era Tingkat
Me
en PUTIK Proses/
/(ITGC) Transaksi/
Aplikasi
Tingkat
Entitas

Didokumentasikan

SOR
Harus ada dasar
Alur Penilaian
Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Secara
Perencanaan Entitas Proses/Transaksi Keseluruhan

Unsur2 dan Prinsip2


Penentuan akun signifikan Penilaian efektivitas Mengandung
Pengendalian Intern
rancangan Kelemahan Material
Penarikan
Identifikasi proses utama Pengendalian
Simpulan
Efektif dengan
PUTIK Efektivitas
Identifikasi risiko pengecualian
Pengujian Efektivitas Pengendalian
Implementasi Efektif
Identifikasi pengendalian utama Pengendalian
Dokumentasi proses utama dan
pengendalian utama Penarikan
Penyusunan tabel Risk-Control Simpulan Pengujian Atribut Inconsequential
Matrix (RCM) Pengendalian Evaluasi &
Penentuan
jumlah sample Klasifikasi Significant deficiency
Temuan
Tinggi Efektif Material weakness
(CUDR>5%)
(CUDR<5%)
Sedang Temuan

Rendah
Temuan

65
Tahapan Penilaian PIPK

Maret s.d Mei Juni s.d sebulan sebelum LK disampaikan

Pelaporan
Perencanaan
1 Penilaian 2 Penilaian PIPK 3 Hasil
Penilaian
• Buat Tim Tim Penilai di
• Tentukan akun atasnya
signifikan
• Buat RCM
APIP

Penilaian Penilaian Pengendalian Penilaian Pengendalian


Pengendalian Intern Intern Tingkat Intern secara
Tingkat Entitas Proses/Transaksi Keseluruhan
Mengevaluasi Mengevaluasi pengendalian
pengendalian yang yang ditujukan untuk
Mengevaluasi temuan yang
mempunyai pengaruh mencegah dan mendeteksi
diperoleh dari tahapan
luas/menyebar ke seluruh “apa yang bisa salah” (risiko)
sebelumnya dan menarik
kegiatan/proses pelaporan atau tidak tercapainya
simpulan efektivitas PIPK
keuangan, termasuk tujuan keandalan pelaporan
penerapan ITGC. keuangan
66
Hasil Control Self Assessment PIPK
dan Pernyataan Manajemen ttg PIPK

Efektif

MEMADAI

Efektif dengan
Pengecualian

Mengandung
Kelemahan TIDAK MEMADAI
Material
67
l a m
Sa US
P
M ka ”
A
“ K de
M e r TERIMA
KASIH

firman@kemdikbud.
go.id
Kodefikasi Akun Persediaan
http://ringkas.kemdikbud.go.id/diklatgvc

Anda mungkin juga menyukai