Nim : 1992152021
Perlakuan Akuntansi Aset Tak Berwujud Dalam akuntansi aktiva tidak berwujud, sebenarnya hampir
sama permasalahannya dengan aktiva berwujud.
Perolehan aset tak berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur serta ditambah semua
biaya yang menyertai untuk mendapatkan aset/haknya (sama seperti aset berwujud).
Apabila terjadi pengeluaran setelah perolehan aset tak berwujud (expenditure), biaya biaya
tersebut dikapitalisasi ataupun dibebankan ke periode berjalan, sama seperti tangible asset.
Amortisasi aset tidak berwujud, seperti halnya penyusutan pada aktiva tetap, dialokasikan
harga perolehannya menjadi biaya (beban usaha).
Pencatatan maupun perhitungan amortisasi sama caranya dengan perhitungan dan pencatatan
penyusutan aktiva tetap.
1) Kecuali trade mark (merk dagang) yang dikelompokan kedalam HPP, mayoritas Amortisasi
merupakan biaya usaha
2) Metode garis lurus mungkin lebih baik diaplikasikan dalam amortisasi, karena aset tak
berwujud pada dasarnya tak berhubungan dengan produk/output yang dihasilkan
perusahaan.
Amortisasi (amortize) merupakan berkurang atau menurunya nilai aktiva tetap tidak berwujud
secara bertahap dalam jangka waktu tertentu di dalam suatu periode akuntansi. Karenanya,
amortisasi berhubungan erat dengan aktiva tetap tak berwujud suatu perusahaan.
Yang dimaksud aset tak berwujud adalah aset tetap yang tidak memiliki bentuk fisik dan sudah
dimiliki perusahaan lebih dari satu tahun. Misalnya adalah seperti hak-hak yang dimiliki perusahaan.
Aset tak berwujud dianggap memiliki nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada
perusahaan.
Aset tetap tak berwujud bisa berupa aset yang terkait dengan pemasaran, pelanggan, artistik,
kontrak, maupun teknologi. Beberapa jenis aktiva yang digolongkan sebagai aktiva tetap tak
berwujud diantaranya adalah:
1) Hak paten
Yaitu hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada perseorangan atau perusahaan tertentu
untuk memanfaatkan suatu penemuan melalui direktorat paten. Hak paten biasanya diberikan
maksimal selama 17 tahun, dan dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.
Hak paten diamortisasi selama periode tertentu, dan bisa dihitung atas dasar unit produk yang
dibuat. Pada penulisan jurnalnya, akun amortisasi paten akan didebitkan. Sedangkan akun paten
dikreditkan.
2) Hak cipta
Hak cipta, atau lebih dikenal sebagai copyright merupakan hak tunggal yang diberikan kepada
perseorangan ataupun badan untuk menjual atau memperbanyak suatu karya maupun barang
baik yang berasal dari hasil seni ataupun karya intelektual.
Hak cipta bisa didapatkan dengan cara riset, dan dapat dijual. Jangka waktu kepemilikan adalah
28 tahun dan masih bisa diperpanjang selama 28 tahun lagi. Copyright yang didapat dari ciptaan
sendiri biasanya memiliki nilai yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dibebankan pada periode
akuntansi tersebut. Sedangkan copyright yang didapatkan dengan cara membeli nilainya akan
cenderung besar, sehingga perlu dikapitalisasi dan diamortisasikan.
3) Merek Dagang
Merek dagang (trademark) merupakan hak tunggal yang dimiliki perseorangan atau suatu
perusahaan untuk menggunakan brand, lambang, logo usaha atas suatu produk maupun jasa.
Pembukuan nilai merek dagang sangat berpengaruh dengan nilainya. Bila nilainya terlalu besar,
maka perlu dilakukan kapitalisasi dan amortisasi. Namun, pada beberapa kasus tidak dilakukan
amortisasi karena umurnya yang tidak terbatas.
Namun bila nilainya relatif kecil, maka perusahaan bisa menjadikannya sebagai beban pada
periode yang sama.
4) Franchise
Franchise merupakan hak yang dimiliki sebuah perusahaan atas perusahaan lain untuk
mengkomersialisasikan proses, teknik, ataupun produk tertentu. Franchise biasanya diberikan
dalam jangka waktu tertentu, dan biasanya dibarengi dengan persyaratan yang disepakati kedua
belah pihak. Karena sifatnya tersebut, amortisasi dilakukan setiap tahunya.
5) Leasehold
Leasehold yaitu hak atas penggunaan suatu aktiva yang terikat dalam perjanjian sewa. Biaya
sewa yang dibayarkan di setiap periode harus dibebankan pada periode setiap pembayaranya.
Sedangkan biaya sewa yang dibayar dimuka dapat dicatat sebagai pendapatan sewa dibayar
dimuka ataupun sebagai aktiva tetap tak berwujud jika jangka sewanya relatif lama.
Perhitungan nilai amortisasi leasehold bisa ditulis dengan dua cara, yaitu garis lurus dan nilai
tunai. Untuk pencatatan jurnalnya adalah dengan mendebitkan akun biaya sewa, dan
mengkreditkan akun leasehold.
Pencatatan amortisasi aset tak berwujud dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode
garis lurus dan saldo menurun. Berikut penjelasanya:
Yaitu perhitungan amortisasi aset tidak berwujud dengan cara menyamakan pembebanan biaya
yang dialokasikan di setiap tahunya. Dengan kata lain, nilai penyusutan yang dialami setiap tahunya
selalu sama. Untuk memperjelas, berikut studi kasus dan cara penulisanya:
Contoh kasus:
PT Harapan Baru membeli lisensi produksi produk kerajinan dari PT Kreasi Indah. Masa manfaat yang
disepakati adalah selama 5 tahun, dengan nilai Rp. 100,000,000.
Yaitu perhitungan amortisasi dengan cara mengalokasikan pembebanan biaya yang mana dihitung
semakin menurun setiap tahunnya. Penurunan beban tersebut seiring dengan bertambahnya masa
manfaat yang dirasakan perusahaan. Sedangkan pada masa manfaatnya yang terakhir, dilakukan
penyusutan sekaligus atas nilai sisa yang ada.
Karena perhitungannya seperti itu maka biaya penyusutan pada tahun pertama akan lebih besar
daripada tahun kedua. Begitupun seterusnya hingga masa manfaatnya habis. Dengan contoh kasus
yang sama seperti pada metode garis lurus, perhitungan dan penulisan jurnalnya adalah sebagai
berikut:
Contoh Soal
I. Amortisasi hak paten
Adil mengeluarkan tunai untuk hak patent atas suatu penemuan baru pembuatan produk
handphone sebesar Rp. 6 juta. Taksiran umur patent 15 th. Patent diperoleh pada tanggal 1 April
1995.
Jawaban:
Pada tanggal 1/1/1995,Arnold memperoleh hak cipta atas lagu yang dikarangnya. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk penyusunan karangan, pendaftaran dan hak memperoleh hak cipta tersebut
sebesar Rp. 9.000.000. Menurut taksiran hasil penjualan karangan, taksiran umur hak cipta 9 th.
Jawaban:
III. Franchises
Harga perolehan franchises adalah semua pengeluaran sampai yang menerima franchise itu dapat
menggunakan haknya.
Contoh:
Mutiara memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu produk makanan & menjual kepada umum.
Biaya yang dikeluarkan atas produk tersebut sebesar Rp. 15.000.000,- sesuai dengan perjanjian hak
mempergunakan selama 10 tahun.
Jurnal untuk mencatat hak franchise produk tersebut tanggal 1 Mei 1995
Contoh: Tanggal 1 April 1995, Firma Halomoan & Co memperoleh hak merek atas produk pabriknya
dengan biaya Rp. 7.800.000,-. Harga perolehan tersebut diamortisasi selama 6 tahun.
V. PT Maju Mundur mengeluarkan biaya jasa hukum sebesar Rp. 180.000 pada tanggal 1 Januari
2019 untuk mempertahankan paten. Umur manfaat dari paten tersebut adalah 20 tahun, dan
diamortisasikan secara garis lurus.
Ditanya
Jawab
1 Januari 2019
Kas Rp 180.000
31 Desember 2019
Dalam database pelanggan tersebut terdiri dari informasi nama, kontak, riwayat pesanan dan
informasi demografis.
Ditanya: Buatlah jurnal saat pembelian (1 Januari 2019) dan carilah beban amortisasi setiap periode
dan buatlah jurnalnya!
VII. Berdasarkan soal 1 jika PT. Inti Sejahtera menentukan bahwa perusahaan dapat menjual daftar
tersebut dengan harga Rp. 60.000 ke perusahaan lain pada akhir tahun ke-3 maka buatlah jurnal
dan perhitungan beban amortisasi pada setiap periodenya.
Didapat dari: