Anda di halaman 1dari 9

Nama : Muh Nasrul

Nim : 1992152021

RMK “Aset tak berwujud”


Pengertian Aktiva Tak Berwujud (Intangible Assets)
Pengertian aktiva tak berwujud menurut PSAK :
"Aktiva tak berwujud adalah aktiva non moneter yang bisa diidentifikasi, tidak memiliki
wujud fisik secara nyata serta dimiliki guna menghasilkan maupun menyerahkan barang dan
jasa, disewakan maupun hanya untuk tujuan administrasi."
Didalam akuntansi, diakuinya sebuah aktiva tak berwujud apabila :

 Perusahaan berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi dimasa yang akan


datang dari aset tersebut
 Biaya biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal

Contoh Aktiva Tak Berwujud :


1. Hak Sewa (Lease Hold)
Hak sewa diperoleh dari transaksi sewa aktiva tertentu, disahkan oleh notaris dan dalam
tempo kurun waktu tertentu.
Contohnya : sewa gedung, sewa kendaraan, sewa mesin. alasan hak sewa diakui sebagai
aset tak berwujud karena:

 Memberikan kontribusi bagi perusahaan dimasa mendatang.


 Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
2. Hak Paten
Hak Paten merupakan hak yang didapat dari penemuan tertentu, penemu tersebut akan
mendapatkan manfaat dalam waktu tertentu dan dimasa mendatang (bisa diperpanjang)
contohnya penemuan formula, sistem, penemuan produk, atau rekayasa.
3. Trade Mark (Merek Dagang)
Merek dagang adalah hak yang didapat dari suatu merk komersil tertentu.
Contoh : logo, tulisan, simbol ataupun kombinasinya yang mewakili entitas tertentu.
4. Organization Cost
Merupakan pengeluaran entitas yang timbul sebelum perusahaan beraktivitas operasi.
Contohnya biaya notaris, biaya seperti ini dicatat sebagai perolehan aset tak berwujud
karena manfaatnya yang diperoleh entitas saat itu dan dimasa mendatang selama entitas
masih beroperasi.
5. Copyright (Hak Pengadaan)
Merupakan hak yang diberikan karena suatu penulisan, baik itu puisi, novel, karya
ilmiah,nada lagu maupun lirik, scenario film.
Hak pengadaan (copyright) bisa meliputi hak mengedarkan dan memperbanyak karya
tersebut.
6. Perijinan (Licences)
Hak yang didapat dari pemerintahan untuk bisa melakukan aktivitas yang terkait dengan
bidang usaha perusahaan.
Licences ini ada masa waktunya, apabila telah habis, maka harus diperpanjang/diperbarui.
biasanya izin seperti ini mempunyai jangka waktu lebih dari satu tahun buku, bisa 3 hingga
30 tahun.
7. Franchise
Franchise merupakan hak yang didapat guna melakukan jenis usaha tertentu, memasarkan
produk juga mengikuti polanya, penggunaan logo maupun pengelolaannya. Kesemuanya
dimiliki oleh entitas yang memberikan franchise/waralaba.
8. Goodwill
Goodwil adalah keistimewaan atau kelebihan tertentu yang dimiliki suatu entitas.
Goodwill diakui apabila terjadi transaksi pada perusahaan yang dinilai lebih oleh entitas lain.
Transaksi bisa berupa merger atau akuisisi maupun penjualan perusahaan.
Contohnya keistimewaan perusahaan bisa muncul karena perusahaan mempunyai reputasi
yang sangat bagus, mempunyai produk yang tak dimiliki oleh para pesaing maupun letak
perusahaan yang strategis.

Perlakuan Akuntansi Aset Tak Berwujud Dalam akuntansi aktiva tidak berwujud, sebenarnya hampir
sama permasalahannya dengan aktiva berwujud.

 Perolehan aset tak berwujud dicatat dan diakui sebesar nilai faktur serta ditambah semua
biaya yang menyertai untuk mendapatkan aset/haknya (sama seperti aset berwujud).
 Apabila terjadi pengeluaran setelah perolehan aset tak berwujud (expenditure), biaya biaya
tersebut dikapitalisasi ataupun dibebankan ke periode berjalan, sama seperti tangible asset.
 Amortisasi aset tidak berwujud, seperti halnya penyusutan pada aktiva tetap, dialokasikan
harga perolehannya menjadi biaya (beban usaha).

Pencatatan maupun perhitungan amortisasi sama caranya dengan perhitungan dan pencatatan
penyusutan aktiva tetap.

1) Kecuali trade mark (merk dagang) yang dikelompokan kedalam HPP, mayoritas Amortisasi
merupakan biaya usaha
2) Metode garis lurus mungkin lebih baik diaplikasikan dalam amortisasi, karena aset tak
berwujud pada dasarnya tak berhubungan dengan produk/output yang dihasilkan
perusahaan.

Amortisasi dan Aset Tetap Tak Berwujud

Amortisasi (amortize) merupakan berkurang atau menurunya nilai aktiva tetap tidak berwujud
secara bertahap dalam jangka waktu tertentu di dalam suatu periode akuntansi. Karenanya,
amortisasi berhubungan erat dengan aktiva tetap tak berwujud suatu perusahaan.

Yang dimaksud aset tak berwujud adalah aset tetap yang tidak memiliki bentuk fisik dan sudah
dimiliki perusahaan lebih dari satu tahun. Misalnya adalah seperti hak-hak yang dimiliki perusahaan.
Aset tak berwujud dianggap memiliki nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada
perusahaan.

Jenis-Jenis Aset Tetap Tak Berwujud dan Perlakuannya

Aset tetap tak berwujud bisa berupa aset yang terkait dengan pemasaran, pelanggan, artistik,
kontrak, maupun teknologi. Beberapa jenis aktiva yang digolongkan sebagai aktiva tetap tak
berwujud diantaranya adalah:

1) Hak paten

Yaitu hak istimewa yang diberikan pemerintah kepada perseorangan atau perusahaan tertentu
untuk memanfaatkan suatu penemuan melalui direktorat paten. Hak paten biasanya diberikan
maksimal selama 17 tahun, dan dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.

Hak paten diamortisasi selama periode tertentu, dan bisa dihitung atas dasar unit produk yang
dibuat. Pada penulisan jurnalnya, akun amortisasi paten akan didebitkan. Sedangkan akun paten
dikreditkan.

2) Hak cipta

Hak cipta, atau lebih dikenal sebagai copyright merupakan hak tunggal yang diberikan kepada
perseorangan ataupun badan untuk menjual atau memperbanyak suatu karya maupun barang
baik yang berasal dari hasil seni ataupun karya intelektual.

Hak cipta bisa didapatkan dengan cara riset, dan dapat dijual. Jangka waktu kepemilikan adalah
28 tahun dan masih bisa diperpanjang selama 28 tahun lagi. Copyright yang didapat dari ciptaan
sendiri biasanya memiliki nilai yang tidak terlalu tinggi, sehingga dapat dibebankan pada periode
akuntansi tersebut. Sedangkan copyright yang didapatkan dengan cara membeli nilainya akan
cenderung besar, sehingga perlu dikapitalisasi dan diamortisasikan.
3) Merek Dagang

Merek dagang (trademark) merupakan hak tunggal yang dimiliki perseorangan atau suatu
perusahaan untuk menggunakan brand, lambang, logo usaha atas suatu produk maupun jasa.
Pembukuan nilai merek dagang sangat berpengaruh dengan nilainya. Bila nilainya terlalu besar,
maka perlu dilakukan kapitalisasi dan amortisasi. Namun, pada beberapa kasus tidak dilakukan
amortisasi karena umurnya yang tidak terbatas.

Namun bila nilainya relatif kecil, maka perusahaan bisa menjadikannya sebagai beban pada
periode yang sama.

4) Franchise

Franchise merupakan hak yang dimiliki sebuah perusahaan atas perusahaan lain untuk
mengkomersialisasikan proses, teknik, ataupun produk tertentu. Franchise biasanya diberikan
dalam jangka waktu tertentu, dan biasanya dibarengi dengan persyaratan yang disepakati kedua
belah pihak. Karena sifatnya tersebut, amortisasi dilakukan setiap tahunya.

5) Leasehold

Leasehold yaitu hak atas penggunaan suatu aktiva yang terikat dalam perjanjian sewa. Biaya
sewa yang dibayarkan di setiap periode harus dibebankan pada periode setiap pembayaranya.
Sedangkan biaya sewa yang dibayar dimuka dapat dicatat sebagai pendapatan sewa dibayar
dimuka ataupun sebagai aktiva tetap tak berwujud jika jangka sewanya relatif lama.

Perhitungan nilai amortisasi leasehold bisa ditulis dengan dua cara, yaitu garis lurus dan nilai
tunai. Untuk pencatatan jurnalnya adalah dengan mendebitkan akun biaya sewa, dan
mengkreditkan akun leasehold.

Metode Pencatatan Amortisasi Aset Tak Berwujud dan Contohnya

Pencatatan amortisasi aset tak berwujud dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan metode
garis lurus dan saldo menurun. Berikut penjelasanya:

A. Metode garis lurus

Yaitu perhitungan amortisasi aset tidak berwujud dengan cara menyamakan pembebanan biaya
yang dialokasikan di setiap tahunya. Dengan kata lain, nilai penyusutan yang dialami setiap tahunya
selalu sama. Untuk memperjelas, berikut studi kasus dan cara penulisanya:

Contoh kasus:

PT Harapan Baru membeli lisensi produksi produk kerajinan dari PT Kreasi Indah. Masa manfaat yang
disepakati adalah selama 5 tahun, dengan nilai Rp. 100,000,000.

Perhitungan dan penulisan jurnal amortisasi


Karena dihitung dengan metode garis lurus, maka perhitungan amortisasi per tahun adalah: Rp.
100,000,000/5 tahun = Rp. 20,000,000/tahun. Dengan begitu, maka penulisan jurnalnya adalah:

Beban amortisasi Rp. 20,000,000

Aset tak berwujud Rp. 20,000,000

B. Metode saldo menurun

Yaitu perhitungan amortisasi dengan cara mengalokasikan pembebanan biaya yang mana dihitung
semakin menurun setiap tahunnya. Penurunan beban tersebut seiring dengan bertambahnya masa
manfaat yang dirasakan perusahaan. Sedangkan pada masa manfaatnya yang terakhir, dilakukan
penyusutan sekaligus atas nilai sisa yang ada.

Karena perhitungannya seperti itu maka biaya penyusutan pada tahun pertama akan lebih besar
daripada tahun kedua. Begitupun seterusnya hingga masa manfaatnya habis. Dengan contoh kasus
yang sama seperti pada metode garis lurus, perhitungan dan penulisan jurnalnya adalah sebagai
berikut:

a. Amortisasi tahun 1: 50% x Rp. 100,000,000 = Rp. 50,000,000

Beban amortisasi Rp. 50,000,000

Aset tak berwujud Rp. 50,000,000

b. Amortisasi tahun 2: 50% x (Rp. 100,000,000 - Rp. 50,000,000) = Rp. 25,000,000

Beban amortisasi Rp. 25,000,000

Aset tak berwujud Rp. 25,000,000

c. Amortisasi tahun 3: 50% x (Rp. 50,000,000 - Rp. 25,000,000) = Rp. 12.250,000

Beban amortisasi Rp. 12,250,000

Aset tak berwujud Rp. 12,250,000

d. Amortisasi tahun 4: 50% x (Rp. 25,000,000 - Rp. 12.250,000) = Rp. 6,125,000

Beban amortisasi Rp. 6,125,000

Aset tak berwujud Rp. 6,125,000


e. Amortisasi tahun 5 (sisa nilai aktiva) = Rp. 6,125,000

Beban amortisasi Rp. 6,125,000 Rp. 50,000,000

Aset tak berwujud Rp. 6,125,000 Rp. 50,000,000

Contoh Soal
I. Amortisasi hak paten

Adil mengeluarkan tunai untuk hak patent atas suatu penemuan baru pembuatan produk
handphone sebesar Rp. 6 juta. Taksiran umur patent 15 th. Patent diperoleh pada tanggal 1 April
1995.

Jawaban:

Untuk mencatat perolehan hak patent:

(D) Patent Rp. 6 juta

(K) Kas Rp. 6 juta

Besarnya beban amortisasi patent 1995:

Umur patent 15 th (15 * 12 = 180 bln)

Selama 1995: 1 April – 31 Desember = 9 bulan

(9/180) * Rp. 6 juta = Rp. 300.000

Penyesuaian amortisasi patent 31/12 ’95:

(D) Beban amortisasi Rp. 300.000

(K) Patent Rp. 300.000

II. Amortisasi hak cipta

Pada tanggal 1/1/1995,Arnold memperoleh hak cipta atas lagu yang dikarangnya. Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk penyusunan karangan, pendaftaran dan hak memperoleh hak cipta tersebut
sebesar Rp. 9.000.000. Menurut taksiran hasil penjualan karangan, taksiran umur hak cipta 9 th.

Jawaban:

mencatat besarnya amortisasi/th:

(Rp.9.000.000/9) = Rp. 1.000.000


Jurnal mencatat penyesuaian 31/12’95:

(D) Amortisasi hak cipta Rp. 1.000.000

(K) Hak cipta Rp. 1.000.000

III. Franchises

Harga perolehan franchises adalah semua pengeluaran sampai yang menerima franchise itu dapat
menggunakan haknya.

Contoh:

Mutiara memperoleh hak dari KFC memproduksi suatu produk makanan & menjual kepada umum.

Biaya yang dikeluarkan atas produk tersebut sebesar Rp. 15.000.000,- sesuai dengan perjanjian hak
mempergunakan selama 10 tahun.

Jurnal untuk mencatat hak franchise produk tersebut tanggal 1 Mei 1995

(D) Franchises Rp. 15.000.000,-

(K) Kas Rp. 15.000,000,-

Mencatat beban amortisasi per tahun

(15.000.000 : 10) * Rp. 1 = Rp. 1.500.000,-

Mencatat jurnal penyesuaian 31 Des jika kontrak disepakati 1 Mei 1995

1 Mei – 31 Des = 8 bulan

(8 : 10) * 1.500.000 = Rp. 1.000.000,-

(D) Amortisasi franchise Rp. 1.000.000,-

(K) Franchise Rp. 1.000.000,-

IV. Merek Dagang

Contoh: Tanggal 1 April 1995, Firma Halomoan & Co memperoleh hak merek atas produk pabriknya
dengan biaya Rp. 7.800.000,-. Harga perolehan tersebut diamortisasi selama 6 tahun.

Jurnal untuk mencatat perolehannya (1 April 1995)

(D) Merek Dagang Rp. 7.800.000,-


(K) Kas Rp 7.800.000,-.

Mencatat amortisasi tahunan

(7.800.000:6) * Rp. 1 = Rp. 1.300.000,-

Mencatat beban amortisasi tahun 1995

1 April – 31 Desember 1995 = 9 bulan

(9:12) * 1.300.000 = Rp. 975.000,-

Jurnal untuk mencatat penyesuaian beban amortisasi 31/12

(D) Amortisasi merek dagang Rp. 975.000,-

(K) Merek dagang Rp. 975.000,-

V. PT Maju Mundur mengeluarkan biaya jasa hukum sebesar Rp. 180.000 pada tanggal 1 Januari
2019 untuk mempertahankan paten. Umur manfaat dari paten tersebut adalah 20 tahun, dan
diamortisasikan secara garis lurus.

Ditanya

Buatlah pencatatan pada tanggal 1 Januari 2019 dan 31 Desember 2019!

Jawab

1 Januari 2019

Hak Paten Rp 180.000

Kas Rp 180.000

31 Desember 2019

Beban Amortisasi Hak Paten Rp. 9.000

Akumulasi Amortisasi Hak Paten Rp. 9.000

Rp. 180.000 : 20 = Rp. 9.000


VI. Pada tanggal 1 Januari 2019, PT. Inti Sejahtera mendapatkan daftar pelanggan dengan harga Rp.
6.000.000.

Dalam database pelanggan tersebut terdiri dari informasi nama, kontak, riwayat pesanan dan
informasi demografis.

Ditanya: Buatlah jurnal saat pembelian (1 Januari 2019) dan carilah beban amortisasi setiap periode
dan buatlah jurnalnya!

Jurnal saat pembelian (1 Januari 2019)

Daftar Pelanggan Rp. 6.000.000

Kas Rp. 6.000.000

Beban amortisasi setiap periode (31 Desember 2019,2020,2021)

Rp. 6.000.000/3 = Rp. 2.000.000

Beban Amortisasi Daftar Pelanggan Rp. 2.000.000

Akumulasi Amortisasi Daftar Pelanggan Rp. 2.000.000

VII. Berdasarkan soal 1 jika PT. Inti Sejahtera menentukan bahwa perusahaan dapat menjual daftar
tersebut dengan harga Rp. 60.000 ke perusahaan lain pada akhir tahun ke-3 maka buatlah jurnal
dan perhitungan beban amortisasi pada setiap periodenya.

Jurnal beban amortisasi setiap periodenya

Beban Amortisasi Daftar Pelanggan Rp. 1.980.000

Akumulasi Amortisasi Daftar Pelanggan Rp. 1.980.000

Didapat dari:

Rp. 6.000.000 – Rp. 60.000 = Rp. 5.940.000

Rp. 5.940.000/3 = Rp. 1.980.000

Anda mungkin juga menyukai