Anda di halaman 1dari 5

Kasus Kelompok I

Detikcom,. Kejadian yang mencoreng jasa konstruksi di Indonesia kembali terjadi.


Lima pekerja tewas dan sembilan lainnya luka parah tertimpa tembok bangunan
pabrik kayu lapis PT. Anugerah Bahagia yang sedang dibangun di Dukuh Sawur,
desa Genengsari, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/9).
Empat korban tewas di tempat kejadian sementara satu lainnya meninggal di RS
PKU Muhammadidyah Karanganyar. Menurut saksi mata, Imam Hartono, pemilik
pabrik, sebelum tembok roboh, datang angin kencang dari arah barat. “Kejadian
berlangsung tiba-tiba, tidak ada seorang pun tukang bangunan yang menyangka
kalau tembok yang sedang dikerjakan itu runtuh setelah dihantam angin yang
datang dari arah barat,” ungkapnya. Menurut Sutoyo,46, pekerja yang selamat dari
tragedi tersebut menyatakan sebelumnya tidak ada tanda-tanda tembok setinggi
lima meter dengan panjang hampir 50 meter yang sedang dikerjakan itu akan roboh.
“Tiba-tiba tembok sebelah barat itu ambruk dan menimpa teman-teman yang sedang
berada di bawahnya,” ujarnya.

Dari pemberitaan kasus kecelakaan kerja di atas, Saudara sebagai seorang


Pengawas Ketenagakerjaan ditugaskan pimpinan untuk melakukan
pemeriksaan/investigasi terhadap kecelakaan tersebut dan kemudian
melaporkannya.

Buatlah laporan kecelakaan sesuai dengan format dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. PER. 03/MEN/1998.

Kasus Kelompok II

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus dugaan kecelakaan kerja di proyek


pembangunan The Manhattan Square masih diselidiki lebih lanjut oleh pihak
kepolisian. Beberapa versi mengenai kronologis terjadinya insiden yang
mengakibatkan 5 orang tewas itu mencuat. Dari keterangan salah seorang pekerja
yang mengaku berada di lokasi saat kejadian, insiden tersebut berawal saat salah
seorang korban yang bernama Muhammad Saikul tengah bekerja di dalam septic
tank yang terletak di basement 2 gedung.

"Saikul sedang bekerja didalam, tiba-tiba dia jatuh lemas," ujar seorang pekerja yang
mengaku bernama Saiful di lokasi kejadian, Selasa (12/2/2013).

80
Melihat temannya jatuh lemas, dua orang pekerja yang bernama Cecep Cahyana,
pekerja lainnya, disusul Joko turun bermaksud menyelamatkan Saikul. Namun
keduanya justru ikut lemas saat berada di dalam. Melihat kawan-kawannya tak
kunjung kembali dan tidak menyahut ketika dipanggil, seorang pekerja lainnya yang
bernama Jimjim kemudian ikut turun untuk membantu disusul oleh Ahmad
Samsudin. Keduanya juga tak kunjung muncul setelah masuk ke dalam.

Tak kunjung keluar, Masudi dan Sutaryo Al Haerudin (salah satunya adalah petugas
dari Waskita yang turun menggunakan masker namun diduga masker yang
digunakan sempat terlepas) kemudian menyusul masuk dan mengalami nasib yang
sama.  Setelah korban semakin banyak, tim penyelamat kemudian turun dengan
perlengkapan lengkap dan mengevakuasi korban. 5 orang tewas akibat insiden
tersebut sementara 2 orang lainnya kritis.

Setelah dievakuasi, kemudian diketahui bahwa 5 orang tewas dan dua orang
mengalami kritis akibat kejadian tersebut. Korban meninggal dibawa ke RSCM
setelah sebelumnya sempat dibawa ke RS Marinir Cilandak, sementara korban kritis
dibawa RS Mintohardjo. Septic tank itu sendiri menurut keterangan Kapolres
memiliki lebar 2x6 meter dengan kedalaman sekitar 6 meter. Sementara itu, lubang
septic tank memiliki ukuran sekitar 40x60 cm. Septic tank tersebut juga disebutkan
berada di lantai basement yang kedua.

"Basement itu ada berapa tingkat ke bawah. Ada 3 lantai kurang lebih nah ini yang
lantai kedua, ada beberapa lubang septitank lubang-lubang besar. Septic tank ini
ada di paling pojok," tandasnya.

Dari pemberitaan kasus kecelakaan kerja di atas, Saudara sebagai seorang


Pengawas Ketenagakerjaan ditugaskan pimpinan untuk melakukan
pemeriksaan/investigasi terhadap kecelakaan tersebut dan kemudian
melaporkannya.

Buatlah laporan kecelakaan sesuai dengan format dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. PER. 03/MEN/1998.

Kasus Kelompok III

Radar Banyumas/JPNN
CILACAP – Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap dilanda kebakaran hebat sejak
kemarin pagi sekitar pukul 04.50 WIB. Hingga semalam, kobaran api kian besar.
Asap pekat bisa terlihat dari jarak sekitar 20 kilometer.  Bahkan Pertamina sendiri
belum bisa memprediksikan kapan kebakaran yang telah melalap dua tangki
Pertamina ini akan padam. Kebakaran dimulai tangki 31 T-2 yang berisi sekitar 6
juta liter High Octan Mogas Component (HOMC). HOMC ini merupakan produk
minyak yang digunakan untuk meningkatkan oktan premium. Belum juga habis,
kobaran api membakar tangki 31 T-3 yang berjarak sekitar 50 meter.

81
Terbakarnya tangki 31 T-3 yang berisi kerosine ini menimbulkan dentuman dahsyat
sekitar pukul 15.00 WIB. Menurut saksi mata Danu Agung (37)  yang merupakan
pekerja harian di pertamina, sekitar pukul 04.40 WIB dia bersama dengan tiga
orangnya melihat ada api yang menjalar di pipa. Api ini dengan sangat cepat menuju
ke tangki dan akhirnya terdengar suara gemuruh diiringi ledakan yang cukup hebat.
“Saya dan kawan-kawan lari menghindar karena suaranya sangat keras. Kemudian
lidah api dan asap membumbung sangat tinggi,” ujarnya saat bersama rekan-
rekannya membantu siaga di jalan Mt Haryono depan Pertamina Cilacap kemarin.
Dilaporkan Radar Banyumas (JPNN Group), lidah api yang mencapai puluhan meter
dan asap yang membumbung tinggi membuat warga sekitar sempat terkejut dan
panik. Apalagi sebelumnya mereka sempat mendengar suara gemuruh dan ledakan
yang mengejutkan mereka.

Puluhan warga langsung menuju ke lokasi untuk melihat api raksasa tersebut.
Sejumlah lainnya memilih melihat dari kejauhan. Bahkan saking was-wasnya,
sejumlah warga siap-siap untuk mengungsi menjauh dari Pertamina. Apalagi ini
merupakan kebakaran terbesar sejak 10 tahun terakhir.  Warga khawatir dengan
kejadian November 1996 ketika tujuh tangki pertamina terbakar karena disambar
petir. Pada 1996 lalu, warga sempat diungsikan. Sekitar pukul 10.00 WIB kebakaran
kian membesar setelah sebagian baja yang bahan tanki tersebut melelah dan
diperkirakan bagian bawah sudah bocor. Kondisi ini membuat api semakin besar
apalagi ditambah angin yang berhembus sangat kencang.  Panasnya dapat
dirasakan dari jarak sekitar 200 meter dari lokasi kebakaran. Sekitar pukul 15.00
WIB kobaran membesar dan hingga malam kemarin belum padam. Kobaran hebat
ini membuat pertamina segera mengosongkan kantor pusat RU IV dan
memerintahkan seluruh karyawannya keluar. Bahkan petugas menutup penuh jalur
menuju ke pertamina dengan radius sekitar 1 kilometer dari lokasi kebakaran.  “Saya
memilih menginap di tempat saudara untuk sementara waktu. Soalnya,  saya takut
melihat kobaran api yang sangat besar. Takut kalau ada ledakan lagi,” ujar Ny Hana
warga sekitar kemarin sore.

Dari pemberitaan kasus kecelakaan kerja di atas, Saudara sebagai seorang


Pengawas Ketenagakerjaan ditugaskan pimpinan untuk melakukan
pemeriksaan/investigasi terhadap kecelakaan tersebut dan kemudian
melaporkannya.

Buatlah laporan kecelakaan sesuai dengan format dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. PER. 03/MEN/1998.

82
Kasus Kelompok IV

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah gondola yang digunakan dua pekerja untuk


membersihkan gedung Multivision Tower, Setiabudi, Jakarta Selatan, terjatuh pada
Rabu, 8 Februari 2012 siang. Gondola tersebut ringsek tak berbentuk usai terjun
bebas dari lantai 23. Beruntung kedua pekerja bernama Aang Amsari, 33 tahun, dan
Aben Naizer, 23 tahun, selamat lantaran menggunakan tali pengaman. 

"Mereka sempat tergantung dalam keadaan pingsan di atas selama 40 menit," kata
seorang saksi mata bernama Ade Matazah, sekuriti gedung Multivision, ketika
ditemui di lokasi jatuhnya gondola. Ade mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar
pukul 13.00. Saat itu, kata Ade, gedung dalam keadaan sepi. "Hanya ada dua orang,
soalnya jam makan siang," katanya. Saat itu ia tengah berjaga di lobi. Tiba-tiba
sebuah gondola jatuh dari ketinggian, spontan ia lari keluar gedung. 
Di luar ia melihat kedua pekerja itu tergelantung. "Ada tali pengaman, seperti tali
gunung, yang terikat di pinggang," katanya. Pihak keamanan kemudian segera
mencari cara menarik kedua pekerja ke tempat yang aman. Setelah 40 menit
berusaha, akhirnya kedua pekerja berhasil ditarik ke atas gedung 25 lantai tersebut.
"Dia ditarik dari lantai 23, kacanya dipecahkan dulu," kata Ade.

Kedua pekerja terluka akibat insiden itu. Mata kanan Aang memar menghitam, dari
telinga kiri keluar darah, dan tangan kirinya juga terluka. Sementara Aben terluka di
bagian telapak kiri. "Telapaknya robek," kata Inspektur Satu I Gede Sriana, polisi
yang ada di lokasi. Keduanya kemudian dilarikan ke Rumah Sakit MMC. 

Dari pemberitaan kasus kecelakaan kerja di atas, Saudara sebagai seorang


Pengawas Ketenagakerjaan ditugaskan pimpinan untuk melakukan
pemeriksaan/investigasi terhadap kecelakaan tersebut dan kemudian
melaporkannya.

Buatlah laporan kecelakaan sesuai dengan format dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. PER. 03/MEN/1998.

83
Kasus Kelompok V

PEKANBARU - Sebelas pekerja yang sedang mendirikan sebuah tower seluler XL


tersetrum listrik tegangan tinggi. Akibatnya empat pekerja tewas dengan kondisi
gosong, dua orang kritis, dan lima lainnya hanya luka biasa. Empat korban yang
tewas dengan kondisi mengenaskan itu adalah Wawan Setiawan, Asep Samsudin,
Amir, dan Asep Suhendar. "Kita masih menyelidiki kasus ini. Untuk mengetahui
penyebab sebenarnya kejadian itu sejumlah saksi telah kita periksa" papar Kasat
Reskrim Polres Kampar AKP Wiwin Fitra, Sabtu (2/2/2008).

Informasi yang dihimpun okezone, kejadian yang telah menelan korban jiwa ini


terjadi di Koto Panjang, yakni perbatasan Kabupaten Kampar, Riau dengan Propinsi
Sumatra Barat. Pada Jumat (1/2) itu puluhan pekerja yang rata-rata berasal dari
pulau Jawa ini sedang melakukan pekerjaan mendirikan tower seluler XL.
Kemudian kesebelas membagi tugas menggali dan menaiki tower. Saat
menjalankan tugas tiba-tiba semuanya kesetrum listrik dengan tegangan tinggi.
Akibatnya badan mereka langsung bergetar. Melihat rekannya terkapar, sebagian
lainnya langsung membawa para korban ke RSUD Bangkinang,Kampar.

Namun saat dalam perjalanan, empat dari sebelas pekerja itu menghembuskan
napas terakhirnya. Korban kritis yakni Bedi dan Rahman kini masih dalam
perawatan intensif. Sedangkan lima korban lainnya yakni Asep, Hendi, Warsat,
Nurdin, dan Supri sudah diperbolehkan pulang.

Dari pemberitaan kasus kecelakaan kerja di atas, Saudara sebagai seorang


Pengawas Ketenagakerjaan ditugaskan pimpinan untuk melakukan
pemeriksaan/investigasi terhadap kecelakaan tersebut dan kemudian
melaporkannya.

Buatlah laporan kecelakaan sesuai dengan format dalam Peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. PER. 03/MEN/1998.

84

Anda mungkin juga menyukai