Anda di halaman 1dari 37

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT
ANGKATAN III TAHUN 2022

Penyusunan Informasi Harga Pasar Barang dan Jasa yang


Akuntabel sebagai Rekomendasi untuk Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Di Pemkab. Bekasi

Disusun oleh :

Nama : Eka Kurnia


NIP : 199410052022022001
NDH : 23
Jabatan : Ahli Pertama Pengelola Pengadaan Barang
dan Jasa
Instansi : Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI JAWA BARAT
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT ANGKATAN III
TAHUN 2022

Penyusunan Informasi Harga Pasar Barang dan Jasa yang


Akuntabel sebagai Rekomendasi untuk Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Di Pemkab. Bekasi

Nama : Eka Kurnia


NDH : 23
NIP :199410052022022001
Jabatan : Ahli Pertama Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa
Instansi : Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

Bekasi, April 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Drs. Dudung Abdullah Pasteur, MM.Pd Iman Nugraha, S.T., M.Si.
NIP. 195912061983031007 NIP.
197608292003111001
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR ASN (BerAKHLAK)


PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS PROVINSI JAWA BARAT ANGKATAN III
TAHUN 2022

Penyusunan Informasi Harga Pasar Barang dan Jasa yang


Akuntabel sebagai Rekomendasi untuk Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Di Pemkab. Bekasi

Nama : Eka Kurnia


NDH : 23
NIP :199410052022022001
Jabatan : Ahli Pertama Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa
Instansi : Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

Bekasi, April 2022

Mengetahui, Menyetujui,
Coach Mentor

Dr. Drs. Dudung Abdullah Pasteur, MM.Pd Iman Nugraha, S.T., M.Si.
NIP. 195912061983031007 NIP. 197608292003111001

Penguji

Lilis Mulyani Setiasari, S.Pd., M.Pd


NIP. 197403172003122007
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah karena atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan hasil aktualisasi sebagai salah satu syarat kelulusan Pelatihan Dasar (Latsar)
Calon Pegawai Negeri Sipil. Penyusunan laporan aktualisasi ini terdapat banyak
kesulitan dan tantangan yang dihadapi, namun berkat ridha dari Allah swt dan
bimbingan berbagai pihak, maka segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat
teratasi. Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian rancangan
aktualisasi ini. Dari lubuk hati yang terdalam penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. Hery Antasari, S.T., M.Dev.Plg selaku Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat
dan seluruh jajarannya yang telah menyelenggarakan kegiatan latihan dasar ini.
2. H. Abdillah, SH, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Bekasi beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS ini.
3. Lilis Mulyani Setiasari, S.Pd., M.Pd. selaku Penguji rancangan aktualisasi ini atas
masukan dan sarannya.
4. Dr. Drs. Dudung Abdullah Pasteur, M.M.Pd. selaku coach yang senantiasi
dengan sabar dan teliti dalam proses pembimbingan penyusunan rancangan
laporan aktualisasi
5. Iman Nugraha, S.T, M.Si., Iwan Indra Purnawan, SE., dan Hendra Sugiarta,
S.Kom, M.Si. selaku Kepala Bagian Pengadaan Barang dan Jasa dan Kepala
Sub Bagian Pengadaan Barang dan Jasa, serta sebagai mentor dan co-mentor
yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan laporan
aktualisasi.
6. Seluruh Widyaiswara Pelatihan Dasar CPNS Angkatan III tahun 2022 atas ilmu
yang diberikan kepada kami.
7. Seluruh Panitia, dan pendamping kelas yang tidak bisa disebutkan satu persatu
terima kasih telah membantu peserta selama menjadi peserta Pelatihan Dasar
CPNS tahun 2022 dengan baik.
8. Segenap keluarga besar peserta pelatihan dasar CPNS Kabupaten Bekasi,
khususnya Angkatan III yang selama ini telah bersama-sama dalam mengikuti
pelatihan dasar.
9. Orangtua, suami, dan anak tercinta yang selalu mendo’akan dan meridhoi setiap
langkah penulis.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penyusun serahkan segalanya,
semoga semua pihak yang membantu mendapat pahala di sisi Allah SWT, serta
apabila ada kesalahan yang terdapat dalam laporan hasil aktualiasasi ini, izinkan
penulis menghaturkan permohonan maaf. Besar harapan penulis di kemudian hari,
semoga laporan aktualisasi ini bermanfaat bagi semua orang, khususnya bagi
penyusun sendiri.

Bekasi, 19 April 2022


Penulis

Eka Kurnia
NIP. 199410052022022001
DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat....................................................................................2
C. Ruang lingkup............................................................................................3

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA.............................................................4


A. Profil Instansi..............................................................................................4
B. Profil Peserta..............................................................................................7
C. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK............................................................8

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI.....................................................................17


A. Deskripsi Isu...........................................................................................17
1) Isu Ke-1 : Laporan hasil pengadaan barang dan jasa yang belum
terkoordinasi.......................................................................................17
2) Isu Ke-2 : Informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang
belum akuntabel.................................................................................17
3) Isu Ke-3 : Belum tersedianya informasi penunjang mengenai hal-hal
dasar pengadaan di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa...............18
B. Penetapan Core Isu...............................................................................19
C. Penentuan Penyebab Core Isu..............................................................21
D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu................................................23
E. Matrik Rancangan Aktualisasi................................................................24
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN
(BerAKHLAK).........................................................................................28

BAB IV RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI....................................29

BAB V PENUTUP...................................................................................................29

REFERENSI...............................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia tecatat sebagai salah satu penduduk terbanyak didunia dan
selalu meningkat. Hal ini menyebabkan semakin tinggi jumlah perputaran dan
peredaran mata uang di Indonesia. Tingginya peredaran dan perputaran mata
uang ini menyebabkan naiknya tingkat konsumsi dan permintaan terhadap
barang dan jasa. Peningkatan permintaan terhadap suatu barang dan jasa
cenderung menaikkan harga dan mendorong penyedia untuk memproduksi
barang-barang lebih banyak. Masalah kenaikan harga timbul karena ketidak
seimbangan antara permintaan dan penawaran. Ketidaksesuaian itu terjadi
karena adanya persaingan yang tidak sempurna di pasar, sehingga setiap
penyedia memberikan harga pasar yang bervariasi. Harga adalah kemampuan
yang dimiliki suatu barang atau jasa yang dinyatakan dalam bentuk uang
(Untoro, 2010). Harga pasar adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi
atas kesepakatan antara produsen atau penawaran dengan konsumen atau
permintaan (Firmansyah, 2020). Fenomena ini memberikan gambaran bahwa
sebagai bagian pengadaan barang dan jasa pemerintahan yang setiap
tahunnya selalu melakukan pengadaan untuk memenuhi kebutuhan di segala
bidang pemerintahan haruslah melakukan riset terhadap harga pasar pada
setiap periode pengadaannya, karena harga pasar merupakan komponen
utama dalam penentuan pengadaan barang dan jasa, sehingga penggunaan
anggarannya dapat efisien.
Berdasarkan Perpres 12 tahun 2021 para pelaku pengadaan menentukan
nilai kewajaran dari harga yang ditawarkan oleh penyedia, sebagai bahan
evaluasi dan negosiasi harga, serta perbandingan harga dalam setiap
pengadaannya. Penilaian kewajaran harga pasar dari suatu barang atau jasa
dihitung berdasarkan estimasi biaya pokok produksi atau estimasi biaya pokok
pekerjaan yang disesuaikan dengan kondisi ekonomi terkini dan faktor-faktor
lain yang berfungsi untuk melihat kewajaran harga penawaran (Purwanto,
2017). Bagian pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kabupaten Bekasi
setiap tahunnya melakukan pengadaan terhadap barang dan jasa yang sangat
banyak bahkan lebih dari seratus paket. Pada dasarnya informasi standar harga
1
dan standar biaya di Pemkab Bekasi sudah ada, akan tetapi standar harga dan
standar biaya ini diperbarui setiap 1 tahun sekali. Perbaruan ini dilakukan 1
tahun sebelum pengadaan dilakukan, sehingga pada saat pengadaan dilakukan
harga pasar sudah mengalami perubahan. Setiap pelaku pengadaan di
Kabupaten Bekasi masih harus melakukan riset dan survey terhadap harga
pasar tanpa adanya informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang
diperbarui sesuai dengan waktu kebutuhan pada saat pengadaan berlangsung.
Hal ini dapat menyebabkan pelaku pengadaan menjadi tidak efektif dalam
menilai kewajaran harga karena terbatasnya waktu untuk mengambil keputusan
dan banyaknya komponen barang yang harus dievaluasi kewajaran harga
penawarannya. Hal ini menyebabkan kurang akuntabel dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa nya. Pada dasarnya untuk mewujudkan smart ASN
Pemerintah Kabupaten Bekasi sudah memiliki wadah teknologi yang dapat
dimanfaatkan terutama untuk percepatan dan keterbukaan dalam penyebaran
informasi terkait harga pasar untuk pengadaan barang dan jasa kepada seluruh
pelaku pengadaan dan seluruh penyedia, sehingga nilai dasar ASN yang
akuntabel dapat terwujud pada pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di
Pemerintah Kabupaten Bekasi. Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep
yang diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara. Pejabat ataupun pegawai negara, memiliki kewajiban moral
untuk memberikan pelayanan dengan etika terbaik sebagai bagian dari budaya
etika dan panduan perilaku yang harus dimiliki oleh sebuah pemerintahan yang
baik.
Rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan informasi harga
pasar pengadaan barang dan jasa, sehingga dapat membantu dan
memudahkan pelaku pengadaan untuk mengambil keputusan dalam penentuan
nilai kewajaran penawaran. Dan dengan adanya informasi harga pasar untuk
pengadaan barang dan jasa ini juga diharapkan penggunaan anggaran dalam
pengadaan barang dan jasa di Pemerintahan Kabupaten Bekasi menjadi lebih
efisien, sehingga terwujudnya nilai dasar ASN yang akuntabel.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari aktualisasi ini adalah sebagai berikut :

2
1. Menyusun informasi harga pasar kebutuhan pengadaan barang dan jasa
untuk rekomendasi pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di
Pemerintahan Kabupaten Bekasi.

2. Meningkatkan akuntabilitas pada setiap pengadaan barang dan jasa di


Pemerintah Kabupaten Bekasi terutama dalam pengelolaan penggunaan
anggaran untuk pengadaan barang dan jasa.
Manfaat yang dapat diambil dari rancangan ini adalah dapat menjadi
referensi harga pasar bagi pelaku pengadaan barang dan jasa di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Bekasi dalam melaksanakan kegiatan pengadaan
barang dan jasa. Untuk penulis manfaat yang dapat diambil dari rancangan ini
adalah mampu menambah kompetensi yang sesuai dengan tupoksi di bagian
pengadaan barang dan jasa terutama dalam melakukan riset dan survey
terhadap harga pasar pengadaan barang dan jasa.

C. Ruang lingkup
Ruang lingkup adalah batasan-batasan yang membatasi proses
aktualisasi. Ruang lingkup aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan habituasi dilakukan di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Pemerintahan Kabupaten Bekasi.
2. Metode riset pasar dilakukan dengan menggunakan metode survey.
3. Jenis barang dan jasa yang diriset adalah jenis barang dan jasa yang
pengadaannya dipakai secara rutin pada setiap dinas dan unit kerja.

3
BAB II
PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi

Gambar Kantor Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Bekasi


Bagian pengadaan barang dan jasa di pemerintahan kabupaten bekasi
merupakan bagian dibawah asisten ekonomi dan pembangunan yang
bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretariat daerah. Bagian
pengadaan barang dan jasa menjalin hubungan kerja dengan unit kerja yang
terkait dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi UKPBJ, terutama dalam
penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa pemerintah daerah yang dimulai
dari proses tender/seleksi sampai dengan penetapan pemenang yang
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Kantor
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa berada di area Komp. Perkantoran Pemda
Kab. Bekasi, Sukamahi, Kec. Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
17530. Berikut ini adalah ruang kerja dari Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.

4
Gambar Ruang Kantor Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Bekasi
Adapun visi dan misi pada Bagian Pengadaan Barang dan Jasa mengacu
pada visi dan misi Pemerintahan Kabupaten Bekasi. Visi dari Pemerintahan
Kabupaten Bekasi adalah ”Terwujudnya Kabupaten Bekasi “BERSINAR”
(Berdaya saing, Sejahtera, Indah, dan Ramah Lingkungan) Tahun 2022”.
Penjabaran dari visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Berdaya saing
Kondisi daerah dan masyarakat Kabupaten Bekasi yang memiliki keunggulan
komparatif baik sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru maupun kualitas
SDM yang mampu menjawab berbagai tantangan regional maupun global.
2. Sejahtera
Kondisi Kabupaten Bekasi yang mampu menjamin warganya dalam keadaan
makmur, sehat dan aman. Terpenuhinya berbagai kebutuhan dasar masyarakat
serta kemudahan bagi masyarakat dalam berkarya dan mengaktualisasi diri.
3. Indah
Kondisi lingkungan dan tata kota Kabupaten Bekasi yang nyaman dan indah
sebagai citra diri Kabupaten Bekasi yang maju dan modern.
4. Ramah Lingkungan
Pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan kelestarian lingkungan
serta prinsip keberlanjutan untuk menjamin daya dukung lingkungan sehingga
dapat dirasakan oleh generasi mendatang.
Misi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa berkaitan dengan misi
Pemerintahan Kabupaten Bekasi poin pertama, yaitu ”Meningkatkan kinerja
tata kelola pemerintahan yang responsif, profesional, transparan dan
akuntabel”. Tujuan dari misi ini adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan pelayanan prima yang responsif, profesional, transparan dan

5
akuntabel secara cepat dan akurat kepada masyarakat.
2. Meningkatkan kinerja keuangan dan pengelolaan keuangan daerah.
3. Meningkatkan sinergitas dan integrasi pembangunan daerah.
Struktur organisasi di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa dimulai dari
sekretariat daerah yang berada pada posisi paling atas sampai dengan 3 sub
bagian yang berada di dalam Bagian Pengadaan Barang dan Jasa. Sub bagian
pengelola pengadaan barang dan jasa, Sub bagian pengelolaan layanan
pengadaan barang dan jasa secara elektronik, dan sub bagian pemeriksaan
dan advokasi pengadaan barang dan jasa. Berikut ini adalah gambaran dari
struktur organisasi di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintahan
Kabupaten Bekasi.

Gambar Struktur Organisasi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Pemkab Bekasi
Berdasarkan struktur organisasi tersebut untuk Kepala Bagian Pengadaan
Barang dan Jasa dipimpin oleh Bapak Iman Nugraha, S.T., M.Si. Kepala Sub

6
Bagian Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa dipimpin oleh Bapak Hendra
Sugiarta, S.Kom, M.Si., yang juga memimpin Sub Bagian Pemeriksaan dan
Advokasi Pengadaan Barang dan Jasa. Kepala Sub Bagian Pengelola Layanan
Pengadaan Barang dan Jasa secara Elektronik dipimpin oleh Bapak Iwan Indra
Purnawan, SE. Pada Struktur organisasi tersebut posisi saya berada di dalam
kelompok jabatan fungsional, yang memiliki tugas dan tanggung jawab kepada
Sekretariat Daerah dan berkoordinasi ke Kepala Bagian Pengadaan Barang
dan Jasa.
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa menurut perlem LKPP nomor 10
tahun 2021 memiliki tugas pokok, yaitu menyelenggarakan dukungan
Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah. Adapun fungsi dari Bagian
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Daerah adalah sebagai berikut.
1. Pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa;
2. Pengelolaan layanan pengadaan secara elektronik;
3. Pembinaan sumber daya manusia dan kelembagaan
Pengadaan Barang/Jasa;
4. Pelaksanaan pendampingan, konsultasi dan/atau
bimbingan teknis Pengadaan Barang/Jasa; dan
5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
daerah yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya.

B. Profil Peserta

Nama : Eka kurnia


Tanggal lahir : 5 Oktober 1994
Instansi : Bagian Pengadaan Barang dan Jasa
Pemkab Bekasi
Jabatan : Ahli Pertama – Pengelola Pengadaan
Barang dan Jasa
Pengelola pengadaan barang dan jasa menurut Peraturan Lembaga LKPP
nomor 10 tahun 2021 memilki tugas menyelenggarakan dukungan
Pengadaan Barang/Jasa pada Pemerintah Daerah. Adapun fungsi dari
Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa adalah sebagai berikut.
1. Inventarisasi paket pengadaan barang/jasa;

7
2. Pelaksanaan riset dan analisis pasar barang/jasa;
3. Penyusunan strategi pengadaan barang/jasa;
4. Penyiapan dan pengelolaan dokumen pemilihan beserta dokumen
pendukung lainnya dan informasi yang dibutuhkan;
5. Pelaksanaan pemilihan penyedia barang/jasa;
6. Penyusunan dan pengelolaan katalog elektronik lokal/sektoral;
7. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah;
dan/atau
8. Penyusunan perencanaan dan pengelolaan kontrak pengadaan
barang/jasa.

C. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK


Nilai-nilai dasar ASN yang tertuang dalam pasal 4 UU nomor 5 tahun 2014
diartikan berbeda-beda oleh setiap Instansi Pemerintah, sehingga masing-
masing memiliki Core Values. Hal ini menyebabkan permasalahan adaptasi
ASN ketika terjadi mobilitas antar instansi pemerintah. Perbedaan nilai-nilai
dasar (Core Values) ini juga menyebabkan belum berfungsinya peran ASN
sebagai perekat dan pemersatubangsa. Nilai-nilai dasar (core values) masing-
masing instansi pemerintah mengerucut menjadi 7 nilai yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.
Dari core values tersebut dibuat akronim BerAKHLAK.
1. Berorientasi Pelayanan
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
a. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
b. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
c. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian; dan
d. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait
dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan akan tetapi
juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan,

8
prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,
birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat.
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Dalam Pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yang ketiga ini diantaranya:
a. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik; dan
b. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
Karakteristik dalam memberikan pelayanan prima ditunjukkan dengan
upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain:
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
Alangkah baiknya apabila seluruh ASN dapat menampilkan kinerja yang
merujuk pada nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan kepada
publik. Setiap individu aparatur turut memikirkan bagaimana langkah perbaikan
yang dapat dilakukan dari posisinya masing-masing. Di lain pihak, pimpinan
melakukan pemberdayaan aparatnya secara optimal, dan memberikan arah
menuju terciptanya layanan prima yang dapat memuaskan stakeholders dengan
memberikan superior customer value.

2. Akuntabel
Akuntabilitas dan Integritas banyak dinyatakan oleh banyak ahli
administrasi negara sebagai dua aspek yang sangat mendasar harus dimiliki
dari seorang pelayan publik. Integritas memiliki keutamaan sebagai dasar
seorang pelayan publik untuk dapat berpikir secara akuntabel. Kejujuran adalah

9
nilai paling dasar dalam membangun kepercayaan publik terhadap amanah
yang diembankan kepada setiap pegawai atau pejabat negara. Hal-hal yang
penting diperhatikan dalam membangun lingkungan kerja yang akuntabel
adalah:
a. kepemimpinan,
b. transparansi,
c. integritas,
d. tanggung jawab (responsibilitas),
e. keadilan,
f. kepercayaan,
g. keseimbangan,
h. kejelasan, dan
i. konsistensi.
Organisasi sektor publik yang akuntabel dapat terwujud dengan
mekanisme akuntabilitas yang mengandung 3 dimensi yaitu Akuntabilitas
kejujuran dan hukum, Akuntabilitas proses, Akuntabilitas program, dan
Akuntabilitas kebijakan.
Keterbukaan informasi telah dijadikan standar normatif untuk mengukur
legitimasi sebuah pemerintahan. Budaya sebagai negara demokrasi,
pemerintah senantiasa harus terbuka kepada rakyatnya sebagai bentuk
legitimasi (secara substantif). Partisipasi ini dapat berupa pemberian dukungan
atau penolakan terhadap kebijakan yang diambil pemerintah ataupun evaluasi
terhadap suatu kebijakan. Ketersediaan informasi publik ini nampaknya telah
memberikan pengaruh yang besar pada berbagai sektor dan urusan publik di
Indonesia. Salah satu tema penting yang berkaitan dengan isu ini adalah
perwujudan transparansi tata kelola keterbukaan informasi publik, dengan
diterbitkannya UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
(selanjutnya disingkat: KIP). Konteks lahirnya UU ini secara substansial adalah
memberikan jaminan konstitusional agar praktik demokratisasi dan good
governance bermakna bagi proses pengambilan kebijakan terkait kepentingan
publik, yang bertumpu pada partisipasi masyarakat maupun akuntabilitas
lembaga penyelenggara kebutuhan publik. Untuk memenuhi terwujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus

10
mengandung dimensi:
a. Akuntabilitas kejujuran dan hukum (accountability for probity and legality)
Akuntabilitas hukum terkait dengan kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang diterapkan.
b. Akuntabilitas proses (process accountability) Akuntabilitas proses terkait
dengan: apakah prosedur yang digunakan dalam melaksanakan tugas
sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem
informasi manajemen, dan prosedur administrasi? Akuntabilitas ini
diterjemahkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif,
dan murah. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses dilakukan
untuk menghindari terjadinya kolusi, korupsi dan nepotisme.
c. Akuntabilitas program (program accountability) Akuntabilitas ini dapat
memberikan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan dapat tercapai,
dan Apakah ada alternatif program lain yang memberikan hasil maksimal
dengan biaya minimal.
d. Akuntabilitas kebijakan (policy accountability) Akuntabilitas ini terkait
dengan pertanggungjawaban pemerintah atas kebijakan yang diambil
terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.

3. Kompeten
Prinsip pengelolaan ASN yaitu berbasis merit, yakni seluruh aspek
pengelolaan ASN harus memenuhi kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja, termasuk tidak boleh ada perlakuan yang diskriminatif, seperti
hubungan agama, kesukuan atau aspek-aspek primodial lainnya yang bersifat
subyektif. Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilaku
yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB
Nomor 38 Tahun 2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk
mewujudkan pegawai profesional dan kompetitif. Dalam hal ini ASN sebagai
profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan kompetensi dirinya,
termasuk mewujudkannya dalam kinerja.
Sesuai Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku

11
yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik berkaitan
dengan bidang teknis jabatan;
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi; dan
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan
pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama,
suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral,
emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untuk
memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.

4. Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak
positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi
produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Memperhatikan aspek filosofis dari kata pengertian harmonis diatas, maka jika
diibaratkan suatu aliran dalam seni musik yang membicarakan tentang
hubungan antara nada satu dengan nada yang lain. Kaidah-kaidah yang
dikemukakan oleh seorang komponis dan ahli teori musik bernama Jean
Philippe Rameau (1683—1764) menjadi landasan dasar dalam seni musik
sampai akhir abad ke-19.Pada abad ke-20 tercipta efek-efek harmoni baru
karena adanya penggunaan penadaan baru. Dalam suatu orkestra, Orkes
Harmoni adalah seperangkat orkes yang secara khusus meliputi alat-alat musik
tiup dari kayu, logam, dan alat musik pukul yang dapat dilengkapi dengan bas-
kontra. Analogi yang sama dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
Pola Harmoni merupakan sebuah usaha untuk mempertemukan berbagai
pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada hubungan-hubungan
sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan sosial ekonomi yang
paling sempurna hanya dapat tercapai dengan meningkatkan permusyawaratan
antara anggota masyarakat. Pola ini juga disebut sebagai pola integrasi.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan

12
budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah sebagai
berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, harus bersikap netral dan adil. Netral
dalam artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang
ada. Adil, berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku
diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok minoritas, dengan
tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi keberadaan
kelompok tersebut. Termasuk didalamnya ketika melakukan rekrutmen
pegawai, penyusunan program tidak berdasarkan kepada kepentingan
golongannya.
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang
sikap netral dan adil karena tidak berpihak dalam memberikan layanan.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki suka
menolong baik kepada pengguna layanan, juga membantu kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya. PNS juga harus
menjadi tokoh dan panutan masyarakat. Dia senantiasa menjadi bagian dari
problem solver (pemberi solusi) bukan bagian dari sumber masalah (trouble
maker). Oleh sebab itu , setiap ucapan dan tindakannya senantiasa menjadi
ikutan dan teladan warganya. Tidak boleh melakukan tindakan, ucapan,
perilaku yang bertentangan dengan norma norma sosial dan susila,
bertentangan dengan agama dan nilai lokal yang berkembang di masyarakat.

5. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

13
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu
atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b. Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini
bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan
diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c. Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan,
kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak
lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d. Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk
negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai
wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial,
dan budaya sebagai wujud persatuan atau kemerdekaan nasional dengan
prinsip kebebasan dan kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
e. Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat,
atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
6. Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri
sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan
menyebabkan makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah
pada akhirnya oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif
merupakan syarat penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di
mana ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan

14
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Dalam konteks budaya organisasi, maka nilai
adaptif tercermin dari kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi
perubahan.
Adapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan
antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
Bentuk antisipasi dan kemampuan adaptasi ini diwujudkan dalam praktek
kebijakan yang merespon isu atau permasalahan publik sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhannya.
b. Mendorong jiwa kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan merupakan salah satu gagasan penting dari konsep
reinventing government yang dipraktekkan di Amerika Serikat. Dengan jiwa
kewirausahaan ini maka pemerintah dan birokrasi secara khusus melakukan
pengelolaan sumber daya organisasi secara efisien dan efektif layaknya
organisasi bisnis memaksimalkan tata kelola aset dan modalnya untuk
meraih keuntungan sebesar-besarnya.
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
Pemerintah dalam memaksimalkan kinerja pelayanan publik maupun fungsi-
fungsi lainnya seyogyanya mampu memahami dan memaksimalkan peluang
yang ada.
d. Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara instansi
mitra, masyarakat dan sebagainya.
Beradaptasi juga berarti kemampuan untuk memasukan pertimbangan
kepentingan dari mitra kerja maupun masyarakat. Dalam hal ini tujuan
organisasi pemerintah harus dikembalikan pada fungsi melayani, yang berarti
mengedepankan kepentingan mitra dan masyarakat.
e. Terkait dengan kinerja instansi.
Budaya adaptif seyogyanya diinternalisasi dan diwujudkan ke dalam
organisasi sebagai upaya meningkatkan kinerja instansi. Budaya adaptif tidak
dilakukan untuk menyerah pada tuntutan lingkungan, tetapi justru untuk
merespon dan bereaksi dengan baik kepada perubahan lingkungan, dengan
tujuan untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja

15
instansinya.
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-
sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat
dihilangkan. Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan
bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar
lembaga pemerintah adalah kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya
kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pada pencapaian
kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik.
Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan diatur bahwa
“Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan”.
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dapat memberikan Bantuan
Kedinasan kepada Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta
dengan syarat:
a. Keputusan dan/atau Tindakan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang meminta bantuan
b. Penyelenggaraan pemerintahan tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan karena kurangnya tenaga dan
fasilitas yang dimiliki oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan;
c. Dalam hal melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan, Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
melaksanakannya sendiri;
d. Apabila untuk menetapkan Keputusan dan melakukan kegiatan pelayanan
publik, Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan membutuhkan surat
keterangan dan berbagai dokumen yang diperlukan dari Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan lainnya;
e. Jika penyelenggaraan pemerintahan hanya dapat dilaksanakan dengan
biaya, peralatan, dan fasilitas yang besar dan tidak mampu ditanggung
sendiri oleh Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tersebut.

16
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Isu
1) Isu Ke-1 : Laporan hasil pengadaan barang dan jasa yang belum
terkoordinasi
a) Pada setiap hasil pengadaan barang dan jasa belum tersedia laporan
berupa profil pengadaan barang dan jasa. Pada kenyataannya hasil

17
kegiatan pengadaan barang dan jasa belum terdokumentasi dengan baik.

b) Bagi organisasi dampak yang akan terjadi apabila isu tersebut tidak
ditemukan solusinya adalah kurangnya efisiensi dan efektivitas dalam
pekerjaan. Karena belum tersedianya profil pengadaan barang dan jasa
dapat menghambat pekerjaan. Ketika profil pengadaan barang dan jasa
belum tersedia, maka dampaknya pun akan berpengaruh pada kinerja
pegawai di unit kerja. Kinerja pegawai yang seharusnya bisa berjalan
dengan baik dan lancar, menjadi terhambat karena adanya dokumen
yang belum tersedia.

c) Dengan tidak tersedianya informasi berupa laporan hasil pengadaan


barang dan jasa maka kinerja pegawai pun dievaluasi dengan baik dan
hal ini menyalahi kode etik ASN pada manajemen ASN.

2) Isu Ke-2 : Informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang
belum akuntabel
a) Pada keadaan aktual di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa di Pemkab
Bekasi belum menyediakan informasi harga pasar pengadaan barang dan
jasa yang dapat dijadikan sebagai referensi oleh para pelaku pengadaan
untuk negosiasi dan evaluasi harga penawaran kepada penyedia. Hal ini
menyebabkan setiap pelaku pengadaan masing-masing harus mencari
referensi harga pasar setiap dilakukannya pengadaan.

b) Dampak yang akan dihadapi apabila isu ini tidak diselesaikan maka
akan menurunkan tingkat akuntabilitas instansi, dimana tidak adanya
sumber referensi harga pasar yang terintegrasi sebagai acuan pada
setiap pengadaannya. Dan setiap pelaku pengadaan akan memiliki nilai
kewajaran harga yang berbeda-beda. Hal ini pun akan berpengaruh
pada pemilihan penyedia.

c) Dengan tidak tersedianya informasi harga pasar yang terintegrasi hal ini
akan berdampak kepada kurangnya perwujudan smart ASN. Dimana
dengan mewujudkan smart ASN seharusnya semua informasi pada
instansi akan saling terintegrasi, sehingga semua data dan penilaian
dapat dipertanggungjawabkan bersama.

3) Isu Ke-3 : Belum tersedianya informasi penunjang mengenai hal-hal


18
dasar pengadaan di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
a) Media informasi tentang hal dasar pengadaan yang belum tersedia
sehingga penyedia harus menanyakan langsung kepada resepsionis atau
karyawan untuk informasi-informasi dasar terkait pengadaan. Sebenarnya
bagian pengadaan barang dan jasa Pemkab Bekasi memiliki website
resmi, yaitu ulp.bekasikab.go.id, tetapi tidak dikelola dengan baik dan
tidak diupdate.

Gambar Kondisi Aktual Pelayanan Informasi di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa

b) Waktu yang tidak efisien, karena seharusnya resepsionis dapat


langsung menangani pertanyaan-pertanyaan khusus tentang
pengadaan.

c) Adanya pemanfaatan fasilitas digital sebagai sarana untuk


menyebarkan informasi-informasi dasar pengadaan, sehingga dapat
19
mewujudkan smart ASN yang memiliki digital culture.

B. Penetapan Core Isu


Untuk menentukan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan
metode analis USG (Urgency, Seriosness, Growth). Analis USG merupakan alat
yang digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting, serius, dan
berkembang untuk dislesaikan. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan
isu prioritas.

Tabel Penetapan Core Isu dengan Analisis USG


Kriteria Jumlah Peringkat
No Isu
U S G Nilai Kualitas
1 Laporan hasil pengadaan barang dan
3 4 4 11 II
jasa yang belum terkoordinasi
2 Informasi harga pasar pengadaan
barang dan jasa yang belum 4 5 4 13 I
akuntabel
3 Belum tersedianya informasi
penunjang mengenai hal-hal dasar
2 2 4 8 III
pengadaan yang adaptif di Bagian
Pengadaan Barang dan Jasa.
Berdasarkan hasil analisis penetapan prioritas masalah dengan
menggunakan metode USG maka yang menjadi prioritas masalah adalah informasi
harga pasar pengadaan barang dan jasa yang belum akuntabel. Isu ini mendapatkan
nilai urgensi atau tingkat mendesak tidaknya masalah tersebut sebesar 4 yang berarti
isu tersebut bersifat mendesak dan harus dicarikan solusi terbaiknya. Nilai
Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalahnya sebesar 5, yang berarti isu ini
memberikan dampak yang sangat serius untuk lingkungan dan instansi. Nilai Growth
atau tingkat perkembangan masalah sebesar 4, dimana berarti isu ini apabila tidak
cepat ditangani dan dicarikan solusi bisa cepat memperburuk lingkungan dan
instansi. Berikut ini adalah tabel deskripsi dari setiap aspek penilaian metode USG.

Tabel Deskripsi Kriteria URGENCY

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Isu yang diangkat bersifat sangat mendesak dan harus


Mendesak segera dicarikan solusi terbaik
20
4 Mendesak Isu yang diangkat bersifat mendesak dan harus dicarikan
solusi terbaik
3 Cukup Mendesak Isu yang diangkat bersifat cukup mendesak untuk
dibahas solusi terbaiknya
2 Kurang Isu yang diangkat bersifat kurang mendesak dan masih
Mendesak bisa menyelesaikan isu yang lebih prioritas
1 Tidak Mendesak Isu yang diangkat bersifat tidak mendesak karena
kondisi aktual saat ini sudah dapat menyelesaikan isu
tersebut
Tabel Deskripsi Kriteria SERIOUSNESS

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Serius Isu yang diangkat dapat memberikan dampak yang


sangat serius untuk lingkungan dan instansi
4 Serius Isu yang diangkat dapat memberikan dampak yang
serius untuk lingkungan dan instansi
3 Cukup Serius Isu yang diangkat dapat memberikan dampak yang
cukup serius untuk lingkungan dan instansi
2 Kurang Serius Isu yang diangkat tidak begitu berdampak kepada
lingkungan dan instansi
1 Tidak Serius Isu yang diangkat tidak berdampak kepada lingkungan
dan instansi
Tabel Deskripsi Kriteria GROWTH

Nilai Indikator Deskripsi Indikator

5 Sangat Cepat Isu dapat berkembang sangat cepat memburuk


Memburuk bila tidak segera ditangani
4 Cepat Memburuk Isu dapat berkembang cepat memburuk bila tidak
ditangani
3 Cukup Cepat Memburuk Isu dapat berkembang cukup cepat memburuk
bila tidak ditangani
2 Kurang Cepat Isu berkembang kurang cepat memburuk
Memburuk
1 Tidak Cepat Memburuk Isu berkembang tidak cepat memburuk/sudah
dapat ditangani

Isu yang dipilih dan kemudian diangkat menjadi judul dari rancangan
aktualisasi ini adalah “Penyusunan Informasi Harga Pasar Barang dan Jasa
yang Akuntabel sebagai Rekomendasi untuk Pelaksanaan Pengadaan
Barang dan Jasa Di Pemkab. Bekasi” dengan rumusan isu : Belum
tersususunnya informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang
akuntabel sebagai bahan rekomendasi pelaku pengadaan dalam
melaksanakan pengadaan barang dan jasa di Pemkab Bekasi.

C. Penentuan Penyebab Core Isu


Naik turunnya harga kebutuhan pasar terutama pada pengadaan barang
21
dan jasa di Pemerintahan Kabupaten Bekasi menyebabkan para pelaku
pengadaan harus melakukan survey pasar terlebih dahulu di setiap
pengadaan untuk menilai kewajaran harga.
Penilaian kewajaran harga ini adalah untuk menetapkan batas harga
penawaran kepada penyedia. Terkadang dalam survey pasar ini ada
perbedaan penilaian batas kewajaran harga pada setiap setiap pelaku
pengadaan. Apabila tidak adanya informasi harga pasar yang akuntabel, akan
menyebabkan harga penawaran yang ditawarkan tidak sesuai dengan harga
pasar sesungguhnya.
Hal ini jika terjadi pada pengadaan barang dan jasa yang dilakukan
berulang atau rutin, akan menimbulkan cost yang tinggi pada pengadaan di
Pemerintahan Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu isu ini memiliki tingkat
urgensi dan keseriusan yang tinggi. Pada penentuan core isu ini digunakan
analisis tulang ikan (Fishbone).
Fishbone Analysis atau yang sering disebut juga Cause Effect Diagram
merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membantu memecahkan
masalah yang ada dengan melakukan analisis sebab dan akibat dari suatu
keadaan dalam sebuah diagram yang terlihat seperti tulang ikan. Berikut ini
adalah analisis fishbone untuk penentuan penyebab core isu dari rancangan
ini.

22
Gambar Analisis Fishbone Penyebab Core Isu

Berdasarkan hasil analisis penyebab masalah pada isu utama dengan


menggunakan metode analisis fishbone maka yang menjadi penyebabnya ada
4 aspek, yaitu data, sumber daya, sistem, serta sarana dan prasarana. Berikut
ini adalah penjelasannya.
 Data yang menjadi penyebab-penyebab didalamnya adalah pertama,
kurangnya ketersediaan data-data mengenai harga pasar kebutuhan
pengadaan barang dan jasa, kedua kurangnya riset yang dilakukan
terhadap data harga pasar kebutuhan pengadaan barang dan jasa, baik
dengan survey maupun metode penunjang riset lainnya.
 Sumber daya yang menjadi bagian penyebab ini adalah kurangnya sumber
daya manusia untuk mengupdate harga pasar, yang dibutuhkan setiap
adanya pengadaan barang dan jasa.
 Sistem yang menjadi dasar penyebab ini adalah sistem informasi yang
tidak saling terintegrasi sehingga, setiap pelaku pengadaan memiliki
penilaian sendiri terhadap harga pasar pada setiap pelaksanaan pengadaan
barang dan jasa

23
 Saran dan prasarana yang menjadi penyebab-penyebab didalamnya
adalah yang pertama kurang optimalnya penggunaan sarana informasi
untuk memberikan info-info pembaruan dari daftar harga pasar pengadaan
barang dan jasa di lingkungan kabupaten bekasi. Kedua, sarana informasi
yang tidak terkelola dengan baik, sehingga menyebabkan kesulitan saat
akan membagikan informasi.

D. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu


Gagasan kreatif untuk penyelesaian isu tersebut di atas, dengan
merujuk pada penyebabnya adalah “Penyusunan informasi harga pasar
barang dan jasa yang akuntabel sebagai rekomendasi untuk pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa di Pemkab Bekasi” melalui analisis penentuan
harga berdasarkan harga yang sudah terpubilkasi secara resmi dan dapat
diakses oleh semua orang dengan survey melalui internet, brosur, dan
kontrak sebelumnya. Jenis barang dan jasa yang di survey merupakan jenis
barang dan jasa yang disetiap SKPD ada dan dipakai secara rutin. Hasil dari
analisis ini kemudian dituangkan kedalam daftar informasi harga barang dan
jasa di lingkungan Pemkab Bekasi yang diupdate ke dalam website
ulp.bekasikab.go.id dengan masa berlaku harga pasar selama 3 bulan atau
disesuaikan dengan kebutuhan informasi.

24
E. Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Ahli Pertama Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa pada Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Sekretariat Daerah Kabupaten Bekasi
Identifikasi Isu : 1. Laporan hasil pengadaan barang dan jasa yang belum terkoordinasi
2. Informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang belum akuntabel
3. Belum tersedianya informasi penunjang mengenai hal-hal dasar pengadaan yang adaptif di Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.
Isu yang Diangkat :
Informasi harga pasar pengadaan barang dan jasa yang belum akuntabel
Gagasan Pemecahan : Penyusunan informasi harga pasar barang dan jasa yang akuntabel sebagai rekomendasi untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di
Isu Pemkab Bekasi

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Output / Hasil
Kegiatan Pelatihan Tusi/Tujuan Organisasi Organisasi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1.Diskusi dan - Membuat jadwal - Jadwal konsultasi Bela Negara : Mendukung misi Bagian Mengandung nilai
Konsultasi dengan konsultasi dengan dengan mentor Menggunakan Bahasa Indonesia Pengadaan Barang dan Sinergi dengan
mentor mentor - Notulensi hasil untuk diskusi dengan mentor. Jasa Meningkatkan kinerja membangun
- Melakukan diskusi diskusi dengan tata kelola pemerintahan kerjasama yang
Harmonis :
dengan mentor mentor yang responsif, profesional, produktif dan
Membangun lingkungan kerja yang
menggunakan - Lembar persetujuan kondusif dengan melakukan diskusi transparan dan akuntabel harmonis dengan
Bahasa Indonesia mentor dan sharing bersama mentor. sehingga mampu mencapai kepala bagian dan
- Meminta tujuan organisasi untuk kepala sub bagian
persetujuan Akuntabel : Mewujudkan pelayanan pada bagian
mentor untuk Dalam setiap kegiatan meminta prima yang responsif, pengadaan barang
setiap kegiatan persetujuan mentor sebagai atasan profesional, transparan dan dan jasa kab.bekasi.
yang dilaksanakan langsung di instansi. akuntabel secara cepat dan
akurat kepada masyarakat.

2.Penguatan konsep - Mencari Referensi - Model penyajian Kompeten : Mendukung misi Bagian Mengandung nilai
penyajian informasi model-model atau informasi harga Meningkatkan kompetensi diri untuk Pengadaan Barang dan Semangat dengan
harga pasar bentuk penyajian pasar menjawab tantangan yang selalu Jasa Meningkatkan kinerja menguatkan konsep
informasi terkait - Draft model berubah, dengan mencari referensi tata kelola pemerintahan sebagai startegi dalam

24
harga pasar. penyajian yang Akuntabel : yang responsif, profesional, perencanaan
- Meminta masukan dipilih Melaksanakan tugas dengan jujur, transparan dan akuntabel penyajian informasi.
dan arahan rekan - Notulensi hasil bertanggung jawab, cermat, disiplin sehingga mampu mencapai
kerja terkait diskusi model dan berintegritas tinggi. Dalam tujuan organisasi untuk
konsep model penyajian dengan setiap kegiatan meminta Mewujudkan pelayanan
yang akan mentor persetujuan mentor sebagai atasan prima yang responsif,
digunakan. - Lembar evidance langsung di instansi. profesional, transparan dan
- Memodelkan diskusi dengan akuntabel secara cepat dan
kedalam bentuk mentor Kolaboratif : akurat kepada masyarakat.
draft file tabel Memberi kesempatan kepada
excel / diagram mentor dan rekan kerja untuk
- Melakukan diskusi berkontribusi dalam memberikan
dengan mentor. saran positif.

3.Pengumpulan data - Mencari paket - Data-data Akuntabel : Mendukung misi Bagian Mengandung nilai
pengadaan barang pengadaan pengadaan barang Melaksanakan tugas dengan jujur, Pengadaan Barang dan Hebat sebagai prilaku
dan jasa di Pemerintahan dan jasa di bertanggung jawab, cermat, disiplin
Jasa Meningkatkan kinerja pegawai yang
Pemerintahan Kabupaten Bekasi Pemerintahan dan berintegritas tinggi. Dalam tata kelola pemerintahan professional dan
Kabupaten Bekasi yang masih Kabupaten Bekasi setiap kegiatan meminta yang responsif, profesional, berintegritas dengan
berlangsung di yang akan persetujuan mentor sebagai atasantransparan dan akuntabel tidak
website SIRUP. digunakan langsung di instansi. sehingga mampu mencapai menyalahgunakan
- Mengumpulkan - Notulensi hasil tujuan organisasi untuk wewenang setelah
komponen- diskusi Adaptif : Mewujudkan pelayanan mendapatkan data
komponen jenis pengumpulan data Bertindak proaktif dengan prima yang responsif, dan infomarsi untuk
pengadaan barang dengan mentor mengumpulkan data-data jenis profesional, transparan dan kepentingan sendiri
pada website - Lembar evidance pengadaan barang di Pemerintahan akuntabel secara cepat dan
SIRUP diskusi dengan Kabupaten Bekasi. akurat kepada masyarakat.
- Memilih jenis mentor
pengadaan barang Loyal :
dan jasa yang ada Menjaga rahasia jabatan dan
pada seluruh negara dengan memilah data yang
SKPD. akan digunakan.
- Memilih jenis data
yang bisa Kolaboratif :
25
dipublikasikan Memberi kesempatan kepada
- Memeriksa data mentor dan rekan kerja untuk
yang telah berkontribusi dalam memberikan
dikumpulkan saran positif.
- Diskusi dengan
mentor terkait data
yang sudah
dikumpulkan
4.Penysunan data - Data-data yang - Notulensi hasil Akuntabel : Mendukung misi Bagian Mengandung nilai
pengadaan barang telah dikumpulkan diskusi dengan Melaksanakan tugas dengan jujur, Pengadaan Barang dan Hebat dengan
dan jasa dimasukkan mentor dan rekan bertanggung jawab, cermat, disiplinJasa Meningkatkan kinerja bersikap profesional
kedalam konsep kerja dan berintegritas tinggi. Dalam tata kelola pemerintahan yang mengedepankan
model yang dipilih. - Lembar evidance setiap kegiatan meminta yang responsif, profesional, komitmen terhadap
- Menyimpan draft diskusi dengan persetujuan mentor sebagai atasan transparan dan akuntabel pencapaian hasil
daftar harga pasar mentor langsung di instansi. sehingga mampu mencapai
yang telah - Draft daftar harga tujuan organisasi untuk
dimodifikasi untuk pasar yang akan Adaptif : Mewujudkan pelayanan
siap dipublikasikan dipublikasikan Terus menerus melakukan prima yang responsif,
- Meminta arahan perbaikan mengikuti perkembangan profesional, transparan dan
dari rekan kerja teknologi, dengan menyesuaikan akuntabel secara cepat dan
untuk draft daftar draft yang akan dipublikasikan. akurat kepada masyarakat.
harga pasar yang
akan Loyal :
dipublikasikan. Menjaga rahasia jabatan dan
- Diskusi dan negara dengan memilah data yang
meminta disusun.
persetujuan
kepada mentor Kolaboratif :
untuk penyusunan Memberi kesempatan kepada
data yang telah mentor dan rekan kerja untuk
siap untuk berkontribusi dalam memberikan
dipublikasikan saran positif.

5.Publikasi daftar - Meminta izin untuk - Daftar Berorientasi Pelayanan : Mendukung misi Bagian Mengandung nilai
rekomendasi harga akses website Rekomendasi harga Melakukan perbaikan terus- Pengadaan Barang dan Berdaya saing yang
26
pasar pengadaan ulp.bekasikab.go.id pasar pengadaan menerus dalam memberikan Jasa Meningkatkan kinerja mampu menjawab
barang dan jasa - Menyiapkan daftar barang dan jasa pelayanan. tata kelola pemerintahan tantangan sebagai
harga pasar yang terpublikasi di yang responsif, profesional, bentuk smart ASN
pengadaan barang website Akuntabel : transparan dan akuntabel dengan membagi dan
dan jasa yang ulp.bekasikab.go.id Melaksanakan tugas dengan jujur, sehingga mampu mencapai mempublikasikan
akan - Lembar evidance bertanggung jawab, cermat, disiplin tujuan organisasi untuk informasi dengan
dipublikasikan diskusi dengan dan berintegritas tinggi. Dalam Mewujudkan pelayanan memanfaatkan
- Mempublikasikan mentor setiap kegiatan meminta prima yang responsif, teknologi berupa
daftar harga pasar persetujuan mentor sebagai atasan profesional, transparan dan website
pengadaan barang langsung di instansi. akuntabel secara cepat dan
dan jasa ke akurat kepada masyarakat.
website Adaptif :
ulp.bekasikab.go.id Terus menerus melakukan
- Meminta penilaian perbaikan mengikuti perkembangan
mentor terkait hasil teknologi, dengan memanfaatkan
publikasi di teknologi berupa website sebagai
website sarana publikasi.
ulp.bekasikab.go.id
Kolaboratif :
Meminta masukan penilaian kepada
mentor. Dan menggerakkan
pemanfaatan berbagai sumberdaya
untuk tujuan bersama dengan
memanfaatkan website ulp
kabupaten bekasi yang sudah
tersedia.

27
F. Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK)
Berdasarkan tahapan kegiatan pada matriks rancangan aktualisasi diatas
dapat direkapitulasi berapa jumlah rencana habituasi yang sesuai dengan Core
Value ASN (BerAKHLAK). Berikut ini adalah matrik hasil rekapitulasi rencana
habituasi Core Value ASN (BerAKHLAK) pada rancangan ini.
Tabel Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core value ASN
Kegiatan Jumlah
No Mata Pelatihan Ke- Aktualisasi per
Ke- Ke- Ke- Ke-
2 5 MP
1 3 4
1. Berorientasi 0 0 0 0 1 1
Pelayanan
2. Akuntabel 1 2 2 2 2 9
3. Kompeten 0 1 0 0 0 1
4. Harmonis 1 0 0 0 0 1
5. Adaptif 0 0 1 1 1 3
6. Kolaboratif 0 2 2 2 1 7
Jumlah
Aktualisasi per 2 5 5 5 5 22
Kegiatan

Berdasarkan hasil rekapitulasi rencana habituasi sesuai core value ASN


(BerAKHLAK) dapat diketahui berapa jumlah mata pelajaran dari core value ASN
(BerAKHLAK) yang mendukung dan berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini.
Jumlah kegiatan yang sangat berkaitan untuk mendukung rancangan aktualisasi ini
adalah akuntabel karena ada disetiap agenda kegiatan dan jumlah aktualisasinya
sebesar 9. Kegiatan yang paling berkaitan dengan banyak mata pelatihan core value
ASN (BerAKHLAK) adalah kegiatan 2,3,4, dan 5.

28
BAB IV
RENCANA JADWAL KEGIATAN
AKTUALISASI

Kegiatan aktualisasi akan dilakukan di Bagian pengadaan barang dan jasa


Pemerintah Kabupaten Bekasi. Kegiatan aktualisasi akan dilakukan sekitar satu bulan,
yaitu pada bulan Mei hingga Juni 2022. Tabel rencana jadwal penelitiankegiatan
aktualisasi dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi
Mei Juni
No Kegiatan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Diskusi dan Konsultasi


1.
dengan mentor

Penguatan konsep
2. penyajian informasi
harga pasar
Pengumpulan data
jenis pengadaan
3. barang di
Pemerintahan
Kabupaten Bekasi
Penysunan data
4. pengadaan barang dan
jasa
Publikasi daftar
rekomendasi harga
5.
pasar pengadaan
barang dan jasa
Keterangan :
Rencana jadwal kegiatan aktualisasi
Hari libur

BAB V
PENUTUP

Hasil dari rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat terwujudnya tujuan dari
aktualisasi, yaitu tersusunnya informasi harga pasar kebutuhan pengadaan barang dan
jasa sebagai bahan referensi untuk pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di
Pemerintahan Kabupaten Bekasi. Akuntabilitas pada setiap pengadaan barang dan
jasa di Pemerintah Kabupaten Bekasi meningkat, sehingga dalam pengelolaan
penggunaan anggaran untuk pengadaan barang dan jasa dapat efisien. Rancangan
aktulisasi ini hanya sebagai desain awal untuk penyusunan informasi harga pasar
kebutuhan pengadaan barang dan jasa, untuk tahapan lebih lanjut akan diserahkan

29
kepada jasa konsultan.

REFERENSI

Firmansyah, Muhammad Bayu Adrio. 2020. Harga, Pembentukan Harga dan


Keseimbangan Pasar. Sidoarjo: Universitas Muhammdiyah Sidoarjo.
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Adaptif Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Akuntabel Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Berorientasi Pelayanan Pelatihan
Dasar CPNS. Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Harmonis Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Kompeten Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta
Lembaga Administrasi Negara RI. 2022. Modul Loyalitas Pelatihan Dasar CPNS.
Jakarta
Purwanto, D. 2017. Aplikasi Penentuan Harga Perkiraan Sendiri Proyek
Pengembangan Perangkat Lunak Kepemerintahan Berbasis Web, Tugas
Akhir. Surabaya: Institut Bisnis dan Informatika Stikom.
Peraturan Bupati No. 4 tahun 2020. Tentang Kewenangan, Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Bekasi.
Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2021
Peraturan Lembaga LKPP nomor 10 tahun 2021. Tentang Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa
Untoro, Joko 2010. Pengertian Harga

30

Anda mungkin juga menyukai