DISUSUN OLEH :
Telah diseminarkan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Angkatan 2 Tahun 2022
COACH PESERTA
PENGUJI MENTOR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya
dan nikmat sehat yang tiada henti-hentinya sehingga saya bisa menyelesaikan laporan
kegiatan aktualisasi ini. Penulisan laporan aktualisasi ini dalam rangka memenuhi syarat
kelulusan pendidikan dan pelatihan dasar yang diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Pemerintah Kabupaten Bandung.
Laporan kegiatan aktualisasi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak baik secara moral maupun material yang membantu proses penyusunan laporan
kegiatan aktualisasi ini hingga selesai. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud
untuk menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kolonel Caj Kris Doni Indriarto S.I.P Danpusdikajen selaku penanggung jawab
Latsar CPNS Kab. Bandung 2022
2. Letkol Caj Susanto Supriatna, S. Sos Wadanpusdikajen selaku Koordinator
Penyelenggara Latsar CPNS Kab. Bandung 2022
3. Mayor Caj Rinto M.P.Tambunan, S.A.P selaku Wakil Ketua Penyelenggara Latsar
CPNS Kab. Bandung 2022
4. Kapten Caj Aam Kunaepi selaku Anggota Penyelenggara Latsar CPNS Kab. Bandung
2022
5. Letda Caj Dana Hermawan Sebagai Danki Siswa Latsar
6. Serka Imam Sarifudin sebagai Danklas Angkatan II yang selalu memberikan
perhatian, semangat dan bimbingan.
7. Serka Dwi Anita, Sertu Nada Kuncoro, Serda Anggi, dan Prada adam sebagai
pembina yang selalu memberikan perhatian, semangat dan bimbingan.
8. H.Yudhi Haryanto, SH,SP.I, selaku penguji yang telah memberi motivasi dan arahan.
9. Shafiera Amalia, S.I.P., M.P.A., selaku coach yang telah bersedia meluangkan waktunya
dalam memberikan bimbingan, memberikan masukan dan motivasi kepada saya agar
dapat menyelesaikan laporan kegiatan aktualisasi ini.
10. Asep Hegantara, S.KeP., M.K.P selaku Satker Puskesmas Sudi Kecamatan Ibun
sekaligus mentor dalam kegiatan aktualisasi yang telah bersedia meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan dan motivasi kepada saya demi kelancaran penyusunan
laporan aktualisasi ini.
11. Kedua orang tua, adik, anak, suami yang selalu mendoakan dan mendukung saya hingga
ke tahap ini.
12. Seluruh Widyaiswara dari LAN RI yang telah berbagi pengetahuan dan informasi
dengan peserta Latsar CPNS Kabupaten Bandung.
13. Seluruh Panitia penyelenggara dari Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kabupaten Bandung yang memberikan motivasi kepada para peserta.
14. Keluarga Besar CPNS Gelombang I Pemerintah Kabupaten Bandung 2022 yang
berjuang bersama-sama menyelesaikan kegiatan latihan dasar tahun 2022.
15. Pihak-pihak terkait yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan laporan kegiatan aktualisasi.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan segala rahmat dan karunia-Nya. Atas
segala dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap laporan
kegiatan aktualisasi ini dapat dilaksanakan dengan maksimal sehingga dapat
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN agar menjadi ASN yang profesional dan
berintegritas tinggi.
Halaman
DAFTAR ISI............................................................................................. v
B. Rumusan Masalah....................................................................... 2
1. Tujuan ........................................................................................ 2
2. Manfaat....................................................................................... 3
Halaman
Halaman
A. Latar Belakang
Perkembangan Suatu Negara di tentukan oleh Sumber Daya Alam yang melimpah dan
Sumber Daya Manusia yang harus mempuni untuk mengelola dan memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki oleh Negara. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan yang
menentukan dalam mengelola prakondisi tersebut. Sejumlah keputusan strategis mulai dari
merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor
pembangunan dilaksanakan oleh ASN.
Sejalan dengan UU No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana
memiliki Fungsi sebagai Pelaskana Kebijakan Publik, Pelayan Publik, dan Perekat dan
Pemersatu Bangsa diharapkan ASN dapat memberikan kontribusi terbaik dalam mengelola
dan memanfaatkan Sumber daya yang ada.
Untuk menjalankan peranan tersebut, diperlukan sosok ASN yang profesional, yaitu
ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan
tugas jabatannya secara efektif dan efisien. ASN pun harus memiliki tujuan yang sama untuk
mencapai reformasi birokrasi yaitu BerAKHLAK ( Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif ). Untuk dapat membentuk sosok
profesional tersebut perlu dilaksanakannya pembinaan melalui jalur pelatihan dasar
(LATSAR) CPNS.
Dalam dunia kesehatan banyak sekali masalah, salah satunya masalah lingkungan.
Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula, karena
hal tersebut saling terkait maka harus adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat
melalui pelayanan kesehatan yang tersedia. Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat
bertemunya kelompok masyarakat penderita penyakit, kelompok masyarakat pemberi
pelayanan, kelompok pengunjung dan kelompok lingkungan sekitar. Penyakit berbasis
lingkungan yang masih meningkat setiap tahun nya pun menjadi masalah di masyarakat,
karena akar dari permasalahannya ada di lingkungan yang tidak baik dan masih banyaknya
masyarakat yang tidak peduli terhadap kesehatan lingkungan.
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor
risiko lingkungan. Menurut Permenkes No 13 Tahun 2015 Puskesmas wajib
menyelengarakan pelayanan kesehatan lingkungan baik itu pelayanan konseling, inspeksi
kesehatan lingkungan, dan intervensi kesehatan lingkungan.
Dilihat dari Profil Puskesmas Sudi Tahun 2021, terdapat data beberapa penyakit
berbasis lingkungan seperti Diare yang berjumlah 144 jiwa, Ispa 810 jiwa, Dermatitis 114
jiwa, TBC BTA+ 47 jiwa. Masih tingginya angka penyakit berbasis lingkungan di puskesmas
sudi yang harus di tangani. Pelayanan kesehatan lingkungan melalui program klinik
sanitasi, secara terintergrasi di dalam maupun di luar gedung dapat menjadi upaya
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan yang lebih menekankan pada upaya
promotif-preventif.
Program Klinik Sanitasi yang seharusnya di lakukan di dalam dan di luar gedung
Puskesmas Sudi tidak berjalan, sehingga tidak adanya data mengenai pasien penderita
penyakit berbasis lingkungan, sulitnya melakukan kegiatan konseling maupun inspeksi
sanitasi rumah pada penderita penyakit berbasis lingkungan dan menghambat pencegahan
secara dini perkembangan penyakit berbasis lingkungan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalahnya “Tidak
berjalannya kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Sudi yang membuat sulit turunnya angka
penyakit berbasis lingkungan”
2. Manfaat
Manfaat bagi peserta latsar, yaitu dapat memahami dan menginternalisasi
nilai-nilai BerAKHLAK (BerOrientaasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif), serta dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di puskesmas.
1) Manfaat bagi unit kerja, yaitu meningkatkan kinerja unit kerja yang
menyangkut pada pelayanan publik setelah menjadikan kegiatan-kegiatan
menjadi sebuah kebiasaan (habituasi) dalam Upaya Mengoptimalkan Fungsi
Klinik Sanitasi di Puskesmas.
2) Manfaat bagi organisasi, yaitu menguatkan misi puskesmas dalam
mewujudkan moto Puskesmas Sudi yaitu “MANTAP” dengan kami
melayani masyarakat setulus hati. Mampu melayani dengan optimal, Akurat
dalam pelayanan, Nyaman, Tenteram, Aktif Komunikatif, Profesional dalam
pelayanan.
3) Manfaat bagi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia ialah membantu kegiatan pembelajaran kepada Calon Pegawai Negeri
Sipil guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
4) Manfaat bagi masyarakat pada umumnya dapat memberikan informasi bagi
pasien dan keluarga pasien tentang faktor penyebab penyakit berbasis
lingkungan, serta menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan di
masyarakat.
D. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Visi Organisai
Visi Puskesmas Sudi
Puskesmas Sudi sebagai sarana pelayanan, motivator dan fasilitator untuk
mewujudkan masyarakat dalam mendapatkan derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
2. Misi Organisai
Misi Puskesmas Sudi
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara optimal dan merata
b. Memotivasi, mempasilitasi masyarakat dalam menggali potensi dalam rangka
pemberdayaan
c. Mewujudkan kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat secara mandiri.
3. Tata Nilai Organisasi
Motto UPT Puskesmas Sudi
Dengan Motto / Semboyan “MANTAP” kami melayani masyarakat setulus hati.
MANTAP
M : Mampu melayani dengan optimal
A : Akurat dalam pelayanan
N : Nyaman
T : Tenteram
A : Aktif Komunikatif
P : Profesional dalam pelayanan
C. Struktur Organisasi
1) Dalam gedung
Klinik Sanitasi, yaitu tempat konseling, bimbingan dan penyuluhan terhadap
para penderita penyakit berbasis lingkungan. Rekap data dan analisis data hasil
konseling di Klinik Sanitasi
2) Luar gedung
Penderita yang dikonseling kemudian direkap ke dalam buku rekap harian
Klinik Sanitasi untuk selanjutnya dilakukan Inspeksi Sanitasi ke Rumah
penderita.
a. Selain kegiatan Inspeksi Sanitasi terhadap rumah penderita penyakit
berbasis lingkungan, juga dilaksanakan pemeriksaan terhadap sarana
kesehatan lingkungan yang lain (Sarana air bersih, MCK, tempat-
tempat umum, industri dll).
b. Pengumpulan data Sarana Penyehatan Lingkungan (SPL) tahunan
setiap akhir tahun,
Tugas pokok berdasarkan Permen PANRB Nomor 71 Tahun 2021 dan PMK no 13
Tahun 2015 Puskesmas wajib menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
Lingkungan. Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan bagian dari
pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan kepada Pasien.
1. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam bentuk:
a. Konseling
Konseling dilakukan terhadap Pasien dan dilakukan oleh Tenaga
Kesehatan Lingkungan setiap hari. Konseling terhadap Pasien yang
menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan pengobatan dan/atau perawatan. Dalam hal Pasien yang
menderita penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan tidak memungkinkan untuk menerima
Konseling, Konseling dapat dilakukan terhadap keluarga atau pihak yang
mendampingi.
Konseling dapat menggunakan alat peraga, percontohan, dan media
informasi cetak atau elektronik Berdasarkan Konseling terhadap Pasien
dan/atau hasil surveilans kesehatan yang menunjukan kecenderungan
berkembang atau meluasnya penyakit atau kejadian kesakitan akibat
Faktor Risiko Lingkungan, Tenaga Kesehatan Lingkungan harus
melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan terhadap media lingkungan.
b. Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Inspeksi Kesehatan Lingkungan di laksanakan di luar jam
kerja dan dilakukan dengan cara pengamatan fisik media lingkungan,
pengukuran media lingkungan di tempat, uji laboratorium, analisis risiko
kesehatan lingkungan Puskesmas
c. Intervensi Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan ditetapkan
Intervensi Kesehatan Lingkungan yang dapat dilaksanakan secara
mandiri atau be kerjasama dengan pemangku kepentingan dan pihak
terkait lainnya, dapat berupa, komunikasi, informasi, dan edukasi,serta
penggerakan/pemberdayaan masyarakat, perbaikan dan pembangunan
sarana, pengembangan teknologi tepat guna dan rekayasa lingkungan.
a. Berorientasi Pelayanan
b. Akuntabel
c. Kompeten
d. Harmonis
Nilai ASN harmonis yaitu kerja sama antara berbagai faktor dengan sedimikian
rupa hingga faktor – faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan. Adapun
contoh dari sikap harmonis adalah saling peduli dan menghargai perbedaan,
menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka menolong orang lain, dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif. Dalam lingkungan bekerja kita
membutuhkan suasan yang harmonis karena akan membuat kita secara individu
lebih tenang, akan menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling
berkolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas
pelayanan kepada masyarakat. Adapun peran ASN untuk mewujudkan suasan
harmonis adalah dengan cara :
4) Sebagai aparatur Negara, harus bersikap netral dan adil. Netral dalam artian
tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil,
berarti PNS dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif
dan harus obyektif, jujur, transparan.
e. Loyal
f. Adaptif
5) Pegawainya harus selalu berpikir sistemik, tidak kaca mata kuda, atau
bermental silo (systems thinking).
g. Kolaboratif
Kode etik dari nilai ASN Kolaboratif yaitu memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk
menghasilkan nilai tambah, menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk
tujuan bersama. Ada 3 hal penting dalam melakukan assessment terhadap tata
kelola kolaborasi, yang pertama mengidentifikasi permasalahan dan peluang,
merencanakan aksi kolaborasi, dan mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka (bahkan
ketika terjadi kesalahan)
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Deskripsi Isu
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU No. 5 Tahun 2014, tentang
tugas ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan sebagai perekat
dan pemersatu bangsa, seorang ASN yang memiliki nilai-nilai dasar, sesuai dengan
standar kompetensi jabatannya. Penentapan isu diangkat dari masalah yang ada di
Puskesmas Sudi berdasarkan pengamatan selama 2 bulan bekerja dan diskusi dengan
mentor. Saya akan mengangkat beberapa isu antara lain :
1) Tidak berjalannya program klinik sanitasi di Puskesmas Sudi sehingga sulit
menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan.
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
Indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan
penderita beberapa penyakit ke Puskesmas Sudi. Penyakit tersebut meliputi
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), tuberkulosis paru, diare, skabies,
keracunan makanan, kecacing, serta gangguan kesehatan lainnya.
2) Belum optimalnya pengelolaan limbah medis di ruang pelayan Puskesmas
Sudi
Limbah medis penting untuk dikelola karena terkait dengan dampak
lingkungan, kesehatan, serta pemenuhan peraturan. Secara umum, metode
pengelolaan limbah medis diantaranya dengan pengurangan dan pemilahan,
pewadahan dan penyimpanan, pengangkutan, pengolahan, penguburan, dan
penimbunan. Pihak internal dari fasyankes dapat melakukan pengumpulan,
pemilahan, dan daur ulang limbah medis, sehingga dapat mengurangi kapasitas
limbah medis yang harus masuk ke insenerator. Bila fasyankes tidak dapat
melakukan pengelolaan limbah sendiri, maka limbah akan dikelola oleh pihak
ketiga, yaitu transporter yang selanjutnya akan mengangkut limbah ke
pengolah limbah swasta.
3) Belum optimalnya pendataan rumah sehat di Wilayah Puskesmas Sudi
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan, yaitu rumah yang mempunyai layak sanitasi, mempunyai sarana air
bersih, mempunyai tempat pembuangan sampah, mempunyai sarana
pembuangan limbah, mempunyai ventilasi rumah yang baik, memiliki
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan mempunyai lantai rumah yang
tidak terbuat dari tanah. Selain itu rumah juga merupakan tempat aktifitas dan
tempat berlindung keluarga, sehingga diperlukan kondisi rumah yang dapat
mengurangi atau menghilangkan risiko penghuni rumah untuk menjadi sakit.
Karena jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan rumah
yang sehat juga semakin meningkat agar tidak terjadi sakit pada para
penghuninya. Kejadian sakit karena rumah yang kurang sehat antara lain diare
hingga bisa terjangkit gangguan pernapasan seperti TB Paru karena ventilasi
rumah yang kurang.
4) Tidak ada pendataan ke tempat pengelolaan makanan di Wilayah Puskesmas
Sudi
Pendataan Tempat Pengelolaan Makanan ada pada tupoksi sanitarian, setelah
pendataan harus di lakukan inspeksi lalu di analisis, jika tidak memenuhi
syarat fisik, kimia maupun biologi dari tempat dan makanan. Maka harus
adanya pembinaan lanjutan seyiap 3 bulan sekali. Karena makanan merupakan
salah satu faktor kesehatan lingkungan yang dapat mengakibatkan penyakit.
5) Tingginya permintaan foging saat musim hujan di Wilayah Puskesmas Sudi
Terjadinya banjir pada musim penghujan di wilayah puskesmas sudi terutama
di Desa Tanggulun yang menjadi daerah aliran sungai, membuat desa
tanggulun menjadi tempat sarang nyamuk. Biasanya setelah terjadinya banjir
banyak sisa-sisa sampah dan genangan air yang akan menjadi tempat
perkembangbiakan nyamuk. Tingginya kasus dbd saat musim penghujan di
Desa Tanggulun membuat permintaan foging meningkat.
B. Penetapan Isu
Untuk menetapkan isu yang berkualitas diperlukan alat bantu penetapan
kriteria kualitas isu, salah satunya adalah APKL (Aktual, Kekhalayakan, Problemetik dan
Kelayakan) dan USG (Urgency, Seriousness, dan Growth).
No Indikator Keterangan
Kriteria
No Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
Tidak Berjalannya Program Klinik
1. Sanitasi di Puskesmas Sudi sehingga √ √ √ √ Memenuhi syarat
sulit menurunkan angka penyakit
berbabsis lingkungan
Kriteria
No Isu Keterangan Peringkat
U S G
1. Tidak Berjalannya Program Klinik 5 4 4 13 1
Sanitasi di Puskesmas Sudi sehingga
sulit menurunkan angka penyakit
berbabsis lingkungan
Berdasarkan range penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh
satu isu yaitu “ Tidak berjalannya Program Klinik Santisai di Puskesmas Sudi sehingga
sulit menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan”
Dalam isu diatas mendapat kriteria urgency paling tinggi karena program
klinik sanitasi yang tidak berjalan di puskesmas sudi menjadi hal mendesak dan harus
segera di jalankan agar dapat melakukan pendataan dan menekan angka penyakit
berbasis lingkungan di Puskesmas Sudi.
Kriteria Seriousness di angka 4 yaitu sangat gawat karena jika tidak
berjalannya pelayanan klinik sanitasi ini sulit memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang masalah kesehatan lingkungan dan faktor risiko lingkungan yang
dapat menimbulkan penyakit berbasis lingkungan.
Kriteria Growth di angka 4 yaitu tingkat percepatan masalahnya cepat di
bandingkan dengan masalah lainnya. Karena prgram pelayanan klinik sanitasi yang
harus dilaksanakan setiap hari tidak berjalan sehingga sulit menekan angka penyakit
berbasis lingkungan.
sanitasi
Tidak ada ruangan khusus
Konseling sanitasi
Sarana Lingkungan
Penyebab dari isu “Tidak berjalannya Program Klinik Santisai di Puskesmas Sudi
sehingga sulit menurunkan angka penyakit berbasis lingkungan” yang diperoleh setelah
penepisan melalui metode USG yaitu :
1) Manusia
a. Kurangnya Pengetahuan Masyarakat tentang pentingnya klinik sanitasi
Klinik sanitasi adalah suatu program puskesmas sebagai tupoksi dari sanitarian
yang harus di selenggarakan oleh puskesmas untuk menjadi tempat konseling
masyarakat dalam hal sanitasi yang dapat menekan angka penyakit berbasis
lingkungan
b. Pasien ingin cepat pulang setelah pemeriksaan
Biasanya pasien setelah pemeriksaan langsung memberikan resep ke apoteker dan
menunggu di panggil untuk di berikan obat. Setelah itu pasien langsung pulang,
jadi tidak adanya waktu untuk konseling sanitasi
2) Metode
a. Kurangnya kerjasama saat pemeriksaan antar petugas kesehatan di
Puskesmas Sudi
Saat pemeriksaan di poli umum baiknya ada kerjasama antar dokter,
perawat dan petugas sanitarian agar pasien penderita penyakit berbasis
lingkungan dapat terdata dan langsung di rujuk ke ruang konseling sanitasi.
b. Monitoring dan penjaringan penyakit berbasis lingkungan yang kurang
menyeluruh
Pendataan yang kurang menyeluruh mengakibatkan pelayanan klinik
sanitasi sulit berjalan karena tidak adanya data penderita penyakit berbasis
lingkungan untuk di rujuk ke konseling sanitasi
3) Sarana
a. Media Konseling masih Kurang
Belum adanya media konseling seperti leaflet ataupun form wawancara
untuk konseling sanitasi
b. Tidak adanya ruangan konseling sanitasi
Masyarakat yang belum terbiasa untuk konseling tentang sanitasi yang
membutuhkan ruangan khusus untuk konseling agar masyarakat lebih
terbuka. Karena tidak adanya ruangan khusus untuk konseling sanitasi
maka pelayanan klinik sanitasi sulit berjalan
4) Lingkungan
Budaya Masyarakat tidak mendukung karena tidak terbiasa dengan konseling
Sanitasi
Masyarakat yang belum terbiasa dengan konseling sanitasi membuat
pelayanan klinik sanitasi sulit berjalan
Dengan merujuk pada akar penyebabnya, maka gagasan kreatif yang akan dilakukan
untuk menyelesaikan Core Isu tersebut adalah “ Pelaksanaan Program BAPER di KOSAN
Dalam Menurunkan Kasus Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Sudi Kabupaten
Bandung “. Gagasan tersebut terkait dengan mata pelajaran Manajemen ASN, yaitu sebagai
ASN sesuai jabatannya untuk melaksanakan pelayanan yang profesional kepada masyarakat
sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2021 tentang jabatan fungsional tenaga sanitasi
lingkungan. Dengan tugas jabatan yaitu penyehatan media lingkungan, pengendalian faktor
risiko lingkungan vektor dan binatang pembawa penyakit.
Terkait juga pada mata pelajaran Smart ASN, dengan melaksankan pelayanan berjiwa
hospitality dan menjungjung tinggi profesionalisme, tidak membeda-bedakan pasien dan
berintegritas tinggi serta menguasai IT dalam melaksanakan tugas sebagai petugas sanitarian.
Dengan dibuatnya form wawancara melalui media google form, akan memudahkan
masyarakat dalam berkonsultasi, karena budaya dan kebiasaan masyarakat yang masih tidak
terbiasa melakukan konseling tentang sanitasi sebagi implementasi dari Smart ASN.
3 Membuat Komunikasi Merancang Leaflet dan Adanya rancangan leaflet Berorientasi pelayanan : Membuat komunikasi dan Pembuatan komunikasi
Informasi dan edukasi kuisioner wawancara dan kuisioner melalui membuat komunikasi informasi untuk dan informasi edukasi
tentang program melalui google form google form informasi sesuai kebutuhan masyarakat sesuai dengan sesuai dengan moto
BAPER di KOSAN masyarakat yang solutif dan misi puskesmas yang Puskesmas Sudi yang ke 5
dalam pelayanan klinik mudah di mengerti oleh kesatu yaitu memberi yaitu aktif komunikasi
sanitasi masyarakat pelayanan pda masyarakat
secar optimal dan merata
Konsultasi kegiatan dan Mendapat persetujuan dari Kompeten : profesionalisme
melaporkan hasil rancangan pimpinan dengan mengutarakan maksud
leaflet tentang program dan tujuan terhadap pimpinan
BAPER di KOSAN pada dengan jelas
pimpinan
Kegiatan Aktualisasi dilaksanakan secara off campus selama 30 hari. Kegiatan ini terhitung dari tanggal 30 Juni 2022 sampai 12 Agustus 2022.
Adapun rincian rencana kegiatan aktualisasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut
Waktu Pelaksanaan
Tahapan Juni Juli Agustus
No Kegiatan
Kegiatan
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 1
30 1 2 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 8 9 0 1 2 3 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2
1 Konsultasi Menyiapkan
dan bahan
merencanaka rancangan
n kegiatan aktualisasi
dengan yang akan
mentor dikonsultasika
n kepada
mentor
Melakukan
konsultasi,
diawali
dengan
menghubungi
mentor dan
membuat
jadwal
pertemuan
Menyampaika
n gagasan
kegiatan untuk
pemecahan isu
sesuai jadwal
yang sudah di
sepakati
Meminta
dukungan dan
persetujuan
dari mentor
2 Rapat Mengusulkan
bersama kepada
pimpinan dan pimipinan
lintas tentang
program pembuatan
yang terkait alur pelayanan
untuk Meminta
membuat alur dukungan
pelayanan serta bantuan
BAPER di kepada
KOSAN pimpinann dan
rekan kerja
dalam
membuat alur
dan
pelaksanaan
program
Membuat alur
pelayanan
program
BAPER di
KOSAN
3 Membuat Merancang
Komunikasi Leaflet dan
Informasi kuisioner
dan edukasi wawancara
tentang melalui google
program form
BAPER di
KOSAN Konsultasi
dalam kegiatan dan
pelayanan melaporkan
klinik hasil
sanitasi rancangan
leaflet dan
kusioner
wawancara
tentang
program
BAPER di
KOSAN pada
pimpinan
Membuat
google form
wawancara
yang telah
disetujui
4 Sosialisai Menyiapkan
Program bahan
BAPER di presentasi
KOSAN sosialisasi dan
pada rekan instrumen
kerja sosialisasi
Puskesmas Menentukan
Sudi waktu untuk
sosialisasi
Melakukan
sosialisasi
program
BAPER di
KOSAN pada
rekan kerja
5 Melakukan Melakukan
kegiatan koordinasi
program dengan dokter
BAPER di dan perawat
KOSAN
kepada Melakukan
pasien pada kegiatan
saat BAPER di
pelayanan KOSAN
pemeriksaan dalam
bersama Pelayanan
dokter dan pemeriksaan
perawat
6 Melakukan Melakukan
evaluasi dan pengecekan
survey terkait terhadap alur
pelaksanaan pelayanan
program klinik sanitasi,
BAPER di kepuasan
KOSAN masyarakat
dalam dalam
pelayanan pelayanan
klinik klinik sanitasi,
sanitasi dan hasil
pendataan
pasien
penyakit
berbasis
lingkungan di
Puskesmas
Sudi
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Pereaturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 71 Tahun 2021, Tentanf jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015. Tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Apartur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun
2021, Tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Apratur Sipil Negara
Profil Puskesmas Sudi Tahun 2021
Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Manajemen Apartur Sipil Negara, Lembaga Administrasi Negara
Edisi Revisi Februari Tahun 2017