Anda di halaman 1dari 113

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
GOLONGAN II

PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG


MENGELOLA TINGKAT KECEMASANNYA SEBELUM
DIOPERASI DIRUANGAN OPERASI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2022

Disusun oleh :
Nama : Desril Hendra, A.md. Kep
Nip : 19910212 202012 1 006
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : Pemerintah Kota Padang Panjang
Kelas/kelompok : IV/VII
No. Presentasi : 36
Gelombang : II

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REGIONAL BUKITTINGGI
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

JUDUL :PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN


TENTANG MENGELOLA TINGKAT
KECEMASANNYA SEBELUM DIOPERASI
DIRUANGAN OPERASI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2022
NAMA : DESRIL HENDRA, A.MD. KEP
NIP : 19910212 202012 1 006
PANGKAT/GOLONGAN : II/c
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG
KELAS/KELOMPOK : IV/ VII
NO. PRESENTASI : 36

Disahkan berdasarkan Seminar Aktualisasi Latsar CPNS Golongan II


Angkatan /Gelombang VII yang dilaksanakan pada tanggal 2 Juli 2022 di Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional
Bukittinggi.

Bukittinggi, Agustus 2022

Coach, Penguji,

MARSAM, S.Sos. Dr. TUTIK LESTARI, M.Pd


NIP.19670213 199203 1 001 NIP. 197507222008012006

Mengetahui
Kepala Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementria Dalam Negeri
Regional Bukittinggi

Sarjayadi, SS
NIP.19700304 199103 1 001

i
BERITA ACARA
SEMINAR LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Pada Hari : Jumat


Tanggal : 26 Agustus 2022
Pukul : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Bukittinggi
Telah Diseminarkan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Latsar CPNS Angkatan
VII Tahun 2022
JUDUL :PENINGKATAN PENGETAHUAN PASIEN
TENTANG MENGELOLA TINGKAT
KECEMASANNYA SEBELUM DIOPERASI
DIRUANGAN OPERASI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KOTA PADANG PANJANG

NAMA : DESRIL HENDRA, A.MD. KEP


NIP : 19910212 202012 1 006
PANGKAT/GOLONGAN : II/c
JABATAN : PERAWAT TERAMPIL
INSTANSI : PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG
KELAS/KELOMPOK : IV/VII
NO. ABSEN : 36

Dan telah mendapat pengujian/komentar/masukan/saran dari Penguji, Mentor


dan Coach/Moderator.

COACH PESERTA

MARSAM, S.Sos. DESRIL HENDRA, A.Md.Kep


NIP. 19670213 199203 1 001 NIP.19910212 202012 1 006

PENGUJI MENTOR

Dr. TUTIK LESTARI, M.Pd Ns RIKA ROZA, M.Kep


NIP. 197507222008012006 NIP. 19760826 200312 2 007

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat tuntunan, rahmat
dan hidayah-Nya, Penulis telah menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksaan
Aktualisasi yang berjudul “Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang
Mengelola Tingkat Kecemasannya Sebelum Dioperasi Diruangan Operasi
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang”. Laporan Pelaksanaan
Aktualisasi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
Gelombang II Tahun 2022.

Penyelesaian Laporan Pelaksanaan Aktualisasi inti tidak terlepas dari


bimbingan, doa dan dorongan berbagai pihak yang sangat membantu
kelancaran proses perencanaan hingga pembuatan rancangan aktualisasi ini
terutama kepada:

1) Bapak MARSAM, S.Sos.selaku coach yang telah bersedia meluangkan


waktunya, dan banyak memberikan pengarahan serta bimbingan
sehingga rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2) Ibu Ns RIKA ROZA, M.Kep selaku mentor yang telah bersedia
meluangkan waktu dan memberikan saran, motivasi, serta bimbingan
selama proses penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
3) Widyaiswara dan segenap pegawai Pusat Pengembangan SDM
Regional Bukittinggi yang telah memfasilitasi pelaksanaan pelatihan ini.
4) Keluarga tercinta, yang telah memberikan semangat, motivasi dan doa
atas kelancaran setiap proses pelatihan ini.
5) Rekan-Rekan seperjuangan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Gelombang II Tahun 2022.
6) Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Laporan Pelaksanaan
aktualisasi ini.

Padang Panjang, Agustus 2022

Peserta

DESRIL HENDRA, A.Md.Kep


NIP.19910212 202012 1 006

iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISAS. . . i
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI. ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................... 7
C. Ruang Lingkup........................................................................ 8

BAB II PROFIL INSTANSI DAN PESERTA............................................. 9


A. Profil Instansi.......................................................................... 9
B. Profil Peserta.......................................................................... 13

BAB III RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI.............................. 15


A. Deskripsi Core Isu.................................................................. 15
B. Analisis Core Isu..................................................................... 17
C. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu................................ 21

BAB IV CAPAIAN PELAKSANAN AKTUALISASI.................................. 23


A. Matrik Jadwal Kegiatan Aktualisasi........................................ 23
B. Matrik Pelaksanaan Aktualisasi.............................................. 24
C. Matrik Rekapitulasi Rehabilitasi Habituasi NND PNS
(BerAKHLAK)..........................................................................
............................................................................................93
D. Capaian Penyelesaian Core Isu............................................. 94
E. Manfaat Terselesaikannya Core Isu ...................................... 95
F. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi............................... 96

iv
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI.......................................... 98
A. Kesimpulan............................................................................. 98
B. Rekomendasi.......................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 103
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Table 3.1 Analisis USG.............................................................................. 18

Tabel 4.1 Matrik Pelaksanaan Aktualisasi................................................. 23

Tabel 4.2 Pelaksanaan Aktualisasi............................................................ 26

Tabel 4.3 Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND

PNS (Ber-AKHLAK).................................................................... 93

Tabel 5.1 Hasil Observasi dan Wawancara............................................... 77

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi................................................................ 10

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran 1 Laporan Mingguan Minggu ke -1............................................ 18

Lampiran 2 Laporan Mingguan Minggu ke -2............................................

Lampiran 3 Laporan Mingguan Minggu ke -3............................................

Lampiran 4 Laporan Mingguan Minggu ke -4............................................

Catatan Pengendalian Aktualisasi Oleh Mentor........................................

Catatan Pengendalian Aktualisasi Oleh Coach.........................................

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada

instansi pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014). Fungsi ASN menurut UU

No. 5 Tahun 2014 melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh

pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan mempererat

persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta

kemudian memberikan pelayanan publik yang profesional dan

berkualitas serta ASN sebagai pelayanan publik yang profesional dan

berkualitas. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2020 terkait

pengembangan penembangan karier PNS dan JF, Pejabat Fungsional

bekedudukan dibawah dan bertanggung jawab secara langsung kepada

pejabat pimpinan tinggi madya, pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat

administrator, atau pejabat pengawas yang memiliki keterkaitan dalam

pelaksanaan tugas JF, dan pengangkatan PNS dalam JF melalui

pengangkatan pertama, pengangkatan perpindahan, pengangkatan

penyesuaian/inpassing, dan promosi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2021

tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur

1
Sipil Negara (ASN), Menman menyampaikan bahwa Core isu yang

harus diterapkan oleg seluruh ASN di instansi pemerintahan adalah

BerAKHLAK. Kata BerAKHLAK adalah singkatan dari Berorientasi

Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif.

Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani Bangsa.

Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1

Tahun 2021, Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang akan di angkat

sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) harus memenuhi persyaratan, salah

satunya yaitu lulus pelatihan dasar CPNS, Pelatihan dasar CPNS

merupakan pembekalan komprehensif yang bertujuan agar CPNS

mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang unggul

dan dapat menerapkan core value BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) dalam

menjalankan tugas sehari-hari dan dalam lingkungan kerja seperti

memberikan pelayanan kesehatan dirumah sakit.

Rumah Sakit menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No.340/MENKES/PER/III/2010 merupakan sarana pelayanan

kesehatan yang memberikan perawatan dan pengobatan yang

paripurna kepada pasien. Setiap sarana pelayanan kesehatan perlu

adanya upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Rumah sakit

terdiri dari beberapa ruangan untuk berbagai sakit yang telah

dikelompokkan sesuai dengan penyakit dan perawatannya. Salah

satunya terdapat ruangan operasi untuk melakukan tindakan

2
pembedahan guna melakukan tindakan perawat yang dibutuhkan.

Salah satu masalah yang sering dihadapi pasien diruang operasi

yaitu rasa kecemasan, apalagi bila seorang pasien akan melakukan

tindakan medis seperti tindakan pembedahan. Berbagai kemungkinan

buruk bisa saja berakibat membahayakan pada pasien dengan sikap

pasien ataupun keluarga yang mendampingi dengan kecemasan yang

berlebihan (Kuraesin, 2009).

Kecemasan atau ketegangan dalam diri individu yang terjadi

ketika kebutuhan interpersonal akan keamanan dan/atau kebebasan dari

perasaan tegang yang tidak terpenuhi (Murwani, 2008). Ketakutan atau

kecemasan merupakan istilah yang digunakan bergantian, para psikolog

membuat pembedaan dalam istilah tersebut dalam konteks klinis.

Ketakutan mengacu pada faktor bawaan, secara bilogis hampir

didasarkan pada kewaspadaan terhadap situasi yang membahayakan

dan mengancam kehidupannya. Kecemasan (anxiety) lebih berorientasi

pada masa depan dan sifat umum, mengacu pada kondisi individu ketika

merasa kekhawatiran, kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman

yang terkendali mengenai kemungkinan yang akan terjadi nya sesuatu

yang buruk. Orang yang mengalami gangguan kecemasan, mengaami

kekhawatiran palsu yang menyebabkan stimulus atau situasi berbahaya.

Sehingga kecemasan memiliki komponen kognitif (prilaku mental)

maupun afektif (sikap dan nilai) (Halghin dan Whitebourne, 2010).

Kecemasan merupakan salah satu perasaan yang paling umum

3
dirasakan oleh pasien yang dirawat dirumah sakit. Menurut Hidayati dan

Mastuti (2012) 50% pasien dirumah sakit mengalami kecemasan.

Sumber kecemasan yang melatarbelakangi kecemasan pada pasien

yaitu pada pembiusan, takut meninggal saat operasi, cemas

menghadapi perubahan yang terjadi pada tubuhnya (body image) yang

berupa cacat yang menggangu fungsi peran pasien dan cemas masalah

biaya perawatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan

adalah terjadinya ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya kapasitas

fungsional sehari-hari akibat tindakan pembedahan yang akan dilakukan

(Jaya, 2015).

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan

yang menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan

bagian tubuh, dan pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan

pada bagian tubuh yang akan ditangani, lalu dilakukan tindakan

perbaikan dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka.

Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati suatu

penyakit, cedera atau cacat, serta mengobati kondisi yang sulit atau

tidak mungkin disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana

(Sjamsuhidayat dan Jong, 2005).

Tindakan operasi di Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta

jiwa (WHO dalam Setiani, 2017). Berdasarkan data tabulasi bedah

menempati urutan ke -11 dari 50 pertama penanganan pola penyakit di

rumah sakit se indonesia yang diperkirakan 32% diantaranya merupakan

4
tindakan bedah laparatomi. Ketika seseorang mengalami kecemasan

maka akan merangsang system saraf otonom yaitu peningkatan kerja

kelenjar adrenal untuk melepas adrenalin yang menyebabkan

mengingkatkan frekuensi jantung. Peningkatan kinerja jantung ini

menyebabkan peningkatkan tekanan darah yang berdampak buruk

terhadap tindakan operasi yaitu pendarahan (Videbeck, 2008).

Selain berpengaruh terhadap proses pelaksanaan operasi,

kecemasan ini juga berpengaruh terhadap pasien setelah dilaksanakan

operasi. Kecemasan pasien paska pembedahan akan mempengaruhi

persepsi nyeri. Hubungan anatara nyeri dengan kecemasan dapat

menimbulkan persepsi nyeri, begitu juga sebaliknya. Nyeri dapat

menyebabkan kecemasan. Stimulus nyeri ini dapat mengaktifkan system

limbic sebagai pengendali emosi seseorang. System limbic dapat

memproses reaksi emosi terhaapap nyeri yaitu meningkatkan atau

menurunkan tingkat nyeri (Potter dan Perry, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nadeak (2010) dengan

judul “ hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien

preoperasi di ruangan RB2 RSUP HAM Sumatera Utara” memperoleh

hasil bahwa ada hubungan dukungan keluarga terbesar adalah kategori

baik 53,2% dan paling sedikit adalah kategori kurang 17,7%. Tingkat

kecemasan kategori tertinggi adalah kecemasan ringan 46,8% dan yang

paling sedikit adalah kategori berat 24,2%. Sedangkan penelitian yang

dilakukan Yesti (2013) di RS Dr Wahidin Sudirohusodo Makasar

5
didapatkan (10%) pasien yang mengalami tingkat kecemasan ringan,

(46,67%) mengalami tingkat kecemasan sedang, dan (43,33%)

mengalami tingkat kecemasan berat. Hasil penelitian diatas

menunjukkan tingkat kecemasan yang berbeda-beda pada pasien

preoperasi bedah mulai dari tingkat kecemasan ringan sampai yang

berat.

Kecemasan pasien preoperasi disebabkan berbagai faktor, salah

satunya adalah factor pengetahuan, dukungan keluarga, komunikasi

atau sikap perawat dalam mengaplikasikan pencegahan kecemasan

pada pasien pre operasi dan jenis operasi. Kecemasan berhubungan

dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani pasien dan

juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat prosedur pembedahaan

dan tindakan pembiusan. Keperawatan perioperative. Hal ini disebabkan

fase ini merupakan awal yang menjadi landasan untuk kesuksesan

tahapan-tahapan berikutnya. Pengkajian secara integral dari fungsi

pasien meliputi fungsi fisik biologis dan psikologis sangat diperlukan

untuk keberhasilan dan kesuksesan suatu operasi (Palla, dkk, 2018).

Berdasarkan pengalaman penulis berinteraksi dengan beberapa

pasien yang akan dikakukan tindakan pembedahan, mereka

mengatakan takut, sering menanyakan tentang operasinya dan bahkan

ada yang meminta untuk ditemani. Demikian pula dengan pasien setelah

dilakukan tindakan operasi, beberapa pasien mengatakan takut kalau

jahitan operasinya lepas, tidak berani melakukan pergerakan dan sering

6
menanyakan kapan lukanya kering. Dalam keadaan inilah peranan

seorang perawat sangat penting bagi pasien pre operasi baik pada masa

sebelum, selama maupun setelah operasi. Intervensi keperawatan yang

tepat diperlukan untuk mengurangi tingkat kecemasan klien dengan

penerapan komunikasi yang dapat memberikan informasi-informasi

akurat yang dibutuhkan oleh tingkat kecemasan yang dialaminya. Setiap

orang mempunyai mekanisme koping yang berbeda, sehingga sebelum

pemberian intervensi perlu diadakan pengkajian untuk mengetahui tingat

kecemasan yang dialami pasien.

Dengan mengetahui kecemasan pasien sebelum dilakukan

tindakan pembedahan, maka penulis menyusun rancangan aktualisasi

ini dengan judul “Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang Mengelola

Tingkat Kecemasannya Sebelum dioperasi Diruangan Operasi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang Tahun 2022”.

B. Tujuan

Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi ASN ditempat kerja

penulis, dengan tujuan:

1. Mampu mengaplikasikan nilai Berorientasi pelayanan, Akuntabel,

Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dalam

melaksanakan tugas sebagai perawat di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Padang Panjang.

7
2. Mewujudkan layanan prima diinstansi ruangan operasi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Padang Panjang

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pada laporan pelaksanaan aktualisasi ini dilakukan

kepada 10 orang pasien yang akan melakukan operasi diruangan operasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang dengan mengobservasi

dan mewawancarai tingkat kecemasan yang dirasakan oleh pasien dengan

menggunakan alat ukur tingkat kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS).

8
BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi

1. Visi dan misi Rumah Sakit Daerah Kota padang panjang

 Visi : untuk kejayaan padang panjang yang bermarwah dan

bermartabat

 Misi:

1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi unggulan daerah berbasis

pembangunan berkelanjutan

2) Meningkatkan pemerataan dan kualitas daya saing SDM masyarakat

yang berakhlak dan berbudaya

3) Meningkatkan tata kelola pemerintah yang responsif, inovatif, dan

partisipatif

Motto: Melayani dengan hati

9
2. Struktur Organisasi

Gambar 2.1
Struktur Organisasi

Walikota

Sekretaris Daerah

Direktur
Kepala Bagian Tata Usaha

Kelompok Kasubbag PEP Kabid Kabid


Kasubbag Kabid Keuangan
jabatan Kasubbag & RM Pelayanan Penunjang
kepegawaian
fungsional umum &
perlengkapan Kasi Kasi Penunjang Kasi
Unit Kasi Verifikasi
Kasi Pelayanan Kasi Keperawatan Penunjang Medis Non Medis Perbendaharaan
rekam
medis
dan Instalasi Gizi, laundry, Unit klaim
SIMRS CSSD,satpam,sopir, Loket karcis,
IPSRS, Instalasi IGD, bedah farmasi, PPATRS
gudang radiologi, brankarman,
sentral, rawat inap,
barang, laboratorium, pemulasaran jenazah,
rawat jalan, rawat
layanan UTDRS sanitasi
intensif, fisioterapi,
pengaduan PKRS

10
3. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi

Menurut Perwako Padang Panjang nomor 37 tahun 2020 tentang

Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang,

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang mempunyai tugas

pokok yaitu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan upaya

penyembuhan, pemulihan, peningkatan, pencegahan, pelayanan rujukan,

dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan serta pengabdian masyarakat.

Fungsi rumah sakit dalam menjalankan tugasnya diatur dalam

Perwako Padang Panjang nomor 37 tahun 2020 tentang Peraturan

Internal Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang yaitu:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pelayanan medis;

b. Pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan Pemerintahan Daerah

di bidang pelayanan kesehatan;

c. Penyusunan rencana dan program, monitoring, evaluasi dan pelaporan

di bidang pelayanan kesehatan;

d. Pelayanan medis;

e. Pelayanan keperawatan;

f. Pelayanan penunjang medis dan non medis;

g. Pelayanan rujukan;

h. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan serta pengabdian masyarakat;

11
i. Pengelolaan keuangan dan akuntansi

j. Pengelolaan urusan kepegawaian, hukum, hubungan masyarakat,

organisasi dan tatalaksana, serta rumah tangga, perlengkapan dan umum .

4. Nilai Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang

Nilai-nilai adalah sikap dan sifat yang mesti dimiliki oleh karyawan Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang adalah sebagai berikut:

a. Pro Rakyat artinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat selalu mendahulukan kepentingan masyarakat dan

berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat

tanpa membeda-bedakan suku, golongan, agama dan status sosial

ekonomi.

b. Transparan adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan

pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan proses pembuatan dan

pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.

c. Responsif, program pelayanan kesehatan yang ada dirumah sakit

hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta

tanggap dalam mengatasi permasalahan yang ada.

d. Inklusif Semua program kegiatan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang harus melibatkan semua pihak, karena

12
kegiatan pembangunan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang tidak mungkin dilaksanakan oleh Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang saja. Dengan demikian

komponen masyarakat hendaknya berpatisipasi aktif, yang meliputi

lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat dan seluruh

lapisan masyarakat.

e. Bersih adalah kondisi pemerintahan yang para pelaku yang terlibat

didalamnya menjaga diri dari perbuatan KKN (korupsi, kolusi dan

nepotisme).

f. Akuntabel artinya keadaan untuk dipertanggungjawabkan, keadaan

dapat dimintai pertanggung jawaban.

B. Profil Peserta

DESRIL HENDRA, yang biasa di panggil dengan nama “Hendra” dilahirkan

di Sungai Nanam, Kabupaten Solok, 12 Februari 1991, Yang merupakan anak

ke-2 dari 3 bersaudara. Penulis telah menempuh pendidikan formal yaitu SD

Negeri 02 Sungai Nanam dan SMP Negeri 2 Lembah Gumanti, Serta ke SMA

Negeri 1 Lembah Gumanti kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan

tinggi Akademi Keperawatn YPTK Solok. Peserta memiliki pengalaman kerja di

Rumah sakit daerah M. Natsir Solok Provinsi Sumatera Barat, selama kurang

lebih 4(empat) tahun, dari tahun 2016 sampai 2020. Kemudian mengikuti tes

seleksi CPNS formasi tahun 2019 di Pemerintahan kota Padang Panjang dan

13
lulus tahun 2020 sebagai perawat diruang operasi Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Padang Panjang. Kini peserta sedang mengikuti pelatihan Latsar CPNS

sebagai salah satu syarat untuk diangkat menjadi ASN.

14
BAB III

RINGKASAN RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Core Isu (Kurang Optimalnya Pengetahuan Pasien Tentang

Mengelola Tingkat Kecemasannya Sebelum dioperasi Diruangan Operasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang)

a. Kecemasan (anxiety) lebih berorientasi pada masa depan dan sifat umum,

mengacu pada kondisi individu ketika merasa kekhawatiran, kegelisahan,

ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang terkendali mengenai

kemungkinan yang akan terjadi nya sesuatu yang buruk. Kecemasan

merupakan salah satu perasaan yang paling umum dirasakan oleh pasien

yang akan menjalankan operasi dirumah sakit. Sumber kecemasan yang

melatarbelakangi kecemasan pada pasien yaitu pada pembiusan, takut

meninggal saat operasi, cemas menghadapi perubahan yang terjadi pada

tubuhnya (body image) yang berupa cacat yang menggangu fungsi peran

pasien dan cemas masalah biaya perawatan. Dari hasil observasi dan

wawancara yang dilakukan penulis terhadap 10 orang pasien yang akan

menjalankan operasi maka didapatkan 3 orang pasien mengalami tingkat

kecemasan sedang dan 7 orang pasien lainnya mengalami kecemasan

berat. Hal ini menjadi masalah yang akan berdampak pada proses

jalannya operasi yang akan dijalankan.

15
b. Apabila kecemasan yang dirasakan pasien sebelum menjalankan operasi

tidak diatasi maka akan berdampak pada proses operasi yang akan

dilakukan. Kecemasan mengakibatkan stimulus simpatis yang akan

berdampak pada vasokontriksi, peningkatan curah jantung, tahanan

vascular perifer dan peningkatan produksi renin. Peningkatan renin

mengaktivasi mekanisme angiotensin dan mengkatkan sekresi aldosterone

yang berdampak pada peningkatan tekanan darah. Apabila pasien yang

akan menjalankan operasi mengalami peningkatan tekanan darah darah

maka berdampak pada kerja petugas kesehatan (dokter, anastesi,

perawat) diruangan operasi dan akan mempengaruhi keadaan kesehatan

pasien sehingga akan menghambat jalannya operasi.

c. Jika dikaitankan dengan agenda 3 yaitu Smart ASN dikarenakan kurang

optimalnya pengetahuan pasien tentang mengelola tingkat kecemasannya

sebelum dioperasi diruangan operasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Padang Panjang yang disebabkan oleh kurangnya edukasi tentang

menggelolaan tingkat kecemasan dan tindakan pencegahan kecemasan

kepada pasien dan keluarga pasien. Sebagai contoh tidak adanya kepada

pasien dan keluarga pasien dengan menggunakan metode praktek

langsung memperlihatkan video pembelajaran tentang teknik relaksasi.

Memberikan support dan dukungan kepada pasien baik dari perawat

maupun keluarga pasien, menganjurkan pasien berdoa menurut agama

16
dan kepercayaannya agar dapat membantu mengurangi kecemasan

pasien yang sedang dihadapi.

B. Analisis Core Isu

Berdasarkan isu yang telah didapatkan, maka diperlukan alat bantu analisis

dalam menentukan core issue. Maka dari itu, akan dilakukan analisa

penetapan prioritas isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,

dan Growth). Pada penggunaan Matriks USG, untuk menentukan suatu

masalah yang prioritas, terdapat tiga faktor yang perlu dipertimbangkan. Ketiga

faktor tersebut adalah Urgency, Seriuosness, dan Growth.

 Urgency artinya seberapa mendesaknya isu untuk segera dibahas,

dianalisis dan ditindaklanjuti.

 Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas,

dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

 Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut

jika tidak segera ditangani.

Penggunaan metode USG dalam penentuan prioritas masalah dilaksanakan

apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah yang ada, Untuk

mengurangi tingkat subyektivitas dalam menentukan masalah prioritas, maka

perlu menetapkan kriteria untuk untuk masing-masing unsur USG tersebut.

17
Umumnya digunakan skor dengan skala tertentu. Misalnya penggunaan Lykert

Scale.

Berikut Interval untuk menentukan prioritas:

Angka 1: U: sangat tidak mendesak S: sangat tidak serius G: sangat tidak

berdampak

Angka 2: U: tidak mendesak S: tidak serius G: tidak berdampak

Angka 3: U: cukup mendesak S: cukup serius G: cukup berdampak

Angka 4: U: mendesak S: serius G: berdampak

Angka 5: U: sangat mendesak S: sangat serius G: sangat berdampak

TABEL 3.1

ANALISIS USG

Penyebab Isu Kriteria Jumlah Peringkat

U S G Nilai Kualitas

Belum adanya edukasi Mal adaptif 5 5 5 15 I

mekanisme koping pasien

sebelum dilakukan tindakan

operasi.

Kurang pengetahuan akan 5 3 5 13 II

18
prosedur persiapan pasien

sebelum operasi,

Kekhawatiran dengan biaya 4 4 4 12 III

perawatan dan tindakan operasi

Berdasarkan hasil analisis penyebab isu menggunakan kriteria USG maka

didapatkan sebangai berikut:

a. Belum adanya edukasi mal adaptif mekanisme koping pasien sebelum

dilakukan tindakan operasi merupakan suatu isu yang dipilih karena dari

segi Urgency iberi nilai 5 yaitu sangat mendesak. Untuk Seriousness

diberi nilai 5 yaitu sangat serius sedangkan Growth isu ini di beri nilai 5

yaitu sangat berdampak

b. Kurang pengetahuan akan prosedur persiapan pasien sebelum operasi,

merupakan suatu isu yang dipilih karena dari segi Urgency iberi nilai 5

yaitu sangat mendesak. Untuk Seriousness diberi nilai 3 yaitu cukup

serius sedangkan Growth isu ini di beri nilai 5 yaitu sangat berdampak

c. Khawatiran dengan biaya perawatan dan tindakan operasi merupakan

suatu isu yang dipilih karena dari segi Urgency iberi nilai 4 yaitu

mendesak. Untuk Seriousness diberi nilai 4 yaitu serius sedangkan

Growth isu ini di beri nilai 4 yaitu berdampak

Berdasarkan penjelasan diatas makan didapatkan penyebab yang paling

dominan pada isu “Belum adanya edukasi Mal adaptif mekanisme koping pasien

19
sebelum dilakukan tindakan operasi Diruangan Operasi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang” adalah Belum adanya edukasi mal adaptif

mekanisme koping pasien sebelum dilakukan tindakan operasi.

Mal adaptif mekanisme koping merupakan kondisi dimana individu tidak

mampu berfikir atau disorientasi, tidak mampu menyelesaikan masalah dan

perilakunya yang merusak. Kategorinya adalah berbicara dengan prilaku

cenderung merusak, melakukan aktifitas yang kurang sehat seperti marah-

marah, mudah tersinggung dan depresi, tidak mampu berfikir apa-apa atau

disorientasi dan tidak mampu menyelesaikan masalah. Belum adanya edukasii

mal adaptif mekanisme koping dapat dijadikan sebagai gagasan pemecahan

masalah yaitu dengan mekanisme koping yang adaptif kepada pasien yang

akan menjalankan operasi.

Apabila isu “Kurang Optimalnya Pengetahuan Pasien Tentang Mengelola

Tingkat Kecemasannya Sebelum dioperasi Diruangan Operasi Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Padang Panjang” tidak segera ditindaklanjuti maka

dikhawatirkan akan memberikan dampak yang berbahaya bagi pasien yang

akan melakukan tindakan operasi.

C. GAGASAN KREATIF PENYELESAIAN CORE ISU

20
Dengan merujuk pada penyebab isu yang dipilih berdasarkan teknik

USG maka gagasan kreatif yang akan dilakukan untuk menyelesaikan core isu

tersebut diatas adalah “Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang

Mengelola Tingkat Kecemasannya Sebelum Dioperasi Diruangan Operasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang”.

Gagasan tersebut terkait dengan Mata Pelatihan Manageman ASN

yaitu melaksanaan tugas dengan penuh pengabdian, kejujuran dan tanggung

jawab. Dan mata Pelatihan SMART ASN yang ditunjukkan dengan cara

melakukan mekanisme koping yang adaptif pada pasien untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang mengelola tingkat kecemasannya sebelum

dilakukan operasi.

Untuk mewujudkan gagasan kreatif tersebut, kegiatan-kegiatan yang

akan dilakukan selama habituasi adalah sebagai berikut:

1. Mendiskusikan dan meminta saran kepada mentor tentang rancangan

aktualisasi isu terkait tingkat kecemasan pasien sebelum melakukan

operasi

2. Membuat alat ukur tingkat kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale

(HARS)

3. Membuat video pembelajaran tentang teknik relaksasi

21
4. Mengobserasi dan mewawancarai pasien menggunakan alat ukur

tingkat kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) sebelum

dilakukan edukasi (pre-test)

5. Mengajak keluarga untuk mendampingi dan memberi semangat kepada

pasien sebelum masuk ruangan operasi

6. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara mengelola

tingkat kecemasan menggunakan metode praktek dan video sesuai

dengan saran dari mentor

7. Melakukan evaluasi dengan cara mengobserasi dan mewawancarai

kembali pasien menggunakan alat ukur tingkat kecemasan Hamilton

Anxiety Rating Scale (HARS) sesudah dilakukan edukasi (post-test)

8. Menyusun laporan aktualisasi

22
BAB IV
CAPAIAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

A. Matrik Jadwal Kegiatan Aktualisasi

No Kegiatan Juni Juli Agustus


IV I II III IV I II III
1 Mendiskusian dan meminta
saran kepada mentor tentang
rancangan aktualisasi isu terkait
tingkat kecemasan pasien
sebelum melakukan operasi
(25 Juni 2022 – 27 Juni 2022)
2 Membuat alat ukur tingkat
kecemasan Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) dan video
membelajaran
(8 Juli – 22 Juli 2022)
3 Membuat video membelajaran
tentang teknik edukasi
(11 Juli – 26 Juli 2022)
4 Mengobserasi dan
mewawancarai pasien
menggunakan alat ukur tingkat
kecemasan Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) sebelum
dilakukan edukasi (pre-test)
(1 Agustus 2022-10 Agustus
2022)
5 Mengajak keluarga untuk
mendampingi dan memberi
semangat pasien sebelum
masuk ruangan operasi
(1 Agustus 2022-10 Agustus
2022)
6 Melakukan edukasi kepada
keluarga pasien dan pasien
tentang cara mengelola tingkat
kecemasan menggunakan

23
metode praktek dan video
pembelajaran sesuai dengan
saran dari mentor
(1 Agustus 2022-10 Agustus
2022)
7 Melakukan evaluasi dengan
cara mengobserasi dan
mewawancarai kembali pasien
menggunakan alat ukur tingkat
kecemasan Hamilton Anxiety
Rating Scale (HARS) sesudah
dilakukan edukasi (post-test)
(1 Agustus 2022-10 Agustus
2022)
8 Menyusun laporan aktualisasi
(11 Agustus 2022-17 Agustus
2022)

B. Matrik Pelaksanaan Aktualisasi

Tabel 4.1

Matrik Pelaksanaan Aktualisasi

Unit Kerja Perawat di Ruangan operasi, Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Padang Panjang

Identifikasi Isu 1. Belum Optimalnya Alur Pelaporan Jadwal Pencalonan

Pasien Yang Akan Dioperasi Diruangan Operasi Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang

2. Kurang Optimalnya Pengetahuan Pasien Tentang

Mengelola Tingkat Kecemasannya Sebelum dioperasi

Diruangan Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota

24
Padang Panjang

3. Belum Optimalnya Serah Terima Pasien Diruang Operasi

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang

Isu Yang Kurang Optimalnya Pengetahuan Pasien Tentang Mengelola

Diangkat Tingkat Kecemasannya Sebelum dioperasi Diruangan

Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang

Tahun 2022

Gagasan Melakukan mekanisme koping yang adaptif kepada pasien

Pemecahan Isu untuk meningkatkan pengetahuan pasien tentang mengelola

tingkat kecemasannya sebelum dilakukan operasi.

25
Tabel 4.2

Pelaksanaan Aktualisasi

No Kegiata Tahapan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Penguata

n Kegiatan Pelatihan (BerAKHLAK) Terhadap n NIlai

Visi dan BerAKHL

Misi AK di

Organisasi Organisas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Mendisk Tahapan 1: Output: Dalam kegiatan membuat janji Visi: Adaptif

usikan 1. Membuat  Tersedianya untuk berdiskusi dengan mentor Tahapan Dengan

dan janji untuk Screenshoo maka penulis akan bersikap kegiatan ini berdiskusi

memint berdiskusi t Berorientasi Pelayanan dapat dan

a saran dengan percakapan Saat menghubungi pimpinan berkontirbus meminta

kepada mentor whatshap saya bersikap ramah yaitu i pada visi kritik
menggunakan tutur bahasa

26
mentor dengan yang baik dan sopan agar RSUD yaitu saran
menciptakan kondisi yang
tentang mentor untuk kepada
kondusif yang mendukung jalan
Rancan tentang kejayaan mentor
diskusi sehingga dapat
gan rancangan mencapai hasil yang diharapkan padang terciptany
bersama.
aktualis aktualisasi panjang a inovasi

asi isu terkair isu Akuntabel yang dan

terkait tingkat Saya datang tepat waktu sesuai bermarwah kreativitas


dengan jadwal yang telah dibuat
tingkat kecemasan dan dalam
dan disetujui oleh mentor
kecema pasien bermartabat memberik
sehingga kegiatan berdiskusi
san tidak menggangu kegiatan lain an
mentor yang akan
pasien edukasi
mempengaruhi jalannya diskusi
sebelum kepada
dengan mentor Misi:
melakuk pasien,
Kompeten Tahapan
an dan
Saya membuat janji dengan kegiatan ini
operasi mentor menggunakan
tutur ikut sesuai

bahasa yang baik dan sopan dengan


berkontribus

27
agar terlaksanannya tugas i dalam misi nilai
dengan kualitas terbaik
RS salah Organisas
Loyal satunya i,

Saya membuat janji dengan adalah responsif


mentor dengan memanfaatkan
meningkatk yaitu
media whatshap dan
an program
menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar pemerataan kesehatan
dalam berkomunikasi dengan
dan kualitas harus
mentor agar terjalin hubungan
daya saing sesuai
yang efektif antara mentor dan
penulis saat berdiskusi SDM dengan

masyarakat kebutuha

yang n dan

Tahapan 2: Dalam kegiatan menemui berakhlak keinginan

2. Menemui  Tersediany mentor dan berdiskusi tentang dan masyarak


isu terkait tingkat kecemasan
mentor a catatan berbudaya at
pasien maka penulis bersikap
dan saran dan

28
berdiskusi masukan Berorientasi pelayanan

tentang hasil Saya bersikap sopan dan ramah Kolabora

isu terkait konsultasi dalam berdiskusi dan tif


menjelaskan kegiatan-kegiatan
tingkat dengan Dengan
yang dilaksanakan pada saat
kecemasa mentor aktualisasi sehingga semua berdiskusi

n pasien tentang isu rancangan kegiatan yang dan


direncanakan dapat
terkait meminta
didiskusikan untuk mencapai
tingkat hasil yang maksimal sesuai saran

kecemasan dengan yang diharapkan kepada

pasien Akuntabel mentor

 Tersediany Saya datang tepat waktu saat dapat

aFoto dan menemui mentor sesuai dengan meningkat


janji yang telah disepakati dan
dokumentas kan
disetuji oleh mentor agar dapat
i penulis berdiskusi tentang rancangan effisiensi

menemui kegiatan aktualisasi sehingga petugas


segera menentukan langkah
mentor dan dalam
selanjutnya dalam rencana

29
berdiskusi aktualisasi mengedu

dengan Kompeten kasi

mentor pasien
Saya selalu siap dengan materi
isu terkait dengan kecemasan sebelum
pasien apabila saat berdiskusi
dilakukan
dengan mentor memerlukan
operasi
pendapat saya dalam berdiskusi
sehingga tercapai hasil diskusi dan
dengan kualitas yang baik
sejalan
sesuai yang diharapkan
dengan
Harmonis
nilai
Saya bersikap sopan saat
Organisas
diskusi dengan mentor agar
tercipta lingkungan yang i, Inklusif

kondusif sehingga tidak yaitu


menimbulkan suasana yang
semua
tidak efektif yang akan
berdampak pada jalannya program

diskusi pembang

30
unan

Loyal kesehatan

harus
Saya berpakaian sopan dan rapi
saat menemui mentor yang melibatka
dapat meningkatkan mutu sikap
n semua
penulis dalam memberikan
pihak dan
pelayanan publik dan
menciptakan lingkungan yang tidak bisa
nyaman
berdiri
Adaptif sendiri

Saya bersikap proaktif dalam


menerima saran dan masukan
yang membangun dari mentor
saat diskusi sehingga
menghasilkan hasil diskusi
sesuai dengan harapan yang
diinginkann sesuai dengan
rancangan aktualisasi yang

31
telah dibuat

Kolaboratif

Saya memberikan kesempatan


kepada mentor untuk
berkontribusi dengan
mencatatat pada catatan konsul
untuk dilakukan perbaikan agar
dapat menentukan jadwal
diskusi yang berikutnya untuk
menyelesaikan rencana
kegiatan aktualisasi

Dalam kegiatan Meminta

persetujuan rancangan
Tahapan 3:  Tersediany
aktualisasi tentang isu terkait
3. Meminta a catatan
tingkat kecemasan kepada
persetujua persetujuan
mentor maka penulis akan

32
n diskusi bersikap

rancangan tentang isu

aktualisasi terkait Akuntabel

tentang tingkat Saya bertanggung jawab atas

isu terkait kecemasan kepercayaan yang diberikan


untuk menyelesaikan kegiatan
tingkat pasien, dan
aktualisasi beradasarkan surat
kecemasa foto persetujuan yang diberikan oleh

n kepada dokumentas mentor kepada saya sehingga


tidak ada masalah yang akan
mentor i meminta
timbul dikemudian hari
persetujuan
Loyal
mentor
Saya mengucapkan salam
ketika akan keluar dari ruangan
mentor sehingga dapat
menciptakan suasana yang
nyaman dan aman bagi mentor
dan penulis yang dapat
meningkatkan sikap berakhlak

33
penulis.

Adaptif

Saya bertindak proaktif dan bisa


menyesuaikan diri dalam
menghadapi perubahan yang
terjadi selama proses meminta
persetujuan rancangan
aktualisasi tentang isu terkait
dengan kecemasan pasien
sehingga terjalin interkasi yang
kondusif

Kolaboratif

Saya terbuka dalam bekerja


sama untuk meminta
persetujuan rancangan
aktualisasi tentang isu terkait
kacemasan pasien sehingga
dapat menjadikan nilai tambah

34
dari mentor

2. Membu Tahapan1 : Output : Dalam kegiatan Mencari dari Visi: Kegiatan

at alat 1. Mencari  Tersediany berbagai sumber referensi untuk Tahapan membuat

ukur dari a catatan membuat alat ukur tingkat kegiatan ini alat ukur

tingkat berbagai referensi kecemasan Hamilton Anxiety dapat tingkat

kecema sumber tentang alat Rating Scale (HARS) maka berkontirbus kecemasa

san referensi ukur tingkat penulis bersikap i pada visi n

Hamilto untuk kecemasan Akuntabel RSUD yaitu merupaka

n membuat Hamilton Saya memanfaatkan fasilitas untuk n

Anxiety alat ukur Anxiety jaringan internet secara kejayaan penguata


bertanggung jawab, efektif dan
Rating tingkat Rating padang n nilai
efisien agar mendapatkan
Scale kecemasa Scale sumber yang terpercaya yang panjang

(HARS) n Hamilton (HARS) dapat dijadikan acuan untuk yang Akuntabe


membuat alat ukur tingkat
Anxiety bermarwah l yaitu
kecemasan Hamilton Anxiety
Rating dan merupaka

35
Scale Rating Scale (HARS) bermartabat n bentuk

(HARS) Kompeten tanggung

jawab
Saya tekun mempelajari hal-hal
penting yang terkait dengan alat dalam
Misi:
ukur tingkat kecemasan dan
meningkat
video pembelajaran tentang Tahapan
kan
teknik relaksasi agar tidak kegiatan ini
terjadi kesalahan dalam pengetah
ikut
membuatan alat ukur tingkat
uan
kecemasan Hamilton Anxiety berkontribu
masyarak
Rating Scale (HARS) si dalam
at, sejalan
Loyal misi RS
dengan
Saya akan menjaga rahasia salah
jabatan dan Negara dengan nilai
satunya
mencari sumber referensi yang Organisas
adalah
terpecaya dan dapat dijadikan
i rumah
alat ukur untuk tingkat meningkatk
kecemasan pasien sehingga sakit yaitu
an
data yang diperoleh valid dan Responsif
pemerataa

36
dapat dipertanggungjawabkan n dan yang

Adaptif kualitas artinya

daya saing semua


Saya memanfaatkan teknologi
SDM program
informasi dalam mengumpulkan
masyarakat kesehatan
referensi terkait alat ukur tingkat
yang harus
kecemasan pasien sehingga
berakhlak sesuai
informasi yang dikumpulkan
dan dengan
dapat mengikuti perkembangan
berbudaya kebutuha
zaman dan dapat diterima oleh
n dan
pasien dan keluarga pasien
Tahapan 2: keinginan

2. Membuat masyarak
Dalam kegiatan membuat alat
alat ukur  Tersediany at
ukur tingkat kecemasan dan
tingkat a alat ukur memperlihatkan kepada mentor

kecemasa tentang maka penulis bersikap


n dan tingkat

37
memperlih kecemasan Berorientasi pelayanan

atkan Hamilton Dalam pembuatan alat ukur

kepada Anxiety tingkat kecemasan saya


menyesuaikan dengan
mentor Rating
kebutuhan pasien sehingga
Scale bermanfaat dan dapat

(HARS) meningkatkan mutu pelayanan


Rumah Sakit Daerah Umum
Kota Padang Panjang
khususnya diruangan operasi

Akuntabel

Saya bertanggung jawab dalam


menyelesaikan alat ukur tingkat
kecemasan pasien dengan
kebutuhan pasien sehingga
dapat mengurangi masalah
kecemasan yang dirasakan oleh
pasien

38
Kompeten

Saya akan menjalankan tugas

dengan membuat alat ukur

tingkat kecemasan dan

memperlihatkan kepada mentor

dengan sungguh-sungguh

menggunakan data yang valid

sehingga tercipta tugas kerja

yang berkualitas

Tahapan 3 :

3. Meminta Dalam kegiatan Meminta


 Tersediany
persetujua
a catatan persetujuan kepada mentor

n kepada untuk menggunakan alat ukur


persetujuan
mentor
dari mentor tingkat kecemasan pasien

untuk Hamilton Anxiety Rating Scale


untuk
mengguna
menggunak

39
kan alat an alat ukur (HARS) maka penulis bersikap

ukur tingkat Akuntabel

tingkat kecemasan Saya bertanggung jawab atas

kecemasa Hamilton kepercayaan yang diberikan


untuk menggunakan alat ukur
n pasien Anxiety
tingkat kecemasan Hamilton
Hamilton Rating Anxiety Rating Scale (HARS)

Anxiety Scale untuk menciptakan rasa


kepercayaan mentor pada
Rating (HARS)
rancangan kegiatan yang
Scale dilakukan oleh penulis

(HARS)
Harmonis

Saya menciptakan suasana


kerja yang kondusif dalam
meminta persetujan kepada
mentor untuk menggunakan alat
ukur tingkat kecemasan
sehingga terjalin insteraksi yang
baik antara penulis dan mentor

40
Loyal

Saya mengucapkan salam


ketika akan keluar dari ruangan
mentor yang menunjukkan sikap
berakhlak sehinga penulis dapat
menerapkan nilai berakhlak
dalam menjalankan tugas

Adaptif

Saya dapat menyesuaikan diri


menghadapi perubahan yang
terjadi selama proses meminta
persetujuan mentor sehingga
tidak terjadi hambatan yang
berdampak pada tidak
terpakainya alat ukur tingkat
kecemasan pasien.

3 Membu Tahapan1 : Output : Dalam kegiatan mencari dari Visi: Kegiatan

at video 1. Mencari berbagai sumber referensi untuk Tahapan membuat

41
pembel dari  Tersediany membuat video pembelajaran kegiatan ini video

ajaran berbagai a catatan tentang teknik relaksasi maka dapat pembelaja

tentang sumber referensi penulis bersikap berkontirbus ran

teknik referensi tentang Akuntabel i pada visi tentang

relaksas untuk video Saya memanfaatkan fasilitas RSUD yaitu teknik

i membuat pembelajar jaringan internetsecara untuk relaksasi


bertangung jawab, effektif dan
video an tentang kejayaan merupaka
efisien agar mendapatkan
pembelaja teknik sumber yang terpercaya yang padang n

ran relaksasi dapat dijadikan acuan untuk panjang penguata


video pembelajaran tentang
tentang yang n nilai
teknik relaksasi
teknik bermarwah
Kompeten
relaksasi dan Akuntabe
Saya tekun mempelajari hal-hal
bermartabat l yaitu
penting yang terkait dengan
membuat video pembelajaran merupaka
tentang teknik relaksasi agar n bentuk
tidak terjadi kesalahan dalam
tanggung
membuatan video

42
pembelajaran tentang teknik Misi: jawab
relaksasi
Tahapan dalam
Harmonis kegiatan ini meningkat

Saya membangun lingkungan ikut kan


kerja yang kondusif selama
berkontribu pengetah
proses mencari berbagai
si dalam uan
sumber referensi untuk video
pembelajaran tentang teknik misi RS masyarak
relaksasi sehingga dapat
salah at, sejalan
membuka inspirasi saya dalam
satunya dengan
mencari sumber referensi yang
dapat berdampak baik pada adalah nilai
hasil yang didapatkan
meningkatk Organisas
Adaptif an i rumah

Saya memaanfaatkan teknologi pemerataa sakit yaitu


informasi dalam mengumpulkan
n dan Responsif
referensi terkait video
pembelajaran tentang teknik kualitas yang

relaksasi sehingga informasi daya saing artinya

43
yang dikumpulkan dapat SDM semua
mengikuti perkembangan
masyarakat program
zaman dan dapat diterima oleh
yang kesehatan
pasien dan keluarga pasien
berakhlak harus

dan sesuai

berbudaya dengan

kebutuha
Dalam kegiatan Membuat video
n dan
pembelajaran tentang teknik
Tahapan 2: keinginan
relaksasi dan memperlihatkan
2. Membuat  Tersediany masyarak
kepada mentor maka penulis
video a link video at
bersikap
pembelaja pembelajar
Berorientasi pelayanan
ran an tentang
Dalam pembuatan video
tentang teknik pembelajaran tentang teknik
teknik relaksasi relaksasi saya menyesuaikan
dengan kebutuhan pasien
relaksasi yang di
sehingga bermanfaat dan dapat

44
dan upload di meningkatkan mutu pelayanan
Rumah Sakit Daerah Umum
memperlih youtube
Kota Padang Panjang
atkan “Desril
khususnya diruangan operasi
kepada Hendra”
Akuntabel
mentor yaitu
Saya bertanggung jawab dalam
https://
menyelesaikan video
youtu.be/
pembelajaran tentang teknik
Rf09efwm_ec
relaksasi dengan kebutuhan
pasien sehingga dapat
mengurangi masalah
kecemasan yang dirasakan oleh
pasien

Kompeten

Saya selalu meningkatkan diri


untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah mengikuti aman
yang berkembang sehingga
edukasi yang diberikan dapat

45
diterima dan dimengerti dengan
mudah oleh pasein dan
keluarga pasien

Adaptif

Saya berinovasi dan


mengembangkan kreativitas
serta bertindak proaktif dalam
pembuatan video sesuai yang
saya harapkan sehingga mudah
dipahami oleh pasien dan
keluarga pasien untuk
mengurangi masalah tingkat
kecemasannya

Kolaboratif

Saya terbuka dan bekerja sama

untuk menghasilkan nilai

tambah dalam pembuatan video

dan memberi kesempatan untuk

46
berbagai pihak untuk

berkonstribusi sehingga

membuat video ini akan lebih

menarik oleh pasien dan

keluarga untuk mengatasi

tingkat kecemasannya

Dalam kegiatan Meminta

persetujuan kepada mentor

untuk menggunakan video

pembelajaran tentang teknik

Tahapan 3 : relaksasi maka penulis bersikap

3. Meminta  Tersediany Akuntabel

persetujua a catatan Saya bertanggung jawab atas


n kepada kepercayaan yang diberikan
persetujuan
untuk menggunakan video
mentor dari mentor pembelajaran tentang teknik

47
untuk untuk relaksasi untuk menciptakan
rasa kepercayaan mentor pada
mengguna menggunak
rancangan kegiatan yang
kan video an video
dilakukan oleh penulis
pembelaja pembelajar
Kompeten
ran an teknik
Saya melaksanakan tugas
tentang relaksasi
dengan kualitas terbaik dengan
teknik cara meminta persetujuan
kepada mentor untuk
relaksasi
menggunakan video
pembelajaran tentang teknik
relaksasi dalam melakukan
edukasi sehingga kegiatan yang
dilakukan dapat
pertangggungjawabkan dan
diobservasi keberhasilan
kegiatan aktualisasi yang
direncanakan

Loyal

48
Saya mengucapkan salam
ketika akan keluar dari ruangan
mentor yang menunjukkan sikap
berakhlak sehinga penulis dapat
menerapkan nilai berakhlak
dalam menjalankan tugas

Adaptif

Saya bersikap proaktif dalam


meminta persetujuan kepada
mentor sehingga video yang
telah disiapkan dan dibuat oleh
penulis dapat digunakan
sebagai alat membelajaran
dalam menghadapi kecemasan
pasien

4 Mengob Tahapan 1: Output Dalam kegiatan Melakukan Visi: Kompeten

servasi 1. Melakukan  Tersediany pengkajian dan kontrak waktu Tahapan dengan

dan pengkajian a hasil dengan pasien maka penulis kegiatan ini mengobs

49
mewaw dan pengkajian bersikap dapat ervasi dan

ancarai kontrak tentang Berorientasi Pelayanan berkontirbus mewawan


Saya ramah, cekatan, solutif
pasien waktu tingkat i pada visi carai
dan dapat diandalkan dalam
menggu dengan kecemasan RSUD yaitu pasien
melakukan pengkajian dan
nakan pasien pasien kontrak waktu dengan pasien untuk dapat
sehingga pasien merasa
alat sebelum kejayaan membant
nyaman dalam bekerja sama
ukur edukasi padang u pasien
selama proses pengkajian
tingkat panjang memaha
Akuntabel
kecema yang mi cara
Saya melaksankan tugas
san bermarwah menggelol
dengan jujur,
Hamilto bertanggungjawab, cemat, dan a tingkat
disiplin dan berintegritas tinggi
n Axiety bermartabat kecemasa
dalam melakukan pengkajian
Rating nnnya
dan kontrak waktu dengan
scale pasien sehingga hasil sebelum
Misi:
pengkajian dapat
(HARS) melakuka
dipertanggungjawabkan Tahapan
sebelum n tindakan
kegiatan ini

50
dilakuka Kompeten ikut operasi

n Saya membantu orang lain berkontribu dan

edukasi memahami kecemasan dengan si dalam sejalan


melakukan pengkajian pada
(pre- misi RS dengan
pasien sehingga dapat
test) mengambil kesimpulan dari salah nilai
hasil observasi dan wawancara, satunya organisas
apakah pasien mengalami
adalah aiyaitu
kecemasan atau tidak.
meningkatk Pro
Adaptif
an Rakyat
Saya terus berinovasi dan
pemerataa yaitu
mengembangkan kreativitas
dalam melakukan pengkajian n dan Selalu
kepada pasien agar dapat kualitas mendahul
mendapatkan informasi yang
daya saing ukan
valid sesuai dengan yang
dirasakan oleh pasien sebelum SDM kepenting
dilakukan operasi masyarakat an

yang rakyat/pas

51
Kolaboratif berakhlak ien dan

Saya bersama pasien bekerja dan harus

sama dalam menentukan tingkat berbudaya menghasil

kecemasannya menggunakan kan yang

alat ukur tingkat kecemasan terbaik

Hamilton Axiety Rating scale untuk

(HARS) sebagai alat observasi pasien

dan wawancara pada pasien

Tahapan 2: Dalam kegiatan Mengobservasi

2. Mengobse  Tersediany dan mewawancarai pasien

rvasi dan a hasil dengan menggunakan alat ukur

mewawan obserasi tingkat kecemasan Hamilton

carai dan Axiety Rating scale (HARS)

pasien wawancara

52
dengan pada alat maka penulis bersikap

mengguna ukur tingkat Berorientasi Pelayanan

kan alat kecemasan Saya malakukan obserasi dan

ukur Hamilton wawancara secara ramah,


cekatan, solutif dan dapat
tingkat Axiety
diandalkan sehingga dapat
kecemasa Rating menciptakan suasana yang

n Hamilton scale aman dan nyaman agar dapat


mengurangi rasa kecemasan
Axiety (HARS)
yang dirasakan oleh pasien
Rating
Akuntabel
scale
Saya melakukan obserasi dan
(HARS)
wawancara dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan integritas tinggi
sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan pasien kepada
petugas yang akan
memudahkan proses jalannya

53
observasi dan wawancara yang
dilakukan

Kompeten

Saya meningkatkan kompetensi


diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah sehingga
observasi dan wawancara yang
dilakukan dapat berjalan lancar
tanpa hambatan sehingga
memudahkan penulis dalam
melakukan observasi dan
wawancara

Loyal

Saya menjaga rahasia


kesehatan pasien dalam
melakukan obserasi dan
wawancara yang merupakan
kode etik petugas dalam
menjalankan tugas sehingga

54
pasien merasa aman dan
nyaman untuk mengikuti
observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh petugas

Adaptif

Saya berinovasi dan


mengembangkan kreativitas
dalam melakukan obserasi dan
wawancara sehingga akan
meningkatkan antusias pasien
dalam mengikuti observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh
petugas

Kolaboratif

Saya terbuka dan bekerja sama

dengan pasien dalam

mengobserasi dan

mewawancarai sehingga pasien

55
juga mengetahui dari hasil

observasi dan wawancara yang

dilakukan kepada pasien agar

dapat mencari solusi bersama.

Pada kegiatan Membuat

kesimpulan tentang hasil

observasi dan wawancara maka

Tahapan 3:  Tersediany penulis besikap

3. Membuat a Berorientasi pelayanan

kesimpula kesimpulan Saya melakukan perbaikan

n tentang hasil tiada henti dalam membuat


kesimpulan sehingga tidak
hasil observasi
terdapat kesalahan dalam
observasi dan mengobservasi dan

56
dan wawancara mewawancarai pasien
menggunakan alat ukur tingkat
wawancar tentang
kecemasan Hamilton Anxiety
a tingkat
Rating Scale (HARS)
kecemasan
Akuntabel
pasien
Saya membuat kesimpulan
sebelum
secara jujur, bertanggungjawab,
dilakukan cermat, disiplin dan berintegritas
tinggi sehingga kesimpulan
edukasi
yang didapat dapat dipercaya
dan dapat dicarikan solusi dari
masalah yang timbul dari hasil
kesimpulan observasi dan
wawancara

Adaptif

Saya bertindak proaktif dalam

membuat kesimpulan yang valid

sehingga hasil yang didapat

57
sesuai dengan keadaan yang

didapat oleh penulis saat

melakukan observasi dan

wawancara

5 Mengaj Tahapan 1: Output Pada kegitan Menemui keluarga Visi: Berorient

ak 1. Menemui  Tersediany pasien maka penulis bersikap Tahapan asi

keluarg keluarga a foto Berorientasi pelayanan kegiatan ini pelayana

a pasien pasien dokumentas Saya memahami dan memenuhi dapat n

untuk isaat kebutuhan pasien sebelum berkontirbus Dengan


masuk ruang operasi sehingga
menda menemui i pada visi mengajak
pasien merasa aman dan
mpingi keluarga nyaman yang mengurangi RSUD yaitu keluarga

dan pasien kecemasan yang dirasakan oleh untuk pasien


pasien
member kejayaan untuk
Harmonis
ikan padang mendamp

58
semang Saya menghargai setiap panjang ingi
orang/keluarga pasien apapun
at yang pasien
latar belakangnya sehingga
kepada bermarwah akan lebih
dapat memberikan pelayanan
pasien kesehatan yang berkualitas dan mudah
sesuai dengan yang dibutuhkan
sebelum bermartabat memaha
pasien dan keluarga pasien
masuk mi

ruangan kebutuha

operasi Kolaboratif nnya

Saya terbuka dan bekerja sama sebelum

dengan keluarga pasien melakuka


Misi:
sehingga tidak memunculkan n operasi
Tahapan
kecurigaan yang akan dan
kegiatan ini
berdampak pada mutu sejalan
ikut
pelayanan kesehatan Rumah dengan
berkontribu
Sakit Umum Daerah Kota nilai
si dalam
Padang Panjang organisas
misi RS

59
salah aiyaitu

satunya Pro

Tahapan 2: Pada kegiatan Mengajak adalah Rakyat

2. Mengajak  Tersediany keluarga untuk mendampingi meningkatk yaitu

keluarga a foto dan dan memberi semangat kepada an Selalu

untuk video pasien sebelum masuk ruangan pemerataa mendahul

mendampi dokumentas operasi maka penulis bersikap n dan ukan

ngi dan i saat Berorientasi Pelayanan kualitas kepenting

memberi keluarga Saya memberikan edukasi daya saing an

semangat mendampin kepada keluarga dengan ramah SDM rakyat/pas


dalam memahami kebutuhan
kepada gi dan masyarakat ien dan
pasien sehingga diharapkan
pasien memberi keluarga pasien dapat yang harus

sebelum semangat mengurangi masalah yang berakhlak menghasil


diraskan oleh pasien
masuk kepada dan kan yang
Akuntabel
ruangan pasien yang berbudaya terbaik

operasi diupload Saya menjalankan tugas dengan untuk

60
keyoutube jujur, bertanggungjawab, cermat, pasien

Desril disiplin dan berintegritas tinggi

Hendra selama Mengajak keluarga Kolabora

https:// untuk mendampingi dan tif

youtu.be/ memberi semangat kepada Dengan

pwX4mjsfjq4 pasien sehingga dapat mengajak

mengurangi rasa kecemasan keluarga

yang dirasakan pasien pasien

untuk
Kompeten
mendamp
Saya membantu orang
ingi dan
lain/keluarga pasien dalam
memberik
belajar dan memberikan
dukungan kepada pasien an
sebagai orang terdekat dan
semangat
terpercaya oleh pasien sehingga
diharapka
pasien merasa aman dan
nyaman n pasien

61
Harmonis lebih

Dalam memberikan edukasi tenang


saya menghargai setiap orang dalam
apapun latar belakangnya
menghad
sehingga tidak menimbulkan
ketidakpercayaan keluarga api
pasien dan pasien dalam operasi
menghadapi masalah
yang akan
kecemasan yang dirasakan oleh
pasien dilakukan

dan
Kolaboratif
sesuai
Saya terbuka dan bekerja sama
dalam memberikan edukasi dengan
sehingga meningkatkan nilai
antusias minat keluarga pasien
Organisas
dalam berkontribusi
menyelesaikan masalah i, Inklusif
kecemasan yang dirasakan yaitu
pasien sebelum memasuki
semua
ruang operasi

62
program

Pada kegiatan Menanyakan pembang

perasaan pasien setelah unan

dilakukan edukasi dan kesehatan

Tahapan 3:  Tersediany didampingi keluarga sebelum harus

3. Menanyak a foto masuk ruangan operasi maka melibatka

an dokumentas penulis bersikap n semua

perasaan i saat Berorientasi pelayanan pihak dan

pasien perawat Saya memahami dan memenuhi tidak bisa

setelah bersama kebutuhan pasien dengan berdiri


menanyakan perasaan pasien
dilakukan pasien dan sendiri
setelah dilakukan edukasi
edukasi keluarga sehingga pasien merasa lebih

dan tenang dalam menghadapi


operasi yang dijalaninya
didampingi
Harmonis
keluarga

sebelum Saya membangun lingkungan

63
masuk kerja yang kondusif dengan
menanyakan perasaan pasien
ruangan
setelah dilakukan edukasi untuk
operasi
mengurangi kecemasan yang
dirasakn oleh pasien

Kolaboratif

Saya memberikan kesempatan


kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dalam
menyelesaikan masalah
kecemasan yang dirasakan oleh
pasien sehingga akan
mempercepat penyelesaian
masalah yang lebih efisien

6 Melakuk Tahapan 1: Output : Pada kegiatan menemui pasien Visi: Berorient

an 1. Menemui  Terwujudny dan keluarga pasien untuk Tahapan asi

edukasi pasien a memberikan edukasi maka kegiatan ini pelayana

64
kepada dan pertemuan penulis bersikap dapat n

pasien keluarga dengan Berorientasi pelayanan berkontirbus Dengan

dan pasien keluarga i pada visi diberikann


Saya memahami dan memenuhi
keluarg untuk pasien saat RSUD yaitu ya
suasana lingkungan yang aman
a pasien memberik memberika untuk edukasi
dan nyaman yang mendukung
tentang an edukasi n edukasi kejayaan kepada
kegiatan edukasi yang dilakukan
mengel padang keluarga
sehingga dapat mudah
ola panjang pasien
dimengerti oleh pasien dan
tingkat yang akan
keluarga pasien
kecema bermarwah meningkat
Harmonis
san dan kan mutu

menggu Saya membantu keluarga bermartabat pelayanan

nakan pasien untuk membantu pasien dalam

metode mengurangi kecemasan yang menghad

praktek dirasakan pasien agar tercipta api tingkat


Misi:
dan interaksi yang efektif antara kecemasa

65
video petugas, pasien dan keluarga Tahapan n pada

sesuai pasien kegiatan ini pasien

saran ikut dan


Adaptif
mentor berkontribu sesuai
Saya menyesuaikan diri
si dalam dengan
menghadapi perubahan yang
misi RS nilai
terjadi selama menemui pasien
salah organisasi
dan keluarga pasien untuk
satunya rumah
memberikan edukasi sehingga
adalah sakit yaitu
tidak terjadi hambatan yang
meningkatk Efektif
berdampak terhambatnya
an artinya
proses edukasi
pemerataa program

Kolaboratif n dan kesehatan

kualitas harus
Saya bekerja sama dengan
daya saing mencapai
keluarga pasien untuk
SDM hasil yang
mengurangi kecemasan yang

66
dirasakan pasien sehingga akan masyarakat signifikan

memudahkan dan mempercepat yang dan

penyelesaian masalah berakhlak bersifat

kecemasan yang dirasakan oleh dan efisien

pasien berbudaya

Kompete

Dengan

Pada kegiatan Memberikan diberikan

edukasi kepada pasien edukasi

keluarga pasien tentang cara akan

Tahapan 2: mengelola tingkat kecemasan membatu

2. Memberik  Terlaksana dengan cara praktek dan keluarga

an edukasi nya edukasi memperlihatkan video tentang pasien

kepada kepada teknik relaksasi pembelajaran untuk

pasien pasien dan yaitu mengatur posisi yang membant

67
keluarga keluarga nyaman, menarik pernafasan u pasien

pasien pasein menggunkan pernafasan perut dalam

tentang tentang yaitu menarik nafas 4 ketukan menghad

cara cara menggunakan perut, tahan 7 api

mengelola mengelola ketukan dan keluarkan 8 kecemasa

tingkat tingkat ketukan secara perlahan maka n sebelum

kecemasa kecemasan penulis bersikap dilakukan

n dengan dengan Berorientasi Pelayanan tindakan

cara cara operasi,


Saya memahami dan memenuhi
praktek menggelola Sejalan
kebutuhan pasien dan keluarga
dan tingkat dengan
pasien dalam membantu pasien
memperlih kecemasan nilai
untuk mengurangi kecemasan
atkan  Tersediany Organisas
yang dirasakan pasien dengan
video a link video i rumah
melakukan edukasi yang cara
tentang petugas sakit yaitu
praktek langsung oleh petugas
teknik memberika Responsif
kemudian memperlihatkan video

68
relaksasi n edukasi pembelajaran teknik relaksasi yang

pembelaja kepada sehingga mudah untuk dipahami artinya

ran yaitu pasien dan oleh pasien dan keluarga pasien semua

mengatur keluarga program


Akuntabel
posisi pasien kesehatan
Saya tidak menyalahgunakan
yang harus
wewenang dan jabatan dalam
nyaman, sesuai
memberikan edukasi kepada
menarik dengan
pasien dan keluarga pasien
pernafasa kebutuha
sehingga edukasi yang
n n dan
diberikan dapat mencapai hasil
menggunk keinginan
yang maksimal sesuai yang
an masyarak
diharapkan pada ranjangan
pernafasa at
kegiatan aktualisasi
n perut

yaitu Kompeten

menarik
Saya membantu pasien dan

69
nafas 4 keluarga pasien dalam belajar

ketukan memahami dan mengerti

mengguna edukasi yang diberikan dan

kan perut, mampu mempraktek kembali

tahan 7 edukasi yang diberikan yang

ketukan dapat mengurangi masalah

dan kecemasan pasien

keluarkan
Harmonis
8 ketukan
Saya mengahargai pendapat
secara
pasien dan keluarga pasien
perlahan
saat memberikan edukasi

sehingga tidak terjadi interaksi

satu arah yang menimbulkan

tidak efektifnya edukasi yang

diberikan

70
Loyal

Saya selalu memegang teguh

ideologi pancasila dan UUD

dalam memberikan edukasi

sehingga tidak menimbulkan

diskriminasi dalam pemberian

edukasi yang dalam

menghambat proses

penyelesaian masalah

kecemasan yang dihadapi oleh

pasien

Adaptif

Saya bertindak proaktif dalam

memberikan edukasi sehingga

edukasi yang diberikan tidak

71
monoton dan dapat menarik

minat kepatuhan pasien dan

keluarga pasien dalam

menjalani edukasi yang

diberikan

Kolaboratif

Saya memberikan kesempatan

kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi dalam

memberikan edukasi kepada

pasien dan keluarga pasien

yang dapat memudahkan

pasien dan keluarga pasien

dalam memahami dan mengikuti

72
edukasi yang diberikan

Pada kegiatan Mengajak dan

menganjurkan pasien dan

keluarga pasien mempraktekkan

apa yang sudah di ajarkan dan

keluarga pasien dapat

mengajarkan kembali kepada


Tahapan 3: pasien maka penulis bersikap
3. Mengajak Berorientasi pelayanan
dan  Pasien dan
Saya memahami dan memenuhi
menganjur keluarga
kebutuhan pasien dengan
kan pasien pasien
mengajak dan menganjurkan
dan dapat
keluarga pasien mempraktekkan
keluarga memprakte
apa yang sudah diajarkan
pasien kkan

73
memprakt kembali sehingga penulis akan

ekkan apa edukasi mengetahui edukasi yang

yang yang diberikan telah sampai ke

sudah di diberikan pasien dan keluarga pasiean

ajarkan petugas atau tidak

dan dan dapat

keluarga memberika
Kompeten
pasien n edukasi

dapat kembali Saya mengajak dan

mengajark kepada menganjurkan pasien dan

an kembali pasien keluarga pasien mempraktekkan

kepada tentang yang sudah diajarkan dengan

pasien cara kualitas terbaik yang akan

dikemudia menggelola mengidentifikasi tingkat

n hari tingkat keberhasilan edukasi yang

kecemasan diberikan

74
dikemudian Adaptif

hari
Saya berindak proaktif dalam

mengajak dan menganjurkan

kepada pasien dan keluarga

pasien untuk mempraktekkan

kembali sehingga meningkatkan

kepatuhan dan antusias pasien

dalam menaati intruksi petugas

Kolaborasi

Saya memberikan kesempatan

kepada berbagai pihak untuk

berkontribusi untuk memberikan

penyelesaian yang efektif dan

mudah dimengerti oleh pasien

75
dan keluarga pasien

7 Melakuk Tahapan 1: Output : Pada kegitan melakuan Visi: Kompeten

an 1. Melakuan  Tersediany pengkajian kepada pasien Tahapan dengan

evaluasi pengkajian a hasil kembali setelah dilakukan kegiatan ini mengobs

dengan kepada pengkajian edukasi maka penulis bersikap dapat ervasi dan

cara pasien pasien berkontirbus mewawan

mengob kembali tentang Akukntabel i pada visi carai

servasi setelah tingkat RSUD yaitu pasien


Saya melaksanakan tugas
dan dilakukan kecemasan dengan jujur, bertanggung untuk dapat
jawab, cermat, disiplin dan
wawanc edukasi pasien kejayaan membant
berintegritas tinggi sehingga
ara sesudah padang u pasien
hasil pengkajian yang didapat
kembali edukasi sesuai dengan yang terjadi panjang cara
dilapangan dan dapat
pasien yang memaha
dipertanggungjawabkan
dengan bermarwah mi cara
Kompeten
menggu dan menggelol

76
nakan Saya membantu orang lain bermartabat a tingkat
memahami kecemasan dengan
alat kecemasa
melakukan pengkajian pada
ukur nnya
pasien sehingga dapat
tingkat mengambil kesimpulan dari sebelum
Misi:
hasil observasi dan wawancara,
kecema melakuka
apakah pasien mengalami Tahapan
san n tindakan
kecemasan atau tidak setelah kegiatan ini
Hamilto dilakukan edukasi operasi,
ikut
n Adaptif sejalan
berkontribu
Anxiety dengan
Saya terus berinovasi dan si dalam
Rating mengembangkan kreativitas nilai
misi RS
dalam melakukan pengkajian
Scale Organisas
kepada pasien agar dapat salah
(HARS) i rumah
mendapatkan informasi yang satunya
setelah valid sesuai dengan yang sakit yaitu
adalah
dirasakan oleh pasien setelah
dilakuka Responsif
dilakukan operasi meningkatk
n yang
an
Kolaboratif
artinya
pemerataa

77
edukasi Saya bersama pasien bekerja n dan semua
sama dalam menentukan tingkat
kualitas program
kecemasannya menggunakan
daya saing kesehatan
alat ukur tingkat kecemasan
Hamilton Axiety Rating scale SDM harus
(HARS) sebagai alat observasi
masyarakat sesuai
dan wawancara pada pasien
yang dengan

berakhlak kebutuha

dan n dan

berbudaya keinginan

masyarak
Dalam kegiatan Melakukan
Tahapan 2: at
obserasi dan wawancara
2. Melakukan  Tersediany
dengan menggunakan alat ukur
obserasi a hasil
tingkat kecemasan Hamilton
dan pengukuran
Anxiety Rating Scale (HARS)
wawancar tentang
pasien sesudah edukasi maka
a dengan tingkat

78
mengguna kecemasan penulis bersikap

kan alat pasien Berorientasi Pelayanan

ukur sesudah Saya malakukan obserasi dan

tingkat edukasi wawancara secara ramah,


cekatan, solutif dan dapat
kecemasa
diandalkan yang menciptkan
n Hamilton suasana yang kondusif dan

Anxiety efektif dalam melakukan


observasi dan wawancara
Rating
Akuntabel
Scale

(HARS) Saya melakukan obserasi dan


wawancara dengan jujur,
pasien
bertanggungjawab, cermat,
sesudah disiplin dan integritas tinggi yang

edukasi dapat menigkatkan tingkat


kepercayaan pasien kepada
petugas yang meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan

79
Loyal

Saya menjaga rahasia


kesehatan pasien dalam
melakukan obserasi dan
wawancara sehingga pasien
merasa dipercaya dan dapat
mengurangi rasa kecemasan
yang dirasakan pasien

Adaptif

Saya berinovasi dan


mengembangkan kreativitas
dalam melakukan obserasi dan
wawancara sehingga
menciptakan suasana yang
aman dan nyaman yang dapat
menimbulkan interaksi yang
baik antara pasein dan petugas

80
Kolaboratif

Saya terbuka dalam bekerja


sama dengan pasien dalam
mengobserasi dan
mewawancarai sehingga pasien
akan mempercayai petugas
dalam menjalan tugas dan tidak
ada kecuriangan antara pasien
dan petugas

Dalam kegiatan Mengambil

kesimpulan dari alat ukur tingkat


Tahapan 3:
kecemasan Hamilton Anxiety
3. Mengambi  Tersediany
Rating Scale (HARS) dengan
l a hasil
mengobserasi dan wawancara
kesimpula kesimpulan
setelah dilakukan edukasi maka

81
n dari alat pengukuran penuli bersikap

ukur tingkat Berorientasi pelayanan

tingkat kecemasan Saya melakukan perbaikan

kecemasa setelah tiada henti dalam membuat


kesimpulan sehingga tidak ada
n Hamilton edukasi
data dan informasi yang invalid
Anxiety dan tidak dapat

Rating dipertanggngjawabkan
kebenarannya
Scale
Akuntabel
(HARS)

dengan Saya membuat kesimpulan


secara jujur, bertanggungjawab,
mengobse
cermat, disiplin dan berintegritas
rasi dan tinggi sehingga timbul

wawancar kepercayaan dari keluarga


pasien dan pasien kepada
a setelah
petugas yang akan
dilakukan memudahkan observasi dan
wawancara yang dilakukan

82
edukasi Loyal

Saya menjaga rahasia atau


privasi pasien dalam mengambil
kesimpulan dari alat ukur tingkat
kecemasan sehingga pasien
tidak khawatir hasil observasi
dan wawancara diketahui oleh
orang lain yang akan membuat
pasien tidak nyaman

8 Menyus Tahapan 1 : Output: Dalam kegiatan Mengumpulkan Visi: Kegiatan

un 1. Mengump  Terkumpuln bukti pendukung laporan Tahapan penyusun

laporan ulkan bukti ya bukti aktualisasi kegiatan ini an

aktualis pendukun pendukung Maka penulis bersikap dapat laporan

asi g laporan laporan Akuntabel berkontirbus termasuk

aktualisasi aktualisasi Saya mengumpulkan bukti i pada visi dalam


pendukung laporan aktualisasi RSUD yaitu nilai
dengan jujur, bertanggung

83
jawab, dan cermat sehingga untuk BerAKHL
laporan aktualisasi dapat
kejayaan AK yaitu ;
dipercaya dari berbagai pihak
padang Akuntabe
yang membaca dan melihat
laporan aktualisasi panjang l

Kompeten yang Dengan

bermarwah penyusua
Saya meningkatkan kompetensi
dan nan
diri untuk menjawab tantangan
bermartabat laporan
yang selalu berubah dalam
saya
mengumpulkan bukti pendukung
bertanggu
laporan aktualisasi sehingga Misi:
ng jawab
laporan aktualisasi bisa Tahapan
atas
dijadikan referensi untuk kegiatan ini
kepercaya
masalah yang serupa dan lebih ikut
an yang
dapat dikembangkan lagi. berkontribu
diberikan
si dalam
dan
misi RS

84
salah sesuai

Tahapan 2: Dalam kegiatan Menyusun satunya dengan

2. Menyusun  Tersusunny laporan aktualisasi maka penulis adalah nilai

laporan a laporan bersikap meningkatk organisasi

aktualisasi aktualisasi Akuntabel an efektif

sesuai Saya menyusun laporan pemerataa yaitu

dengan aktualisasi dengan jujur, n dan mencapai


bertanggung jawab dan cermat
manduan kualitas hasil yang
agar tidak ada kesalahan dalam
yang menyusun laporan aktualisasi daya saing signifikan

diberikan sehingga dapat SDM dan


dipertangggungjawabkan semua
masyarakat bersifat
isi dari laporan aktualisasi
yang efisien
Adaptif
berakhlak
Saya menyesuaikan diri
dan Kompete
menghadapi perubahan saat
menyeusun laporan aktualisasi berbudaya n
sehingga menghasilkan laporan Dengan

85
aktualisasi yang sesuai dengan kegiatan
pedoman yang ada serta dapat
menyusun
dijadikan sumber bacaan dalam
laporan
menghadapi kecemasan
kami terus
Kolaboratif
belajar
Saya menggerakkan
dan
pemanfaatan berbagai
sumberdaya untuk tujuan mengemb
bersama dalam menyusun
angkan
laporan aktualisasi sehingga
kapasitas
menghasilkan laporan yang
dapat diterima oleh berbagai dan
pihak
sesuai

dengan
Pada kegiatan Melakukan nilai

Tahapan 3: konsultasi dengan mentor terkait organisasi

3. Melakukan  Terlaksana dengan laporan aktualisasi yang

konsultasi nya maka penulis bersikap bersih

86
dengan konsultasi Berorientasi pelayanan dan

mentor dengan akuntabel


Saya menggunakan bahasa
terkait mentor
yang santun dan bersikap
dengan terkait
ramah terhadap mentor dalam
laporan dengan
menjelaskan laporan aktualisasi
aktualisasi laporan
sehingga lebih mudah dipahami
aktualisasi
dan dimengerti oleh mentor dan
 Tersediany
tidak terjadi kesalahpahaman
a catatan
dalam mengartikan isi laporan
saran dan
aktulasasi
masukan
Harmonis
dari mentor

Saya menghargai saran dan

masukan dari mentor yang

membimbing penulis selama

pembuatan laporan aktualisasi

87
yang menjadikan laporan

aktualisasi menjadi lebih baik

dan dapat dipercaya

Loyal

Saya berdiskusi dengan mentor

terkait dengan laporan

aktualisasi sehingga kesimpulan

dari kegiatan yang direncanakan

sesuai dengan harapan penulis

dan dapat menyelesaikan

masalah yang sedang dihadapi

penulis didalam pelayanan

rumah sakit

Adaptif

Saya terus berinovasi dan

88
mengembangkan kreativitas

serta bertindak secara proaktif

untuk melakukan konsultasi

dengan mentor terkait dengan

laporan aktualisasi sehingga

hasil yang diharapkan bisa

tercapai

Kolaboratif

Saya meminta saran dan

masukan dari mentor terkait

dalam penyusunan laporan

aktualisasi sehingga menciptaan

laporan yang baik dan mudah

dipahami sebagai acuhan dalam

89
menghadapi penyelesaian

masalah yang serupa dengan

yang dihadapi oleh penulis.

Dalam kegiatan Menyampaikan

laporan aktualisasi kepada

mentor maka penulis bersikap

Tahapan 4 :
Berorientasi Pelayanan
4. Menyamp  Tersediany
Saya menggunakan bahasa
aikan a laporan
yang satun dan bersikap ramah
laporan aktualisasi
terhadap mentor tentang
aktualisasi yang telah
laporan aktualisasi sehingga
kepada disetujui
penulis dapat menerapkan sikap
mentor mentor
Ber-AKHLAk yang dapat
tentang

90
tingkat meningkatkan mutu pelayanan

kecemasan yang akan diberikan kepada

pasien

Akuntabel

Saya menyampaikan laporan

aktualisasi kepada mentor

dengan jujur, bertanggung

jawab dan cermat sehingga

terjalin interaksi yang baik

antara mentor dan penulis yang

akan berdampak pada proses

penyampaian laporan

aktualisasi berjalan lancer dan

baik.

91
Kompeten

Saya melaksanakan tugas

dengan kualitas terbaik dengan

meningkatkan kompetensi diri

untuk menjawab tantangan yang

selalu berubah sehingga

masalah terkait isu dapat

terselesaikan dengan maksimal

dan berkualitas

Harmonis

Saya membagun lingkungan

kerja yang kondusif selama

menyampaikan laporan

aktualisasi kepada mentor

sehingga lebih mudah dipahami

92
dan dimengerti oleh mentor

yang akan berpengaruh pada

hasil laporan aktualisasi

C. MATRIK REKAPITULASI REALISASI HABITUASI NND PNS (BER-AKHLAK)

Tabel 4.3
Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi NND PNS (Ber-AKHLAK)
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 Ke-7 Ke-8 Aktualisasi

Per MP

Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali Renc Reali

93
ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi ana sasi

1 Berorientasi 2 2 1 1 1 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 16 17
Pelayanan
2 Akunabel 3 3 3 3 3 3 2 3 0 1 1 1 2 3 3 3 17 20
3 Kompeten 0 2 1 2 1 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 8 15
4 Harmonis 1 1 0 1 0 1 0 0 3 3 2 2 0 0 0 2 6 10
5 Loyal 3 3 1 2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 2 1 1 9 11
6 Adaptif 1 2 1 2 1 3 2 3 0 0 2 3 2 2 0 2 9 17
7 Kolaboratif 1 2 0 0 0 1 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 12 15
Jumlah MP 11 15 7 11 7 13 10 14 10 11 14 15 10 12 8 14
yang
diaktualisasikan
per kegiatan

94
D. Capaian Penyelelasian Core Isu

Kondisi Core Isu

Sebelum Aktualisasi Setelah Aktualisasi

Kecemasan merupakan isu masalah yang Setelah dilakukan kegiatan aktualisasi

sering dihadapi pasien sebelum dilakukan dengan meminta keluarga untuk

tindakan pembedahan/operasi. Tindakan memberikan dukungan kepada pasien

pencegahan untuk pasien yang mengalami sebelum menjalankan operasi serta

kecemasan belum diterapkan secara memberikan edukasi kepada pasien dan

maksimal sehingga kecemasan masih keluarga pasien dengan menggunakan

menjadi masalah yang sering dihadapi metode praktek langsung oleh petugas

pasien. Sumber kecemasan yang dan memperlihatkan video pembelajaran

melatarbelakangi kecemasan pada pasien tentang teknik relaksasi maka dapat

yaitu pada pembiusan, takut meninggal disimpulkan bahwa tingkat kecemasan

saat operasi, cemas menghadapi pasien mengalami penurunan dan

perubahan yang terjadi pada tubuhnya menjadi lebih tenang dalam menghadapi

(body image) yang berupa cacat yang tindakan operasi yang dijalankan dengan

menggangu fungsi peran pasien dan mengkaji lembar observasi dan

cemas masalah biaya perawatan. Ketika wawancara yang berupa alat ukur tingkat

seorang pasien mengalami kecemasan kecemasan Hamilton Anxiety Rating

maka akan merangsang system saraf Scale (HARS). Ketika seorang pasien

otonom yaitu peningkatan kerja kelenjar tidak mengalami kecemasan sebelum

adrenal untuk melepas adrenalin yang dilakukan operasi maka akan mencegah

menyebabkan mengingkatkan frekuensi munculnya masalah selama proses

94
jantung. Peningkatan kinerja jantung ini jalannya operasi seperti peningkatan

menyebabkan peningkatkan tekanan kinerja jatung yang dapat memicu

darah yang berdampak buruk terhadap peningkatan tekanan darah pasien

tindakan operasi yaitu pendarahan. sehingga operasi akan berjalan lancar.

Berdasarkan survey awal sebelum

dilakukan aktualisasi didapatkan dari 10

pasien yang akan dioperasi terdapat 8

yang mengalami kecemasan berlebihan

sebelum dilakukan tindakan operasi.

E. Manfaat Terselesaikannya Core Isu

1. Individu Peserta

Manfaat terselesaikannya core isu bagi peserta yaitu dapat berpartisipasi dalam

memecahkan core isu yang ada pada ruangan operasi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan

yang maksimal untuk pasien sesuai dengan visi dan misi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang serta sebagai gagasan kreatif dalam melaksanakan

aktualisasi Calon Pegawai Negeri Sipil yang mana aktualisasi merupakan salah

satu syarat bagi peserta untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil.

2. Instansi

Manfaat terselesaikannya core isu bagi instansi adalah sebagai salah satu bentuk

solusi nyata dalam menangani masalah terkait dengan kecemasan yang dihadapi

pasien dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang

95
Panjang sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang kedepannya.

3. Stakeholder

Manfaat terselesaikannya core isu bagi stakeholder adalah sebagai salah satu

pertimbangan agar dapat lebih memberikan perhatian dan dukungan dalam

meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang

Panjang.

F. Rencana Tindak Lanjut Hasil Aktualisasi

No Kegiatan Output Durasi Para Sumber Ket

dan Pihak Biaya era

Waktu Terlibat nga

1 Selalu melakukan Tersedianya Setiap Unit Seksi

observasi dan alat ukur akan pengada perencan

wawancara kepada tingkat dilakuka an aan dan

pasien setiap akan kecemasan n barang pelaporan

dilakukan operasi Hamilton operasi umum

untuk mengetahui Anxiety

tingkat kecemasan Rating Scale

pasien (HARS)

2 Memutar video Tersedianya Setiap Unit Unit

pembelajaran tentang video ada pengada PKRS

96
teknik relaksasi pembelajara pasien an RSUD

diruang tunggu pasien n tentang yang barang Kota

dan keluarga sebelum teknik akan umum Padang

dilakukan operasi relaksasi operasi Panjang

3 Berkolaborasi dengan Adanya Setiap Petugas Mandiri

ruangan asal pasien petugas ada ruangan

untuk memberikan yang pasien rawatan

edukasi mulai dari memberikan yang dan

ruang rawatan edukasi akan petugas

sehingga edukasi yang kepada operasi ruangan

diberikan lebih efektif pasien operasi

97
BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Aktualisasi/Habituasi Mata Pelatihan

a) Kegiatan 1

Kegiatan 1 adalah Berdiskusi dan meminta saran kepada mentor tentang

Rancangan aktualisasi isu terkait tingkat kecemasan pasien sebelum

melakukan operasi. Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi

pelayanan, akuntabel, loyal, harmonis, adaptif dan kolaboratif

b) Kegiatan 2

Kegiatan 2 adalah membuat alat ukur tingkat kecemasan Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS). dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi

pelayanan, akuntabel, kompeten, adaptif dan loyal

c) Kegiatan 3

Kegiatan 3 adalah membuat video pembelajaran tentang teknik relaksasi.

Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi pelayanan, akuntabel,

kompeten, adaptif dan loyal

d) Kegiatan 4

Kegiatan 4 adalah mengobservasi dan mewawancarai pasien menggunakan

alat ukur tingkat kecemasan Hamilton Axiety Rating scale (HARS) sebelum

dilakukan edukasi (pre-test). Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi

pelayanan, akuntabel, kompeten, adaptif, loyal dan kolaboratif.

98
e) Kegiatan 5

Kegiatan 5 adalah mengajak keluarga pasien untuk mendampingi dan

memberikan semangat kepada pasien sebelum masuk ruangan operasi.

Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi pelayanan, harmonis,

kompeten dan kolaboratif

f) Kegiatan 6

Kegiatan 6 adalah melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien

tentang mengelola tingkat kecemasan menggunakan metode praktek dan

video sesuai saran mentor. Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi

pelayanan, Akuntabel, harmonis, kompeten, loyal, adaptif dan kolaboratif

g) Kegiatan 7

Kegiatan 7 adalah Melakukan evaluasi dengan cara mengobservasi dan

wawancara kembali pasien dengan menggunakan alat ukur tingkat

kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) setelah dilakukan

edukasi. Dalam kegiatan ini diterapkan nilai berorientasi pelayanan,

Akuntabel, kompeten, loyal, adaptif dan kolaboratif

h) Kegiatan 8

Kegiatan 8 adalah Menyusun laporan aktualisasi. Dalam kegiatan ini

diterapkan nilai berorientasi pelayanan, akuntabel, harmonis, loyal dan

kolaboratif

2. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu

Berdasarkan teknik analisis APKL maka dapat ditetapkan yang mendaji core isu

yaitu “Kurang Optimalnya Pengetahuan Pasien Tentang Mengelola Tingkat

99
Kecemasannya Sebelum dioperasi Diruangan Operasi Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Padang Panjang” dan berdasarkan teknik analisis USG maka

diketahui bahwa penyebab isu adalah “Belum adanya edukasi Mal adaptif

mekanisme koping pasien sebelum dilakukan tindakan operasi Diruangan

Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang”, maka gagasan

penyelesaian core isu yang dilakukan adalah “Peningkatan Pengetahuan

Pasien Tentang Mengelola Tingkat Kecemasannya Sebelum Dioperasi

Diruangan Operasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang”.

Gagasan ini terkait dengan mata pelatihan manajemen ASN yang terkait

dengan fungsi ASN sebagai pelayan publik. Dalam melaksanakan tugas

sebagai pelayan publik diperlukan ASN yang profesional melaksanakan tugas

dengan bertanggung jawab, serta meningkatkan produktivitas dalam bekerja.

3. Capaian Hasil Penyelesaian Core Isu

Setelah dilakukan edukasi kepada 10 orang pasien dan keluarga pasien

dengan menggunakan metode praktek langsung oleh petugas dan

memperlihatkan video pembelajaran tentang teknik relaksasi dan meminta

keluarga memberikan dukungan kepada pasien maka didapatkan sebagaian

besar dari pasien mengalami penurunan kecemasan sebelum dilakukan

operasi, hal ini dapat dilihat dari hasil observasi dan wawancara sebelum dan

sesudah dilakukan edukasi oleh petugas dapat dilihat dari table dibawah ini:

Tabel 5.1 Hasil Observasi dan Wawancara

No Pre-Edukasi Post-Edukasi
1 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan

100
2 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
3 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
4 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
5 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
6 Kecemasan Berat Tidak Ada Kecemasan
7 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
8 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan
9 Kecemasan Berat Kecemasan Ringan
10 Kecemasan Sedang Kecemasan Ringan

Dari tabel hasil observasi dan wawancara maka didapat 7 (70%) pasien

mengalami kecemasan berat sebelum dilakukan edukasi dan 3 (30%) pasien

mengalami kecemasan sedang sebelum dilakukan edukasi. Dan setelah

dilakukan edukasi kepada pasien dan keluarga pasien serta diberikan

dukungan dari keluarga maka terdapat 9 (90%) pasien mengalami penurunan

kecemasan menjadi kecemasan ringan dan 1(10%) tidak mengalami

kecemasan lagi sebelum dilakukan operasi. Dengan menurunnya tingkat

kecemasan pasien maka diharapkan masalah kecemasan yang dirasakan

pasien tidak menjadi hambatan untuk dilakukan tindakan operasi.

B. Rekomendasi

1. Untuk Penyelenggara Pelatihan

Berdasarkan pelaksaaan aktualisasi ini, direkomendasikan agar kegiatan

aktualisasi ini tetap dimasukkan dalam rangkaian kegiatan pelatihan dasar

CPNS karena kegiatan ini berperan besar dalam pembentukan nilai-nilai dasar

BerAKHLAK sehingga diharapkan ASN mampu menjalankan peran dan

kedudukannya yaitu sebagai pelaksan kebijakan public yang amanah, pelayan

101
public yang ramah serta menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik

diinstansi tempat bekerja.

2. Untuk Instansi Asal peserta

Direkomendasikan kepada instansi dapat menjadikan kegiatan aktualisasi ini

sebagai kegiatan rutin yang diberikan kepada pasien sebelum menjalankan

operasi sehingga dapat mempertahankan kualitas mutu pelayanan kesehatan

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Padang Panjang serta dapat memberikan

pelatihan dan dukungan kepada petugas dalam memberikan pelayanan.

102
DAFTAR PUSTAKA

Halgin, R.P & Whetiborneu, S.K. Psikologi abnormal (Perpsektif Klinik Pada Gangguan
Abnormal). Salemba Hhumanika. Jakarta. (2010).

Hidayati dan mastuti. Perbedaan Tingkat Kecemasan Mengalami Pubertas Dini Pada
Remaja Awal Ditinjau Dari Tingkat Dukungan Social. Jurnal psikologi Undip, vol.
12. No. 1. (2012).

Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.


Sekretariat Negara. Jakarta.

Jaya, k. Keperawatan Jiwa. Binapura Aksara Publisher. Tanggerang. (2015).

Kuraesin, Nyi Dewi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Pasien


Yang Akan Menghadapi Tindakan Operasi di RSUP Fatmawati. Jurnal kesehatan
universitas islam negri syarif hidayatullah. (2009).

Lembaga Administrasi Negara. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1


Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Negeri Sipil. Biro Hukum dan
Hubungan Masyarakat Lembaga Administrasi Negara. Jakarta

Murwani, A. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Cetakan petama. Penerbit


Fitramaya. Yogyakarta. (2008).

Nadeak, Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre


Operasi, Medan. Universitas Sumatera Utara. (2010).

Palla, Andi; Sukri, Muhamad; Suwarsi, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi. Jurnal ilmiah kesehatan pencerahan
volume 7 nomor 1. ISSN-2089-9394. (2018).

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik


Indonesia Nomor 20 tahun 2021

Peraturan Pemerintah nomor 17 Tahun 2020

Potter dan perry. Fundamentals Of Nursing 8th edition. Elsevier mosby. (2013).

Profil RSUD Kota Padang Panjang. rsud.padangpanjang.go.id 15 Mei 2022.


http://rsud.padangpanjang.go.id/#intro

Setiani, D. Indentifikasi Tingkat Kecemasan Pre Ooperasi, Medan. Universitas


Sumatera Utara. (2017).

103

Anda mungkin juga menyukai