Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

CONTOH KASUS KECELAKAAN KERJA

Oleh:
TEGAR ARIF FANDI
NIM. 1410038120036

Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja


STIKes INDONESIA
PADANG
2017
CONTOH KASUS KECELAKAAN KERJA

Kesetrum, Dua Pekerja Bangunan Tewas


Purwokerto, CyberNews. Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat
sedang bekerja memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM
Bachroen, Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi sekitar pukul
08.05.
Kedua korban adalah Tasiran alias Ilud (25) warga Desa Karangnanas,
Kecamatan Sokraja, dan Suwarno (30) asal Desa Banteran, Kecamatan Sumbang,
Banyumas. Keduanya merupakan buruh yang ikut kerja pada proyek bangunan
gudang untuk pakan ternak milik Hendi yang beralamat di Jl Martadireja,
Purwokerto.
Menurut Supriyatno (40), salah seorang pengawas bangunan, sekitar pukul
08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di lantai dua bangunan
gudang yang ada di bagian depan. Tugasnya adalah menerima batu bata yang
dilempar dari bawah. Setelah terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu
yang sedang memasang batu bata di tangga menuju lantai dua.
"Saat membawa batu bata menuju ke tukang batu, ia melewati kabel listrik
PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi kawat rendah, kepalanya
menyentuh kawat listrik. Secara reflek, tangan kanannya justru memegang kawat
listrik," kata saksi Supriyatno.
Melihat kejadian itu, Suwarno yang berada paling dekat, bermaksud
memberikan pertolongan dengan memegang tanan kiri Ilud. Namun yang terjadi,
Suwarno pun ikut kesetrum juga. Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan
itu langsung jatuh terkulai ke dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan
besi yang akan dicor.
Melihat kejadian itu, belasan pekerja bangunan yang saat itu sedang ada di
lantai dua dan bagian bawah ketakutan dan berhamburan keluar sambil teriak ada
orang kesetrum. Mereka tak berani dekat-dekat karena takut. Begitu mandor datang,
kedua korban pun langsung diturunkan dan dibawa ke RS Sinar Kasih Purwokerto.
Wakapolsek yang ada di lokasi kejadian bersama petugas identifikasi Polres
Banyumas mengecek ketinggian kawat listrik yang tepat ada di bagian atas bangunan
lantai dua yang sedang dikerjakan. Kawat listrik yang membentang arah selatan-utara
itu ketinggian dari lantai dasar bangunan lantai dua bagian depan hanya sekitar 140
cm.
Sementara pekerja yang sedang menggarap lantai dua, seperti korban Ilud,
tinggi badannya sekitar 160 cm. Saat membawa batu bata dia harus membungkuk
ketika melewati kawat listrik. "Jarak lantai dasar bangunan yang sedang digarap
dengan kawat listrik yang lebih rendah dari tinggi orang saat berdiri sangat
membahayakan para pekerja. Warga yang ada di samping bangunan gudang sudah
pernah ada yang mengingatkan jaraknya terlalu dekat dengan kawat. Tetapi
peringatan itu tak diperhatikan," kata dia. ( Sigit Oediarto / CN26 / JBSM /Suara
Merdeka)

ANALISIS
Dua orang pekerja bangunan tewas kesetrum saat sedang bekerja
memindahkan batu bata di bangunan lantai dua yang ada di Jl HM Bachroen,
Purwokerto Wetan, Purwokerto Timur, Kamis (17/3) pagi

KRONOLOGI
1. Sekitar pukul 08.00, Ilud kerja melangsir (memindah) batu bata. Dia berada di
lantai dua bangunan gudang yang ada di bagian depan.
2. Tugasnya adalah menerima batu bata yang dilempar dari bawah. Setelah
terkumpul, oleh Ilud dipindahkan ke tempat tukang batu yang sedang memasang
batu bata di tangga menuju lantai dua.
3. Melewatikabel listrik PLN yang ada di atas bagunan lantai dua. Karena posisi
kawat rendah, kepalanya menyentuh kawat listrik.
4. Akibatnya, kedua pegawai tersebut ikut kesetrum.
5. Dalam waktu lima menit, kedua pekerja bangunan itu langsung jatuh terkulai ke
dasar bangunan lantai dua berupa lembaran seng dan besi yang akan dicor.

SEBAB-SEBAB KECELAKAAN
1. Dikarenakan kelalaian dari pekerja yang tidak mengetahui letak kabel listrik.
2. Letak kabel listrik PLN yang tidak strategis.
3. Posisi kawat rendah sehingga kepala korban langsung mengenai kawat listrik
tersebut.

PASAL YANG DILANGGAR


Terjadinya kecelakaan ini disebabkan adanya pelanggaran terhadap UU NO.1
TAHUN 1970 tentang keselamatan kerja.Yaitu pelanggaran pada pasal :
1. Pelanggaran pada pasal 3ayat 1q yang berbunyi“ mencegah terkena aliranl istrik
yang berbahaya”.
2. Pelanggaran padapasal 3 ayat 1r yang berbunyi “menyesuaikan dan
menyempurnakan pengamanan pada pekerja yang berbahaya kecelakaanya
menjadi bertambah tinggi“ .
3. Dan adanya pelanggaran pada pasal 9 yang berbunyi “pengurus diwajibkan
menunjukan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerjanya;
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
4. Dan diketahui juga terjadi pelanggaran pada pasal 3 ayat1f yang berbunyi
“memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja”.
UU no 13 tahun 2003
Pasal 86 ayat 1A yang berbunyi: “Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja”
Pasal 87 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem
manajemen kesehatan”.

SOLUSI PENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA


1. Perusahaan member alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
2. Pada kasus ini terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh letak kabel listrik yang
tidak strategis, oleh karena itu sebaiknya kabel tersebut diberi pelindung atau
pengaman.
3. Kasus ini terjadi karena kurangnya pelatihan K3 pada pekerja sehingga para
pekerja tidak mengetahui tentang masalah-masalah jika mengahadapi kecelakaan.
Oleh karena itu, seharusnya pihak perusahaan memberikan pelatihan K3 kepada
para pekerjanya.
4. Seharusnya perusahaan juga memberikan dan mewajibkan pekerjanya untuk
menggunakan alat pelindung diri.
5. Seharusnya perusahaan memberi tanda peringatan/ bahaya di sekitar kabel
tersebut.

REFERENSI
http://cybernews/read/2297528/2-kesetrum-dua-pekerja-bangunan-tewas
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, 2005.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.

Anda mungkin juga menyukai