Anda di halaman 1dari 2

1.

1 KASUS 1
Kebakaran Indo Glove Medan tewaskan 4 orang
MEDAN | Dikonews- Kebakaran pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar yang
menewaskan 4 karyawan dan melukai 5 lainnya harus dipertanggungjawabkan oleh manajemen PT Indo
Glove. Hal ini sudah dipastikan merupakan akibat lalainya perusahaan sarung tangan Indo Glove dalam
menerapkan standar keselamatan kerja dipabrik,ujar Direktur LBH Medan Suryadinata dalam rilisnya.
Pemilik pabrik telah menunjukan kelalaian kriminal dan pelanggaran aturan keselamatan kerja. Menurut
aturan setiap pabrik harus menyediakan alat pemadam api, adanya alarm kebakaran kemudian dilatihnya
buruh dalam cara penggunaan alat pemadam kebakaran, jikalau semua hal tersebut terpenuhi maka
kemungkinan besar korban jiwa dapat diminimalisir.
Diduga disekitar pabrik tidak ada ditemukan hidrant air padahal merupakan suatu kewajiban pemilik
pabrik untuk menyediakan hidrant air apalagi pabrik tersebut bahan baku dan bahan jadinya adalah karet
yang resiko kebakaran sangat tinggi. Perbuatan pemilik pabrik yang tidak menyediakan hidrant air disekitar
pabrik dapat dikualifisir sebagai bentuk kelalaian pemilik pabrik yang dapat dipidana. Dikatakannya, para
keluarga korban maupun keluarga korban yang telah meninggal dunia dapat menuntut pertanggungjawaban
perusahaan secara pidana maupun secara perdata dan pemerintah dapat mengenakan denda terhadap
perusahaan.
LBH (lembaga bantuan hukum) Medan meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk
memulai proses pidana dan mengusut tuntas kejadian ini serta menangkap pemilik pabrik. Sudah
semestinya semua orang yang bertanggung jawab harus dibawa kepengadilan. Kemudian meminta kepada
pemerintah agar melakukan pemantauan dan pengawasan yang efektif d tempat kerja khususnya pabrikpabrik agar insiden serupa tidak terjadi kembali dimasa yang akan datang.

3.2 Analisis Kasus 1


Di dalam kasus kebakaran yang terjadi di pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar, disebabkan
karena lalainya perusahaan sarung tangan Indo Glove dalam menerapkan standar keselamatan kerja dipabrik.
Masalah :

Tidak adanya unit penanggulangan kebakaran di dalam pabrik sarung tangan Indo
Gloveseperti hidran serta tidak adanya pelatihan buruh dalam cara penggunaan alat
pemadam kebakaran.
Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEP.186/MEN/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, yaitu pada pasal-pasal sebagai
berikut:
1. Pasal 2 ayat 1
Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan
penanggulangan kebakarn di tempat kerja.
2. Pasal 2 ayat 2
Kewajiban mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaiman
dimaksud pada ayat (1) melipti:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan
3. Pasal 5

Unit penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri dari :


a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan kebakaran;
d. Ahli k3 spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung jawab teknis.
4. Pasal 14
Ayat 1 : Kursus teknik penanggulangan kebakaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 12
diselenggarkan oleh Perusahaan Jasa K3 yang telah ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang
ditunjuk.
buruh dalam cara penggunaan alat pemadam kebakaran. Disekitar pabrik juga tidak ada
ditemukan hidrant air padahal merupakan suatu kewajiban pemilik pabrik untuk
menyediakan hidrant air apalagi pabrik tersebut bahan baku dan bahan jadinya adalah
karet yang resiko kebakaran sangat tinggi. Perbuatan pemilik pabrik yang tidak
menyediakan hidrant air disekitar pabrik dapat dikualifisir sebagai bentuk kelalaian
pemilik pabrik yang dapat dipidana karena melanggar Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. Per04/MEN/1980.
Pasal 4 ayat 1,4
6. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada posisiyang mudah
dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan pemberian tanda
pemasangan.
7. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan harus sesuai dengan jenis dan
penggolongan kebakaran seperti tersebut dalam lampiran 2.

LBH meminta kepada pemerintah agar melakukan pemantauan dan pengawasan yang efektif d
tempat kerja khususnya pabrik-pabrik agar insiden serupa tidak terjadi kembali dimasa yang
akan datang.Ketidaksesuaian dengan aturan tentang INSTRUKSI TENAGA KERJA NOMER:
INS. 11/ M/ BW/ 1997 tentang pengawasan khusus K3 penanggulangan kebakaran yang
menginstruksikan untuk melakukan pengawasan pemasangan sarana proteksi kebakaran pada
proyek konstruksi bangunan.

Anda mungkin juga menyukai