Anda di halaman 1dari 23

[tutup]

Wikimedia Indonesia.svg Yuk, ikut tantangan Proyek Respati! Bisa individu


maupun kelompok. Tersedia hadiah bagi yang menyelesaikannya. Ikon
Respati.png

Tutup

Perusahaan Listrik Negara

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

PT PLN (Persero)

Perusahaan Listrik Negara

Logo PLN.svg

Logo PT PLN (Persero)

Jenis

BUMN / Perseroan Terbatas

Industri Kelistrikan

Didirikan 27 Oktober 1945 di Jakarta, Indonesia

Kantor

pusat Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta, Indonesia

Tokoh

kunci

Zulkifli Zaini (Direktur Utama PLN)

Produk Listrik

Pendapatan Rp 217 triliun (2015)[1]

Laba bersih

Rp 15,5 triliun (2015)

Total aset US$ 122,7 miliar (2015)[2]

Pemilik Pemerintah Indonesia

Situs web www.pln.co.id


Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya adalah PT PLN
(Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang
ada di Indonesia. Direktur Utamanya saat ini adalah Zulkifli Zaini.

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa


perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan
sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai sejak
perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang tenaga
listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan
berdirinya perusahaan swasta lainnya.

Daftar isi

1 Sejarah

1.1 Masa Kolonial Hindia Belanda

1.1.1 ANIEM (1909-1942)

1.1.2 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

1.2 Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

1.3 Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang)

1.4 Peristiwa

2 Direktur Utama

3 Struktur Organisasi Unit PLN

4 Unit-unit PLN

4.1 I. Kelompok Unit Induk Distribusi

4.1.1 Unit di bawah Unit Induk Distribusi

4.2 II. Kelompok Unit Induk Transmisi

4.2.1 Unit di bawah Unit Induk Transmisi

4.3 III. Kelompok Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

4.3.1 Unit di bawah Unit Induk Pengatur Beban (UIP2B)

4.4 IV. Kelompok Unit Induk Pembangkitan

4.5 V. Kelompok Unit Induk Wilayah


4.5.1 Unit di bawah Unit Induk Wilayah

4.6 VI. Kelompok Unit Induk Proyek

4.7 VII. Kelompok Unit Pusat-Pusat

4.7.1 PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan

5 Anak Perusahaan PLN

6 Logo PLN

6.1 1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

6.2 2. Petir atau Kilat

6.3 3. Tiga Gelombang

7 Logo PLN Bersih

8 Konsumsi listrik di Indonesia

9 Listrik Prabayar (Listrik Pintar)

9.1 Perhitungan Listrik Prabayar

9.2 Token PLN

10 Lihat pula

11 Referensi

12 Pranala luar

Sejarah

Pelat peringatan tua di gardu listrik

Masa Kolonial Hindia Belanda

Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1897 ketika perusahaan listrik
pertama yang bernama Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij (NIEM
atau Perusahaan Listrik Hindia Belanda), yang merupakan perusahaan yang
berada di bawah N.V. Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz &
Co. Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda. Di Batavia, NIEM
membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU berkekuatan
3200+3000+1350 kW tersebut merupakan pembangkit listrik tenaga uap pertama
di Hindia Belanda dan memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya.
Saat ini PLTU tersebut sudah tidak ada lagi.
NIEM berekspansi ke Surabaya dengan mendirikan perusahaan gas yang
bernama Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga akhir abad
XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk membangun beberapa
pembangkit tenaga listrik berikut sistem distribusinya ke kota-kota besar di
Jawa.

ANIEM (1909-1942)

Kantor Pusat NV ANIEM di Jalan Embong, Surabaya

Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische Gas Maatschappij)


pada tanggal 26 April 1909 mendirikan anak perusahaan Algemeene
Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM). Dalam waktu yang
tidak berapa lama, ANIEM berkembang menjadi perusahaan listrik swasta
terbesar di Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan listrik di dalam
negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring dengan permintaan
listrik yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921 perusahaan ini mendapat konsesi di
Banjarmasin yang kontraknya berlaku hingga 31 Desember 1960. Pada tahun
1937 pangelolaan listrik di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan
diserahkan kepada ANIEM.

Sebagai perusahaan yang menguasal hampir 40% kelistrikan di Indonesia,


ANIEM memiliki kinerja yang cukup baik dalam melayani kebutuhan listrik.
Sebagaimana telah disebutkan di atas, ANIEM memiliki wilayah pemasaran di
Jawa Tengah, Jawa Timur dan Kalimantan. Untuk melayani wilayah pemasaran
yang luas ini, ANIEM menerapkan kebijakan desentralisasi produksi dan
pemasaran dengan cara membentuk anak perusahaan. Dengan demikian maka
listrik diproduksi secara sendiri-sendiri di berbagai wilayah oleh perusahaan
yang secara langsung menangani proses produksi tersebut. Dengan demikian
kinerja perusahaan menjadi amat efektif, terutama dari segi produksi dan
pemasaran.

Beberapa perusahaan yang merupakan bagian dari ANIEM antara lain:

NV ANIEM di Surabaya dengan perusahaan-perusahaan di Banjarmasin,


Pontianak, Singkawang, Banyumas dan Magelang.
NV Oost Java Electriciteits Maatschappij (OJEM) di Surabaya dengan
perusahaan-perusahaannya di Lumajang, Tuban dan Situbondo.

NV Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM) di Surabaya dengan perusahaan-


perusahaannya di Solo, Klaten, Sragen, Yogyakarta, Kudus dan Semarang.

NV Electriciteits Maatschappij Banjoemas (EMB) di Surabaya dengan


perusahaan-perusahaannya di Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Sokaraja,
Cilacap, Gombong, Kebumen, Wonosobo, Maos, Kroya, Sumpyuh dan
Banjarnegara.

NV Electriciteits Maatschappij Rembang (EMR) di Surabaya dengan perusahaan-


perusahaannya di Blora, Cepu, Rembang, Lasem dan Bojonegoro.

NV Electriciteits Maatschappij Sumatra (EMS) di Surabaya dengan perusahaan-


perusahaannya di Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Sibolga.

NV Electriciteits Maatschappij Bali en Lombok (EBALOM) di Surabaya dengan


perusahaan-perusahaannya di Singaraja, Denpasar, Gianyar, Tabanan,
Klungkung, Ampenan, Gorontalo, dan Ternate.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

18.. - 1906 PLTA PAKAR dan PLTM SALIDO KECIL

Waterkrachtwerk Bengkok aan de Tjikapoendoeng, Bandung

Secara resmi, kelistrikan menggunakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di


Hindia Belanda dimulai pada tahun 1906, saat PLTA Pakar dengan sumber air
dari Sungai Cikapundung dengan kekuatan 800 KW diresmikan dan diberi nama
Waterkrachtwerk Pakar aan de Tjikapoendoengnabij Dago di Bandung, Jawa
Barat. Pada tahun 1913, PLTA tersebut mulai dikelola BEM (Bandoengsche
Electriciteits Maatschappij) dan dapat dianggap sebagai salah satu pionir dalam
pembangkitan listrik dengan tenaga air.

Ada sumber lain yg mengatakan bahwa sebelum PLTA Pakar dibangun, sebuah
PLTM (Pembangkit Listrik Mikro Hidro atau PLTA berskala mikro/kecil)
berkapasitas 330 KW telah dibangun di Gunung Harun, di daerah yg sekarang
termasuk Kanagarian Tambang Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan,
Sumatra Barat. Pembangkit listrik yg dinamai PLTM Salido Kecil ini awalnya
digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di tambang Gunung Harun.
Sayangnya catatan kapan persisnya PLTM ini dibangun tidak ada, hanya
diperkirakan akhir abad XIX saja.
1917 - Waterkraht Bureau

Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht Bureau) di bawah Jawatan
Perkeretaapian Negara (SS - Staatspoorwegen) diubah kedudukannya menjadi
Jawatan Tenaga Air dan Listrik (Dienst voor Waterkracht en Electriciteit).
Dengan begitu, jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan
kelistrikan hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga air
tersedia.

Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian lisensi-lisensi untuk tenaga air
dan listrik, tetapi juga mengawasi pula kesamaan instalasi - instalasi listrik di
seluruh Indonesia.

1920 - GEBEO

Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung sekitarnya


(Gemeenschappelijk Electrisch Bedrif Bandoeng en Omstreken disingkat
GEBEO), dengan modal dari pemerintah dan swasta. Kemudian, maskapai
tersebut mengambil alih PLTA Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan
2x220 KW) di Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan perusahaan listrik
negara untuk memasok listrik kepada masyarakat. Direksi bagian swasta
dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co. Pada 1934, Dienst voor
Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi Electriciteitswezen (Kelistrikan)
singkatnya E.W.

Perusahaan ini membagi 2 wilayah pengelolaannya:

1. Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran Tinggi Bandung


(Landswaterkrachtbedijf Bandoeng), yg terdiri dari 2 sektor:

A. Sektor Priangan

PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x 700KW) pada 1923 dengan
menggunakan sumber air dari Sungai Cikapundung, selanjutnya Plengan (3x1050
KW, 1923), ditambah 2000 KW (1962) dan Lamajan dengan kapasitas 2x6400 KW
(1924), dan ditambah 6400 KW pada 1933 dengan sumber air Sungai Cisangkuy
dan Sungai Cisarua.

Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun situ Cileunca (9,89 Juta
M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang (21,8 Juta M3 air) pada 1930. Untuk
mencapai jumlah banyaknya air seperti tersebut, maka bendungan Pulo,
Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada 1940, sedangkan situ-situnya
mendapat tambahan air dari sungai-sungai sekitarnya. Dari PLTA Plengan
dibangun jalur transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI Sumadra, Garut dan
Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke bagian Priangan Timur.
Selanjutnya dari GI Kiaracondong dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI
Rancaekek hingga Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga
PLTA Parakan. Kini tegangan Sumedang - Parakan sudah menjadi 70 KV.

Dari PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi 30 KV (kemudian 70 KV)
ke GI Padalarang, Purwakarta dan Kosambi untuk daerah Priangan Barat dan
pada tahun 1966 dari Kosambi ke Cawang. Pada tahun 1920 dibangun PLTU
Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio ke luar negeri, namun
pada 1940 dibongkar dan kemudian menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini
seluruhnya telah tiada dan bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, gudang, dan
bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan. Pada 1928 dibangun Central
Electriciteit Laboratorium, disingkat CEL di komplek Sekolah Tinggi Tinggi
(Technische Hooge School) Bandung, yang meliputi pekerjaan testing dan
perbaikan peralatan listrik. Kini CEL telah diserahkan kepada Institut Teknologi
Bandung (ITB).

B. Sektor Cirebon

Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA Parakan (4x2500KW) pada


tahun 1939 didirikan Perusahaan Tenaga Air Negara Cirebon
(Landswaterkrachtbedrijf Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya dahulu
mendapat energi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas Hindia
Belanda (Nederland Indische Gas Maatschappij atau NIGM).

2. Perusahaan Tenaga Air Negara Jawa Barat (Landswaterkrachtbedrift West


Java)
Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) pada tahun 1924 ditambah
dengan 1x6300 KW pada tahun lima puluhan dan PLTA Kracak (2x5500 KW) pada
tahun 1929, kemudian ditambah dengan 1x5500 KW. Kedua PLTA tersebut
dengan perantaraan transmisi 70 kV dihubungkan bersama ke GI di Bogor dan
dari sini dihantarkan dengan jaringan transmisi 70 kV ke Jakarta dengan GI-GI
Cawang, Meester Cornelis (Jatinegara), Weltevreden (Gambir), dan Ancol.

Dari PLTA Ubrug pada 1926 dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Lembursitu


sepanjang 16 km untuk Sukabumi dan sekitarnya. Dari PLTA Kracak pada 1931
dibangun jalur transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan
sekitarnya.

Catatan:

PLTA Pakar dan PLTA Bengkok di Dago Bandung masih beroperasi sampai
sekarang di bawah pengelolaan PT Indonesia Power UBP Saguling.

PLTM Salido Kecil sempat mangkrak pada tahun 1959 akibat turbinnya diterjang
banjir Sungai Salido Kecil, kemudian pada 1978 dikelola PT Anggrek Mekar Asri
sampai sekarang memasok listrik untuk kota Painan dan sekitarnya.

Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)

Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa Indonesia akan dilayani


oleh sistem kelistrikan yang amat efektif dari sebuah sistem usaha peninggalan
kolonial Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM harus terputus
karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia pada tahun 1942. Sejak
pendudukan tentara Jepang, perusahaan listrik diambil alih oleh pemerintah
Jepang. Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh sebuah
lembaga yang bernama Djawa Denki Djigjo Kosja. Nama tersebut kemudian
berubah menjadi Djawa Denki Djigjo Sja dan menjadi cabang dari Hosjoden
Kabusiki Kaisja yang berpusat di Tokyo. Djawa Denki Djigjo Sja dibagi menjadi 3
wilayah pengelolaan yaitu Jawa Barat diberi nama Seibu Djawa Denki Djigjo Sja
yang berpusat di Jakarta, di Jawa Tengah diberi nama Tjiobu Djawa Denki Djigjo
Sja dan berpusat di Semarang, dan di Jawa Timur diberi nama Tobu Djawa Denki
Djigjo Sja yang berpusat di Surabaya.
Pengelolaan listrik oleh Djawa Denki Djigjo Sja berlangsung sampai Jepang
menyerah kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Ketika Jepang menyerah
kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu Djawa Denki Djigjo Sja
berinisiatif untuk menduduki lembaga pengelola listrik tersebut dan mencoba
mengambil alih pengelolaan. Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi sumber
kekacauan, pada 25 Oktober 1945 pemerintah membentuk Djawatan Listrik dan
Gas Bumi yang bertugas untuk mengelola kelistrikan di Indonesia yang baru saja
merdeka. Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah pekerjaan yang
mudah, di samping karena status kepemilikan pembangkit-pembangkit yang
belum jelas juga karena minimnya pengalaman pemerintah dalam bidang
kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena salah urus pada
masa pendidikan tentara Jepang.

Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang)

Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,


perusahaan listrik yang dikuasai Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia
pada bulan September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah Republik
Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas
oleh Presiden Soekarno. Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah
sebesar 157,5 MW.

Peristiwa

Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan
Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.

Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara


yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.

Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.

Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik


Negara sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN).

Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN ditetapkan sebagai


pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.

Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk


bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik.

Tahun 2013, PLN Raih Peringkat 1 Keterbukaan Informasi Publik 2013[3]


Tahun 2014, PLN masuk dalam Fortune Global 500 di urutan 477 perusahaan
terbesar dunia.

Tahun 2015, PLN masuk kembali dalam Fortune Global 500 di urutan 480
perusahaan terbesar dunia.

Tahun 2016, PLN masuk Peringkat 46 Besar Dunia Dalam “Getting Electricity”[4].

Direktur Utama

Artikel utama: Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara

Struktur Organisasi Unit PLN

PLN merupakan satu-satunya perusahaan penjual jasa listrik di Indonesia. Dalam


pelayanan pendistribusian kelistrikan PLN membagi-bagi fungsi unit induknya
kedalam beberapa unit induk berdasarkan pada sistem tenaga listrik yaitu
pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Selain itu ada juga unit induk atau
pusat-pusat lain sebagai penunjang berlangsungnya perusahaan. Karena luasnya
cakupan wilayah kerja PLN, maka PLN memiliki unit-unit di seluruh wilayah
Indonesia yang mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan unit induknya.

Struktur PLN dapat dirincikan sebagai berikut:

Kantor Pusat PLN: Kantor Pusat adalah organisasi PLN tingkat pusat dimana
merupakan pusat dari penyelenggara bisnis PLN diseluruh Indonesia. Disinilah
para direksi PT. PLN berkantor. Kantor pusat PLN terletak di Jalan Trunojoyo
Blok M-I Melawai, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan. Pimpinan kantor pusat
PLN adalah pimpinan tertinggi dalam perusahaan ini yaitu Direktur Utama.

Unit Induk dan/atau Pusat-Pusat: Unit Induk merupakan unit dari PLN sebagai
kepanjangan tangan dari kantor pusat untuk pelayanan kelistrikan di PLN, serta
merupakan lembaga di PLN sebagai penunjang bisnis kelistrikan PLN di wilayah.
Unit induk dibagi sesuai fungsinya contoh PLN Unit Induk Distribusi Jawa Barat
yang terletak di Bandung sebagai pelayanan distribusi di Provinsi Jawa Barat,
atau PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah sebagai pelayanan transmisi
listrik di provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah Yogyakarta. Sedangkan pusat-
pusat adalah lembaga PLN sebagai penunjang bisnis PLN contohnya PLN Pusat
Pendidikan dan Latihan (PUSDIKLAT) yaitu lembaga untuk pengembangan dan
pelatihan pegawai PLN, serta pusat yang lain. Unit induk dan/atau Pusat-pusat
dipimpin oleh seorang General Manager Unit Induk atau General Manager Pusat.

Unit Pelaksana: Unit Pelaksana adalah unit di bawah unit induk dan/atau pusat-
pusat sebagai pembagian wilayah pelayanan PLN kedalam ruang lingkup yang
lebih kecil agar pelayanan PLN bisa lebih terfokus dan langsung menyentuh pada
masyarakat, contohnya adalah Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) yaitu
unit pelaksana di bawah unit induk distribusi, atau Unit Pelaksana Transmisi
(UPT) yaitu unit pelaksana di bawah unit induk transmisi, contoh lain adalah Unit
Pelaksana Pendidikan dan Latihan (UPDL) yaitu unit pelaksana di bawah PLN
PUSDIKLAT. Unit Pelaksana dipimpin oleh seorang Manager Unit Pelaksana.

ULTG Jember, salah satu unit layanan di bawah UPT Probolinggo

Unit Layanan: Unit Layanan adalah unit dibawah unit pelaksana dengan ruang
lingkup pembagian dari wilayah unit pelaksana, misalnya dalam satu unit
pelaksana terdapat beberapa unit layanan. Tetapi tidak semua unit pelaksana di
PLN mempunyai unit layanan, tergantung pada jumlah pelanggan dan area
pelayanan unit pelaksana PLN, contoh unit layanan pelanggan (ULP) adalah unit
layanan di bawah UP3, atau unit layanan transmisi dan gardu induk (ULTG) unit
layanan di bawah UPT. Unit Layanan dipimpin oleh seorang Manager Unit
Layanan.

Sampai saat ini tercatat PLN mempunyai 50 Unit Induk, 6 Pusat-pusat, 373 Unit
Pelaksana, dan 1042 Unit Layanan.

Unit-unit PLN

Unit PT. PLN (Persero) dibagi dalam beberapa Wilayah untuk mengurusi
Pembangkitan, Penyaluran (Transmisi) dan Pengatur Beban, dan Distribusi
kepada pelanggan dibagi dalam unit induk. Namun khusus untuk kawasan
dengan listrik terinterkoneksi Jawa - Bali unit-unit dibagi dalam unit induk
tersendiri, untuk Pembangkitan tersendiri, Penyaluran (Transmisi) tersendiri,
Pengaturan Beban tersendiri dan Distribusi tersendiri. Khusus untuk
pembangkitan listrik kebanyakan pembangkitan listrik di Indonesia dipasok oleh
Perusahaan Swasta walaupun ada beberapa milik PLN. Untuk transmisi Sumatra
ada Unit Induk P3B Sumatra, namun untuk urusan Distribusi masih berada di Unit
Induk Wilayah (belum ada unit induk Distribusi). (Keterangan: Untuk Listrik
Interkoneksi Jawa-Bali Unit PLN ada di Romawi I, II, dan III. Untuk daerah selain
Jawa-Bali unit PLN bernama wilayah di romawi V)

Dibawah ini adalah unit-unit di bawah PT. PLN (Persero):

I. Kelompok Unit Induk Distribusi


Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, berkedudukan di Jakarta

Unit Induk Distribusi Jawa Barat berkedudukan di Bandung

Unit Induk Distribusi Banten, berkedudukan di Tangerang

Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, berkedudukan di


Semarang

Unit Induk Distribusi Jawa Timur, berkedudukan di Surabaya

Unit Induk Distribusi Bali, berkedudukan di Denpasar

Unit Induk Distribusi Lampung, berkedudukan di Bandar Lampung

Unit di bawah Unit Induk Distribusi

Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan


pembebanan di sisi Distribusi ke pelanggan

Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu sub-unit
untuk pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik Distribusi

Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu


pengurusan pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik Distribusi lebih
dekat dengan ruang lingkup wilayah lebih kecil.

Posko (KP): Sub-unit di bawah ULP yang langsung turun jika ada gangguan
karena dekat.

II. Kelompok Unit Induk Transmisi

Pada awalnya Unit Penyaluran dan Pengatur Beban Jawa-Bali disatukan dalam
satu unit dengan nama PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
(PLN P3B JB), namun pada akhir 2015 unit penyaluran dan pengaturan beban
dipisah dengan pembagian 3 wilayah penyaluran dan satu pusat pengaturan
beban dengan 5 wilayah. Namun untuk Transmisi Interkoneksi Sumatra tetap
PLN Unit Induk P3B Sumatra karena unit nya masih dalam bentuk Wilayah. Unit
induk transmisi antara lain:

Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Depok

Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah, Berkedudukan di Bandung

Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, berkedudukan di Sidoarjo

Unit di bawah Unit Induk Transmisi

Unit Pelaksana Transmisi (UPT): Sub-Unit untuk melakukan pemeliharaan


peralatan Penyaluran Energi Listrik (Transmisi)
Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG): Sub-Unit di bawah UPT

Transmisi dan Gardu Induk: Gardu Induk ada di bawah UPT sebagai tempat
mentransformasikan energi listrik atau sub-station listrik dari pembangkitan
untuk sampai ke pelanggan.

III. Kelompok Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban

Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B), berkedudukan di Gandul, Jakarta


(Jawa-Bali Control Center / JCC)

Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatra (UIP3B Sumatra),
berkedudukan di Pekanbaru

Unit di bawah Unit Induk Pengatur Beban (UIP2B)

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B): Sub-unit untuk melakukan pengaturan


beban secara keseluruhan dari Pembangkitan, Transmisi dan sampai ke
konsumen dengan komunikasi dengan UP2D dan Gardu Induk. ada 5 Unit
Pelaksana di bawah UIP2B yaitu:

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jakarta dan Banten, berkedudukan di


Cawang, Jakarta (Region Control Center / RCC Cawang)

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Barat, berkedudukan di Bandung


(Region Control Center / RCC Cigereleng)

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Tengah dan DIY, berkedudukan di
Semarang (Region Control Center / RCC Ungaran)

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Jawa Timur, berkedudukan di Sidoarjo


(Region Control Center / RCC Waru)

Unit Pelayanan Pengatur Beban (UP2B) Bali, berkedudukan di Denpasar (Region


Control Center / RCC Bali)

IV. Kelompok Unit Induk Pembangkitan

Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Utara, berkedudukan di Medan

Unit Induk Pembangkitan Sumatra Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang

Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B, berkedudukan di Jepara

V. Kelompok Unit Induk Wilayah

Unit Induk Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh

Unit Induk Wilayah Sumatra Utara, berkedudukan di Medan

Unit Induk Wilayah Sumatra Barat, berkedudukan di Padang


Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di Pekanbaru

Unit Induk Wilayah Sumatra Selatan, Jambi dan Bengkulu, berkedudukan di


Palembang

Unit Induk Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di Pangkalpinang

Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di Pontianak

Unit Induk Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, berkedudukan di


Banjarbaru

Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara berkedudukan di


Balikpapan

Unit Induk Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo,


berkedudukan di Manado

Unit Induk Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat,
berkedudukan di Makasar

Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di Mataram

Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, berkedudukan di Kupang

Unit Induk Maluku dan Maluku Utara, berkedudukan di Ambon

Unit Induk Wilayah Papua dan Papua Barat, berkedudukan di Jayapura

Unit di bawah Unit Induk Wilayah

Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D): sub-unit untuk pengaturan


pembebanan di sisi Distribusi ke pelanggan

Unit Pelaksana Pelanggan (UP3): Setara dengan UP2D, yaitu sub-unit untuk
pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik Distribusi

Unit Layanan Pelanggan (ULP): Sub-unit di bawah UP3 yang membantu


pengurusan pelayanan pelanggan dan Pelayanan Jaringan Listrik Distribusi lebih
dekat dengan ruang lingkup wilayah lebih kecil.

VI. Kelompok Unit Induk Proyek

Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatra, berkedudukan di Medan

Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Utara, berkedudukan di Medan

Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Tengah, berkedudukan di Pekanbaru

Unit Induk Proyek Sumatra Bagian Selatan, berkedudukan di Palembang

Unit Induk Proyek Interkoneksi Sumatra Jawa, berkedudukan di Jakarta


Unit Induk Proyek Jawa Bagian Barat, berkedudukan di Jakarta

Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah I, berkedudukan di Bandung

Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah II, berkedudukan di Yogyakarta

Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali I, berkedudukan di Surabaya

Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali II, berkedudukan di Surabaya

Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Timur, berkedudukan di Balikpapan

Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Tengah, berkedudukan di Banjarbaru

Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Barat, berkedudukan di Pontianak

Unit Induk Proyek Nusa Tenggara, berkedudukan di Mataram

Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Utara, berkedudukan di Manado

Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Selatan, berkedudukan di Makassar

Unit Induk Proyek Maluku, berkedudukan di Ambon

Unit Induk Proyek Papua, berkedudukan di Papua

VII. Kelompok Unit Pusat-Pusat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan, berkedudukan di Jakarta

Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan, berkedudukan di Jakarta

Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan, berkedudukan di Bandung

Pusat Penelitian dan Pengembangan, berkedudukan di Jakarta

Pusat Manajemen Konstruksi, berkedudukan di Semarang

Pusat Sertifikasi, berkedudukan di Jakarta

PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan

PLN adalah perusahaan yang memiliki Pusat Pendidikan dan Pelatihan (PLN
PUSDIKLAT) sendiri bagi para pegawainya, Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang
bisa disebut (Corporate University) digunakan sebagai kampus atau tempat
pendidikan bagi pegawai PLN ataupun pegawai dari perusahaan lain (bisa anak
perusahaan atau BUMN lain) yang ingin belajar mengenai kelistrikan dan
manajemen khususnya di bidang kelistrikan. PLN PUSDIKLAT punya beberapa
Unit Pendidikan dan Latihan (PLN UDIKLAT) yang tersebar di beberapa tempat
dan beberapa UDIKLAT fokus terhadap pembelajaran tertentu, Daftar PLN
UDIKLAT diantaranya adalah,
Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Bogor (UPDL BOGOR) (Project
Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Jakarta (UPDL JAKARTA) (Leadership


Academy & Corporate Culture Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Suralaya (UPDL SURALAYA) (Primary


Energy & Power Generation Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Semarang (UPDL SEMARANG)


(Transmission & Live Line Maintenance Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Pandaan (UPDL PANDAAN)


(Distribution & Commerce Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Tuntungan, Medan (UPDL


TUNTUNGAN) (Learning Unit)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Padang (UPDL PADANG) (Learning


Unit)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Palembang (UPDL PALEMBANG)


(Corporate Enabler Academy & Risk and Audit Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Makassar (UPDL MAKASSAR)


(Renewable Energy Academy)

Unit Pelaksanana Pendidikan dan Latihan Banjarbaru, Kalimantan Selatan (UPDL


BANJARBARU) (Learning Unit)

Unit Pelaksana Assesment Center, di Jakarta

Unit Pelaksana Sertifikasi, di Jakarta

Unit Pelaksana Museum Listrik dan Energi Baru (MLEB), di Jakarta

Anak Perusahaan PLN

PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam), berkedudukan di Batam,


Kepulauan Riau

PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan), berkedudukan di


Tarakan, Kalimantan Utara

PT Indonesia Power (PT IP), berkedudukan di Jakarta

PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB), berkedudukan di Surabaya

PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+), berkedudukan di Jakarta

PT PLN Batubara, berkedudukan di Jakarta


PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal (PT PLN-G), berkedudukan di
Jakarta

PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN-E), berkedudukan di Jakarta

PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, berkedudukan di Jakarta

PT Haleyora Power, berkedudukan di Jakarta

Majapahit Holding BV, berkedudukan di Amsterdam, Belanda

PT Geo Dipa Energi, berkedudukan di Jakarta

Logo PLN

Element-element Dasar Lambang/Logo Perusahaan Listrik Negara

1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang lainnya, melambangkan


bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti
yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi
kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan semangat yang menyala-
nyala yang dimiliki tiap insan yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa


utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik
bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN
sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju
perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.

3. Tiga Gelombang

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi
yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna
memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk
menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik yang
tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru juga
melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan dalam
memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

Logo PLN Bersih

Logo PLN Bersih

Pada tahun 2012, Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nur Pamudji
mempublikasikan logo PLN bersih, tujuannya untuk menunjukan kepada
masyarakat bahwa PLN berkomitmen untuk membangun instansi yang bebas
dari praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN), dengan cara membatasi tatap
muka antara pelanggan dengan petugas PLN dengan sistem online dan call
center yang disediakan PLN yaitu telepon ke nomor (kode area) 123.[5].

Konsumsi listrik di Indonesia

Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473 kWh/kapita pada 2003.
Angka ini masih tergolong rendah dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia
yang mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar yang dikeluarkan
oleh The World Fact Book, Indonesia menempati urutan 154 dari 216 negara yang
ada dalam daftar.

Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008 halaman 5, daftar konsumsi
listrik perdaerah di Indonesia adalah (dalam satuan )

Maluku: 176.08

NTB: 119.27

Papua: 180.11

NTT: 64.32

Rata-rata nasional: 352.59

Pada tahun 2014 total kapasitas terpasang di Indonesia sebesar 39.257,53 MW


terdiri dari 5.007 unit pembangkit dengan 31.062,19 MW terletak di Pulau Jawa.
Beban puncak pada tahun 2014 mencapai 33.321,56 MW dan beban puncak pada
sistem interkoneksi Jawa-Bali mencapai 23.900 MW. Jumlah pelanggan listrik
pada tahun 2014 di Indonesia adalah 57.493.234 meningkat dari tahun 2013 yaitu
53.996.520, rasio elektrifikasi menjadi 81,70 %.
Listrik Prabayar (Listrik Pintar)

Logo Listrik Pintar PLN

Pada tahun 2010 PLN mengeluarkan kebiajakan baru untuk pembayaran listrik,
yang dahulu pembayaran listrik dengan paska bayar yaitu Pelanggan
menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan
berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan
menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan
kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran
listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning listrik setelah
waktu tertentu. Pada sistem listrik pintar (Prabayar), pelanggan mengeluarkan
uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya.
Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter
Prabayar (MPB) yang terpasang dilokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa)
atau stroom. Penggantian yang dilakukan jika berganti ke layanan listrik
prabayar hanya mengganti kwH meter yang dahulu analog hanya untuk
menghitung besarnya energi listrik yang terpakai, sedangkan kwH meter listrik
prabayar menggunakan kwH khusus yang bisa dimasukan pulsa listrik / token /
stroom dan ketika token listrik habis maka listrik akan otomatis terputus[6].
Namun PLN tidak mewajibkan pelanggan menggunakan listrik prabayar, PLN
hanya memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan listrik
prabayar atau paskabayar[7]

Perhitungan Listrik Prabayar

Penghitungan KWH Meter Listrik Pintar sama saja dengan KWH Meter Analog
karena telah melalui tahap standardisasi Tera (tidak lebih mahal) dan harga
Rp/kWh Listrik sudah diatur dalam penyesuaian tarif tenaga listrik melalui
Peraturan Menteri ESDM nomor 31 tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang
Disediakan oleh PT PLN (Persero). Yang akan menentukan hemat atau boros
adalah perilaku pengunaan peralatan listrik oleh pelanggan. Serupa dengan
telepon, dengan Prabayar cenderung orang akan berhemat, sebaliknya dengan
Pascabayar cenderung orang lebih boros karena kurang terkendali. Keuntungan
Listrik Prabayar:

Pemakaian listrik lebih terkendali

Tanpa ada sanksi pemutusan


Tanpa dikenakan denda keterlambatan

Tanpa Uang Jaminan Pelanggan

Tanpa ada pencatatan meter

Privasi tidak terganggu

Tidak dikenakan biaya beban bulanan

Kemudahan pembelian Token / STROOM

Pembelian disesuaikan kemampuan.

Tidak ada batas masa aktif (aktif selama kWH masih tersisa).[8]

Token PLN

Berkas:Token PLN.jpg

Logo Token PLN

Token adalah 20 digit angka yang dimasukkan ke meter prabayar saat


melakukan isi ulang listrik, Nilai Token Prabayar terdiri dari unsur kWh, PPJ dan
Meterai, Nilai Token (token isi ulang pada ATM, Toko Online atau Payment Point
adalah: Rp.20.000, Rp.50.000, Rp.100.000, Rp.250.000, Rp.500.000 dan
Rp.1.000.000,-) Token Prabayar tidak ada masa kedaluwarsa

Lihat pula

Tarif Dasar Listrik

Sekolah Tinggi Teknik-PLN

Referensi

^ 2014, PLN Cetak Laba Bersih Rp 13,7 Triliun CNN Indonesia

^ [1]

^ [2]

^ [3]

^ Talk Show dalam acara "Mata Najwa" Metro TV bulan Oktober 2013

^ Apa itu Listrik Pintar?

^ PLN Tak Wajibkan Masyarakat Gunakan Listrik Prabayar CNN Indonesia


^ Listrik Prabayar

Pranala luar

(Indonesia) Situs Web Resmi

(Indonesia) Kliping tentang Listrik (i-library.org)

(Indonesia) Sekolah Tinggi Teknik-PLN

(Indonesia) PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten

(Indonesia) PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan

(Indonesia) Sejarah Perlistrikan di Indonesia pada Jaman Kolonial Hindia


Belanda

(Indonesia) Sejarah Hydropower dari Prancis ke Indonesia

(Indonesia) Mooi Bandoeng: Tahura Ir. H. Djuanda dan PLTA Bengkok

(Indonesia) Ranah Pasisie

(Indonesia) Hemat BBM, Pembangkit Listrik Tertua di Indonesia Dioperasikan

(Indonesia) Token PLN

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Images from KIT,


Afgebeelde instelling - Nederlandsch Indische Gasmaatschappij (NIGM).

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Images from KIT,


Afgebeelde instelling - Algemene Nederlands-Indische Electriciteits
Maatschappij (ANIEM).

lbs

Bendera Indonesia Badan Usaha Milik Negara Indonesia (daftar)

Kategori: Badan usaha milik negara di IndonesiaEnergi di


IndonesiaListrikPerusahaan energi Indonesia

Menu navigasi

Belum masuk logPembicaraanKontribusiBuat akun baruMasuk


logHalamanPembicaraanBacaSuntingSunting sumberVersi terdahuluLainnya

Pencarian

Cari Wikipedia

Halaman Utama

Perubahan terbaru
Artikel pilihan

Peristiwa terkini

Halaman baru

Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi

Portal komunitas

Bantuan

Wikipedia

Tentang Wikipedia

Pancapilar

Kebijakan

Menyumbang

Hubungi kami

Bak pasir

Bagikan

Facebook

Twitter

Dalam proyek lain

Wikimedia Commons

Cetak/ekspor

Buat buku

Unduh versi PDF

Versi cetak

Perkakas

Pranala balik

Perubahan terkait

Halaman istimewa
Pranala permanen

Informasi halaman

Item di Wikidata

Kutip halaman ini

Pranala menurut ID

Bahasa lain

English

Français

Jawa

Nederlands

Українська

Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah pada 19 Maret 2020, pukul 10.50.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons;


ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

Kebijakan privasiTentang
WikipediaPenyangkalanPengembangStatistikPernyataan kukiTampilan
selulerWikimedia FoundationPowered by MediaWiki

Anda mungkin juga menyukai