Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR

SISTEM
PROTEKSI

KELOMPOK 1

ARIANI AMRI 1424040


ADEPUTRI
1424041

PENDAHULUAN
Suatu sistem tenaga listrik pada dasarnya terdiri dari susunan
pembangkit,transmisi dan jaringan distribusi yang terhubung satu
sama lain untuk membangkitkan, mentransmisikan dan
mendistribusikan tenaga listrik tersebut hingga dapat dimanfaatkan
oleh para pelanggan.
Faktor frekuensi dan lama gangguan pasokan tenaga listrik yang
mugkin terjadi harus diperhatikan dan dipertimbangkan dengan
sangat hati-hati . Oleh karena itu pengembangan suatu sistem
ketenagalistrikan sangat memperhatikan masalah keandalan dan
keamanan. Namun demikian, tingkat keandalan dan keamanan dalam
kenyataannya selalu berbanding terbalik dengan masalah ekonomi.
Artinya, semakin tinggi keandalan dan tingkat keamanan yang
dibutuhkan maka semakin besar biaya yang dibutuhkan. Perancangan
sistem tenaga listrik biasanya dilakukan berdasarkan kompromi
antara kedua pertimbangan diatas sehingga diperoleh pengoperasian
yang optimum.

Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik


bias terjadi pada level dan tingkat destruksi yang
berbeda namun masing-masing selalu mempunyai
risiko baik terhadap manusia maupun terhadap
peralatan sistem tenaga listrik itu sendiri. Gambar
1.3 memperlihatkan sambaran petir yang bias
menjadi sumber gangguan pada saluran tenaga
listrik.

Dengan demikian hanya dengan


mempertimbngkan factor-faktor keamanan
secara seksama, tepat dan pas yang bias
menjadi asuransi terjaminnya investasi yang
ditanamkan pada sistem tenaga listrik.
Uraian diatas merupakan gambaran
bagaimana pentingnya peranan suatu sistem
proteksi instalasi dan jaringan tenaga listrik
yang merupakan tanggung jawab dan tantangan
yang perlu diperhatikan oleh para ahli sistem
proteksi teanga listrik.

PERANGKAT PROTEKSI
Terdapat beberapa cara yang dapat dan sering digunakan dalam
mendefinisikan perangkat proteksi system tenaga listrik yang secara
umum adalah sebagai berikut:
1. Sistem proteksi adalah susunan perangkat proteksi secara lengkap
yang terdiri dari perangkat utama dan perangkat-perangkat lain
yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi tertentu berdasarkan
prinsip-prinsip proteksi.
2. Perangkat proteksi adalah kumpulan atau koleksi perangkat
ptoyeksi seperti sekring, rele, dan lain-lainnya di luar perangkat
trafo arus perangkat pemutus tenaga yang biasa disingkat PMT,
kontaktor, dan lain sebagainya.
3. Skema proteksi adalah kumpulan dari perangkat proteksi yang
berfungsi untuk melakukan proteksi dimana semua perangkat yang
termasuk dalam system proteksi terlibat didalamnya seperti rele,
trafo arus, trafo tegangan, PMT, baterai, dan lain sebagainya.

ZONE PROTEKSI
Untuk membatasi luasnya daerah sistim tenaga
yang harus diisolir bila terjadi gangguan maka
sistim proteksi tenaga listrik dibuat secara selektif
berdasarkan daerah atau zone proteksi. Prinsipnya
dapat dilihat seperti pada Gambar 1.5. Idealnya
zone proteksi harus saling tumpang tindih (overlap)
sedemikian sehingga tidak ada bagian jaringan
yang tidak teramankan.

FAKTOR KEANDALAN
Seperti telah disinggung sebelumnya kebutuhan
perangkat-perangkat sistim proteksi dengan tingkat keandalan
yang tinggi adalah salah satu faktor pertimbangan yang
sangat penting dalam perencanaan jaringan sistim tenaga
listrik. Dari berbagai pengalaman lapangan terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi keandalan sistim proteksi
jaringan tenaga listrik yaitu antara lain sebagai berikut:
1) Perancangan
2) Setelan rele.
3) Salah instalasi
4) Salah pengetesan.
5) Pemburukan.
6) Faktor kinerja

1) Perancangan
Disain atau perancangan sistim proteksi adalah tahapan atau
proses yang sangat penting yang dapat menentukan baik tidaknya
suatu sistim proteksi. Pada waktu perancangan sistim proteksi
harus sudah bisa dipertanggung jawabkan bahwa sistim proteksi
yang dirancang tersebut pasti dapat bekerja sesuai dengan
parameter-parameter operasi dan konfigurasi jaringan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Lagi pula sistim proteksi tersebut harus
senantiasa berada pada posisi siaga (standby) pada waktu kondisi
normal dimana tidak ada gangguan yang harus ditanggulangi.
Secara umum faktor-faktor yang perlu diperhatikan pada waktu
perencanaan sistim proteksi adalah semua paramater-parameter
sistim tenaga, karakteristik sumber daya, sistim pentanahan,
jenis-jenis gangguan, metoda operasi dan jenis perangkat proteksi
yang akan digunakan.

2) Setelan
Seorang teknisi tenaga listrik khususnya ahli
sistim proteksi harus mampu menentukan setelan
yang tepat setiap rele proteksi sesuai lokasinya
pada sistim tenaga dan sudah memperhitungkan
semua parameter-parameter sistim tenaga, seperti
level arus gangguan, beban normal dan parameterparameter lain yang dibutuhkan dalam sistim
kinerja dinamis.
Secara umum, untuk menghindari kegagalan
operasi sistim proteksi maka para pengelola sistim
tenaga listrik perlu melakukan pemeliharaan dan
pemantauan terhadap alat-alat proteksi yang
terpasang dan juga perkembangan sistim.

3) Instalasi
Mengingat beragamnya diagram sistim interkoneksi dan
hubungannya dengan fungsi masing-masing wiring maka sistim
instalasi harus dibuat dengan menggunakan gambar-gambar dan
diagram yang menunjukkan setiap fungsi wiring sehingga pada
waktu pengetesan (commissioning) dan pemeliharaan para
operator tidak akan mengalami kesulitan pada waktu pelaksanaan
pengecekan wiring.
4) Pengetesan
Pengetesan rele proteksi adalah suatu tahap yang juga sangat
penting dan harus dilakukan secara lengkap mencakup semua
aspek skema proteksi khususnya sebelum jaringan sistim tenaga
dioperasikan. Pengetesan-pengetesan harus dillakukan sedapat
mungkin sesuai dengan kondisi yang mirip dan mendekati
keadaan real jaringan yang mau diproteksi.

4) Pemburukan
Meskipun pada awal pengoperasian instalasi sistim
semua berjalan dengan baik, namun seiring dengan
perjalanan waktu faktor penuaan peralatan dapat
mengambil peranan dalam menentukan kesalahan operasi.
Mengingat perioda waktu kerja rele dapat berlangsung
dalam waktu tahunan dan bukan dalam orde hari maka
selama periode tersebut suatu rele proteksi bisa saja
mengalami kerusakan yang tidak terdeteksi dan baru
disadari setelah terjadinya kegagalan proteksi dimana dia
seharusnya harus bereaksi terhadap gangguan yang
terjadi. Faktor ini juga yang menentukan mengapa perlu
dilakukan pengetesan-pengetesan secara periodik.

5) Kinerja Proteksi
Kinerja sistim proteksi perlu di nilai secara
statistik dan dilakukan secara periodis. Untuk
keperluan ini masing-masing sistim gangguan
diklasifikasikan sebagai kejadian dan idealnya
hanya kejadian ini yang perlu dialokasikan dengan
mentripping circuit breaker secara tepat sesuai
dengan klasifikasi dan kriteria-kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya. Dengan klasifikasi dan
kriteria-kriteria demikian diharapkan kinerja
proteksi dapat dinilai secara tepat dan benar.

SELEKTIFITAS

Selektifitas suatu sistim proteksi jaringan tenaga adalah


kemampuan rele proteksi untuk bekerja melakukan tripping secara
tepat sesuai rencana yang telah ditentukan pada waktu mendisain
sistim proteksi tersebut. proteksi terkait juga terhadap kemampuan
diskriminasi yang dalam prakteknya dapat dilakukan dengan dua
cara:
1. Waktu Bertingkat
Sistim proteksi yang ditempatkan berurutan sepanjang jalur
distribusi atau jalur transmisi diatur sedemikian sehingga mereka
akan bekerja pada waktu bertingkat atau time grading sesuai
dengan lokasi rele proteksi terhadap gangguan.
2. Sistim Unit Proteksi
Unit proteksi adalah sistim proteksi yang dirancang untuk
mengamankan satu elemen jaringan berdasarkan daerah
proteksinya.

STABILITAS

Stabilitas sistim proteksi biasanya terkait dengan


skema unit proteksi yang dimaksudkan untuk
menggambarkan kemampuan sistim proteksi
tertentu untuk tetap bertahan pada karakteristik
kerjanya dan tidak terpengaruh faktor luar diluar
daerah proteksinya, misalnya pada arus beban lebih
dan arus gangguan lebih.
Dengan kata lain stabilitas dapat juga
didefinisikan sebagai kemampuan untuk tetap
konsisten hanya bekerja pada daerah proteksi
dimana dia dirancang tanpa terpengaruh pada
berbagai parameter luar yang tidak merupakan
besaran yang perlu diperhitungkan.

KECEPATAN

Fungsi sistim proteksi adalah untuk mengisolir


gangguan secepat dan sesegera mungkin. Tujuan
utamanya adalah untuk mengamankan kontinuitas
pasokan daya dengan membuang setiap gangguan
sebelum gangguan tersebut berkembang ke arah
yang membahayakan stabilitas dan hilangnya
sinkronisasi sistim yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan sistim tenaga tersebut.

SENSITIFITAS

Sensititiftas adalah istilah yang sering timbul pada


level minimum operasi seperti level arus, tegangan, daya
dan lain sebagainya di mana rele atau skema proteksi
dapat bekerja secara lengkap. Suatu rele disebut sensitif
bila parameter operasi utamanya rendah dalam arti
semakin rendah besaran parameter penggeraknya maka
perangkat tersebut dikatakan semakin sensitif.
Sensitifitas pada rele elektromekanikal terdahulu
biasanya dikaitkan dengan kepekaan dari perangkat
bergeraknya terhadap daya yang diserap dalam bentuk
Volt-Ampere dimana rele bekerja. Semakin kecil VA yang
dibutuhkan maka rele elektromekanik tersebut semakin
sensitif.

PROTEKSI UTAMA DAN CADANGAN

Keandalan sistim tenaga listrik sudah dibahas


sebelumnya, termasuk penggunaan lebih dari satu
proteksi utama yang bekerja secara paralel. Dalam
keadaan kegagalan atau hilangnya proteksi utama
maka harus diupayakan cadangan lain untuk dapat
mengisolir gangguan. Proteksi cadangan dapat
dipandang sebagai perangkat lokal atau remote.
Jenis proteksi cadangan yang diterapkan sejatinya
terkait dengan resiko kegagalan dan relatif
pentingnya nilai ekonomi sistim yang diamankan.
Untuk sistim distribusi dimana waktu clearing tidak
begitu kritis, rele cadangan remote dipandang
sudah cukup.

KELUARAN PERANGKAT RELE


Dalam rangka untuk mencapai fungsi-fungsi proteksi
yang diharapkan, rele-rele harus dilengkapi dengan
beberapa perangkat untuk menyediakan berbagai sinyal
keluaran yang dibutuhkan. Berbagai jenis kontak-kontak
biasanya terdapat pada rele proteksi sebagai berikut.
1. Sistim Kontak
Terdapat berbagai jenis kontak yang paling umum yang
dapat memenuhi kebutuhan tersebut sebagai berikut ini:
a. Reset otomatis (Self reset)
b. Reset Manual atau secara elektrik
2 Indikator-Indikator Kerja
Rele proteksi biasanya dilengkapi dengan indikatorindikator yang berguna untuk menunjukkan status kerja
rele tersebut. Indikator-indikator tersebut disebut flag.

TRIPPING CIRCUIT
Rangkaian tripping adalah salah satu komponen
yang sangat penting dalam sistim proteksi sebab
walaupun sederhana namun kelalaian pada waktu
perancangan dapat mengakibatkan kegagalan yang
pada akhirnya bisa berakibat fatal terhadap sistim
tenaga listrik. Terdapat tiga jenis rangkaian
pelindung yang umum digunakan yaitu
perlindungan seri, penguatan paralel dan
penguatan paralel dengan perlindungan seri

PEMANTAUAN RANGKAIAN TRIP


Rangkaian trip sistim-sistim tenaga listrik adalah
rangkaian kendali yang sangat penting yang setiap saat kalau
diperlukan harus siap untuk melakukan tripping terhadap
gangguan yang setiap saat bisa terjadi.
Rangkaian pemantau rangkaian trip (trip circuit
supervision) terdiri dari susunan kontak rele proteksi, kontak
auxiliary circuit breaker, lampu-lamu, rangkaian tripping
termasuk semua kabel-kabel wiring dan terminal-terminal
blok yang digunakan sebagai inter-media.
Berbagai komponen tersebut di interkoneksikan satu sama
lain sedemikian sehingga dapat dibuat untuk melakukan
pemantauan integritas rangkaian tripping. Susunan rangkaian
tersebut disebut sebagai trip circuit supervision.

HARGA PER UNIT DAN PERSEN


Menghitung Impedansi Ekuivalen dan Level MVA
Hubung Singkat

SISTIM PENTANAHAN

Sistim pentanahan sangat terkait dan berpengaruh besar


pada sistim proteksi semua komponen sistim tenaga. Tujuan
mendasar sistim pentanahan adalah untuk meminimalkan
tegangan lebih transien sesuai dengan standar-standar
yang berlaku termasuk peraturan-peraturan nasional
tentang keamanan orang yang bekerja dan untuk
membantu pendeteksian secara cepat dan pengisolasian
gangguan-gangguan secara tepat terhadap gangguangangguan yang bisa timbul pada sistim tenaga listrik.
Disamping membatasi besar arus gangguan, pentanahan
ini dimaksudkan juga untuk memungkinkan penerapan
sistim proteksi secara selektif sesuai besar arus gangguan
yang terjadi.

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS
Metoda perhitungan dengan komponen sismetris
adalah suatu perangkat praktis yang dapat
digunakan untuk mengerti dan untuk menganalisa
operasi sistim tenaga listrik dalam keadaan tidak
seimbang, seperti misalnya pada waktu gangguan
fasa-fasa ketanah, kawat fasa-fasa dalam keadaan
putus, beban tidak seimbang dan lain sebagainya.
Secara khusus teori komponen simetris ini menjadi
sangat perlu mengingat prinsip kerja rele-rele
proteksi sering didasarkan pada besaran-besaran
komponen simetris

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai