KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
( POWER TRANSFORMER )
Pendahuluan
Transformator merupakan peralatan listrik yang
berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau
sebaliknya.
Transformator menggunakan prinsip hukum induksi
faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan
daya, dimana arus bolak balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan
berubah menjadi magnet. Dan apabila magnet
tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada
kedua ujung belitan tersebut akan terjadi beda
potensial (gambar 1.1).
Pendahuluan
Arus yang mengalir pada belitan primer akan
menginduksi inti besi transformator sehingga
didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan
flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder
sehingga pada ujung belitan sekunder akan
terdapat beda potensial (Gambar 1.2).
Gambar 1.2 – Prinsip Transformator
Rasio transformator
ismujianto@gmail.com 10/26/21
Rumus umum menjadi :
E1 N1 I2
E2 = N2 I1
=
Lanjutan 3.1 : TRANSFORMATOR DAYA
Berfungsi mentranformasikan
daya listrik, dengan merubah
besaran tegangannya, sedangkan
frequensinya tetap.
21
Contoh
TRAFO dengan :
kapasitas 60 MVA
Tegangan 150/20 KV
Bushing
Core
Transformer Tank
Winding
Control Cubicle
KLEM
BUCHOLTZ
RELAY
BUSHING
JANSEN RELAY
RADIATOR
TERMOMETER
RELAI
SILICAGEL
OLTC
MEKANIK
OLTC
KIPAS PENDINGIN
PERLENGKAPAN TRANSFORMATOR
Nomor Nama Alat
1 Bushing sisi TT
2 Bushing sisi TM
3 Tangki Utama
4 Rele Bucholtz
5 Konservator
6 Silikagel
7 Radiator
8 Fan/ Kipas
9 Box kontrol Trafo
10 Kabel incoming
Jenis Transformator
Berdasar penggunaan :
1. Trafo Tenaga :
Trafo Daya > 500 kVA
Trafo distribusi < 500 Kva
2. Trafo Instrumen :
Trafo tegangan
Trafo arus
17
Bagian Transformator dan Fungsinya
1. Electromagnetic Circuit (Inti besi);
Inti besi digunakan sebagai media jalannya flux yang
timbul akibat induksi arus bolak balik pada
kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga
dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain.
Dibentuk dari lempengan besi tipis berisolasi yang
disusun sedemikian rupa.
Bagian Transformator dan Fungsinya
2. Bushing;
Bushing merupakan sarana penghubung antara
belitan dengan jaringan luar. Bushing terdiri dari
sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.
Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat
antara konduktor bushing dengan body main tank
transformator.
Gambar 1.3 - Inti besi
Gambar 1.4
Bagian dari Bushing
2. Bushing (lanjutan);
(lanjutan)
Bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama
yaitu :
o isolasi,
o konduktor,
o klem koneksi, dan
o asesoris.
Isolasi pada bushing terdiri dari dua jenis yaitu oil
impregnated paper dan resin impregnated paper.
Pada tipe oil impregnated paper isolasi yang
digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi
sedangkan pada tipe resin impregnated paper isolasi
yang digunakan adalah kertas isolasi dan resin.
Gambar 1.7
Gambar 1.6 - Bushing Kertas isolasi pada bushing
(oil impregnated paper bushing)
2. Bushing (lanjutan);
(lanjutan)
Terdapat jenis-jenis konduktor pada bushing yaitu :
o hollow conductor dimana terdapat besi pengikat atau
penegang ditengah lubang konduktor utama;
o konduktor pejal; dan
o flexible lead.
Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud
bushing dengan konduktor penghantar diluar
bushing.
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau
gasket dan tap pengujian. Seal atau gasket pada
bushing terletak dibagian bawah mounting flange.
Gambar 1.8
Konduktor bushing dilapisi kertas isolasi
Gambar 1.9.
Gasket / seal antara flange bushing
dengan body trafo
Bagian Transformator dan Fungsinya
3. Current Carying Circuit (Winding);
Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang
mengelilingi inti besi, dimana saat arus bolak balik
mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi
akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.
Gambar 1.5
Belitan Transformator
Bagian Transformator dan Fungsinya
4. Pendingin;
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi
akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan,
losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan
rusaknya isolasi kertas pada transformator. Oleh
karena itu pendinginan yang efektif sangat
diperlukan.
4. Pendingin (lanjutan);
Minyak isolasi transformator selain merupakan media
isolasi juga berfungsi sebagai pendingin.
Pada saat minyak bersirkulasi, panas yang berasal
dari belitan akan dibawa oleh minyak sesuai jalur
sirkulasinya dan akan didinginkan pada siri-sirip
radiator.
Adapun proses pendinginan ini dapat dibantu oleh
adanya kipas dan pompa sirkulasi guna meningkat -
kan efisiensi pendinginan.
Tabel 1.1 - Macam macam pendingin pada transformator
Cooling Method – Oil Immersed
Oil circulation External cooling IEC 60076 ANSI C57 BS 171
tahunan
the Hot-Spot Temperature / Usia Transformer
tergantung dari temperatur Hot Spot
50 KV /2,5mm
..... KV/ cm
Diverter Switches
(current breaking – change
over)
Breakdown Voltage
Test Tan del Oil
Thermal Imaging
Ratio
Off line measurement measurement
Low
resistand
Insulation
SFRA
resistand
Contact Resistand
Dielectrik Frequensi
Respons
Tan δ
56
5. Teknologi kelima (paling modern sampai saat ini) adalah
“Partial Discharge (PD) Test”:
Untuk Tegangan Menengah keatas.
57
Uji/ukur Rasio kumparan
R primer sekunder r
V11 V21
S s
V12 V22
T t
V13 V23
N
Gambar pelaksanaan
Index Polarisasi (IP) adalah perbandingan harga tahanan isolasi pada saat 10
menit dibagi saat 1 menit , Nilai minimum 1,25.
3 fasa di
hub.singkat
push
olt
conservator
c
radiator
perbandingan kedua hasil ukur yang berbeda waktu tersebut dapat dipakai acuan, bahwa :
R10
(Polarization Index / IP).
R1
Keterangan :
R1 = Nilai tahanan insulasi pengukuran menit pertama,
R10 = Nilai tahanan insulasi pengukuran pada menit kesepuluh.
H
C
HV LEAD (BLACK)
H
G G
CHL
POWER
SUPPLY
REFERENSI
STANDARD
Cs L
GUARD
BLUE
Ns Nx RED
LV LEAD
DETECTOR
CAP
% DF
Rangkaian uji tan delta bushing
Capacitansi C1 dan C2 bushing
OLTC DYNAMIC RESISTAN
Menggunakan FRA
DFR TEST
(MOISTURE IN PAPER WITH ELECTRICAL TEST)
KALIBRASI THERMOMETER
1. Kompor Listrik
2. Bejana dalam bejana
3. Minyak
4. Sensor Winding
5. Sensor standar
6. Sensor oli
7. Thermometer winding
8. Thermometer standar
9. Thermometer oil
Cara pengukuran tahanan tanah
E
A
V
A B
a b
A B
J
C
Ea Eb
EPOXY RESIN
d 12,5
r 25
60 70
2,5 2
62
,
5
85 PANEL
r 25 KONTROL
DIELECTRIC
110
kV
MIXER
KONTROL
220 V
MCB
REGULATOR
Generator Transformer
• Peralatan Proteksi
Rele Bucholtz
Bagian pressure relief
Pipa penghubung
Lubang pelepas
tekanan
Konservator
Tutup
tangki
Tangki
150/70 kV = 40 Ohm
9 PENGUJIAN/PENGUKURAN TAHANAN PENTANAHAN & NGR Trafo 0.46
150/70 kV = 12 Ohm
Thermometer Standard
10 PENGUJIAN/PENGUKURAN TEMPERATUR/KALIBRASI 5 UNIT THERMOMETER BURUK
Penyimpangan + 2,5%
Name Plate
11 PENGUJIAN/PENGUKURAN MOTOR KIPAS TRAFO BAIK
R > 2 M Ohm Meger 500 V
I. Test 10 A 1A 1A 100 mA 10 mA 10 mA
PROTEKSI TRANSFORMATOR TENAGA
1.Proteksi Elektris
2.Proteksi Mekanis
Circuit Breaker dengan Rele Proteksi
PROTEKSI (RELAY) TRAFO
PROTEKSI ELEKTRIS.
1. RELAY DIFFERENTIAL
2. RELEY ARUS LEBIH ( OCR )
42
Lanjutan 3.3 : PROTEKSI BUSBAR & PROTEKSI PENYULANG 20 KV
Proteksi Busbar :
Untuk mengamankan busbar terhadap gangguan yang terjadi, digunakan
relay differential.
42
PEMASANGAN POLA NON KASKADE
TRANSFORMER
DISTRIBUSI
PMT 150 KV
NGR
CATU DAYA
CTN20 DC / AC
CT20
PMT 20 KV
OCR/GF3
RELAI PROTEKSI TRAFO TENAGA
PROTEKSI UTAMA
• RELAI DIFFERENTIAL
OCR/GFR
50/51P/51GP • REF SISI PRIMER
87NP
• REF SISI SEKUNDER
• SBEF NGR 20 KV
OCR/GFR
50/51/51G
PROTEKSI PENYULANG
OCR/GF PENYULANG 20 KV
Daerah Proteksi Transformator
REL 150 atau 70 kV
OCR/GFR
50/51P/51GP 87NP
87
T
SBEF 87NS
51NS d c
OCR/GFR
50/51S/51G REL 20 kV
S
b
OCR/GFR
50/51/51G a
Proteksi
Eksternal P51N
transformator NP51
G
96T
26 87
63 T
S51- S51-
1 2
PU
64V
Lanjutan 3.10.
TRAFO TENAGA
IP CTP IS CTS
BEBAN
iS
DIFF. RY
DOT POLARITY iP
Bila hubung singkat terjadi dalam daerah proteksi, i 1 sama dengan i2 rele
akan bekerja. Sedang bila hubung singkat terjadi diluar daerah proteksi, i 1
berlawanan dengan i2 dan rele tidak akan bekerja
PMT CT CT PMT
I1 I2
1 Peralatan yg 2
diamankan
i1 i2
Restricted Earth Fault (REF)
Relai gangguan tanah terbatas atau Restricted Earth Fault (REF) untuk
mengamankan transformator bila ada gangguan satu satu fasa ke tanah di dekat titik
netral transformator yang tidak dirasakan oleh rele differensial.
Dibawah ini dijelaskan sensitivitas dari relai differensial terhadap gangguan satu fasa ke tanah.
87N 87N
Prinsip kerja REF adalah membandingkan
besarnya arus sekunder kedua trafo arus yang
digunakan. Pada waktu tidak terjadi
gangguan/keadaan normal atau gangguan di luar
daerah pengaman, maka ke dua arus sekunder
tersebut di atas besarnya sama, sehingga tidak ada
arus yang mengalir pada relai, akibatnya relai tidak
bekerja.
Pada waktu terjadi gangguan di daerah
pengamanannya, maka kedua arus sekunder trafo
arus besarnya tidak sama oleh karena itu, akan ada
arus yang mengalir pada relai, selanjutnya relai
bekerja.
Rele arus lebih (Over current Relay)
dan Rele hubung tanah (Ground Fault Relay)
Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah atau
cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa
maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :
Relai arus lebih tak berarah dan Relai Hubung Tanah Tak berarah atau
cukup disebut relai arus lebih dan relai hubung tanah. Relai ini berfungsi
sebagai pengaman terhadap gangguan arus hubung singkat fasa-fasa
maupun fasa tanah dan dapat digunakan sebagai :
OCR
CT
OCR GFR
CT
OCR
CT
RELE PENGAMAN TANGKI
OCR t>>
PMT INDIKATOR
CC
1. Trafo arus
2. Sensor suhu
3. Heater
4. Thermometer
Winding
5. Thermometer oil
Indikator-indikator :
Thermometer,
Relai HV/LV Oil Temperature bekerja apabila suhu minyak Trafo melebihi
seting dari pada relai HV/LV oil. Besarnya kenaikan suhu adalah sebanding dengan
faktor pembebanan dan suhu udara luar Trafo.
Relay Suhu :
Berfungsi untuk mendeteksi suhu minyak
trafo dan kumparan secara langsung, yang
akan membunyikan alarm serta mentripkan
Circuit Breaker
Relay Jansen :
Gambar 25 : Relay Bucholz
Berfungsi untuk mengamankan pengubah/
pengatur tegangan (Tap Changer) dari
Trafo.
Relay Bucholz :
Berfungsi mendeteksi adanya gas yang
ditimbulkan oleh loncatan bunga api dan
pemanasan setempat dalam minyak trafo.
39
9. Proteksi Transformator (lanjutan)
Rele Jansen
Rele Jansen memanfaatkan tekanan minyak dan
gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidak
normalan/gangguan, hanya saja rele ini digunakan
untuk memproteksi kompartemen OLTC.
Rele ini juga dipasang pada pipa saluran yang
menghubungkan kompartemen OLTC dengan
konservator.
BUHCHOLZT
JANSEN MEMBRAN
Pengaman tekanan lebih
(Explosive Membrane) / Bursting Plate
Adalah rele yang bekerja karena tekanan lebih akibat gangguan
didalam trafo, karena tekanan ini melebihi kemampuan membran
yang terpasang maka membran akan pecah dan minyak yang karena
tekanan akan keluar dari dalam trafo
Pipa penghubung
Konservator
V1
Tutup tangki
Tangki
RELE TEKANAN LEBIH
(Sudden Pressure Relay)
Suatu flash over atau hubung singkat yang timbul pada suatu
transformator terendam minyak, umumnya akan berkaitan dengan suatu
tekanan lebih didalam tangki, karena gas yang dibentuk oleh decomposisi
dan evaporasi minyak. Dengan melengkapi sebuah pelepasan tekanan
pada trafo maka tekanan lebih yang membahayakan tangki trafo dapat
dibatasi besarnya. Apabila tekanan lebih ini tidak dapat dieliminasi dalam
waktu beberapa millidetik, tangki trafo akan meledak dan terjadi panas
lebih pada cairan, konsekuensinya pada dasarnya harus memberikan suatu
peralatan pengaman. Peralatan pengaman harus cepat bekerja
mengevakuasi tekanan tersebut
Lanjutan 3.3
Gambar 26 :
Pengaman Internal Trafo “Tekanan Lebih
(Sudden Pressure)”
40
RELE SUDDEN PRESSURE
9. Proteksi Transformator (lanjutan)
Rele Suden Pressure
Didesain sebagai titik terlemah saat tekanan
didalam trafo muncul akibat gangguan. Dengan
menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui Sudden Pressure dan tidak
akan merusak bagian lainnya pada main-tank.
Jaga jangan sampai ada kotoran dan air yang masuk ke dalam minyak trafo
94
Peralatan Bantu.
Pendingin
PENDINGIN TRAFO
type ONAF
Gambar Identifikasi Temperature Rise
Hf x gradient
core
cooler
Gradient
winding
Bottom oil
Mean oil
Top oil
Hot spot
Mean winding
Hot spot factor umumnya berkisar 1.1 sampai 1.5 tergantung kostruksi
winding.
128 26-10-21
Arrangement Oil Flow di Dalam Winding
SHOCK RECORDER
UTAMAKAN
KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
TERIMA KASIH
Pemasangan Wiring Control
Bersamaan dengan filter minyak trafo dapat dilakukan pemasangan wiring
control pada control box transformator dan control room.
-Wiring control dari semua peralatan proteksi mekanik ( Bucholz, suden
Pressure, Jansen, Thermal )
-Wiring motor Fan
-Wiring motor sirkulasi
-Wiring control OLTC
Pemasangan panel control , panel
proteksi dan AVR di control room
- Wiring pada panel meter dan control
- Wiring pada panel proteksi
- Wiring pana panel AVR
Komisioning
Setelah semua terpasang , baik pada transformator dan semua peralatan
bantunya juga pada semua perlatan control dan proteksinya maka
dilakukan komisioning.
- Uji tahanan isoasi transformator berikut
indek polarity (IP)
- Uji tangent delta trafo
- Uji tangent delta bushing
- Uji minyak
- Uji proteksi mekanik transformator
- Pengujian Bocholz Relay
- Thermal
- Sudden pressure - Uji OLTC ( Manual dan automatic
- Jansen dengan AVR )
- Uji ratio trafo - Uji trafo dengan SFRA (
- Uji tahanan DC transformer sweep frequency response
- Uji ratio CT analysis
- Uji ratio PT )
- Uji Induce test Pengujian dengan SFRA pada setiap trafo
- Uji fungsi Proteksi elektrik tidak akan sama respon terhadap
- Penerapan setting proteksi pengujian dengan frekuensi (sehingga
- Uji stability Transformer Differential sering disebut seperti sidik jari Trafo)
Relay - Uji Partial Discharge ( setelah
- Uji fungsi semua proteksi elektrik beroperasi )
- Uji hot spot ( setelah berbeban )
Hasil komisioning dievaluasi oleh lembaga inspeksi teknik, apabila semua
sudah memenuhi syarat maka diterbitkan RLB ( Rekomendasi Layak
Bertegangan ) juga dipakai seebagai referensi setelah beroperasi pada saat
pemeliharaan.
Transformator Mobile
Berdasar penggunaan :
1. Trafo Tenaga :
Trafo Daya > 500 kVA
Trafo distribusi < 500 kVA
2. Trafo Instrumen :
Trafo tegangan
Trafo arus
3. Trafo furnace : tegangan rendah, arus tinggi,
ekstra isolasi
4. Trafo Rectifier / converter : tahan stres mekanis
5. Trafo Isolasi : trafo dengan rasio satu
6. Trafo pengolah sinyal
151
Proteksi Transformator
Statistik Gangguan
Katagori Proteksi
Proteksi terhadap besaran Listrik
Hubung Pendek
Beban lebih
Over Voltage
Proteksi terhadap besaran non elektrik
Sistem Pendingin
Tekanan
Proteksi Besaran Elektrik
Pengaman dengan Zekering dan MCCB
Penentuan elemen zekering
Zekering pada TM pada dasarnya untuk mengamankan bila
terjadi hubung singkat di dalam trafo, dengan demikian
dipilih besar arus hubung singkat di TR
Penentuan seting MCCB
Penentuan seting overload MCCB didasarkan pada
pembebanan trafo dan penentuan seting instan didasarkan
pada hubung singkat yang terjadi pada rel Tegangan rendah
Perelean Transformator
Terdapat tiga katagori teknologi rele proteksi yang umum
digunakan, yaitu :
Electromechanical: penggunaan fluks magnetik dari arus dan
tegangan untuk menghasilkan torka pada piringan yang dapat
bergerak
Solid State: menggunakan sinyal-sinyal analog tegangan dan arus
serta beberapa rangkaian logika bahkan mikrokontroller untuk
mengolah sinyal secara matematik.
Numeric: memiliki banyak fungsi, dapat diprogram dan umumnya
bekerja dengan basis mikroprosessor
Tabel II menunjukkan sejumlah peralatan proteksi yang
umumnya digunakan pada transformator sesuai dengan
standard ANSI
Perelean transformator
Terdapat dua feeder 115 KV ke
dua buah transformator 30 MVA
dengan resistansi pentanahan
pada sisi 13 KV
Rele differensial pada fasa dan
ground (87P and 87N)
merupakan proteksi kegagalan
utama
Sedang elemen-elemen proteksi
arus lebih dapat dianggap
sebagai proteksi cadangan.
Jika terjadi tegangan lebih
digunakan rele-rele tegangan (24
and 59).
Jika terjadi over/under frequency
dipasang rele (81, O/U),
walaupun rele ini tak dapat
dianggap sebagai proteksi
transformator
Rele Differensial pada Trafo
tambahan seperti :
3,256
Kompensasi Y/D yang
digunakan pada CT
Penyesuai arus
Pemblok Inrush current
Dari Gambar 10.b. terlihat bahwa relai diferensial dan relai gangguan tanah terbatas
digabung menjadi satu rangkaian, dengan rasio transformasi trafo arus antara sisi
primer dan netral harus sama. Trafo arus yang digunakan adalah jenis low reaktans
yaitu class X atau class P jenis low reaktans.
Pada prinsipnya relai ini membandingkan arus masuk antara trafo arus sisi primer dan
netral trafo tenaga.
Relai REF termasuk kelompok relai differensial dari jenis high impedans, adapun
prinsip kerja relai differensial high impedans seperti uraian di bawah ini.
9. Proteksi Transformator (lanjutan)
Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi
akan dipengaruhi oleh kualitas tegangan jaringan,
losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan
rusaknya isolasi kertas pada transformator.
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi
ketidaknormalan suhu operasi pada transformator
digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari
sensor suhu berupa thermocouple, pipa kapiler dan
meter penunjukan.
Adalah tahanan yang dipasang antara titik neutral trafo dengan
pentanahan dimana berfungsi untuk memperkecil arus
gangguan yang terjadi sehingga diperlukan proteksi yang
praktis dan tidak terlalu mahal karena karakteristik rele
dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik neutral.
NGR atau Resistance Pentanahan Trafo, yaitu resistance yang
dipasang pada titik neutral trafo yang dihubungkan Y
( bintang ). NGR biasanya dipasang pada titik netral trafo 70
kV atau 20 KV, sedangkan pada titik neutral trafo 150 KV
dan 500 KV digrounding langsung ( solid ).