Anda di halaman 1dari 28

PT.

PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN

Tanggal Penyusunan

PEMELIHARAAN TRAFO TENAGA


BAB 1 : PENGENALAN TRAFO
TENAGA
Pengertian dan Fungsi
Transformator merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik
dan belitan yang terdiri dari 2 atau lebih belitan, secara induksi
elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem
AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC
60076 -1 tahun 2011).

Fungsinya untuk menyalurkan daya / tenaga dari tegangan tinggi


ke tegangan rendah atau sebaliknya.
Gambar 1‑1 Prinsip hukum elektromagnetik

Arus AC yang mengalir pada belitan primer membangkitkan flux magnet


yang mengalir melalui inti besi yang terdapat diantara dua belitan, flux
magnet tersebut menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung
belitan sekunder akan terdapat beda potensial/tegangan induksi (Gambar
1.1) .
Jenis Trafo
Berdasarkan fungsinya transformator tenaga dapat dibedakan menjadi:
Trafo pembangkit
Trafo pembangkit merupakan trafo Step up yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Trafo
pada pembangkit ini menaikkan tegangan dari generator untuk disalurkan ke sistem
transmisi.

Trafo gardu induk / penyaluran


Merupakan trafo Step down yang memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi menurunkan tegangan sesuai level tegangan yang
diperlukan di sistem transmisi dan disalurkan ke tegangan menengah di sistem
distribusi

Trafo distribusi
Merupakan trafo step down yang berfungsi menurunkan tegangan menegah ke
tegangan rendah dan disalurkan ke konsumen listrik.
Bagian – Bagian Trafo dan Fungsinya

1. Electromagnetic Circuit (Inti Besi)


2. Current Carying Circuit (Winding)
3. Bushing
4. Pendingin
5. Oil Preservation & Expansion (Konservator)
6. Dielectric (Minyak Isolasi Trafo & Insolasi Kertas)
7. Tap Changer
8. BGR (Neutral Grounding Resistant)
9. Proteksi Transformator
1. Electromagnetic Circuit (Inti Besi)
Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya flux yang timbul akibat induksi
arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi sehingga dapat
menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari lempengan –
lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk mengurangi eddy
currentyang merupakan arus sirkulasi pada inti besil hasil induksi medan magnet,
dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi-rugi (losses).
2. Current carrying circuit (Winding)
Belitan terdiri daribatang tembaga berisolasi yang mengelilingi inti besi,
dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti besi
akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik.
3. Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar.
Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator
tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body
main tank transformator.
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu :
1. Isolasi
2. Konduktor
3. Klem Koneksi
4. Asesoris
4. Pendingin

Macam macam pendingin pada transformator


5. Oil Preservation & Expansion
(Konservator)
Konservator digunakan untuk
menampung minyak pada saat
trafo mengalami kenaikan
suhu.
6. Dielectric (Minyak Isolasi trafo & Isolasi Kertas)

Minyak isolasi pada


transformator berfungsi
sebagai media isolasi,
pendingin dan pelindung
belitan dari oksidasi.
Parameter-parameter minyak isolasi dengan batasan-batasan
minimum untuk minyak isolasi yang baru dimasukan kedalam
peralatan sebelum energize didalam standar IEC 60422
Isolasi kertas berfungsi sebagai isolasi,
pemberi jarak, dan memiliki kemampuan
mekanis.

konduktor tembaga dilapisi kertas isolasi


7. Tap Changer
Tap changer
digunakan untuk
menyesuaikan ratio
belitan agar
tegangan outputnya
stabil.

Keterangan :
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Proses perubahan ratio belitan ini dapat
dilakukan pada saat trafo sedang berbeban
(On load tap changer) atau saat trafo tidak
berbeban (Off load tap changer).
 
Tap changer terdiri dari :
– Selector Switch
– Diverter Switch
– Tahanan transisi
8. NGR (Neutral Grounding
Resistant)
NGR adalah sebuah tahanan
yang dipasang serial dengan
neutral sekunder pada
transformator sebelum
terhubung ke ground/tanah.
Tujuannya untuk mengontrol
besarnya arus gangguan
yang mengalir dari sisi
neutral ke tanah.
Ada dua jenis NGR, Liquid dan Solid
 Liquid
NGR yang resistornya menggunakan larutan air
murni yang ditampung didalam bejana dan
ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan
nilai resistansi yang diinginkan

Solid
NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel,
FeCrAl, Cast Iron, Copper Nickel atau Nichrome
yang diatur sesuai nilai tahanannya.
9. Proteksi Trafo

 Rele Bucholz
Rele ini gunanya untuk mengamankan trafo dari
gangguan internal trafo yang menimbulkan gas
dimana gas tersebut timbul akibat adanya
hubung singkat didalam trafo atau akibat busur
didalam trafo.
Rele Bucholz

Rele bucholz mengindikasikan Alarm


saat gas yang terbentuk terjebak di
rongga rele bucholz dengan
mengaktifkan satu pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


gas yang terbentuk terjebak di rongga
rele bucholz dengan mengaktifkan
kedua pelampung

Rele bucholz mengindikasikan Trip saat


muncul tekanan minyak yang tinggi ke
arah konservator

Gambar-14. Prinsip kerja rele bucholz


 Rele Jansen
Rele Jansen adalah rele untuk mengamankan
transformator dari gangguan di dalam tap changer yang
menimbulkan gas. Dipasang pada pipa yang menuju
konservator
 Sudden Pressure
Rele ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam trafo
muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka
tekanan akan tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan
merusak bagian lainnya pada maintank.
 Rele Thermal
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu
operasi pada transformator digunakan rele thermal.

Gambar-16 Bagian – bagian dari rele thermal


Spesifikasi Teknik Trafo

Spesifikasi teknik trafo merupakan hal yang paling mendasar sebelum


melakukan pengadaan atau penggantian transformer ataupun inter bus
transformer. Maka dari itu perlu dilakukan standarisasi spesifikasi
transformator tenaga yang memperhatikan kualitas peralatan, kebutuhan
sistem, keselamatan ketenagalistrikan, efisiensi, kemudahan konstruksi,
pemeliharaan penyaluran serta efisiensi penyediaan spare. Spesifikasi
teknik ini diatur dalam peraturan KEPDIR No. 0632.K/DIR/2013 perihal
Standarisasi spesifikasi Teknis Transformator tenaga
BAB 2
FAILURE MODE AND
EDDECT ANALYSIS (FMEA)
Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)

FMEA atau Failure Modes Effects Analysis


dibuat dengan cara :
– Mendifinisikan sistem (peralatan) dan fungsinya

– Menentukan sub sistem dan fungsi tiap subsistem


– Menentukan functional failure tiap subsistem
– Menentukan failure mode tiap subsistem

Anda mungkin juga menyukai