Anda di halaman 1dari 18

1.

1 Pengertian Transformator

Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang


berfungsi untuk memindahkan / mengubah energi listrik dari satu rangkaian litrik
ke rangkaian listrik lainnya, dengan frekuensi yang sama dan perbandingan
transformasi tertentu. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi
Faraday dan Hukum Lorentz dalam menyalurkan daya, dimana apabila kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak balik, maka akan mengalir
arus dalam kumparan primer menimbulkan perubahan fluks magnetik dalam inti
besi. Bagian utama tranformator antara lain adalah inti besi, belitan, Bushing,
tangki dan radiator. Sedangkan untuk jenis transformator antara lain adalah
transformator step up, transformator step down, dan transformator isolasi [3].
1.2 Transformator Distribusi

Transformator distribusi merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam


penyaluran tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen. Kerusakan pada
transformator distribusi menyebabkan kontiniutas pelayanan terhadap konsumen
akan terganggu (terjadi pemutusan aliran listrik atau pemadaman). Pemadaman
merupakan suatu kerugian yang menyebabkan biaya-biaya pembangkitan akan
meningkat tergantung harga kWh yang tidak terjual. Pemilihan rating
transformator distribusi yang tidak sesuai dengan kebutuhan beban akan
menyebabkan efisiensi menjadi kecil, begitu juga penempatan lokasi
transformator distribusi yang tidak cocok mempengaruhi drop tegangan ujung
pada sisi konsumen atau jatuh tegangan ujung saluran. Transformator merupakan
komponen elektromagnet yang dapat merubah tegangan tinggi ke rendah atau
sebaliknya dengan frekuensi yang sama, Gambar 2.1, menampilkan bentuk fisik
dari transformator distribusi yang sedang dipasangkan [4].
Gambar 2.1 Transformator distribusi [4]
Transformator distribusi berfungsi untuk menurunkan tegangan transmisi
menengah 20kV ketegangan distribusi 220/380V. Komponen Transformator
Distribusi yaitu [4] :
1. Kumparan Tersier: selain primer dan sekunder ada beberapa trafo yang
dilengkapi dengan kumparan ketiga atau tertiary winding . Ini diperlukan
untuk memperoleh tegangan tersier atau untuk kebutuhan lain.Kumparan
tersier sering dipergunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu
seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reactor shunt.
2. Media pendingin salah satunya adalah minyak trafo. Minyak trafo yang
digunakan harus memenuhi syarat diantaranya:
a. Ketahanan isolasi (>10kV/mm).
b. Berat jenis harus kecil.
c. Viskositas rendah.
d. Titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat
membahayakan.
e. Tidak merusak bahan isolasi.
3. Tap changer (perubahan tap) merupakan perubahan perbandingan
transformator untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder sesuai yang
diinginkan dari tegangan jaringan / primer yang berubah-ubah. Tap
changer dapat dioperasikan baik dalam keadaan berbeban (on-load) atau
dalam keadaan tak berbeban (off-load), tergantung jenisnya.
1.3 Komponen Transformator

Transformator terdiri dari beberapa komponen, yaitu:


1. Electromagnetic Circuit (inti besi)
a. Inti besi digunakan sebagai media mengalirnya flux yang timbul
akibat induksi arus bolak balik pada kumparan yang mengelilingi inti besi
sehingga dapat menginduksi kembali ke kumparan yang lain. Dibentuk dari
lempengan-lempengan besi tipis berisolasi dengan maksud untuk mengurangi
eddy current yang merupakan arus sirkulasi pada inti besi hasil induksi medan
magnet, dimana arus tersebut akan mengakibatkan rugi - rugi (losses) [5].

Gambar 2.2 Inti besi transformator [5]


2. Belitan Transformator
b. Belitan terdiri dari batang tembaga berisolasi yang mengelilingi
inti besi, dimana saat arus bolak balik mengalir pada belitan tembaga tersebut, inti
besi akan terinduksi dan menimbulkan flux magnetik [5].
Gambar 2.3 Belitan Transformator [5]
3. Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan
luar. Bushing terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator.
Isolator tersebut berfungsi sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan
body main tank transformator [5].

Gambar 2.4 Bushing [5]


4. Media Pendingin
c. Suhu pada trafo yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh
kualitas tegangan jaringan, rugi-rugi pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan.
Suhu operasi yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada trafo.
Oleh karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan. Minyak isolasi trafo
selain merupakan media isolasi juga berfungsi sebagai pendingin. Pada saat
minyak bersirkulasi, panas yang berasal dari belitan akan dibawa oleh minyak
sesuai jalur sirkulasinya dan akan didinginkan pada sirip-sirip radiator. Adapun
proses pendinginan ini dapat dibantu oleh adanya kipas dan pompa sirkulasi guna
meningkatkan efisiensi pendinginan [5].
d. Minyak isolasi pada trafo berfungsi sebagai media isolasi,
pendingin dan pelindung belitan dari oksidasi. Minyak isolasi trafo merupakan
minyak mineral yang secara umum terbagi menjadi tiga jenis, yaitu parafinik,
napthanik dan aromatik. Antara ketiga jenis minyak dasar tersebut tidak boleh
dilakukan pencampuran karena memiliki sifat fisik maupun kimia yang berbeda

[5].
e. Gambar 2.5 Minyak isolasi trafo [5]
f.
5. Tap Charger
g. Kestabilan tegangan dalam suatu jaringan merupakan salah satu hal
yang dinilai sebagai kualitas tegangan. Trafo dituntut memiliki nilai tegangan
output yang stabil sedangkan besarnya tegangan input tidak selalu sama. Dengan
mengubah banyaknya belitan sehingga dapat merubah ratio antara belitan primer
dan sekunder dan dengan demikian tegangan output/sekunder pun dapat
disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan input/ primernya.
Penyesuaian ratio belitan ini disebut Tap changer. Proses perubahan ratio belitan
ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang berbeban (On load tap changer) atau
saat trafo tidak berbeban (Off Circuit tap changer/ De Energize Tap Charger).
Tap Charger terdiri dari Selector Switch, Diverter Swicth dan Tahanan transisi
[5].
h.
6. Neutral Grounding Resistor (NGR)
i. Salah satu metoda pentanahan adalah dengan menggunakan NGR.
NGR adalah sebuah tahanan yang dipasang serial dengan neutral sekunder pada
trafo sebelum terhubung ke ground/tanah. Tujuan dipasangnya NGR adalah untuk
mengontrol besarnya arus gangguan yang mengalir dari sisi neutral ke tanah. Ada
dua jenis NGR, yaitu Liquid dan Solid [5].
a. Liquid
j. Pentanahan yang menggunakan media cair, berarti resistornya
menggunakan larutan air murni yang ditampung di dalam bejana dan
ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistansi yang
diinginkan.
b. Solid
k. Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast
Iron, Copper Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya.

l.
m.
n.
o.

p. Gambar 2.6 Pentanahan langsung dan pentanahan melalui NGR [5]


7. Proteksi Trafo
a. Relay Bucholz
q. Pada saat trafo mengalami gangguan internal yang berdampak kepada
suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis di dalam trafo, maka
akan timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan
gelembung gas yang mudah terbakar. Tekanan atau gelembung gas
tersebut akan naik ke konservator melalui pipa penghubung dan Relay
Bucholz [5].

Gambar 2.7 Relay Buchloz [5]


Tekanan minyak maupun gelembung gas ini akan dideteksi oleh Relay
Bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal [5].
b. Relay Jansen
r. Sama halnya seperti Relay Bucholz yang memanfaatkan tekanan
minyak dan gas yang terbentuk sebagai indikasi adanya
ketidaknormalan/ gangguan, hanya saja relay ini digunakan untuk
memproteksi kompartemen OLTC. Relay ini juga dipasang pada pipa
saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan
konservator [5].

Gambar 2.8 Relay Jansen [5]

1.4 Faktor Penyebab Rusaknya Transformator

Faktor penyebab rusaknya transformator karena adanya gangguan yang


terjadi pada transformator. Gangguan yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu [4]:
1. Gangguan Internal
a. Terjadinya busur api yang kecil dan pemanasan lokal yang akan
disebabkan oleh Cara penyambungan kumparan yang kurang baik,
Kerusakan isolasi dari penjepit inti.
b. Gangguan pada sistem pendingin. Gangguan tersebut akan
menyebabkan terjadinya pemanasan lokal tetapi tidak mempengaruhi
suhu transformator secara keseluruhan. Gangguan ini tidak dapat
terdeteksi dari terminal transformator karena keseimbangan arus
tegangan tidak berbeda dengan kondisi normal.
c. Gangguan hubung singkat. Pada umumnya gangguan ini dapat segera
terdeteksi karena akan selalu timbul arus/tegangan yang tidak
normal/tidak seimbang, jenis gangguan ini antara lain hubung singkat
phasa ke tanah, hubung singkat antar phasa pada kumparan yang sama,
dan gangguan pada terminal transformator.
2. Gangguan Eksternal
a. Gangguan hubung singkat diluar transformator ini biasanya dapat
segera dideteksi karena timbulnya arus yang sangat besar, dapat
mencapai beberapa kali arus nominalnya, seperti hubung singkat di rel,
hubung singkat pada penyulang (Feeder), dan hubung singkat pada
Incoming Feeder Transformator.
b. Beban lebih, transformator dapat beroperasi secara terus menerus pada
arus beban nominalnya. Apabila beban yang dilayani lebih besar dari
100%, maka akan terjadi pembebanan lebih. Hal ini dapat
menimbulkan pemanasan yang berlebih. Kondisi ini mungkin tidak
akan menimbulkan kerusakan, tetapi apabila berlangsung secara terus
menerus akan memperpendek umur isolasi.
c. Gelombang surya dapat terjadi karena cuaca, yaitu petir yang
menyambar jaringan transmisi atau distribusi dan kemudian akan
merambat ke gardu terdekat dimana transformator terpasang.
Walaupun hanya terjadi dalam kurun waktu sangat singkat (beberapa
puluh mikrodetik), akan tetapi karena tegangan puncak yang dimiliki
cukup tinggi dan energi yang dikandungnya besar, maka ini dapat
menyebabkan kerusakan pada transformator.
2.5 Sensor Suhu DS18B20

DS18B20 merupakan sensor suhu dimana akurasi nilai suhu dan kecepatan
pengukuran memiliki kestabilan yang jauh lebih baik dari sensor suhu LM35DZ.
Sensor DS18B20 mempunyai kemampuan tahan air (waterproof). Sensor
DS18B20 merupakan sensor digital yang memiliki 12-bit ADC internal. Sangat
presisi, sebab jika tegangan referensi sebesar 5 Volt, maka akibat perubahan suhu,
ia dapat merasakan perubahan terkecil sebesar 5/(212-1) = 0.0012 Volt . Pada
rentang suhu -10 sampai +85 derajat Celcius, sensor ini memiliki akurasi kurang
lebih 0,5 derajat. Sensor ini bekerja menggunakan protokol komunikasi 1-wire
(one-wire) [6].
Gambar 2.9 Sensor suhu DS18B20 [6]

Pada gambar 2.9, IC DS18B20 memiliki tiga kaki, yaitu GND (ground, pin
1), DQ (Data, pin 2), VDD (power, pin 3). Pada Arduino, VDD dikenal sebagai
VCC. Dalam hal ini, kita asumsikan VCC sama dengan VDD. Tergantung mode
konfigurasi, ketiga kaki IC ini harus dikonfigurasi terlebih dahulu. Sensor dapat
bekerja dalam dua mode, yaitu mode normal power dan mode parasite power.
Pada mode Normal, GND akan terhubung dengan ground, VDD akan terhubung
dengan 5V dan DQ akan terhubung dengan pin Arduino, namun ditambahkan
resistor pull-up sebesar 4,7k. Mode ini sangat direkomendasikan pada aplikasi
yang melibatkan banyak sensor dan membutuhkan jarak yang panjang. Pada
Mode Parasite, GND dan VDD disatukan dan terhubung dengan ground. DQ akan
terhubung dengan pin Arduino melalui resistor pull-up. Pada mode ini, power
diperoleh dari power data. Mode ini bisa digunakan untuk aplikasi yang
melibatkan sedikit sensor dalam jarak yang pendek [7].
2.6 Sensor PZEM-004T

Sensor PZEM-004T merupakan hardware yang berfungsi untuk mengukur


tegangan, arus, daya aktif, frekuensi, faktor daya dan energi aktif, modul tanpa
fungsi tampilan, data dibaca melalui interface TTL. Papan PZEM-004T memiliki
ukuran sebensar 3,1 × 7,4 cm. Modul PZEM-004T dibungkus dengan kumparan
trafo arus diameter 3mm yang dapat digunakan untuk mengukur arus maksimal
sebesar 100A. Pengkabelan dari modul ini memiliki 2 bagian, yaitu dari
pengkabelan terminal masukan tegangan dan arus, serta pengkabelan komunikasi
serial. Berdasarkan pada kebutuhan, modul ini memiliki papan pin TTL untuk
mendukung komunikasi data serial antar hardware. Berikut bentuk sensor PZEM-
004T [8].

Gambar 2.10 Sensor PZEM 004-T [8]

2.7 Internet of Things (IoT)

Internet of Things atau dikenal juga dengan singkatan “IoT” merupakan


sebuah konsep yang bertujuan untuk memperluas manfaat dari konektivitas
internet yang tersambung secara terus-menerus. Adapun kemampuan seperti
berbagi data, remote control dan sebagainya termasuk pada semua benda fisik
didunia. Contohnya peralatan apa saja, termasuk benda hidup yang semuanya
tersambung ke jaringan lokal dan global melalui sensor yang tertanam dan selalu
aktif. Ide awal Internet of Things ini pertama kali dimunculkan oleh Kevin Ashton
pada tahun 1999 dan mulai terkenal dengan Auto-ID Center di Institut Teknologi
Massachusetts (MIT). IoT ini diprediski sebagai “the next big thing” di dunia
teknologi informasi. Hal tersebut dikarenakan konsep ini menawarkan banyak
potensi yang bisa dikembangkan. Barang apapun dapat dikatakan sebagai Internet
of Things Device jika telah terpasang IoT module / embeded device, IoT Module
pada umumnya terdiri dari 5 komponen penting diantaranya : Sensor, CPU /
Komputer, Sistem Operasi, Jalur Komunikasi dan Keluaran [7].
2.7.1 Prinsip Kerja Internet of Things
Konsep Internet of things ini sebetulnya cukup sederhana dengan cara
kerja mengacu pada 3 elemen utama pada arsitektur Internet of Things, yakni:
Barang Fisik yang dilengkapi modul Internet of things, Perangkat Koneksi ke
Internet seperti Modem dan Router Wirless Speedy dan Cloud Data Center tempat
untuk menyimpan aplikasi beserta data base. Seluruhpenggunaan barang yang
terhubung ke internet akan menyimpan data, data tersebut terkumpul sebagai big
data yang kemudian dapat diolah untuk di analisa baik oleh pengguna untuk
kemudian di manfaatkan bagi kepentingan masing-masing [7].

Gambar 2.11 Konsep dan cara kerja Internet of Things [7]

Cara Kerja Internet of Things yaitu dengan memanfaatkan sebuah


argumentasi pemrograman yang dimana tiap-tiap perintah argumennya itu
menghasilkan sebuah interaksi antara sesama mesin yang terhubung secara
otomatis tanpa campur tangan manusia dan dalam jarak berapa pun. Sebuah benda
dapat diberi pengenal berupa IP address dan menggunakan jaringan internet untuk
bisa berkomunikasi dengan benda lain yang memiliki pengenal IP address.
internetlah yang menjadi penghubung di antara kedua interaksi mesin tersebut,
sementara manusia hanya bertugas sebagai pengatur dan pengawas bekerjanya
alat tersebut secara langsung tanpa harus datang ke lokasi perangkat tersebut. Baik
untuk alasan keamanan untuk wilayah yang tidak mungkin dimasuki manusia,
maupun untuk alasan jangkauan terhadap perangkat yang akan di kendalikan
tersebut [7].
2.8 NodeMCU ESP8266

NodeMCU ESP8266 adalah sebuah board elektronik yang berbasis chip


ESP8266 buatan espressif sistem, dilengkapi dengan micro USB port yang
berfungsi untuk pemorgaman maupun power supply. Selain itu pada NodeMCU
dilengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash yang dapat
menjalankan fungsi mikrokontroler dan juga koneksi internet (Wi-Fi)
menggunakan bahasa pemrograman scripting lua. Selain dengan bahasa lua
NodeMCU juga support dengan sofware Arduino (Intergrated Development
Environment) IDE dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada
Arduino IDE. Sebelum digunakan board ini harus di Flash terlebih dahulu agar
mendukung terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE
menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran dari AiThinker yang
support AT Command. Untuk penggunaan tool loader firmware yang digunakan
adalah firmware NodeMCU. Berikut adalah gambar dan spesifikasi dari
NodeMCU ESP8266 [9]:
Gambar 2.12 Modul NodeMCU ESP8266 [9]

Gambar 2.13 Board pada NodeMCU ESP8266 [9]


Tabel 2.1 Spesifikasi NodeMCU ESP8266 [9]

Tegangan 3,3V
Arus 10µA – 170mA
Flash Memory 16MB max (512K normal)
Prosesor Tensilica L106 32 bit
Kecepatan Prosesor 80-160MHz
RAM 32K+80K
GPIOs 17(Multiplexed with other function)
1 input dengan 1024 step (10 bit)
Analog to Digital
resolusi
802.11 Support b/g/n/d/e/i/k/r
Koneksi TCP Maksimum 5

2.9 Liquid Crystal Display Inter-Integrated Circuit (LCD I2C)

s. Liquid Crystal Display Inter-Integrated Circuit (LCD I2C) adalah


lapisan yang terdiri dari campuran organik antara lapisan kaca bening dengan
elektroda transparan indium oksida dalam bentuk tampilan seven-segment dan
lapisan elektroda pada kaca belakang. Ketika elektroda di aktifkan dengan medan
listrik (tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris menyesuaikan diri
dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich memiliki polarizer cahaya
vertikal depan dan polarizer cahaya horizontal belakang yang di ikuti dengan
lapisan reflektor. Cahaya yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul
yang telah menyesuaikan diri dan segmen yang di aktifkan terlihat menjadi gelap
dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan [10].
Kemampuan LCD I2C tidak hanya dapat menampilkan angka, tetapi juga
huruf, kata, dan semua sarana simbol dengan lebih bagus dan serbaguna dari pada
penampilan-penampilan yang menggunakan seven segment LED. Modul LCD I2C
mempunyai basic interfaces cukup baik yang sesuai dengan sistem
mikrokontroler AVR maupun Arduino. Bentuk dan ukuran modul-modul berbasis
karakter banyak ragamnya. Salah satu variasi bentuk dan ukuran yang tersedia dan
dipergunakan pada penelitian ini adalah 20x4 karakter (panjang 20, baris 4,
karakter 80) dan 16 pin [10].

Gambar 2.14 Liquid Crystal Display Inter-Integrated Circuit (LCD I2C) [11]
2.10 Buzzer

t. Dalam bahasa yang sederhana buzzer merupakan perangkat


elektronika yang dapat menghasilkan suara atau bunyi sebagai penanda pada
sistem keamanan atau alarm. Buzzer juga terdapat pada bel rumah, jam alarm, atau
perangkat elektronik lainnya sebagai pengingat. Buzzer biasa digunakan sebagai
indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat
(alarm). Jenis buzzer yang paling sering ditemukan adalah buzzer piezoelctric
karena memiliki kelebihan dengan harga yang terjangkau, lebih kecil dan ringan
serta mudah dihubungkan pada perangkat elektronik lainnya [3].
Gambar 2.15 Buzzer [3]

2.11 Arduino Intergrated Development Environment (IDE)

Arduino Intergrated Development Environment (IDE) adalah perangkat


lunak yang fungsinya untuk menulis dan meng-upload kode dari komputer
kepapan fisik Arduino dengan menggunakan bahasa C++ yang sudah
disederhanakan, yang sering disebut Sketch membuat platform arduino mudah
untuk digunakan. Arduino IDE terdiri dari [12]:
1. Editor Program: sebuah window yang memungkinkan pengguna
menulis dan mengedit program.
2. Compiler: sebuah modul yang mengubah kode program (Sketch)
menjadi kode binner.
3. Uploader: sebuah modul yang memuat kode biner dari komputer ke
dalam memori di dalam papan Arduino.

Anda mungkin juga menyukai