Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH LAPORAN KEUANGAN BERSAMA PT.

PLN
(PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA)

DI SUSUN OLEH :
- FIRDA AZIZAH HAFIZ
- SITI SEKAR APRIANTI
- SYAHDI MAULANA IBRAHIM

SMA NEGERI 1 CIAMPEA


TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Jalan Raya Cibadak Km. 15 Bogor. Tlpn (0251)8628156 Kode Pos 16620 Kabupaten Bogor

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat tuhan yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami membahas mengenaiPT.PLN
Makalah ini di buat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk
membantu menyelesaikan tentang dan hambatan selama mengerjakan
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih yang
sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak yang kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk
memberikan saran serta yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif
dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan malakah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

DAFTAR ISI
Lembar Judul ....................................................................................
Daftar isi ...........................................................................................
BAB I

BAB II

i
ii

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................
B. Rumusan Masalah .........................................................
C. Tujuan Penelitian ...........................................................

1
1
1

PEMBAHASAN
A. Pengertian Perusahaan Jasa ..........................................
B. Pengertian PLN ..............................................................
C. Sejarah PLN ...................................................................

2
2
223

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................... 1819
B. Hasil ..............................................................................
24
C. Saran .............................................................................
25
LAMPIRAN...........

ii

26

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada Era Globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu
pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar.
Perusahaan yang ingin survai harus mempunyai niai lebih yang
menjadikan perusahaan terseut berapa dengan perusahaan lain.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian PLN
2. Sejarah PLN
3. Bagaimana perkembangan berdirinya PLN?
4. Apa saja peralatan yang dipakai untuk PLN?
5. Kapan berdirinya PLN?

C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penulisan membuat karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memenuhi tugas Ekonomi kelas XII.
2. Untuk mengasah kreativitas dalam menyampaikan gagasan dalam
bantuk tulisan, sehingga nantinya penulis memiliki bekal membuat
karya tulis di kemudian hari.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada penulis terhadap
pentingnya listrik terhadap kehidupan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PERUSAHAAN JASA

Perusahaan jasa adalah perusahan yang kegiatan bisnis utamanya


menyediakan pelayanan jasa.

B. PENGERTIAN PT.PLN
PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara) merupakan jenis perusahaan
jasa. Karena PLN menyediakan jasa dalam bidang kelistrikan untuk
masyarakat.

C. Ciri ciri perusahaan jasa

1. Pendapatan berasal dari penjualan jasa


2. Dalam proses memproduksi jasa, bisa atau tidak memerlukan
bantuan dari produk fisik
3. Jasa yang diberikan tidak sama, jadi masing-masing konsumen
dapat memperoleh jenis pelayanan yang berbeda
4. Biasanya tingkat harganya memiliki sifat yang tidak mutlak
Macam-macam perusahaan jasa

1) Pengertian PLN
Perusahaan Listrik Negara (disingkat PLN) atau nama resminya
adalah PT. PLN (Persero) adalah sebuah BUMN yang mengurusi
semua aspek kelistrikan yang ada di Indonesia. Direktur Utamanya
adalah Sofyan Basir (sebelumnya adalah Direktur Utama Bank
Rakyak Indonesia), menggantikan Nur Pamudji.Ketenagalistrikan di
Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkitan tenaga listrik untuk
keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan
umum dimulai sejak perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM
memperluas usahanya di bidang tenaga listrik, yang semula hanya
bergerak di bidang gas. Kemudian meluas dengan berdirinya
perusahaan swasta lainnya.
2) Sejarah PLN

Pelat peringatan tua di gardu listrik


Masa Kolonial Hindia Belanda
Kelistrikan di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1897 ketika
perusahaan listrik pertama yang bernama Nederlandche Indische
Electriciteit Maatschappij (NIEM atau Perusahaan Listrik Hindia
Belanda), yang merupakan perusahaan yang berada di bawah N.V.
Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co.
Perusahaan ini berpusat di Amsterdam, Belanda. Di Batavia, NIEM
membangun PLTU di Gambir di tepi Sungai Ciliwung. PLTU
berkekuatan
3200+3000+1350
kW
tersebut
merupakan
pembangkit listrik tenaga uap pertama di Hindia Belanda dan
memasok kebutuhan listrik di Batavia dan sekitarnya. Saat ini PLTU
tersebut sudah tidak ada lagi.NIEM berekspansi ke Surabaya
dengan
mendirikan
perusahaan
gas
yang
bernama
Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM) hingga
akhir abad XIX. Pada tahun 1909, perusahaan ini diberi hak untuk
membangun beberapa pembangkit tenaga listrik berikut sistem
distribusinya ke kota-kota besar di Jawa.
ANIEM (1909-1942)
Kantor Pusat NV ANIEM di Jalan Embong, Surabaya
Di Surabaya, perusahaan gas NIGM (Nederlandsche Indische
Gas Maatschappij) pada tanggal 26 April 1909 mendirikan anak
perusahaan Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit
Maatschappij (ANIEM). Dalam waktu yang tidak berapa lama,
ANIEM berkembang menjadi perusahaan listrik swasta terbesar di

Indonesia dan menguasai sekitar 40% dari kebutuhan listrik di


dalam negeri. ANIEM juga melakukan percepatan ekspansi seiring
dengan permintaan listrik yang tinggi. Pada 26 Agustus 1921
perusahaan ini mendapat konsesi di Banjarmasin yang kontraknya
berlaku hingga 31 Desember 1960. Pada tahun 1937 pangelolaan
listrik di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan diserahkan
kepada ANIEM.
Sebagai perusahaan yang menguasal hampir 40% kelistrikan di
Indonesia, ANIEM memiliki kinerja yang cukup baik dalam melayani
kebutuhan listrik. Sebagaimana telah disebutkan di atas, ANIEM
memiliki wilayah pemasaran di Jawa Tengah, Jawa Timur dan
Kalimantan. Untuk melayani wilayah pemasaran yang luas ini,
ANIEM menerapkan kebijakan desentralisasi produksi dan
pemasaran dengan cara membentuk anak perusahaan. Dengan
demikian maka listrik diproduksi secara sendiri-sendiri di berbagai
wilayah oleh perusahaan yang secara langsung menangani proses
produksi tersebut. Dengan demikian kinerja perusahaan menjadi
amat efektif, terutama dari segi produksi dan pemasaran.
Beberapa perusahaan yang merupakan bagian dari ANIEM antara
lain :
1) NV ANIEM di Surabaya dengan perusahaan-perusahaan di
Banjarmasin, Pontianak, Singkawang, Banyumas dan Magelang.
2) NV Oost Java Electriciteits Maatschappij (OJEM) di
Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Lumajang,
Tuban dan Situbondo.
3) NV Solosche Electriciteits Maatschappij (SEM) di Surabaya
dengan perusahaan-perusahaannya di Solo, Klaten, Sragen,
Yogyakarta, Kudus dan Semarang.
4) NV Electriciteits Maatschappij Banjoemas (EMB) di Surabaya
dengan perusahaan-perusahaannya di Purwokerto, Banyumas,
Purbalingga, Sokaraja, Cilacap, Gombong, Kebumen, Wonosobo,
Maos, Kroya, Sumpyuh dan Banjarnegara.
5) NV Electriciteits Maatschappij Rembang (EMR) di Surabaya
dengan perusahaan-perusahaannya di Blora, Cepu, Rembang,
Lasem dan Bojonegoro.
6) NV Electriciteits Maatschappij Sumatra (EMS) di Surabaya
dengan
perusahaan-perusahaannya
di
Bukit
Tinggi,
Payakumbuh, Padang Panjang dan Sibolga.
7) NV Electriciteits Maatschappij Bali en Lombok (EBALOM) di
Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Singaraja,
Denpasar, Gianyar, Tabanan, Klungkung, Ampenan, Gorontalo,
dan Ternate.

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


1906 PLTA PAKAR dan PLTM SALIDO KECIL

Waterkrachtwerk Bengkok aan de Tjikapoendoeng, Bandung


Secara resmi, kelistrikan menggunakan pembangkit listrik
tenaga air (PLTA) di Hindia Belanda dimulai pada tahun 1906, saat
PLTA Pakar dengan sumber air dari Sungai Cikapundung dengan
kekuatan 800 KW diresmikan dan diberi nama Waterkrachtwerk
Pakar aan de Tjikapoendoengnabij Dago di Bandung, Jawa
Barat. Pada tahun 1913, PLTA tersebut mulai dikelola BEM
(Bandoengsche Electriciteits Maatschappij) dan dapat
dianggap sebagai salah satu pionir dalam pembangkitan listrik
dengan tenaga air.
Ada sumber lain yg mengatakan bahwa sebelum PLTA Pakar
dibangun, sebuah PLTM (Pembangkit Listrik Mikro Hidro atau PLTA
berskala mikro/kecil) berkapasitas 330 KW telah dibangun di
Gunung Harun, di daerah yg sekarang termasuk Kanagarian
Tambang Kecamatan IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera
Barat. Pembangkit listrik yg dinamai PLTM Salido Kecil ini
awalnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di tambang
Gunung Harun. Sayangnya catatan kapan persisnya PLTM ini
dibangun tidak ada, hanya diperkirakan akhir abad XIX saja.
1917 - Waterkraht Bureau
Pada tahun 1917, Biro Tenaga Air (Waterkraht Bureau) di
bawah Jawatan Perkeretaapian Negara (SS - Staatspoorwegen)
diubah kedudukannya menjadi Jawatan Tenaga Air dan Listrik
(Dienst voor Waterkracht en Electriciteit). Dengan begitu,
jawatan tersebut mulai bergerak dalam pengembangan kelistrikan
hingga penggunaan secara ekonomis dari sumber-sumber tenaga
air tersedia.Jawatan tersebut tak hanya mengurus pemberian
lisensi-lisensi untuk tenaga air dan listrik, tetapi juga mengawasi
pula kesamaan instalasi - instalasi listrik di seluruh Indonesia.
1920 - GEBEO

Pada 1920 didirikan Perusahaan Listrik Umum Bandung


sekitarnya (Gemeenschappelijk Electrisch Bedrif Bandoeng
en Omstreken disingkat GEBEO), dengan modal dari pemerintah
dan swasta. Kemudian, maskapai tersebut mengambil alih PLTA
Pakar di Bandung dan PLTA Cijedil (2x174 KW dan 2x220 KW) di
Cianjur. Selanjutnya bekerjasama dengan perusahaan listrik negara
untuk memasok listrik kepada masyarakat. Direksi bagian swasta
dipegang oleh perusahaan swasta NV Maintz & Co. Pada 1934,
Dienst voor Waterkraht an Electriciteit diubah menjadi
Electriciteitswezen (Kelistrikan) singkatnya E.W.
Perusahaan ini membagi 2 wilayah pengelolaannya:
1. Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran Tinggi Bandung (Land
swater kracht bedijf Bandoeng), yg terdiri dari 2 sektor:
A. Sektor Priangan
PLTA-PLTA, yaitu Bengkok (3x1050 KW) dan Dago (1x
700KW) pada 1923 dengan menggunakan sumber air dari
Sungai Cikapundung, selanjutnya Plengan (3x1050 KW,
1923), ditambah 2000 KW (1962) dan Lamajan dengan
kapasitas 2x6400 KW (1924), dan ditambah 6400 KW pada
1933 dengan sumber air Sungai Cisangkuy dan Sungai
Cisarua.
Sebagai cadangan air untuk musin kemarau dibangun
situ Cileunca (9,89 Juta M3 air) pada 1922 dan Cipanunjang
(21,8 Juta M3 air) pada 1930. Untuk mencapai jumlah
banyaknya air seperti tersebut, maka bendungan Pulo,
Playangan dan Cipanunjang' dipertinggi pada 1940,
sedangkan situ-situnya mendapat tambahan air dari sungaisungai sekitarnya. Dari PLTA Plengan dibangun jalur
transmisi 30 KV sepanjang 80 Km ke GI-GI Sumadra, Garut
dan Singaparna untuk menghantarkan tenaga listrik ke
bagian Priangan Timur. Selanjutnya dari GI Kiaracondong
dibangun jalur transmisi 30 KV ke GI Rancaekek hingga
Sumedang ke Priangan Utara - Timur dan kemudian hingga
PLTA Parakan. Kini tegangan Sumedang - Parakan sudah
menjadi 70 KV.
Dari PLTA Lamajan pada 1928 dibangun jalur transmisi
30 KV (kemudian 70 KV) ke GI Padalarang, Purwakarta dan
Kosambi untuk daerah Priangan Barat dan pada tahun 1966
dari Kosambi ke Cawang. Di tahun 1920 dibangun PLTU
Dayeuhkolot (2x750 KW) untuk keperluan pemancar radio
ke luar negeri, namun pada 1940 dibongkar dan kemudian
menjadi PLTD Dayeuhkolot (2x550 KW). Kini seluruhnya
telah tiada dan bangunan menjadi GI Dayeuhkolot, gudang,
dan bengkel Dayeuhkolot yang sudah ada duluan. Pada
1928 dibangun Central Electriciteit Laboratorium,
disingkat CEL di komplek Sekolah Tinggi Tinggi
(Technische Hooge School) Bandung, yang meliputi
pekerjaan testing dan perbaikan peralatan listrik. Kini CEL
telah diserahkan kepada Institut Teknologi Bandung (ITB).

B. Sektor Cirebon
Berhubungan dengan rencana pembangunan PLTA
Parakan (4x2500KW) pada tahun 1939 didirikan Perusahaan
Tenaga Air Negara Cirebon (Landswaterkrachtbedrijf
Cirebon). Kota Cirebon dan sekitarnya dahulu mendapat
energi listrik dari PLTD Kebonbaru kepunyaan maskapai Gas
Hindia Belanda (Nederland Indische Gas Maatschappij atau
NIGM).
2. Perusahaan
Tenaga
Air
Negara
Jawa
Barat
(Landswaterkrachtbedrift West Java)
Perusahaan ini mempunyai PLTA Ubrug (2x5400 KW) pada
tahun 1924 ditambah dengan 1x6300 KW pada tahun lima
puluhan dan PLTA Kracak (2x5500 KW) pada tahun 1929,
kemudian ditambah dengan 1x5500 KW. Kedua PLTA tersebut
dengan perantaraan transmisi 70 kV dihubungkan bersama ke
GI di Bogor dan dari sini dihantarkan dengan jaringan transmisi
70 kV ke Jakarta dengan GI-GI Cawang, Meester Cornelis
(Jatinegara), Weltevreden (Gambir), dan Ancol.
Dari PLTA Ubrug pada 1926 dibangun jalur transmisi 30 KV
ke GI Lembursitu sepanjang 16 km untuk Sukabumi dan
sekitarnya. Dari PLTA Kracak pada 1931 dibangun jalur
transmisi 30 kV sepanjang 57 km untuk Rangkasbitung dan
sekitarnya.
Catatan:
1. PLTA Pakar dan PLTA Bengkok di Dago Bandung masih
beroperasi sampai sekarang di bawah pengelolaan PT
Indonesia Power UBP Saguling.
2. PLTM Salido Kecil sempat mangkrak pada tahun 1959 akibat
turbinnya diterjang banjir Sungai Salido Kecil, kemudian
pada 1978 dikelola PT Anggrek Mekar Asri sampai sekarang
memasok listrik untuk kota Painan dan sekitarnya.
Masa Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
Seandainya sejarah bisa berandai-andai, tentu bangsa
Indonesia akan dilayani oleh sistem kelistrikan yang amat
efektif dari sebuah sistem usaha peninggalan kolonial
Belanda. Sayang, kinerja yang amat baik dari ANIEM harus
terputus karena pendudukan tentara Jepang di Indonesia
pada tahun 1942. Sejak pendudukan tentara Jepang,
perusahaan listrik diambil alih oleh pemerintah Jepang.
Urusan kelistrikan di seluruh Jawa kemudian ditangani oleh
sebuah lembaga yang bernama Djawa Denki Djigjo
Kosja. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Djawa
Denki Djigjo Sja dan menjadi cabang dari Hosjoden
Kabusiki Kaisja yang berpusat di Tokyo. Djawa Denki
Djigjo Sja dibagi menjadi 3 wilayah pengelolaan yaitu Jawa
Barat diberi nama Seibu Djawa Denki Djigjo Sja yang
berpusat di Jakarta, di Jawa Tengah diberi nama Tjiobu
Djawa Denki Djigjo Sja dan berpusat di Semarang, dan di
Jawa Timur diberi nama Tobu Djawa Denki Djigjo Sja

yang berpusat di Surabaya.Pengelolaan listrik oleh Djawa


Denki Djigjo Sja berlangsung sampai Jepang menyerah
kepada Sekutu dan Indonesia merdeka. Ketika Jepang
menyerah kepada Sekutu, para pekerja yang bekerja di Tobu
Djawa Denki Djigjo Sja berinisiatif untuk menduduki
lembaga pengelola listrik tersebut dan mencoba mengambil
alih pengelolaan.
Untuk menjaga agar listrik tidak menjadi sumber
kekacauan, pada 25 Oktober 1945 pemerintah membentuk
Djawatan Listrik dan Gas Bumi yang bertugas untuk
mengelola kelistrikan di Indonesia yang baru saja merdeka.
Usaha untuk mengelola kelistrikan ternyata bukanlah
pekerjaan yang mudah, di samping karena status
kepemilikan pembangkit-pembangkit yang belum jelas juga
karena minimnya pengalaman pemerintah dalam bidang
kelistrikan. Sebagian besar pembangkit rusak parah karena
salah urus pada masa pendidikan tentara Jepang.
Masa Kemerdekaan Indonesia (1945 - sekarang)
Setelah diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia,
tanggal 17 Agustus 1945, perusahaan listrik yang dikuasai
Jepang direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan
September 1945, lalu diserahkan kepada pemerintah
Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Oktober 1945
dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas oleh Presiden Soekarno.
Waktu itu kapasitas pembangkit tenaga listrik hanyalah
sebesar 157,5 MW.
Peristiwa
- Tanggal 1 Januari 1961, dibentuk BPU - PLN (Badan
Pimpinan Umum
Perusahaan Listrik Negara) yang
bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
- Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan
dibentuk 2 perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik
Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan
Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengelola gas.
Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar
300 MW.
- Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status
Perusahaan Listrik Negara sebagai Perusahaan Umum
Listrik Negara (PLN).
- Tahun 1990 melalui peraturan pemerintah No 17, PLN
ditetapkan
sebagai
pemegang
kuasa
usaha
ketenagalistrikan.
- Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan
kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis
penyediaan tenaga listrik.
- Tahun 2013, PLN Raih Peringkat 1 Keterbukaan Informasi
Publik 2013[5]
- Tahun 2014, PLN masuk dalam Fortune Global 500 di
urutan 477 perusahaan terbesar dunia.

Tahun 2015, PLN masuk kembali dalam Fortune Global


500 di urutan 480 perusahaan terbesar dunia.
- Tahun 2016, PLN masuk Peringkat 46 Besar Dunia Dalam
Getting Electricity.
Unit-unit PLN
Unit PT. PLN (Persero) dibagi dalam beberapa Wilayah
untuk mengurusi Pembangkitan, Penyaluran (Transmisi) dan
Pengaturan Beban, dan Distribusi kepada pelanggan.
Namun khusus untuk kawasan dengan listrik terinterkoneksi
Jawa - Bali bagian unit-unit dibagi tersendiri, untuk
Pembangkitan tersendiri, Penyaluran (Transmisi) tersendiri,
Pengaturan Beban tersendiri dan Distribusi tersendiri.
Khusus
untuk
pembangkitan
listrik
kebanyakan
pembangkitan listrik di Indonesia dipasok oleh Perusahaan
Swasta walaupun ada beberapa milik PLN. Untuk transmisi
Sumatera ada unit induk PLN P3B Sumatera, namun untuk
urusan Distribusi masih berada di unit induk Wilayah (belum
ada unit induk Distribusi). (Keterangan: Untuk Listrik
Interkoneksi Jawa-Bali Unit PLN ada di Romawi I, II, dan III.
Untuk daerah selain Jawa-Bali unit PLN bernama wilayah di
romawi V)
Dibawah ini adalah unit-unit dibawah PT. PLN (Persero) :
1. Kelompok Unit Distribusi
1) PLN Distribusi DKI Jakarta Raya, berkedudukan di Jakarta
2) PLN Distribusi Jawa Barat, berkedudukan di Bandung
3) PLN Distribusi Banten, berkedudukan di Serang
4) PLN Distribusi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta,
berkedudukan di Semarang
5) PLN Distribusi Jawa Timur, berkedudukan di Surabaya
6) PLN Distribusi Bali, berkedudukan di Denpasar
7) PLN Distribusi Lampung, berkedudukan di Bandar
Lampung
Unit dibawah PLN Distribusi
Area Pengaturan Distribusi (APD) : sub-unit untuk
pengaturan pembebanan di sisi Distribusi ke pelanggan
Area : Setara dengan APD, yaitu sub-unit untuk
pelayanan pelanggan dan pelayanan Jaringan listrik
Distribusi
Rayon : Sub-unit dibawah Area yang membantu
pengurusan pelayanan pelanggan dan Pelayanan
Jaringan Listrik Distribusi lebih dekat
Posko (KP) : Sub-unit dibawah rayon yang langsung
turun jika ada gangguan karena dekat.
2. Kelompok Unit Transmisi
Pada awalnya Unit Penyaluran dan Pengaturan Beban
Jawa-Bali disatukan dalam satu unit dengan nama PLN
Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (PLN P3B
JB), namun pada akhir 2015 unit penyaluran dan
pengaturan beban dipisah dengan pembagian 3 wilayah
-

penyaluran dan satu pusat pengaturan beban dengan 5


wilayah. Namun untuk Transmisi Interkoneksi Sumatera
tetap PLN P3B Sumatera karena unit nya masih dalam
bentuk Wilayah. Unit induk transmisi antara lain :
1) PLN Transmisi Jawa Bagian Barat, berkedudukan di
Depok
2) PLN Transmisi Jawa Bagian Tengah, Berkedudukan di
Bandung
3) PLN Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali, berkedudukan
di Sidoarjo
Unit dibawah PLN Transmisi / Penyaluran
Area Pelaksana Pemeliharaan (APP) : Sub-Unit untuk
melakukan pemeliharaan peralatan Penyaluran Energi
Listrik (Transmisi)
Basecamp : Sub-Unit dibawah APP
Gardu Induk : Gardu Induk ada di bawah APP diatur
dibawah Basecamp tempat mentransformasikan energi
listrik atau sub-station listrik dari pembangkitan untuk
sampai ke pelanggan.
3. Kelompok Unit Penyaluran dan Pusat Pengaturan
Beban
1) PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali (P2B Jawa Bali),
berkedudukan di Gandul, Jakarta (Jawa-Bali Control
Center / JCC)
2) PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
(P3B Sumatera), berkedudukan di Pekanbaru
Unit dibawah PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa Bali
Area Pengaturan Beban (APB) : Sub-unit untuk
melakukan pengaturan beban secara keseluruhan dari
Pembangkitan, Transmisi dan sampai ke konsumen dengan
komunikasi dengan APD dan Gardu Induk. ada 5 wilayah
dibawah P2B JB yaitu :
1) PLN Area Pengaturan Beban Jakarta dan Banten,
berkedudukan di Cawang, Jakarta (Region Control Center
/ RCC Cawang)
2) PLN Area Pengaturan Beban Jawa Barat, berkedudukan
di Bandung (Region Control Center / RCC Cigereleng)
3) PLN Area Pengaturan Beban Jawa Tengah dan DIY,
berkedudukan di Semarang (Region Control Center / RCC
Ungaran)
4) PLN Area Pengaturan Beban Jawa Timur, berkedudukan
di Sidoarjo (Region Control Center / RCC Waru)
5) PLN Area Pengaturan Beban Bali, berkedudukan di
Denpasar (Region Control Center / RCC Bali)
4. Kelompok Unit Pembangkitan
1) PLN
Pembangkitan
Sumatera
Bagian
Utara,
berkedudukan di Medan
2) PLN
Pembangkitan
Sumatera
Bagian
Selatan,
berkedudukan di Palembang

10

3) PLN Pembangkitan Jawa Bali, berkedudukan di


Yogyakarta
4) PLN Pembangkitan Tanjung Jati B, berkedudukan di
Jepara
5) PLN Pembangkitan Lontar, berkedudukan di Semarang
5. Kelompok Unit Wilayah
1) PLN Wilayah Aceh, berkedudukan di Banda Aceh
2) PLN Wilayah Sumatera Utara, berkedudukan di Medan
3) PLN Wilayah Sumatera Barat, berkedudukan di Padang
4) PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, berkedudukan di
Pekanbaru
5) PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu,
berkedudukan di Palembang
6) PLN Wilayah Bangka Belitung, berkedudukan di
Pangkalpinang
7) PLN Wilayah Kalimantan Barat, berkedudukan di
Pontianak
8) PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,
berkedudukan di Banjar Baru
9) PLN Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara
berkedudukan di Balikpapan
10) PLN Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan
Gorontalo, berkedudukan di Menado
11) PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan
Sulawesi Barat, berkedudukan di Makasar
12) PLN Wilayah Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di
Mataram
13) PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur, berkedudukan di
Kupang
14) PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara, berkedudukan di
Ambon
15) PLN Wilayah Papua dan Papua Barat, berkedudukan di
Jayapura
6. Kelompok Unit Induk Proyek
1) PLN Unit Induk Proyek Pembangkitan Sumatera I (UIP I),
berkedudukan di Palembang
2) PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Utara II (UIP II),
berkedudukan di Medan
3) PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Tengah,
berkedudukan di
4) PLN Unit Induk Proyek Sumatera Bagian Selatan (UIP III),
berkedudukan di Palembang
5) PLN Unit Induk Proyek Interkoneksi Sumatera Jawa (UIP
IV), berkedudukan di Jakarta
6) PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Barat (UIP V),
berkedudukan di Jakarta
7) PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah I (UIP VI),
berkedudukan di Bandung

11

8) PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali I (UIP
VII), berkedudukan di Surabaya
9) PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Timur dan Bali II (UIP
VIII), berkedudukan di Surabaya
10) PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Timur (UIP IX),
berkedudukan di Balikpapan
11) PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Tengah (UIP X),
berkedudukan di Balikpapan
12) PLN Unit Induk Proyek Kalimantan Bagian Barat,
berkedudukan di
13) PLN Unit Induk Proyek Nusa Tenggara (UIP XI),
berkedudukan di Mataram
14) PLN Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Utara (UIP XII),
berkedudukan di Makassar
15) PLN Unit Induk Proyek Sulawesi Bagian Selatan (UIP XIII),
berkedudukan di Makassar
16) PLN Unit Induk Proyek Papua (UIP XIV), berkedudukan di
Papua
17) PLN Unit Induk Proyek Maluku (UIP XV), berkedudukan di
Papua
18) PLN Unit Induk Proyek Jawa Bagian Tengah II (UIP XVI),
berkedudukan di Yogyakarta
7. Kelompok Unit Penunjang
1) PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan, berkedudukan di
Jakarta
2) PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan, berkedudukan di
Jakarta
3) PLN
Pusat
Pemeliharaan
Ketenagalistrikan,
berkedudukan di Bandung
4) PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan, berkedudukan
di Jakarta
5) PLN Pusat Manajemen Konstruksi, berkedudukan di
Semarang
6) PLN Pusat Sertifikasi, berkedudukan di Jakarta
PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan
PLN adalah perusahaan yang memiliki Pusat Pendidikan
dan Pelatihan (PLN PUSDIKLAT) sendiri bagi para
pegawainya, Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang bisa
disebut (Corporate University) digunakan sebagai kampus
atau tempat pendidikan bagi pegawai PLN ataupun pegawai
dari perusahaan lain (bisa anak perusahaan atau BUMN lain)
yang ingin belajar mengenai kelistrikan dan manajemen
khususnya di bidang kelistrikan. PLN PUSDIKLAT punya
beberapa Unit Pendidikan dan Latihan (PLN UDIKLAT) yang
tersebar di beberapa tempat dan beberapa UDIKLAT fokus
terhadap pembelajaran tertentu, Daftar PLN UDIKLAT
diantaranya adalah,
1) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Bogor (UDIKLAT
BOGOR) (Project Academy)

12

2) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Jakarta (UDIKLAT


JAKARTA) (Leadership Academy & Corporate Culture
Academy)
3) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Suralaya (UDIKLAT
SURALAYA) (Primary Energy & Power Generation
Academy)
4) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Semarang (UDIKLAT
SEMARANG) (Transmission & Live Line Maintenance
Academy)
5) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Pandaan (UDIKLAT
PANDAAN) (Distribution & Commerce Academy)
6) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Tuntungan, Medan
(UDIKLAT TUNTUNGAN)
7) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Padang (UDIKLAT
PADANG)
8) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Palembang (UDIKLAT
PALEMBANG)
9) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Makassar (UDIKLAT
MAKASSAR)
10) PLN Unit Pendidikan dan Latihan Banjarbaru, Kalimantan
Selatan (UDIKLAT BANJARBARU)
11) PLN Unit Assesment Center, di Jakarta
12) PLN Unit Sertifikasi, di Jakarta
Anak Perusahaan PLN
1) PT Pelayanan Listrik Nasional Batam (PT PLN Batam),
berkedudukan di Batam, Kepulauan Riau
2) PT Pelayanan Listrik Nasional Tarakan (PT PLN Tarakan),
berkedudukan di Tarakan, Kalimantan Utara
3) PT Indonesia Power (PT IP), berkedudukan di Jakarta
4) PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB), berkedudukan di
Surabaya
5) PT Indonesia Comnets Plus (PT ICON+), berkedudukan di
Jakarta
6) PT PLN Batubara, berkedudukan di Jakarta
7) PT Pengembangan Listrik Nasional Geothermal (PT PLNG), berkedudukan di Jakarta
8) PT Prima Layanan Nasional Enjiniring (PT PLN-E),
berkedudukan di Jakarta
9) PT Pelayaran Bahtera Adhiguna, berkedudukan di Jakarta
10) PT Haleyora Power, berkedudukan di Jakarta
11) Majapahit Holding BV, berkedudukan di Amsterdam,
Belanda
12) PT Geo Dipa Energi, berkedudukan di Jakarta
LOGO PLN

13

Elementelement Dasar Lambang/Logo Perusahaan Listrik


Negara
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal
Menjadi bidang dasar bagi elemen-elemen lambang
lainnya, melambangkan bahwa PT PLN (Persero)
merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir
dengan
sempurna.
Berwarna
kuning
untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan
PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi
kehidupan masyarakat. Kuning juga melambangkan
semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan
yang berkarya di perusahaan ini.
2. Petir atau Kilat
Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di
dalamnya sebagai produk jasa utama yang dihasilkan
oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja
cepat dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam
memberikan solusi terbaik bagi para pelanggannya.
Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN
sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan
kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan
perusahaan serta keberanian dalam menghadapi
tantangan perkembangan jaman.
3. Tiga Gelombang
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan
oleh tiga bidang usaha utama yang digeluti perusahaan
yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna memberikan layanan terbaik bagi
pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan
kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik
yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang
dimiliki insan-insan perusahaan dalam memberikan
layanan terbaik bagi para pelanggannya.
LOGO PLN BERSIH

14

Pada tahun 2012, Direktur Utama PT. PLN (Persero) Nur


Pamudji mempublikasikan logo PLN bersih, tujuannya untuk
menunjukan kepada masyarakat bahwa PLN berkomitmen
untuk membangun instansi yang bebas dari praktik Korupsi,
Kolusi, dan Nepotisme (KKN), dengan cara membatasi tatap
muka antara pelanggan dengan petugas PLN dengan sistem
online dan call center yang disediakan PLN yaitu telepon ke
nomor (kode area) 123.
KONSUMSI LISTRIK DI INDONESIA
Konsumsi listrik Indonesia secara rata rata adalah 473
kWh/kapita pada 2003. Angka ini masih tergolong rendah
dibandingkan rata rata konsumsi listrik dunia yang
mencapai 2215 kWh/kapita (perkiraan 2005). Dalam daftar
yang dikeluarkan oleh The World Fact Book, Indonesia
menempati urutan 154 dari 216 negara yang ada dalam
daftar.
Menurut koran Sindo hari Senin tanggal 9 Juni 2008
halaman 5, daftar konsumsi listrik perdaerah di Indonesia
adalah (dalam satuan)
1) Maluku: 176.08
2) NTB: 119.27
3) Papua: 180.11
4) NTT: 64.32
5) Rata-rata nasional: 352.59
Pada tahun 2014 total kapasitas terpasang di Indonesia
sebesar 39.257,53 MW terdiri dari 5.007 unit pembangkit
dengan 31.062,19 MW terletak di Pulau Jawa. Beban puncak
pada tahun 2014 mencapai 33.321,56 MW dan beban
puncak pada sistem interkoneksi Jawa-Bali mencapai 23.900
MW. Jumlah pelanggan listrik pada tahun 2014 di Indonesia
adalah 57.493.234 meningkat dari tahun 2013 yaitu
53.996.520, rasio elektrifikasi menjadi 81,70 %.
PLN PUSAT PEMELIHARAAN KETENAGALISTRIKAN
PLN
Pusat
Pemeliharaan
Ketenagalistrikan
(PLN
Pusharlis) merupakan salah satu unit yang berada di
lingkungan PT PLN (Persero) yang bergerak dalam bidang
maintenance, repair dan overhaul (MRO) Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) serta engineering, procurement dan

15

construction (EPC) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


skala kecil. Keberadaan PLN Pusharlis memiliki sejarah yang
cukup panjang yang mengalami perubahan nama hingga 3
kali.
PLN Unit Bisnis Jasa Perbengkelan (PLN JASBENG)
Berawal dari keinginan manajemen PLN untuk
memaksimalkan potensi bengkel-bengkel milik PLN untuk
dapat berperan dalam penanganan pemeliharaan aset milik
PLN. Maka pada tahun 1997 berdasarkan Keputusan Direksi
No. 101.K/023/DIR/1997, didirikanlah oleh PLN sebuah unit
yang khusus mengelola bengkel-bengkel tersebut di dalam
satu unit bisnis tersendiri yang dinamakan Unit Bisnis Jasa
Perbengkelan
atau
disingkat
PLN
Jasbeng
yang
berkedudukan di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa
Barat. Bengkel-bengkel yang digabung meliputi Bengkel
Pusat Klender,Jakarta; Bengkel Distribusi Jalan Banten
Bandung, Bengkel Mesin Dayeuhkolot (BMDK) Bandung, dan
Bengkel Distribusi Ngagel, Surabaya. Setelah digabung ke
dalam PLN Jasbeng masing-masing unit namanya diubah
menjadi Unit Produksi Klender (UPKL), Unit Produksi Banten
(UPBN), Unit Produksi Dayeuhkolot (UPDK), Unit Produksi
Ngagel (UPNG).
Pada tahun 2000 dibentuk 2 unit lagi dengan masingmasing memanfaatkan aset milik PLN Pikitring Jabar Jaya
menjadi Unit Produksi Merak (UPMR) dan milik PLN Distribusi
Jawa Tengah menjadi Unit Produksi Krapyak (UPKR).
PLN Jasa & Produksi (PLN J&P)
Sesuai Keputusan Direksi No. 29.K/010/DIR/2001 tanggal
20 Februari 2001 nama organisasi diubah menjadi PLN Jasa
& Produksi yang disingkat menjadi PLN J&P dan unit-unit
berubah menjadi:
1) Unit Produksi Jakarta Klender (UPJKL), berkedudukan di
Klender, Jakarta
2) Unit Produksi Bandung (UPBDG), berkedudukan di Jalan
Banten, Bandung
3) Unit Produksi Citarum(UPCTR), berkedudukan di
Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung
4) Unit Produksi Surabaya (UPSBY), berkedudukan di
Ngagel, Surabaya
5) Unit Produksi Merak (UPMRK), berkedudukan di
Pulomerak, Cilegon
6) Unit Produksi Semarang (UPSMG), berkedudukan di
Krapyak, Semarang
Pada tahun 2006 dibentuk Unit Produksi Bali (UPBLI),
berkedudukan di Denpasar yang memanfaatkan aset milik
PLN Distribusi Bali.
PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN
PUSHARLIS)

16

Sesuai Keputusan Direksi No. 067.K/DIR/2011 tanggal 25


Februari 2011 organisasi diubah menjadi PLN Pusat
Pemeliharaan Ketenagalistrikan (PLN Pusharlis) dengan
perubahan nama-nama unitnya menjadi:
1) Unit Workshop I (UWS I), berkedudukan di Dayeuhkolot,
Kabupaten Bandung
2) Unit Workshop II (UWS II), berkedudukan di jalan Banten,
Bandung
3) Unit Workshop III (UWS III), berkedudukan di Ngagel,
Surabaya
4) Unit Pelaksana Pemeliharaan I (UPP I), berkedudukan di
Pulomerak, Cilegon
5) Unit Pelaksana Pemeliharaan II (UPP II), berkedudukan di
Krapyak, Semarang
6) Unit Pelaksana Pemeliharaan III (UPP III), berkedudukan
di Klender, Jakarta
Tugas Utama PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan:
1) Melaksanakan penanganan Maintenance, Repair dan
Overhaul (MRO) ketenagalistrikan khususnya pada
PLTU 10.000 MW di luar Jawa Bali dan melaksanakan
Maintenance,
Repair
dan
Overhaul
(MRO)
berdasarkan penugasan dari PLN Pusat serta Unitunit PLN.
2) Melayani kebutuhan emergency repair dari Unit-unit
PLN secara cepat dan tepat.
3) Melaksanakan kegiatan Engineering, Procurement,
Construction (EPC) PLTA/PLTMH atas persetujuan /
penugasaan dari PLN Pusat.
4) Mengembangkan dan memproduksi hasil karya
inovasi.

LISTRIK PRABAYAR (LISTRIK PINTAR)

Pada tahun 2010 PLN mengeluarkan kebiajakan baru


untuk pembayaran listrik, yang dahulu pembayaran listrik
dengan paska bayar yaitu Pelanggan menggunakan energi
listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan

17

berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter,


menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar
Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang
terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik
jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekaning
listrik setelah waktu tertentu. Pada sistem listrik pintar
(Prabayar), pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu
untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya.
Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan
dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang
dilokasi Pelanggan melalui sistem token (pulsa) atau
stroom. Penggantian yang dilakukan jika berganti ke
layanan listrik prabayar hanya mengganti kwH meter yang
dahulu analog hanya untuk menghitung besarnya energi
listrik yang terpakai, sedangkan kwH meter listrik prabayar
menggunakan kwH khusus yang bisa dimasukan pulsa listrik
/ token / stroom dan ketika token listrik habis maka listrik
akan otomatis terputus. Namun PLN tidak mewajibkan
pelanggan menggunakan listrik prabayar, PLN hanya
memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menggunakan
listrik prabayar atau paskabayar
Perhitungan Listrik Prabayar
Penghitungan KWH Meter Listrik Pintar sama saja
dengan KWH Meter Analog karena telah melalui tahap
standarisasi Tera (tidak lebih mahal) dan harga Rp/kWh
Listrik sudah diatur dalam penyesuaian tarif tenaga listrik
melalui Peraturan Menteri ESDM nomor 31 tahun 2014
tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PT PLN
(Persero). Yang akan menentukan hemat atau boros adalah
perilaku pengunaan peralatan listrik oleh pelanggan. Serupa
dengan telepon, dengan Prabayar cenderung orang akan
berhemat, sebaliknya dengan Pascabayar cenderung orang
lebih boros karena kurang terkendali. Keuntungan Listrik
Prabayar :
Pemakaian listrik lebih terkendali
Tanpa ada sanksi pemutusan
Tanpa dikenakan denda keterlambatan
Tanpa Uang Jaminan Pelanggan
Tanpa ada pencatatan meter
Privasi tidak terganggu
Tidak dikenakan biaya beban bulanan
Kemudahan pembelian Token / STROOM
Pembelian disesuaikan kemampuan.
Tidak ada batas masa aktif (aktif selama kWH masih
tersisa)

18

A. KESIMPULAN

BAB III
PENUTUP

Pada awalnya pembayaran listrik membuat orang harus


mengantri di kantor PLN. Namun kini seiring perkembangan zaman
pembayaran rekening listrik dapat dilakukan secara online di loketloket atau bank yang bekerjasama dengan PLN, sehingga tidak perlu
lagi mengantri di kantor PLN. Dengan fasilitas online ini pelanggan

19

tidak lagi terikat pada satu tempat pembayaran sehingga dapat


melakukan pembayaran dimanapun pada bank-bank yang telah
bekerja sama dengan PLN. Berikut tempat pembayaran rekening
listrik secara online:
Melalui Kantor Pos
Pembayaran ini dilakukan di loket Kantor Pos. Jika pelanggan
memilih membayar dengan cara ini, pelanggan bisa
membayar di semua Kantor Pos atau Mobil Pos keliling yang
sudah terdaftar sebelumnya.
Melalui loket pembayaran PPOB (Payment Point Online
Banking) Mitra Perbankan, ATM, Internet Banking & SMS
Bangking.

B. HASIL

Yang kami ketahui hasil dari PLN tersebut ini sangat bagus dan
memudahkan masyarakat
1. Dalam melakukan kegiatan perusahaan, PT. PLN berusaha
semaksimal mungkin dalam menjalankannya. Dari keseluruhan
kegiatan yang PT. PLN jalankan pada tahun 2012, beberapa
diantaranya memberikan hasil yang efektif, yaitu:
1)
Memperkuat
implementasi e-procurement dalam
pengadaan barang dan jasa
2)
Melaksanakan joint-procurement untuk Material Distribusi
Utama
3)
Melakukan
penyederhanaan
proses
pengadaan
transformator tenaga
4)
Evaluasi kinerja mitra pemasok secara berkala
Kegiatan tersebut lebih diutamakan dalam proses pengadaan
alat-alat ketenaga listrikan. Diharapkan untuk tahun seterusnya
PT. PLN dapat memberikan hasil yang efektif dan lebih baik dari
sebelumnya.
2. Peralatan PLN
a. Ampere Meter
berfungi untuk mengukur arus pada suatu rangkaian
elektronika maupun rangkaian elektrikal, ampere meter
memiliki satuan A (ampere) atau biasa di tulis dengan rumus I,
dan ini susunan tangganya
b.Volt Meter
artinya tegangan, dan meter adalah satuan pengukuran.
Volt Meter digunakan untuk mengukur tegangan yang masuk
dalam suatu rangkaian
c. Ohm meter
berfungsi untuk megukur tahanan atau hambatan suatu
rangkaian
d.Kwh meter
Berfungsi untuk mengukur seberapa wattkah daya yang
dipakai oleh suatu rumah atau gedung
e. Megger

20

3.
4.

adalah
ketahanan
isolasi
dari
suatu
rangkaian
elektrik,biasa digunakan oleh para teknisi untuk mengukur
ketahanan isolasi suatu listrik bertegangan tinggi.
Tahun berdiri PLN yaitu January 1, 1965
PLN ini berdiri di PT. PLN - UPJ Semplakyang berada persis depan
jalan.berdirinya PLN di daerah bogor karena untukmendorong
pertumbuhan ekonomi nasional melalui penyediaan tenaga
listrik

C. Saran

Sebaiknya masyarakat Indonesia selalu tepat pada waktunya


membayar tagihan listrik dan menghemat daya listrik untuk masa
yang akan dating. pergunakan listrik sebaik mungin karna pepatah
mengatakan hemat pangkal kaya dan sebaiknya listrik di
pergunakan secukupnya dan tidak berlebihan

LAMPIRAN
21

22

Anda mungkin juga menyukai