Anda di halaman 1dari 7

Tak Pakai Pengaman, Teknisi Telkomsel Jatuh dari Tower

BATAM - Seorang teknisi tower Telkomsel, Ade Afrianto (34) tewas setelah terjatuh dari
ketinggian 36 meter, tadi siang. Korban diduga terpeleset saat berada di atas tower, dan jatuh
karena tidak menggunakan pelindung kerja. Menurut saksi mata dan juga teman seprofesi
korban, Moko, sekitar pukul 10.00 WIB, dia bekerja bersama korban dan Nanda, di tower PT
Telkomsel yang terletak di depan Perumahan Permata Bandara, Batu Besar.
"Dia memeriksa panel tower, membersihkan pekarangan tower, dan memeriksa semua lampu
yang ada. Kami bertiga bekerja sejak pagi, dan korban memeriksa lampu tower," katanya, kepada
wartawan, Selasa (3/3/2015).
Ditambahkan dia, dirinya dan Nanda saat itu sedang membawa peralatan kerja dan menuju
mobil. Saat itu, korban masih berada di atas tower mengganti lampu tower. Baru beberapa meter
meninggalkan tower, dia mendengar suara teriakan korban.
"Teriakan pertama, saya lihat korban masih berada di atas tower. Saat teriakan korban yang
kedua, saya melihat korban terjatuh dari puncak tower yang tingginya 36 meter," terangnya.
Melihat korban terjun bebas dari puncak tower, dia dan Nanda langsung kembali ke dalam tower.
Saat dia berada di dalam tower, dia melihat korban yang sudah terkapar dengan kondisi
mengenaskan.
"Saat melihat kondisi korban, kami kaget. Karena korban sudah meninggal dengan kondisi
mengenaskan," jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Lapangan CV Zaman Teknindo yang merupakan sub kontraktor
Telkomsel, Toko mengatakan, korban sudah bekerja dengannya sejak tujuh bulan belakangan.
Korban juga sudah berpengalaman sebagai teknisi tower, karena sudah tiga tahun belakangan ini
bekerja sebagai teknisi tower. "Saat kejadian korban sedang mengganti lampu tower, dan itu
merupakan pekerjaan terakhir," jelasnya.

Terpisah, Kanit I Polresta Barelang Iptu Nelson mengatakan, berdasarkan pengakuan teman kerja
korban, korban terjatuh saat bekerja di atas tower. "Menurut saksi, korban meninggal karena
kecelakaan kerja," ungkapnya.
Setelah melakukan olah TKP, korban dibawa ke RSBP untuk dilakukan visum. Sementara
keluarga korban, pasca kejadian sudah membuat laporan ke Polsek Nongsa dan istri korban
sudah menanti di rumah sakit. Pantauan di lokasi kejadian, korban mengalami luka pada bagian
kepala belakang. Bahkan, pinggang, paha dan kaki korban sebelah kanan mengalami patah
tulang.

BATAMNEWS.CO.ID - Seorang pekerja PT Jaman Tenindo, Ade Afrianto (30) tewas setelah
jatuh dari Base Transceiver Station (BTS) milik Telkomsel di Nongsa, Batam, Kepulauan Riau,
Selasa (3/3/2015).
Warga Perumahan Permata Bandara, Blok Z2 nomor 5, Nongsa, Batam ini jatuh dari ketinggian
sekira 15 meter, sekira pukul 13.45 WIB.
Ade diduga terpeleset ketika sedang melakukan pengerjaan maintenance tower. Korban jatuh lalu
mendarat di atas paving blok dengan posisi tertelungkup.
Korban mengalami luka di bagian kepala, tempurung kaki kanan pecah dan patah. Lokasi tower
Telkomsel tersebut berada tak jauh dari Sekolah Dasar (SD) Permata Nusantara.
"Dia (Ade) jatuh dari atas tower, saat sedang bekerja," kata Siti Rohmah, tetangga korban kepada
Batamnews.co.id, Selasa (3/3/2015).
Setelah terjatuh dari tower, Ade langsung meninggal di tempat dan dibawa ke Rumah Sakit
Badan Pengusahaan (RSBP) Batam, sekira pukul 14.35 WIB.
Ade bersama istri dan seorang anak laki-lakinya yang berusia 2,5 tahun baru satu malam tinggal
di Perumahan Permata Bandara.
"Mereka baru pindah ke Perumahan Permata Bandara," kata Siti Rohmah. Sebelumnya, korban
bersama keluarganya tinggal di Perumahan Pancur, Piayu, Batuaji.

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM
Seorang teknisi tower atau menar salah satu operator, Ade Afrianto (34), ditemukan tewas di
tempat karena jatuh dari tower yang berketinggian 36 meter yang berlokasi di Permata Bandara,
Batam Centre, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (3/3/2015) sekitar pukul 12.15 WIB.
Menurut Moko, teman korban, sebelumnya sekitar jam 10.00 WIB, dirinya bersama korban dan
seorang teman lainnya, Nanda, memeriksa panel tower, membersihkan pekarangan tower dan
memeriksa semua lampu pada tower tersebut.
Saat itu, korban bertugas memeriksa lampu. Ketika korban hendak menggantikan lampu yang
rusak di atas tower tersebut, ia terjatuh.
"Kami bertiga dari pagi bersih-bersih disini. Dia periksa lampu tower," kata Mako.
Kejadian berlangsung sekitar jam 12.15 WIB. Dirinya dan Nanda sedang membereskan peralatan
kerja dan menyimpannya ke mobil.
Saat itu, korban masih berada di atas tower karena hendak mengganti lampu tower. Selang
beberapa menit dan tak jauh dari lokasi tower, Mako mendengar ada suara teriakan.
"Saya dengar dia teriak pertama. Saya lihat dia masih di atas tower. Dia teriak kedua saya lihat
dia jatuh dari atas tower ke bawah," kata Mako.
Saat melihat korban terjatuh dari puncak tower, dirinya dan Nanda langsung lari mendekat dan
masuk ke dalam lokasi tower.
Mako melihat korban sudah terkapar dan bersimbah darah. Setelah diperiksa, ternyata korban
sudah tidak bernyawa.
"Setelah kami periksa kami kaget Karena dia sudah meninggal," ujarnya.

ANALISIS KASUS
1. Kondisi Bahaya
Potensi bahaya menunjukan adanya sesuatu yang potensial untuk mengakibatkan cedera
atau penyakit, kerusakan atau kerugian yang dapat dialami oleh tenaga kerja atau instansi.
Sedang kemungkinan potensi bahaya menjadi manifest, sering disebut resiko. Baik hazard
maupun resiko tidak selamanya menjadi bahaya, asalkan upaya pengendaliannya dilaksanakan
dengan baik.
Ditempat kerja, kesehatan dan kinerja seseorang pekerja sangat dipengaruhi oleh:
a. Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga upaya penempatan pekerja yang
sesuai dengan kemampuannya perlu diperhatikan
b. Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan, keterampilan, kesegaran jasmani,
ukuran tubuh, keadaan gizi dan sebagainya.
c. Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa faktor fisik, kimia, biologik,
ergonomik, maupun aspek psikososial.
pada kasus ini potensi bahanya adalah ketinggian
2. Sumber Bahaya
Base Transceiver Station (BTS)
3. Type Kecelakaan
Terjatuh dari ketinggian 36m akibat terpeleset
4. Akibat Kecelakaan
Terpeleset dan tidak mengenakan alat pengaman dan tidak menerapkan standar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3)

5. Tindakan Pencegahan yang Disarankan


a. Sebaiknya sebelum memulai pekerjaan kita harus menaati peraturan perusahaan dan
menerapkan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Demi untuk melindungi diri sendiri dan
tidak merugikan perusahaan. Dan memberi penghargaan dan sanksi terhadap penerapan K3 di
tempat kerja kepada tenaga kerja agar dapat memaksimalkan hasil K3 itu sendiri.
b. Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja, konseling dan Konsultasi mengenai
penerapan K3 bersama tenaga kerja, Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang
berkaitan dengan peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
c. Jangan melakukan pekerjaan diketinggian bila kondisi kesehatan tidak baik. Dilarang
melakukan pekerjaan diketinggian bagi penderita tekanan darah tinggi dan jantung atau
seseorang yang habis minum obat-obatan jenis analgesic antipiretik karena akan menyebabkan
kantuk.
d. Minimal bekerja di atas 2 M dan ada potensi bahaya jatuh, maka alat pelindung diri seperti
sabuk pengaman atau full body hardness harus digunakan.
e. Pastikan area kerja diketinggian kuat, tidak licin, mempunyai space atau ruangan yang cukup
untuk melakukan pergerakan atau manuver badan.

6. Foto

Anda mungkin juga menyukai