BAGUS ANDRIANSYAH
17511099
JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 1
Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2
Kecelakaan Kerja 3
Kasus Kecelakaan Kerja Proyek MRT 4
BAB III KESIMPULAN 5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (K3
2. Mengetahui dan memahami kecelakaan kerja dan jenisnya
3. Mengetahui penyebab kasus kecelakaan kerja proyek MRT Singapura
1
4. Mengetahui penanggulangan dari kasus kecelakaan kerja proyek MRT Singapura
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Kecelakaan Kerja
Menurut Permenaker No. 03/MEN/1998, kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang
tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan
atau harta benda.
Menurut Standar AS/NZS 4801:2001, kecelakaan kerja adalah semua kejadian yang
tidak direncanakan yang menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan,
kerusakan atau kerugian lainnya.
Menurut OHSAS 18001:2007, kecelakaan kerja adalah kejadian yang berhubungan
dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan cidera atau kesakitan (tergantung dari
keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat menyebabkan kematian.
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Jenis kecelakaan kerja berdasarkan akibat yang ditimbulkan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Kecelakaan kerja ringan, yaitu kecelakaan kerja yang perlu pengobatan pada hari itu
dan bisa melakakukan pekerjaannya kembali atau istirahat < 2 hari. Contoh: terpeleset,
tergores, terkena pecahan beling, terjatuh dan terkilir.
2. Kecelakaan kerja Sedang, yaitu kecelakaan kerja yang memerlukan pengobatan dan
perlu istirahat selama > 2 hari. Contoh: terjepit, luka sampai robek, luka bakar.
3. Kecelakaan kerja berat, yaitu kecelakaan kerja yang mengalami amputasi dan
kegagalan fungsi tubuh. Contoh: patah tulang.
Kecelakaan kerja terjadi tentu adanya faktor-faktor menyebabkannya, berikut faktor-
faktor tersebut:
1. Kondisi tidak aman, contoh dari kondisi tidak aman adalah tidak dipasang
(terpasangnya) pengaman (safeguard) pada bagian mesin yang berputar, tajam ataupun
panas, terdapat instalasi kabel listrik yang kurang standar (isolasi terkelupas, tidak
rapi), alat kerja/mesin/kendaraan yang kurang layak pakai, tidak terdapat label pada
kemasan bahan (material) berbahaya.
2. Tindakan tidak aman, contoh dari tindakan tidak aman adalah kecerobohan,
meninggalkan prosedur kerja, tidak menggunakan alat pelindung diri (APD), bekerja
3
tanpa perintah, mengabaikan instruksi kerja, tidak mematuhi rambu-rambu di tempat
kerja, tidak melaporkan adanya kerusakan alat/mesin ataupun APD, tidak
mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan resiko/bahaya
tinggi.
3. Faktor pekerjaan, contoh dari faktor pekerjaan adalah pekerjaan tidak sesuai dengan
tenaga kerja, pekerjaan tidak sesuai sesuai dengan kondisi sebenarnya, pekerjaan
beresiko tinggi namun belum ada upaya pengendalian di dalamnya, beban kerja yang
tidak sesuai.
4. Faktor pribadi, contoh dari faktor pribadi adalah mental/kepribadian tenaga kerja tidak
sesuai dengan pekerjaan, konflik, stress, keahlian yang tidak sesuai, dsj.
Untuk menangani dan mencegah adanya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi.
Diperlukan adanya upaya-upaya seperti:
1. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat Kerja
Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
2. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan peningkatan
penerapan K3 di tempat kerja.
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :Prosedur dan
Aturan K3 di tempat kerja.
Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada tenaga kerja.
4
diri. Pria tersebut kemudian dinyatakan meninggal oleh paramedis pada pukul 4.30 waktu
setempat.
Hal yang dapat menjadi penyebab insiden tersebut antara lain.
1. Saat menurunkan chamber tersebut kurang adanya koordinasi sehingga menyebabkan
chamber tersebut menjadi berayun. Karena tidak seimbangnya saat menurunkan
chamber
2. Jarak platform terlalu dekat saat menurunkan chamber sehingga tidak dipikirkan jika
chamber tersebut dapat berayun.
3. Adanya faktor tidak fokus manusia karena bekerja pada dini hari
Dari kecelakaan kerja tersebut tersebut dapat dilakukan penanggulangan sebagai
berikut.
1. Pengarahan kembali tentang keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Memperketat pemantauan dan pengendalian tindakan tidak aman di lokasi kerja,
terlebih saat berada dijam kerja shift malam.
3. Melakukan evaluasi terhadap K3 dilingkungan proyek.
4. Melakukan koordinasi pihak yang berwenang saat terjadi sebuah insiden yang tidak
dapat ditangani oleh regu dari tim K3
5
BAB III
KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja atau yang kita kenal sebagai K3 merupakan suatu
sistem yang dibuat untuk pekerja sebagai upaya preventif terhadap adanya kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja dalam lingkungan kerja. K3 diawali dengan cara mengenai hal
yang memiliki potensi terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta sebagai
tindakan antisipasi jika hal tersebut terjadi. Tujuan dibuatnya sistem K3 adalah agar dapat
mengurangi timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang membuat baik
pribadi, perusahaan, hingga negara mengalami kerugian dengan adanya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja tersebut.
6
DAFTAR PUSTAKA