Anda di halaman 1dari 22

Teori Komunikasi- Tugas 2

STUDI TEORI-TEORI
KOMUNIKASI PADA KRISIS
PERTAMINA BALONGAN 29
MARET 2021
Tugas 2

DOSEN

YAYU SRIWARTINI, S.SOS., M.SI

Oleh

Tri Damayantho

200501072191

TEORI KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SIBER ASIA

2020/2021
Teori Komunikasi- Tugas 2

KATA PENGANTAR

Dinamika masyarakat yang terjadi dalam suatu komunitas menjadikan teori-teori


komunikasi dalam mata kuliah ini menjadi sangat menarik. Perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi serta interaksi dalam masyarakat dibedah habis oleh para akademisi dengan
pandangan-pandangan yang segar dan memberikan inspirasi.

Keterkaitan teori-teori komunikasi yang dibahas sangat erat dengan isu-isu terbaru
dalam masyarakat, menjadikan mata kuliah Teori Komunikasi ini jauh dari kata membosankan,
dan menarik untuk disimak, disertai dengan intisari dan penjelasan dari ibu Yayu Sriwartini,
S.Sos., M.Si yang sangat bernas dan interaktif, menjadikan mata kuliah ini menjadi salah satu
yang ditunggu dalam sesi perkuliahan sinron maupun asinkron.

Pada Tugas 2 ini, mahasiswa diberikan kebebasan dalam memilih kasus yang akan
diangkat untuk menguji kemampuan mahasiswa dalam memahami teori-teori komunikasi yang
telah dicerna dan kemudian dianalisis dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
masyarakat. Pada kesempatan ini, penulis mengambil kasus yang sempat menarik perhatian
publik pada tahun 2021 lalu, yaitu kebakaran tangki Pertamina Balongan yang menyebabkan
912 warga mengungsi. Alasan penulis mengambil peristiwa ini adalah karena kapasitas
Pertamina sebagai salah satu perusahaan terpandang di Indonesia dalam menangani berbagai
insiden yang terjadi sudah cukup berpengalaman, sehingga diharapkan dapat menjadi topik
bahasan yang lebih luas terkait dengan teori komunikasi yang akan dibahas pada makalah ini.

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat memberikan manfaat.

Terima Kasih

Penulis

Tri Damayantho
Teori Komunikasi- Tugas 2

CUPLIKAN BERITA1 (BBC Indonesia)


Judul: Pertamina Indramayu: Kebakaran Tangki Penyimpan BBM di Balongan,
20 orang luka-luka dan tiga hilang.

Asap hitam mengepul dari kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021).
Pihak Pertamina sudah melakukan pendinginan di sekitar lokasi kebakaran untuk melokalisir kebakaran dengan mengerahkan
sejumlah mobil pemadam kebakaran (Antara Foto)

Sebanyak lima orang mengalami luka berat, 15 orang luka ringan, dan tiga orang hilang
akibat tangki penyimpan bahan bakar minyak (BBM) milik PT Pertamina di Desa Balongan,
Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mengalami kebakaran pada Senin
(29/03) dini hari, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam
keterangan tertulis.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati,
menyatakan sebanyak 912 warga juga diungsikan di berbagai tempat.

Dia merinci 220 warga mengungsi di GOR Komplek Perum Pertamina Bumi Patra, 300
jiwa di Pendopo Kantor Bupati Indramayu dan 392 jiwa di Gedung Islamic Center Indramayu.

Berdasarkan laporan dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, peristiwa terbakarnya tiga unit tangki produk premium
42 T 301 A/B/C itu berdampak pada lima desa meliputi Desa Balongan, Desa Sukareja, Desa
Rawadalem, Desa Sukaurip dan Desa Tegalurung.

1
https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-56560651
Teori Komunikasi- Tugas 2

Kepulan asap hitam dari kebakaran tangki minyak milik Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021).
(Antara Foto)

Dalam rangka percepatan penanganan kebakaran tersebut, BPBD Kabupaten


Indramayu juga berkoordinasi dengan TNI/Polri dan Basarnas setempat guna melakukan
evakuasi warga setempat serta para pekerja."Adapun kondisi mutakhir yang dilaporkan hingga
saat ini api masih dalam proses pemadaman dan warga diharapkan agar tidak panik serta selalu
mengikuti arahan pihak-pihak yang berwajib untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan," ungkap Raditya.

Sebelumnya dilaporkan lima orang mengalami luka bakar berat dan 15 lainnya
mengalami luka ringan akibat kebakaran tersebut. Pimpinan Pertamina memastikan bahwa
kebakaran yang terjadi pada Senin dini hari pukul 00.45 WIB itu tidak sampai mengganggu
distribusi BBM (bahan bakar minyak).

"Data sementara ada lima orang yang mengalami luka bakar berat," kata Plt Sekretaris
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indramayu, Caya, kepada kantor
berita Antara.

Caya mengatakan total korban sampai saat ini terdata sebanyak 20 orang yang sudah
dilarikan ke rumah sakit terdekat. Dari jumlah tersebut 15 mengalami luka ringan serta lima
lainnya luka berat.
Teori Komunikasi- Tugas 2

Menurutnya, para korban yang mengalami luka-luka merupakan penghuni rumah yang
dekat dengan lokasi kejadian. Ada pula korban yang sedang melintas dekat lokasi ketika terjadi
kebakaran.

"Korbannya beragam ada warga sekitar dan juga pengguna jalan," tuturnya.

Gambar 1 Kompilasi BBC mengenai insiden di kilang milik Pertamina

Bagaimana upaya memadamkan kebakaran?

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, dalam keterangan pers Senin pagi
menyatakan bahwa pihaknya untuk saat ini menghentikan operasi (normal shutdown) di lokasi
kilang minyak tersebut - yang terbakar pada pukul 00.45 WIB - sebagai antisipasi agar tidak
menjalar ke area lain, "sehingga kami pastikan ada pengendalian arus minyak dan mencegah
terjadinya perluasan kebakaran."
Teori Komunikasi- Tugas 2

Untuk penyebab kebakaran tersebut, Nicke mengaku pihaknya belum mengetahui


secara pasti. "Jadi sampai saat ini masih dilakukan investigasi dibantu pihak berwenang,
sehingga fokus kami adalah untuk menyelesaikan kondisi darurat di lapangan," ujarnya.

Warga mengambil video dengan gawai miliknya saat terjadi kebakaran di kompleks Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa
Barat, Senin (29/3/2021) dini hari. (Antara Foto)

Nicke juga mengungkapkan bahwa api telah dapat dilokalisir di dalam bundwall. "Jadi
di sekitar tangki ini ada tanggul, api sudah bisa kita lokalisir di sana dan untuk pemadaman,
kami gunakan foam ke perimeter bundwall dan pusat nyala api. Sehingga dengan demikian kita
pastikan api tidak akan menjalar ke area lain dan kami juga lakukan pendinginan di area
sekitar."

Untuk penanganan ini, pihaknya mengoperasikan 10 mobil kebakaran, bekerja sama


dengan Pemda Cirebon dan Indramayu. Terkait dengan dampak insiden, terdapat korban luka
dan seluruhnya sudah ditangani oleh tim medis.
Teori Komunikasi- Tugas 2

Api membumbung tinggi saat terjadi kebakaran di kompleks Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin
(29/3/2021) dini hari. (Antara Foto)

Sebagian besar sudah bisa ditangani dan kembali ke rumah masing-masing, namun
masih ada lima korban yang masih ditangani di rumah sakit. "Kami mohon kepada warga
sekitar untuk tenang, dan jauhi lokasi kebakaran, kami lakukan pemblokiran jalan dibantu Polri
dan TNI," ujarnya.

Warga menyaksikan kebakaran di kompleks Pertamina RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Senin (29/3/2021) dini hari.
(Antara Foto)
Teori Komunikasi- Tugas 2

Pasokan BBM diklaim aman

Mengenai dampak kebakaran kilang minyak itu bagi pasokan BBM, Nicke memastikan
bahwa pasokan BBM aman dengan mengoptimalkan produk kilang-kilang lain ke daerah-
daerah yang selama ini disuplai dari Balongan, yaitu Jakarta dan Cikampek.

"Kami pastikan tidak ada kendala di dalam suplai BBM ini, karena sebetulnya kilang
atau proccessing plant yang utama di dalam kilang ini tidak terdampak, jadi kebakaran hanya
di daerah tangki saja.

Mulyono, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, juga memastikan kondisi stok
nasional "sangat-sangat aman."

"Masyarakat tidak perlu panik, karena stoknya luber. Stok nasional gasoline [BBM]
ada 10,5 juta barel, ini cukup untuk untuk 27-28 hari ke depan. Jadi tidak ada masalah karena
pemakaian sehari nasional 62.500 kilo liter/hari. Solar tersedia hari ini 8,8 juta barel, ini cukup
untuk 20 hari ke depan," ujarnya.

Demikian juga untuk avtur, masih ada sekitar 3,2 jua barel, untuk 74 hari konsumsi.
Kilang minyak di Balongan selama ini melayani pasokan BBM di daerah sekitar, yaitu
Cikampek dan Plumpang.

Mulyono juga memastikan begitu kebakaran bisa ditangani, nanti kilang langsung bisa
beroperasi kembali.

"Jadi tidak ada masalah dengan kilangnya. Sambil menunggu pemadaman, kira-kira 4-
5 hari, mudah-mudahan sudah bisa normal," ujarnya.

Dia memperkirakan selama pemadaman berlangsung, produksi yang tidak bisa dipasok
dari kilang itu sebanyak 400.000 barel, dan untuk sementara ditangani dari kilang Cilacap dan
kilang TPPI.

"Karena kilang Cilacap bisa dinaikkan produksinya sampai 300.000 ribu barel,
sedangkan TPPI itu bisa sampai 500.000 barel. Dari Cilacap nanti akan dibawa kapal, supply
langsung ke Tanjung Priok.

"Sedangkan dari TPPI nanti bisa disupply lewat TBBM Balongan. Jadi sekali lagi, tidak
perlu panik, stoknya banyak dan kilang sebenarnya tidak ada masalah dan kita bisa cover
kebutuhan dari kilang-kilang yang lain," lanjut Mulyono.
Teori Komunikasi- Tugas 2

PT Pertamina menyebut sejumlah warga telah dievakuasi ke beberapa tempat. Warga yang diungsikan berasal dari Desa Balongan
yang merupakan desa yang berlokasi paling dekat dengan tempat kejadian. (Antara Foto)

Pertamina sebelumnya telah mendatangkan tim HSSE (Health Safety, Security and
Environment) dari unit kilang terdekat yakni Kilang Pertamina Cilacap, Pertamina EP, Kilang
Pertamina Plaju serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah di Indramayu untuk segera
mengupayakan pemadaman kebakaran kilang.

"Pertamina meminta warga sekitar untuk tetap tenang, dan menjauh dari lokasi
kebakaran. Saat insiden terjadi, ada 4 warga yang tengah melintas sehingga mengalami luka
bakar," ujar Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina
Internasional, Ifki Sukarya melalui keterangan tertulisnya, Senin (29/03).

"Langsung dirujuk untuk perawatan intensif di RSUD Indramayu," katanya.

Ifki menerangkan kebakaran itu terjadi sekitar pukul 00.45 WIB di tangki T301G.
Penyebab kebakaran saat ini masih dalam penyelidikan.

"Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti, namun pada saat kejadian sedang
turun hujan deras disertai petir," ucapnya.

Menurutnya, saat ini akses jalan di sekitar kilang minyak ditutup untuk menghindari
adanya korban. "Saat ini dilakukan juga pemblokiran jalan menuju sekitar lokasi kejadian,
dibantu oleh TNI," katanya.
Teori Komunikasi- Tugas 2

PENDAHULUAN
Peristiwa kebakaran tangki Pertamina cukup sering terjadi, pada rentang tahun 2007 –
2021 sudah terjadi 12 kebakaran tangki Pertamina di berbagai tempat, seperti di Balongan,
Cilacap, Mataram (Ampenan, NTB), Plumpang (Jakarta), Dumai (riau), dan Balikpapan. Pada
makalah ini akan dibahas peristiwa kebakaran tangki Pertamina di Balongan pada 29 Maret
2021 dini hari. Peristiwa ini merupakan krisis yang kerap dialami Pertamina, dampak dari krisis
ini berjalan seiring waktu dan respon Pertamina dalam menghadapi krisis ini juga mengikuti
rentetan dampak yang terjadi baik secara sosial, lingkungan dan masyarakat.

Pada makalah ini penulis akan menyajikan topik bahasan sesuai dengan respon yang
dilakukan oleh Pertamina, mulai dari respon di awal krisis dan respon yang mengikuti dari
dampak krisis. Karena itu penulis akan menyajikan sumber-sumber tambahan, yang diambil
dari berbagai media, mengikuti rentang waktu rilis pers yang dilakukan oleh pertamina di situs
mereka pertamina.com. Penulis juga akan menambahkan informasi-informasi lain yang
sekiranya sesuai dengan teori-teori komunikasi yang dapat dibahas pada makalah ini.

Teori-teori yang akan dibahas pada makalah ini berpusat pada teori Sistem dan Teori
Komunikasi Krisis Situasional, dengan penambahan teori-teori lainnya sesuai kasus yang
ditemukan.

PEMBAHASAN
Krisis Pertamina ini dimulai sejak terbakarnya tangki minyak PT Pertamina RU VI
tangki T300G di Balongan, Indramayu, Jawa Barat pada Senin (29/03/2021) dini hari. Direktur
Utama Pertamina Nicke Widyawati memberikan pernyataan pers pada Senin pagi bahwa
pihaknya untuk saat ini menghentikan operasi (normal sutdown) di lokasi kilang minyak
tersebut- yang terbakar pada pukul 00.45 WIB – sebagai antisipasi agar tidak menjalar ke area
lain “sehingga kami pastikan ada pengendalian arus minyak dan mencegah terjadinya perluasan
kebakaran.” Untuk penyebab kebakaran tersebut, Nicke mengaku pihaknya belum mengetahui
secara pasti. “Jadi sampai saat ini masih dilakukan investigasi dibantu pihak berwenang,
sehingga fokus kami adalah untukmenyelesaikan kondisi darurat dilapangan.

Di tempat terpisah, harian Kompas mendapatkan pernyataan dari Corporate Secretary


Subholding Refining and Petrochemical Pertamina Ifky Sukarya mengatakan, kebakaran
Teori Komunikasi- Tugas 2

diduga akibat petir yang terjadi Senin dini hari.2 “Jadi tangki di kilang RU VI Balongan
terbakar pada pukul 00.45 WIB dan kebetulan saat itu terjadi hujan besar dan diduga ada petir”
ujar Ifky dalam wawancara kepada Kompas TV, Senin.

Dari satu kejadian terdapat dua buah pernyataan berbeda yang diberikan oleh PT
Pertamina. Pernyataan pertama dilakukan oleh Direktur Utama Nicke Widyawati dan
kemudian dilanjutkan oleh Ifky Sukarya sebagai Corporate Secretary.

Analisis Teori Sistem yang diaplikasikan pada Jumpa Pers 29 Maret 2021

Pernyataan melalui jumpa pers pada pagi hari yang dilakukan oleh Direktur Utama
Pertamina sebagai respon terbakarnya kilang minyak PT Pertamina merupakan suatu respon
dalam proses Public Relation yang disebut Teori Sistem. Menurut Heath (2009) teori sistem
berguna untuk memahami proses public relations yang mewakili organisasi untuk membangun
dan menjaga relasi serta beradaptasi dengan lingkungannya agar dapat bertahan.

Pertamina menyadari bahwa peristiwa kebakaran T300G merupakan krisis yang akan
berdampak bagi publiknya, maka respon yang tepat diperlukan untuk mengurangi reciprocal
consequences karena peristiwa ledakan ini dekat dengan masyarakat dan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi warga disekitar. Pertamian menjalankan fungsi public relations sebagai
subsistem dalam organisasi. Menurut James Grunig, aktivitas PR adalah membantu manajemen
dalam mengelola komunikasi untuk mendukung interaksi organisasi dengan publiknya.

Pada krisis ini, public relations Pertamina melakukan dua peran yang disebut oleh
Lattimore (2007) yang dilakukan secara terus menerus, yaitu peran teknis yaitu menyangkut
pekerjaan teknis seperti membuat press rilis, fotografi, event dst dan peran manajerial yang
berkaitan dengan membantu manajemen dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah.
Pada tahap awal kriris ini, peran teknis yang dilakukan oleh public relations Pertamina adalah
dengan menyiapkan dan menyelenggarakan jumpa pers yang langsung disampaikan oleh
direktur utamanya. Hal ini menunjukkan kepada publik bahwa krisis ini menjadi perhatian
serius dari Pertamina, di lain pihak Pertamina menunjukkan diri sebagai organisasi yang
memiliki karakteristik sebagai suatu sistem yang dimiliki oleh setiap sistem sosial, seperti yang
dijelaskan pada Teori Sistem mengenai hubungan antar bagian dalam organisasi terdapat 6
karaktersitik yang tercermin dalam jumpa pers3 tersebut:

2
https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/29/160354123/kebakaran-kilang-pertamina-di-balongan-
indramayu-diduga-karena-petir-kok?page=all
3 https://www.youtube.com/watch?v=C0TnQjzYdCU
Teori Komunikasi- Tugas 2

a. Keseluruhan dan saling tergantung: antar divisi saling terkait satu sama lain; hal
ini terlihat dengan hadirnya direksi yang menjelaskan penanggulangan insiden
dilapangan dan penanggulangan stok.
b. Terdapat hirarki lengkap dengan struktur dan pembagian kerja yang jelas dan
baik, secara horizontal maupun vertikal; hal ini tampak dari pembagian
pemaparan penanggulangan krisis secarak struktural organisasi
c. Ada peraturan sendiri dan kontrol (SOP); contigency plan Pertamina berjalan
dengan baik dalam menanggulangi insiden secara organisasi diperkuat dengan
data-data yang kredibel
d. Ada keseimbangan; terlihat dari koordinasi yang jelas antar divisi dalam
organisasi maupun koordinasi dengan kilang-kilang minyak unutk mendukung
pemenuhan kebutuhan minyak.
e. Terjadi perubahan dan kemampuan adaptasi; ditunjukan dengan perubahan dan
adaptasi suplai minyak yang menjadi tugas Pertamina Balongan, dengan dibantu
dengan kilang minyak lainnya.
f. Sama Tujuan (equifinality): kesamaan tujuan untuk mengatasi insiden yang
terjadi dan kesiapan suplai.

Jumpa pers Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati pada Senin, 29 Maret 2021

Penjelasan dari Direktur Utama sudah berhasil mengendalikan isu utama yang mungkin
muncl di dalam masyarakat, yaitu mengenai penanggulan insiden dan pasokan minyak ke
masyarakat. Selain Direktur Utama, Direktur Logistik dan Infrastruktur Mulyono menjelaskan
mengenai update nasional stok BBM dengan memastikan stok benar-benar aman. Hal ini
Teori Komunikasi- Tugas 2

merupakan langkah pencegahan agar tidak terjadi perkembangan isu yang tidak benar di dalam
masyarakat. Pertamina tampak membagi fokusnya dengan baik secara organisasi, yaitu fokus
penanganan dan pengendalian insiden di lapangan dan fokus manajerial birokrasi di dalam
organisasi dan pemangku kepentingan dalam memastikan stok minyak tidak mengalami
gangguan. Penanganan komunikasi yang sangat baik dan tepat ini memang sangat membantu
kestabilan karena pada saat itu masyarakat sedang menghadapi pandemi Covid 19 dan
menghadapi bulan Ramadhan 1442 H. Pada jumpa pers tersebut juga pihak public relation
memastikan akan melakukan update secara reguler untuk rekan-rekan media. Aktivitas ini juga
merupakan penerapan Boundary Spanning dimana PR berfungsi sebagai penghubung antara
organisasi dengan lingkungannya. Pada insiden ini cakupan aktivitasnya adalah:

a. Menjelaskan informasi tentang organisasi kepada publiknya, berperan sebagai


komunikator.
b. Memonitoring lingkungannya sehingga tahu apa yang akan terjadi, berperan sebagai
mitra manajemen; hal ini dilakukan pada saat penanggulangan insiden di lapangan.
c. Membangun dua arah dengan publik, disini PR berindak sebagai fasilitator komunikasi.

Dari aktivitas boundary spanning ini, menunjukkan Pertamina membuka diri untuk
proses tukar menukar informasi dan sumber daya dalam mengatasi dan mengendalikan insiden
ini. Ini merupakan salah salah satu aplikasi sistem terbuka dalam boundary spanning.

Kriyantono (2014: 81) menggambarkan teori sistem dalam kajian public relations
seperti pada gambar diatas. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa public relations pada
dasarnya adalah fungsi komunikasi dari manajemen agar organisasi mengadaptasi, mengubah,
atau menjaga lingkungannya agar tetap selaras dengan tujuan dan dapat mencapai tujuan
organisasi. Berdasarkan teori sistem terdapat dua sistem komunikasi dalam organisasi, yaitu
sistem komunikasi internal dan sistem komunikasi eksternal.
Teori Komunikasi- Tugas 2

Gambar 2 Public Relation sebagai sistem

Komunikasi internal adalah proses pertukaran pesan di lingkup internal organisasi,


sedangkan komunikasi eksternal terjadi antara organisasi dengan publik eksternal. Sistem teori
sebagai pondasi bahwa proses public relations merupakan aktivitas yang lebih dari sekedar
persuasi. Proses public relations mesti mendorong organisasi untuk terbuka, membuka
komunikasi dua arah dan mementingkan terciptanya pemahaman bersama (mutual
understanding) dan bersedia mengubah sikap dan perilaku dalam proses adaptasi dengan
lingkungan. Arah panah yang dua arah merupakan hubungan antara organisasi dan lingkungan
mempengaruhi. Lingkungan mempunyai kemampuan “mengganggu” aktivitas organisasi.

Berdasarkan pengamatan penulis, Pertamina menerapkan public relation sebagai sistem


seperti pada gambar 1. Koordinasi yang dilakukan ketika jumpa pers, terlihat peranan public
relation di balik layar, kontrol terkendali terhadap media massa, jaminan informasi yang
terbuka untuk publik melalui media massa, mencirikan sistem internal dan eksternal dieksekusi
dengan baik.

Teori Komunikasi Krisis Situasional dalam usaha Pertamina untuk


mengendalikan dampak dari Insiden Tangki T300G

Insiden yang dialami Pertamina ini adalah salah satu penerapan Teori Komunikasi
Krisis Situasional (situasional crisis communication theory). Dikutip dari Kriyantono (2014:
Teori Komunikasi- Tugas 2

189) teori SCC ini dikembangkan dari pendekatan retorika, dan banyak mengadaptasi asumsi
teori apologia. Teori SCC ini mengidentifikasikan bagaimana aspek dari situasi krisis
mempengaruhi atribusi tentang krisis dan reputasi yang dibuat oleh publik. Atas dasar ini,
public relations memberi pemahaman kepada pemangku kepentingan bagaimana merespon
krisis tersebut, baik berupa simbol retoris maupun tindakan. Teori SCC menyediakan
mekanisme melalui komunikasi untuk mengantisipasi reaksi publik yang dapat mengancam
reputasi organisasi. Fokus pada kekuatan komunikasi ini yang menyamakan teori SCC dengan
teori Image Restoration (TIR) dengan fokus mengidentifikasi strategi merespon krisis dan
bagaimana penggunaannya.

Poin penting dari teori SCC ini adalah penekanan pada upaya melindungi publik dan
pemangku kepentingan dari kerugian dan kerusakan daripada melindungi reputasi organisasi.
Menjamin keselamatan, keamanan publik dan pemangku kepentingan adalah prioritas utama
dalam menghadapi situasi krisis, dengan ini diharapkan dapat membangun atribusi positif
daripublik terhadap reputasi organisasi.

Berdasarkan Teori Atribusi dalam Organisasi teori ini dapat digunakan untuk
menjelaskan perilaku komunikasi dalam konteks keorganisasian, khususnya dalam situasi
krisis. Menurut Kriyantono (2017: 176) aplikasi teori atribusi dalam krisis ini dimungkinkan:
Pertama, krisis adalah situasi yang tidak diharapkan bisa kapan pun terjadi, berpotensi
menimbulkan konflik mempengaruhi operasional organisasi dan memunculkan ketidakpastian
informasi. Kedua teori atribusi berasumsi bahwa individu akan terdorong untuk mencari
penyebab dari suatu situasi atau peristiwa, khususnya jika situasi atau peristiwa itu bersifat
tidak terduga atau negatif.

Berdasarkan data-data sekunder yang dikumpulkan mengenai penyebab dari insiden


terbakarnya tangki T300G Pertamina Balongan, didapat kronologis sebagai berikut:

1. Dalam wawancara dengan Kompas TV, Senin 29 Maret 2021, Ifky Sukarya
(Corporate Sekretary) mengatakan kebakaran diduga akibat petir yang terjadi pada
Senin dini hari. Hal ini diperkuat oleh pernyataan ahli dari ITB Prof Reynaldo Zoro
yang merupakan salah satu ahli petir terkemuka, bahwa petir bisa menjadi
penyebab kebakaran tangki T300G Pertamina Balongan ini.4

4
https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/29/160354123/kebakaran-kilang-pertamina-di-balongan-indramayu-diduga-
karena-petir-kok?page=all
Teori Komunikasi- Tugas 2

2. Pada Selasa 30 Maret 2021, mengutip siaran pers dari BMKG yang dikutip
Kompas.com, BMKG tidak mendeteksi adanya sambaran petir di wilayah kilang
minyak Pertamina Balongan.5
3. Selasa 30 Maret 2021, Kabid Humas Polda Jabar menyelidiki dugaan adanya
kebocoran pipa, tetapi Kombes Erdi A Chaniago mengungkapkan hal tersebut baru
informasi sementara yang dia peroleh, karena masih dilakukan olah TKP.6
4. Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
mengatakan kebakaran disebabkan karena ada tangki penyimpanan BBM yang
bocor, karena penanganan yang terlambat, menyebabkan kebakaran, Ahok belum
mengetahui mengapa penanganan tersebut terlambat.7
5. Pada 14 April 2021, Anggota Ombudsman Republik Indonesia Hery Susanto
mengatakan investigasi penyebab kebakaran ini akan memakan waktu selama 3
bulan.8
6. Pada 11 Juni 2021, tangki 9 kilang minyak Cilacap milik Pertamina terbakar.9

Berdasarkan kronologis tersebut, dapat disimpulkan bahwa resiko terbakarnya tangki-


tangki Pertamina cukup besar, seperti juga yang terlihat pada kompilasi BBC di Gambar 1.
Dari sisi public relations terlihat adanya usaha untuk mengendalikan informasi mengenai
penyebab kejadian insiden ini.

Berdasarkan jumpa pers yang diadakan oleh Pertamina pada Senin 29 Maret 2021 pagi,
adalah salah satu upaya mengelola tiga variabel yang dapat mempengaruhi reputasi Pertamina,
tiga variabel yang tampak adalah sebagai berikut:

1. Penanggung jawab krisis pertama (initial crisis responsibility): pernyataan


Direktur Utama Pertamina pada jumpa pers, kemudian diikuti dengan
pernyataan direksi lainnya menunjukkan ke publik dan pemangku kepentingan
bahwa Pertamina secara organisasi dan manajerial akan mengendalikan,
menyelesaikan dan mencari tahu penyebab dari insiden ini. Jumpa pers ini
adalah salah satu proses untuk memenuhi variabel pertama ini.

5
https://www.kompas.tv/article/159704/kebakaran-di-kilang-minyak-pertamina-indramayu-bmkg-tak-mendeteksi-adanya-petir-
dekat-balongan?page=all
6
https://www.tribunnews.com/nasional/2021/03/30/penyebab-kebakaran-kilang-pertamina-balongan-diduga-akibat-pipa-bocor
7
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210401172132-4-234777/ahok-bocorkan-penyebab-kebakaran-kilang-balongan-
pertamina
8
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210414161854-4-237877/investigasi-penyebab-kebakaran-kilang-balongan-butuh-3-
bulan
9
https://regional.kontan.co.id/news/ini-dugaan-penyebab-kebakaran-kilang-minyak-pertamina-di-cilacap-jawa-tengah
Teori Komunikasi- Tugas 2

2. Sejarah krisis, walaupun tidak diungkapkan secara langsung, kompilasi


insiden kilang minyak dan depo Pertamian yang dikumpulkan oleh BBC
Indonesia sejak 2007, sudah memberikan informasi yang cukup bahwa
Pertamina sudah mempunyai pengalaman menghadapi krisis. Hal ini
menimbulkan persepsi publik yang terbelah, disatu sisi Pertamina mempunyai
kemampuan untuk mengatasi krisis, disisi lain Pertamina tidak mampu untuk
mncegah dan meningkatkan HSE di lingkungan kilang minyak maupun depo
mereka.
3. Reputasi organisasi sebelumnya, dengan sejarah panjang mengenai insiden
baik di depo dan kilang minyak mereka, publik mempunyai penilaian mengenai
reputasi Pertamina, tetapi tidak banyak kritik mengenai ketidakmampuan
Pertamina dalam mencegah insiden-insiden yang terjadi yang terdapat di media
massa, hal ini merupakan suatu proses yang dilakukan oleh public relation
dalam mengendalikan media massa untuk menjaga reputasi organisasi.
Pengendalian ini menjadikan insiden selanjutnya yang terjadi di Cilacap tidak
menjadi isu eksternal, disisi lain insiden Cilacap jauh dari pemukiman
penduduk, jadi secara berita, tidak terlalu menarik untuk publik, dan secara
organisasi, public relation Pertamina dapat mengendalikan informasi.

Berdasarkan atribusi publik terhadap siapa yang bertanggung jawab terhadap krisis
(klater krisis), terdapat usaha dari Pertamina untuk menjadikan insiden ini menjadi kluster
korban, yaitu dengan pernyataan Ifky Sukarya bahwa insiden ini disebabkan oleh petir akibat
cuaca buruk (bencana alam), yang kemudian diperkuat oleh tenaga ahli untuk menyakinkan
publik bahwa petir bisa menimbulkan insiden tersebut. Usaha ini tidak berjalan baik karena
data BMKG menyatakan sebaliknya, bahwa tidak ada petir yang terjadi pada saat insiden
tersebut. Usaha untuk menjadikan insiden ini menjadi kluster korban, bergeser setelah ada
pernyataan Kabid Humas Polda Jabar yang memberikan dugaan bahwa kemungkinan ada
kebocoran pipa, kemudian polemik kemana kluster insiden ini akan dibawa akhirnya
diputuskan setelah ada pernyataan dari Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahja Purnama,
bahwa insiden tersebut disebabkan oleh kebocoran pipa yang mungkin sudah diketahui oleh
Pertamina, tetapi ada keterlambatan/kelalaian dalam melakukan tindakan. Dari pernyataan
Komisaris Utama ini penyebab insiden ini ditentukan dari hasil penyelidikan yang hingga
tulisan ini belum dapat ditentukan. Apabila kebocoran pipa ini terjadi karena kegagalan
teknologi, maka insiden ini masuk kedalam kluster kecelakaan dan krisis terjadi karena
Teori Komunikasi- Tugas 2

ketidak sengajaan. Apabila insiden ini terjadi seperti pernyataan Komisaris Utama Ahok, maka
insiden ini menjadi kluster kesengajaan, human errors yang menyebabkan kecelakaan kerja
yang diakibatkan karena kelalaian (Kriyantono, 2014: 195).

Berdasarkan keterangan Ombudsman Republik Indonesia pada tanggal 14 April 202110


yang menyebutkan ada 2 korban jiwa dari insiden tersebut, bahwa ada peringatan dari warga
sekitar akan adanya bau gas yang menyengat disekitar kilang minyak, dan tidak direspon oleh
Pertamina maka kemungkinan kluster adalah kluster kesengajaan, tetapi karena pada saat
tulisan ini turun, penyelidikan masih berlangsung oleh Polda Jabar, sehingga penulis belum
bisa mendapatkan informasi kluster mana insiden ini.

Model Teori SCC Coombs

Gambar 3 Model Teori SCC Coombs (Kriyantono, 2017:197)

Berdasarkan model teori SCC dari Coombs anak panah F1, F2 dan F3 dalam model
merepresentasikan strategi merespon krisis yang seharusnya dilakukan organisasi. Menurut
model SCC, strategi merespon krisis mesti mengandung tiga tujuan pokok, yaitu membentuk

10
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210414151504-4-237852/ombudsman-sebut-2-korban-kebakaran-kilang-balongan-
meninggal
Teori Komunikasi- Tugas 2

atribusi terhadap krisis (F1), mengubah persepsi terhadap organisasi di masa krisis (F2) dan
mengurangi efek negatif yang ditimbulkan krisis (F3).

Dari 3 model tersebut, penulis akan memaparkan sejauh mana public relation Pertamina
menjalankan model dari teori ini. Untuk atribusi terhadap krisis (F1) sudah dijelaskan diatas,
dengan menggunakan teori atribusi dalam krisis. Untuk (F2), mengubah persepsi terhadap
organisasi di masa krisis, penulis akan menelusuri publikasi-publikasi yang dilakukan oleh
public relation Pertamina di News Release Pertamina pada laman pertamina.com.

Beberapa publikasi rilis berita yang dilakukan untuk mengubah persepsi terhadap
organisasi di masa krisis adalah:

1. Pertamina Kerahkan Upaya Pemadaman Insiden Kebakaran Tangki Kilang


Balongan.11
2. Penanganan Cepat, Pertamian Isolasi Area Tangki T 301 Balongan12
3. Pertamina Pastikan Pasokan BBM Aman13
4. Turun Langsung, Dirut Pertamina Pastikan Pananganan Kilang Balongan14

Data korban kebakaran kilang minyak Balongan berdasarkan data Badan


Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Indramayu adalah 895 jiwa mengungsi dengan 35
orang korban luka, enam orang dirawat di RSPP, meninggal satu orang, empat orang dirawat
di RSP Balongan dan 25 orang lainnya luka ringan. Tindakan tindakan public relations yang
dilakukan untuk mengurangi efek negatif (F3) sesuai model diatas adalah:

1. Pertamina Pastika Warga di Pengungsian Terapkan Protokol Kesehatan dan


Upayakan Kebutuhan Pengungsi.15
2. Buka Pos Kesehatan, Pertamina Upayakan Layanan Medis Terbaik Bagi Warga
Terdampak Insiden Balongan16

11
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pertamina-kerahkan-upaya-pemadaman-insiden-kebakaran-tangki-
kilang-balongan
12
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/penanganan-cepat-pertamina-isolasi-area-tanki-t-301-balongan

13
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pertamina-pastikan-pasokan-bbm-aman-
14
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/turun-langsung-dirut-pertamina-pastikan-penanganan-di-kilang-
balongan
15
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pertamina-pastikan-warga-di-pengungsian-terapkan-protokol-
kesehatan-dan-upayakan-kebutuhan-pengungsi-terpenuhi

16
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/buka-pos-kesehatan-pertamina-upayakan-layanan-medis-terbaik-bagi-
warga-terdampak-insiden-balongan
Teori Komunikasi- Tugas 2

3. Peduli Warga Terdampak, Tim Medis Pertamina Berikan Layanan Kesehatan17


4. Hilangkan Trauma Pekerja Millenial Pertamina Ajak Anak-Anak Bermain18
5. Percepat Penanganan Dampak Insiden Tangki Kilang Minyak Balongan,
Sosialisasi dan Verifikasi Rumah dan Properti Terdampak Dilakukan Secara
Simultan19
6. Tangani Warga Terdampak, Pertamina Salurkan Sekitar 10 ribu Paket Makanan
Perhari20
7. Pastikan Penanganan Baik Bagi Warga Terdampak, Dirut Pertamina Cek
Pengungsian21

Berdasarkan Strategi Respon (Komunikasi) Krisis Coombs (Kriyantono, 2014: 198),


tipe prioritas insiden ini adalah Strategi Respon Primer dengan tipe krisis masih dalam
penyelidikan. Dari informasi yang dikumpulkan kemungkinan tipe krisis adalah Accidental
cluster; technical-error accident, technical-error product harm. Sedangkan untuk
kemungkinan Intentional Cluster (preventable cluster) kemungkinan tipe krisisnya adalah
human errors yang menyebabkan kecelakaan kerja dan human errors yang menyebabkan
kerusakan produk.

Public Relations Pertamina telah berkerja cepat dalam menangani dampak yang
disebabkan oleh insiden terbakarnya tangki Balongan, penanganan dan penyelidikan dari
insiden masih berjalan sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menyimpulkan
semua strategi yang dilakukan oleh public relations Pertamina.

KESIMPULAN
Insiden Kilang Minyak Balongan ini merupakan aplikasi Teori SCC dan menarik untuk
menjadi penelitian lebih lanjut dengan menggunakan beberapa aspek lainnya dalam teori
komunikasi. Sudut pandang lain yang dapat menjadi penelitian lebih lanjut adalah misalkan
bagaimana persepsi korban terhadap insiden ini dan apakah tipe-tipe krisis dapat menyebabkan
kerusakan reputasi yang berbeda dan lainnya.

17
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/peduli-warga-terdampak-tim-medis-pertamina-berikan-layanan-
kesehatan
18
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/hilangkan-trauma-pekerja-milenial-pertamina-ajak-anak-anak-bermain
19
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/percepat-penanganan-dampak-insiden-tangki-kilang-balongan-
sosialisasi-dan-verifikasi-rumah-dan-properti-terdampak-dilakukan-secara-simultan
20
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/tangani-warga-terdampak-pertamina-salurkan-sekitar-10-ribu-paket-
makanan-per-hari
21
https://www.pertamina.com/id/news-room/news-release/pastikan-penanganan-baik-bagi-warga-terdampak-dirut-pertamina-
cek-pengungsian
Teori Komunikasi- Tugas 2

DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono, R. 2014. Teori-Teori Public Relations Perspektif Barat dan Lokal. Jakarta:
Kencana Perdanamedia Group.
Teori Komunikasi- Tugas 2

Anda mungkin juga menyukai