Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI

PENGGUNAAN PERANGKAT
MEDIA SOSIAL PRIBADI
Tugas UTS I

Program Studi Komunikasi


Universitas Siber Asia

Dosen Pengampu: Yayu Sriwartini, S.Sos., M.Si

Tri Damayantho (200501072191) KM 05


tri.damayantho@gmail.com
Identifikasi Penggunaan Perangkat Media Sosial dengan
Menggunakan Pendekatan Communication Privacy
Management.

Tulisan ini bertujuan untuk melakukan identifikasi dan pemetaan penggunaan perangkat sosial
media berdasarkan teori Communication Privacy Management dengan menggunakan media
sosial yang dimiliki oleh penulis yaitu Facebook. Communication Privacy Management adalah
teori yang dikembangkan oleh Sandra Petronio yang menjelaskan isu-isu ‘keseharian’.
Gagasan utama teori komunikasi ini adalah memandu bagaimana seseorang memutuskan,
membuat pilihan dan peraturan mengenai apa yang harus dikatakan (diungkapkan) dan apa
yang harus disimpan (dirahasiakan) dari orang lain. Teori ini juga mempertanyakan makna
aturan privasi dan darimana mereka berasal. Sosial media menjadi salah satu bentuk komunitas
komunikasi daring yang mengijinkan kreasi dan perubahan konten oleh pengguna.

Keyword: Communication Privacy Management, Facebook, Sosial Media.

Tri Damayantho/200501072191 1
Pembahasan
Pengaturan Media Sosial Facebook

A
B

Gambar 1 Tampilan antar muka profil Facebook

Pada sosial media Facebook, sistem pengaturan akun media sosial mempunyai banyak pilihan
dan kompleks. Seperti yang terlihat pada gambar 1, terdapat fitur utama terdapat pada Menu
(panah A) dan untuk pengaturan “Profile Setting” terdapat pada panah B.

Tampilan fitur A dan B terdapat pada gambar berikut:

Tri Damayantho/200501072191 2
C

Gambar 2 Tampilan Profile Setting dan Menu

Di Facebook terdapat fitur untuk melihat tampilan yang sudah diatur oleh pengguna melalui
fitur “View As” (panah C) sedangkan untuk melakukan pengaturan akun pribadi terdapat pada
fitur “Setting & Privacy” (Panah D). Hasil Tampilan dari fitur “View As” terlihat pada gambar
berikut:

Tri Damayantho/200501072191 3
Gambar 3 Tampilan fitur View As pada porfile Facebook.

Pada tampilan View As ini adalah tampilan yang dilihat oleh orang lain yang mengakses profil
Facebook penulis, dimana setting yang dilakukan oleh penulis pada fitur ini adalah “Public”,
oleh karena itu tidak ada perbedaan tampilan antara fitur akun penulis dengan tampilan yang
dilihat oleh pengguna lain.

Setting & Privacy


Untuk mengatur Privacy, pilih fitur “Setting” dan akan muncul tampilan seperti berikut:

Tri Damayantho/200501072191 4
Gambar 4 Tampilan fitur Privacy pada Facebook

Pada fitur ini terdapat 10 pengaturan fitur, yaitu: Account Setting, Security, Privacy, Your
Facebook Information, Ads, Stories, Notifications, Shortcuts, News Feed settings, dan Media
and Contacts. Pada pembahasan kali ini, penulis akan fokus pada fitur “Privacy” seperti yang
terlihat pada gambar 4.

Privacy Setting
Pada fitur ini terdapat beberapa pengaturan yang dapat dilakukan yaitu, Privacy Shortcut dan
Your Activity. Privacy Shortcut adalah fitur pengaturan untuk konten profil pengguna dan
informasi mengenai pengaturan yang penting lainnya dan informasi mengenai privasi di
Facebook.

Tri Damayantho/200501072191 5
Untuk pembahasan kali ini kita hanya akan membahas mengenai pengaturan pada fitur “Your
Activity” seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 5 Fitur "Your Activity" pada Privacy Setting

Tri Damayantho/200501072191 6
Pada pengaturan pertama adalah pengaturan “Who can see your future post”, dimana penulis
mengatur pada setelan “Public” seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 6 Tampilan pengaturan future post

Tri Damayantho/200501072191 7
Pada pengaturan yang kedua akan dibahas adalah pengaturan mengenai siapa saja yang dapat
melihat postingan dari penulis pada media sosial Facebook ini. Pada fitur ini penulis mengatur
pada “Public”. Dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 7 Pengaturan pada "Future Post"

Penulis mengatur pada setelan “Public” pada kedua fitur diatas, karena penulis memang ingin
membagi postingan baik dari konten yang dihasilkan sendiri, postingan teman Facebook yang
kira-kira menarik untuk dibagi dan informasi dari sumber lain, baik media sosial maupun kanal
berita. Pengaturan “Public” ini dilakukan untuk melakukan ‘engagement’ dengan teman-teman
baik yang sudah berteman di Facebook maupun yang akan menjadi teman karena postingan
tersebut. Selain itu setelan “Public” ini dimaksudkan untuk menginformasikan minat dan hobi
yang sedang dilakukan pada waktu-waktu tertentu oleh penulis. Dengan kata lain, penulis ingin

Tri Damayantho/200501072191 8
memberitahu kepada pengguna Facebook apa yang sedang menarik minat penulis atau yang
sedang digelluti penulis.

Untuk fitur “Limit who can see past post” penulis tidak melakukan pengaturan khusus,
sehingga semua posting-an dapat dilihat oleh pengguna lain.

Untuk fitur “Who can see your stories”, penulis memasang pengaturan pada settingan
“Friends”, hal ini dimaksudkan karena tujuan dari fitur Stories ini adalah untuk membagikan
informasi kegiatan-kegiatan personal dari penulis dan bersifat insidentil dan ringan.

Gambar 8 Pengaturan fitur Story Privacy

Kemudian untuk fitur “Who can send you friend request” penulis melakukan pengaturan
“Friend of Friends” dikarenakan penulis membatasi lingkaran pertemanan dengan pengguna

Tri Damayantho/200501072191 9
yang benar-benar pernah bertemu atau berinteraksi secara offline maupun online. Fitur tersebut
dapat dilihat digambar berikut:

Gambar 9 Pengaturan fitur Friend Request

Kemudian untuk fitur “Who can view your friend list”, penulis mengatur pada settingan
“Public” dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pengguna-pengguna yang
merupakan teman lama dari penulis yang ingin kembali bersilahturahmi.

Tri Damayantho/200501072191 10
Gambar 10 Fitur Friendlist

Untuk fitur selanjutnya adalah fitur “Email Address” dan “Phone Number”, untuk kedua fitur
ini penulis memasang pengaturan “Publik” karena untuk memudahkan saluran berkomunikasi
selain menggunakan sosial media. Penulis telah menyiapkan nomor telepon dan email khusus
untuk berhubungan dengan “Public”. Hal ini dilakukan karena pada untuk kelancaran
pekerjaan karena penulis juga mengelola beberapa Facebook Page untuk kegiatan bisnis
maupun organisasi.

Tri Damayantho/200501072191 11
Gambar 11 Pengaturan fitur Email dan Telepon

Fitur terakhir adalah fitur “Search Engine Result”, pada fitur ini penulis melakukan pengaturan
dengan mengizinkan setiap search engine untuk memunculkan akun Facebook penulis apabila
ada penguna yang melakukan pencarian nama penulis melalui search engine. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan pencarian penulis baik untuk teman maupun untuk bisnis
dan organisasi.

Konten Media Sosial


Berikut adalah konten media sosial yang diposting atau di share oleh penulis dalam beberapa
waktu:

Tri Damayantho/200501072191 12
1 2

3 4

Gambar 12 Postingan di akun FB kisaran Februari - Maret 2021

Tri Damayantho/200501072191 13
Motivasi yang mendorong ini adalah lingkaran pertemanan penulis di para pengguna Facebook
terkait pada hobi dan kegiatan berorganisasi. Pada 4 (empat) postingan terakhir di akun
Facebook, penulis hanya membagikan informasi mengenai minat dan perhatiannya terhadap
organisasi dan terhadap film. Pada unggahan 1 – 3 penulis hanya melakukan sharing informasi
minat dan untuk unggahan ke 4, penulis menuliskan konten yang cukup memberikan informasi
privat yang tidak banyak diketahui orang, informasi privat ini masih dikontrol dengan
menceritakan bagian yang detail dalam suatu momen tertentu, dan tidak menggambarkan
seluruh informasi privat yang dimiliki oleh penulis. Unggahan ke 4 ini juga adalah unggahan
yang berasal dari Instagram yang terkoneksi langsung dengan Facebook.

Analisis Manajemen Komunikasi


Berdasarkan pengaturan privasi yang dilakukan penulis pada akun Facebook nya terlihat bahwa
penulis dapat memilih untuk menjaga privasinya untuk tidak membaginya dengan pihak lain
serta memiliki hak penuh untuk dapat memilih apakah privasi yang dimilikinya akan disimpan
atau dibagi dengan pengguna lain, dengan mempertimbangkan berbagai motivasi, kontekstual
dan rasio keuntungan yang akan didapatkan.

Kontrol yang dilakukan cendrung tidak terlalu ketat, karenanya banyak fitur-fitur privasi yang
bisa diakses oleh publik. Dorongan motivasi dan rasio keuntungan dalam pengelolaan
Facebook selain untuk media sosial pribadi dan juga kegiatan bisnis dan organisasi mejadi
faktor-faktor pendorong penulis mengatur setelan akses terbuka (publik) dengan permeabilitas
batasan yang tipis karena mengharapkan adanya rasio keuntungan dari pembukaan pribadi
tersebut baik berupa informasi dari pengguna lain yang memiliki keterikatan/hubungan dengan
penulis baik dimasa lalu maupun di masa depan.

Untuk melakukan pemetaan penulis menggunakan Elemen Komunikasi Privasi Manajemen


Sandra Petronio, seperti yang terlihat pada gambar 13. Berdasarkan analisis sebelumnya
terlihat akun media sosial penulis berada pada elemen Privacy Ownership (kepemilikan) dan
Privacy Control (kontrol). Hal ini sesuai dengan Asumsi Dasar CPM Kontrol dan Kepemilikan
yaitu ide bahwa orang merasa memiliki informasi privat mengenai diri mereka sendiri. Sebagai
pemilik informasi ini, mereka percaya bahwa mereka harus ada pada posisi untuk mengontrol
siapa saja yang boleh mengakses informasi ini.

Tri Damayantho/200501072191 14
Gambar 13 Commnication Privasy Management Element Sandra Petronio

Elemen kepemilikan ini menciptakan batasan diantara informasi dan membuat informasi
tersebut tetap privat. Batas privasi tersebut membantu menggambarkan konteks dan juga garis
batas pemisah untuk informasi yang dianggap pribadi. Elemen kontrol privasi melambangkan
suatu mesin (dalam hal ini fitur setting pada Facebook) yang mengatur kondisi pemberian dan
penolakan akses ke informasi pribadi.

Berdasarkan analisa tersebut, penulis dapat memetakan identifikasi pengaturan media sosial
berada pada garis merah yang melingkari elemen kepemilikan (privacy ownership) dan elemen
kontrol (privacy control). Pada akun media sosial penulis, tidak terjadi Privacy Turbulence,
karena pengaturan yang dilakukan dan pemberian informasi dilakukan satu arah dan tidak
menimbulkan diskusi yang memancing perdebatan, yang mana memang dihindari oleh penulis.

Biasanya pengungkapan dilakukan secara bertahap, dimulai dari hal yang paling dangkal
tentang dirinya, sampai hal yang paling dalam, menyerupai dengan yang diungkapkan oleh
Altman dan Taylor dalam Teori Penetrasi Sosial. Tetapi pada kasus ini, penulis cendrung
melakukan pengungkapan secara acak dan tidak bertahap, hal ini lebih disebabkan karena
penulis sudah membuka akses dari permeabilitas batasan yang tipis pada akun Facebooknya,
karena pengaturan privasi dan penggunaan akun Facebook yang cermat sudah menciptakan
komunitas pengguna yang saling mengenal dan tidak terdapat akun anonim yang tidak dikenal
oleh penulis. Sejauh ini pengaturan yang dilakukan oleh penulis terhadap akun Facebooknya
sudah sesuai harapan dan setidaknya tidak menjadi hal yang mengganggu, tetapi memberikan

Tri Damayantho/200501072191 15
informasi dan pembaruan atas apa yang terjadi di komunitas, organisasi dan lingkaran
pertemanan.

Kesimpulan
Adapun hasil identifikasi ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Penulis tidak menutupi akun Facebook, seperti nama, kontak dan domisili, tetapi
mengatur siapa yang dapat menjadi teman dan melihat postingan stories yang personal,
sehingga privasi masih dapat terkontrol.
2. Penulis mengkoneksikan akun Instagram dengan akun Facebooknya, tetapi tidak
mengkoneksikan akun Facebook ke akun Instagram, artinya, setiap penulis
menggunggah status di Instagram, akan muncul menjadi status di Facebook, tetapi tidak
sebaliknya. Ini adalah salah satu cara penulis untuk mengontrol informasi yang akan
dibagikan, tergantung dengan fungsi media sosial yang digunakan oleh penulis.
3. Pada Elemen CPM, batasan yang terjadi pada akun media sosial berada pada Privasi
Ownership (kepemilikan) dan Privacy Control (kontrol) seperti yang terlihat pada
gambar 13.
4. Pembaruan status cukup jarang berkaitan dengan pribadi penulis, ini merupakan salah
satu cara untuk melakukan kontrol dan menjaga informasi privat. Pembaruan status
yang bisa disebut dengan pengungkapan, dilakukan oleh penulis secara acak, ini terjadi
lebih karena dorongan motivasi, kontekstual dan rasio keuntungan.
5. Informasi yang diunggah merupakan informasi yang berguna dan memberikan kesan
positif, dan tidak membahas informasi sensitif yang memancing perdebatan.
6. Penulis melakukan pengungkapan informasi privat pada salah satu postingan yang
menjadi salah satu kesan positif terhadap motivasi dan perhatian penulis terhadap
lingkungan sosialnya.

Pustaka
Griffin, E. 2012. In A First Look At Communication Theory Eight Edition. Amerika: McGrew
Hill.

Littlejohn, Stephen W & Foss, Karen A & Oetzel, John G. 2017. Theories of Human
Communication, Eleventh Edition. Waveland Press, Inc. Long Grove, Illinois.

Tri Damayantho/200501072191 16
Jurnal
Petronio, Sandra. 2013. Brief Status Report on Communication Privacy Management Theory.
Journal of Family Communication, 13: 6–14, 2013.

Waters, Susan & Ackerman, James. 2011. Exploring Privacy Management on Facebook:
Motivations and Perceived Consequences of Voluntary Disclosure. Journal of Computer-
Mediated Communication 17 (2011) 101–115.

Tiyarestu, A.C dan Cahyono, Rudi. 2015. Perbedaan Communication Privacy Management di
Media Sosial Twitter pada Remaja dengan Tipe Kepribadian Extravert dan Introvert. Jurnal
Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol. 04 No. 1, April 2015.

Kamilah, F.N dan Lestari, S.B. Manajemen Privasi pada Pengguna Media Sosial Instagram.
Program Studi S1 Ilmu Komunikasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Diponegoro.

Tri Damayantho/200501072191 17

Anda mungkin juga menyukai