Anda di halaman 1dari 11

Untuk meningkatkan pelayanan terhadap peserta Jaminan Kesehatan Nasional, BPJS Kesehatan

meluncurkan aplikasi mobile JKN. Aplikasi mobile JKN merupakan bentuk transformasi digital
model bisnis BPJS Kesehatan, yang semula berupa kegiatan administratif di kantor cabang atau
fasilitas kesehatan, kini ditransformasi ke dalam bentuk aplikasi yang dapat digunakan untuk
mempermudah peserta dimana saja kapanpun tanpa batasan waktu. Kemudahan dalam mengakses
aplikasi jkn merupakan pengaruh dari usability yang ada. Tingkat usability dapat menentukan sejauh
mana sebuah aplikasi dapat digunakan pengguna untuk mencapai tujuannya dan seberapa mudah
dalam menggunakan antarmuka apikasi tersebut. Dan pada penelitian ini dilakukan penilaian pada
aplikasi mobile Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) karena masih terdapat kekurangan yang ada pada
system seperti adanya fungsionalitas yang masih belum berjalan sesuai dengan fungsinya sehingga
membuat pengguna kurang puas ketika menggunakan aplikasi JKN. Pengujian ini dimulai dengan
mengevaluasi aspek usability melalui pengujian kegunaan (usability testing) untuk mengetahui
seberapa besar kepuasan pengguna dalam berinteraksi dengan aplikasi. Untuk penilaian tersebut
digunakan tools Software Usability Measurement Inventory (SUMI)¸berdasarkan efficiency, affect,
helpfulness, control dan learnability pengujian ini menggunakan aplikasi SPSS. Dari hasil penelitian
lima variabel yang ada tiga diantaranya memiliki nilai yang masih rendah
yaitu efficiency, control dan learnability  sehingga menunjukan bahwa tingkat usability yang ada
pada aplikasi masih rendah dan belum memenuhi kepuasan pengguna aplikasi.

APA ITU LEARNABILITY ?


Learnability merupakan suatu cara yang dapat memudahkan
user dalam mengakses atau berinteraksi dengan sebuah
interface yang disediakan. Segala perintah yang disediakan
dapat dimengerti dengan mudah saat pertama sekali
dilihat/digunakan.

Dalam topik ini ada beberapa konsep yang perlu diperhatikan


yaitu:

LEARNING APPROACHES

Bagaimana cara belajar pengguna baru dalam menghadapi


sebuah User Interface yang baru, karena hal ini sangatlah perlu
untuk bagaimana interface yang mudah dipahami seorang user
nantinya. Ada beberapa cara mempelajari sebuah User Interface
baru yang benar, yaitu:

1. Learning by doing

Dengan cara belajar ini, biasanya pengguna baru belajar dari


sebuah tindakan yang dilakukannya sendiri. Dalam hal ini, saat
user menghadapi sebuah interface, dia sudah memiliki
tujuannya tersendiri apa yang hendak dia capai. Kemudian user
akan melakukan apa saja yang ada dalam pikirannya sendiri
untuk memulai sebuah tindakan daripada belajar interfacenya.
Sehingga dalam hal ini, interface yang disediakan harus mampu
mengkomunikasikan bagaimana cara menggunakan sebuah
aplikasi yang dibuat dengan cara yang mudah dimengerti.
2. Learning by seeking help

Dengan cara belajar ini, user akan mencari bantuan dari mana
saja. Hal ini terjadi saat seorang user sudah benar-benar tidak
tahu lagi bagaimana cara menggunakan sebuah interface yang
dihadapinya. Untuk mengatasi hal ini, contohnya bisa dengan
cara dimana seorang developer applikasi akan menyediakan
menu help. Perlu diperhatikan dalam penjelasan solusi
permasalahan yang disediakan di menu help harus singkat dan
jelas serta jawabannya langsung saja pada inti
permasalahannya.

3. Learning by watching

User akan mempelajari sebuah user interface dari


pengamatannya sendiri terhadap orang-orang yang pernah
melakukan hal yang sama. Kencenderungan manusia yang lebih
cepat melihat dari pada membaca salah satu faktor yang
mendorong seseorang akan lebih mudah mengingat melalui
ingatan penglihatannya.

INTERACTION STYLES

1. Command Language : user menggunakan apa yang ada dalam


ingatannya.

2. Menu and Form : user menggunakan semua menu yang


dibutuhkan atau mengisi form.
3. Direct Manipulation : user berinteraksi dengan representasi
visual menggunakan aksi fisik atau menekan sebuah tombol.
Efek dari tindakan yang dilakukan harus cepat,
incremental,reversible, dan immediately visible.

4. Speech Dialog : user berbicara secara langsung kepada


sistem, dan sistem akan langsung menanggapi dengan cara
yang sama. Contohnya Siri.

CONSISTENCY

Perlu sekali sebuah interface tetap mempertahankan


tampilannya baik dari bentuk, warna, maupun fungsinya. Hal
ini tentu saja akan mempermudah user agar tidak bingung
ketika menggunakan sebuah aplikasi. User akan bingung ketika
interface berubah-ubah tampilannya.

Contohnya konsistensi dalam penggunakan gambar ikon


“Setting” dengan gambar kunci yang sama disetiap halaman
yang berbeda.

Tampilan pada pengumuman


Tampilan pada pembayaran

AFFORDANCES

Affordances adalah sebuah hubungan fisik antara user dengan


interface, dimana user hanya dengan melihat tanpa harus
diberitahukan, dapat dimengerti apa maksud dan fungsi sebuah
perintah sehingga dapat dioperasikan.Contohnya pada tampilan
utama Google. Hanya dengan melihat saja user dapat
menggunakan operasi yang disediakan. Gambar seperti
“Microphone” berarti dapat merekam suara. Gambar seperti
“kotak dialog” sebagai tempat user mengetik teks.
Tampilan awal Google

Contoh lain yaitu pada halaman untuk upload data/dokumen.

Tampilan saat akan mengunduh file

Contoh lain juga yaitu gambar ikon pengaturan yang


disediakan. User hanya dengan melihat dapat memahami
fungsinya. Begitu juga dengan gambar “bel” fungsinya untuk
melihat pemberitahuan.
FEEDBACK

Feedback merupakan respon sistem dari sebuah aksi/tindakan


yang dilakukan user. Bagaimana sistem berubah tampak ketika
kita melakukan suatu tindakan tersebut. Respon ini dapat
berupa suara,cahaya,animasi,teks atau kombinasi dari
keempatnya. Sebuah aplikasi dikatakan baik ketika semua
fungsi yang tersedia dapat dioperasikan dengan baik dan
responnya sesuai dengan apa yang user inginkan.

Contohnya yaitu ketika kita menekan tombol “submit” maka


sistem akan memberikan respon bahwa dokumen sudah
berhasil disubmit.
Tampilan saat submit KRS

Tampilan saat KRS sudah disubmit

Contoh lainnya adalah ketika kita menekan tombol “search”


maka sistem akan menampilkan hasil pencarian yang
diinginkan user.

Ada beberapa yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Visible Navigation State

Sebuah navigasi merupakan hal yang penting dalam aplikasi


karena merupakan arah untuk user mengeksplorasi segala isi
yang terdapat dalam aplikasi tersebut. Navigasi memberitahu
user dimana posisinya berada dan kemana user dapat pergi.
Contohnya :
Tampilan pada Google

2. Visible Model State

Tindakan yang dilakukan user hasilnya diaktualisasikan ke


interface, sehingga proses yang seharusnya dikerjakan
dibelakang interface dapat dilihat oleh user. Hal ini dilakukan
untuk memberikan informasi tambahan kepada user.
Contohnya aplikasi Ms.PowerPoint memberitahukan user
berada pada slide/page berapa dari jumlah berapa, dan berapa
jumlah kata yang sudah diketikkan user di Ms.Word

3. Visible View State

Sistem memperlihatkan kepada user respon dari tindakan yang


dilakukan user. Respon yang diberikan berupa view warna atau
batasan-batasan hasil tindakan user.

Contohnya pada saat user ingin mencopy teks maka sistem


menunjukkan batasan teks yang sedang dihighlight oleh user.

Tampilan saat menghighlight teks

INFORMATION SCENT

Information Scent adalah bagian yang penting dimana


diberikan informasi apa saja yang dapat dilakukan dalam
aplikasi atau tanpa harus menjalankan fungsi user sudah dapat
menerka atau mengetahui kira-kira apa yang akan diperoleh
dari sebuah tindakan tertentu.

Contohnya adalah pada saat kita ingin login ke sebuah aplikasi,


namun kita belum memiliki akun, maka interface menunjukkan
teks “Sign Up” yang digaris bawahi menandakan user harus
mengkliknya agar mendaftarkan akunnya.

Anda mungkin juga menyukai