Anda di halaman 1dari 12

KOMUNIKASI ORGANISASI

PADA

PT KARANGSARI CIPTA MANDIRI (KCM)

Dosen:

ROSANAH, S.S., M.I.Kom, AMIPR


Oleh

Tri Damayantho

200501072191

PENGANTAR CORPORATE COMMUNICATION

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI

UNIVERSITAS SIBER ASIA


2020/2021
PENDAHULUAN
Proses komunikasi perusahaan pada PT Karangsari Cipta Mandiri (KCM) menjadi pilihan penulis sebagai
objek studi kasus yang dilakukan. PT Karangsari Cipta Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak
dalam Jasa Teknologi dan Komunikasi, perdagangan, ekspor impor dan kontruksi dan pengembangan
di Indonesia. Sejak tahun 2015, perusahaan ini fokus di jasa teknologi informasi dan komunikasi.
Perusahaan ini lebih banyak bergerak di bidang konsultasi dan pengadaan barang/jasa.

Berikut ini adalah struktur organisasi PT Karangsari Cipta Mandiri:

Gambar 1 Struktur organisasi PT Karangsari Cipta Mandiri

Secara umum, walaupun termasuk skala kecil, hanya memiliki sekitar 30 karyawan, tapi perusahaan ini
sudah memiliki komponen yang cukup lengkap, diantaranya adalah posisi HRD yang sudah diisi oleh
satu orang yang bekerja penuh di posisi tersebut. Hal ini menjadi keuntungan bagi hubungan antar
karyawan dan perusahaan yang terjalin dengan cukup lancar, secara vertikal dan horizontal sudah
dilakukan, baik antara staf dengan manajer, manajer dengan staf, direktur dengan staf dan direktur
dengan manajer.

Observasi yang dilakukan terhadap proses komunikasi di perusahaan ini mengikuti komponen
komunikasi Goldhaber. Komponen-komponen yang perlu dielaborasi adalah proses komunikasi
perusahaan yang berlangsung, baik secara vertikal, horizontal dan diagonal; pesan komunikasi yang
dipertukarkan, jaringan komunikasi yang digunakan, hambatan-hambatan komunikasi perusahaan yang
dihadapi, gaya kepemimpinan dan gaya komunikasi manajerial, kedudukan corporate communication
dalam perusahaan, iklim komunikasi perusahaan dan budaya yang diterapkan dalam perusahaan.

1
Analisis aspek kesesuaian antara aspek teoritis dengan prakteknya dalam perusahaan, meliputi;
kedudukan idealis dalam struktur organisasi Divisi Corporate Communication; siapa yang melakukan
peran dan fungsi corporate communication,

PEMBAHASAN
Konsep Komunikasi Goldhaber.
Definisi dan perspektif menurut Goldhaber (Ruliana, 2014: 20) adalah sebagai berikut:

• Organization occurs within acomplex open system which is influenced by and its
enviroment, both internal (called culture) and external. - Organisasi terjadi dalam suatu
sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh dan lingkungannya, baik internal (disebut
budaya) maupun eksternal.
• Organizational communication involve message and their flow, purpose, direction and
media.- Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan,arah dan media.
• Organization communication involve people and their attitudes, feelings, relationship and
skill.- Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan, hubungan
dan keterampilan.
• Organization communication is the process of creating ang exchanging message within
a network of interdependent relationship to cope with enviromental uncertainity –
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak
pasti atau selalu berubah-ubah.

Gambar 2 Paradigma Komunikasi Organisasi

Dari definisi yang diungkapkan oleh Goldhaber, tujuh konsep kunci yang terkandung didalammnya
adalah:

2
1. Proses (Process): suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka dinamis, yang menciptakan
dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukarkan
informasi ini berjalan terus menerus, maka dikatakan sebagai suatu proses.
2. Pesan (Message): Pesan adalah susunan simbolik yang penuh arti tentang orang, objek dan
kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi, seseorang
harus sanggup menyusun gambaran mental, memberi gambaran itu nama dan mengembangkan
suatu perasaan terhadapnya.
3. Jaringan (Network): Dalam suatu organisasi terdapat orang-orang yang menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-orang ini terjadi
melalui suatu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
4. Keadaan saling tergantung (Interdependence): konsep kunci komunikasi organisasi lainnya
adalah keadaan yang daling tergantung satu bagian dengan bagian yang lainnya.
5. Hubungan (Relationship): organisasi merupakan sistem terbuka, sistem kehidupan sosial,
maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.
6. Lingkungan (Enviromenent): Lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial
yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.
7. Ketidakpastian (Uncertainty): adalah perbedaan informasi yang tersedia yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan.

Proses Komunikasi Perusahaan PT Karangsari Cipta Mandiri (KCM)


Dalam proses komunikasi organisasi, beberapa komponen yang penting adalah (Lilieweri, 2014: 370):

a. Jalur Komunikasi: antara lain formal-informal, internal-eksternal, atas-bawah, bawah-atas,


horizontal serta jaringan.

Gambar 3 Komunikasi Organisasi berdasarkan struktur organisasi

Keterangan gambar:
1. Garis komando vertikal (hubungan atasan-bawahan)
2. Satu unit kerja dengan tugas dan fungsi sejenis

3
3. Garis tanggung jawab-komunikasi vertikal (hubungan bawahan atasan)
4. Komunikasi horizontal (hubungan antara dua pejabat yang mempunyai
posisi/level sama)
5. Satu unit klik (unit informal yang terbentuk oleh hubungan diantara beberapa
orang yang berbeda)
6. Komunikasi diagonal (hubungan antara dua pejabat yang berasal dari dua unit
kerja yang berbeda dan mempunyai level/posisi yang berbeda)

Berdasarkan teori diatas, berikut analisa Komunikasi Organisasi pada PT Karangsari Cipta Mandiri
(KCM):

2
1 3
4

2 1 5

7 7

Gambar 4 Komunikasi Organisasi berdasarkan struktur organisasi

Proses komunikasi perusahaan berdasarkan struktur organisasi di PT KCM

A. Proses Komunikasi Perusahaan;


1. Komunikasi Vertikal: pada PT KCM terjadi komunikasi vertikal yang merupakan garis
komando menghubungkan antara atasan dan bawahan. Pada PT KCM hubungan
komunikasi antara atasan dan bawahan (1, panah merah). Pada analisa diatas, kasus yang
diambil adalah hubungan komunikasi vertikal antara atasan (Direktur Utama) sampai ke Staff
Teknik. Terdapat 2 level diantara atasan dan bawahan yaitu Direktur Operasional dan

4
Manajer Teknik. Garis tanggung jawab komunikasi vertikal yang terjadi antara bawahan dan
atasan (2, panah hijau) kasus yang diambil adalah hubungan komunikasi vertikal antara
bawahan dan atasan dari Staff Keuangan ke Direktur Utama.

2. Proses Komunikasi Perusahaan; Komunikasi Horizontal: pada PT KCM terjadi komunikasi


horizontal baik antara pejabat yang berbeda maupun antar unit yang berbeda. Pada Gambar
4, disimbolkan dengan garis horinzontal hitam no 6. Selain itu disimbolkan juga dengan oval
jingga no 3, dimana hubungan antara Manajer HRD dengan Account Executive (AE) yang
berperan menjaga relasi dan klien dari perusahaan dan rekanan lainnya. Karena PT KCM
ini adalah perusahaan yang sedang berkembang, maka fungsi AE sangat penting untuk
perkembangan perusahaan. Selain itu HRD juga berinteraksi secara fungsi dengan bagian
teknik. Peranan HRD yang disimbolkan dengan lingkaran kuning (7) sangat penting karena
untuk divisi Teknik dan AE karena perputaran (turn over) staff di divisi ini cukup tinggi. Tidak
banyak staff yang bertahan lebih dari 2 tahun. Selain itu untuk penanganan proyek,
seringkali komitmen hasil pekerjaan proyek dan administrasi proyek berjalan beriringan,
sehingga hubungan antara karyawan antara staff teknik dan staff AE cukup intens, disini
peran HRD idealnya adalah menjembatani fungsi dan kewajiban antara bagian teknis dan
bagian AE agar tidak terjadi overlapping sehingga meyebabkan konflik. Contoh kasus
adalah ketika awal proyek, biasanya perusahaan dan klien melakukan presentasi kick off,
sehingga ada beberapa peran yang terlibat, biasanya adalah Manajer Proyek (dari divisi
teknik) dan staff dari AE. Penentuan jabatan tertinggi yang hadir di suatu presentasi kick off
idealnya adalah ditentukan oleh Manager HRD berdasarkan tingkat besarnya nilai project
atau tingkat kesulitan secara teknis dari proyek itu sendiri. HRD semestinya berperan dalam
penentuan tersebut, tetapi beberapa kendala yang sering terjadi pada prakteknya adalah
sebagai berikut:
a. Klien mempunyai keterikatan dan kecocokan secara personal dengan pejabat yang
kewenangannya diluar seharusnya, misalkan klien yang mempunyai pemahaman
secara teknik yang kuat lebih nyaman dengan pejabat AE, sehingga setiap kali
pejabat tim teknik perlu koordinasi teknik, biasanya perlu ditemani oleh pejabat AE,
sehingga menjadi overlappping dalam tugas terutama dalam jam kerja.
b. Tidak meratanya sumber daya manusia yang disebabkan oleh terlalu seringnya turn
over dalam suatu divisi. Kondisi ini seperti buah simalakama, karena sebagai

5
perusahaan yang sdang berkembang, butuh SDM yang mumpuni, tetapi biasanya
SDM yang mumpuni memiliki target dan kesempatan yang luas dari tempat lain,
sehingga sulit untuk mempertahanan karyawan yang berkualitas. Terkadang
karyawan yang baru diberi sertifikasi bisa mencari jalan untuk resign karena ada
tawaran yang lebih baik. Disini seringkali peran HRD tidak maksimal. Selain itu,
komunikasi horizontal yang cukup intens terjadi antara Manajer Keuangan dan
Account Executive; biasanya untuk urusan penagihan, dan AE dengan Manajer
Teknik, ini terkait dengan progres dan pelaporan.
c. Proses Komunikasi Perusahaan; Komunikasi Diagonal (silang -unit yang berbeda):
komunikasi ini adalah komunikasi hubungan antara dua pejabat yang berasal dari
unit kerja yag berbeda dan mempunyai level dan posisi berbeda, pada gambar 4
disimbolkan dengan garis hitam no 5. Komunikasi ini yang cukup intens adalah
antara pejabat Direktur Teknik dengan Manajer Keuangan dan Direktur Keuangan
dengan Manajer Teknik.

B. Pesan Komunikasi yang dipertukarkan di PT KCM :


adalah berhubungan dengan tugas-tugas, pesan-pesan pemeliharaan, pesan kemanusiaan, dan
pesan pembaharuan. Komunikasi tersebut efektif apabila pesan yang dikirim diartikan sama oleh
penerima.

Pesan-pesan tersebut dijabarkan sebagai berikut (Hermana, 2004):


• Pesan tugas: berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan organisasi
oleh anggota organisasi. Misalkan arahan untuk melakukan tugas secara efisien, seperti
pemberian pelatihan, orientasi, penentuan tujuan, produktivitas dan lainnya.
• Pesan pemeliharaan: berkaitan dengan aturan, perintah,prosedur dan kontrol untuk
memperlancar organisasi mencapai tujuannya.
• Pesan kemanusiaan: berkaitan dengan hubungan interpersonal, konsep diri, perasaan
dan moral untuk membantu apabila terjadi konflik dalam organisasi.
• Pesan pembaharuan: berkaitan dengan perencanaan yang baru, aktivitas baru,
program-program baru, proyek-proyek baru dan saran-saran baru.

C. Jaringan komunikasi yang digunakan (Ruliana, 2014:80)


a. Model Rantai (Chain): menganut sistem komando baik kebawah maupun ke atas tanpa
ada penyaringan. Biasanya dikenal dengan komunikasi sistem arus ke atas dan ke
bawah.

6
b. Model Roda (Wheel): semua laporan, instruksi, perintah kerja dan pengawasan terpusat
satu orang yang memimpin empat bawahan atau lebih dimana tidak terjadi interaksi
diantara bawahan.
c. Model Lingkaran (Circle): semua anggota staff bisa terjadi interaksi pada setiap tiga
angkatan hirarkinya, tetapi tanpa ada kelanjutan pada tingkat yang lebih tinggi dan hanya
terbatas pada setiap level.
d. Model huruf Y: model ini tidak jauh berbeda dengan model rantai, yaitu terdapat empat
level jenjang hirarkinya. Satu supervisor mempunyai empat bawahan dan dua atasan
meungkin berbeda divisi/departemen.
e. Model saluran bebas (all channel): adalah pengembangan model lingkaran (circle), di
mana dari semua tiga level tersebut dapat melakukan interaksi secara timbal balik tanpa
menganut siapa yang menjadi tokoh sentralnya.

Gambar 5 Model Jaringan Komunikasi

Berdasarkan pengamatan, PT KCM menggunakan beberapa jaringan komunikasi yaitu:

a. Model Roda; model ini digunakan oleh PT KCM pada project pengambilan data dimana
para kontributor mewakili setiap propinsinya. Kontributor ini secara rutin melakukan
koordinasi di sistem melalui aplikasi andorid dimana koordinasi seperti pengarahan,
aktivitas, laporan dan yang dilakukan dilakukan langsung kepada supervisornya
sehingga tidak ada interaksi antar kontributor propinsi tersebut.
b. Model saluran bebas (all channel): model ini adalah model komunikasi yang praktis
sering digunakan dalam PT. KCM, karena perusahaan ini menganut prinsip
kekeluargaan, para karyawan dapat berinteraksi secara cair pada keseharian di kantor,
dan komunikasi terjadi tergantung pada topiknya, apabila topik keseharian, model
saluran bebas digunakan, jika menyangkiup operasional kantor, keuangan dan project,
kodel dapat berubah menjadi model rantai atau model Y.

7
D. Saluran Komunikasi yang dilakukan:
Berikut ini adalah saluran komunikasi yang digunakan di PT KCM (Ruliana, 2014:33): (1)
Telepon, (2) Email, (3) makan siang bersama, (4) Sesi Pelatihan, (5) Rapat, (6) Curhat, (7)
Family Gathering, (8) Lembaran Presentasi, (9) Gosip, (10) Sistem pengirim pesan (WAG,Slack
dan Telegram), (11) Laporan berkala, (12) Konfrensi jarak jauh (zoom, G meet), dan (13)
pertemuan sosial.

E. Hambatan-Hambatan komunikasi perusahaan yang terjadi:


Pada umumnya karena skala perusahaan yang kecil, tidak banyak hambatan yang benar-benar
mengganggu. Kalaupun ada, hambatan-hambatan yang terjadi di PT KCM lebih terjadi pada
tingkat manajemen level dan manager interpretation. Untuk manajemen level seringkali terjadi
penyampaian pesan/informasi yang tidak lancar, baik dari arah atau aliran informasi, atau pola
komunikasi, baik secara top down maupun bottom up, hal ini terjadi apabila dalam pekerjaan
yang sudah mendekati tenggat. Sedangkan untuk manager interpretation lebih sering terjadi,
karena terkadang perekrutan karyawan sering berdasarkan kekeluargaan sehingga HRD tidak
selalu bisa menerapkan standarnya.

F. Gaya Kepemimpinan dan Gaya Komunikasi Manajerial


Berdasarkan pengamatan di PT KCM, gaya komunikasi manajerial perusahaan menggunakan
gaya the equalitarian style, gaya ini sudah lama diterapkan didalam organisasi, tetapi untuk
berhubungan dengan pemangku kepentingan, para manajer menggunakan gaya the
relinguishing style, lebih karena kepentingan proyek, karena pekerjaan pada PT KCM ini banyak
yang merupakan pekerjaan konsultasi.

G. Kedudukan Corporate Communication:


Berdasarkan hasil observasi, Corporate Communication berada pada divisi HRD dan Account
Executive, dengan pambagian kewenangan, untuk HRD berkewajiban menangani organisasi
dan interaksi dengan lingkungan sekitar kantor, sedangkan untuk Account Executive menangani
pemangku kepentingan lain, seperti klien dan rekanan, dalam tugasnya AE biasanya dibantu
oleh manajer teknik, sesuai dengan project yang ditangani.

H. Iklim Komunikasi Perusahaan.


Berdasarkan pengamatan iklim komunikasi perusahaan, pada PT KCM apabila menggunakan
dimensi-dimensi Iklim Organisasi Litwin dan Stringers (Ruliana, 2014: 152) maka PT KCM
berada pada dimensi ke empat yaitu Friendly, Team Spirit, Good Fellowship, Trust.

8
Sedangkan bila menggunakan dimensi iklim hasil penelitian Redding (Ruliana, 2014: 160) maka
PT KCM berada pada dimensi ke empat yaitu terbuka dan tulus, dalam komunikasi formal dan
informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar.

I. Budaya yang diterapkan dalam perusahaan:


PT KCM dimiliki saham oleh pemilik yang berasal dari Bali, sehingga kebudayaan Hindu sangat
lekat di kantor, biasanya ketika pindahan lokasi kantor atau acara-acara tertentu, dilakukan suatu
upacara pemberkatan. Karena itulah bangunan kantor PT KCM mempunyai nuansa nusantara,
terutama berfilosofi Tri Hita Karana. Filosofi ini juga digunakan dalam komunitas yang dibangun
dalam organisasi.

Berdasarkan observasi diatas, maka bila kita kaitkan dengan Level Budaya Organisasi (Liliweri,
2014: 249) PT KCM sudah melalui tiga dari empat level analisis yaitu:

a. Culture symbol: gagasan kebudayaan, termasuk budaya organisasi biasa yang


dinyatakan dalam simbol-simbol.
b. Cultural Values: rujukan yang digunakan adalah Tri Hita Karana sebagai nilai budaya
dan rujukan kepercayaan kolektif, perasaan maupun tindakan bersama.
c. Shared Assumtions: rujukan kantor PT KCM yang juga menyediakan working space,
dengan arsitektur gedung yang bernuansa nusantara, sehingga mencerminkan
bangunan itu milik publik, walaupun citra ini juga merupakan salah satu cara pemasaran
working space.

Analisis Aspek Kesesuaian antara aspek teoritis dengan praktiknya:


A. Kedudukan idealis dalam struktur organisasi Divisi Corporate Communication:
Dari hasil observasi, kedudukan ideal Divisi Corporate Communication adalah berdampingan
dengan Account Executive dan HRD. Karena peran AE pada dasarnya adalah menjalankan
peran Corporate Communication secara external, sedangkan internalnya dilakukan oleh HRD.
Apabila PT KCM semakin besar, maka perlu di analisis kembali apakah AE dan HRD dapat
menjadi satu payung dalam corporate communication

B. Peran dan fungsi corporate communication dilakukan:


Peran dan fungsi Corporate Communication pada PT KCM jelas dilakukan oleh dua divisi yaitu
HRD dan Account Executive, dengan pembagian internal tugas HRD, eksternal dilakukan oleh
Account Executive. Tetapi untuk eksternal bagian sosial kemasyarakatan, masih dilakukan oleh
HRD, sedangkan eksternal bagian bisnis dilakukan oleh AE.

9
C. Kritik dan saran:
Kritik dan saran untuk PT KCM adalah, pada dasarnya PT KCM tidak terlalu fokus dalam
pengembangan komunikasi perusahaan, tetapi bidang tersebut sebenarnya dilakukan secara
oleh PT KCM sebagai bagian dari tugas dua divisi yaitu HRD dan AE. Dari hasil observasi,
masalah komunikasi di PT KCM adalah masalah-masalah yang mendasar, seperti hubungan
antar pribadi dan hubungan antar budaya yang kadang menjadikan asal muasal konflik di dalam
perusahaan. Selain itu kurang peka nya terhadap bahasa nonverbal, menjadi salah satu faktor
kesalahan komunikasi di PT KCM.

KESIMPULAN
Proses komunikasi pada PT KCM pada dasarnya berjalan secara otomatis dan tanpa perencanaan.
Tindakan komunikasi yang dilakukan berdasarkan kepentingan klien dari perusahaan, kemudian dibuat
perimbangan dengan kepentingan karyawan. Apabila PT KCM menjalankan Corporate Communication
yang baik, maka diyakini dapat meningkatkan sales dan memperluas jaringan kerjasama dengan
pemangku kepentingan lainnya terutama kerjasama dengan pemerintahan dan swasta.

Selain itu, kekurangan dari PT KCM dalam memperluas bisnisnya adalah, pada dasarnya PT KCM
memiliki relasi yang cukup banyak dengan rekanan dan klien mereka, dan apabila dikelola dengan baik,
turunan dari relasi tersebut akan lebih banyak. Sayangnya di PT KCM tidak mempunyai divisi corporate
communication, sehingga tidak ada divisi yang melanjutkan peluang-peluang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ruliana. Poppy, 2014. Komunikasi Organisasi; Teori dan Studi Kasus. Rajawali Pers, Divisi Buku
Perguruan Tinggi. PT Rajagrafindo Perkasa. Jakarta

Liliweri, Alo, 2014. Sosiologi & Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta.

Hermana, Dody. & Barlian, U.C, 2004. Komunikasi dalam Organisasi. Jurnal Administrasi Pendidikan.
Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Kartono, P.P. & Kartikawangi, Dorien, 2018. The implementation of public organization communication
and its long-term effect on corporate image: A literature review of PT Astra Honda Motor. UGM
Digital Press. Yogyakarta.

10
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

SAYA YANG BERTANDA TANGAN DIBAWAH INI:

NAMA : TRI DAMAYANTHO

NIM : 200501072191

PROGRAM STUDI : KOMUNIKASI PJJ

FAKULTAS : KOMUNIKASI

MENYATAKAN DENGAN SEBENARNYA, BAHWA MAKALAH YANG SAYA TULIS DENGAN JUDUL “KOMUNIKASI
PERUSAHAAN PADA PT KARANGSARI CIPTA MANDIRI (KCM)” BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA
SAYA SENDIRI, BUKAN MERUPAKAN PENGAMBILALIHAN TULISAN ATAU PIKIRAN ORANG LAIN YANG SAYA AKUI

SEBAGAI HASIL TULISAN ATAU PIKIRAN SAYA SENDIRI.

APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI ATAU DAPAT DIBUKTIKAN MAKALAH INI PLAGIAT, MAKA SAYA BERSEDIA

MENERIMA SANKSI ATAS PERBUATAN TERSEBUT.

MADIUN, 27/11/2021

TRI DAMAYANTHO

200501072191

Anda mungkin juga menyukai