Anda di halaman 1dari 27

Makalah tentang kabut asap Riau

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabut asap riau ahir-akhir ini marak dipublikasikan karena kurang lebih
selama 17 tahun Indonesia tidak tahu akan hal ini. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Maka dari itu, disini kami akan membahas tentang penyebab
dari terjadinya kabut asap di provinsi riau, dan cara untuk mengatasinya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
Mengetahui penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau
Mengetahui sektor atau lembaga yang menyebabkan kabut asap tersebut
Mengetahui peran serta pemerintah dalam mengatasi hal ini
Mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk memberantas kasus ini
1.3 Rumusan Masalah

1.
2.
3.
4.
5.

Apa penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau?


Apa saja usaha pemerintah untuk mengatasi hal ini?
Siapakah dalang dibalik semua ini?
Apa saja reaksi masyarakat untuk menghadapi hal ini?
Dimana saja letak titik api yang menyebabkan kebakaran ini semakin
meluas?
6. Apa reaksi presiden mendengar berita tentang kabut asap di riau?
7. Apa saja dampak yang merugikan bagi masyarakat riau?
8. Siapa saja lembaga yang membantu mengatasi hal ini?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau
Penyebab dari kabut asap ini adalah adanya suatu perusahaan yang
berencana ingin membuat lahan perkebunan sawit, lalu mereka
membakar hutan. Karena hembusan angin, akhirnya api tersebut semakin
meluas sehingga menghasilkan kabut asap yang pekat dan bisa
menyebabkan penyakit, dan kecelakaan lalu lintas karena jarak pandang
yang tidak sempurna.
2.2 usaha pemerintah dalam mengatasi kabut asap di riau
Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi ini. Tetapi,
upaya pemadaman dan penanggulangan api serta kabut asap ini tidak bisa

dilakukan melalui udara karena ketebalan asap. Sementara di darat, upaya


penanggulangan dilakukan dengan cara manual menggunakan mesin damkar
di Bengkalis dan Teluk Meranti, termasuk Pelalawan dan Siak.

2.3 sektor atau lembaga yang menyebabkan kabut asap di riau


Kepolisian Daerah Provinsi Riau sebagai Satuan Tugas (Satgas) Penindakan
Kabut Asap telah menetapkan 66 orang sebagai tersangka pembakar lahan
dari 44 perkara yang tengah ditangani. Satu tersangka di antaranya adalah
pihak korporasi.
Data rekapitulasi Satgas Penindakan menyebutkan, jumlah tersangka
terbanyak ditangani oleh Polres Bengkalis. Dari enam kasus, sudah ada 20
orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Namun, dua orang masih dalam
pengejaran.
Sementara itu, Polres Rokan Hilir telah menetapkan 19 orang tersangka dari
tujuh perkara dan Polres Pelalawan menetapkan enam orang sebagai
tersangka pembakar lahan dari lima kasus.
Di wilayah hukum Polres Indragiri Hilir, ada empat kasus dan empat tersangka
sudah ditetapkan. Polres Siak hanya menetapkan empat tersangka dari
delapan perkara dan satu orang masih buron. Polresta Dumai menangani tiga
kasus dan sudah menetapkan empat tersangka dengan dua tersangka buron.
Untuk lima perkara yang ditangani Direktorat Kriminal Khusus (Ditreskrimsus)
Polda Riau ada empat orang tersangka, dan di Polres Meranti ditetapkan tiga
tersangka dari tiga kasus yang ditangani. Polresta Pekanbaru yang
sebelumnya menangani dua perkara pembakaran lahan, sampai saat ini telah
menetapkan dua orang sebagai tersangka.

2.4 reaksi masyarakat menghadapi masalah ini


Masker telah menjadi bagian kehidupan masyarakat di Riau dalam sebulan
terakhir ini. Perangkat penutup hidung dan mulut ini melindungi pemakainya
dari udara yang tercemar bahan-bahan berbahaya akibat kabut asap.
Mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek, semuanya mengenakan masker.
Seiring dengan level pencemaran udara ke level 'berbahaya' masker kini
dikenakan di mana saja, bahkan di dalam gedung seperti pusat perbelanjaan.
Alasan utama orang-orang memakai masker adalah kesehatan, jika tidak mau
terkena gangguan pernafasan. Tetapi, masker bukan cuma sekadar penutup
hidung dan mulut belaka, bagi sebagian orang mungkin masker bisa
menunjukkan identitas mereka.

Masker yang dipakai orang-orang bukan bukan cuma bertipe 'kolot', seperti
yang dikenakan dokter ketika mengoperasi pasiennya. Tetapi juga ada yang
bertipe imut, teknis, sampai ekstrem.
Banyak kaum perempuan memilih masker berbahan kain dengan pola dan
gambar tokoh kartun imut di bagian penutup hidung/mulut. Mulai dari masker
warna pink, gambar bunga-bunga, sampai tokoh kartun seperti Hello Kitty
banyak dijual bebas di pasaran.
Kemudian ada pemakai masker yang sedianya diperuntukkan bagi orang yang
bekerja di bidang-bidang khusus. Sebut saja masker untuk di daerah
pertambangan, masker untuk di pabrik/ laboratorium, sampai masker untuk
tukang las.
Sedangkan untuk yang terlihat ekstrem yakni masker seperti yang digunakan
prajurit untuk berperang, dan ilmuwan yang bekerja dengan bahan
berbahaya. Bentuknya gelap dengan bahan karet dengan bulatan besar di
tengah atau kiri/kanan yang berisi bahan khusus yang menyaring udara
hingga bersih.

2.5 titik api yang menyebabkan kebakaran ini semakin meluas


Polri menerima catatan terakhir pada pukul 21.00 WIB, api mencapai 137 titik
yang tersebar di Bengkalis sebanyak 65 titik, Inhil 6 titik, Meranti 33 titik,
Pelalawan 11 titik, Dumai 5 titik, dan Siak 17 titik. Bandara Sultan Syarif Kasim
II Pekanbaru juga masih tidak beroperasi hingga hari ini.
Jarak pandang 100 meter dan tidak ada aktivitas penerbangan.

2.6 reaksi presiden RI mendengar kabar kabut asap di riau


Sementara itu, Presiden Susillo Bambang Yudhoyono (SBY) geram dengan
permasalah kabut asap di Riau yang tak kunjung tuntas. Melalui twitter, SBY
menyatakan akan mengambil alih penyelesaian masalah asap jika dalam 2
hari pemda dan menteri tak bisa mengatasinya.
"Kalau dalam waktu 1-2 hari ini Pemda Riau dan para menteri tidak bisa
mengatasi, kepemimpinan dan pengendalian akan saya ambil alih," kata
Presiden SBY melalui akun Twitter miliknya, Kamis
(13/3/2014) malam.
SBY mengaku memahami keresahan dan kemarahan sebagian rakyat akibat
asap dan kebakaran ladang yang masih melanda Provinsi Riau. Kebakaran
ladang dan hutan ini disebabkan oleh sejumlah oknum untuk pembukaan
lahan.

"Sebenarnya pemerintah pusat dan daerah, BNPB, serta TNI dan Polri telah
berusaha untuk mengatasi, tetapi hasilnya masih belum memuaskan," ujar
SBY.
Menurut SBY, perlu kerjasama, tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk
berhenti membakar ladang secara serampangan. Meskipun saat ini Polri telah
menetapkan 37 tersangka dan akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih
membakar, bencana akan terjadi lagi.
"Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera
lakukan operasi tanggap darurat, dengan menggunakan semua cara dan alat,"
tutur SBY.
"Saya juga ingin para pejabat daerah di Riau berdiri paling depan untuk cegah
dan tangani asap ini. Mengapa terus terjadi? Rakyat jadi korban," imbuh SBY.

2.7 dampak yang merugikan bagi masyarakat di riau


Kabut asap yang menyerang Riau dan Sumatera Barat telah menyebabkan hampir
50.000 warga di dua provinsi itu menderita sakit.
"Sebanyak 49.591 jiwa menderita penyakit akibat asap seperti ISPA, pneumonia, asma,
iritasi mata, dan kulit," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui pesan singkat, Kamis
(13/3/2014).
Asap yang begitu tebal berasal dari tindakan pembakaran lahan dan hutan di Riau yang
semakin meluas. Hampir keseluruhan wilayah di Riau dan Sumatera Barat tertutup kabut
asap.
Asap kebakaran lahan dan hutan di Malaysia juga menyebar ke arah Selat Malaka dan
wilayah Riau

2.8 lembaga yang membantu mengatasi kabut asap di riau


Hingga saat ini upaya pemadaman masih dilakukan bersama BNPB, TNI, dan pihak
terkait lainnya. Penindakan hukum terhadap para pelaku yang diduga sengaja membakar
lahan atau hutan juga digalakkan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam teori yang kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Kabut asap yang terjadi di riau ini akibat kelalaian, maka dari itu kita harus
memikirkan apa yang akan terjadi jika kita mengambil sebuah keputusan.

Makalah ISPA
September 19, 2012 by makalahkeperawatan Bookmark the permalink.
Makalah ISPA

DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
. 1
DAFTAR
ISI
. 2
BAB I
PENDAHULUAN
.. 3
BAB II
PEMBAHASAN
4

BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR
PUSTAKA
13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu
sebesar 28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia
mencapai 10% 20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi
pengobatan2. Kematian balita karena pneumoni secara nasional
diperkirakan 6 per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita
pertahun1. Salah satu sasaran pemberantasan penyakit ISPA pada
balita adalah menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia
1.
ISPA hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bengkulu Utara karena masih tingginya angka kesakitan
dan kematian akibat ISPA. Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Utara tahun 2003 menunjukkan bahwa penyakit ISPA
masih menempati posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu

33,02%. Angka kematian balita yang disebabkan oleh semua penyakit


sebesar 12,3%2.
Pelaksanaan program P2 ISPA di Kabupaten Bengkulu Utara belum
mencapai target nasional3.4. Hasil survei pendahuluan, seluruh
puskesmas di Kabupaten Bengkulu Utara telah menjalankan program
P2 ISPA dan telah ada pedoman teknis pada prosedur tetap ISPA dari
Depatemen Kesehatan RI tahun 2002 tentang Pedoman P2 ISPA
Balita. Hal tersebut terhambat oleh keterbatasan petugas
memanfaatkan data program P2 ISPA dan belum melaporkan secara
rutin setiap bulan ke Dinas Kesehatan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. apakah penyakit ispa itu?
2. apakah penyebab penyakit ispa itu?
3. bagaimana cara mengatasi penyakit ispa?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui penyabab penyakit ispa serta cara mengatasinya.

BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Ispa
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau

lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.
Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat
serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA
meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
dimana pengertiannya sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.

ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran


pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru paru) dan organ
adneksa saluran pernafasan. dengan batasan ini, jaringan paru termasuk
dalam saluran pernafasan (respiratory tract). Sebagian besar dari infeksi

saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan
menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik
dapat mengakibat kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA
membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu :
* ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk
pilek
*Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti
kesukaran bernapas, peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran
mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring,
dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring
oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang
halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong
lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju
faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan
dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan
akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat
sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel
pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan
menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri
lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan
memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit
common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus
dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama

beberapa jam sampai tiga hari. Sedangkan pencemaran udara diduga


menjadi pencetus infeksi virus pada saluran nafas bagian atas. ISPA dapat
ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran
pernafasannya.
Klasifikasi
WHO ( 1986) telah merekomendasikan pembagian ISPA menurut derajat
keparahannya. Pembagian ini dibuat berdasarkan gejala-gejala klinis yang
timbul dan telah ditetapkan dalam lokakarya Nasional II ISPA tahun 1988.
Adapun pembagiannya sebagai berikut :
Secara anatomis yang termasuk Infeksi saluran pernapasan akut :
1. ISPA ringan
Ditandai dengan satu atau lebih gejala berikut :
a. Batuk.
b. Pilek dengan atau tanpa demam.
2. ISPA sedang
Meliputi gejala ISPA ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
a. Pernapasan cepat.
1) Umur <>
2) Umur 1-4 tahun : 40 kali/menit atau lebih.
b. Wheezing(nafas menciut-ciut).

c. Sakit atau keluar cairan dari telinga.


d. Bercak kemerahan (campak).
e. Khusus untuk bayi <2>
3. ISPA berat
Meliputi gejala sedang atau ringan ditambah satu atau lebih gejala berikut :
a. Penarikan sela iga kedalam sewaktu inspirasi.
b. Kesadaran menurun.
c. Bibir/kulit pucat kebiruan.
d. Stridor (nafas ngorok) sewaktu istirahat.
e. Adanya selaput membrane difteri.
Menurut Depkes RI (1991), Pembagian ISPA berdasarkan atas umur dan
tanda-tanda klinis yang didapat yaitu :
1. Untuk anak umur 2 bulan-5 tahun
Untuk anak dalam berbagai golongan umur ini ISP diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu :
a) Pneumonia berat
Tanda utama :
Adanya tanda bahaya yaitu tidak bisa minum, kejang, kesdaran menurun,
stridor, serta gizi buruk.

Adanya tarikan dinding dada kebelakang. Hal ini terjadi bilaparu-paru


menjadi kaku dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik nafas.
Tanda lain yang mungkin ada :
Nafas cuping hidung.
Suara rintihan.
Sianosis (pucat).
b) Pneumonia tidak berat
Tanda Utama :
Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
Di sertai nafas cepat :
Lebih dari 50 kali/menit untuk usia 2 bulan 1 tahun.
Lebih dari 40 kali/menit untuk usia 1 tahun 5 tahun.
c) Bukan pneumonia
Tana utama :
Tidak ada tarikan dinding dada kedalam.
Tidak ada nafas cepat :
Kurang dari 50 kali/menit untuk anak usia 2 bulan 1 tahun.
Kurang dari 40 kali/menit untuka anak usia 1 tahun 5 tahun.
2. Anak umur kurang dari 2 bulan

Untuk anak dalam golongan umur ini, di klasifikasikan menjadi 2 yaitu :


a) Pneumonia berat
Tana utama :
Adanya tanda bahaya yaitu kurang bisa minum, kejang, kesadaran
menurun, stridor, wheezing, demm atau dingin.
Nafas cepat dengan frekuensi 60 kali/menit atau lebih.
Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat.
b) Bukan pneumonia
Tanda utama :
Tidak ada nafas cepat.
Tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
Etiologi
Etiologi ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas
penyebab ISPA adalah virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA
bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian bawah frekuensinya lebih kecil
(WHO, 1995). Dalam Harrisons Principle of Internal Medicine di
sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari
hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90%
disebabkan oleh viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah
hamper 50 % diakibatkan oleh bakteri streptococcus pneumonia adalah
yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-90%, sedangkan
stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%. Saat ini telah

diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari
300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995)
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,
dan buruknya sanitasi lingkungan.
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.
Penyebaran Penyakit
Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :
1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.

3. Melalui kontak langsung atau tidak langsung dari benda-benda yang


telah dicemari oleh jasad renik.
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA :
1. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau
terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang
usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.
2. Status Imunisasi
Annak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih
baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.
3. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota
besar dan asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA pada
anak.
Penatalaksanaan
1. Suportif :
Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian
multivitamin, dll.
2. Antibiotik :
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.

Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.


Menurut WHO :
o Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin, Ampisillin,
Penisillin Prokain.
o Pnemonia berat : Benzil penicillin, klorampenikol, kloksasilin,
gentamisin.
Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon, dll.
Pencegahan
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ISPA
pada anak antara lain :
1. Mengusahakan agar anak memperoleh gizi yang baik, diantaranya
dengan cara memberikan makanan kepada anak yang mengandung cukup
gizi.
2. Memberikan imunisasi yang lengkap kepada anak agar daya tahan tubuh
terhadap penyakit baik.
3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan agar tetap bersih.
4. Mencegah anak berhubungan dengan klien ISPA. Salah satu cara adalah
memakai penutup hidung dan mulut bila kontak langsung dengan anggota
keluarga atau orang yang sedang menderita penyakit ISPA.

Kesimpulan

Ketersediaan dan ketercukupan input (SDM, sarana, dana dan metode) di


Puskesmas Pekik Nyaring memadai, sedangkan di Puskesmas
Kembangseri kurang memadai dan di Puskesmas D6 Ketahun sangat
kurang memadai.
Proses pelaksanaan program P2 ISPA balita yang meliputi P1, P2 dan P3 di
Puskesmas Pekik Nyaring (kinerja tinggi) sudah dilaksanakan dengan
baik. Puskesmas Kembangseri (kinerja sedang) belum melaksanakan
semua proses dengan baik terutama dokumentasi uraian tugas pengelola
program tidak melakukan survailans sehingga perencanaan kurang
didukung oleh data yang lengkap. Puskesmas D6 Ketahun (kinerja rendah)
sebagian besar proses belum dilaksanakan.

Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2049898-apa-ituispa/
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?
id=718_Waspada-Penyakit-ISPA,-Perbanyak-Konsumsi-Air-Putih
https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/09/19/114/

Kabut Asap Melanda, Cegah ISPA dengan PHBS


Posted by: Said Mardani in Artikel Kesehatan, Tips Hidup Sehat Sabtu, 11
Juli 2015 1,517 Views

Rengat-Dinkes

Inhu.

Kemarau panjang yang melanda Kabupaten Indragiri Hulu dan sekitarnya


dalam satu bulan terakhir mulai berdampak terhadap peningkatan
pencemaran udara oleh kabut asap akibat aktivitas pembakaran hutan dan
lahan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Secara kasat mata, dalam
beberapa hari terakhir, kabut asap yang menyelimuti Kota Rengat dan
sekitarnya

terlihat

semakin

tebal.

Kondisi

ini

disamping

dapat

mengganggu aktivitas, juga sangat berdampak terhadap kesehatan


masyarakat.
Beberapa masalah kesehatan yang umum dijumpai akibat dampak kabut
asap diantaranya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA),
pneumonia, asma, iritasi mata dan iritasi kulit. Dari beberapa masalah
kesehatan tersebut, penyakit ISPA menempati urutan pertama yang paling
sering dialami ketika terjadi kabut asap. Kondisi ini dikarenakan penyakit
ISPA menyerang langsung saluran pernafasan manusia yang berkaitan erat
dengan kualitas udara yang dihirup, semakin terkontaminasi udara yang
dihirup akan semakin meningkatkan risiko mengalami ISPA.
ISPA adalah infeksi mendadak (akut) yang menyerang sistem saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri dan virus serta akibat adanya

penurunan kekebalan tubuh penderita akibat populasi udara yang di hirup.


Kondisi ini menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu. Jika tidak
segera ditangani, ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan
sehingga tubuh tidak bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yang
terjadi. kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin mematikan.
Bagi Anda yang terkena dampak langsung kabut asap sebaiknya waspada
dan senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat untuk terhindar dari
ISPA. Berikut ini beberapa tips mencegah terjadinya ISPA akibat dampak
kabut asap:
1. Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka
yang mempunyai penyakit jantung dan gangguan penapasan, seperti asma,
sakit paru-paru, dan lainnya.
2. Selalu gunakan masker jika pergi ke luar rumah/gedung. Pilih masker
yang terbuat dari kain lembut dengan lapisan yang tidak terlalu tipis.
Basahi masker dengan sedikit air sebelum digunakan. Pakai masker
hingga menutupi mulut dan hidung.
3. Perkuat daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi
dan menyehatkan serta istirahat yang cukup.
4. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering untuk membersihkan kabut
asap yang telah masuk ke dalam tubuh.
5. Jangan lupa sesering mungkin melakukan Cucui Tangan Pakai Sabun
(CTPS), CTPS terbukti dapat mencegah penularan infeksi.
6. Jangan merokok karena asap rokok dapat menurunkan daya tahan paruparu dan saluran napas Anda.
Itulah beberapa tips mencegah terjadinya ISPA akibat dampak kabut asap.
Semoga informasi tersebut bermanfaat untuk Anda dan keluarga tercinta
agar terhindar dari ISPA.

Jenis Masker yang Tepat dan Cara Penggunaan


yang Benar Untuk Pencegahan Dampak
Kabut Asap
Posted by: Said Mardani in Artikel Kesehatan Kamis, 27 Agustus 2015
2,353 Views

Rengat-Dinkes Inhu. Meningkatnya pencemaran udara oleh kabut asap di


beberapa wilayah di Indonesia khususnya di Sumatra dan Kalimantan
tidak hanya menimbulkan keresahan di masyarakat, namun juga
meningkatkan pemberitaan dan informasi terkait kondisi tersebut,
termasuk informasi tentang penggunaan masker kesehatan sebagai alat
pelindung sistem pernafasan. Saat ini marak beredar di internet maupun
media sosial yang memberikan informasi tentang cara penggunaan masker
kesehatan yang baik dan benar, namun sebagian dari informasi tersebut
tidak mencatumkan sumber yang dapat dipercaya sehingga menimbulkan
perdebatan di masyarakat. Namun terjadinya perdebatan tersebut
membuktikan bahwa saat ini masyarakat telah memiliki kesadaran dan
kepedulian yang tinggi akan pentingnya kesehatan sehingga berupaya

mencari informasi yang tepat dan dapat dipercaya dalam rangka


meningkatkan kesehatannya dan melindungi dirinya dari berbagai masalah
kesehatan akibat dampak kabut asap.
Memakai masker pada kondisi udara tercemar seperti saat ini merupakan
cara yang mudah dan efektif untuk melindungi diri dari paparan berbagai
polutan yang dapat menurunkan kondisi kesehatan tubuh. Secara umum
ada 2 tipe masker kesehatan yang dapat dipergunakan sebagai alat
pelindung diri pada kondisi kabut asap yaitu masker biasa yang umum
dipergunakan dan masker respirator N95. Kedua jenis masker tersebut
merupakan alat pelindung yang dapat melindungi penggunanya dari
kontaminasi cairan atau partikel udara yang tercemar.
Masker Biasa

Masker jenis ini adalah yang umum


dipergunakan dan didistribusikan kepada masyarakat ketika terjadi kabut
asap atau kondisi pencemaran udara lainnya seperti gunung meletus.
Terkadang masker ini disebut juga masker wajah (face mask) karena
penggunaannya hampir menutupi seluruh wajah atau disebut juga masker
bedah (surgical mask) karena biasanya dipergunakan sebagai alat
pelindung diri oleh petugas kesehatan di rumah sakit ketika melakukan
operasi atau tindakan medis lainnya. Masker ini merupakan salah satu alat
utama untuk mencegah penyebaran penyakit seperti influenza, tuberculosis
dan sebagainya. Biasanya jenis masker ini memiliki ciri berupa adanya tali
pengikat yang dapat diikatkan pada bagian belakang kepala atau karet
penggantung yang dapat dikaitkan ke telinga. Selain itu pada permukaan
luar umumnya berwarna (warna tergantung merk) dan pada sisi dalamnya

berwarna putih serta pada bagian atas terdapat kawat hidung (nose piece)
yang dapat ditekuk sesuai lekuk hidung.
Penggunaan masker ini sangat dianjurkan pada orang yang sakit dengan
gejala batuk atau pilek agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain.
Apakah masker jenis ini efisien dipergunakan saat kabut asap?
Masker ini didesain sangat sederhana sehingga hanya dapat menjaga
percikan cairan saat batuk atau bersin tetapi kurang efektif untuk
menyaring partikel asap maupun polutan yang dapat melewati celah pada
sisi atas, bawah maupun samping masker ketika digunakan ataupun yang
lolos melewati bahan penyaring masker yang tipis. Masker ini sebenarnya
kurang maksimal memberikan perlindungan ketika kabut asap, namun
demikian masih tetap lebih baik daripada tidak memakai masker sama
sekali.
Bagaimana cara menggunakan masker ini dengan baik dan benar?
Perlu diingat bahwa masker ini hanya boleh dipergunakan sekali pakai.
Anda harus menggantinya dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau
berdebu. Beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif
dipergunakan 3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.
Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar
dikutip dari San Fransisco Department of Public Health:

1.

Sebelum menyentuh masker, cuci tangan


Anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer

2. Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau
lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
3. Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung
(nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
4. Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya
ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang
lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam
biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
5. Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet
pada setiap telinga.
Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas
hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.
6. Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung
Anda.
7. Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah
pada belakang leher.
8. Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu
Anda.

Masker Repirator N95

Masker Respirator N95 adalah sebuah alat


pelindung pernafasan yang didisain menutupi rapat wajah penggunanya
terutama pada bagian hidung dan mulut dan sangat efisien menyaring
partikel di udara termasuk mikroorganisme. Masker jenis ini sangat
dianjurkan

untuk

digunakan

ketika

kabut

asap

terjadi

karena

kemampuannya menyaring partikel pencemar sangat baik. Beberapa


penelitian menunjukkan bahwa kemampuan masker N95 menyaring
partikel asap seukuran 0,1 0,3 mikron melebihi 95% bahkan bisa
mencapai 99,5% jika ukuran partikel mencapai 0,75 mikron atau lebih
besar.
Bentuk masker ini tidak sefleksibel masker biasa. Biasanya berbentuk agak
bulat atau setengah bulat dan berwarna putih, terbuat dari bahan yang
relatif kaku sehingga tidak mudah rusak. Tampilannya yang solid
menyebabkan tidak ada celah yang dapat dimasuki udara luar ketika
digunakan. Inilah yang menyebabkan masker N95 sangat efisien
digunakan ketika kondisi kabut asap terjadi. Setiap orang yang terpapar
dampak kabut asap sebaiknya menggunakan masker jenis ini terutama bagi
mereka yang memiliki aktivitas diluar ruangan dalam jangka panjang.

Disamping kemampuannya tersebut, masker ini juga memiliki kekurangan,


diantaranya bagi yang tidak terbiasa menggunakannya mungkin akan
merasa gerah dan kurang nyaman sehingga tidak betah menggunakannya
dalam waktu lama. Masker jenis ini juga tidak direkomendasikan untuk

mereka yang memiliki gangguan pernafasan dan penyakit jantung, lanjut


usia dan wanita hamil karena masker ini membuat sulit bernafas sehingga
kebutuhan oksigen tidak terpenuhi secara optimal.
Ketersediaannya

yang

terbatas

dan dengan harga

relatif mahal

menjadikannya bukan menjadi pilihan utama ketika kabut asap terjadi.


Namun jika Anda memiliki masker ini, sebaiknya Anda menggunakannya
dengan baik dan benar. Berikut langkah-langkah menggunakan masker
N95 yang baik dan benar:

1.

Cuci tangan anda dengan air dan sabun atau


hand sanitizer sebelum menggunakan masker.

2. Pilih masker N95 yang cocok dan pas di wajah Anda (biasanya masker ini
tersedia dalam beberapa ukuran).
3. Pegang masker dengan telapak tangan dan letakkan pada wajah Anda
sampai menutupi hidung, mulut dan dagu.
4. Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala Anda melewati
atas telinga dan posisikan karet pengikat bawah ke belakang leher Anda
melewati bawah telinga.
5. Tekan kawat hidung, tekuk sesuai lekuk hidung dan urut mengikuti kontur
hidung dan wajah
6. Pastikan tidak ada celah udara luar yang masuk, cek dengan menarik dan
menghembuskan nafas, jika terasa ada aliran udara dari sisi masker berarti
terdapat celah yang memungkinkan udara luar masuk, perbaiki dengan
menggeser posisi masker sampai celah tertutup rapat seluruhnya.

Sumber Bacaan:
1. AsiaOne (2015). How to Choose The Right Mask to Protect Yourself from
Haze.
2. CDC (2015). Respirator Trusted-Source Information Section 3: Ancillary
Respirator Information.
3. Detik.com (2010). Masker Bedah Kurang Maksimal untuk Menyaring
Debu.
4. SFCDCP (2015). How to Put on and Remove a Face Mask.
5. US FDA (2015). Masks and N95 Respirators.

Anda mungkin juga menyukai