BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kabut asap riau ahir-akhir ini marak dipublikasikan karena kurang lebih
selama 17 tahun Indonesia tidak tahu akan hal ini. Hal ini tentu saja
sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia. Maka dari itu, disini kami akan membahas tentang penyebab
dari terjadinya kabut asap di provinsi riau, dan cara untuk mengatasinya.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut.
Mengetahui penyebab dari kabut asap yang terjadi di provinsi riau
Mengetahui sektor atau lembaga yang menyebabkan kabut asap tersebut
Mengetahui peran serta pemerintah dalam mengatasi hal ini
Mengetahui upaya yang dapat ditempuh untuk memberantas kasus ini
1.3 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Masker yang dipakai orang-orang bukan bukan cuma bertipe 'kolot', seperti
yang dikenakan dokter ketika mengoperasi pasiennya. Tetapi juga ada yang
bertipe imut, teknis, sampai ekstrem.
Banyak kaum perempuan memilih masker berbahan kain dengan pola dan
gambar tokoh kartun imut di bagian penutup hidung/mulut. Mulai dari masker
warna pink, gambar bunga-bunga, sampai tokoh kartun seperti Hello Kitty
banyak dijual bebas di pasaran.
Kemudian ada pemakai masker yang sedianya diperuntukkan bagi orang yang
bekerja di bidang-bidang khusus. Sebut saja masker untuk di daerah
pertambangan, masker untuk di pabrik/ laboratorium, sampai masker untuk
tukang las.
Sedangkan untuk yang terlihat ekstrem yakni masker seperti yang digunakan
prajurit untuk berperang, dan ilmuwan yang bekerja dengan bahan
berbahaya. Bentuknya gelap dengan bahan karet dengan bulatan besar di
tengah atau kiri/kanan yang berisi bahan khusus yang menyaring udara
hingga bersih.
"Sebenarnya pemerintah pusat dan daerah, BNPB, serta TNI dan Polri telah
berusaha untuk mengatasi, tetapi hasilnya masih belum memuaskan," ujar
SBY.
Menurut SBY, perlu kerjasama, tanggung jawab dan kesadaran bersama untuk
berhenti membakar ladang secara serampangan. Meskipun saat ini Polri telah
menetapkan 37 tersangka dan akan diadili, tetapi kalau setiap tahun masih
membakar, bencana akan terjadi lagi.
"Malam ini saya telah instruksikan lagi agar para menteri terkait segera
lakukan operasi tanggap darurat, dengan menggunakan semua cara dan alat,"
tutur SBY.
"Saya juga ingin para pejabat daerah di Riau berdiri paling depan untuk cegah
dan tangani asap ini. Mengapa terus terjadi? Rakyat jadi korban," imbuh SBY.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam teori yang kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Kabut asap yang terjadi di riau ini akibat kelalaian, maka dari itu kita harus
memikirkan apa yang akan terjadi jika kita mengambil sebuah keputusan.
Makalah ISPA
September 19, 2012 by makalahkeperawatan Bookmark the permalink.
Makalah ISPA
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
. 1
DAFTAR
ISI
. 2
BAB I
PENDAHULUAN
.. 3
BAB II
PEMBAHASAN
4
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR
PUSTAKA
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian balita di indonesia yaitu
sebesar 28%1. WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia
mencapai 10% 20% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi
pengobatan2. Kematian balita karena pneumoni secara nasional
diperkirakan 6 per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita
pertahun1. Salah satu sasaran pemberantasan penyakit ISPA pada
balita adalah menurunkan angka kematian balita akibat pneumonia
1.
ISPA hingga saat ini merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Kabupaten Bengkulu Utara karena masih tingginya angka kesakitan
dan kematian akibat ISPA. Data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Bengkulu Utara tahun 2003 menunjukkan bahwa penyakit ISPA
masih menempati posisi pertama dari 10 penyakit terbanyak yaitu
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit Ispa
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections
(ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau
lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga
telinga tengah dan pleura. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering
terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih rendah.
Kejadian psenyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat
serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Istilah ISPA
meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
dimana pengertiannya sebagai berikut :
1. Infeksi
Adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia
dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan
Adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya
seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
3. Infeksi Akut
Adalah Infeksi yang langsung sampai dengan 14 hari. batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.
saluran pernafasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak
memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan
menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik
dapat mengakibat kematian. Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA
membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu :
* ISPA non- Pneumonia : dikenal masyarakat dengan istilah batuk
pilek
*Pneumonia : apabila batuk pilek disertai gejala lain seperti
kesukaran bernapas, peningkatan frekuensi nafas (nafas cepat).
Saluran pernafasan dari hidung sampai bronkhus dilapisi oleh membran
mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga hidung disaring,
dihangatkan dan dilembabkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring
oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang
halus akan terjerat dalam lapisan mukosa. Gerakan silia mendorong
lapisan mukosa ke posterior ke rongga hidung dan ke arah superior menuju
faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat
menyebabkan pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan
dapat berhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan
akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi lendir akan meningkat
sehingga menyebabkan penyempitan saluran pernafasan dan rusaknya sel
pembunuh bakteri di saluran pernafasan. Akibat dari hal tersebut akan
menyebabkan kesulitan bernafas sehingga benda asing tertarik dan bakteri
lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan, hal ini akan
memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan.
Menurut WHO, sekresi lendir atau gejala pilek terjadi juga pada penyakit
common cold disebabkan karena infeksi kelompok virus jenis rhinovirus
dan atau coronavirus. Penyakit ini dapat disertai demam pada anak selama
diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih dari
300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995)
Beberapa faktor lain yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian
ISPA pada anak adalah rendahnya asupan antioksidan, status gizi kurang,
dan buruknya sanitasi lingkungan.
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyuebab telah ada tetapi belum menunjukkan
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa.
Tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan
sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal
akibat pneumonia.
Penyebaran Penyakit
Pada ISPA, dikenal 3 cara penyebaran infeksi, yaitu :
1. Melalui areosol (partikel halus) yang lembut, terutama oleh karena
batuk-batuk.
2. Melalui areosol yang lebih berat, terjadi pada waktu batuk-batuk dan
bersin.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2049898-apa-ituispa/
http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?
id=718_Waspada-Penyakit-ISPA,-Perbanyak-Konsumsi-Air-Putih
https://makalahkeperawatan.wordpress.com/2012/09/19/114/
Rengat-Dinkes
Inhu.
terlihat
semakin
tebal.
Kondisi
ini
disamping
dapat
berwarna putih serta pada bagian atas terdapat kawat hidung (nose piece)
yang dapat ditekuk sesuai lekuk hidung.
Penggunaan masker ini sangat dianjurkan pada orang yang sakit dengan
gejala batuk atau pilek agar tidak menularkan penyakitnya kepada orang
lain.
Apakah masker jenis ini efisien dipergunakan saat kabut asap?
Masker ini didesain sangat sederhana sehingga hanya dapat menjaga
percikan cairan saat batuk atau bersin tetapi kurang efektif untuk
menyaring partikel asap maupun polutan yang dapat melewati celah pada
sisi atas, bawah maupun samping masker ketika digunakan ataupun yang
lolos melewati bahan penyaring masker yang tipis. Masker ini sebenarnya
kurang maksimal memberikan perlindungan ketika kabut asap, namun
demikian masih tetap lebih baik daripada tidak memakai masker sama
sekali.
Bagaimana cara menggunakan masker ini dengan baik dan benar?
Perlu diingat bahwa masker ini hanya boleh dipergunakan sekali pakai.
Anda harus menggantinya dengan yang baru ketika sudah mulai kotor atau
berdebu. Beberapa sumber menyatakan bahwa masker ini hanya efektif
dipergunakan 3-4 jam pemakaian atau maksimal 1 hari.
Berikut langkah-langkah penggunaan masker biasa/bedah yang benar
dikutip dari San Fransisco Department of Public Health:
1.
2. Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau
lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
3. Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung
(nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
4. Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya
ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang
lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam
biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
5. Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet
pada setiap telinga.
Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas
hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.
6. Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung
Anda.
7. Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah
pada belakang leher.
8. Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu
Anda.
untuk
digunakan
ketika
kabut
asap
terjadi
karena
yang
terbatas
relatif mahal
1.
2. Pilih masker N95 yang cocok dan pas di wajah Anda (biasanya masker ini
tersedia dalam beberapa ukuran).
3. Pegang masker dengan telapak tangan dan letakkan pada wajah Anda
sampai menutupi hidung, mulut dan dagu.
4. Tarik dan posisikan karet pengikat atas ke belakang kepala Anda melewati
atas telinga dan posisikan karet pengikat bawah ke belakang leher Anda
melewati bawah telinga.
5. Tekan kawat hidung, tekuk sesuai lekuk hidung dan urut mengikuti kontur
hidung dan wajah
6. Pastikan tidak ada celah udara luar yang masuk, cek dengan menarik dan
menghembuskan nafas, jika terasa ada aliran udara dari sisi masker berarti
terdapat celah yang memungkinkan udara luar masuk, perbaiki dengan
menggeser posisi masker sampai celah tertutup rapat seluruhnya.
Sumber Bacaan:
1. AsiaOne (2015). How to Choose The Right Mask to Protect Yourself from
Haze.
2. CDC (2015). Respirator Trusted-Source Information Section 3: Ancillary
Respirator Information.
3. Detik.com (2010). Masker Bedah Kurang Maksimal untuk Menyaring
Debu.
4. SFCDCP (2015). How to Put on and Remove a Face Mask.
5. US FDA (2015). Masks and N95 Respirators.