Anda di halaman 1dari 39

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

KEJADIAN KEBAKARAN MELALUI KETERSEDIAAN


APAR PADA TINGKAT RUMAH TANGGA

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

OLEH:
Tria Ulfa Lestari 10011181419036
Fitria Anggraeni 10011181419041
Mery Nursanti 10011181419046
Rachmayuni Githasari 10011181419050
Maya Apriani 10011181419072
Silin Agustin 10011181419261
Rahma Murdiana Desti 10011281419084
Ria Revianti 10011281419113
Asti Rosmalinda 10011281419114
Masayu Gemala Rabiah 10011281419249

Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Kebakaran dan Ledakan


Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
T.A 2017
RINGKASAN

Kebakaran adalah reaksi dari oksigen yang terpapar oleh energi panas
yang berlebihan, sehingga dapat menimbulkan nyala api dan menyebar
dengan cepat karena adanya bahan atau benda - benda yang mudah
terbakar disekitar sumber api tersebut. Penyebab kebakaran yang potensial
di lingkungan rumah adalah dari alat masak, baik gas, kompor minyak tanah
maupun listrik. Kebakaran di permukiman juga sering terjadi karena perilaku
penghuni, biasanya disebabkan karena kelalaian, kurangnya pemahaman,
dan perilaku berbahaya yang dapat menyebabkan percikan api bahkan
kebakaran.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada
tanggal 18 November 2017, mahasiswa FKM Unsri melakukan kegiatan
penyuluhan mengenai risiko kebakaran pada tingkat rumah tangga di
lingkungan masyarakat. Metode kegiatan yang dilakukan bedasarkan
pendekatan massal. Dalam metode ini dapat menjangkau sasaran yang luas
(massa), penyuluh berhubungan dengan massa dengan beberapa metode
antara lain : Ceramah, penyuluhan, perlombaan atau kuis, simulasi serta
penilaian hasil penyuluhan.
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh masyarakat Desa Pulau
Semambu Dusun IV Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir
diantaranya ibu-ibu Rumah Tangga, bapak kepala desa, bapak kadus dsb.
Dari hasil penyuluhan dengan menggunakan metode kuesioner
pretest dan posttest dapat dilihat bahwa presentase tingkat pengetahuan
responden sebelum dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan
pengendalian kebakaran mayoritas berada dalam kategori rendah yaitu
sebesar 61%, sedangkan sisanya (39%) berada dalam kategori tingkat
pengetahuan tinggi. Sedangkan presentase tingkat pengetahuan responden
sesudah dilakukan penyuluhan mengenai pencegahan dan pengendalian
kebakaran mayoritas berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 83%,
sedangkan sisanya (17%) masih berada dalam kategori tingkat pengetahuan
rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan
responden mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran setelah
dilakukan pengedukasian melalui powerpoint dan video.

ii
DAFTAR ISI
Hal.
Ringkasan.........................................................................................................ii
Daftar Isi...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kebakaran...............................................................................4
2.2 Penyebab Kebakaran.................................................................................5
2.3 Jenis yang Mudah Terbakar.......................................................................7
2.4 Dampak dan Bahaya Kebakaran ..............................................................7
2.5 Klasifikasi Kebakaran.................................................................................7
2.6 Penanganan Dini Saat Terjadi Kebakaran.................................................8
2.7 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)............................................................9
2.8 Rekomendasi APAR Tingkat Rumah Tangga .........................................10
2.9 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran ......................................11
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Metode Kegiatan .....................................................................................13
3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan ............................................................13
3.3 Personalia ...............................................................................................13
3.4 Sasaran Kegiatan ...................................................................................13
3.5 Rancangan Evaluasi ...............................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Waktu Pelaksanaan ................................................................................15
4.2 Peserta ....................................................................................................15
4.3 Realisasi Pemecahan Masalah ..............................................................15
4.4. Respon, Tanggapan dan Umpan Balik dari Khalayak............................17
4.5 Hasil Evaluasi dan Permasalahan yang Dihadapi ..................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...............................................................................................23
5.2 Saran .......................................................................................................23

iii
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................24

iv
BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kebakaran merupakan suatu ancaman bagi keselamatan, harta
benda maupun lingkungan. Dengan adanya perkembangan dan
kemajuan pembangunan yang semakin pesat, resiko terjadinya
kebakaran semakin meningkat. Penduduknya semakin padat,
pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan perumahan,
industry yang semakin berkembang sehingga menimbulkan kerawanan
dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan penanganan secara
khusus. Di Indonessia, terhitung awal 2014 telah terjadi 192 kasus
kebakaran permukiman yang terdaftar di Badan Nasional
Penanggulangan Bencana. Di Amerika Serikat, Kebakaran rumah
menjadi masalah penting dan menyebabkan sekitar 3000 jiwa
meninggal setiap tahunnya. Kebakaran membahayakan penghuni
rumah ketika terlambat dideteksi akibat melakukan aktivitas lain [1].
Kebakaran terjadi tidak mengenal tempat dan waktu, bisa terjadi
dimana saja dan kapan saja, hampir setiap hari melalui berbagai media
kita dapat menyaksikan kebakaran diberbagai tempat di tanah air.
Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa disebabkan oleh
manusia secara langsung maupun tidak langsung atau dapat
disebabkan oleh alam. Api yang dapat memicu kebakaran juga memiliki
berbagai sumber penyalaan, tidak hanya berasal dari sumber api
secara langsung tetapi sumber api dapat disebabkan oleh dari berbagai
kegiatan manusia secara tidak langsung dapat menimbulkan api [2].
Kebakaran yang disebabkan oleh faktor alam yaitu petir, gempa
bumi, letusan gunung berapi dan kekeringan, sedangkan kebakaran
disebabkan oleh faktor manusia biasanya disebabkan oleh kelalaian
manusia diantaranya adalah pemasangan instalansi listrik yang tidak
sempurna, penggunaan peralatan masak, perilaku manusia seperti
menyalakan api untuk penerangan ditempat penyimpanan bahan bakar
(bensin) yang mudah terbakar, menempatkan obat nyamuk, lilin, lampu
teplok yang sedang menyala ditempat mudah terbakar, serta

1
penggunaan peralatan listrik yang berlebihan melampui beban yang
aman [3].
Kebakaran akan mengakibatkan harta kekakayaan yang besar
menjadi berkurang drastic, dalam waktu yan sangat singkat, bahkan
sampai habis sama sekali. Karena itulah bahaya paling ditakuti oleh
semua orang adalah bahaya kebakaran. kesadaran akan pentingnya
pencegahan kebakaran dan penanggulangan dini terhadap bahaya
kebakaran, pada umumnya masih dirasakan sangat kurang. Sehingga
masih sering terjadi kebakaran yang selalu mengakibatkan banyak
kerugian. Untuk mencegah dan mengurangi dampak yang
ditimbulkannya, diperlukan tingkat pengetahuan tentang api yang
memadai. Karena itu diperlukan penyuluhan tentang kebakaran [2].

2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberdayakan masyarakat guna mengurangi resiko terjadinya
kasus kebakaran pada rumah tangga serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam mencegah dan menangani bahaya
kebakaran dengan tersedianya APAR di rumah.

b. Tujuan Khusus
Mengetahui karakteristik masyarakat
Mengukur pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan penanganan
bahaya kebakaran sebelum dan setelah diadakannya penyuluhan
Mengetahui gambaran ketersediaan APAR pada rumah tangga

Manfaat
Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pencegahan dan
penanganan kebakakaran di tingkat rumah tangga
Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mencegah kebakaran di tingkat
rumah tangga
Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pemerintah untuk
mencegah dan menangani bahaya kebakaran di tingkat rumah tangga

2
Bagi Pemerintah
Mendapatkan informasi based on evidance mengenai pengetahuan
masyarakat dalam pencegahan dan penanganan kebakaran
Dapat menentukan program untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam mencegah dan menangani bahaya
kebakaran
Dapat mengalokasikan dana untuk melaksanakan program dalam
upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat untuk
mencegah dan menangani bahaya kebakaran

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebakaran


Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang berarti diluar
kemampuan dan keinginan manusia. Kebakaran adalah reaksi dari
3
oksigen yang terpapar oleh energi panas yang berlebihan, sehingga
dapat menimbulkan nyala api dan menyebar dengan cepat karena
adanya bahan atau benda - benda yang mudah terbakar disekitar
sumber api tersebut [4].
Terjadinya sumber nyala api baik kecil maupun besar yang tidak
dikehendaki dan tidak dapat dikendalikan, dapat menjadi suatu
ancaman bagi keselamatan jiwa, aset perusahaan bahkan lingkungan
sekitar kejadian [5].
Api tidak terjadi begitu saja tetapi merupakan suatu proses kimiawi
antara uap bahan bakar dengan oksigen dan bantuan panas. Teori ini
dikenal sebagai segitiga api (fire triangle).

Kebakaran termasuk ke dalam salah satu bencana, kebakaran


yaitu suatu bencana malapetaka atau musibah yang ditimbulkan oleh
api yang tidak diharapkan/tidak dibutuhkan, sukar dikuasai dan
merugikan. Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa
disebabkan oleh manusia secara langsung maupun tidak langsung
atau dapat disebabkan oleh alam. Api yang dapat memicu kebakaran
juga memiliki berbagai sumber penyalaan, tidak hanya berasal dari
sumber api secara langsung tetapi sumber api dapat disebabkan dari
berbagai kegiatan manusia yang secara tidak langsung dapat
menimbulkan api [2].
Kebakaran yang disebabkan oleh faktor alam yaitu petir, gempa
bumi, letusan gunung berapi dan kekeringan, sedangkan kebakaran
yang disebabkan oleh faktor manusia biasanya disebabkan akibat
kelalaian diantaranya adalah pemasangan instalasi listrik yang tidak

4
sempurna, penggunaan peralatan memasak, perilaku manusia seperti
menyalakan api untuk penerangan ditempat penyimpanan bahan bakar
(bensin) yang mudah terbakar, menempatkan obat nyamuk, lilin, lampu
teplok yang sedang menyala ditempat yang mudah terbakar, serta
penggunaan peralatan listrik yang berlebihan melampaui beban yang
aman [3].

2.2 Penyebab Kebakaran


Terjadinya kebakaran tidak secara tiba - tiba melainkan ada
beberapa pemicu terjadinya nyala api sehingga menjadi sebuah
kebakaran. Masalah kebakaran di lingkungan permukiman dan
perumahan sangat kompleks. Penyebabnya sangat beragam karena
menyangkut masyarakat umum yang berjumlah jutaan di berbagai
wilayah di Indonesia.
Kebakaran bisa terjadi dimana saja ketika ada sumber kebakaran
maupun bahan yang mudah terbakar. Diketahui survei pada suatu
pemukiman Kota Bandung menyatakan faktor - faktor penyebab
kebakaran pemukiman paling tinggi adalah kompor gas 100%, korslet
listrik 77%, lilin 67%, kompor minyak 30%, obat nyamuk 28%, puntung
rokok 24% dan pembakaran sampah 19%. Dari data tersebut maka
untuk menghindari kejadian kebakaran perlu adanya upaya
[6].
pencegahan dan penanggulangan
Penyebab kebakaran permukiman diantaranya adalah :
Peralatan memasak
Penyebab kebakaran yang potensial di lingkungan rumah adalah
dari alat masak, baik gas, kompor minyak tanah maupun listrik.
Banyak pengguna gas LPG yang kurang paham cara penggunaan
gas yang aman. Kondisi yang jelek dari peralatan kompor yang
menggunakan gas elpiji dapat membahayakan, dapat
mengakibatkan kebakaran.
Korek Api atau Merokok
Anak-anak sering bermain korek Api. hal ini dapat membahayakan
karena dapat membakar benda-benda yang lain.

5
Merokok disembarang tempat kadang sambil tiduran dapat
membakar kasur atau putung rokok yang di buang sembarangan
dapat menyulut api.
Instalasi listrik
Kebakaran yang sering terjadi di pemukiman disebabkan oleh
instalasi listrik karena pemasangan instalasi yang tidak sempurna,
penggunaan alat atau instalasi yang tidak standar atau kurang
aman, penggunaan listrik dengan cara tidak aman, serta
penggunaan peralatan yang tidak baik atau rusak.
Penggunaan adaptor atau stop kontak yang salah

Yang dimaksudkan di sini adalah penyambungan beban yang


berlebihan sehingga melampaui kapasitas stop-kontak atau kabel
yang mencatu dayanya.
Instalasi listrik yang buruk
Sambungan kabel atau stop kontak yang tidak baik atau kendor.
Hubungan pendek
Penggunaan arus listrik tidak sesuai dengan ketentuan pada
peralatannya.
Perilaku Penghuni
Kebakaran di permukiman juga sering terjadi karena perilaku
penghuni, biasanya disebabkan karena kelalaian, kurangnya
pemahaman, dan perilaku berbahaya yang dapat menyebabkan
percikan api bahkan kebakaran. misalnya menyalakan api untuk
penerangan ditempat penyimpanan bahan bakar (bensin) yang
mudah terbakar, menempatkan obat nyamuk, lilin, lampu teplok yang
sedang menyala ditempat yang mudah terbakar, atau menggunakan
peralatan listrik berlebihan melampaui beban yang aman [3].

2.3 Jenis Bahan yang Mudah Terbakar


Pada umumnya semua benda di alam dapat dibakar. Diantara
bahan-bahan itu ada yang lebih mudah dibakar, dan ada yang sulit
dibakar. Contohnya antara lain : Kayu, kertas, karet, kompor gas, listrik,
bensin, minyak.

6
2.4 Dampak dan Bahaya Kebakaran
Dampak dari kebakaran di permukiman seperti kerugian harta
benda, kehilangan tempat tinggal bahkan tempat usaha, korban jiwa
atau cacat, kerugian ekonomi sosial, serta asap dan kerusakan akibat
kebakaran berdampak pada lingkungan sekitar. Sedangkan, bahaya
dari kebakaran antara lain terbakar, terhirup asap dan bahaya lainnya
[7].

2.5 Klasifikasi Kebakaran


Pengelompokkan jenis kebakaran menurut jenis bahan yang
terbakar, dimaksudkan untuk pemilihan media pemadam kebakaran
yang sesuai (Permenaker No.04/MEN/1980). Pengelompokan itu
adalah :
Kebakaran kelas (tipe) A, yaitu kebakaran bahan padat kecuali
logam, seperti : kertas, kayu, tekstil, plastik, karet, busa dll. yang
sejenis dengan itu. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini
berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam
Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.

Kebakaran kelas (tipe) B, yaitu kebakaran bahan cair atau gas yang
mudah terbakar, seperti : bensin, aspal,gemuk, minyak, alkohol,
LPG dll. yang sejenis dengan itu. Media pemadaman kebakaran
untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air untuk
jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis
bahan di atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran
akan melebar kemana-mana.

Kebakaran kelas (tipe) C, yaitu kebakaran listrik yang bertegangan.


Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat
Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam memadamkan
kebakaran.

7
Kebakaran kelas (tipe) D, yaitu kebakaran bahan logam, seperti :
aluminium, magnesium, kalium, dll. yang sejenis dengan itu.

2.6 Penanganan Dini saat Terjadi Kebakaran


Pastikan semua anggota keluarga lengkap dan diketahui
keberadaannya serta tidak berada di dalam rumah.
Pergi ke tempat yang aman dari api dan asap.
Meminta tolong kepada tetangga dan hubungi unit pemadam
kebakaran.
Bertindaklah dengan tenang, kenali tiga kelas kebakaran, apakah
karena api yang muncul dari benda padat, cairan mudah terbakar,
atau api yang muncul akibat korsleting listrik. Untuk kebakaran
yang disebabkan munculnya api dari benda padat bisa dipadamkan
menggunakan media seperti air, pasir, karung goni basah, dan alat
pemadam api ringan (APAR) atau racun api tepung kimia
kering.Sementara untuk kebakaran yang disebabkan cairan mudah
terbakar bisa dipadamkan menggunakan pasir, APAR, dan atau
racun api tepung kimia kering.Adapun kebakaran yang disebabkan
api dari korsleting listrik bisa dipadamkan menggunakan APAR atau
racun api tepung kimia kering, setelah mematikan aliran listrik agar
proses pemadaman lebih aman.
Bila akan memadamkan dengan media air, pastikan tidak ada aliran
listrik
Bila Api diperkirakan tak terkendali, hubungi secepatnya Pos PMK
terdekat.

2.7 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)


APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah
alat yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan
kebakaran kecil. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya
berbentuk tabung yang diisikan dengan bahan pemadam api yang
bertekanan tinggi.

8
Berdasarkan Bahan pemadam api yang digunakan, APAR (Alat
Pemadam Api Ringan) dapat digolongkan menjadi beberapa Jenis.
Diantaranya terdapat 4 jenis APAR yang paling umum digunakan, yaitu
Alat Pemadam Api (APAR) Air / Water
APAR Jenis Air (Water) adalah Jenis APAR yang disikan oleh Air
dengan tekanan tinggi. APAR Jenis Air ini merupakan jenis APAR
yang paling Ekonomis dan cocok untuk memadamkan api yang
dikarenakan oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain,
Karet, Plastik dan lain sebagainya (Kebakaran Kelas A). Tetapi akan
sangat berbahaya jika dipergunakan pada kebakaran yang
dikarenakan Instalasi Listrik yang bertegangan (Kebakaran Kelas C).
Alat Pemadam Api (APAR) Busa / Foam (AFFF)
APAR Jenis Busa ini adalah Jenis APAR yang terdiri dari bahan kimia
yang dapat membentuk busa. Busa AFFF (Aqueous Film Forming
Foam) yang disembur keluar akan menutupi bahan yang terbakar
sehingga Oksigen tidak dapat masuk untuk proses kebakaran. APAR
Jenis Busa AFFF ini efektif untuk memadamkan api yang ditimbulkan
oleh bahan-bahan padat non-logam seperti Kertas, Kain, Karet dan
lain sebagainya (Kebakaran Kelas A) serta kebakaran yang
dikarenakan oleh bahan-bahan cair yang mudah terbakar seperti
Minyak, Alkohol, Solvent dan lain sebagainya (Kebakaran Jenis B).
Alat Pemadam Api (APAR) Serbuk Kimia / Dry Chemical Powder

APAR Jenis Serbuk Kimia atau Dry Chemical Powder Fire


Extinguisher terdiri dari serbuk kering kimia yang merupakan
kombinasi dari Mono-amonium danammonium sulphate. Serbuk
kering Kimia yang dikeluarkan akan menyelimuti bahan yang terbakar
sehingga memisahkan Oksigen yang merupakan unsur penting
terjadinya kebakaran. APAR Jenis Dry Chemical Powder ini
merupakan Alat pemadam api yang serbaguna karena efektif untuk
memadamkan kebakaran di hampir semua kelas kebakaran seperti
Kelas A, B dan C.APAR Jenis Dry Chemical Powder tidak disarankan
untuk digunakan dalam Industri karena akan mengotori dan merusak
peralatan produksi di sekitarnya. APAR Dry Chemical Powder
umumnya digunakan pada mobil.

9
Alat Pemadam Api (APAR) Karbon Dioksida / Carbon Dioxide
(CO2)

APAR Jenis Karbon Dioksida (CO2) adalah Jenis APAR yang


menggunakan bahan Karbon Dioksida (Carbon Dioxide / CO2)
sebagai bahan pemadamnya. APAR Karbon Dioksida sangat cocok
untuk Kebakaran Kelas B (bahan cair yang mudah terbakar) dan
Kelas C (Instalasi Listrik yang bertegangan).

2.8 Rekomendasi APAR Tingkat Rumah Tangga


Adapun APAR tingkat rumah tangga yang dapat digunakan antara
lain:
Tabung APAR (Busa, CO2, Dry Chemical Powder, Halon)

APAR busa cocok digunakan untuk kebakaran pada bahan-bahan


padat non-logam serta kebakaran yang disebabkan oleh benda-
benda cair mudah terbakar seperti alkohol, bensin, oli, dan
sejenisnya.

APAR dry chemical powder ini bisa digunakan untuk segala tipe
kebakaran, mulai dari benda padat non-logam, cairan mudah
terbakar, hingga yang disebabkan oleh arus listik.

Alat pemadam kebakaran ini biasa digunakan pada kebakaran


yang disebabkan oleh arus listrik atau yang terjadi pada
peralatan mesin dan cairan yang mudah terbakar. Penggunaan
alat ini harus dilakukan secara hati-hati karena kandungan gas
CO2 di dalamnya bisa membahayakan manusia. Karena itulah
pada wajib menggunakan masker atau alat bantu pernapasan
saat menggunakannya, dan memastikan tidak ada orang lain di
dalam ruangan yang terbakar sebelum menggunakannya.

Detector asap yang dapat dipasang di langit-langit rumah

Selimut pemadam (fire blanket) untuk di dapur dan kamar tidur

Selang yang cukup panjang, dan quick connection

Karung goni basah untuk memadamkan api

10
Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak
masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada
benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember

2.9 Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran


Pencegahan kebakaran merupakan langkah awal yang harus
dilakukan untuk menanggulangi kebakaran sejak sedini mungkin.
Berikut ini beberapa langkah-langkahnya :
Matikan Kompor. Kompor minyak tanah dan gas harus di rawat dengan
baik, sehinnga api bisa menyala dengan baik. Untuk kompor
minyak tanah, pastikan sumbu kompor masih panjang. Untuk
kompor gas pastikan tidak ada kebocoran di selang atau sistem
yang lain. Kalau perlu dipasang gas detector.
Lampu penerangan dengan bahan bakar minyak sebaiknya dimatikan
sebelum tidur.
Apabila menggunakan obat nyamuk bakar, pastikan ditaruh di tempat
yang aman. Jauh dari benda-benda yang mudah terbakar.
Pastikan bahwa instalasi listrik di rumah anda aman. Ketahuilah berapa
besar daya yang bisa dipakai di rumah, dengan melihat circuit
breaker di meteran rumah. Apabila tertulis 10A, secara sederhana
berarti daya yang bisa dipakai adalah sebesar 10 x 220 = 2200
Watt. Dan perhatikan pula pembagian beban dan jenis kabel yang
dipakai.
Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan
menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu kebakaran. Ini
biasanya dilakukan dengan penumpukan beberapa stop kontak
atau T pada satu titik sumber listrik.
Pastikan stop kontak dan steker (kontak tusuk) dalam keadaan baik.
Sehingga waktu steker dimasukkan dalam stop kontak, terjadi
sambungan yang stabil. Karena ini akan menimbulkan percikan api
yang dapat memicu kebakaran.
Pergunakan pemutus arus listrik (sekring) yang sesuai, jangan
dibesarkan.
Apabila ada kabel listrik yang terkelupas atau terbuka, harus segera
diperbaiki. Karena bisa menyebabkan hubungan arus pendek.

11
Penanggulangan kejadian kebakaran :

Pasang detektor asap di langit-langit rumah, di luar kamar tidur dan


disetiap lantai untuk rumah betingkat. Alat ini perlu di test setiap
bulan untuk memastikan selalu dalam kondisi baik.
Sediakan alat pemadam kebakaran di rumah anda. Apabila anda bisa
membelinya, siapkanlah selimut pemadam (fire blanket) untuk di
dapur dan kamar tidur. Juga pemadam kebakaran, untuk rumah
pakailah pemadam kebakaran jenis bubuk (powder).
Apabila alat pemadam kebakaran tidak tersedia, persiapkanlah
pemadam kebakaran dari ledeng rumah. Siapkan selang yang
cukup panjang, dan quick connection. Pasang beberapa quick
connection di keran rumah anda, terutama apabila rumah anda
cukup luas. Sehingga ada beberapa titik untuk bisa memasang
selang anda dengan cepat.
Juga sebagai pengganti fire blanket, sediakan karung goni (karung
beras yang terbuat dari serat manila hennep). Basahi karung goni
sebelum dipakai untuk memadamkan api.
Panggil pemadam kebakaran apabila masih sempat. Pasang nomor
penting dekat telepon, atau program telepon untuk nomor-nomor
penting. Ingat bahwa mereka tidak akan datang dalam waktu
singkat, kemungkinan api telah berkobar lebih besar.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1. Metode Kegiatan


Metode bedasarkan pendekatan massal. Dalam metode ini dapat
menjangkau sasaran yang luas (massa), penyuluh berhubungan
dengan massa dengan beberapa metode antara lain:
Ceramah
Penyuluhan
Perlombaan atau kuis
12
Simulasi Fire Stop
Penilaian hasil penyuluhan

3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Tempat pelaksanaan : Masjid Desa Pulau Semambu Dusun IV
Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten
Ogan Ilir.
Waktu pelaksanaan : Sabtu, 18 November 2017
Pukul : 14.00-16.00 WIB

3.3. Personalia
Pembawa acara : Asti Rosmalinda
Moderator: Meri Nursanti
Sambutan : Rahma Murdiana Desti
Pemateri : Maya Apriani dan Tria Ulfa Lestari
Praktek simulasi kebakaran : Rachmayuni Gitasari dan Masayu
Gemala Rabiah
Kuis dan pembagian doorprise : Ria Revianti dan Silin Agustin
Penjelasan kuesioner ( Pre dan post tes) : Fitria Anggraeni

3.4. Sasaran Kegiatan


Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh masyarakat Desa Pulau
Semambu Dusun IV Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir
diantaranya ibu-ibu Rumah Tangga, bapak kepala desa, bapak kadus,
dsb.
3.5 Rancangan Evaluasi
a. Bentuk Evaluasi
Bentuk evaluasi yang dilakukan yaitu melakukan penilaian
terhadap pencapaian tujuan dan penilaian terhadap proses
pelaksanaannya yaitu cara pelaksanaannya secara lebih rinci
misalnya: penilaian terhadap masukan (input), penilaian terhadap
proses, penilaian terhadap keluaran (output) dan penilaian
terhadap outcome.
b. Waktu Evaluasi
13
Waktu evaluasi dilakukan diakhir (terminal evaluation), yaitu
penilaian yang dilakukan pada akhir progam penyuluhan. Jadi
evaluasi ini dilakukan untuk menilai pencapaian tujuan akhir.
c. Indikator dan Tolak
Ukur Pencapaian Keberhasilan
Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan
manajemen kebakaran dengan tolak ukur pencapaian
keberhasialan yaitu masyarakat bisa menjawab quis dan
pertanyaan-pertanyaan serta masyarakat mampu menjelaskan
kembali cara pencegahan dan memanajemen kebakaran.
Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pencegahan dan
manajemen kebakaran dengan tolak ukur pencapaian
keberhasialan yaitu masyarakat sudah mulai melakukan
pencegahan agar tidak terjadi kebakaran dan sudah
mempersiapkan strategi bila terjadi kebakaran. Misalnya,
masyarakat sudah mengetahui cara penggunaan Alat Pemadam
Api Ringan (APAR).

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Waktu Pelaksanaan


Kegiatan penyuluhan pencegahan dan pengendalian kebakaran ini
dilaksanakan di desa pulau semambu pada tanggal 18 November 2017
pukul 14.00-16.00 WIB.

4.2. Peserta
14
Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan
pencegahan dan pengendalian kebakaran ini berjumlah 18 Orang.
Yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.

4.3. Realisasi Pemecahan Masalah


Ada begitu banyak masalah yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, salah satunya adalah fenomena kebakaran. Kebakaran
adalah api yang tidak terkendali, yang berarti diluar kemampuan dan
keinginan manusia. Api tidak terjadi begitu saja tetapi merupakan suatu
proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan oksigen dan bantuan
panas. Teori ini dikenal sebagai segitiga api (fire triangle) yang terdiri
dari panas, oksigen dan bahan bakar. Kebakaran termasuk ke dalam
salah satu bencana yang ditimbulkan oleh api yang tidak
diharapkan/tidak dibutuhkan, sukar dikuasai dan merugikan. Kebakaran
disebabkan oleh berbagai faktor yang bisa disebabkan oleh manusia
secara langsung maupun tidak langsung atau dapat disebabkan oleh
alam. Api yang dapat memicu kebakaran juga memiliki berbagai
sumber penyalaan, tidak hanya berasal dari sumber api secara
langsung tetapi sumber api dapat disebabkan dari berbagai kegiatan
manusia yang secara tidak langsung dapat menimbulkan api.
Kebakaran yang disebabkan oleh faktor alam yaitu petir, gempa bumi,
letusan gunung berapi dan kekeringan, sedangkan kebakaran yang
disebabkan oleh faktor manusia biasanya disebabkan akibat kelalaian
diantaranya adalah pemasangan instalasi listrik yang tidak sempurna,
penggunaan peralatan memasak, perilaku manusia seperti menyalakan
api untuk penerangan ditempat penyimpanan bahan bakar (bensin)
yang mudah terbakar, menempatkan obat nyamuk, lilin, lampu teplok
yang sedang menyala ditempat yang mudah terbakar, serta
penggunaan peralatan listrik yang berlebihan melampaui beban yang
aman. Fenomena kebakaran bukan lagi hal yang asing di lingkungan
masyarakat. Bahkan setiap aktivitas manusia dan alat-alat yang ada
disekitar manusia berpotensi untuk menimbulkan kebakaran. Oleh
karena itu perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam hal
peningkatan pengetahuan mengenai pencegahan dan pegendalian
15
kebakaran termasuk penyebab, klasifikasi, serta dampak/akibat yang di
timbulkan dari kebakaran.
Metode yang dilakukan dalam upaya mengatasi masalah
kebakaran yang terjadi di lingkungan masyarakat salah satunya yaitu
pengedukasian masyarakat melalui penyuluhan sehingga masyarakat
menjadi berdaya dalam menghadapi masalah yang timbul dalam
tatanan kehidupan bermasyarakat termasuk pencegahan dan
pengendalian kejadian kebakaran.
Adapun isi materi yang disampaikan dalam penyuluhan terkait
pencegahan dan pengendalian kebakaran yaitu penjelasan mengenai
definisi api yaitu reaksi kimia berantai yang diikuti oleh
evolusi/perubahan cahaya dan panas. Selanjutnya juga dijelaskan
mengenai teori segitiga api (Fire Triangle) dimana api tidak terjadi
begitu saja melainkan terjadi karena adanya reaksi kimia berantai dari
unsur udara, panas, dan bahan bakar. Setelah itu dijelaskan mengenai
definisi kebakaran yaitu api yang tidak dikehendaki dan tidak terkendali.
Selain itu, dijelaskan juga mengenai penyebab kebakaran yaitu
kurangnya pengetahuan tentang kebakaran, kelalai manusia itu sendiri,
unsur kesengajaan maupun karena bencana alam. Adapun dampak
yang ditimbulkan dari kejadian kebakaran yaitu kerugian harta benda,
kehilangan usaha, bahkan dapat menimbulkan kematian atau cacat.
Setelah itu dijelaskan juga mengenai fenomena kebakaran mulai dari
permulaan timbulnya api hingga ke titik dimana api sudah mencapai
puncaknya (flashover) dimana pada titik ini api sudah tidak dapat
dikendalikan/dipadamkan sampai bahan bakarnya habis hingga api pun
menyusut bahkan padam dengan sendirinya. Point ini merupakan point
yang sangat penting tetapi jarang diketahui oleh orang awam. Dimana
hanya dibutuhkan waktu sekitar 3-10 menit untuk api mencapai titik
puncaknya (Flashover). Selain itu juga dijelaskan mengenai sumber api
dan klasifikasi/tipe kebakaran. Materi terakhir dijelaskan mengenai cara
memadamkan api yang pada prinsipnya yaitu memutuskan salah satu
unsur pembentuk api (Panas/Oksigen/Bahan Bakar) dan juga jenis
pemadam api serta cara penggunaanya. Materi ini disampaikan dalam

16
bentuk Power Point dan menampilkan video terkait fenomena
kebakaran.
Alat/metode evaluasi yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan
pencegahan dan pengendalian kebakaran ini berupa kuesioner Pretest
dan Posttest. Mekanisme pelaksanaannya yaitu kuesioner Pretest di
berikan terlebih dahulu sebelum di lakukan edukasi berupa pemberian
materi mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran melalui
PPT dan Video. Setelah semua responden mengumpulkan kembali
lembar pretestnya, barulah dilakukan kegiatan edukasi berupa
pemberian materi mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran.
Setelah dilakukan kegiatan edukasi dan tanya jawab terkait materi yang
diberikan, maka responden (ibu-ibu dan bapak-bapak) diberikan lagi
kuesioner posttest yang digunakan untuk mengukur/ mengevaluasi
tingkat pengetahuan responden setelah diberikan edukasi terkait
penegahan dan pengendalian kebakaran.

4.4. Respon, Tanggapan dan Umpan Balik dari Khalayak


Respon dan tanggapan dari masyarakat desa Pulau Semambu
khususnya yang berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan pencegahan
dan pengendalian kebakaran sangatlah baik. Para peserta sangat
antusias dalam bertanya dan memberikan jawaban dari setiap
pertanyaan yang di lontarkan, sehingga komunikasi dapat berjalan dua
arah.

4.5. Hasil Evaluasi dan Permasalahan yang Dihadapi


Karakteristik Responden
Karakteristik responden terdiri dari Jenis Kelamin, Umur, dan
Tingkat Pendidikan.

Grafik 1. Persentase Jenis Kelamin Responden

17
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan yaitu sebesar 89% dan sisanya (11%)
adalah responden laki-laki.

Grafik 2. Persentase Umur Responden dalam 3 Kelompok

Berdasarkan grafik 2. Dapat diketahui bahwa mayoritas


responden berada dalam kelompok umur 15-49 Tahun yaitu
sebanyak 67%. Responden yang berada dalam kelompok umur
lebih dari 49 tahun sebanyak 22% dan sisanya (11%) berada dalam
kelompok umur kurang dari 15 tahun.

Grafik 3. Persentase Tingkat Pendidikan Responden

18
Berdasarkan grafik 3. Dapat diketahui bahwa mayoritas tingkat
pendidikan responden berada dalam kategori SD yaitu sebanyak
56%. Sedangkan tingkat pendidikan yang berada dalam kategori
SMP sebanyak 33%, dan sisanya berada dalam kategori SMA dan
sarjana masing-masing sebesar 6%.

Skor Pengetahuan Responden


Dari hasil kuesioner pretest dan posttest didapatkan data
pengetahuan responden sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Skor Total Pengetahuan Sebelum dan


Sesudah Pemberian Materi Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran
Skor total Skor total
No Nama Responden pengetahuan pengetahuan
sebelum Sesudah
1 Tuti H. 30 60
2 Riana 10 45
3 Sukarti 40 40

19
4 Arjuna 15 30
5 Nurma 20 40
6 Elvi 45 65
7 Yulia W. 35 45
8 Eni M. 50 60
9 Siti H. 35 30
10 Isa 30 50
11 Mardiah 10 35
12 Patmawati 20 40
13 Paku M. 40 60
14 Aja M. 45 60
15 Nurul H. 40 55
16 Murtafiah 35 50
17 Iwan 30 55
18 Bahori 40 65
Skor Rata-rata 31,67 49,17

Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui bahwa rata-rata skor


pengetahuan sebelum dilakukan pemberian materi mengenai
pencegahan dan pengendalian kebakaran yaitu 31,67. Skor
tertinggi sebesar 50 sedangkan nilai terendah yaitu 10. Sedangkan
skor rata-rata pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan
mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran yaitu 49,17.
Skor tertinggi dan terendah masing-masing adalah 65 dan 30. Skor
maksimal dalam penilaian tingkat pengetahuan responden adalah
75 yang diukur meanggunakan kuesioner pretest dan posttest.

Grafik 4. Persentase Tingkat Pengetahuan Sebelum


Pemberian Materi Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran

20
Dari grafik 4. diatas dapat dilihat bahwa presentase tingkat
pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan mengenai
pencegahan dan pengendalian kebakaran mayoritas berada dalam
kategori rendah yaitu sebesar 61%, sedangkan sisanya (39%)
berada dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi.

Grafik 5. Persentase Tingkat Pengetahuan Sesudah


Pemberian Materi Pencegahan dan Pengendalian
Kebakaran

21
Berdasarkan grafik 5. diatas dapat diketahui bahwa presentase
tingkat pengetahuan responden sesudah dilakukan penyuluhan
mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran mayoritas
berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 83%, sedangkan
sisanya (17%) masih berada dalam kategori tingkat pengetahuan
rendah.
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
pengetahuan responden mengenai pencegahan dan pengendalian
kebakaran setelah dilakukan pengedukasian melalui powerpoint
dan video.

Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini, masyarakat dapat


mengerti apa yang dijelaskan dan kegiatan Penyuluhan berjalan
dengan khidmat.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

22
Karakteristik masyarakat (responden) berdasarkan hasil kuisioner 89%
responden berjenis kelamin perempuan, rata-rata umur responden
15-49 tahun dan 56% responden dengan pendidikan terakhir
Sekolah Dasar .
Persentase tingkat pengetahuan sebelum pemberian materi
pencegahan dan pengendalian kebakaran mayoritas berada dalam
kategori rendah yaitu sebesar 61%, sedangkan sisanya (39%)
berada dalam kategori tingkat pengetahuan tinggi. Sedangkan
presentase tingkat pengetahuan responden sesudah dilakukan
penyuluhan mengenai pencegahan dan pengendalian kebakaran
mayoritas berada dalam kategori tinggi yaitu sebesar 83%,
sedangkan sisanya (17%) masih berada dalam kategori tingkat
pengetahuan rendah.
Tidak adanya masyarakat yang memiliki APAR (Alat Pemadam
Kebakaran Ringan) di rumah.

5.2. Saran
Masyarakat berperan serta aktif dan bekerja sama dengan
pemerintah, perangkat desa dalam mencegah dan menangani bahaya
kebakaran. Pemerintah melaksanakan penyuluhan dan pembinaan
kepada masyarakat mengenai cara pencegahan dan penanganan
kebakaran khususnya daerah rawan bencana kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

23
[1] Aspley, D., et al. 2008 . Bed- Load Sediment Transport on large Slopes.
university of Manchester
[2] Seri Forum LPPS No.43. Penanggulan Bencana. 2001. Teori Dasar
Penanggulangan Bahaya Kebakaran. Jakarta: LPPS KWI
[3] Ramli, S. 2010. Manajemen Kebakaran. Jakarta: DIAN RAKYAT
[4] Samarang., dkk. Pengetahuan Dasar Tentang Api dan Kebakaran.
Semarang: Dinas Kebakaran Kota Semarang; 2016;
damkar.semarangkota.go.id/index.php/article/details/pengetahuan-
dasar-tentang api-kebakaran]. Diakses November 2017
[5] Perhubungan K. Pedoman Induk Penanggulangan Darurat Kebakaran
dan Bencana Alam di Lingkungan Kantor Pusat Kementrian
Perhubungan. Jakarta: Kementrian Perhubungan; 2016.
[6] Sagala S, Wimbardana R, Pratama FP. Perilaku dan Kesiapsiagaan
Terkait Kebakaran Pada Penghuni Permukiman Padat Kota Bandung.
2014.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4799/FG1.pdf.
Diakses November 2017
[7] Adilla., dkk. 2016. Faktor Penyebab Kerentanan Kebakaran Berdasarkan
Persepsi Masyarakat Di Kelurahan Melayu Kecamatan
banjarmasinTengah.http://eprints.ulm.ac.id/1920/1/volume
%203%20nomor%204b.pdf. Diakses November 2017

24
Lampiran 1

BIODATA PELAKSANA

Ketua Pelaksana
Nama : Fitria Anggraeni
NIM : 10011181419041
Fakultas : FKM
Peminatan : K3KL
Tempat/ Tanggal Lahir : Bogor/09 Februari 1997
Alamat/No. HP : Indralaya /081369093845

Anggota Pelaksana 1
Nama : Tria Ulfa Lestari
NIM : 10011181419036
Fakultas : FKM
Peminatan : AKK
Tempat/ Tanggal Lahir : Talang Banyu/04 Januari 1997
Alamat/No. HP : Inderalaya/085709096026

Anggota Pelaksana 2
Nama : Mery Nursanti
NIM : 10011181419046
Fakultas : FKM
Peminatan : Epidemiologi & Biostatistik
Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Dua/18 Maret 1996
Alamat/No. HP :Indralaya/081373173358

Anggota Pelaksana 3
Nama : Rachmayuni Githasari
NIM : 10011181419050
Fakultas : FKM
Peminatan : K3KL
Tempat/ Tanggal Lahir : Lahat/06 Juni 1997
Alamat/No. HP : Inderalaya/ 089692551359

Anggota Pelaksana 4
Nama : Maya Apriani
NIM : 10011181419072
Fakultas : FKM
Peminatan : AKK
Tempat/ Tanggal Lahir : Pagaralam/16 April 1997
Alamat/No. HP : Inderalaya/085768509853
Anggota Pelaksana 5
Nama : Silin Agustin
NIM : 10011181419261
Fakultas : FKM
Peminatan : AKK
Tempat/ Tanggal Lahir : Pajar Menang/03 Agustus 1997
Alamat/No. HP : Inderalaya/081379877335

Anggota Pelaksana 6
Nama : Rahma Murdiana Desti
NIM : 10011281419084
Fakultas : FKM
Peminatan : Epidemiologi & Biostatistik
Tempat/ Tanggal Lahir : Lahat/10 Januari 1997
Alamat/No. HP : Inderalaya/082376782673

Anggota Pelaksana 7
Nama : Ria Revianti
NIM : 10011281419113
Fakultas : FKM
Peminatan : Epidemiologi & Biostatistik
Tempat/ Tanggal Lahir : Prabumulih/03 April 1997
Alamat/No. HP : Prabumulih/085267834166

Anggota Pelaksana 8
Nama : Asti Rosmalinda
NIM : 10011281419114
Fakultas : FKM
Peminatan : AKK
Tempat/ Tanggal Lahir : Baturaja/24 Maret 1996
Alamat/No. HP : Inderalaya/085369444696

Anggota Pelaksana 9
Nama : Masayu Gemala Rabiah
NIM : 10011281419249
Fakultas : FKM
Peminatan : Epidemiologi & Biostatistik
Tempat/ Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/03 Juli 1996
Alamat/No. HP : Inderalaya/089667227327
Lampiran 2

PEMBIAYAAN

Rancangan Anggaran Kegiatan


NO JENIS BIAYA SATUAN VOLUME BIAYA TOTAL
1. PERSIAPAN
Banner 1 buah 1 kali RP 10.000,- RP 10.000,-
Kuisioner (Pretest) 125 lembar 1 kali RP 200,- RP 25.000,-
Kuisioner (Posttest) 125 lembar 1 kali RP 200,- RP 25.000,-
Pena 1 kotak 1 kali RP 10.000,- RP 10.000,-
2. PELAKSANAAN
Snack 30 buah 1 kali RP 4.000,- RP 120.000,-
Transportasi Antar jemput 1 kali RP 70.000,- RP 70.000,-
Doorprize 10 buah 1 kali RP 7.000,- RP 70.000,-
Cindramata 1 buah 1 kali RP 25.000,- RP 25.000,-
3. PELAPORAN
Print + Jilid Laporan 1 rangkap 1 kali RP 20.000,- RP 20.000,-

Lampiran 3
DOKUMENTASI KEGIATAN
Gambar 1. Gambar 2.
Pembukaan Oleh Moderator Kata Sambutan Kepala Desa

Gambar 3. Gambar 4.
Sambutan Perwakilan Kelompok Pembagian Kuesioner

Gambar 5. Gambar 6.
Pengisian Kuesioner Pengisian Kuesioner
Gambar 7, 8.
Penyampaian Materi

Gambar 9.
Fire Stop

Gambar 11. Gambar 12


Pemberian Cinderamata Pemberian Doorprize
Gambar 13.
Foto Bersama Respponden Penyuluhan

Lampiran 4
KUESIONER
Salam Sejahtera,
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Kebakaran dan
Ledakan, kami mohon kesediaan saudara/i untuk mengisi kuisioner ini. Atas
bantuan dan waktunya kami ucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengision Kuisioner:
1. Bacalah Kuisioner dengan teliti
2. Berilah tanda (X) untuk jawaban yang dianggap paling benar

Data Responden
Nama :

Umur : Tahun

Pendidikan :

a. SD/Sederajat

b. SMP/Sederajat

c. SMA/Sederajat

d. Diploma

e. Sarjana

1. Definisi Kebakaran adalah


api yang tidak dikehendaki dan tidak terkendali
api yang membesar semuanya.
api yang tidak dikehendaki dan terkendali
api yang menghanguskan benda dan lingkungan
2. Definisi Segitiga api adalah
udara, panas, bahan bakar
panas, bahan bakar, bensin
bensin, udara dan bahan bakar
panas, udara, oksigen
3. Klasifikasi/jenis kebakaran yaitu :
tipe kering, api, listrik, kimia
tipe a,b,c,d
tipe cair mudah terbakar, listrik, bahan bakar, kimia.
tipe kimia, api, cairan, listrik
4. Definisi Api adalah
Reaksi kimia berantai yang menimbulkan cahaya
Reaksi kimia berantai yang diikuti oleh evolusi cahaya dan panas.
Reaksi kimia berantai yang menimbulkan panas membakar
Reaksi kimia berantai yang diikuti oleh evolusi dingin menjadi panas
5. Penyebab Kebakaran
kelalaian manusia, hewan, bencana alam
hewan, petir, tsunami
kesengajaan manusia, petir, rokok
kesengajaan manusia, rokok, tikus
6. Cara efektif memadamkan api
Semprotkan ke pangkal api
Seprotkan di sekitar lidah api
Semprotkan apar ke lidah api
Semprotkan apar ke sisi luar api
7. Waktu efektif Pemakaian APAR
0 - 3 menit dari awal kebakaran
3 7 menit dari awal kebakaran
5 10 Menit dari awal kebakaran
10 20 menit dari awal kebakaran
8. Secara garis besar jenis APAR dibagi menjadi :
air, co2, serbuk kimia.
air, busa, co2,
serbuk kimia, busa, air
busa, serbuk kimia, co2
9. Cara memadamkan api
isolasi plester, didinginkan, dibiarkan
Isolasi bahan bakar, urai bahan bakar, pendinginan
pendinginan, irai bahan bakar, pembakaran
pembasahan, penguraian bahan bakar, pendinginan
10. APAR singkatan dari
Alat pemadam api ringan
alat pemantik api ringan
alat pembunuh api ringan
alat pendingin api ringan
11. Pencegahan bahaya kebakaran yaitu usaha atau tindakan yang
dilakukan sebelum terjadi kebakaran dengan maksud mengurangi faktor-
faktor penyebab kebakaran
Benar
Salah
Tidak tahu
Mungkin
12. Yang perlu diperhatikan pada saat pemadaman yaitu
Berlawanan dengan arah angin
Searah dengan arah angin
Tidak tahu
Arah kanan api
13. Bagaimana cara penempatan APAR
Dekat dengan jalan
Mudah dilihat dengan jelas dan mudah dijangkau
Tempat dimana suhu melebihi 49 derajat Celcius
Dekat dengan jendela
14. Prosedur penggunaan APAR adalah : ambil APAR, semprotkan ke titik
api sampai padam
Benar
Salah
Tidak tahu
Mungkin
15. Alat pemadam kebakaran yang tidak diperolehkan untuk memadamkan
kebakaran yang disebabkan kayu, kertas, kain, dan lain-lain
Busa
Gas CO2
Kimia kering
Halon

Anda mungkin juga menyukai