Anda di halaman 1dari 8

TUGAS OLAHRAGA LANSIA

Oleh :

Ni Made Sri Utari (C1117105)

Ni Made Yuni Setiawati (C1117106)

Ni Putu Mira Febrianti (C1117107)

Ni Kadek Suci Yastini (C1117110)

Kadek Putra Laksana Semaradana (C1117111)

Nyoman Asrini Dewi (C1117112)

Irsania Novita Sabawaly (C1116072)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
MenurutUndang-UndangRepublik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 lansia
merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas.(Berkemih & Lansia,
2017)Ditinjau dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan derajat
kesehatan baik secara alamiah maupun akibatpenyakit. Salah satumasalah yang
dialamiolehlansiaadalahinkontenensia urine. Inkontenensia urine adalahkondisi abnormal
danlebihbanyakmempengaruhiwanitasampaiusia 80 tahun. Terutama wanita lansia yang
telah memiliki anak, biasanya mengalami inkontenesia stress, yaitu pengeluaran urine
involunter yang terjadi pada saat mereka batuk, bersin, atau mengangkat benda, ini terjadi
akibat melemahnya otot dasar panggul dan kandung kemih. Penurunan tonus otot dasar
panggul menyebabkan kebocoran urine akibat penekanan. (Arsyad et al., 2012)
Kelainan inkontenensia urine adalah salah satu masalah yang merugikan, karena
ini merupakan salah satu factor utama yang menempatkan manula pada panti jompo.
Kelainanin kontenensia urine tidak akan mengancam jiwa penderita tetapi berpengaruh
pada kualitas hidup yang disebabkan oleh factor gangguan social dan psikologis yang
sangat sulit diatasi. Penderita akan merasa rendah diri karena urine akan keluar tanpa
terkontrol mungkin pada saat batuk bersin, atau mengangkat benda. (Dahlan D.A, 2014)
Inkontenesia urine kemingkinan besar bias disembuhkan teruatama pada mobilitas
dan social status mental yang cukup baik. Bahkan bila dapat diobati sempurna,
inkontenesia urine selalu dapat diupayakan lebih baik, sehingga kualitas hidup penderita
meningkat. Salah satu terapi non farmakologis yang dapat mengatasi masalah
inkontenesia urine adalah kegel exercise. Yaitu dengan melatih otot-otot dasar panggul.
(Hartinah, 2016)
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian senam kegel
2. Untuk mengetahui sejarah senam kegel
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat senam kegel
4. Unutk mengetahui indikasi senam kegel
5. Untukmengetahuikontraindikasisenamkegel
6. Untukmengetahuilangkah-langkahpelaksanaansenamkegel
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi
Kegel exercise (senam kegel) adalah serangkaian gerakan senam untuk
menguatkan otot panggul atau otot puboccygeal untuk meningkatkan tonus dan kontraksi
otot. Senam kegel memberikan pengaruh yang significan terhadap peningkatan kekuatan
otot dasar panggul sehingga dianjurkan untuk mencegah inkontenensia urine pada lansia
dan keluhan lain terkait fungsi otot dasar panggul. (Soni, Rahule, & Sagdeo, 2015)
Latihan tersebut berupa latihan otot dasar panggul secara progresif pada otot levatorani
yang bekerja dibawah control. Latihan ini berhubungan dengan berbagai perubahan yang
terjadi pada kekuatan otot dasar panggul seperti sphincter uretradan sphincter anal. Proses
ini dapat meningkatkan tekanan atau tahanan untuk menutup uretra sehingga dapat
mencegah pengeluaran urine diluar control.(Ketut, Armini, Yunitasari, & Ners, 2008)

B. Sejarah Senam Kegel


Senam kegel diperkenalkan oleh Dr. Arnold Kegel, yang berprofesi sebagai
Gynecologist sejak tahun 1945. Pada awalnya senam kegel ini dirancang untuk
mengendalikan buang air kecil atau besar sewaktu wanita menjelang kelahiran.(Anwar,
2016) Senam kegel sudah ada sejak lama, namun pengenalan senam kegel itu sendiri
belum berkembang di masyarakat. Latihan ini dirancang untuk memperkuat otot panggul
dan mengencangkan vagina, kegiatan ini telah dilakukan oleh para wanita cina dan india
sejak dahulu kala. Dan sekarang senam ini sudah banyak dipraktikan dimasyarakat(Eks,
2018)

C. Tujuan dan manfaat senam kagel


Tujuan senam kegel adalah melatih kandung kemih untuk mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
Senam kegel bermanfaat baik untuk pria maupun untuk wanita(Hartinah, 2016)
1. Untuk pria
Latihan ini akan meningkatkan kemampuan mengontrol dan mengatasi ejakulasi dini,
ereksi yang lebih kuat dan meningkatkan kepuasan seksual saat orgasme dan
mencegah impotensi (UCLA Health, 2015)
2. Untukwanita
Memperkuat otot dasar panggul terutama otot puboccygeal, Mencapai kepuasan
seksual karena otot panggul dilatih untuk menjadi lebih kuat, menguatkan panggul,
mencegah inkontenesia urine, melancarkan proses kelahiran tanpa merobek jalan
lahir, mempercepat penyembuhan jahitan dengan memperbaiki sirkulasi, menjaga
kelenturan otot-otot dasar tulang pinggul akan memperbaiki sirkulasi dan mencegah
wasir. (Makzizatunnisa, Kusyati, & Hidayah, 2014)

D. Indikasi
1. Untuk ibu hamil dan bersalin
2. Untuk ibu pasca melahirkan
3. Untuk lansia dengan masalah inkonensia urin (tidak mampu menahan BAK)
4. Untuk wanita yang sudah mengalami menopause untuk mempertahankan kekuatan
otot(Kurniati, 2014)

E. Kontraindikasi
Penderita penyakit jantung yang dapat menyebabkan nyeri dada saat melakukan
gerakan minimal, penderita diabetes, penderita hipertensi, penderita penyakit kelamin
(hartati, 2009 dalam ardani, 2010).
F. Langkah-langkah Pelaksanaan senam kegel (Repository & Jember, n.d.)

NO LANGKAH-LANGKAH
Tahap Pra-interaksi
1 Melihat catatan keperawatan
2 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan
Tahap orientasi
3 Memberi salam, panggil nama pasien, perkenalkan diri perawat
4 Jelaksan prosedur kepada pasien
5 Kontrak waktu
6 Kontrak kerja
Tahap kerja
7 Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum melakukan
kegiatan
8 Jaga privacy klien
9 Kaji kondisi klien
10 Ambil posisi duduk
11 Anjurkan klien untuk duduk dengan kaki dibuka selebar bahu, angkat tangan
dan dikepalkan, lakukan gerakan tersebut dalam 10 hitungan dilakukan 3 kali
12 Gerakan selanjutnya rapatkan kaki, angkat kaki jangan terlalu tinggi lakukan
gerakan tersebut selama 10 hitungan dilakukan 3 kali
13 Gerakan selanjutnya buka kaki sedikit lebar, angkat tumit kaki. Lakukan
gerakan tersebut selama 10 hitungan dilakukan 3 kali
14 Gerakan selanjutnya berdiri dengan kaki terbuka sedikit lebar, letakkan tangan
kanan diatas perut dan tangan kiri di bokong, lalu jongkok secara perlahan dan
tahan seperti menahan kencing. Lakukan gerakan tersebut selama 5-10
detikdilakukan 3 kali
15 Anjurkan klien untuk mengkontraksikan otot panggul dengan cara yang sama
dengan klien menahan kencing (klien harus dapat merasakan otot panggul)
16 Bila otot perut atau pantat juga mengeras maka pasien tidak berlatih dengan
cara yang benar
17 Latihan ini dilakukan 3x sehari (pagi, siang, malam)
18 Latihan kegel hanya efektif bila dilakukan secara teratur
Tahap dokumentasi
19 Catat waktu, tanggal, dan lamanya melakukan senam kegel
20 Kaji kondisi klien setelah melakukan senam kegel
21 Dokumentasikan tanda-tanda vital sebelum dan susudah melakukan prosedur.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Senam kegel dirancang oleh Arnold Kegel pada tahun 1945 yang dirancang untuk
memperkuat otot-otot panggul pada wanita dan pria, senam kegel juga berfungsi
untuk mengatasi masalah inkontenensia pada lansia. Tujuan dan manfaat senam
lansia adalah untuk memperkuat otot-otot panggul atau otot pubococcygeal sehingga
dapat memperkuat otot-otot saluran kemih. Senam lansia akan terasa manfaatnya jika
dilakukan secara rutin, senam ini bias dilakukan sambal santai dengan berbaring atau
sambal menonton tv, melakukan senam ini tidak memerlukan alat-alat khususdan bias
dilakukan dimana saja. (Jayanti, 2008)Lakukan senam ini dengan cara dan posisi
yang tepat. Senam ini akan terasa manfaatnya jika dilakukan rutin atau dilakukan 3x
sehari pagi, siang dan malam. (Milya Novera, 2017)
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2016). Efek Latihan Kegel pada Kekuatan Otot Dasar Panggul Ibu Pasca Persalinan
The Effect of Kegel Exercise on Pelvic Floor Muscle Strength in Post Delivery Mother,
26(2), 120–123.
Arsyad, E., Lotisna, D., Abdullah, N., Korespondensi, A., Arsyad, E., & Obstetri, B. (2012).
Hubungan Senam Kegel Terhadap Stres Inkontinensia Urine Postpartum Pada Wanita
Primigravida.
Berkemih, F., & Lansia, P. (2017). No Title.
Dahlan D.A, M. (2014). Pengaruh Latihan Kegel Terhadap Inkontinensia Urine Pada Lansia Di
Panti Sosial Tresna Wherda Meci Angi Bima. Jurnal Kesehatan Prima, 8(2), 1292–1297.
Eks, P. (2018). Pengaruh senam ke egel terha adap pros ses involu usio uteru s pada ib u p
postpartum m The kege el exercise es effect to the ut terus invo olution process p on n postp
artum m others. Pengaruh Senam Kegel Terhadap Proses Involusio Uterus Pada Ibu
Postpartum, 14, 133–139.
Hartinah, D. (2016). Kegel Exercise Terhadap Penurunan Inkontinensia Urine Pada Lansia Di
Desa Undaan Lor Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, 7(2), 1–79.
Jayanti, N. putu ayu. (2008). Pengaruh Senam Kegel Dan Pijat Perineum Terhadap Kekuatan
Otot Dasar Panggul Lansia, 27–33.
Ketut, N., Armini, A., Yunitasari, E., & Ners, J. (2008). SENAM KEGEL MENURUNKAN
INKONTINENSIA URINE PADA IBU POSTPARTUM ( Kegel ’ s Exercise Decrease
Urinary Incontinence for Postpartum Mother ), 9(2).
Kurniati, C. H. D. (2014). Analisis Pengetahuan Dan Tindakan Senam Kegel Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas. Pharmacy, 11(01), 26–39.
Makzizatunnisa, Kusyati, E., & Hidayah, N. (2014). Efektifitas Senam Kegel Dan Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Nyeri Perineum Pada Ibu Post Partum Di BPM Prima Boyolali, 26.
Retrieved from http://stikesyahoedsmg.ac.id/jurnal/wp-content/uploads/2016/01/JURNAL-
9B.compressed.pdf
Milya Novera. (2017). Pengaruh Senam Kegel Terhadap Frekuensi Bak Pada Lansia Dengan
Inkontinensia Urine. Jurnal Ipteks Terapan, 3, 240–245.
Repository, D., & Jember, U. (n.d.). Panduan praktikum pengkajian keperawatan gerontik.
Soni, N., Rahule, A. S., & Sagdeo, V. (2015). Evaluation of Effect of Kegel Exercise for the
Management of Stress Incontinence in Women of Gujrat, India. Journal of Contemporary
Medicine and Dentistry, 2(3), 20–23. https://doi.org/10.18049/jcmad/234
UCLA Health. (2015). Kegel Exercises for Men. Ucla.

Anda mungkin juga menyukai