Anda di halaman 1dari 25

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PENDIDIKAN KESEHATAN
KB NON HORMONAL

DISUSUN OLEH :
ANNA MIFTAKHUL RIZKY
P1337420517053
ANTASENA 2
1. TOPIK : Penggunaan alat kontrasepsi KB Non Hormonal
2. TUJUAN :
a. Tujuan Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi
KB Non Hormonal, peserta diharapkan memahami tentang  berbagai macam
alat kontrasepsi KB Non Hormonal dan menerapkan dalam kehidupannya.
b. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, peserta dapat menjelaskan kembali:
1) Pengertian KB Non Hormonal.
2) Pertimbangan pemakaian KB Non Hormonal.
3) Macam-macam alat kontrasepsi KB Non Hormonal.
4) Efek samping penggunaan alat kontrasepsi KB Non Hormonal
3. SASARAN : Pasangan Usia Subur
4. METODE PEMBELAJARAN :
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
5. MEDIA PEMBELAJARAN :
c. Materi SAP
d. Power Point
6. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1 5 menit Pembukaan:
1. Memberi salam. 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan dan
memperhatikan
2 15 menit Isi:
1. Menjelaskan materi  penyuluhan 1. Mendengarkan dan
secara berurutan dan teratur.
Materi: menyimak pembicara.
2. Pengertian alat kontrasepsi.
3. Pertimbangan pemakaian alat 2. Bertanya
kontrasepsi KB Non Hormonal.
4. Macam-macam alat kontrasepsi
KB Non Hormonal
5. Efek samping penggunaan alat
kontrasepsi KB Non Hormonal

3. 5 menit Penutup: 1. Mendengarkan.


1. Menyimpulkan. 2. Membaca salam
2. Evaluasi.
3. Membaca salam.

 
7. WAKTU PELAKSANAAN : 20 menit
8. MATERI : Terlampir
9. METODE EVALUASI : Diskusi
10. ALAT EVALUASI :
a. Evaluasi Struktur :
1) Kesiapan SAP
2) Kesiapan media
b. Evaluasi Proses :
1) Peserta antusias dalam mengikuti penyuluhan.
2) Keefektifan bertanya dari peserta dan timbal balik antara  peserta dengan
penyampaian materi.
c. Evaluasi Hasil :
1) Diharapkan peserta dapat mengerti dan memahami tentang
materi  penyuluhan.
2) Apa pengertian alat kontrasepsi KB Non Hormonal .
3) Pertimbangan pemakaian alat kontrasepsi KB Non Hormonal.
4) Apa sajakah macam-macam alat kontrasepsi KB Non
Hormonal.
5) Apa efek samping penggunaan alat kontrasepsi KB Non
Hormonal
11. DAFTAR PUSTAKA :
■ Arum, DNS danSujiyatini.(2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogyakarta: MitraCendikia Press. 
■ Hidayat, Ratna. (2009). Metode dan Tekhnik Penggunaan Alat Kontrasepsi.
Jakarta: Salemba Medika.
■ Pinem, Saroha. (2009). Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta: Trans
Info Media
MATERI PENYULUHAN
KB NON HORMONAL
A. Pengertian

Kontrasepsi merupakan pencegahan terjadinya kehamilan /


konsepsi (bukan aborsi). Alat kontrasepsi merupakan alat yang
digunakan untuk mencegah terjadinya suatu kehamilan.
Kontrasepsi non hormonal adalah suatu cara atau metode yang
bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi
kehamilan yang tidak mengandung hormone (estrogen dan
progesterone)
b. Tujuan keluarga berencana

1. Perbaikan kesehatan badan ibu.


2. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
3. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
c. Pertimbangan pemakaian alat
kontrasepsi
1. Usia ibu < 20 tahun: kontrasepsi yang reversibilitasnya tinggi /
kembali kekesuburan tinggi.
2. Usia ibu > 35 tahun: kontrasepsi effektif / kegagalan rendah
dan reversibel / ireversibel.
3. Usia reproduksi sehat: effektif, reversible dan tidak
mengganggu ASI.
d. Jenis-jenis kb non hormonal
1. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD
Alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur, yang dimasukkan ke dalam
rongga rahim oleh seorang bidan / dokter terlatih. AKDR ini merupakan cara
KB jangka panjang. AKDR tipe TCu-380 A misalnya, efektif paling sedikit
selama 10 tahun. Masa haid dapat menjadi lebih panjang dan banyak, terutama
pada bulan-bulan pertama pemakaian. Mengalami sedikit ketidak-nyamanan
setelah IUD dipasang, tidak ada pengaruh terhadap ASI, dapat dipasang segera
setelah melahirkan. Infeksi panggul cenderung menyerang pemakai IUD
terlebih lagi apabila si pemakai telah terjangkit penyakit menular seksual. IUD
dapat keluar sendiri pada waktu mengedan, khususnya pada bulan-bulan
pertama pemakaian, jadi sangat penting memeriksakan talinya. Tidak
dianjurkan untuk digunakan oleh wanita yang mengidap Penyakit Menular
Seksual (PMS).
Cara kerja:
1) Menghambat kemampuan sperma masuk tuba fallopi.
2) Mencegah implantasi telur dalam uterus.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu.

Efek samping penggunaan IUD:


4) Menstruasi menjadi lebih lama dan banyak
5) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama)
6) Perdarahan irreguler (spotting) di antara menstruasi
7) Saat haid lebih sakit
2. Kondom
Selain mencegah kehamilan juga dapat melindungi terhadap infeksi penyakit
menular seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS. Kondom dapat digunakan untuk
mencegah HIV / AIDS, sekaligus berKB. Dengan sedikit berlatih mudah
digunakan secara benar. Tidak mengganggu produksi ASI dan mencegah
ejakulasi dini.
Cara kerja :
1) Menghalangi bertemunya sperma dan sel telur.
2) Mencegah penularan mikroorganisme dari satu pasangan ke pasangan lain.

Efek samping :
3) Kondom rusak atau bocor sebelum berhubungan
4) Alergi
5) Mengurangi kenikmatan hubungan seksual
3. Metode Sederhana/Vaginal
Spermisid (tissu KB), diafragma dan kap, merupakan cara KB yang dapat
dipakai sendiri oleh wanita. Harus dimasukkan kedalam vagina (liang
senggama) setiap kali sebelum berhubungan. Dilakukan sebelum mengadakan
hubungan seks. Efektif bila digunakan secara benar. Dapat membantu mencegah
penyakit menular seksual. Menggunakan cara KB ini, cenderung untuk terkena
infeksi saluran kencing.
TERIMA KASIH
PERTANYAAN
1. Wahyu Dwi Utami (P13374205170)
Kalau semisal hamil, IUD mengganggu atau tidak ? Atau harus di lepas ?
Jawab : Jika terjadi kehamilan saat spiral masih terpasang, maka spiral bisa dicabut, terutama bila
usia kehamilan di 3 bulan pertama atau diperkirakan kehamilan belum terlalu besar. Dengan
mengeluarkan IUD pada awal-awal kehamilan, semakin melipatgandakan kemungkinan terjadinya
kehamilan yang berhasil. Mencabutnya pun mudah, dokter cukup menarik benang yang ada di spiral.
Karena sebenarnya spiral tak menyentuh janin sama sekali. Spiral terletak di luar kandungan, jadi
dokter tinggal menarik benang yang ada di spiral.

Perlunya spiral yang tertanam di mulut rahim tersebut dicabut, karena spiral tersebut mengandung
bahan aktif dari tembaga. Ion-ion yang dikeluarkan tembaga itu dapat mengganggu pertumbuhan
janin, sehingga dapat mengakibatkan keguguran atau kegagalan kehamilan, kelahiran secara
prematur, atau ketuban pecah karena terjadi infeksi di rahim. Namun kalau spiral tersebut sudah tak
aktif lagi atau tua, sehingga tak berfungsi lagi, maka tak mempengaruhi kehamilan.
2. Sindi Febriani (P13374205170)
Apa saja komplikasi dari KB IUD ?
Jawab : 1. Pendarahan lebih banyak saat haid
2. Timbul infeksi
3. Hamil di luar kandungan (ektopik)
4.  Kerusakan pada rahim

3. Sheila Anjani (P1337420517052)


Apa penyebab dari menstruasi lebih banyak dan lama setelah pemasangan IUD?
Jawab : Penyebabnya adalah inflamasi atau peradangan, maka lebih rentan berdarah.
Peradangan ini bukan karena ada bakteri tapi karena ada benda asing (IUD). Jadi sel darah
putih berkutat di sekitar endometrium karena berusaha menyerang benda asing tersebut.
Maka dari itu, setelah menstruasi, beberapa perempuan yang menggunakan IUD mengatakan
munculnya bercak darah di celana dalamnya. Karena itu dia menganggap menstruasinya
berlangsung lebih panjang, di mana menstruasi jadi 10-14 hari.
4. Muhammad Yusuf (P13374205170)
Dari ke-3 KB yang sudah dijelaskan, manakah yang paling efektif untuk mencegah kehamilan ?
Jawab : Menurut saya yang paling efektif adalah KB IUD. Karena
5. Ardian Rizal (P13374205170)
Apakah pemakaian IUD bisa mengakibatkan mandul / tidak ?
Jawab : Hingga saat ini belum ada penelitian valid yang menyatakan
bahwa KB spiral dapat menyebabkan kemandulan. KB spiral dilepas
apabila memang tidak ada masalah pada organ kewanitaannya maka
kesuburannya akan kembali dalam beberapa minggu atau beberapa
bulan.
6. Umi Fita (P1337420517056)
Berapa lama batasan waktu penggunaan IUD ?
Jawab : Umumnya IUD memiliki waktu penggunaan yang cukup lama yaitu 5 sampai 10 tahun.
■ IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat bertahan hingga 10 tahun.
■ IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti tiap 5 tahun sekali.
7. Annisa Aulia (P13374205170)
Manakah yang paling efektif ? KB hormonal atau KB non hormonal ?
Jawab : Menurut saya, yang paling
8. Aji Bayu (P13374205170)
Apakah dengan menggunakan KB non hormonal bisa memicu terjadinya kanker ?
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai