Anda di halaman 1dari 12

TUGAS ETIKA BISNIS

KASUS PELANGGARAN ETIKA LINGKUNGAN


DAN DISKRIMINASI PEKERJAAN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup Indonesia adalah merupakan sebagai karunia dan rahmat
Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi
kehidupan dalam segala aspek sesuai dengan Wawasan Nusantara, dan dalam rangka
mendayagunakan sumber daya alam untuk memajukan kesejahteraan umum seperti
diamanatkan dalam UUDasar 1945, serta untuk mencapai kebahagian hidup
berdasarkan Pancasila perlu dilaksanakan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup berdasarkan kebijaksanaan nasional yang terpadu dan
menyeluruh dengan memperhitungkan kebutuhan generasi masa kini dan generasi
masa depan. Sebagai kaidah/norma maupun koridor hukum Lingkungan Hidup,
dimana-mana tetap saja terjadi pelanggaran terhadap pencemaran Lingkungan Hidup
yang dilakukan oleh pabrik-pabrik di indonesia, yang sewaktu-waktu dapat
mengganggu kehidupan manusia di bumi ini, seperti berbagai bencana alam yang
ditimbulkan akibat pencemaran tersebut. Atas dasar tersebut maka sudah
seharusnyalah perlu adanya peraturan yang mengatur secara tegas dan tajam untuk
mencegah terjadi pencemaran lingkungan hidup dalam hal ini peraturan/undang-
undang mengenai AMDAL, yang dalam hal ini adalah sebagai kewenangan/prodak
dari Pemda maupun Pemerintah Pusat.
Di Indonesia sangatlah perlu pelaksanakan pengelolaan lingkungan hidup
untuk melestarikan dan mengembangkan kemampuan lingkungan hidup yang serasi,
selaras dan seimbang guna menunjang terlaksannya pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan hidup, dimana penyelenggaraan pengelolaan lingkungan
hidup harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan tingkat kesadaran
masyarakat dan perkembangan lingkungan global serta perangkat hukum
internasional yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja contoh kasus pelanggaran Etika Bisnis?
2. Bagaimana solusi atau penyelesaian dari kasus kasus tersebut ?

C. Tujuan
1. Mengetahui kasus kasus pelanggaran etika bisnis yang terjjadi di Indonesia atau di
dunia.
2. Memahami proses penyelesaian atau proses hukum yang berlaku pada kasus tersebut
BAB 2
PEMBAHASAN

A.Kasus Pelanggaran Etika Lingkungan 1

Peristiwa Lumpur Lapindo

Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo, merupakan peristiwa


menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun
Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur,
sejak 29 Mei 2006. Tragedi ‘Lumpur Lapindo’ dimulai pada tanggal 27 Mei 2006. Peristiwa
ini menjadi suatu tragedi ketika banjir lumpur panas mulai menggenangi areal persawahan,
pemukiman penduduk dan kawasan industri. Hal ini wajar mengingat volume lumpur
diperkirakan sekitar 5.000 hingga 50 ribu meter kubik perhari (setara dengan muatan penuh
690 truk peti kemas berukuran besar). Akibatnya, semburan lumpur ini membawa dampak
yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur:
genangan hingga setinggi 6 meter pada pemukiman; total warga yang dievakuasi lebih dari
8.200 jiwa; rumah/tempat tinggal yang rusak sebanyak 1.683 unit; areal pertanian dan
perkebunan rusak hingga lebih dari 200 ha; lebih dari 15 pabrik yang tergenang
menghentikan aktivitas produksi dan merumahkan lebih dari 1.873 orang; tidak berfungsinya
sarana pendidikan; kerusakan lingkungan wilayah yang tergenangi; rusaknya sarana dan
prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon); terhambatnya ruas jalan tol Malang-
Surabaya yang berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan
Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Lokasi semburan lumpur ini berada di Porong, yakni kecamatan di bagian selatan
Kabupaten Sidoarjo, sekitar 12 km sebelah selatan kota Sidoarjo. Kecamatan ini berbatasan
dengan Kecamatan Gempol (kabupaten Pasuruan) di sebelah selatan. Lokasi pusat semburan
hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur
eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Lokasi semburan
lumpur tersebut merupakan kawasan pemukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu
kawasan industri utama di Jawa Timur. Tak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol
Surabaya-Gempol, jalan raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur
pantura timur), serta jalur kereta api lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-
Banyuwangi, Indonesia.
Penyebab Semburan Lumpur:
1. Aspek Ekonomis: Dalam kasus semburan lumpur panas ini,Lapindo Brantas Inc.
diduga dengan sengaja menghemat biaya operasional dengan tidak memasang casing.
2. Aspek Teknis: Pemicu semburan lumpur dinyatakan oleh adanya pengaruh gempa
tektonik Yogyakarta yang mengakibatkan kerusakan sedimen.
3. Aspek Politik: Pemerintah menggunakan otoritasnya sebagai penguasa kedaulatan
atas sumber daya alam memberikan kontrak izin sebagai legalitasusaha kepada
Lapindo.

Pembahasan 
Teori Prinsip Etika yang ada: 
1. HAM: Lingkungan berkualitas bukan hanya menjadi harapan namun harus direalisasikan
karena menjadi hak tiap manusia. Manusia mempunyai hak moral atas segala sesuatu
yang perlu untuk hidup pantas sebagai manusia, artinya hal ini memungkinkan manusia
memenuhi kesanggupannya sebagai makhluk yang rasional dan bebas. Dalam konteks
ekonomi pasar bebas, setiap orang berhak memakai miliknya guna menghasilkan
keuntungan. Tapi hak atas lingkungan berkualitas dapat mengalahkan hak seseorang
untuk memakai miliknya dengan bebas.
2. Keadilan: Keadilan dipahami sebagai keadilan distributif, artinya keadilan yang
mewajibkan kita membagi dengan adil. Prinsip etika bisnis mengenai keadilan distributif
juga dilanggar oleh PT. Lapindo, karena perusahaan tidak bertindak adil dalam hal
persamaan, prinsip penghematan adil, dan keadilan sosial. PT. Lapindo pun dinilai tidak
memiliki kepedulian terhadap sesama manusia atau lingkungan, karena menganggap
peristiwa tersebut merupakan bencana alam yang kemudian dijadikan alasan perusahaan
untuk lepas tanggung jawab.
3. Etika Berbisnis: Dengan segala tindakan yang dilakukan oleh PT. Lapindo secara
otomatis juga berarti telah melanggar etika berbisnis.Hal ini membuktikan bahwa etika
berbisnis yang dipegang oleh suatu perusahaan akan sangat mempengaruhi kelangsungan
suatu perusahaan. Dan segala macam bentuk pengabaian etika dalam berbisnis akan
mengancam keamanan dan kelangsungan perusahaan itu sendiri, lingkungan sekitar,
alam, dan sosial. 
4. Etika Kepedulian: Kepedulian terhadap sesama manusia ataupun lingkungan harus
diterapkan di mana saja kita tinggal. Etika kepedulian di sini kurang diperhitungkan dan
diterapkan guna kepentingan bersama. Dalam kasus ini, menjadi tidak etis karena telah
mencemari lingkungan dan tidak bertanggungjawab secara sosial atas dampak yang telah
dihasilkan. 
5. Etika Kebajikan: Nilai kebajikan perlu dipahami demi kenyamanan satu sama lain.
Menjadi tidak etis apabila perusahaan tidak bisa memberikan nilai atau value yang positif
untuk lingkungan sekitar. Nilai atau value yang dimiliki hanya untuk kepentingan
perusahaan dan kepentingan pihak atas tanpa memperdulikan masyarakat sekitar
terutama masyarakat miskin dan tertindas. 

Dampak Lumpur Lapindo Keseluruhan  Lumpur  berbahaya bagi kesehatan


masyarakat. Kandungan logam berat (Hg), misalnya, mencapai 2,565 mg/liter Hg, padahal
baku mutunya hanya 0,002 mg/liter Hg. Hal ini menyebabkan infeksi saluran pernapasan,
iritasi kulit dan kanker. Kandungan fenol bisa menyebabkan sel darah merah pecah
(hemolisis), jantung berdebar (cardiac aritmia), dan gangguan ginjal. Selain perusakan
lingkungan dan gangguan kesehatan, dampak sosial banjir lumpur tidak bisa dipandang
remeh. Setelah lebih dari 100 hari tidak menunjukkan perbaikan kondisi, baik menyangkut
kepedulian pemerintah, terganggunya pendidikan dan sumber penghasilan, ketidakpastian
penyelesaian, dan tekanan psikis yang bertubi-tubi, krisis sosial mulai mengemuka. Makalah
ini berusaha untuk mengulas kasus lumpur panas dari aktivitas bisnis PT. Lapindo Brantas
dalam kaitannya dengan etika lingkungan.  
Dari Uraian kasus diatas diketahui bahwa kelalaian yang dilakukan PT. Lapindo
Brantas merupakan penyabab utama meluapnya lumpur panas di Sidoarjo, akan tetapi pihak
Lapindo malah berdalih dan enggan untuk bertanggung jawab. Jika dilihat dari sisi etika
bisnis, apa yang dilakukan oleh PT. Lapindo Berantas jelas telah melanggar etika dalam
berbisnis. Dimana PT. Lapindo Brantas telah melakukan eksploitasi yang berlebihan dan
melakukan kelalaian hingga menyebabkan terjadinya bencana besar yang mengakibatkan
kerusakan parah pada lingkungan dan sosial.Eksploitasi besar-besaran yang dilakukan PT.
Lapindo membuktikan bahwa PT. Lapindo rela menghalalkan segala cara untuk memperoleh
keuntungan. Dan keengganan PT. Lapindo untuk bertanggung jawab membuktikan bahwa
PT. Lapindo lebih memilih untuk melindungi aset-aset mereka daripada melakukan
penyelamat dan perbaikan atas kerusakan lingkungan dan sosial yang mereka timbulkan. Hal
yang dilakukan oleh PT. Lapindo telah melanggar prinsip – prinsip etika yang ada, baik dari
prinsip hak dan deontologi, utilitarisme, prinsip keadilan distributif, dan prinsip kepedulian
dan kebajikan.

B. Kasus Pelanggaran Etika Lingkungan 2

Pt Sinar Mas, Membakar Hutan Dan Memperluas Perkebunannya

PT Sinar Mas telah melanggar etika lingkungan, karena mereka menghalalkan segala
cara untuk mencari keuntungan dengan membakar hutan dan memperluas perkebunannya.
Menurut Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (2015) Hasil analisis menunjukkan mayoritas
titik api di dalam konsesi perusahaan. Di HTI 5.669 titik api, perkebunan sawit 9.168.
Menurut World Bank (2015) api, dan asap yang dihasilkannya, telah menyebabkan kerugian
ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi Indonesia dan negara-negara tetangga.
Polusi udara akibat dari kebakaran udara adalah meningkatnya CO 2 di atmosfer.
Senyawa karbon ini sangatlah berbahaya karena dapat meningkatkan panas bumi. Kebakaran
hutan juga membuat kabut asap yang pekat yang dapat menurunkan jarak pandang. Menurut
(Velasquez, 2002) nitrogen oksida mengakibatkan munculnya warna kecoklatan yang tidak
hanya merusak pemandangan, namun juga membahayakan proses lepas landas dan
pendaratan pesawat. Kebakaran hutan di Indonesia mendapat banyak kecaman global karena
Indonesia adalah paru-paru bumi. Indonesia dianggap banyak menghasilkan oksigen karena
masih banyaknya hutan di Indonesia. Namun saat ini justru kebalikannya Indonesia banyak
menyumbang karbon dioksida karena kebakaran hutan. Menurut World Bank (2015) pada
bulan Oktober 2015, emisi per hari kebakaran hutan di Indonesia melebihi emisi
perekonomian Amerika Serikat, atau lebih dari 15,95 juta ton emisi CO 2 per hari. Jika
Indonesia bisa menghentikan kebakaran, Indonesia dapat mencapai target penurunan emisi
gas rumah kaca sebesar 29% pada 2030.Apabila keadaan ini terus terjadi, polusi akan
meningkat seterusnya melewati batas wilayah dari kawasan kebakaran ke Semenanjung
Malaysia di bawah pengaruh angin muson barat daya yang lemah (Hashim, 2006).
Dampak yang terjadi dari kebakaran hutan tidak hanya berdampak terhadap
lingkungan melainkan dampak lain adalah dampak ekonomi. Kerugian pemerintah sangatlah
banyak karena kebakaran hutan ini banyak menyerap anggara negara. Salain itu kebakaran
hutan juga mengganggu aktifitas ekonomi masyarakat. Menutur World Bank, (2015)
perkiraan awal dari kerugian ekonomi untuk Indonesia akibat kebakaran hutan tahun ini
melampaui $16 milyar dan jumlah ini dua kali lebih besar dari kerugian dan kerusakan akibat
tsunami tahun 2004 di Aceh, setara dengan 1.8% Produk Domestik Bruto (PDB). Estimasi ini
dari kerugian pertanian, kehutanan, transportasi, perdagangan, industri, pariwisata dan sektor-
sektor lainnya. Dampak pada pertumbuhan PDB lokal diperkirakan akan sangat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan upaya pemerintah mengentaskan kemiskinan di
wilayah-wilayah yang paling parah, seperti Kalimantan Tengah.

Dampak sosial akibat kebakaran hutan adalah terganggu aktivitas warga yang terkena
dampak asap. Anak-anak yang tidak bisa berangkat kesekolah karena berbahayanya efek dari
kabut tersebut. Menurut World Bank (2015) sekitar 5 juta siswa kehilangan waktu belajar
akibat penutupan sekolah pada tahun 2015. Rusaknya ekosistem yang ada karena terbakar.
Terganggunya tumbuhan dan hewan yang ada di dalam hutan tersebut. Kabut asap juga
mengganggu kesehatan masyarakat karena banyak yang terserang penyakit seperti ISPA dan
penyakit kulit lainnya. Peristiwa ini banyak merugikan masyarakat. Bagan dibawah ini
menjelaskan dampak dari kabut asap(Kompas.com, 2015).

Penyusutan sumber daya disini adalah menyusutnya habitat dan spesies yang tinggal.
Tebakarnya hutan banyak merugikan bagi habitat dan spesies yang tinggal di dalam hutan.
Banyak pohon dan tumbuhan yang lain dihancurkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab. Banyak hewan yang mati dan kehilangan tempat tinggal karena
kebakaran hutan. Pohon sebagai paru-paru bumi pun ikut dihancurkan. Orang utan di
Kalimantan banyak yang mati dan kehilanggan tempat tinggal. Kerugian yang harus di bayar
mahal oleh Indonesia karena ulah para pengusaha yang tidak bertanggungjawab. Tujuan
melindungi dan menjaga hutan agar masyarakat dapat mengambil manfaat yang sangat besar
dari adanya hutan. Namun jika hutan dirusak tentu keseimbangan bumi terganggu.

Pelanggaran etika ini tentu menimbulkan banyak permasalahan baru bagi perusahaan. PT
Sinar Mas juga melanggar empat prinsip etika bisnis yaitu:

1. Utilitarianisme, pendekatan yang secara fundamental bersifat utilitarian terhadap


masalah lingkungan adalah dengan melibatkan masalah-masalah tersebut sebagai cacat
pasar (Velasquez, 2002). Boikot produk PT Sinar Mas di Singapura adalah bentuk protes
yang dilakukan karena pelanggaran lingkungan. Dikutip dari com(2015)ringan
supermarket NTUC FairPrice, Sheng Siong dan Prime Supermarket di Singapura
dikabarkan telah menarik semua produk perusahaan Asia Pulp & Paper (APP) dari rak
jualan mereka.Asia Pulp & Paper (APP) adalah salah satu anak perusahaan PT Sinar Mas.
Kerugian yang harus dibayar PT Sinar Mas atas pelanggaran lingkungan yang mereka
lakukan.
2. Hak dan kewajiban, hak untuk menikmati udara yang bersih adalah hak semua
masyarakat. Jika hak tersebut tidak terpenuhi karena ulah perusahaan maka akanada
hukuman baik hukuman yang sifatnya normative atau hukum tertulis. Polusi udara akibat
kebakaran hutan ini mengganggu hak masyarakat untuk menikmati udara yang bersih.
Banyak masyarakat yang menderita akibat dari peristiwa ini. Hukuman yang dilakukan
secara normatif banyak terjadi di media sosial yang memberikan hukuman kepada
perusahan yang membakar hutan. Hukuman yang sifatnya tertulis adalah pemberian
sanksi bagi perusahaan dan diberi denda. Dikutip dari CNN Indonesia(2015)Pemerintah
terus memantau proses penegakan hukum atas gugatan perdata terhadap PT Bumi Hijau
Mekar, salah satu anak perusahaan PT Sinar Mas. PT BHM digugat perdata oleh
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ke Pengadilan Negeri Palembang sebesar
Rp7,8 triliun sejak 3 Februari.
3. Keadilan, merupakan pemenuhan dari hak yang harus bisa di nikmati oleh semua
orang. Ketidak adilan yang dilakukan perusahaan dengan membakar hutan untuk
menambah lahan perkebunannya. Perusahaan yang membakar hutan akan mendapat
keuntungan karena itu dan tidak terkena hukuman. Pemegang saham akan banyak
mendapat keuntungan dari peristiwa itu. Kaum miskin atau masarakat yang terkena
dampaknya secara langsung mendapat kerugian dari peristiwa tersebut. Maka dari itu
terjadi ketidakadilan dari perusahaan terhadap masyarakat yang terkena dampaknya.
4. Perhatian, seharusnya perusahaan memeberikan perhatian mereka terhadap
lingkungan dimana mereka mencari keuntungan. Dengan melakukakan esploitasi yang
mereka lakukan terhadap lahan yang mereka peroleh mereka seharusnya memberikan
perawatan atau kompensasi kedapa lingkungan. Pembakaran hutan yang mareka lakukan
telah menyiderai CSR karena dalam menjalankan bisnisnya mereka telah gagal untuk
menjalankan prinsip CSR. Apabila mereka memberikan kompensasi lewat pilangtropi
dalam menangani kebakaran hutan itu sudah terlambat. Karena CSR diawali bukan pada
pilangtropi saja tetapi dalam mencapai laba/keuntungan yang mereka dapatkan harus
menerapkan etika.

Penyelesaian

Banyaknya kecaman yang dilontarkan masyarakat, LSM dan Pemerintah terhadap PT


Sinar Mas. Respon Sinar Mas tidak tinggal diam dalam menanggapi permasalah tersebut.
Manajemen mengambil langkah untuk memperbaiki citra perusahaannya. Tekanan bertubi-
tubi terhadap Sinar Mas di media masa, social media dan dijalanan yang memojokkan Sinar
Mas. Tidak hanya itu pemboikotan produk Sinar Mas di Singapura juga menjadi pekerjaan
rumah bagi Sinar Mas. Akibat ulah manajemen yang ingin melakukan ekspansi lahan mereka
dengan cara kotor, Sinar Mas mendapatkan batunya.
Pemerintah yang telah membawa kasus ini ke jalur pengadilan dengan ancaman denda
sebesar 7,8 Triliun. Membuat Sinar Mas akan merugi, untuk memberikan kompensasi yang
jauh lebih kecil Sinar Mas membangun sekema agar lepas dari jeratan hukum. Dikutip
dari merdeka.com(2016) Sinar Mas investasi sebesar USD 20 juta untuk upaya pencegahan
dan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan (karlahut) di 2016 dan Sinar Mas juga akan
bertindak tegas terhadap para kontraktor pemasok APP yang tidak mengikuti prosedur kerja
yang diterapkan. Ini salah satu upaya yang dilakukan oleh Sinar Mas untuk membenahi citra
perusahaanya.
Sinar Mas juga menjalin kerjasama dengan pemerintah untuk menanggulangi bencana
kebakaran hutan. Kerjasama yang di jalin Sinar Mas dan Pemerintah ini mengindikasikan
bahwa Sinar Mas berusaha menghindari hukuman dengan membangun kerja. Hal ini yang
menjadi sorotan masyarakat terhadap Pemerintah dan Sinar Mas, karena setelah Sinar Mas
menjalin kerja sama kepada pemerintah gugatan pemerintah di kalahkan oleh Sinar Mas
dalam pengadilan. PT Sinar Mas dalam sidang tentang gugutan denda atas kebakaran hutan
pada tahun 2015 di menangkan oleh Sinar Mas. Lemahnya ketegasan pemerintah dalam hal
ini mengakibatkan kebakaran hutan terus terjadi setiap tahunnya. Kita seakan dibawa
kedalam polemik yang ada hingga lupa dengan nasib hutan kita yang telah berubah menjadi
perkebunan. Sinar Mas tidak bicara menghijaukan kembali atau menanami kembali hutan
yang terbakar dengan pohon berbatang keras bukan dengan pohon kelapa sawit. Hal ini yang
membuat banyak masyarakat kecewa dengan sikap pemerintah yang kurang tegas dalam hal
ini. Karana membakar hutan seharusnya di denda untuk mengembalikan apa yang telah dia
bakar bukan membangun sarana untuk pencegahan.

C.Kasus Diskriminasi Pekerjaan 1

Perusahaan Rokok Malboro: Diskriminasi Pemilihan SPG

Dalam suatu pekerjaan banyak terjadi masalah atau kasus-kasus tentang diskriminasi
pekerjaan, salah satunya yang saya bahas tentang diskriminasi pekerjaan terhadap
perempuan, memang banyak terjadi diskriminasi terhadap perempuan di Indonesia. Di
berbagai bidang pekerjaan banyak terjadi diskriminasi pekerjaan terhadap perempuan
serperti diskriminasi ras, agama, suku gender dan lain-lain. Dibali juga banyak terjadi
diskriminasi contohnya disekitar lingkungan kita seperti perusahaan rokok malboro, untuk
mempromosikan produknya, biasanya dijalan-jalan atau di sebuah event ini dibutuhkan
spg (salles promotion girl), maka dalam pemilihan spg akan terjadi diskriminasi karena
perusahaan akan mencari perempuan yang cantik dan berpenampilan menarik , sedangkan
perempuan yang kurang cantik tidak akan diterima oleh perusahaan.Dan sebuah
perusahaan juga dalam penerimaan upah pekerjaan biasanya juga terjadi diskriminasi
terhadap perempuan, dimana karyawan laki-laki biasanya mendapatkan gaji lebih besar
dbandingkan perempuan dan jabatan laki-laki dalam suatu perusahaan biasanya lebih
tinggi dari perempuan  karena laki-laki diberi peluang lebih untuk berkembang naik
jabatan, sedangkan perempuan susah untuk naik jabatan.

Dasar Hukum
1. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UUK”).

Dalam konsiderans “menimbang” UUK disebutkan bahwa “perlindungan terhadap


tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja/buruh dan
menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar
apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya dengan tetap
memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha.”

2. Undang-Undang No. 21 Tahun 1999 tentang Pengesahan ILO Convention NO. 111


Concerning Discrimination in Respect of Employment and Occupation (Konvensi
ILO Mengenai Diskriminasi Dalam Pekerjaan dan Jabatan)

Pembahasan

Menurut saya diskriminasi terhadap perempuan merupakan tindakan yang sebenarnya


tidak diperbolehkan dilakukan oleh perusahaan. Seharusnya perusahaan tidak membeda-
bedakan karyawannya dan juga pada saat proses penerimaan karyawan. Perusahaan
seharusnya memilih karyawan atau menerima karyawan yang mempunyai skill dan
kemampuan yang bagus.

Dalam melakukan pendiskriminasian perusahaan biasanya memakai alasan yaitu


kebutuhan terhadap karyawan yang seperti itu yang dibutuhkan perusahaan itu sendiri.
Faktanya memang banyak kasus seperti ini terjadi salah satunya kasus seperti di atas, dalam
perusahaan rokok malboro mungkin melihat orang hanya dari penampilnnya saja. Mungkin
saja dalam diskriminasi perusahaan ini telah mengabaikan orang yang mempunyai talenta ada
kemampuan memasarkan produk lebih bagus.Selain itu laki-laki biasanya mendapatkan gaji
lebih besar  dan lebih mudah dalam naik jabatan dibanding perempuan.Beberapa perempuan
di Bali mengatakan, mereka sering mengalami tindakan diskriminasi seperti ini, banyak
perusahaan yang mementingkan kecantikan seseorang dan lebih mementingkan laki-laki dari
pada perempuan.

Bisa dikatakan perusahaan diatas hanya ingin memperoleh hasil yang maksimal
dengan cara apapun walaupun cara yang dilakukannya salah. Perusahaan ini telah melanggar
hak asasi manusia, karena seharusnya manusia mempunyai derajatnya yang sama.Cara
mengatasi agar diskriminasi terhadap perempuan tidak terjadi lagi yaitu setiap orang harus
mempunyai rasa saling menghargai terhadap orang lain, harus adanya perlindungan hak-hak
bagi perempuan dalam pekerjaan, setiap perusahaan harus menyadari tentang kesamaan
derajat antara laki-laki dengan perempuan dalam sebuah pekerjaan, dengan itu akan dapat
mengurangi kasus seperti ini.

Dalam hal ini diskriminasi pekerjaan terhadap perempuan, telah melanggar norma dan
aturan etika bisnis, dimana sebuah perusahaan tidak dibolehkan mendiskriminasikan para
karyawannya. Dan karena diskriminasi telah menyalahi nilai-nilai moral karena diskriminasi
telah membeda-membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lainnya .Dalam
kasus diatas, berarti terjadi diskriminasi dalam bentuk sengaja karena perusahaan atau pun
yang menyeleksi karyawan tersebut telah menilai sendiri tanpa melihat skill dan kemampuan
yang dimiliki oleh orang tersebut dengan aturan yang telah dibuat oleh perusahaan tersebut
dan kebutuhannya juga. Kesimpulannya lebih baik tidak melakukan diskriminasi dalam
pekerjaan, dan sebaiknya mengikuti etika bisnis dalam menjalankan suatu perusahaan agar
mendapatkan hasil yang maksimal, dan belajar untuk menghargai orang lain dalam sebuah
pekerjaan.

D.Kasus Diskriminasi Pekerjaan 2

Perusahaan Teknologi: Diskriminasi pada Ellen Pao

Jakarta, CNN Indonesia -- Ellen Pao menggugat bekas perusahaannya Keliner Perkins
Caufiled & Byers. Dia merasa perlu menyeret perusahaan pemodal di bidang teknologi ini ke
pengadilan karena diskriminasi dan pelecehan seksual terhadapnya. Kejadiannya sudah
berlangsung beberapa tahun lalu. Wanita cantik ini merasa perusahaan teknologi besar yang
berbasis di Sillicon Valley itu melakukan diskriminasi di tempatnya bekerja. Dia menuding
Kleiner Perkins Caufiled & Byers sengaja tak memajukan karirnya dan tak memberikan
kesempatan wanita sepertinya menempati posisi strategis dalam perusahaan, padahal
mempunyai kemampuan yang tak kalah bagusnya.

Namun usahanya selama beberapa tahun terakhir ini kandas. Sebab, pengadilan San
Francisco memutuskan tidak melihat perusahaan pemodal itu mendiskriminasikan karyawan
perempuan dalam perdebatan ketidakseimbangan masalah gender. Juri di pengadilan itu
mencapai putusannya setelah tiga hari melakukan musyawaran dalam gugatan yang
dilakukan oleh Ellen Pao ke bekas perusahaanya itu.

"Saya telah bercerita kepada ribuan orang dan mengatakan bahwa saya membantu mereka
meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita dan kelompok minoritas di perusahaan
pemodal ini, walaupun pertempuran ini tampaknya akan sia-sia," kata Pao, seusai menerima
keputusan pengadilan, yang dikutip dari CNBC

Pengacara dari Kleiner Perkins, Lynne Hermle, mengatakan bahwa sebenarnya Pao
gagal memenuhi target di perusahaan dan meminta pembayaran yang lebih besar. "Keluhan
Ellen Pao hanya dibuat untuk satu tujuan, pembayaran besar bagi dirinya," kata Hermie.
Sementara itu pengacara Pao mengatakan, bahwa selama bekerja disana, klienya beberapa
kali mendapatkan perlakuan yang menjurus pelecehan seksual, seperti di keluarkan saat
makan malam bersama mantan Wakil Presiden AS Al Gore, karena semua yang hadir disana
adalah pria. Selain itu dia juga pernah mendapatkan buku yang berisi puisi erotis terhadap
pasangan, diminta untuk membuat catatan seperti sekretaris pada tiap pertemuaan dan pernah
diajak obrolan pornografi saat di pesawat pribadi. Pejabat Kleiner Perkins mengatakan bahwa
Pao adalah karyawan yang suka mengeluh dan memutar balikan fakta.
Pembahasan

1) Membangun rasa saling menghargai dan menghormati Sesama


Setara bukan berarti antara perempuan dan laki-laki menjadi sama, namun setara bisa
dibangun dengan adanya sikap pengertian dengan saling menghargai dan
menghormati sesama, dengan saling menerima pendapat dan menghormati pilihan
masing-masing tanpa ada tindakan pemaksaan maupun intimidasi.
2) Tidak ada peran saling mendominasi antara laki-laki dan perempuan
Diskriminasi terjadi karena salah satu pihak merasa paling berkuasa dan pihak lain
dilemahkan atau termarjinalisasi. Dari perasaan berkuasa maupun ingin menguasai
maka timbul dominasi.
3) Edukasi mengenai Emansipasi sejak dini
Emansipasi perempuan tercipta karena adanya peran laki-laki. Hasil penelitian
Anderson dan Moses pada tahun 1992 dan 1993, memberikan rekomendasi bahwa
tanpa kerjasama dan keterlibatan serta kerelaan kaum laki-laki program
pemberdayaan perempuan itu tidak akan dapat berhasil dengan maksimal.Pemberian
pengetahuan mengenai arti emansipasi sangat diperlukan sejak dini, agar terciptanya
masa depan sosial sadar gender. Dimulai dari keluarga dan anak-anak diajarkan
bagaimana cara menciptakan rasa saling menghargai dengan kawan berbeda jenis
kelamin maupun dengan sesamanya dan menghargai pilihan masing-masing individu
terhadap orientasi mereka.
4) Menjadi pendamping korban diskriminasi, baik pendamping biopsikososial maupun
hokum
Setiap korban diskriminasi, baik mereka yang mengalami kekerasan maupun
pelecehan bisa kembali menjadi korban (reviktimisasi) secara langsung maupun tidak
langsung. Contohnya adalah ketika seorang perempuan menjadi korban perkosaan
kemudian ia melapor kepada pihak yang berwajib namun ia mendapat cemooh dan
kata-kata yang tidak berkenan dari salah satu anggota tersebut dan pelaku diberikan
hukuman yang tidak sesuai dengan apa yang korban tersebut rasakan, maka seorang
korban itu mengalami reviktimisasi. Apabila ada seseorang maupun sekelompok
orang di sekitar lingkungan yang pernah mengalami diskriminasi, maka orang-orang
terdekat dapat menjadi penyemangat maupun pendamping yang membantu mereka
secara biologis, psikologis maupun sosial mereka.
5) Penggunaan teknologi secara bijaksana, guna mencegah pelecehan dalam dunia maya
Sebagai bentuk antisipasi, menggunakan teknologi baik perangkat komunikasi
maupun internet dilakukan secara bijaksana dan menyimpan data dengan baik. Selain
itu, orang tua juga selalu menjaga dan memantau anak tanpa harus membatasi anak
dalam berkreasi.
BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat energi atau komponnen lain kedalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Tingkat pencemaran lingkungan yang dilakukan
oleh pabrik-pabrik di Indonesia terbilangmasih sangat tinggi. Hal ini sangat perlu
diperhatikan dan ditindaklanjuti permasalahannya. sejak awal perencanaan usaha atau
kegiatan usaha perlu diperkirakan perubahan rona lingkungan akibat pembentukan suatu
kondisi lingkungan yang baru, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan, yang
ditimbulkan sebagai akibat diselenggarakannya usaha atau kegiatan pembangunan. Atas dasar
tersebutlah bahwa perlu pengaturan lebih lanjut mengenai usaha atau kegiatan yang akan
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

 http://mimpibesardanupayaku.blogspot.com/2013/08/paper-etika-bisnis.html
 https://ricoadam-noah.blogspot.com/2017/01/41-contoh-kasus-diskriminasi-
yang_39.html
 https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/189-perempuan-dan-
diskriminasi-di-tempat-kerja
 https://accounting1st.wordpress.com/2012/07/07/lapindo-brantas-studi-kasus/

Anda mungkin juga menyukai