Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

A.Latar Belakang...........................................................................................3
B.Masalah.......................................................................................................3
C.Rumusan Masalah......................................................................................4
D.Tujuan.........................................................................................................4

BAB II ANALIS SITUASI DAN KONDISI .........................................................5

BAB III PEMBAHASAN........................................................................................8

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebakaran hutan yang bermula terjadi pada 17 September 2019 di Riau,


Kalimantan barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan daerah sekitarnya
yang menyebabkan terbakarnya hutan dan lahan di Kalimantan Tengah dengan area
seluas 44.769 hektare, di Kalimantan Barat dengan luas area terbakar 25.900 hektare,
dan Kalimantan Selatan seluas 19.490 hektare.Kebakaran hutan dan lahan
menimbulkan kabut asap yang menurunkan kualitas udara.Di Kalimantan Tengah,
indeks standar pencemar udara (ISPU) tercatat 344 menunjukkan bahwa konsentrasi
pencemar udara sudah dalam kategori berbahaya. Kualitas udara di Sumatera Selatan
juga menurun dengan indeks standar pencemar udara 302, termasuk kategori
berbahaya. Sedangkan indeks standar pencemar udara di Riau tercatat 226,
menunjukkan udara dalam keadaan sangat tidak sehat, sementara di Kalimantan Barat
dan Jambi indeks standar pencemar udaranya masing-masing 177 dan 154, termasuk
dalam kategori tidak sehat. Batas normal kondisi udara pada indeks US AQI (Air
Quality) adalah sekitar 0-50, tetapi pada kebakaran hutan mencapai 300-500 bahkan
yang terparah mencapai di angka 2000. Kebakaran hutan dan lahan ini disebabkan
oleh pembakaran sengaja yang dilakukan oleh okum yang berjumlah kurang lebih dari
185 tersangka perseorangan dan 45 perusahaan yang diduga menjadi otak dalam
pembakaran hutan dan lahan. Diantara 45 perusahaan, perusahaan malaysia dan
singapura pun terlibat. Pelaku pembakaran hutan dan lahan saat ini sudah ditangkap
dan sudah ditindak lanjut dengan jalur hukum.

B. Masalah

Kebakaran hutan yang cukup luas terjadi pada lahan gambut, api dengan
cepat merambat dan menyebar pembakaran. Ditambah lagi dengan musim kemarau
yang kering dan juga infrastuktur atau alat pemadam yang kurang memadai juga
menyebabkan api sulit untuk dipadamkan. Walaupun api dipermukaan tanah sudah
berhasil dipadamkan, tidak dengan api dibawah tanah yang tetap membara dan
mengeluarkan asap dan energi panas yang cukup tinggi. Keadaan ini menyebabkan
cuaca buruk dan kabut asap yang tebal menimbulkan kerugian untuk masyarakat pada
gangguan pernafasan dan penglihatan. Karena asap yang terjadi semakin parah dan
membuat asap tersebar ke daerah Malaysia, pemuda Malaysia meminta pemerintah
segera melakukan aksi nyata. Seorang pria Malaysia bernama Farhan menyerukan
gerakan kipas angin pada tanggal 16 September untuk mengembalikan kabut asap ke
Indonesia. Usulan gerakan kipas angin serentak untuk mengembalikan asapnya ke
Indonesia. Gerakan yang dilakukan Farhan seolah menjadi sindiran, baik pemerintah
Malaysia maupun Indonesia untuk berhenti saling menyalahkan dan segera bertindak.
3
Selain adanya kerugian karena asap dan kabut yang mengganggu kesehatan,kerugian
yang terjadi karena kebakaran hutan juga terdapat dalam bidang sosial, ekologi, dan
yang terutama didalam bidang ekonomi yang menyebabkan sulitnya masyarakat untuk
melakukan kegiatan ekonomi karena buruknya keadaan dan kondisi cuaca.

C. Rumusan Masalah
1. Apa dampak yang terjadi akibat kebakaran hutan?
2. Apa upaya pemerintah dalam menaggulangi akibat terjadinya kebakaran hutan?

D. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja dampak yang terjadi akibat kebakaran hutan.
2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi
akibat terjadinya kebakaran hutan.

BAB II
4
ANALISIS SITUASI DAN KONDISI

Berdasarkan data dari kementrian lingkungan hidup dan kehutanan (KLHK)


melalui si pongi karkutla monitoring system, rekapitulasi luas kebakaran hutan dan
lahan di tahun 2019 mencapai 328.722 hektar, yang jika tanpa dukungan dan inovasi
penanganan bisa menjadi sama buruknya dengan tahun sebelumnya yaitu seluas
510.564,21 hektar. Kebakaran hutan dan lahan mengakibatkan pencemaran udara
serta kerusakan lingkungan yang lebih parah. Pemerintah pusat dan daerah belum bisa
menanggulangi masalah ini. sehingga bencana itu terus berulang pada tiap musim
kemarau. Pencegahan kebakaran hutan dan lahan bisa dengan cara melakukan operasi
udara dan darat.Kebakaran hutan dan lahan menimbulkan kabut asap yang
menurunkan kualitas udara. di Kalimantan tengah, indeks standar pencemaran udara
tercatat 344 menunjukkan bahwa konsentrasi pencemaran udara sudah dalam kategori
berbahaya. Kebakaran hutan dan lahan terjadi berulang kali dalam beberapa tahun
terakhir, hal ini bahkan sempat membuat presiden joko widodo geram.

Banyak sekali dampak yang terjadi karena kebakaraan ini, diantaranya adalah:
 Dampak bagi ekonomi karena dengan terjadinya kebakaran hutan dan
lahan ini sumber devisa negara dari produk hutan kayu dan non-kayu
serta ekowisata berkurang.
 Dampak sosial hilangnya hutan sebagai mata pencaharian penghidupan
dan identitas masyarakat adat.
 Dampak ekologi bisa menyebakan tersebarnya asap dan emisi gas
karbondioksida dan gas-gas lain ke udara yang berdampak pada
pemanasan global dan perubahan iklim. Serta bisa berdampak terhadap
hilangnya habitat keanekaragaman hayati flora dan fauna berada dan
rusaknya ekosistem penting yang meberikan jasa lingkungan berupa udara
dan air bersih beserta makanan dan obat-obatan.
 Dampak kesehatan yang paling jelas asap dari kebakaran hutan
menyebabkan berbagai penyakit terutama infeksi saluran pernafasan akut
(ISPA).
 Dan juga dampak di lingkungan sekitar pastinya, akibat dari terjadinya
kebakaran hutanini menyebabkan penerbangan di bandara Syamsudin
Noor Banjarmasin di banjar baru terhambat, kabut asap sempat
menurunkan jarak pandang mendarat 50 meter sampai 200 meter padahal
seharusnya pilot dapat lepas landas dengan aman jika memiliki jarak
pandang minimal 500 sampai 600 meter dan mendarat dengan aman jarak
pandang di atas 800 meter. Dampak nya juga menyebabkan perusahaan di
sektor industri yang bahan bakunya berupa kayu. Contohnya perusahaan
indef berkurang, transportasi terganggu karen asap jumlah penumpang
menurun dan mempengaruhi kegiatan pariwisatadan bisnis akan

5
berkurang, biaya kesehatan akan meningkat, reputasi bangsa, hilangnya
hutan sebagai mata pencaharian.

Sebenarnya sudah banyak juga upaya yang dilakukan oleh pemerintah


setempat dalam menanggulangi terjadinya kebakaran hutan di wilayah-wilayah
tersebut, salah satunya dengan cara menyebarluaskan edukasi penting kepada
masyarakat setempat untuk lebih peduli terhadap kebakaran hutan dan lahan yang
rawan terjadi di wilayah tempat tinggalnya tersebut. Pemerintah melalui BMKG juga
memang ingin memberikan informasi dengan cara yang mudah dipahami masyarakat.
Salah satunya yaitu dengan menyebarkannya informasi melalui media sosial dalam
bentuk infografik. dengan harapan masyarakat lebih mudah memahami informasi
yang disampaikan dari tampilan yang interaktif, dan menginformasikan tindakan apa
saja yang harus dilakukan jika terjadi kebakaran hutan, masyarakat juga bisa berperan
penting dengan ikut mengawasi dan memantau titik rawan kebakaran hutan atau
mewaspadai daerah dengan potensi kebakaran hutan tinggi.

Adapun upaya lain yang diutarakan oleh presiden untuk mengurangi


kebakaran hutan dengan mengubah kebiasaan lama "land clearing" atau (pembukaan
lahan) sebaiknya tidak boleh dilakukan dengan pembakarandan apabila terbukti ada
pelanggaran hukum harus dilakukan penegakan hukum yang terukur.
Dan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar menyatakan sebagai upaya merespons
arahan Presiden tentang penanganan kebakaran hutan dan lahan serta rakor tingkat
menteri pihaknya telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 367 Tahun 2015
tentang Satgas Pengendalian Nasional, Operasi Darurat Penanganan Kebakaran
Lahan/Hutan.Melalui SK ini, pemerintah akan membentuk tim kerja untuk melakukan
klarifikasi pelanggaran-pelanggaran izin yang mengakibatkan kebakaran hutan dan
lahan.Surat keputusan tersebut menetapkan klasifikasi sanksi terhadap pelanggaran
perizinan ini dengan kategori ringan, sedang, dan berat.
Sanksi bagi pelanggaran yang masuk kategori ringan, yakni membuat pernyataan
tertulis, melakukan rehabilitasi dan restorasi lahan dan hutan yang mengalami
kerusakan. Kemudian, mengumumkan kepada publik melalui media massa serta
meminta maaf untuk tidak melakukan tindakan yang serupa kembali.Sanksi untuk
pelanggaran kategori sedang, yakni dengan membekukan izin, memberikan denda,
serta kewajiban melakukan rehabilitasi dan restorasi lahan dan hutan yang mengalami
kerusakan. Lalu, mengumumkan kepada publik melalui media massa serta meminta
maaf untuk tidak melakukan tindakan yang serupa kembali.Pelanggaran kategori
berat, selain ketentuan seperti di atas, juga dikenai denda, dibawa ke pengadilan atau
masuk daftar hitam, serta pencabutan izin usaha.

6
7
BAB III

PEMBAHASAN

Kebakaaran hutan dan lahan yang terjadi sangat memberikan dampak negatif
untuk masyarakat. Aktivitas sehari-hari tidak bisa dilakukan dengan normal karena
terganggunya penglihatan dan pernapasan yang disebabkan oleh kabut asap tebal
akibat kebakaran. Ditambah lagi dengan musim kemarau yang membuat cuaca lebih
buruk dan tidak terkondisikan. Masyarakat sangat mengharapkan hujan untuk
mengurangi asap kabut tersebut. Pemerintah pun harus sigap memberikan bantuan
yang semestinya seperti masker, alat bantu pernapasan, membuat hujan buatan, dan
yang lainnya.

Disamping memberikan bantuan, masyarakat juga seharusnya lebih berhati-


hati lagi dan tentunya lebih peduli pada keadaan alam disekitar kita ini, dan seperti
yang sudah dijelaskan untuk penanggulangan beberapa daerah mungkin telah
dilakukan prosedur hujan buatan dll. Namun menurut kami, jika tidak ada hukum
yang jelas terkait dan terikat tentang pembakaran kebun/lahan maka setiap tahun akan
terus ada kejadian seperti ini lagi dan lagi. Dan tentu saja jika terus berlanjut tiap
tahunnya maka dampaknya sangat merugikan bagi masyarakat.

Mengingat sedemikian kompleknya dampak yang diakibatkan oleh kebakaran


hutan sudah selayaknya kita semua mewaspadai.Sekalipun yang tinggal jauh dari
hutan, alangkah baiknya tetap terus menumbuhkan kesadaran akan bahaya kebakaran
hutan dan cara yang paling mendasar yaitu dengan melakukan edukasi edukasi
penting ke pelosok-pelosok desa mungkin salah satunya. Banyak yang bilang presiden
hanya pencitraan seolah-olah diam melihat bencana ini, menjadi presiden itu bukan
tugas yang mudah. Negara kepulauan yang luas dan kaya akan sumber daya, akan
tetapi disinilah seharusnya warga Negara membantu pemerintah dalam mengelolanya
dengan baik dan benar, jangan tergiur oleh uang yang memberikan efek buruk bagi
bangsanya sendiri. Contohnya disuruh membakar hutan sendiri, dampaknya bukan
hanya untuk diri sendiri tetapi untuk seluruh warga Indonesia juga terkena imbasnya,
selain merasa tersiksa juga merasa malu dengan ulang warga negaranya sendiri yang
beberapa diantaranya sebagai pelau kebakaran hutan.

8
BAB IV

KESIMPULAN

Keebakaran hutan dan lahan yang terjadi memberikan dampak negative bagi
kita semua. Tidak hanya manusia yang merasakan, tetapi makhluk hidup seperti
hewan dan tumbuhan pun juga merasakkan akibat kebakaran hutan tersebut. Dampak
kabut asap akibat kebakaran hutan tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Indonesia
saja namun oleh Negara tetangga juga. Untuk mengurangi terjadinya hal seperti ini,
kita semua harus berkaca dari tahun ke tahun sebab akibat terjadinya kebakaran hutan.

Anda mungkin juga menyukai