Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYEBAB KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN BARITO


KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Dosen Pembimbing:
Endah Widiastuti, S.T., M.T

Disusun Oleh:
Kelompok 2

Maulidita Salsa Sabila 2010811120019

Ahmad Ghazali Rahman 2010811210007

Rahmatullah 2010811110034

M. Aulia Fathurrahman 2010811210010

Alfin Akhsani Taqwim 2010811210022

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK


SIPIL BANJARBARU 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Penyebab Kebakaran Hutan
Dan Lahan Gambut di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan” ini dengan baik.

Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis kami dan berguna bagi
pembaca pada umumnya.

Banjarbaru, 31 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.4 Tujuan....................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Pembakaran............................................................................................................................3
2.2 Karakteristik Kebakaran di Lahan Gambut............................................................................4
2.3 Faktor Yang Menyebabkan Kebakaran di Lahan Gambut.....................................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Perkembangan industri dan


pertanian akan terus meningkat sejalan dengan pembangunan diIndonesia. Hal tersebut
berdampak meningkatnya kebutuhan akan pembukaanlahanbaru demi menunjang
keberlangsungan dibidang industri maupun pertanian. Pembukaan lahan dengan cara membakar
hutan menjadi pilihan para petani dan perusahaan karena dianggap mudah dan murah, dampak
dari pembukaan lahan dengan membakar hutan dalam skala besar dan dan waktu bersamaan
mengakibatkan terjadinya kabut asap.

Kebakaran hutan merupakan suatu bencana yang sangat merugikan banyak orang, di
Indonesia sering kali terjadi kebakaran hutan yang membawa dampak yang buruk bagi
masyarakat dan negara. Kebakaran hutan terutama hutan alam tidak hanya merusak vegetasi,
tetapi semua unsur ekosistem termasuk kehidupan satwa liar, kondisi tanah, air dan udara.
Kerugian lain yang diakibatkan kebakaran hutan ini adalah hilangnya keanekaragaman yang
dimiliki suatu daerah.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi Kalimantan Selatan termasuk cukup besar karena
kondisi eksisting wilayah yang sebagian besar adalah kawasan hutan dan lahan gambut yang
mudah terbakar. Kebakaran hutan dan lahan di Propinsi Kalimantan Selatan selain dapat
mengganggu kesehatan masyarakat dan menimbulkan penyakit infeksi pada saluranpernapasan
(ispa) juga dapat menganggu kelancaran transportasi akibat visibility yang jelek terutama
transportasi udara. Salah satu kabupaten yang masuk dalam prioritas restorasi gambut dari Badan
Restorasi Gambut Indonesia pada tahun 2017 adalah Kabupaten Barito Kuala Kalimantan
Selatan. Kabupaten Barito Kuala adalah salah satu kabupaten juga di Kalimantan Selatan yang
mempunyai gambut tebal dan dalam (WII, 2011; Kumalawati 2017).

Daerah gambut merupakan kawasan dengan kondisi eksisting yang sebagian besar berupa
kawasan hutan dan lahangambut yang mudah terbakar, hal tersebut jika tidak diimbangi dengan
meningkatkan kewaspadaan dengan mengenali kerentanan dalam menghadapi bencana

1
kebakaran dikhawatirkan dampak dan kerugian menjadi lebih besar. Kebakaran hutan dan
lahan terjadi

2
disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama yaitu faktor alami dan faktor kegiatan manusia yang tidak
terkontrol. Faktor alami antara lain oleh pengaruh El-Nino yang menyebabkan kemarau
berkepanjangan sehingga tanaman menjadi kering. Tanaman kering merupakan bahan bakar
potensial jika terkena percikan api yang berasal dari batubara yang muncul dipermukaan ataupun
dari pembakaran lainnya baik disengaja maupun tidak disengaja. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya kebakaran bawah (ground fire) dan kebakaran permukaan (surface fire). Berdasarkan
latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian dengan judul “Penyebab Kebakaran Hutan dan
Lahan di Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, ditarik rumusan masalah, yaitu:

1. Apa penyebab terjadinya kebakaran di lahan gambut


2. Faktor apa saja yang mempengaruhi adanya kebakaran hutan

1.3 Rumusan Masalah

Adapun batasan masalah pada penulisan makalah ini. Kami hanya membahas tentang
kebakaran hutan di lahan gambut yang berada di Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Barito
Kuala.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa penyebab terjadinya kebakaran di lahan gambut


2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi adanya kebakaran hutan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembakaran
Proses pembakaran (combustion) merupakan kebalikan dari reaksi fotosintesis, dimana
kebakaran hanya akan terjadi apabila unsur bahan bakar, oksigen dan panas sebagai unsur-unsur
segitiga api bersatu. Berdasarkan tipe bahan bakar dan sifat pembakarannya, kebakaran hutan
dan lahan di daerah gambut dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu:

1. Kebakaran bawah (ground fire) merupakan tipe kebakaran dimana api membakar bahan
organik di bawah permukaan..
2. Kebakaran permukaan (surface fire) yaitu tipe kebakaran dimana api membakar bahan
bakar permukaan yang berupa serasah, semak belukar, anakan, pancang, dan limbah
pembalakan.
3. Kebakaran Tajuk (crown fire) merupakan tipe kebakaran yang membakar tajuk pohon
(bagian atas pohon).

Kebakaran di lahan gambut biasanya diawali dengan penyulutan api di atas permukaan
tanah. Api akan bergerak ke segala arah, bawah permukaan, atas permukaan, kiri, kanan, depan
dan belakang. Penjalaran api ke bawah permukaan yang membakar lapisan gambut dipengaruhi
oleh kadar air lapisan gambut dan tidak dipengaruhi angin sebagai kebakaran bawah (ground
fire). Api akan bergerak ke atas permukaan dipengaruhi oleh kecepatan dan arah angin sebagai
kebakaran permukaan (surface fire) dan bila mencapai tajuk pohon akan menjadi kebakaran tajuk
(crown fire). Bagian pohon/ranting/semak yang terbakar dapat diterbangkan angin dan jatuh ke
tempat baru sehingga menyebabkan kebakaran baru sebagai api loncat (spot fire/spotting).

Kebakaran gambut didominasi oleh proses smoldering yang menghasilkan emisi partikel
tinggi dan karbon monoksida. Pada waktu bahan bakar hutan terbakar, karbon dilepaskan dalam
bentuk karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon, bahan-bahan partikel dan zat lain
dengan jumlah yang menurun (Ward, 1990). CO 2 merupakan emisi terbesar yang dilepaskan ke
atmosfir sebagai hasil dari pembakaran. Bersama dengan uap air CO 2 mencapai 90 % dari emisi
atmosfir

4
dari kebakaran. CO umumnya dihasilkan melalui pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar
lembab (basah) dan termasuk polutan udara.

2.2 Karakteristik Kebakaran di Lahan Gambut


Karakteristik kebakaran di lahan gambut berbeda-beda (lihat Tabel 1).

Tabel 1. Karakteristik Kebakaran di Lahan Gambut

Karakteristik Kebakaran di Lahan


No. Jawab Jumlah Responden Persentase (%)
Gambut
Ya 200 100
1. Kebakaran Bawah
Tidak 0 0
Ya 200 100
2. Kebakaran Permukaan
Tidak 0 0
Ya 200 100
3. Kebakaran Tajuk
Tidak 0 0
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Tabel 1 menunjukan jawaban dari 200 responden mengenai karakteristik kebakaran di


lahan gambut. Seluruh responden menjawab ya terhadap kebakaran bawah, permukaan, dan
tajuk. Karakteristik kebakaran di lahan gambut ada kebakaran bawah, kebakaran permukaan dan
kebakaran tajuk. Faktor yang mempengaruhi kebakaran gambut dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Faktor yang mempengaruhi kebakaran gambut

Karakteristik yang mempengaruhi


No. Jawab Jumlah Responden Persentase (%)
Kebakaran Gambut
Ya 150 75
1. Kadar Air Gambut
Tidak 50 25
Ya 100 50
2. Tingkat Dekomposisi Gambut
Tidak 100 50
Ya 100 50
3. Tinggi Muka Air
Tidak 100 50
Ya 150 75
4. Air Hujan
Tidak 50 25

5
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Tabel 2 memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kebakaran menurut


200 responden. Faktor kadar air gambut dan air hujan dijawab ya oleh 75% responden,
sedangkan faktor tinggi dekomposisi gambut dan tinggi muka air memiliki persentase 50:50
untuk jawaban ya atau tidak dari seluruh responden, oleh karena itu kurangnya air hujan
membuat lahan gambut kekurangan kadar air yang membuat lahan menjadi kering mudah
terbakar.

Penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang dapat menimbulkan hotspot dibagi
menjadi 2 bagian yaitu alami dan buatan (manusia). Penyebab alami dipengaruhi oleh adanya
pengaruh dari penyimpangan iklim seperti El Nino maupun osilasi atmosfer di atas Samudera
Hindia yang menyebabkan kondisi cuaca yang ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia
termasuk di Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan. Iklim yang ekstrem disini seperti
terjadinya musim kemarau dalam waktu yang sangat panjang sehingga cuaca menjadi sangat
panas (SSFMP, 2004). Penyebab buatan kebanyakan dilakukan oleh masyarakat dan pengelola
HTI untuk pembukaan lahan (WARSI, 2003). Selain itu juga karena adanya illegal logging,
degredasi lahan, pembukaan lahan untuk pemukiman dan pertanian serta perkebunan oleh
masyarakat setempat dengan jalan membakar hutan (FFPMP, 2000 dan Syaipul Bakhori, 2004).

2.3 Faktor Yang Menyebabkan Kebakaran di Lahan Gambut

Faktor sosial budaya masyarakat mempunyai andil yang paling besar terhadap adanya
kebakaran hutan. Beberapa faktor penyebab kebakaran hutan antara lain :

1. Penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan


Masyarakat di sekitar kawasan hutan seringkali menggunakan api untuk persiapan
lahan, baik untuk membuat lahan pertanian maupun perkebunan seperti kopi dan
coklat. Perbedaan biaya produksi yang tinggi menjadi satu faktor pendorong
penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan. Metode penggunaan api dalam
kegiatan persiapan lahan dilakukan karena murah dari segi biaya dan efektif dari segi
waktu dan hasil yang dicapai cukup memuaskan.

6
2. Adanya kekecewaan terhadap sistem pengelolaan hutan
Berbagai konflik sosial sering kali muncul di tengah-tengah masyarakat sekitar
kawasan hutan. Konflik yang dialami terutama masalah konflik atas system
pengelolaan hutan yang tidak memberikan manfaat ekonomi pada masyarakat. Adanya
rasa tidak puas sebagian masyarakat atas pengelolaan hutan bisa memicu masyarakat
untuk bertindak anarkis tanpa memperhitungkan kaidah konservasi maupun hukum
yang ada. Terbatasnya pendidikan masyarakat dan minimnya pengetahuan masyarakat
akan fungsi dan manfaat hutan sangat berpengaruh terhadap tindakan mereka dalam
mengelola hutan yang cenderung desdruktif.

3. Pembalakan liar atau illegal logging.


Kegiatan pembalakan liar atau illegal logging lebih banyak menghasilkan lahan-
lahan kritis dengan tingkat kerawanan kebakaran yang tinggi. Seringkali, api yang
tidak terkendali secara mudah merambat ke areal hutan-hutan kritis tersebut. Kegiatan
pembalakan liar atau illegal logging seringkali meninggalkan bahan bakar (daun,
cabang, dan ranting) yang semakin lama semakin bertambah dan menumpuk dalam
kawasan hutan yang dalam musim kemarau akan mengering dan sangat bepotensi
sebagai penyebab kebakaran hutan.

4. Kebutuhan akan Hijauan Makanan Ternak (HMT


Kehidupan masyarakat sekitar kawasan hutan tidak lepas dari ternak dan
penggembalaan. Ternak (terutama sapi) menjadi salah satu bentuk usaha sampingan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kebutuhan akan HMT dan areal
penggembalaan merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi. Untuk mendapatkan
rumput dengan kualitas yang bagus dan mempunyai tingkat palatabilitas yang tinggi
biasanya masyarakat membakar kawasan padang rumput yang sudah tidak produktif.
Setelah areal padang rumput terbakar akan tumbuh rumput baru yang kualitasnya lebih
bagus dan kandungan gizinya tinggi.

7
5. Perambahan hutan
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya sebagai agen penyebab kebakaran hutan
adalah migrasi penduduk dalam kawasan hutan (perambah hutan). Disadari atau tidak
bahwa semakin lama, kebutuhan hidup masyarakat akan semakin meningkat seiring
semakin bertambahnya jumlah keluarga dan semakin kompleknya kebutuhan hidup.
Hal tersebut menuntut penduduk untuk menambah luasan lahan garapan mereka agar
hasil pertanian mereka dapat mencukupi kebutuhan hidupnya.

6. Sebab lain
Sebab lain yang bisa menjadi pemicu terjadinya kebakaran adalah faktor
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya api. Biasanya bentuk kegiatanyang
menjadi penyebab adalah ketidaksengajaan dari pelaku. Misalnya masyarakat
mempunyai interaksi yang tinggi dengan hutan. Salah satu bentuk interaksi tersebut
adalah kebiasaan penduduk mengambil rotan yang biasanya sambil bekerja mereka
menyalakan rokok. Dengan tidak sadar mereka membuang puntung rokok dalam
kawasan hutan yang mempunyai potensi bahan bakar melimpah sehingga
memungkinkan terjadi kebakaran.

Penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut juga disebabkan oleh faktor manusia dan
faktor alam yaitu:

1. Faktor Manusia
Kebakaan adalah api yang tidak terkendali artinya diluar kemampuan dan
keinginan manusia, tetapi ada pula kebakaran akibat ulah manusia baik disengaja ataupun
tidak di sengaja (Ramli, 2010). Penyebab kebakaran pada penggunaan lahan yaitu
Pengolahan/Pembersihan lahan dengan cara membakar Masih terdapatnya sekelompok
masyarakat yang mengolah/membersihkan lahan dengan cara membakar. Hal ini
dilakukan karena adanya masalah biaya yang dialami oleh masyarakat tersebut, yaitu
biaya untuk melakukan pembakaran lebih murah dibandingkan dengan biaya untuk
membeli pupuk (Irwandi, 2016).

8
Proses kebakaran hutan dan lahan yaitu api digunakan dalam pembukaan dan/atau
penyiapan lahan perladangan oleh masyarakat. Penggunaan api dalam rangka penyiapan
lahan perladangan sudah dilakukan sejak lama dan turun temurun oleh masyarakat. Hal
ini dikarenakan penggunaan api merupakan cara yang lebih murah, mudah, dan efektif
(Aryadi, 2017). Metode penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan dilakukan karena
murah dari segi biaya dan efektif dari segi waktu dan hasil yang dicapai cukup
memuaskan (Rasyid, 2014).

Penyebab kebakaran hutan dan lahan akibat kegiatan manusia dapat dilihat pada
Tabel 3.

Tabel 3. Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan Akibat Kegiatan Manusia

9
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2018

Tabel 3 menunjukan penyebab kebakaran hutan dan lahan akibat aktivitas manusia.
Faktor- faktor yang paling dominan seperti kebiasaa, pembukaan lahan pertanian, faktor
ketidaksengajaan seperti membakar sampah, masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap
bahaya kebakaran hutan, kurangnya kemampuan aparatur pemerintah dalam hal koordinasi
maupun penyuluhan tentang bahaya kebakaran hutan, serta belum efektifnya penanggulangan
kebakaran akibat masih minimnya fasilitas.

2. Faktor Alam
Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia di sebabkan tiga faktor utama yaitu
kondisi bahan bakar, cuaca, dan budaya masyarakat. Kondsi bahan bakar yang rawan
terhadap bahaya kebakaran adalah jumlahnya yang melimpah di lantai hutan, kadar
airnya relative rendah (kering), serta ketersediaan bahan bakar yang berkesinambungan
(Rasyid, 2014).

Faktor iklim berupa suhu, kelembaban, angin dan curah hujan turut menentukan
kerawanan kebakaran. Suhu yang tinggi akibat penyinaran matahari langsung

1
menyebabkan bahan bakar mengering dan mudah terbakar, angin juga turut
mempengaruhi proses pengeringan bahan bakar serta kecepatan menjalarnya api
sedangkan curah hujan mempengaruhi besar kecilnya kadar air yang terkandung dalam
bahan bakar. Kerawanan terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut tertinggi terjadi
pada musim kemarau dimana curah hujan sangat rendah dan intensitas panas matahari
tinggi. Kondisi ini pada umumnya terjadi antara bulan Juni hingga Oktober dan kadang
pula terjadi pada bulan Mei sampai November.

Kerawanan kebakaran semakin tinggi jika ditemukan adanya gejala El Nino.


Penyebab kebakaran hutan dan lahan karena faktor alam di daerah penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.

Tabel 4. Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan Akibat Faktor Alam

Sumber : Pengolahan Data Primer, 2018

Tabel 4 menunjukan penyebab kebakaran hutan dan lahan akibat faktor alam.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kuat terjadinya kebakaran menurut responden
adalah musim kemarau (87,5 %), lahan gambut (95 %), musim kemarau yang panas (90
%), sambaran petir (15 %), kebakaran di bawah tanah lahan gambut (87,5 %), daerah
alang-alang (90 %) dan daerah semak belukar (92,5 %), sementara hutan (42,5 %) juga
menjadi penyebab kebakaran tetapi tidak terlalu dominan menurut responden.

1
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Penyebab terjadinya hotspot menurut seluruh responden yang terdiri dari 200 orang
terjadi akibat adanya kebakaran bagian bawah, permukaan, dan tajuk pada lahan
gambut.
2. Faktor yang mempengaruhi kebakaran adalah faktor kadar air gambut dan air hujan
oleh karena itu kurangnya air hujan membuat lahan gambut kekurangan kadar air
yang membuat lahan menjadi kering mudah terbakar. Faktor lain adalah akibat
aktivitas manusia dan alam.

1
DAFTAR PUSTAKA

Aryadi Mahrus, Dkk. 2017. Kecenderungan Kebakaran Hutan Dan Lahan Dan Alternatif
Pengendalian Berbasis Kemitraan Di Pt. Inhutani II Kotabaru. Jurnal Hutan Tropis
Volume 5 No. 3 Hal 222 – 235. ISSN 2337-7771.

Cahyono Andy S., Dkk. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Indonesia
dan Implikasi Kebijakannya. Jurnal Sylva Lestari Vol. 3 No. 1. ISSN 2339-0913.

Izhmy.S, M. (2016). Penanggulangan Kebakaran Hutan di Indonesia dalam Perspektif Human


Security. Skripsi.

Kumalawati Rosalina., Dkk. (2017). Identifikasi Faktor-Faktor Kerentanan Terhadap Kebakaran


Hutan Dan Lahan Di Kecamatan Cintapuri Darussalam Kabupaten Banjar. Jpg (Jurnal
Pendidikan Geografi) E-Issn : 2356-5225 , 23-31.

Kumalawati, R., & dkk. (2016). Strategi Penanganan Hotspot pada setiap Penggunaan Lahan
Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. Laporan
Penelitian.
Loren Aditiea dkk. 2015. Analisis Faktor Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan serta Upaya
Pencegahan yang Dilakukan Masyarakat di Kecamatan Basarang Kabupaten Kapuas
Kalimantan Tengah. ISSN 1978-8096
Setiawan, A. (2018). Kebijakan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai