Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KIMIA LINGKUNGAN

ISU-ISU LINGKUNGAN

Disusun Oleh :

1.AFRA LAILATUL FARA

2.CITRA HIJRATHAEN

3.FEBRY PRASETYA ARYANTI

4.LALU ANUGRAH DIMAS JUNIARLY

5.MARTALI ULI PASARIBU

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..

KATA PENGANTAR… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …

BAB I PENDAHULUAN… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .

1.1 LATAR BELAKANG… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …


1.2 RUMUSAN MASALAH… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …

BAB II PEMBAHASAN… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .

BAB III KESIMPULAN… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … ..


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah Kimia Lingkungan untuk melengkapi tugas.

Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk
itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna
penyempurnaan makalah ini.

Mataram,3 Oktober 2022


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia dan dunia semakin banyak dan penting untuk segera dicari solusinya.
Apa saja daftar masalah lingkungan, penyebab dan solusinya yang penting untuk
kita ketahui? Artikel ini akan mencoba membahasnya untuk anda!Masalah
lingkungan hidup semakin menjadi kesadaran pubrik. Hal ini dibuktikan dengan
semakin banyaknya diskusi publik tentang hal ini. Negara juga semakin aktif
membuat perjanjian dan peraturan antar negara untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang ada. Jika berbagai permasalahan lingkungan ini tidak dicari
solusi, maka keberlanjutan kehidupan manusia di bumi akan mengkhawatirkan.
Hal ini dikarenakan alam menjadi sumber pemenuhan segala kebutuhan hidup
manusia, yaitu penyedia udara, air, makanan, obat-obatan, estetika, dan lainnya.
Kerusakan alam berarti sama dengan daya dukung kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah Kondisi Lingkungan Hidup di Indonesia di Tengah Isu
Pemanasan Global
1.2.2 Apa saja macam macam Isu Lingkungan yang terjadi

BAB II

PEMBAHASAN

1.Bagaimanakah Kondisi Lingkungan Hidup di Indonesia di Tengah Isu Pemanasan


Global
Di tengah isu pemanasan global yang sekarang ini dampaknya semakin sering
kita rasakan bahkan mulai menjamah negara-negara Eropa dan Amerika, ternyata
kasus perusakan lingkungan hidup di indonesia justru terjadi semakin parah.
Begitupula arah kebijakan pemerintah malah menguntungkan kapitalisme dan
membahayakan masa depan lingkungan hidup.Baru-baru ini ilmuwan yang
tergabung dalam Panel Antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC
memberikan peringatan berupa “ kode merah bagi umat manusia” . Hal ini
disampaikan oleh Sekjen PBB Antonio Guterres setelah diterbitkannya hasil
laporan kelompok kerja ilmuwan IPCC pada tanggal 9 Agustus 2021. Peringatan
ini bukan hanya ditujukan untuk beberapa negara saja, melainkan untuk seluruh
dunia, termasuk Indonesia.
Dimana menurut prediksi ilmuwan yang tergabung dalam IPCC, pemanasan
global yang menjadi penyebab bencana cuaca ekstrim di seluruh dunia ini, dalam
20 tahun kedepan berisiko tidak lagi dapat dikendalikan. Namun dengan catatan
apabila kita masih melakukan aktifitas seperti biasa atau dan
tidak mengurangi emisi karbon dioksida secara ekstrim.Dari analisis yang sudah
dilakukan, ternyata sebanyak 14 ribu studi yang berkaitan dengan perubahan
iklim menunjukkan bahwa penyebab kenaikan suhu bumi sebesar 1.1° C, yakni
akibat pembakaran bahan bakar fossil. Salah satunya industri pembangkit listrik
yang mayoritas bahan bakarnya masih menggunakan batubara.

Peningkatan suhu bumi sebesar 1.1° C kelihatannya angka yang kecil. Namun
kalau berkaitan dengan suhu bumi, efek yang ditimbulkan sangatlah besar dan
destruktif. Sebut saja hujan dengan intensitas tinggi, siklon tropis, banjir, dan
musim kemarau yang semakin panjang penyebab kebakaran skala besar.Salah
satu efek perubahan iklim yang sangat mengkhawatirkan yakni kejadian
gelombang panas ekstrim dalam beberap bulan terakhir ini. Dimana sebagian
besar wilayah eropa dan amerika mengalami kebakaran hingga ratusan titik.

Juga termasuk melelehnya daratan beku permanen atau permafrost, serta


kebakaran skala besar sepanjang sejarah yang baru saja terjadi di Siberia,
padahal Siberia merupakan wilayah berpenghuni paling dingin di dunia.Bagi
sektor yang menggantungkan kondisi cuaca tahunan seperti pertanian, maka ke
depannya apabila suhu bumi terus memanas, perubahan iklim akan merubah
ritme musiman yang bisa mengakibatkan penurunan produktifitas hasil pertanian
secara signifikan, tak terkecuali resiko gagal panen akan semakin sering terjadi.

Perubahan iklim ini juga bakal menyebabkan perubahan pola cuaca di seluruh
dunia, akibatnya yakni semakin sering terjadi gelombang panas dan kekeringan
dalam waktu panjang, yang akan memicu kebakaran hutan dengan area yang
sangat luas.Disamping itu, ketika turun hujan, maka intensitasnya bisa
berlangsung selama berhari-hari tanpa henti hingga terjadi bencana banjir
bandang. Seperti yang baru saja terjadi di negara Eropa Barat mulai dari German,
Belanda dan Belgia. Hujan yang berlangsung selama berhari-hari ini setidaknya
memakan korban jiwa sebanyak 120 orang dan 1.300 orang lainnya masih dalam
pencarian.

Bagaimana Dengan Kondisi di Indonesia Saat Ini?


Sayangnya kondisi lingkungan hidup di Indonesia dalam keadaan yang sangat
tidak baik-baik saja. Hutan di Kalimantan hingga Papua masih terus mengalami
eksploitasi dan penghancuran oleh korporasi, yakni berupa penggundulan hutan
untuk dialihkan menjadi industri ekstraktif.

Aktifitas industri ekstraktif yang mengeksploitasi alam ini bukan hanya berdampak
pada menyusutnya hutan yang berfungsi sebagai penyerap emisi karbon dioksida,
namun sekaligus ikut memperparah laju pemanasan global dan mengancam
sumber penghidupan puluhan juta masyarakat adat.

Dari riset yang telah dilakukan oleh WALHI didapatkan data bahwa lahan seluas
159 juta hektar sudah terkapling dalam ijin investasi industri ekstraktif. Luas
wilayah daratan yang secara legal sudah dikuasai oleh korporasi yakni sebesar 82.
91%, sedangkan untuk wilayah laut sebesar 29.75%.

Data IPBES 2018 juga menyebutkan bahwa setiap tahunnya Indonesia kehilangan
hutan seluas 680 ribu hektar, yang mana merupakan terbesar di region asia
tenggara. Sedangkan data kerusakan sungai yang dihimpun oleh KLHK tercatat
bahwa, dari 105 sungai yang ada, 101 sungai diantaranya dalam kondisi tercemar
sedang hingga berat.

Bukan hanya itu, penelusuran WALHI pada tahun 2013 hingga 2019 didapatkan
data yang cukup mencengangkan, dimana penguasaan lahan sawit di Indonesia
ternyata selama ini hanya dikendalikan oleh 25 orang taipan. Total luasan hutan
yang dikuasai oleh konglomerat sawit ini sebesar 12.3 juta hektar. Dari total luas
hutan yang sudah mendapat lampu hijau dan mengantongi ijin tersebut, 5.8 juta
hektar diantaranya sekarang ini sudah menjadi perkebunan sawit.

Padahal di Indonesia terdapat 50-70 juta masyarakat adat yang tinggal dan
menggantungkan hidupnya dari hutan. Ketika hutan dirusak dan dikuasai oleh
korporasi, selain akan memperparah laju pemanasan global, kasus konflik di
daerah juga bakal semakin meningkat. Pemerintah seharusnya lebih menghargai
hak-hak masyarakat adat, dan melindungi dari kriminalisasi korporasi, bukan
malah memberikan karpet merah pada kapitalisme.

Laporan dari Auriga Nusantara juga tidak kalah mengkhawatirkan. Selama


pemerintahan Jokowi, setidaknya dalam 20 tahun terakhir ini terjadi deforestasi di
Papua seluas 663.443 hektar. Dimana 71 persen diantaranya terjadi sepanjang
tahun 2011 sampai 2019. Penyumbang deforestasi terbesar yakni ditujukan untuk
pembukaan perkebunan sawit seluas 339.247 hektar. Namun dari hasil
penelusuran ternyata hanya 194 ribu hektar saja yang sudah ditanami sawit,
selebihnya dalam kondisi rusak.
Dampak pengalih fungsian hutan menjadi wilayah industri ekstraktif, baik itu
perkebunan, properti, pertanian, kehutanan, tambang, infrastruktur dan kelautan,
ternyata juga syarat akan beragam masalah. Dari laporan Konsorsium Pembaruan
Agraria (KPA), sepanjang tahun 2018 saja terjadi 410 konflik agraria dengan luas
wilayah konflik 807.177 hektar, dengan melibatkan 87.568 KK.

Dengan kerusakan hutan yang seluas itu, tidak mengherankan jika kemudian
sepanjang tahun 2020, BNPB mencatat terdapat 2.925 kejadian bencana alam di
Indonesia, mulai dari banjir, putting beliung, tanah longsor, kebakaran hutan dan
lahan, kekeringan, serta gelombang panas.

Praktik ekosida penghancurann lingkungan yang mengabaikan tata ruang dan


lingkungan hidup ini menjadi fakta bahwa praktik buruk segelintir korporasi yang
menguasai jutaan hektar lahan terbukti memperparah intensitas bencana di
Indonesia. Jumlah korban jiwa pun juga naik hampir tiga kali lipat, yakni pada
periode 2017 hingga 2018 terjadi peningkatan jumlah korban bencana, dari yang
sebelumnya sebanyak 3.49 juta orang menjadi 9.88 juta orang.

Data ini seharusnya menjadi tamparan keras bagi pemerintah untuk mengkaji
ulang arah kebijakan yang sudah dibentuk. Karena baru-baru ini aturan yang
dibuat oleh pemerintah maupun DPR justru menguntungkan segelintir pengusaha
dan korporasi ekstraktif dengan menggadaikan nasib jutaan masyarakat marjinal.

2.Apa saja macam macam Isu Lingkungan yang terjadi

1. Polusi
Masalah lingkungan hidup yang pertama adalah polusi atau pencemaran
lingkungan hidup. Polusi udara, air dan tanah memerlukan waktu jutaan tahun
agar dapat normal kembali. Sektor Industri dan asap kendaraan bermotor
adalah sumber pencemaran utama. Logam berat, nitrat dan plastik beracun
bertanggung jawab atas berbagai pencemaran yang ada. Sementara polusi air
disebabkan oleh tumpahan minyak, hujan asam, limpasan perkotaan. Dilain
pihak, pencemaran udara disebabkan oleh berbagai gas dan racun yang
dikeluarkan oleh industri dan pabrik-pabrik serta sisa pembakaran bahan
bakar fosil; pencemaran tanah terutama disebabkan oleh limbah industri yang
merusak unsur hara dan zat nutrisi di tanah yang penting bagi tumbuhan.
2. Perubahan iklim
Perubahan iklim atau pemanasan global. Perubahan iklim seperti pemanasan
global adalah hasil dari praktik manusia seperti emisi gas rumah kaca.
Pemanasan global menyebabkan meningkatnya suhu lautan dan permukaan
bumi sehingga menyebabkan mencairnya es di kutub dan kenaikan
permukaan air laut. Ia juga mengubah pola alami musim dan curah hujan
seperti banjir bandang, salju berlebihan atau penggurunan. Akibat perubahan
cuaca tersebut, produksi pertanian sering mengalami gagal panen dan
memperbesar peluang terjadinya kebakaran hutan akibat terjadinya musim
kering berkepanjangan.

3. Populasi
Kelebihan populasi. Populasi planet ini mencapai tingkat yang tidak
berkelanjutan karena menghadapi kekurangan sumber daya seperti air, bahan
bakar dan makanan. Ledakan populasi di negara-negara maju dan
berkembang yang terus menyebabkan semakin langkanya sumber daya.
Pertanian intensif yang bertujuan untuk meningkatkan produksi makanan
dengan menggunakan pestisida justru pada akhirnya menimbulkan masalah
baru. Kerusakan itu berupa menurunnya kualitas tanah dan kesehatan
manusia.
4. Penipisan sumber daya alam
Penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi bertanggung jawab
menciptakan pemanasan global dan perubahan iklim. Secara global, mulai
banyak fihak yang mulai beralih menggunakan sumber daya terbarukan,
seperti listrik tenaga surya, biogas, mobil tenaga matahari, yang diterapkan
oleh negara maju. Walaupun dalam jangka pendek, instalasi peralatan fasilitas
teknologi ramah lingkungan ini akan terlihat cukup mahal, tetapi dalam jangka
panjang akan sangat murah dibandingkan penggunaan energi fosil dan tidak
terbarukan.
5. Pembuangan limbah
Permasalahan lingkungan hidup selanjutnya adalah pembuangan limbah. Hal
ini terutama limbah plastik dan sampah perkotaan seperti di Kali Ciliwung di
Jakarta atau kota-kota di Indonesia. Selain limbah rumah tangga, limbah dari
sektor industri yang sering dibuang ke sungai juga menyebabkan ikan-ikan
mati dan hancurnya ekosistem sungai. Padahal sungai-sungai ini penting bagi
ekonomi masyarakat dan penting untuk memasok sumber makanan bagi
masyarakat. Pembuangan limbah ini akhirnya akan
menyebabkan pencemaran laut di indonesia dan merusak ekosistem laut,
sumber perikanan. Tidak kalah penting adalah pembuangan limbah nuklir.
Pembuangan limbah nuklir memiliki bahaya kesehatan yang luar biasa,
terutama akibat radiasi. Plastik, makanan cepat saji, kemasan dan limbah
elektronik murah mengancam kesejahteraan manusia. Pembuangan limbah
merupakan salah satu masalah lingkungan hidup yang mendesak untuk
segera dicarikan jalan keluar
6. Kepunahan keanekaragaman hayati
Aktivitas manusia yang menyebabkan kepunahan spesies dan habitat serta
hilangnya keanekaragaman hayati. Aktifitas perburuan satwa yang tidak
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan protein manusia, seperti perburuan
telur penyu atau kura-kura indonesia yang menyebabkan kura-kura sungai
punah. Punahnya spesies berarti punahnya sumber pemenuhan kebutuhan
hidup manusia. Ekosistem, yang menempuh waktu jutaan tahun untuk stabil
dan mendukung kehidupan manusia, kini berada dalam bahaya bila ada
populasi spesies yang punah atau hilang. Keseimbangan ekosistem terganggu.
Kerusakan terumbu karang di berbagai lautan, yang mendukung kehidupan
laut yang kaya, menyebabkan ketersediaan ikan di lautan berkurang. Padahal
populasi manusia semakin bertambah.
7. Deforestasi atau penggundulan hutan
Persoalan lingkungan yang tidak kalah penting adalah deforestasi. Pembukaan
hutan untuk pengembangan sektor perkebunan, terutama sawit,
menyebabkan pelepasan karbon ke bumi sehingga meningkatkan perubahan
suhu bumi. Hutan yang sesungguhnya berperan menyerap racun karbon
dioksida hasil pencemaran, kemudian mengubahnya menjadi oksigen,
membantu menciptakan hujan, menjadi habitat bagi berbagai jenis satwa yang
penting untuk mendukung bagi kehidupan manudia, hancur digantikan
tanaman monokulutur. Padahal tanaman monokultur tidak akan mampu
berperan seperti hutan di dalam mendukung pemenuhan kebutuhan hidup
manusia.
8. Fenomena pengasaman laut
Ini adalah dampak langsung dari produksi berlebihan gas Karbon Dioksida
(CO2). Dua puluh lima persen gas CO2 yang dihasilkan oleh manusia.
Keasaman laut telah meningkat dalam 250 tahun terakhir. Pada tahun 2100,
mungkin meningkat sekitar 150%. Demikian menurut situs global change.
Dampak utama adalah pada punahnya kerang dan plankton, sumber makanan
ikan. Jika ikan kehilangan makanan, apa yang akan terjadi pada manusia?
9. Penipisan lapisan ozon
Lapisan ozon merupakan lapisan perlindungan yang tak terlihat yang menutupi
planet bumi, melindungi kita dari radiasi sinar matahari yang berbahaya.
Penipisan lapisan Ozon diperkirakan disebabkan oleh polusi yang disebabkan
oleh gas Klorin dan Bromida yang ditemukan di Chloro-floro karbon (CFC).
Setelah gas beracun mencapai atmosfer bagian atas, mereka menyebabkan
lubang di lapisan ozon, yang terbesar berada di atas Antartika. CFC kini
dilarang di banyak industri dan produk konsumen. Lapisan ozon penting bagi
manusia karena mencegah radiasi Ultraviolet (UV) yang berbahaya jika
mencapai bumi. Ini wajib menjadi perhatian.
10. Hujan asam
Hujan asam terjadi karena adanya polutan tertentu di atmosfer. Hujan asam
dapat disebabkan karena pembakaran bahan bakar fosil atau akibat
meletusnya gunung berapi atau membusuknya vegetasi yang melepaskan
sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer. Hujan asam merupakan
permasalahan lingkungan yang dapat memiliki efek serius pada kesehatan
manusia, satwa liar dan spesies air.
11. Rekayasa genetika
Produk makanan, peternakan, pertanian saat ini benyak dihasilkan oleh
teknologi rekayasa genetika atau modifikasi genetik. Modifikasi genetik
makanan menggunakan bioteknologi disebut rekayasa genetika. Modifikasi
genetik dari hasil makanan, secara umum, akan meningkatkan racun dan
resiko penyakit bagi menusia. Genetika tanaman atau satwa yang dimodifikasi
dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan manusia serta
keseimbangan ekosistem.
12. Kelemahan lain adalah bahwa peningkatan penggunaan racun untuk
membuat tanaman tahan terhadap gangguan serangga atau hama dapat
menyebabkan organisme yang dihasilkan menjadi resisten (kebal) terhadap
antibiotik. Dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi rekayasa
genetik maka ini menjadi masalah penting. Cara terbaik dan murah adalah
kembali ke teknologi atau produk organik yaitu tidak menggunakan racun
kimia dalam produksi pertanian atau peternakan sehingga manusia memiliki
asupan makanan dan zat gizi yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai