GINJAL
ANATOMI FISIOLOGI
Sistem Renal (Sistem Perkemihan)
Anatomi Ginjal
Ginjal manusia terdiri dari 2
buah, terletak di pinggang
sedikit lebih bawah dari tulang
rusuk bagian belakang dengan
panjang sekitar 7 cm dan tebal
sekitar 3 cm yang terbungkus
dalam kapsul terbuka
kebawah. Daerah antara ginjal
dan kapsul terdapat lemak
yang berfungsi membantu
melindungi ginjal dari
goncangan (Wibowo, 2005).
Bagian-bagian Ginjal
1. Cortex
Terletak diantara renal
capsule dan Medulla.
Terdapat glomerulus
dan kapsula bowman
(badan malphigi) di
dalamnya.
Mengandung
pembuluh darah dan
kortikal pembuluh
penampung.
2.
Medulla
Terletak di bawah Cortex.
Merupakan area yang
berisi 8 - 18 bagian
berbentuk kerucut yang
disebut piramid.
Terdapat lengkung henle
ascenden (naik) dan
lengkung henle
descenden (turun).
Mengangkut urin dari
cortical (bagian luar
ginjal) ke calyces.
3. Pelvis
Renalis
Fisiologi Ginjal
Hormonal
Metabolik
FUNGSI :
Uretra
Defenisi
Infeksi
saluran
kemih
adalah berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam
saluran kemih yang dalam
keadaan
normal
tidak
mengandung bakteri, virus,
atau mikrorganisme lainnya.
Mikroorganisme
sebagai
penyebab ISK kebanyakan
bakteri aerob. Selain itu ISK
dapat disebabkan oleh virus
dan jamur.
a. Pielonefritis
akutPielonefritis akut,
b.
Pielonefritis
Kronis
Etiologi
Escherichia coli (bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di usus
besar) merupakan penyebab dari
90% infeksi ginjal (MIMS, 2010) diluar
rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi
biasanya berasal dari daerah kelamin
yang naik ke kandung kemih. Pada
saluran kemih yang sehat, naiknya
infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran
air
kemih
yang
akan
membersihkan organisme dan oleh
penutupan
ureter
di
tempat
masuknya ke kandung kemih.
Berbagai penyumbatan fisik pada
aliran air kemih akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.
Keadaan lainnya
yang meningkatkan
resiko terjadinya
infeksi ginjal adalah:
Kehamilan
Kencing manis
Keadaan-keadaan
yang menyebabkan
menurunnya sistem Imun
untuk melawan infeksi.
Patofisiologi
pyelonefritis
(ISK
Diagnosis
a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : (Tessy A,
Ardaya, Suwanto, 2001) (Siregar P, 2009)
1.Urinalisis
Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan
penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler.
Piuria
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit
sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin (Sukandar E,
et al, 2008). Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan : (Siregar
P, 2009)
# Infeksi tuberkulosis
# Urin terkontaminasi dengan antiseptik
# Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina
# Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik)
# Nefrolitiasis
# Tumor uroepitelial
# Silinder
2. Bakteriologis
Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila
dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk
memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai kriteria Catteli. (Tessy A, Ardaya, Suwanto, 2001)
(Sukandar E, et al, 2008).
3. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya
bakteriuria, di antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi
griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali
enterococci mereduksi nitrat. (Tessy A, Ardaya, Suwanto, 2001)
(Sukandar E, et al, 2008).
4. Tes Plat Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa
lempengan plastic bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya
dilapisi pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke
dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Penentuan jumlah
kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan kuman
dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan
koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000
dalam tiap mL urin yang diperiksa.
Penatalaksanaan
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut
memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan
terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam (Sukandar E,
2006).
Indikasi rawat inap pasien pielonefritis akut.
Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi
terhadap antimikroba oral.
Pasien sakit berat atau debilitasi.
Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami
kegagalan.
Diperlukan investigasi lanjutan.
Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.
Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, dan usia
lanjut.
Terapi Non-farmakologis
Menjaga
kebersihan
alat
reproduksi.Sesekali menggunakan
pembersih
antiseptik
untuk
membersihkan organ intim
Memakai air yang bersih dan steril
Minum banyak air dan/atau cairan
(8-10 gelas per hari)
Hindari
konsumsi
minuman
beralkohol, kopi dan makanan
yang kaya rempah .
Jangan menunda keinginan buang
air kecil
Jika
membersihkan
kotoran,
bersihkan dari arah depan ke
belakang
Cuci tangan dan alat kelamin
sebelum dan sesudah melakukan
hubungan
seksual,
sebaiknya
Terapi Farmakologis
Idealnya,
para
agen
antimikroba yang dipilih
memiliki
spektrumkegiatan
terbatas pada pathogen
yang
dikenal
(selektif)(Dipiro, 2008).
10/31/15
Dosis
Interval
Dura
si
Trimetropinsulfamethoxazole
1 DS
tablet
Dua kali
sehari
14
hari
Ciprofloxacin
500 mg
Dua kali
sehari
14
hari
Levofloxacin
250 mg
Satu
kalisehari
14
hari
Amoxicillin-clavulaanat
500 mg
Setiap 8
jam
14
hari
Penyelesaian
Metode SOAP
a. S (Subjective)
b. O (Objective)
Nama
: Miss ws
Usia
: 26 tahun
Keluhan/gejala :Menggigil,
disertai dengan demam
tinggi dan nyeri, nyeri pada
sendi dan otot termasuk
nyeri pinggang , dan pada
gerakan juga diperburuk.
Juga mengeluh mual, sakit
kepala.
c.
A
(Assesment/pengkajian
)
Berdasarkan
tanda
dan
gejala yang dialami pasien,
serta dari pemeriksaan Fisik
dan Lab didiagnosis pasien
terkena
pielonefritis
(Infeksi Saluran Kemih Atas
yang terjadi pada ginjal).
d.
P
(Plan/Perencanaan)
Pasien perlu mendapatkan
terapi
non
farmakologi
misalnya mencuci bersih alat
kelamin, menjaga kebersihan
organ
reproduksi,
banyak
minum air putih, jangan
menahan buang air kecil, dll.
TERIMA KASIH