Anda di halaman 1dari 25

Kelompok 6

Yohandita Suci Oktariani


Sucitra Kurniawanti
Nurmawaddah Ihda Pratiwi
Winarti
Eva Favorita

GINJAL

ANATOMI FISIOLOGI
Sistem Renal (Sistem Perkemihan)

Traktus urinarius atau


yang sering disebut dengan
saluran kemih terdiri dari
dua buah ginjal, dua buah
ureter, satu buah kandung
kemih (vesika urinaria) dan
satu buah uretra.

Anatomi Ginjal
Ginjal manusia terdiri dari 2
buah, terletak di pinggang
sedikit lebih bawah dari tulang
rusuk bagian belakang dengan
panjang sekitar 7 cm dan tebal
sekitar 3 cm yang terbungkus
dalam kapsul terbuka
kebawah. Daerah antara ginjal
dan kapsul terdapat lemak
yang berfungsi membantu
melindungi ginjal dari
goncangan (Wibowo, 2005).

Bagian-bagian Ginjal

1. Cortex
Terletak diantara renal
capsule dan Medulla.
Terdapat glomerulus
dan kapsula bowman
(badan malphigi) di
dalamnya.
Mengandung
pembuluh darah dan
kortikal pembuluh
penampung.

2.
Medulla
Terletak di bawah Cortex.
Merupakan area yang
berisi 8 - 18 bagian
berbentuk kerucut yang
disebut piramid.
Terdapat lengkung henle
ascenden (naik) dan
lengkung henle
descenden (turun).
Mengangkut urin dari
cortical (bagian luar
ginjal) ke calyces.

3. Pelvis
Renalis

Terletak di tengah ginjal


sebagai saluran tempat
urin mengalir dari ginjal
ke kandung kemih.
Merupakan tempat
penampungan urin
sementara sebelum
disalurkan ke ureter
untuk diekskresikan.

Fisiologi Ginjal

Hormonal
Metabolik

Ginjal mensekresikan hormon ERITOPOETIN.


EPO berfungsi merangsang sumsum tulang untuk
memproduksi sel darah merah.
Ginjal mensekresikan renin, berfungsi menginisiasi
jalur RAAS untuk mengendalikan reabsorbsi Na di
tubulus , hal ini penting untuk menjaga volume
plasma dan tekanan darah jangka panjang.

Ginjal membantu mengkonversi vit D menjadi bentuk aktif


. Vitamin D penting untuk absorpsi Ca di usus. Calsium
sendiri memiliki berbagai macam fungsi homeostasis.

merupakan dua saluran dengan panjang sekitar


25 - 30 cm, terbentang dari ginjal sampai vesika
Ureter urinaria. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan
urin ke vesika urinaria (Roger Watson, 2002).

Vesika adalah kantong berotot yang dapat mengempis, terletak


Urinaria 3 - 4 cm di belakang simpisis pubis (tulang kemaluan).

FUNGSI :

Uretra

Sebagai tempat penyimpanan urin sebelum


dikeluarkan dari tubuh.
Dibantu uretra vesika urinaria berfungsi
mendorong urin keluar tubuh. (RogerWatson,
2002 ).
Didalam vesika urinaria mampu menampung
urin antara 170 - 230 ml. (Evelyn, 2002).

adalah saluran kecil dan dapat mengembang, berjalan dari


kandung kemih sampai keluar tubuh. Pada wanita uretra
pendek dan terletak di dekat vagina. Pada uretra laki-laki
mempunyai panjang 15 - 20 cm. (Daniel S, Wibowo, 2005).

Pyelonefritis (Infeksi saluran kemih atas)

Defenisi
Infeksi
saluran
kemih
adalah berkembangbiaknya
mikroorganisme di dalam
saluran kemih yang dalam
keadaan
normal
tidak
mengandung bakteri, virus,
atau mikrorganisme lainnya.
Mikroorganisme
sebagai
penyebab ISK kebanyakan
bakteri aerob. Selain itu ISK
dapat disebabkan oleh virus
dan jamur.

Pielonefritis adalah radang pada pielum


dan nefron yang disebabkan oleh infeksi
pada ginjal, umumnya berasal dari infiltrasi
bakteri dan pelvis tenis renis ke dalam
parenkim ginjal, sehingga menyebabkan
destruksi yang besar pada ginjal. Bakteri
mencapai kandung kemih melalui uretra
dan naik ke ginjal. Penyakit ini terjadi akibat
infeksi oleh bakteri enterit (paling umum
adalah Escherichia Coli) yang telah
menyebar dari kandung kemih ke ureter
dan ginjal akibat refluks vesikouretral.
Penyebab lain pielonefritis mencakup
obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi
yang berasal dari darah, penyakit ginjal
lainnya,
kehamilan,
atau
gangguan
metabolik (Sandra M. Nettina, 2001).

a. Pielonefritis
akutPielonefritis akut,

suatu peradangan supuratif yang


umum terjadi di ginjal dan pelvis ginjal, disebabkan oleh
infeksi bakteri. Pielonefritis akut adalah infeksi pada
ginjal yang biasanya terjadi akibat infeksi kandung
kemih, dapat terjadi di satu atau ke dua ginjal. Gejala
gejala umumnya timbul secara cepat dalam beberapa
jam atau hari dan mencakup demam yang sering 103 F
atau lebih, menggigil kedinginan, nyeri pinggang dan
disuria. (Corwin, Elizabeth, J. 2000 ).

b.
Pielonefritis
Kronis

Pielonefritis kronik adalah infeksi pada ginjal itu


sendiri, dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan
biasanya dijumpai pada penderita batu. Gejalagejala
umum seperti demam, menggigil, nyeri pinggang, dan
disuria. Atau memperlihatkan gambaran mirip dengan
pielonefritis akut, tetapi juga menimbulkan hipertensi
dan gagal ginjal. (Corwin, Elizabeth, J. 2000)

Etiologi
Escherichia coli (bakteri yang dalam
keadaan normal ditemukan di usus
besar) merupakan penyebab dari
90% infeksi ginjal (MIMS, 2010) diluar
rumah sakit dan penyebab dari 50%
infeksi ginjal di rumah sakit. Infeksi
biasanya berasal dari daerah kelamin
yang naik ke kandung kemih. Pada
saluran kemih yang sehat, naiknya
infeksi ini biasanya bisa dicegah oleh
aliran
air
kemih
yang
akan
membersihkan organisme dan oleh
penutupan
ureter
di
tempat
masuknya ke kandung kemih.
Berbagai penyumbatan fisik pada
aliran air kemih akan meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi ginjal.

Keadaan lainnya
yang meningkatkan
resiko terjadinya
infeksi ginjal adalah:

Kehamilan
Kencing manis
Keadaan-keadaan
yang menyebabkan
menurunnya sistem Imun
untuk melawan infeksi.

Patofisiologi

Tanda dan Gejala


Gejala yang sering timbul ialah
disuria, polakisuria, dan terdesak
kencing yang biasanya terjadi
bersamaan, disertai nyeri suprapubik
dan daerah pelvis. Gejala klinis ISK
sesuai dengan bagian saluran kemih
yang terinfeksi, yaitu : (Sukandar E,
2006)
Pada ISK bagian bawah, keluhan
pasien biasanya berupa nyeri
supra pubik, disuria, frekuensi,
hematuri, urgensi, dan stranguria.
Pada ISK bagian atas, dapat
ditemukan gejala demam, kram,
nyeri punggung, muntah, skoliosis,
dan penurunan berat badan.

Gejala lain pada


bagian atas)

pyelonefritis

(ISK

Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan


ginjal atau pelebaran ginjal.
Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang
tinggi, menggigil, nausea, nyeri pada pinggang,
sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan
fisik.
Biasanya di sertai disuria, frekuensi, urgency
dalam beberapa hari.
Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna
keruh atau hematuria dengan bau yang tajam,
selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.

Diagnosis

a. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk menunjang
menegakkan diagnosis infeksi saluran kemih, antara lain : (Tessy A,
Ardaya, Suwanto, 2001) (Siregar P, 2009)
1.Urinalisis
Eritrosit
Ditemukannya eritrosit dalam urin (hematuria) dapat merupakan
penanda bagi berbagai penyakit glomeruler maupun non-gromeruler.
Piuria
Infeksi saluran kemih dapat dipastikan bila terdapat leukosit
sebanyak > 10 per mikroliter urin atau > 10.000 per ml urin (Sukandar E,
et al, 2008). Piuria yang steril dapat ditemukan pada keadaan : (Siregar
P, 2009)
# Infeksi tuberkulosis
# Urin terkontaminasi dengan antiseptik
# Urin terkontaminasi dengan leukosit vagina
# Nefritis intersisial kronik (nefropati analgetik)
# Nefrolitiasis
# Tumor uroepitelial
# Silinder

2. Bakteriologis
Mikroskopis, pada pemeriksaan mikroskopis dapat digunakan urin segar
tanpa diputar atau pewarnaan gram. Bakteri dinyatakan positif bila
dijumpai satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
Biakan bakteri, pembiakan bakteri sedimen urin dimaksudkan untuk
memastikan diagnosis ISK yaitu bila ditemukan bakteri dalam jumlah
bermakna sesuai kriteria Catteli. (Tessy A, Ardaya, Suwanto, 2001)
(Sukandar E, et al, 2008).
3. Tes Kimiawi
Beberapa tes kimiawi dapat dipakai untuk penyaring adanya
bakteriuria, di antaranya yang paling sering dipakai adalah tes reduksi
griess nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali
enterococci mereduksi nitrat. (Tessy A, Ardaya, Suwanto, 2001)
(Sukandar E, et al, 2008).
4. Tes Plat Celup (Dip-Slide)
Beberapa pabrik mengeluarkan biakan buatan yang berupa
lempengan plastic bertangkai dimana pada kedua sisi permukaannya
dilapisi pembenihan padat khusus. Lempengan tersebut dicelupkan ke
dalam urin pasien atau dengan digenangi urin. Penentuan jumlah
kuman/mL dilakukan dengan membandingkan pola pertumbuhan kuman
dengan serangkaian gambar yang memperlihatkan keadaan kepadatan
koloni yang sesuai dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000
dalam tiap mL urin yang diperiksa.

b. Radiologis dan Pemeriksaan penunjang lainnya


Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk
mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang
merupakan faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini
dapat berupa foto polos abdomen, pielonegrafi
intravena, demikian pula dengan pemeriksaan lainnya,
misalnya ultrasonografi dan CTScan. (Tessy A, Ardaya,
Suwanto, 2001) (Sukandar E, et al, 2008).

Penatalaksanaan
Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut
memerlukan rawat inap untuk memelihara status hidrasi dan
terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam (Sukandar E,
2006).
Indikasi rawat inap pasien pielonefritis akut.
Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi
terhadap antimikroba oral.
Pasien sakit berat atau debilitasi.
Terapi antibiotik oral selama rawat jalan mengalami
kegagalan.
Diperlukan investigasi lanjutan.
Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi.
Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus, dan usia
lanjut.

Terapi Non-farmakologis

Menjaga
kebersihan
alat
reproduksi.Sesekali menggunakan
pembersih
antiseptik
untuk
membersihkan organ intim
Memakai air yang bersih dan steril
Minum banyak air dan/atau cairan
(8-10 gelas per hari)
Hindari
konsumsi
minuman
beralkohol, kopi dan makanan
yang kaya rempah .
Jangan menunda keinginan buang
air kecil
Jika
membersihkan
kotoran,
bersihkan dari arah depan ke
belakang
Cuci tangan dan alat kelamin
sebelum dan sesudah melakukan
hubungan
seksual,
sebaiknya

Terapi Farmakologis
Idealnya,
para
agen
antimikroba yang dipilih
memiliki
spektrumkegiatan
terbatas pada pathogen
yang
dikenal
(selektif)(Dipiro, 2008).

Terapi Antimikroba Untuk Infeksi Saluran Kemih


Akut
Antibiotic
Pyelonefritis

10/31/15

Dosis

Interval

Dura
si

Trimetropinsulfamethoxazole

1 DS
tablet

Dua kali
sehari

14
hari

Ciprofloxacin

500 mg

Dua kali
sehari

14
hari

Levofloxacin

250 mg

Satu
kalisehari

14
hari

Amoxicillin-clavulaanat

500 mg

Setiap 8
jam

14
hari

KASUS (Pielonefritis Akut)


Miss ws seorang perempuan 26 tahun, sebelumnya ia sehat dan baik,
setelah 2 hari ia mengaku menggigil, disertai dengan demam tinggi
dan nyeri, nyeri pada sendi dan otot termasuk nyeri pinggang , dan
pada gerakan juga diperburuk. Dia mengeluh mual , sakit kepala. pada
pemeriksaan didapat :
Suhu tubuh
= 38,5oC
Urinalisis = Tanda hematuria nyata dan bau yang tidak
menyenangkan
Serum kreatinin
= 136mol/L (Normal : 65-115 mol/L)
Serum urea
= 8,4 mmol/L (Normal :3,0-6,5 mmol/L)
Dokter memerintahkan dilakukan tes lengkap darah, termasuk u & e,
perhitungan darah lengkap, kultur darah ,sampel urin untuk analisis
urin dan kultur dan USG ginjal. Diketahui tumbuh Escherichia coli
dalam kultur, sehingga di diagnosis terkena Pyelonefritis bakteri
akut.Miss ws diresepkan ciprofloxacin , awalnya 400 mg dua kali
sehari dengan infus intravena, kemudian setelah 48 jam diberikan
dosis 500 mg dua kali sehari secara oral untuk total perawatan 14 hari.

Penyelesaian
Metode SOAP
a. S (Subjective)

b. O (Objective)

Nama
: Miss ws
Usia
: 26 tahun
Keluhan/gejala :Menggigil,
disertai dengan demam
tinggi dan nyeri, nyeri pada
sendi dan otot termasuk
nyeri pinggang , dan pada
gerakan juga diperburuk.
Juga mengeluh mual, sakit
kepala.

Pemeriksaan Fisik : Suhu


tubuh (38oC)
Pemeriksaan Lab :
Urinalisis : Tanda
hematuria nyata dan bau
yang tidak menyenangkan
Serum kreatinin :
136mol/L (Normal : 65-115
mol/L)
Serum urea : 8,4 mmol/L
(Normal :3,0-6,5 mmol/L)
Pemeriksaan kultur darah
dan urin terdapat bakteri
Escherichia coli

c.

A
(Assesment/pengkajian
)

Berdasarkan
tanda
dan
gejala yang dialami pasien,
serta dari pemeriksaan Fisik
dan Lab didiagnosis pasien
terkena
pielonefritis
(Infeksi Saluran Kemih Atas
yang terjadi pada ginjal).

d.
P
(Plan/Perencanaan)
Pasien perlu mendapatkan
terapi
non
farmakologi
misalnya mencuci bersih alat
kelamin, menjaga kebersihan
organ
reproduksi,
banyak
minum air putih, jangan
menahan buang air kecil, dll.

Pemberian terapi farmakologi seperti Ciprofloxacin untuk


mengatasi infeksi oleh bakteri yang dialami pasien perlu
dilakukan, dengan dosis 400 mg melalui infuse intravena
dilanjutkan pemberian oral setelah 48 jam dengan dosis 500 mg,
interval waktu dua kali sehari selama durasi pemberian terapi 14
hari.
Mungkin dokter juga perlu memberikan obat Analgetik dan
Antipiretik untuk mengatasi demam dan nyeri pada pasien,
diberikan jika perlu.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai