Anda di halaman 1dari 29

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKTIVITAS TENAGA


KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN
LABORATORIUM PGSD UNIVERSITAS SAMUDRA

PROPOSAL SKRIPSI

REZA MAULANA SYUKRI


2016-21-100

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN
KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
JAKARTA, 2020

i
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
SKRIPSI

Mengajukan Proposal Skripsi : Analisis Efisiensi Produktivitas Tenaga Kerja


Pada Proyek Pembangunan Geding
Laboratorium PGSD Universitas Samudra
Identitas Penelitian
a. Nama Mahasiswa : Reza Maulana Syukri
b. NIM : 2016-21-100
c. Program Studi : S1 Teknik Sipil
d. No. HP : 082272919200
e. Email : RMSyukri96@gmail.com

Jangka Waktu Penelitian


a. Mulai tanggal : 07 September 2020
b. Selesai tanggal : 20 November 2020
Lokasi Penelitian : Proyek Pembangunan Gedung
Laboratorium PGSD Universitas Samudra

Alamat : Jl. Prof.Dr. Syarif Thayeb, Meurandeh,


Langsa ( Kota ), Aceh

Jakarta, November 2020


Mengetahui
Dosen Pembimbing Mahasiswa

(Ir. Hastanto Sm,. MT.) Reza Maulana Syukri


Disetujui
Kepala Program Studi

(Gita Puspa Artiani, S.T., M.T.)

ii
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL SKRIPSI

Nama : Reza Maulana Syukri


NIM : 2016-21-100

Judul Proyek Skripsi : Analisis Efisiensi Produktivitas Tenaga Kerja Pada


Proyek Pembangunan Geding Laboratorium PGSD
Universitas Samudra.

Telah disetujui untuk dipresentasikan pada Sidang Proposal Skripsi di Program


Studi S1 Teknik Sipil Institusi Teknologi-PLN.

Jakarta, 6 November 2020

Mengetahui, Disetujui,
Pembimbing Utama Kepala Program Studi

(Ir. Hastanto Sm,. MT.) ( Desi Putri, ST., M.Eng )

iii
DAFTAR ISI

i
DAFTAR GAMBAR

ii
DAFTAR TABEL

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian


Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan sementara yang dilaksanakan dan
diselesaikan dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan jelas. Adapun sumber daya yang
dimaksud yaitu dapat berupa tenaga kerja , peralatan , material , dan lain – lain. Semua
sumber daya tersebut penting bagi kelangsungan dan kelancaran proyek. Hubungan
saling ketergantungan satu faktor dan yang lainnya dalam pekerjaan proyek membuat
sebuah kompleksitas yang lebih rumit pada pelaksanaannya.
Dalam pelaksanaan proyek , banyak hal yang dapat mempengaruhi kecepatan
kontraktor dalam menyelesaikan proyeknya sehingga waktu penyelesaian proyek yang
disepakati tidak tercapai. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kecepatan penyelesaian
pekerjaan dalam proyek tersebut seperti masalah teknis pelaksanaan dilapangan,
keterlambatan material, faktor cuaca , faktor sumber daya manusia , dan lain – lain.
Sumber daya manusia adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam sebuah
pekerjaan , termasuk dalam pekerjaan konstruksi. Sekecil apapun suatu pekerjaan bila
tidak didukung oleh sumberdaya manusia yang baik dalam kualitas dan produktivitas
tidak akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam sebuah proyek.

Produktivitas tenaga kerja menentukan keberhasilan pelaksanaan suatu proyek


konstruksi. Dalam upaya untuk mengatur atau memanajemen penggunaan sumber daya
manusia agar realistis, maka kontraktor harus mengetahui tingkat produktivitas masing-
masing tenaga kerja. Hal tersebut diperlukan untuk memantau dan memetakan apa yang
akan terjadi pada sebuah proyek akibat penggunaan dan pemanfaatan tenaga kerja.
Kelemahan dalam memperkirakan produktivitas tenaga kerja dapat mengakibatkan
kesalahan dalam perkiraan kebutuhan tenaga kerja sehingga terjadi ketidaksesuaian
antara waktu yang telah direncanakan dengan kemampuan tenaga kerja yang digunakan.
Tersedianya data produktivitas akan membantu kontraktor dalam merencanakan
pelaksanaan proyek konstruksi yang akan berhubungan dengan kemunduran maupun
kemajuan prestasi pekerjaan selama batas waktu pelaksanaan proyek tersebut.

4
Berdasarkan hal tersebut  perlu dilakukan penelitian mengenai produktivitas tenaga
kerja sesungguhnya di lapangan. Untuk itu akan dilakukan pengamatan untuk
produktivitas tenaga kerja dalam beberapa jenis pekerjaan pada proyek pembangunan
Gedung laboratorium PGSD Universitas Samudra.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian terhadap
produktivitas tenaga kerja terhadap proyek pembangunan Gedung laboratorium PGSD
universitas Samudra dengan harapan untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja dalam
proyek tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan

Permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana produktivitas tenaga kerja untuk pembangunan Gedung


laboratorium PGSD di Universitas Samudra ?

2. Berapa selisih biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perencanaan


dan realisasi di lapangan untuk pembangunan Gedung laboratorium PGSD di
Universitas Samudra ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui produktivitas tenaga kerja pada proyek pembangunan laboratorium


PGSD.
2. Mengetahui selisih biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
perencanaan dengan realisasi dilapangan untuk pembangunan gedung
laboratorium PGSD.

1.4 Manfaat penelitian


Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Sebagai penambahan wawasan, pengetahuan, serta kemampuan dalam meninjau
produktivitas tenaga kerja dari pelaksanaan konstruksi.

5
2. Sebagai bahan referensi bagi umum yang berhubungan dengan produktivitas
tenaga kerja terhadap efisiensi pada proyek.
3. Mengetahui cara mengurangi resiko yang dapat terjadi saat proses produksi beton
terutama saat pengecoran beton.

1.5 Ruang Lingkup Masalah


Mengingat permasalahan produktivitas yang sangat kompleks , untuk itu maka
permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Meninjau seluruh item pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
2. Produktivitas alat kerja tidak ditinjau.
3. Bahan atau material tidak ditinjau.
4. Ekonomi dianggap stabil.
5. Menggunakan data perencanaan awal sebagai data primer.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam sistematika penulisan proposal skripsi ini akan diuraikan menjadi lima bab
yang disusun secara singkat.

BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah , serta memberikan batasan
yang jelas , menentukan rumusan masalah, mengemukakan tujuan yang ingin
dicapai dan maanfaat yang didapat, serta memaparkan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini ditinjau mengenai teori-teori dari beberapa literatur/pustaka yang
mendukung penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap / alur pikir penelitian dari awal hingga
penulisan laporan.

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan Analisa.

BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran mengenai analisis yang telah
dilakukan

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Penelitian yang Relevan


Adapun beberapa penelitian terlebih dahulu yang terkait dengan penelitian ini,
antara lain sebagai berikut :

( Putu Herman Febriana , 2016 ) melakukan kajian tentang “Analisa Produktivitas


Tenaga Kerja terhadap Biaya dan Waktu Pelaksanaan Pada Pekerjaan
Pembangunan Villa Mutiara” menjelaskan tentang pencarian nilai produktivitas
tenaga kerja pada proyek pembangunan villa Mutiara dengan presentase dan
metode sampling

( Marini Dwi Riski Putri , 2020 ) melakukan kajian tentang “Analisis Perbandingan
Produktivitas dan Efisiensi Biaya Pekerjaan Pengecoran Anatara Pelat Lantai
Konvensional Dengan Pelat Lantai Metal Deck Pada Proyek Gedung Indonesia 1”
yang mana menjelaskan tentang perbandingan produktivitas dari kedua pelat
tersebut yaitu : Pelat lantai konvensional lantai 20 = 0,27 m3/orang/jam Pelat lantai
konvensional lantai 20 mezz = 0,26 m3/orang/jam Pelat lantai metal deck lantai 23
= 0,59 m3/orang/jam Pelat lantai metal deck lantai 24 = 0,62 m3/orang/jam Dengan
rata – rata produktivitas sebesar : Pelat lantai konvensional = 0,26 m3/orang/jam
Pelat lantai metal deck = 0,6 m3/orang/jam.

( Thomas Aprilian , 2010 ) Analisi Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan


Struktur Rangka Atap Baja (Studi Kasus Proyek Pembangunan Rumah Sakit Dr.
Moewardi, Surakarta Jawa Tengah) dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan
Besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan struktur rangka atap
pada proyek pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi rata-rata sebesar 66,8 %,
berarti tingkat produktivitasnya cukup memuaskan. 2. Variabel yang telah
ditentukan yaitu kondisi lapangan dan sarana bantu, keahlian pekerja, faktor umur
atau usia pekerja, kesesuaian upah, pengalaman dalam bekerja, kesehatan pekerja,

8
koordinasi dan perencanaan, jenis kontrak kerja, manajerial atau manajemen
lapangan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya produktivitas pekerjaan struktur atap. Secara parsial atau sendirisendiri
variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya tingkat
produktivitas tenaga kerja adalah variabel pengalaman kerja dan variabel keahlian
pekerja. 3. Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominant
terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit
Dr. Moewardi .

( Fransisko Yeremia Wohon , 2015 ) melakukan kajian “ Analisa Pengaruh


Percepatan Durasi Pada Biaya Proyek Mengggunakan Program Microsoft Project
2013 ( Studi Kasus : Pembangunan Gereja GMIM SYALOOM KAROMBASAN )”
yang mana dari penelitian ini didapatkan hasil lebih efisien dari perhitungan awal
rencana proyek dan membuat keuntungan kontraktor dengan hubungan biaya-waktu
yang paling efisien.

( Toma Mandani , 2010 ) Analisi Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan


Pasangan Bata (Studi Kasus Proyek Pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi,
Surakarta Jawa Tengah) dari penelitian ini didapatkan kesimpulan Besarnya tingkat
produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pasangan bata pada proyek pembangunan
Rumah Sakit Dr. Moewardi cukup memuaskan karena ratarata produktivitasnya
sebesar 86,34% > 50%. 2. Variabel yang telah ditentukan yaitu umur, pengalaman
kerja, tingkat pendidikan, kesesuaian upah, jumlah tanggungan keluarga, kesehatan
pekerja, hubungan antar pekerja, manajerial, dan komposisi kelompok kerja secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas
pekerjaan pasangan bata. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya tingkat produktivitas
tenaga kerja adalah variabel umur dan variable pengalaman kerja. 3. Variabel
pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat
produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi
Surakarta.

9
1.2. Landasan Teori
1.2.1. Proyek

Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas
produksi (Soeharto, 1995 ).Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari
perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-
keluaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Dalam proses mencapai hasil akhir
kegiatan proyek tersebut telah ditentukan batasan-batasan yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan
tersebut dikenal dengan dengan istilah tiga kendala (triple constraint).Dengan
adanya ketiga batasan tersebut dimaksudkan bahwa suatu proyek harus dilaksanakan
dengan kurun waktu yang telah ditentukan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran serta mutu yang telah ditentukan.

Pengertian proyek bangunan gedung adalah merupakan kegiatan pekerjaan


pembangnan sebuah bangunan gedung yang dilaksanakan atas dasar permintaan
pemilik proyek dan dilaksanakan oleh pelaksana proyek atau kontraktor. Jenis-jenis
bangunan gedung antara lain Bangunan rumah tinggal, Bangunan perkantoran,
Bangunan hotel, Bangunan sekolah, Bangunan pertokoan, Bangunan peribadatan,
Bangunan Gor olahraga, dan lainnya yang direncanakan secara matang mulai dari
penyiapan gambar rancangan, gambar kerja, gambar detail, spesifikasi teknis,
Rencana kerja dan syarat-syaratnya, Rencana anggaran biaya, time schedule
sehingga nantinya dalam pelaksanaan pekerjaan awal proyek sampai pekerjaan akhir
proyek bisa terencana dengan teratur dan tertata dengan rapi sehingga tujuan yang
dinginkan nantinya dapat tercapai sesuai dengan rencana.

1.2.2. Waktu

Supaya proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka diperlukan
pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat di
dalamnya. Sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana dari suatu proyek
biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule.

10
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi antara lain: Jenis
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai
dan diakhiri.

Dalam penyelenggaraan proyek harus dilakukan analisis waktu, sebab analisis


waktu merupakan langkah pertama sebelum melakukan analisis sumber daya dan
analisis biaya. Yang dimaksud analisis waktu adalah mempelajari tingkah laku
pelaksanaan kegiatan selama penyelenggaraan proyek.

Tujuan analisis waktu dalam penyelanggaraan proyek adalah untuk menekan


tingkat ketidakpastian dalam waktu pelaksanaan selama penyelenggaraan
proyek, dengan demikian timing yang tepat dapat ditentukan. Dengan analisis
waktu ini diharapakan bisa ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap. Manfaat
lain dari analisis waktu ini yaitu cara kerja yang efesien bias dilakukan, sehingga
waktu penyelenggaraan proyek efesien pula.

1.2.3. Tenaga Kerja


Dalam penyelenggaraan proyek, salah satu sumber daya yang menjadi penentu
keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah
sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis ketrampilan dan
keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang
berlangsung.

Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan tenaga kerja proyek yang
menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja
dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka
dapat dimulai kegiatan pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan, baik
kualitas maupun kuantitas. Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga
kerja yang terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini
berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.

Tenaga konstruksi dapat digolongkan menjadi 2 macam :

11
a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap
pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam
tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi,
tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan
pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja
(buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).

Jumlah tenaga penyelia jauh lebih sedikit (5-10%) dibandingkan dengan pekerja
yang diawasi. Kebutuhan tenaga penyelia tergantung pada besar kecilnya proyek,
analisa kebutuhanya tidak dapat ditentukan secara pasti, biasanya didasarkan pada
kemampuan dan pengalamanya dalam melaksanakan proyek. Dalam skripsi ini
hanya akan membahas kebutuhan pekerja atau buruh lapangan saja.

Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka
tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2, yaitu:

a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara
perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk
jangka waktu tertentu.
b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.
Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki
kemampuan dan kecakapan dasar.

1.2.4. Produktivitas

Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan


jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien.Oleh
karena itu, produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan
dalam satuan tertentu.Menurut Hasibuan (1996:126) Produktivitas adalah
perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik
ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga)

12
dan sisitem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga
kerjanya.Produktivitas adalah kuantitas pekerjaan per jam tenaga kerja dan secara
umum produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input

Pengertian produktivitas sangat berbeda dengan produksi.tetapi produksi


merupakansalah satu komponen dari usaha produktivitas, selain kualitas dan hasil
keluarannya.Produksiadalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan hasil
keluaran dan umumnya dinyatakan denganvolume produksi, sedangkan
produktivitas berhubungan dengan efisiensi penggunaan sumberdaya (masukan
dalam menghasilkan tingkat perbandingan antara keluaran dan masukan).

Salah satu aspek penting didalam meningkatkan kemampuan serta pemanfaatan


kemampuan dan pemanfaatan sumber-sumber yang relatif terbatas adalah
mempergunakan sumber-sumber tersebut seefisien mungkin. Penggunaaan sumber
seefisien mugkin akan cenderung kearah peningkatan produktivitas tenaga
kerja.Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara hasil kerja yang di
capai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (Kussriyanto, 1986:2).

Dalam suatu proyek kontruksi salah satu hal yang menjadi faktor penentu
keberhasilan adalah kinerja tenaga kerja yang akan mempengaruhi produktivitas.
Produktivitas menggambarkan kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan
suatu kuantitas pekerjaan per satuan waktu. Produktivitas dalam bidang kontruksi
secara luas didefinisikan sebagai output per hari tenaga kerja, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :

13
Dimana :
P = Produktivitas tenaga kerja yaitu besarnya kuantitas pekerjaan yang dapat
diselesaikan oleh seorang tenaga kerja setiap hari
V = Kuantitas pekerjaan
n = Jumlah tenaga kerja yang digunakan7
T = Durasi Pekerjaan

1.2.5. Profil Produktivitas


Dalam hubungan produktivitas dikenal pola umum yang menggambarkan profil
kecenderungan naik turunnya produktivitas tenaga kerja (direct labor) selama tahap
kontruksi. Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :

1. Mobilisasi
Pada tahap awal ini yang berlangsung 10-15 % dari masa kontruksi,
produktivitas berkurang (± 10 %). Hal ini karena para pekerja memerlukan masa
pengenalan dan penyesuaian pekerjaan. Juga pada masa menanjak (build up)
sering kali sulit mengikuti secara tepat kenaikan jumlah kegiatan dengan
kenaikan jumlah pekerja yang diperlukan sehingga menimbulkan pengaturan
yang kurang efisien.

2. Periode puncak
Pada masa ini dicapai produktivitas optimal, jumlah tenaga kerja tidak
bertambah dan telah terbiasa dengan pekerjaan maupun kondisi medan atau
lapangan yang dihadapi.

3. Periode menurun
Pada masa menjelang akhir kontruksi, produktivitas cenderung menurun,
terutama disebabkan oleh :
1) Kurang tepatnya perencanaan. Misalnya masa kontrak kerja belum berakhir
sedangkan pekerjaan sudah menipis, sehingga terjadi kelebihan tenaga
kerja.

14
2) Sikap mental atau semangat yang mengendur, karena melihat pekerjaan
mulai berkurang dan belum tentu tersedia lapangan kerja yang berikutnya.
3) Terlambatnya demobilisasi. Sering dijumpai penyelia ingin menahan
pekerja yang berlebihan dengan menunggu sampai hasil kerjanya
meyakinkan.

1.2.6. Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor Internal

Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari karyawan itu sendiri yang

mempengaruhi produktivitas kerja (J. Ravianto, 1985). Faktor-faktor internal

yang mempengaruhi produktivitas terdiri dari 4 yaitu:

1. Keterampilan dan pengalaman kerja

Pengalaman kerja pengawas dan pekerja dapat meyebabkan terjadinya


keterlambatan proyek, karena durasi kerja yang direncanakan dapat berjalan
dengan baik apabila pekerja itu mengerti apa yang harus dikerjakan dan
pengawas juga mengetahui bagaimana urutan kerja untuk menghasilkan hasil
yang optimal. Pengalaman dan keterampilan akan semakin bertambah jika
seseorang melakukan pekerjaan yang sama berulang-ulang, sehingga waktu
penyelesaian yang dibutuhkan semakin sedikit dan produktivitas dalam
melaksanakan tugas akan meningkat.

2. Pendidikan

Pekerja-pekerja kontruksi yang ada berasal dari daerah yang sama dan
bekerja dalam dunia kontruksi ini karena ajakan dari teman yang telah lebih
dahulu bekerja dibidang ini. Dengan demikian para pekerja itu berasal dari
berbagai macam latar belakang pekerjaan, daerah dan pendidikan yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Di Indonesia waktu kerja yang
lebih besar namun hasil kerjanya lebih sedikit karena kurangnya keahlian
yang dimiliki. Kurangnya pendidikan tersebut menyebabkan kesulitan

15
berkomunikasi karena mereka kurang mengerti maksud dan tujuan dari
intruksi yang disampaikan dan berakibat pada produk yang dihasilkan.

3. Efektivitas jam kerja

Efektivitas adalah mengerjakan hal-hal yang benar, menghasilkan


alternatif-alternatif yang kreatif, mengoptimalkan penempatan sumber daya
untuk memperoleh hasil, memperoleh keuntungan. Dalam usaha untuk
memperoleh jam kerja yang efektif, perlu diterapkan satu kedisiplinan pola
kerja. Pengawas lapangan harus benar-benar dapat mendisiplinkan seluruh
tenaga kerja di lapangan sehingga kehilangan waktu produktif dapat dicegah.
Waktu produktif ini berkurang karena waktu istirahat yang berlebihan,
pekerjaan terlambat dimulai, terlalu awal untuk mengakhiri pada suatu
pekerjaan.

4. Usia Pekerja

Usia pekerja ini menyangkut hasil kerja. Hal ini terjadi karena tenaga
yang berusia lebih muda tentunya lebih besar daripada yang sudah berumur
namun pengalaman kerja mereka mungkin masih lebih sedikit dibandingkan
dengan yang lebih tua. Dalam kontruksi, usia juga menentukan di mana dia
bisa bergabung untuk bekerja, misalnya pada bagian bangunan baja lebih
diperlukan pekerja yang masih muda karena pekerjaan ini membutuhkan
tenaga yang lebih besar.

Faktor Eksternal

Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari kebijakan atau keputusan
dari manajemen perusahaan yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan (J. Ravianto, 1985). Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
produktivitas adalah terdiri dari 4 yaitu:

1. Cuaca

Pada musim hujan kegiatan kontruksi dapat terhenti terutama untuk


pekerjaan pondasi dan pekerjaan bagian proyek yang belum tertutup.

16
Sedangkan hambatan pada musim kemarau adalah suhu udara panas dan
menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah yang menyebabkan produktivitas
akan menurun.

2. Kurangnya Sumber Daya

Sumber daya hal ini adalah material, tenaga kerja, dan peralatan.
Kurangnya material disebabkan oleh keterlambatan pengirimin material dari
pemasok atau juga terjadi karena kesalahan estimasi persediaan material yang
dimiliki. Kesalahan dalam pembuatan jadwal pemesanan material dapat
menggangu kesinambungan kerja di lapangan. Kurangnya sumber dapat
menganggu jadwal yang telah direncanakan. Dalam hal ini ketidakhadiran
pekerja akan mengakibatkan ketidaksinambungan jumlah anggota dalam satu
kelompok kerja dan mempengaruhi hasil kerja yang dicapai. Ketidakhadiran
ini berakibat langsung pada pelaksanaan proyek dalam hal ini dapat
disebabkan karena pekerja kontruksi banyak berasal dari daerah-daerah
dimana mereka harus mematuhi dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di
daerahnya.

3. Keserasian Hubungan Kerja

Keserasian hubungan kerja yang dimaksud di sini adalah hubungan


antara pekerja proyek kontruksi dan merupakan faktor penting yang sangat
berperan dalam mencapai keberhasilan proyek.Dalam proyek kontruksi, iklim
kerja harus dipelihara untuk memungkinkan setiap orang bekerja secara
maksimum. Dengan demikian kerja sama dapat berjalan dengan lancer.
Hubungan antara tenaga kerja dapat terjalin dengan baik jika setiap teanga
kerja dapat bertanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan pekerjaan
masing-masing, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman di dalam
bekerja.Selain itu mandor dituntut untuk bersikap adil terhadap setiap tenaga
kerja sehingga keserasian hubungan kerja tetap dapat dipertahankan.
Hubungan yang buruk akan mengakibatkan keterlambatan suatu proyek
(Dipohusodo, 1996).

17
4. Manajemen

Seperti yang telah diketahui bahwa pencapian tingkat produktivitas,


laju prestasi maupun kinerja operasi sangat dipengaruhi oleh mutu
manajemennya sebagai motor penggerak dalam berproduksi. Proses
manajemen itu meliputi tiga hal yaitu perencanaan, koordinasi, dan
pengendalian (Dipohusodo, 1996):

a. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan durasi untuk tiap jenis
pekerjaan dan juga perkiraan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan.Perencanaan tenaga kerja ini bertujuan untuk mengatur
sumber daya manusia agar dapat bekerja sesuai dengan batasan waktu
dan spesifikasi yang telah ditentukan.

b. Koordinasi
Koordinasi adalah melakukan pencatatan terhadap hasil kerja dalam
laporan harian yang ada. Koordinasi merupakan proses yang terus
menerus atau kontinyu yang tujuannya adalah mengukur apakah
proyek berjalan sesuai dengan rencana.

c. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu cara untuk memperbaiki penyimpangan-
penyimpanan yang terjadi selama pelaksanaan proyek berlangsung
supaya proyek tersebut tetap dapat berjaan sesuai dengan rencana.
Salah satu pengendalian tersebut adalah kemampuan manajemen untuk
mengendalikan tenaga kerja.

1.2.7. Penigkatan Produktivitas

Salah satu cara potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah


mengurangi jam kerja yang tidak effektif. Kesempatan utama dalam meningkatkan
produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap individu dalam
bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja. Setiap tindakan perencanaan

18
peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga tahap berikut :
1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.
3. Merencanakan system tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan
pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama
produktivitas (Muchdarsyah, 1992: 64-67).

Mengingat bahwa pada umumnya proyek berlangsung dengan kondisi yang


berbeda-beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya dilengkapi
dengan analisis produktivitas dan indikasi variable yang mempengaruhi (Iman
Soeharto, 1995:162). Kebijakan kesempatan kerja efektif merupakan salah satu
faktor penting bagi peningkatan produktivitas nasional karena produktivitas
ekonomi nasional semata-mata harus dipandang dari sudut pendayagunaan
semua pekerja yang berkemauan (Muchdarsyah, 1992:88).

Bila seseorang atau sekelompok orang yang teroganisir melakukan pekerjaan


yang identik berulang-ulang, maka dapat diharapkan akan terjadi suatu
pengurangan jam tenaga kerja atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan
berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata
lain produktivitas naik (Iman Soeharto, 1995 : 166). Salah satu tanggung jawab
manajer adalah meningkatkan produktivitas kerjanya, supaya mereka bekerja
efisien dan produktif. Di area dengan jumlah pekerja yang besar sering terjadi
pemborosan tenaga, waktu dan uang(Oglesby, 1989:171).

1.2.8. Mengukur Produktivitas

Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu
penelitian yang sudah ada adalah penelitian mengenai pendekatan analisa koefisien
tenaga kerja dan bahan untuk pekerjaan beton cor. Koefisien tenaga kerja diukur
dengan melakukan studi terhadap waktu yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.Dalam studi waktu yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
waktu yang dicari adalah banyaknya hasil kerja yang diperoleh seorang pekerja pada
suatu waktu tertentu.Objek yang ditinjau adalah pekerjaan pengecoran pelat

19
lantai.Dalam penelitian tersebut dilakukan pengamatan terhadap waktu yang
dibutuhkan tukang untuk melakukan pekerjaan beton cor sebesar 1 m3 untuk
kegiatan pemadatan.Untuk 1 m3 pekerjaan pengecoran, didapat koefisien tenaga
kerja yaitu : 0,0051 mandor, 0,051 pekerja, 0,0255 tukang batu, 0,00255 kepala
tukang batu. Semua koefisien tersebut dalam satuan orang per hari. Jika dilihat dari
koefisien yang didapat, 1 orang kepala tukang batu 12 mengepalai 10 orang tukang
batu, seorang tukang batu dilayani 2 orang pekerja, sedangkan mandor mengepalai
10 orang pekerja.

Mengenai produktivitas yaitu analisa produktivitas tenaga kerja dalam kaitannya


terhadap waktu dan pelaksanaan proyek kontruksi.Untuk mengetahui produktivitas
tenaga kerja dalam masing-masing proyek objek penelitian, maka dilakukan
perhitungan durasi pekerjaan dimana dianggap durasi pekerjaan tersebut
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja yang tersedia pada pelaksanaan proyek
tersebut. Dalam penelitian tersebut, produktivitas tenaga kerja dihitung dengan
rumusan sebagai berikut :

Dalam penelitian tersebut faktor yang dimaksud adalah pengalaman tenaga kerja dan
faktor usia tenaga kerja yang tersedia dalam pelaksanaan proyek tersebut.Alternatif
waktu pengalaman tenaga kerja, yaitu :< 1 tahun, 1-3 tahun, dan > 3 tahun.Dari
jumlah masing-masing alternatif waktu dicari persentase dari seluruh jumlah tenaga
kerja yang ada pada proyek penelitian. Begitu juga untuk faktor usia tenaga kerja.
Faktor usia dalam penelitian tersebut dipakai 3 alternatif usia : 17-21 tahun, 22-35
tahun, 36- 45 tahun. Objek yang ditinjau dalam penelitian tersebut adalah pekerjaan
pasangan dinding bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan acian, pekerjaan pasangan
plafond, pekerjaan pasangan keramik lantai 30 x 30 cm dan pekerjaan pasangan
genteng. Hasil yang didapat adalah semakin kecil persentase pengalaman tenaga
kerja dan perosentase usia tenaga kerja yang tersedia untuk melaksanakan suatu
pekerjaan pada proyek kontruksi, semakin kecil pula produktivitas tenaga kerja

20
(Cornelia,2003).

1.2.9. Anggaran Biaya Proyek dan Proses Penyusunan Perkiraan Biaya Dan
Anggaran

Biaya merupakan pengorbanan dalam suatu produksi, dalam pekerjaan


konstruksi biaya sering dikelompokakan menjadi dua yaitu biaya langsung dan tak
langsung.Biaya langsung adalah elemen biaya yang memiliki kaitan langsung
dengan volume pekerjaan yang tertera dalam item pembayaran atau menjadi
komponen permanenhasil akhir proyek.Komponen biaya langsung terdiri dari
biaya upah kerja, operasi peralatan, dan material. Biaya tak langsung merupakan
elemen biaya yang tidak terkait langsung dengan besaran volume komponen
pekerjaan atau bias juga disebut biaya tak terduga.Pada pelaksanaan proyek
konstruksi, disamping kita mengetahui pihak – pihakyang berperan dalam
pekerjaan konstruksi, diperlukan juga perencanaan Anggaran atau keuangan.
MenurutSoeharto(1995), masalah keuangan ini mencakup biaya dan pendapatan
proyek serta penerimaan dan pengeluaran kas, secara umum biaya proyek dapat
dikelompokan menjadi Biaya tetap (modal tetap) dan Biaya tidak tetap (modal
kerja). Modal tetap merupakan bagian dari biaya proyek yang digunakan untuk
menghasilkan produk yang diinginkan, mulai dari studi kelayakan sampai
konstruksi atau instalasi tersebut berjalan penuh.Sedangkan modal kerja
merupakan biaya yang digunakan untuk menutupi kebutuhan pada tahap awal
operasi.

Dalam proses penyusunan perkiraan biaya dan anggaran untuk


mempermudah dalam penyusunan anggaran pada proyek, hendaknyadiperlukan
pemahaman akan disiplin ilmu teknik dan engineering bagi tim proyek yangakan
menyusunnya. Adapun sistematika proses penyusunan Anggaran tersebut, adalah
sebagai berikut:

21
Gambar 2.1 Proses Penyusunan Perkiraan Biaya dan Anggaran (Sumber :
Khalid, 2008)

Anggaran menunjukkan perencanaan penggunaan dana untuk melaksanakan


pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Dalam penyelenggaraan proyek, suatu
anggaranyang disusun rapi yaitu anggaran yang dikaitkan dengan rencana jadwal
pelaksanaan pekerjaan, akan merupakan patokan dasar atau pembanding dalam
kegiatan pengendalian.Anggaran dapat menjadi tidak sesuai dengan
kenyataan.Bila perbedaan sudah terlalu besar maka penggunaan anggaran sebagai
alat perencanaan dan pengendalian menjadi tidak ampuh lagi.Oleh karenanya
anggaran perlu disesuaikan, bila hal ini memang diperlukan dari segi
pengendalian dan perencanaan.Jadi penyesuaian disini adalah untuk membuat
anggaran tetap terhadap situasi akhir.Dengan demikian sifat-sifat ketat dan
realistik dari suatu anggaran tetap terjaga.

1.2.10. Rencana Anggaran Biaya


Dalam tahap perencanaan, penentuan RAB yang akan dikeluarkan untuk
penyelesaian proyek sangatlah penting. Satuan terkecil dari rencana anggaran
biaya adalah harga satuan pekerjaan dimana harga satuan tersebut 15 didapatkan
dari perkalian antara koefisien tenaga kerja, bahan, dan alat dengan upah tenaga
kerja atau harga bahan dan alat. Dengan diketahuinya harga satuan dan juga
volume pekerjaan maka akan didapat RAB pekerjaan (Khalid, 2008), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi RAB, yaitu :

22
1) Jadwal pelaksanaan jika waktu pelaksanaan proyek menjadi prioritas utama
maka RAB perlu disesuaikan dengan kebutuhan akan waktu yang tersedia

2) Metode kerja pemilihan metode kerja menjadi sangat penting untuk


mendapatkan alternative biaya terkecil. Metode kerja dipengaruhi oleh faktor
lokasi, rancangan bangunan, atau ketersediaan peralatan.

3) Produktivitas produktivitas tenaga kerja mempengaruhi koefisien tenaga kerja


itu sendiri yang pada akhirnya akan mempengaruhi anggaran biaya.

4) Harga satuan sumber daya rencana anggaran biaya akan sangat tergantung
dari besarnya harga satuan sumber daya seperti bahan, tenaga kerja, dan alat.

1.2.11. Pengendalian Pelaksanaan


Proyek Pengendalian pelaksanaan proyek konstruksi pada dasarnya adalah
pemeriksaan,yaitu memeriksa apakah hasil kerja atau pelaksanaan telah
direalisasikan sesuai dengan perencanaan.Apabila hasil pemeriksaan yang
dilaksanakan tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan, maka harus segera
dibuat langkah – langkah tindak lanjut (countermeasure) agar pelaksanaan dapat
sesuai dengan yang sudah direncanakan. Pemeriksaan dilakukan secara terus-
menerus secara rutin sesuai chek point dan control point. Control point bisa
dikatakan sebagai hold point yaitu titik dimana 16 pelaksanaan pekerjaan lanjutan
tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan sebelumnya selesai dikerjakan. Dalam hal
ini, ( Soeharto, 1995) memberikan definisi bahwa pengendalian adalah usaha yang
sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang system informasi, membandingkan standar dengan pelaksanaan,
kemudian mengadakan tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya
digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.

23
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

 Tempat : proyek pembangunan Gedung laboratorium PGSD Universitas


Samudra , Jl. Prof. Dr. Syarif Thayeb - Meurandeh - Langsa - Langsa (Kota)
 Waktu : 6 September – 20 November

3.2 Desain Penelitian


Ada beberapa tahapan dalam melakukan penelitian ini , yang mana sebagai
berikut :
Mulai

Rumusan Masalah

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Observasi Lapangan Data – data Proyek

Pekerjaan Pembesian , Bekisting Kolom ,


Pemasangan Dinding Bata Merah

Pengolahan Data

Analisa Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
24
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data dan Jenis Data
Data-data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan beberapa cara yaitu
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer didapatkan melalui :
 Pengamatan Iangsung ( Observasi )
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati pekerjaan yang datanya akan
dibahas pada pembahasan
 Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara meIakukan tanya jawab kepada pekerja yang
ada dilapangan dan meIakukan observasi Iangsung dilapangan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sekunder, data sekunder bersifat melengkapi data primer, selain untuk
melengkapi biasanya data sekunder ini sangat membantu bila data primer
terbatas dan sulit diperoleh (Kriyantono, 2007:42).
Data sekunder diperoleh dari pelaksana konstruksi yang berupa shop
drawing , data Analisa , RAB , Time Schedule , dan daftar harga upah dan
bahan.

2. Teknik Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data untuk efisiensi produktivitas tenaga kerja ini, digunakan
beberapa metode yaitu :
1. Observasi 
2. Studi Literatur
3. Wawancara 
Pemilihan metode tersebut karena sumber data yang digunakan adalah orang yaitu
tukang yang sedang bekerja dan agar tidak mengganggu jalannya pekerjaan.

3.4 Metode Analisis Data

25
SeteIah data dioIah kemudian dianaIisis. Pada tahap pertama diIakukan
perhitungan voIume pekerjaan yang diakukan. SeteIah itu menghitung
produktivitas tenaga dan di rata- ratakan. Kemudian jumIah tenaga kerja di bagi
dengan hasiI rata rata produktivitas. maka akan didapatkan koefisien tenaga
kerja pada satu hari. Semua data diolah dengan bantuan software Microsoft
Excel.

3.5 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian
Bulan (2020)
Tahapan Nover- Dese- Janu- Febru-
Oktober Maret
mber mber ari ari
Pengajuan Judul
Pegajuan Proposal
Pembuatan
Proposal
Pengumpulan Data
Menganalisa Data
Pembuatan isi
Skripsi
Hasil dan
Kesimpulan
Selesai

26

Anda mungkin juga menyukai