PROPOSAL SKRIPSI
i
INSTITUT TEKNOLOGI - PLN
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
SKRIPSI
ii
PERSETUJUAN SIDANG PROPOSAL SKRIPSI
Mengetahui, Disetujui,
Pembimbing Utama Kepala Program Studi
iii
DAFTAR ISI
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian mengenai produktivitas tenaga
kerja sesungguhnya di lapangan. Untuk itu akan dilakukan pengamatan untuk
produktivitas tenaga kerja dalam beberapa jenis pekerjaan pada proyek pembangunan
Gedung laboratorium PGSD Universitas Samudra.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian terhadap
produktivitas tenaga kerja terhadap proyek pembangunan Gedung laboratorium PGSD
universitas Samudra dengan harapan untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja dalam
proyek tersebut.
1.3 Tujuan
5
2. Sebagai bahan referensi bagi umum yang berhubungan dengan produktivitas
tenaga kerja terhadap efisiensi pada proyek.
3. Mengetahui cara mengurangi resiko yang dapat terjadi saat proses produksi beton
terutama saat pengecoran beton.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah , serta memberikan batasan
yang jelas , menentukan rumusan masalah, mengemukakan tujuan yang ingin
dicapai dan maanfaat yang didapat, serta memaparkan sistematika penulisan
6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil dan Analisa.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan serta saran mengenai analisis yang telah
dilakukan
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
( Marini Dwi Riski Putri , 2020 ) melakukan kajian tentang “Analisis Perbandingan
Produktivitas dan Efisiensi Biaya Pekerjaan Pengecoran Anatara Pelat Lantai
Konvensional Dengan Pelat Lantai Metal Deck Pada Proyek Gedung Indonesia 1”
yang mana menjelaskan tentang perbandingan produktivitas dari kedua pelat
tersebut yaitu : Pelat lantai konvensional lantai 20 = 0,27 m3/orang/jam Pelat lantai
konvensional lantai 20 mezz = 0,26 m3/orang/jam Pelat lantai metal deck lantai 23
= 0,59 m3/orang/jam Pelat lantai metal deck lantai 24 = 0,62 m3/orang/jam Dengan
rata – rata produktivitas sebesar : Pelat lantai konvensional = 0,26 m3/orang/jam
Pelat lantai metal deck = 0,6 m3/orang/jam.
8
koordinasi dan perencanaan, jenis kontrak kerja, manajerial atau manajemen
lapangan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
besarnya produktivitas pekerjaan struktur atap. Secara parsial atau sendirisendiri
variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya tingkat
produktivitas tenaga kerja adalah variabel pengalaman kerja dan variabel keahlian
pekerja. 3. Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominant
terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit
Dr. Moewardi .
9
1.2. Landasan Teori
1.2.1. Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat, dengan waktu dan sumber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan, misalnya produk atau fasilitas
produksi (Soeharto, 1995 ).Proyek adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari
perencanaan, dan dilaksanakan sampai benar-benar memberikan hasil atau keluaran-
keluaran yang sesuai dengan yang direncanakan. Dalam proses mencapai hasil akhir
kegiatan proyek tersebut telah ditentukan batasan-batasan yaitu besar biaya
(anggaran) yang dialokasikan, jadwal dan mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan
tersebut dikenal dengan dengan istilah tiga kendala (triple constraint).Dengan
adanya ketiga batasan tersebut dimaksudkan bahwa suatu proyek harus dilaksanakan
dengan kurun waktu yang telah ditentukan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran serta mutu yang telah ditentukan.
1.2.2. Waktu
Supaya proyek dapat berjalan dengan lancar serta efektif, maka diperlukan
pengaturan waktu atau penjadwalan dari kegiatan-kegiatan yang terlibat di
dalamnya. Sehubungan dengan ini maka pihak pelaksana dari suatu proyek
biasanya membuat suatu jadwal waktu kegiatan atau time schedule.
10
Jadwal waktu kegiatan adalah urutan-urutan kerja yang berisi antara lain: Jenis
Pekerjaan yang akan dilaksanakan dan Waktu bilamana suatu pekerjaan dimulai
dan diakhiri.
Bertolak dari kenyataan tersebut, maka suatu perencanaan tenaga kerja proyek yang
menyeluruh dan terperinci harus meliputi perkiraan jenis dan kapan tenaga kerja
dibutuhkan. Dengan mengetahui perkiraan angka dan jadwal kebutuhannya, maka
dapat dimulai kegiatan pengumpulan informasi perihal sumber penyediaan, baik
kualitas maupun kuantitas. Dalam pelaksanaan proyek, jumlah kebutuhan tenaga
kerja yang terbesar adalah tenaga kerja lapangan. Tenaga kerja lapangan ini
berhubungan langsung dengan pekerjaan fisik konstruksi di lapangan.
11
a. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan. Setiap
pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.
b. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam
tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi,
tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan
pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja
(buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).
Jumlah tenaga penyelia jauh lebih sedikit (5-10%) dibandingkan dengan pekerja
yang diawasi. Kebutuhan tenaga penyelia tergantung pada besar kecilnya proyek,
analisa kebutuhanya tidak dapat ditentukan secara pasti, biasanya didasarkan pada
kemampuan dan pengalamanya dalam melaksanakan proyek. Dalam skripsi ini
hanya akan membahas kebutuhan pekerja atau buruh lapangan saja.
Bila dilihat dari bentuk hubungan kerja antara pihak yang bersangkutan, maka
tenaga kerja proyek khususnya tenaga kerja konstruksi dibedakan menjadi 2, yaitu:
a. Tenaga kerja borongan, tenaga kerja berdasarkan ikatan kerja yang ada antara
perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk
jangka waktu tertentu.
b. Tenaga kerja langsung (direct hire), tenaga kerja yang direkrut dan
menandatangani ikatan kerja perorangan dengan perusahaan kontraktor.
Umumnya diikuti dengan latihan, sampai dianggap cukup memiliki
kemampuan dan kecakapan dasar.
1.2.4. Produktivitas
12
dan sisitem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga
kerjanya.Produktivitas adalah kuantitas pekerjaan per jam tenaga kerja dan secara
umum produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input
Dalam suatu proyek kontruksi salah satu hal yang menjadi faktor penentu
keberhasilan adalah kinerja tenaga kerja yang akan mempengaruhi produktivitas.
Produktivitas menggambarkan kemampuan tenaga kerja dalam menyelesaikan
suatu kuantitas pekerjaan per satuan waktu. Produktivitas dalam bidang kontruksi
secara luas didefinisikan sebagai output per hari tenaga kerja, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut :
13
Dimana :
P = Produktivitas tenaga kerja yaitu besarnya kuantitas pekerjaan yang dapat
diselesaikan oleh seorang tenaga kerja setiap hari
V = Kuantitas pekerjaan
n = Jumlah tenaga kerja yang digunakan7
T = Durasi Pekerjaan
1. Mobilisasi
Pada tahap awal ini yang berlangsung 10-15 % dari masa kontruksi,
produktivitas berkurang (± 10 %). Hal ini karena para pekerja memerlukan masa
pengenalan dan penyesuaian pekerjaan. Juga pada masa menanjak (build up)
sering kali sulit mengikuti secara tepat kenaikan jumlah kegiatan dengan
kenaikan jumlah pekerja yang diperlukan sehingga menimbulkan pengaturan
yang kurang efisien.
2. Periode puncak
Pada masa ini dicapai produktivitas optimal, jumlah tenaga kerja tidak
bertambah dan telah terbiasa dengan pekerjaan maupun kondisi medan atau
lapangan yang dihadapi.
3. Periode menurun
Pada masa menjelang akhir kontruksi, produktivitas cenderung menurun,
terutama disebabkan oleh :
1) Kurang tepatnya perencanaan. Misalnya masa kontrak kerja belum berakhir
sedangkan pekerjaan sudah menipis, sehingga terjadi kelebihan tenaga
kerja.
14
2) Sikap mental atau semangat yang mengendur, karena melihat pekerjaan
mulai berkurang dan belum tentu tersedia lapangan kerja yang berikutnya.
3) Terlambatnya demobilisasi. Sering dijumpai penyelia ingin menahan
pekerja yang berlebihan dengan menunggu sampai hasil kerjanya
meyakinkan.
Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari karyawan itu sendiri yang
2. Pendidikan
Pekerja-pekerja kontruksi yang ada berasal dari daerah yang sama dan
bekerja dalam dunia kontruksi ini karena ajakan dari teman yang telah lebih
dahulu bekerja dibidang ini. Dengan demikian para pekerja itu berasal dari
berbagai macam latar belakang pekerjaan, daerah dan pendidikan yang
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Di Indonesia waktu kerja yang
lebih besar namun hasil kerjanya lebih sedikit karena kurangnya keahlian
yang dimiliki. Kurangnya pendidikan tersebut menyebabkan kesulitan
15
berkomunikasi karena mereka kurang mengerti maksud dan tujuan dari
intruksi yang disampaikan dan berakibat pada produk yang dihasilkan.
4. Usia Pekerja
Usia pekerja ini menyangkut hasil kerja. Hal ini terjadi karena tenaga
yang berusia lebih muda tentunya lebih besar daripada yang sudah berumur
namun pengalaman kerja mereka mungkin masih lebih sedikit dibandingkan
dengan yang lebih tua. Dalam kontruksi, usia juga menentukan di mana dia
bisa bergabung untuk bekerja, misalnya pada bagian bangunan baja lebih
diperlukan pekerja yang masih muda karena pekerjaan ini membutuhkan
tenaga yang lebih besar.
Faktor Eksternal
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari kebijakan atau keputusan
dari manajemen perusahaan yang mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan (J. Ravianto, 1985). Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
produktivitas adalah terdiri dari 4 yaitu:
1. Cuaca
16
Sedangkan hambatan pada musim kemarau adalah suhu udara panas dan
menyebabkan pekerja menjadi cepat lelah yang menyebabkan produktivitas
akan menurun.
Sumber daya hal ini adalah material, tenaga kerja, dan peralatan.
Kurangnya material disebabkan oleh keterlambatan pengirimin material dari
pemasok atau juga terjadi karena kesalahan estimasi persediaan material yang
dimiliki. Kesalahan dalam pembuatan jadwal pemesanan material dapat
menggangu kesinambungan kerja di lapangan. Kurangnya sumber dapat
menganggu jadwal yang telah direncanakan. Dalam hal ini ketidakhadiran
pekerja akan mengakibatkan ketidaksinambungan jumlah anggota dalam satu
kelompok kerja dan mempengaruhi hasil kerja yang dicapai. Ketidakhadiran
ini berakibat langsung pada pelaksanaan proyek dalam hal ini dapat
disebabkan karena pekerja kontruksi banyak berasal dari daerah-daerah
dimana mereka harus mematuhi dan mengikuti adat istiadat yang berlaku di
daerahnya.
17
4. Manajemen
a. Perencanaan
Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan durasi untuk tiap jenis
pekerjaan dan juga perkiraan jumlah tenaga kerja yang
diperlukan.Perencanaan tenaga kerja ini bertujuan untuk mengatur
sumber daya manusia agar dapat bekerja sesuai dengan batasan waktu
dan spesifikasi yang telah ditentukan.
b. Koordinasi
Koordinasi adalah melakukan pencatatan terhadap hasil kerja dalam
laporan harian yang ada. Koordinasi merupakan proses yang terus
menerus atau kontinyu yang tujuannya adalah mengukur apakah
proyek berjalan sesuai dengan rencana.
c. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu cara untuk memperbaiki penyimpangan-
penyimpanan yang terjadi selama pelaksanaan proyek berlangsung
supaya proyek tersebut tetap dapat berjaan sesuai dengan rencana.
Salah satu pengendalian tersebut adalah kemampuan manajemen untuk
mengendalikan tenaga kerja.
18
peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga tahap berikut :
1. Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.
2. Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.
3. Merencanakan system tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan
pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama
produktivitas (Muchdarsyah, 1992: 64-67).
Pengukuran produktivitas tenaga kerja dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu
penelitian yang sudah ada adalah penelitian mengenai pendekatan analisa koefisien
tenaga kerja dan bahan untuk pekerjaan beton cor. Koefisien tenaga kerja diukur
dengan melakukan studi terhadap waktu yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan.Dalam studi waktu yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
waktu yang dicari adalah banyaknya hasil kerja yang diperoleh seorang pekerja pada
suatu waktu tertentu.Objek yang ditinjau adalah pekerjaan pengecoran pelat
19
lantai.Dalam penelitian tersebut dilakukan pengamatan terhadap waktu yang
dibutuhkan tukang untuk melakukan pekerjaan beton cor sebesar 1 m3 untuk
kegiatan pemadatan.Untuk 1 m3 pekerjaan pengecoran, didapat koefisien tenaga
kerja yaitu : 0,0051 mandor, 0,051 pekerja, 0,0255 tukang batu, 0,00255 kepala
tukang batu. Semua koefisien tersebut dalam satuan orang per hari. Jika dilihat dari
koefisien yang didapat, 1 orang kepala tukang batu 12 mengepalai 10 orang tukang
batu, seorang tukang batu dilayani 2 orang pekerja, sedangkan mandor mengepalai
10 orang pekerja.
Dalam penelitian tersebut faktor yang dimaksud adalah pengalaman tenaga kerja dan
faktor usia tenaga kerja yang tersedia dalam pelaksanaan proyek tersebut.Alternatif
waktu pengalaman tenaga kerja, yaitu :< 1 tahun, 1-3 tahun, dan > 3 tahun.Dari
jumlah masing-masing alternatif waktu dicari persentase dari seluruh jumlah tenaga
kerja yang ada pada proyek penelitian. Begitu juga untuk faktor usia tenaga kerja.
Faktor usia dalam penelitian tersebut dipakai 3 alternatif usia : 17-21 tahun, 22-35
tahun, 36- 45 tahun. Objek yang ditinjau dalam penelitian tersebut adalah pekerjaan
pasangan dinding bata, pekerjaan plesteran, pekerjaan acian, pekerjaan pasangan
plafond, pekerjaan pasangan keramik lantai 30 x 30 cm dan pekerjaan pasangan
genteng. Hasil yang didapat adalah semakin kecil persentase pengalaman tenaga
kerja dan perosentase usia tenaga kerja yang tersedia untuk melaksanakan suatu
pekerjaan pada proyek kontruksi, semakin kecil pula produktivitas tenaga kerja
20
(Cornelia,2003).
1.2.9. Anggaran Biaya Proyek dan Proses Penyusunan Perkiraan Biaya Dan
Anggaran
21
Gambar 2.1 Proses Penyusunan Perkiraan Biaya dan Anggaran (Sumber :
Khalid, 2008)
22
1) Jadwal pelaksanaan jika waktu pelaksanaan proyek menjadi prioritas utama
maka RAB perlu disesuaikan dengan kebutuhan akan waktu yang tersedia
4) Harga satuan sumber daya rencana anggaran biaya akan sangat tergantung
dari besarnya harga satuan sumber daya seperti bahan, tenaga kerja, dan alat.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Analisa Pembahasan
Selesai
24
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data dan Jenis Data
Data-data yang diperoleh pada penelitian ini dilakukan beberapa cara yaitu
sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer didapatkan melalui :
Pengamatan Iangsung ( Observasi )
Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati pekerjaan yang datanya akan
dibahas pada pembahasan
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara meIakukan tanya jawab kepada pekerja yang
ada dilapangan dan meIakukan observasi Iangsung dilapangan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sekunder, data sekunder bersifat melengkapi data primer, selain untuk
melengkapi biasanya data sekunder ini sangat membantu bila data primer
terbatas dan sulit diperoleh (Kriyantono, 2007:42).
Data sekunder diperoleh dari pelaksana konstruksi yang berupa shop
drawing , data Analisa , RAB , Time Schedule , dan daftar harga upah dan
bahan.
25
SeteIah data dioIah kemudian dianaIisis. Pada tahap pertama diIakukan
perhitungan voIume pekerjaan yang diakukan. SeteIah itu menghitung
produktivitas tenaga dan di rata- ratakan. Kemudian jumIah tenaga kerja di bagi
dengan hasiI rata rata produktivitas. maka akan didapatkan koefisien tenaga
kerja pada satu hari. Semua data diolah dengan bantuan software Microsoft
Excel.
Jadwal Penelitian
Bulan (2020)
Tahapan Nover- Dese- Janu- Febru-
Oktober Maret
mber mber ari ari
Pengajuan Judul
Pegajuan Proposal
Pembuatan
Proposal
Pengumpulan Data
Menganalisa Data
Pembuatan isi
Skripsi
Hasil dan
Kesimpulan
Selesai
26