Anda di halaman 1dari 135

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROYEK KONSTRUKSI REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN


ASRAMA HAJI BEGKULU

Disusun guna memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktek pada


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
Universitas Bung Hatta

Oleh :
NAMA : FAHRI SAPUTRA
NPM : 1710015211128

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021

i
PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK
Saya mahasiswa di Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Bung Hatta,
Nama Mahasiswa : FAHRI SAPUTRA
Npm : 1710015211128
Dengan ini menyatakan bahwa Laporan Kerja Praktek yang saya buat dengan
judul”PROYEK KONTRUKSI REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN
ASRAMA HAJI BENGKULU”
Adalah:
1. Dibuat dan diselesaikan sendiri, dengan menggunakan data-data hasil pelaksanaan
kerja praktek di proyektersebut.
2. Bukan merupakan duplikasi yang sudah dipublikasikan atau yang pernah dipakai
untuk laporan kerja praktek di universitas lain, kecuali pada bagian–bagian sumber
informasi dicantumkan dengan cara referensi yangsemestinya.

Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka Laporan
Kerja Praktek ini batal.

Padang, 26 Juli, 2021


Yang membuatpernyataan

(Fahri Saputra)

ii
LEMBAR PENGESAHAN INSTITUSI KERJA PRAKTEK ( KP ) DAN
SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR ( TA )
Kami yang bertanda tangan dibawah ini adalah Pembimbing Kerja Praktek (KP) dan Tugas
Akhir (TA) dari:

NAMA : FAHRI SAPUTRA

NPM : 1710015211128

Program Studi : Teknik Sipil

Judul Kerja Praktek : PROYEK KONTRUKSI REVITALISASI DAN PENGEMBANG


ASRMA HAJI BENGKULU

Judul Tugas Akhir : PENGARUH PENAMBAHAN ZAT EPOXY DAN LIMBAH


KACA SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT HALUSS TERHADAP
KUAT TEKAN BETON

Dengan ini menyatakan telah menyetujui laporan Kerja Praktek (KP ) dan proposal Tugas
Akhir ( TA ) mahasiswa tersebut untuk diuji dalam Sidang KP dan Seminar Proposal TA
pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung
Hatta.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Padang, 26 Juli, 2021

PembimbingI Pembimbing II

( Dr.Ir Bahrul Anif, M.T) ( Embun Sari Ayu, ST,MT )

Dekan FTSP Ketua Prodi Teknik Sipil

(Prof. Dr. Ir. H. Nasfryzal Carlo M.Sc) (Dr. Rini Mulyani, ST, M.Sc, Eng)

iii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI LAPORAN KERJA
PRAKTEK

PROYEK KONTRUKSI REVITALISASI DAN PENGEMBANGAN ASRAMA


HAJI BENGKULU

Oleh :

NAMA : FAHRI SAPUTRA

NPM : 1710015211128

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Dr. Ir. BahrulAnif, M.T) (Embun Sari Ayu, S.T., M.T.)

Penguji I Penguji II

Prof. Dr. Ir Nasfrizal Carlo, M.Sc (Eng) Khadavi, ST, MT

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikanya, sehingga Laporan Kerja Praktek ini dapat diselesaikan. Laporan Kerja
Praktek dengan judul “Proyek Kontruksi Revitalisasi dan Pengembangan Asrama
Haji Bengkulu” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna
memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Universitas Bung Hatta, Padang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai
pihak, Laporan Kerja Praktek ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam proses pengerjaan Laporan Kerja Praktek
ini, yaitu kepada :
1) ALLAH SWT, karena dengan berkat dan anugrahnya penulis dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek
2) Bapak Prof. Dr. Ir.H. Nasfryzal Carlo M.Sc., IPM. selaku Dekan Fakultas.
3) Ibu Dr. Rini Mulyani,ST, M.Sc (Eng), selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil.
4) Bapak Dr. Ir. BahrulAnif, M.T. selaku Dosen Pembimbing I Kerja Praktek yang telah
memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada Penulis.
5) Ibu Embun Sari Ayu, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II Kerja Praktek yang
telah memberikan bimbingan dan banyak memberikan masukan kepada Penulis.
6) Seluruh dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Bung Hatta
7) Bapak Dedeh Setiawan, ST dan Bapak Riko Afriandi, ST. selaku Konsultan MK pada
Proyek Pembanganunan Gedung Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji
Bengkulu
8) Kepada PT. Eneste dan segenap jajaran staf proyek karna telah membantu dan
menerima penulis selama di proyek
9) Kepada kedua orang tua dan keluarga tercinta yang selalu jadi motivasi dalam setiap
langkah penulis. Terimakasih atas doa dan supportnya selama ini, Tidak ada cita-cita
yang paling besar selain mambahagiakan kalian
10) Kepada keluarga besar Teknik Sipil Angkatan 2017 Universitas Bung Hatta sudah
berjuang susah senang bersama sama selama ini
11) Kepada Erin Yustia yang selalu menyupport penulis selama ini
12) Kepada Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
v
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak
kekurangan dalam Laporan Kerja Praktek ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga Laporan Kerja Praktek ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Padang,26 Juli, 2021

(Fahri Saputra)

vi
DAFTAR ISI

LAPORAN KERJA PRAKTEK ........................................................................................... i


PERNYATAAN KEASLIAN LAPORAN KERJA PRAKTEK .......................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI LAPORAN KERJA PRAKTEK .............. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ........................................................................................ 1
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ................................................................................ 2
1.2.1 Maksud Kerja Praktek.......................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan dari Kerja Praktek .................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek ....................................................................................... 3
a. Pekerjaan plat lantai .................................................................................................... 3
b. Pekerjaan balok ........................................................................................................... 3
c. Pekerjaan kolom .......................................................................................................... 3
d. Pekerjaan shear wall .................................................................................................... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ............................................................................................ 4
1.4.1 Metode pengamatan (observasi) .......................................................................... 4
1.4.2 Metode tanya jawab (interview)........................................................................... 4
1.4.3 Metode pengumpulan data ................................................................................... 4
1.4.4 Metode pustaka (literatur) ................................................................................... 4
1.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK ............................................................................... 5
2.1 Latar Belakang Proyek................................................................................................... 5
2.1.1 Maksud................................................................................................................. 6
2.1.2 Tujuan .................................................................................................................. 6
2.2 Lokasi Proyek ................................................................................................................ 7
2.3 Data-Data Proyek ........................................................................................................... 9
2.3.1 Data Umum Proyek.............................................................................................. 9
2.3.2 Data Teknis Proyek ............................................................................................ 10
2.4 Pemilihan Penyedia Jasa .............................................................................................. 10
2.5 Sistem kontrak ............................................................................................................. 12
2.6 Sumber Dana ................................................................................................................ 12
2.7 Uraian Umum Manajemen Proyek .............................................................................. 12

vii
2.8 Ruang lingkup dan tahapan dalam manajemen Proyek ............................................... 13
2.8.1 Pekerjaan Persiapan ........................................................................................... 13
2.8.2 Pekerjaan Struktur .............................................................................................. 14
2.8.3 Pekerjaan Arsitektur........................................................................................... 14
2.8.4 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP) ...................................... 15
2.9 Hubungan kerja antar organisasi proyek...................................................................... 15
2.9.1 Pemilik Anggaran/Owner .................................................................................. 16
2.9.2 Konsultan Perencana .......................................................................................... 16
2.9.3 Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)........................................................... 17
2.9.4 Kontraktor .......................................................................................................... 17
2.9.5 Struktur Organisasi Proyek ................................................................................ 17
2.9.6 Struktur Organisasi Owner ................................................................................ 18
2.9.7 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi ...................................................... 19
2.9.8 Struktur Organisasi-Organisasi Kontraktor ....................................................... 19
2.10 Wewenang dan tanggung jawab dalam Struktur organisasi proyek ......................... 20
2.10.1 Wewenang dan Tanggung Jawab Owner ........................................................... 20
2.10.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Konsultan Perencana .................................... 21
2.10.3 Wewenang dan Tanggung Jawab Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)..... 22
2.10.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Kontrator ...................................................... 23
2.11 Pelaksanaan Disiplin Kerja Proyek ........................................................................... 26
2.11.1 Tenaga Ahli ........................................................................................................ 26
2.11.2 Tenaga Kerja ...................................................................................................... 27
2.12 Gambar Kerja (Shop drawing) .................................................................................. 27
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN PROYEK ..................................................... 29
3.1 Tinjauan Umum ........................................................................................................... 29
3.2 Uraian Kegiatan ........................................................................................................... 30
3.2.1 Pekerjaan Kolom ................................................................................................ 31
a) Tahapan Persiapan..................................................................................................... 34
3.2.2 Pekerjaan Shear Wall ......................................................................................... 40
3.2.3 Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai ....................................................................... 46
3.3 Sumber Daya Proyek ................................................................................................... 46
3.3.1 Material .............................................................................................................. 46
3.3.2 Peralatan ............................................................................................................. 54
3.3.3 Sumber Daya Manusia ....................................................................................... 59
3.4 Pengendalian dan Pengawasan Proyek ........................................................................ 59
3.4.1 Pengendalian proyek (waktu, mutu, biaya)........................................................ 59
3.4.2 Pengawasan Proyek ........................................................................................... 68

viii
3.5 Program K3L ............................................................................................................... 69
3.5.1 SafetyInduction .................................................................................................. 70
3.5.2 Safety Morning .................................................................................................. 73
3.5.3 Penyedian Alat-Alat Fasilitas PendukungK3..................................................... 74
3.6 Kendala-Kendala Teknis maupun non teknis beserta upaya penanganan ................... 74
3.6.1 Kendala Teknis .................................................................................................. 74
3.6.2 Kendala Non Teknis .......................................................................................... 76
BAB IV TINJAUAN KHUSUS ......................................................................................... 77
4.1 Tinjauan Khusus .......................................................................................................... 77
4.1.1 Balok .................................................................................................................. 77
4.1.2 Plat Lantai .......................................................................................................... 77
4.2 Detail Persiapan ........................................................................................................... 77
4.3 Tahap Pelaksanaan ....................................................................................................... 78
4.3.1 Bagan alir ........................................................................................................... 79
4.3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................................... 80
4.4 Daftar Tenaga dan alat yang digunakan....................................................................... 93
4.4.1 Tenaga Kerja ...................................................................................................... 93
4.4.2 Alat yang digunakan .......................................................................................... 94
4.4.3 Material yang digunakan.................................................................................... 95
4.5 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan yang dominan .............................................. 95
4.5.1 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan balok .................................................. 95
4.5.2 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan pelat latai ........................................... 98
4.6 Menghitung Volume dan Waktu Pelaksanaan Tinjauan Khusus ................................. 99
4.6.1 Menghitung Vulome Balok B1 .......................................................................... 99
4.6.2 Total volume balok B1..................................................................................... 102
4.6.3 Menghitung Vulome Pelat Lantai 1 ................................................................. 103
4.7 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Time Schedule dan
Pembuatan Bobot Pekerjaan............................................................................................... 105
4.8 Penjelasan tinjauan khusus yang diarahkan Pembimbing ........................................ 107
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………………...108
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 108
5.2 Saran .......................................................................................................................... 108
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Denah Lokasi Proyek ............................................................................................. 8


Gambar 2.2 Bagan Hubungan Kerja Proyek ............................................................................ 16
Gambar 2.3 Struktur Organisasi Owner ................................................................................... 18
Gambar 2.4 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi ........................................................ 19
Gambar 2.5 Struktur Organisasi Kontraktor ............................................................................ 20
Gambar 2.6 Gambar DED proyek............................................................................................ 28
Gambar 3.1 Bekisting Kolom .................................................................................................. 38
Gambar 3.2 Pengecoran Kolom ............................................................................................... 39
Gambar 3.3 Pembongkaran Bekisting kolom .......................................................................... 40
Gambar 3.4 Tulangan shear wall ............................................................................................. 43
Gambar 3.5 Pengecoran shear wall ......................................................................................... 45
Gambar 3.6 Semen PCC .......................................................................................................... 47
Gambar 3.7 Perekat Bata Hebel ............................................................................................... 48
Gambar 3.8 Besi Tulangan Ulir ............................................................................................... 51
Gambar 3.9 Kawat Bendrat ...................................................................................................... 52
Gambar 3.10 Pabrikasi Bekisiting Kayu .................................................................................. 52
Gambar 3.11 Beton Ready Mix ................................................................................................ 53
Gambar 3.12 Tahu Beton ......................................................................................................... 54
Gambar 3.13 Excavator ........................................................................................................... 56
Gambar 3.14 Truck Mixer ........................................................................................................ 56
Gambar 3.15 Concrete Pump ................................................................................................... 57
Gambar 3.16 Waterpass ........................................................................................................... 58
Gambar 3.17 Proses pelaksanaan slump test ............................................................................ 64
Gambar 3.18 Hasil-hasil pelaksanaan slump test ..................................................................... 65
Gambar 3.19 Proses pelaksanaan slump test ............................................................................ 66
Gambar 3.20 hasil pelaksanaan slump test............................................................................... 66
Gambar 3.21 Penerapan Spanduk K3 ...................................................................................... 70
Gambar 3.22 Penerapan Spanduk Prokes COVID-19 .............................................................. 70
Gambar 3.23 Kegiatan Safety Morning.................................................................................... 73
Gambar 4.1 bagan alir pekerjaan balok dan pelat lantai .......................................................... 79
Gambar 4.2 Pekerjaan Tulangan Dengan Bar Bender Manual ................................................ 80
Gambar 4.3 Perkuatan Bekisting dengan scaffolding .............................................................. 82

x
Gambar 4.4 Pengerjaan Bekisting Pada balok dan Pelat Lantai...............................................85
Gambar 4.5 Pekerjaan Pembesian Balok dan Pelat Lantai ...................................................... 86
Gambar 4.6 Checklist pembesian oleh konsultan MK ............................................................. 92
Gambar 4.7 Denah Balok Lantai 1........................................................................................... 96
Gambar 4.8 Detail Balok BA2 ................................................................................................. 97
Gambar 4.9 Denah Pelat Lantai 1 ............................................................................................ 98
Gambar 4.10 Detail Plat Lantai 1............................................................................................. 99
Gambar 4.11 cakar ayam pada tulangan pelat lantai ............................................................. 107
Gambar 4.12 Proses checklist pembesian dan bekisting balok& pelat lantai ........................ 107
Gambar 4.13 Pengecoran dengan metode concret pump ....................................................... 108
Gambar 4.14 cek ketebalan cor pelat lantai 12 cm oleh Konsultan MK ............................... 108
Gambar 4.15 pengujian slump sebelum melakukan pengecoran ........................................... 108
Gambar 4.16 Pemadatan coran dengan vibrator .................................................................... 109

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Umum Proyek.................................................................................................... 9


Tabel 2.2 Data Teknis Proyek .................................................................................................. 10
Tabel 2.3 Proses Pelelangan Proyek Asrama Haji Bengkulu .................................................. 11
Tabel 3.1 Ketentuan nilai slump .............................................................................................. 62
Tabel 3.2 Hasil slump test proyek ............................................................................................ 66
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Kerja ................................................................................................. 93
Tabel 4.2 Daftar Alat ............................................................................................................... 94
Tabel 4.3 Daftar Material ......................................................................................................... 95

xii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek


Kerja praktek merupakan kegiatan dari pengembangan ilmu pengetahuan
yang ada dilapangan serta mengembangkan ilmu yang ada selama diperkuliahan,
setelah teori yang selama ini kita pelajari di bangku perkuliahan. karena ilmu-ilmu
yang selama ini hanya dipelajari di dalam kelas tentu dapat dilihat dan
diaplikasikan kegunaannya dalam kehidupan nyata yaitu dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan. Dengan adanya kerja praktek penulis akan dapat menarik
ilmu dilapangan disaat kerja praktek yang tidak didapatkan saat bangku
perkuliahan. Melalui kegiatan ini penulis dapat memiliki wawasan yang luas
terhadap perkembangan pembangunan di bidang konstruksi serta dapat melihat
dan mempelajari kebijakan dan cara kontraktor utama sebagai pembangun dalam
menghadapi permasalahan yang mungkin timbul secara tidak terduga.
Serta mengetahui solusi yang efektif dan efesien yang dapat digunakan
dalam pemecahan masalah di suatu proyek konstruksi. komponen yang terkait
pada penyelenggaraan suatu proyek dengan melihat, mengamati, kemudian
membandingkan antara teori dengan aplikasi dilapangan. Sehingga pada akhirnya
setelah selesai menyelesaikan pendidikan program studi Teknik Sipil Universitas
Bung Hatta Penulis tidak hanya memiliki teori saja, namun penulis juga memiliki
pengalaman dan gambaran tentang kehidupan pembangunan dan pelaksanaan
kegiatan di proyek yang dapat dijadikan bekal untuk kedepannya.
Seiring dengan berkembangnya ilmu yang berhubungan dengan dunia
konstruksi, dibutuhkan pengalaman untuk mampu ikut andil dalam perkembangan
dunia konstruksi. Oleh sebab itu Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Universitas Bung Hatta mewajibkan mahasiswa untuk mengikuti
mata kuliah kerja praktek dengan menempati proyek sebagai laboratorium nyata
untuk menerapkan teori-teori yang didapatkan pada bangku kuliah dengan cara
mengamati secara langsung, berdiskusi dengan para pelaku, bahkan ikut serta
dalam pelaksanaan pekerjaan. Dengan penuh rasa syukur penulis mendapat
kesempatan melaksanakan kerja praktek pada proyek Konstruksi Revitalisasi dan
1
Pengembangan Asrama Haji Bengkulu yang berlokasi di Asrama Haji Bengkulu.
Dari pekerjaan pengawasan terdapat nama perusahaan PT.ENESTE di lokasi Kota
Bengukulu sebagai konsultan Manajemen Konstruksi.
Pada waktu awal penulis melaksanakan kerja praktek yaitu pada tanggal
15 maret 2021 yang bertepatan pada minggu ke 24, adapun pekerjaan yang
terealisasikan dilapangan pada saat itu adalah sebesar 15,456 % dan memiliki
deviasi sebesar -40,052 % dari yang telah dijadwalkan. Dikarenakan deviasi
proyek mencapai -62.198% dan telah dilakukan showcause meeting yang ke 3
(SCM3) maka dari itu owner bersama konsultan MK memutuskan untuk
mengadakan pemutusan kontrak dengan pihak kontraktor yaitu PT. Krida Bahana
Nusantara pada minggu ke 29.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


1.2.1 Maksud Kerja Praktek
Maksud dari Kerja Praktek ini adalah untuk memberikan gambaran secara
nyata kepada mahasiswa tentang teori-teori yang telah di terima di perkuliahan
dan membandingkan dengan yang ada dilapangan. Sehingga mahasiswa dapat
melihat pelaksanaan kontruksi di lapangan sebagai pembelajaran dan pengalaman
dilapangan yang nantinya menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa.

1.2.2 Tujuan dari Kerja Praktek


Tujuan dilakukannya Kerja Praktek adalah Untuk mempelajari/mencari
wawasan tetang aplikasi pekerjaan kontruksi di lapangan mulai dari proses dasar
sampai menjadi wujud fisik.
Sedangkan tujuan dari kerja praktek ini antara lain :
a) Mampu menjelaskan latar belakang pembangunan proyek di tempat kerja
praktek.
b) Dapat menjelaskan fungsi dan wewenang pihak-pihak terkait yang terlibat
dalam pembangunan proyek.
c) Mampu menjelaskan tentang seleksi konsultan dan kontraktor di dalam
sebuah proyek pembangunan.
d) Bisa mempersentasikan tentang isi dari gambar perencanaan yang telah di

2
rencanakan oleh pihak proyek.
e) Memahami cara pelaksanaan dan metode kerja di proyek.
f) Dapat menerangkan analisis pada time schedule rencana dan realisasi.
g) Mampu menjelaskan bagaimana metode pengendalian kualitas bahan dan
pekerjaan di proyek.
h) Dapat memaparkan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di
proyek.
i) Mampu menjelaskan gambar sketsa tampak dan potongan yang di amati.
j) Untuk mengetahui kendala apa saja yang terjadi di lapangan yang dapat
menghambat pekerjaan proyek di tempat berlangsungnya kerja praktek.
k) Untuk Mengetahui tentang kesesuaian antara teori yang didapat di
perkuliahan dengan pelaksanaan pekerjaan yang diamati di proyek.
l) Mampu menjelaskan tinjauan khusus yang didalami selama melakukan kerja
praktek, sampai menghitung RAB (rencana anggaran biaya)

1.3 Ruang Lingkup Kerja Praktek


Kerja praktek di laksanakan pada proyek Pembangunan Gedung
Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu, dimulai pada tanggal 15
Maret 2021 dan berakhir pada tanggal 15 mei 2021. Pada awal mulai kerja
praktek bobot realisasi kerja yang telah di capai sebesar 15,459%, namun pada
akhir kerja praktek pada tanggal 15 mei 2021 bobot realisasi kerja sebesar
17,14%. Pada saat kerja praktek berlangsung ada beberapa jenis pekerjaan yang
dilaksanakan pada proyek ini antara lain terdiri dari pekerjaan struktur, pekerjaan
arsitektur, mekanikal elektrikal dan finishing. Pada saat penulis melakukan kerja
praktek, pelaksanaan konstruksi yang dapat dilihat yaitu :
a. Pekerjaan plat lantai
b. Pekerjaan balok
c. Pekerjaan kolom
d. Pekerjaan shear wall
Hasil pengamatan dilapangan disajikan dalam bentuk laporan dan ditulis
berdasarkan data-data yang diperoleh dari proyek.

3
1.4 Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang penulis lakukan selama kerja
praktek ini yaitu dengan melakukan beberapa cara sebagai berikut :
1.4.1 Metode pengamatan (observasi)
Penulis langsung mengadakan tinjauan ke lapangan untuk mengamati serta
mencatat informasi pelaksanaan setiap pekerjaan proyek yang kemudian
dianalisis dan dipahami.
1.4.2 Metode tanya jawab (interview)
Untuk mengetahui cara-cara pelaksanaan pekerjaan dan hal-hal yang
masih diragukan pada saat observasi penulis melakukan tanya jawab
kepada pihak-pihak yang bersangkutan pada pelaksanaan proyek.
1.4.3 Metode pengumpulan data
Data-data yang diambil meliputi gambar kerja (shop drawing)serta data-
data proyek yang berhasil dihimpun dari Manajemen Konstruksi.
1.4.4 Metode pustaka (literatur)
Pengumpulan data melalui buku-buku yang dapat dimanfaatkan yang
bersifat teoritis, seperti buku catatan kuliah, dokumen proyek yang
berkaitan dengan proyek yang sedang dilaksanakan.

1.5 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek


Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2021 Sampai dengan 15
Mei 2021 dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut :
Hari kerja : Senin - Jumat
Jam kerja : 08.00 – 17.00 WIB
Lokasi kerja : Asrama Haji Bengkulu

4
2 BAB II
TINJAUAN UMUM PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Upaya pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas dalam
pengembangan suatu daerah, tidak terlepas dari usaha untuk membenahi dan
meningkatkan kualitas pelayanan keagamaan di daerahnya. Keberadaan fasilitas-
fasilitas pelayanan keagamaan menjadi salah satu bagian penentu keberhasilan
pelayanan masyarakat khususnya di Kota Bengkulu dan sekitarnya. Hal tersebut
dengan diwujudkan melalui pengembangan fasilitas pembangunan Asrama Haji
melalui proses pengadaan jasa konsultan Penyusunan Perencanaan Revitalisasi
dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu.
Dalam pengembangan gedung Asrama Haji Bengkulu selain aspek
manajemen, aspek fisik bangunan juga perlu diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, dan dapat
sebagai preseden yang baik bagi lingkungannya, serta memberikan kontribusi
positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.
Penampilan fisik bangunan yang baik selain dapat meningkatkan performa
juga dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada calon jamaah, sehingga
dapat mempersiapkan fisik (jasmani) dan jiwa (rohani) dengan lebih baik.
Performansi fisik bangunan dapat dilihat dari 3 (tiga) aspek (yang
sekaligus meningkatkan rasa percaya diri calon jamaah menjadi semakin baik),
yaitu meliputi beberapa kriteria, antara lain: performa (aspek teknikal, fungsional,
dan behavioral); kriteria pengguna (perseorangan, kelompok, dan organisasi);
serta kriteria setting/tempat (konsep estetika dan ekspresi).
Dokumen perancangan sebagai satu produk manajemen fisik tidak hanya
berkaitan dengan arsitektur semata-mata, melainkan juga akan melihat Asrama
Haji sebagai sebuah aset properti, baik dalam kaitannya dengan lahan, bangunan,
maupun infrastruktur. Hal ini akan terkait secara erat dengan aktivitas, layanan,
serta program strategis. Karenanya, integrasi antara manajemen fisik rumah sakit
dengan manajemen strategis Asrama Haji menjadi sangat penting.

5
Untuk itu penyedia jasa konsultan perencana untuk bangunan gedung
negara khususnya Asrama Haji Kota Bengkulu perlu diarahkan secara baik dan
menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku
profesional
Sebagai sebuah badan dengan kegiatan dinamis, perubahan layanan,
aktivitas, maupun kegiatan tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kinerja
layanan Asrama Haji. Maka dari itu, dokumen perancangan sebagai suatu produk
manajemen fisik selain harus dapat mengakomodasi kebutuhan pada masa kini,
harus pula dapat mengakomodasi perubahan yang terjadi di masa mendatang.
Perkembangan kebutuhan maupun pengembangan fasilitas Asrama Haji di
Kota Bengkulu talah menjadi bagian dari pengadaan gedung Asrama Haji dalam
kaitannya dengan pemenuhan pelayanan persiapan Ibadah Haji kepada
masyarakat calon jamaah itu sendiri. Penyusuna dokumen perancangan ini
memegang peranan penting dalam merespon kebutuhan layanan calon jamaah haji
yang berpengaruh pada performa gedung Asrama Haji yang menciptakan layanan
persiapan keberangkatan dan kepulangan para jamaah haji ini.

2.1.1 Maksud
Maksud dari Kegiatan Penyusunan Perencanaan proyek kontruksi
Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu yang dimaksudkan untuk :
a) Meningkatkan Kualitas Pelayanan berbagai proses kegiatan untuk persiapan
keberangkatan dan kepulangannya bagi calon jamah haji Kota Bengkulu dan
sekitarnya melalui pelayanan di Asrama Haji kota Bengkulu.
b) Menyusun DED Perencanaan Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji
Bengkulu sesuai kaidah perencanaan yang baku.
c) Tercapainya pemenuhan kriteria teknis perancangan bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya, dan teknis.

2.1.2 Tujuan
Penyusunan Perencanaan Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji
Bengkulu bertujan untuk :

6
a) Menciptakan kompleks bangunan gedung yang mampu mewadahi kegiatan
pelayanan calon jamaah haji yang ada dan mengantisipasi perkembangan
yang akan datang, sesuai dengan daya dukung lahan, kontekstual, serta
beridentitas.
b) Menghasilkan bangunan yang memenuhi syarat-syarat teknis yang ditetapkan
dan dapat dipertanggung jawabkan dari segi arsitektur, struktur (konstruksi),
mekanikal elektrikal, dan fungsional serta tahan untuk jangka waktu tertentu
minimal 25-30 tahun.
c) Menanggapi konteks dan lingkungan secara positif, baik dari sisi fungsional
dan higienis, maupun secara estetika dan perancangan bangunan.

2.2 Lokasi Proyek


Lokasi kegiatan Perencanaan Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji
Bengkulu adalah Pekan Sabtu, Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu. Lokasi ini
cukup strategis (dekat dengan Bandara Fatmawati) dan mudah dijangkau oleh
masyarakat Kota Bengkulu dan sekitarnya.
Luas area pengembangan : +/- 2 HA
Batas area pengembangan :
a. Sebelah Utara : Permukiman penduduk
b. Sebelah Timur : MAN 2 Kota Bengkulu
c. Sebelah Selatan : Aula Badan Pengembangan SDM
d. Sebelah Barat : Lahan pekarangan

7
Gambar 2.1Denah Lokasi Proyek
(Sumber : Dokumentasi Proyek)

8
2.3 Data-Data Proyek
Berdasarkan yang tertera dalam dokumen kontrak antara pihak pengguna
jasa dan penyedia jasa. Adapun data proyek yang penulis peroleh dikelompokan
menjadi data umum dan data teknis, data proyek tersebut yaitu:

2.3.1 Data Umum Proyek


Adapun data umum dalam Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan
Pengembangan Asrama Haji Bengkulu adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data Umum Proyek
Data umum proyek
Nama Proyek Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan
Pengembangan Asrama Haji Begkulu
Lokasi Proyek Asrama Haji Bengkulu
Lingkup Konstruksi Struktur,Arsitektur dan MEP
Luas Bangunan 2.079,4 m2
Nilai Kontrak Rp. 38.470.891.193,00
Waktu pelaksanaan 264 Hari
Pemilik Proyek Kanwil Kementrian Agama Provinsi Bengkulu
Konsultan MK PT. ENESTE

Konsultan Perencana PT. Ciria Jasa Konsultan

Kontraktor Pelaksana PT. Bahana Krida Nusantara


Struktur

Sumber : Dokumen Proyek

9
2.3.2 Data Teknis Proyek
Adapun data teknis dalam Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan
Pengembangan Asrama Haji Begkulu adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2Data Teknis Proyek


Data teknis proyek
Fungsi Bangunan Penginapan & Pelayanan Calon Jamaah Haji
Jenis Konstruksi Pekerjaan Struktur
Jenis Struktur Beton Bertulang
Jumlah Lantai 5 Lantai
Supplier
a. Beton PT. Super Beton Prima
b. Besi PT. Krakatau Steel

Jenis pondasi Bore Pile


Struktur tangga Tangga beton bertulang
Mutu beton fc’25 Mpa

Mutu besi Diameter  10 mm BJTD 40 = Fy 400 Mpa


Diameter < 10 mm BJTP 24 = Fy 240 Mpa

Waktu Pelaksanaan 264 hari (9 oktober 2020 - 30 juni 2021)

Waktu Pemeliharaan 3 Bulan


Sifat Kontrak Lump Sum
Uang Muka 20% dari nilai kontrak
Sumber : PT.ENESTE

2.4 Pemilihan Penyedia Jasa


Dalam proses pemilihan penyedia jasa dalam proyek Asrama Haji Bengkulu
di lakukan proses pelelangan dalam Badan pelelangan LPSE Kemenag Bengkulu.
Berikut adalah lampirah hasil pelelangan tender Proyek Asrama Haji Bengkulu.

10
Tabel 2.3 Proses Pelelangan Proyek Asrama Haji Bengkulu

NO. Item Kegiatan Mulai Selesai

31/08/2020
1 Pengumuman Pasca kualifikasi 26/08/2020 19.00
23.59

31/08/2020
2 Download Dokumen Pemilihan 26/08/2020 21.00
23.59

28/08/2020
3 Pemberian Penjelasan 28/08/2020 11.00
16.15

01/09/2020
4 Upload Dokumen Penawaran 28/08/2020 08.00
14.00

09/09/2020
5 Pembukaan Dokumen Penawaran 01/09/2020 14.01
16.00

Evaluasi Administrasi, Kualifikasi, 13/09/2020


6 02/09/2020 08.00
Teknik, dan Harga 23.59

14/09/2020
7 Pembuktian Kualifikasi 07/09/2020 08.00
16.15

15/09/2020
8 Penetapan Pemenang 14/09/2020 16.01
10.00

15/09/2020
9 Pengumuman Pemenang 15/09/2020 10.01
13.59

21/09/2020
10 Masa Sanggah 15/09/2020 14.00
09.00

Surat Penunjukan Penyedia Barang / 30/09/2020


11 21/09/2020 09.01
Jasa 16.00

05/10/2020
12 Penandatanganan Kontrak 22/09/2020 08.00
16.00

Sumber : LPSE Kementrian Agama

11
2.5 Sistem kontrak
Kontrak adalah sebuah perikatan antara pengguna jasa konstruksi dengan
penyedia jasa konstruksi, yang berisikan ketentuan mengenai hak dan kewajiban
yang mengikat kedua belah pihak seperti masa kerja proyek yang telah disepakati,
sanksi-sanksi atas keterlambatan serta imbalan untuk penyedia jasa konstruksi
yang mengerjakan proyek tersebut. Pemilihan kontrak yang sesuai didasarkan
pada karakteristik dan kondisi proyek itu sendiri. Ditinjau dari sudut pandang
pemilik proyek (owner), hal ini erat kaitannya dengan antisipasi penanganan
resiko yang ada pada proyek tersebut.
Pada proyek Konstruksi Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji
Begkulu, diputuskan kontrak penentuan harga menggunakan sistem kontrak Lump
Sum. Kontrak Lump sum sendiri adalah suatu kontrak jasa atas penyelesaian
seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan
tetap serta semua risiko yang terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan
sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi
tidak berubah.
Untuk sistem kontrak Lump Sum sendiri terdapat pada bagian perkerjaan
kontruksi dari lantai dasar sampai dengan lantai lima.

2.6 Sumber Dana


Sumber dana yang digunakan dalam Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan
Pengembangan Asrama Haji Begkulu adalah APBN tahun 2020 dengan harga
pagu paket sebesar Rp 40.153.000.000,00 (empat puluh miliar seratus lima puluh
tiga juta rupiah).

2.7 Uraian Umum Manajemen Proyek


Manajemen proyek adalah usaha atau kemampuan dalam mengelolah
maupun mengatur sumber daya yang ada dalam kegiatan proyek yang bertujuan
kegiatan berjalan secara efektif dan efisien baik dalam segi waktu, biaya, kualitas,
kuantitas dan tepat sasaran.
Sistem organisasi proyek merupakan sistem pengaturan kegiatan bagi
anggota-angota organisasi dan penyiapan anggota organisasi yang akan

12
menjalankan kegiatan serta menyusun mekanisme koordinasi dari masing-masing
kegiatan tersebut, sehingga tujuan organisasi dicapai dengan efisien.
Proyek merupakan suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam
jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya tertentu yang diikat dengan
suatu perjanjian yang disebut kontrak, dimaksudkan untuk melaksanakan tugas
yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.Supaya pelaksanaan suatu proyek
dapat berjalan sesuai dengan target yang ingin dicapai, maka sangat dibutuhkan
manajemen dan struktur organisasi yang baik untuk mengatur atau
mengendalaikan keseluruhan unsur – unsur yang terkait didalam pelaksanaan
pekerjaan tersebut. Untuk itu diadakan pengelolaan manajemen proyek yang
melibatkan pihak owner, konsultan dan kontraktor yang berkaitan langsung dalam
proyek. Pengelolaan ini lebih dikenal dengan manajemen dan sistem organisasi
proyek.
Metode manajemen proyek yang digunakan oleh pelaksana proyek
(kontraktor) baik manajemen pelaksana, manajemen pengawasan, serta
manajemen dari organisasi pemilik proyek.
Tujuan dari proses manajemen adalah untuk mengusahakan agar semua rangkaian
kegiatan tersebut :
1. Tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu
proyek dan proses kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
2. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan dari
perencanaan biaya yang telah dianggarkan.
3. Kualitas yang sesuai dengan persyaratan.

2.8 Ruang lingkup dan tahapan dalam manajemen Proyek


2.8.1 Pekerjaan Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal sebelum proyek mulai
dilaksanakan. Pada tahap ini dilakukan pengadaan sumber daya, ataupun fasilitas
penunjang dalam pelaksanaan proyek.
Pekerjaan persiapan proyek pengembangan Asrama Haji ini antara lain
sebagai berikut:
a) Pengkuran dan pemasangan bowplank.

13
b) Pemasangan pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 meter.
c) Pekerjaan direksi keet.
d) Pekerjaan papan nama proyek.
e) Penyediaan air kerja.
f) Penyediaan listrik kerja.
g) Perlengkapan K3 ( Helm, Rambu K3, Rompi, Apar, Jaring ).

2.8.2 Pekerjaan Struktur


Pekerjaan struktur merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan
struktur beton, dan pekerjaan struktur pada proyek Revitalisasi dan
Pengembangan Asrama Haji Bengkulu ini antara lain sebagai berikut:
a) Struktur Bawah
• Pekerjaan Pondasi
• Pekerjaan Pile Cap dan Tie Beam
• Pekerjaan Batu kali
• Pekerjaan sloof

b) Struktur Atas
• Pekerjaan kolom
• Pekerjaan shearwall
• Pekerjaan plat lantai
• Pekerjaan balok
• Pekerjaan tangga

2.8.3 Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan arsitektur adalah pekerjaan non struktur yang berkerja pada


lingkup tampak suatu bangunan.
Pekerjaan arsitektur pada proyek Revitalisasi dan Pengembangan Asrama
Haji Bengkulu ini antara lain sebagai berikut:
a) Pekerjaan dinding
b) Pekerjaan lantai
c) Pekerjaan plafond
d) Pekerjaan pintu dan jendela
14
e) Pekerjaan Glassfibre Reiforced Cemen (GRC)
f) Pekerjaan pengecatan
g) Pekerjaan railing tangga
h) Pekerjaan landscape
i) Pekerjaan sanitasi

2.8.4 Pekerjaan Mekanikal Elektrikal dan Plumbing (MEP)


MEP adalah sutu pekerjaan yang mencakup Mechanical
Electrical & Plumbing. yang bertugas membuat system control mekanikal,
elektrikal, dan system plumbing. Pekerjaan mekanikal meliputi pekerjaan yang
berhubungan dengan mesin-mesin, seperti pekerjaan pemasangan Air Conditioner
(AC), pekerjaan lift, dan mesin-mesin lainnya. Pada pekerjaan elektrikal
merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan pengadaan diesel generating set
(genset), pemasangan instalasi listrik mulai dari pemasangan komponen panel-
panel pendistribusian arus daya dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan
listrik. Sedangkan pekerjaan plumbing berupa pekerjaan pemasangan instalasi air
bersih, instalasi air limbah (air kotor, air bekas), instalasi air panas, serta instalasi
air hujan.

2.9 Hubungan kerja antar organisasi proyek


Organisasi proyek dibentuk dari sekelompok orang yang terkoordinir dan
terorganisir dalam suatu struktur organisasi yang bertugas mengelola pelaksanaan
proyek dengan harapan pekerjaan berlangsung dengan lancar agar dapat dicapai
tujuan dan sasaran berupa keuntungan bagi perusahaan dan pengguna jasa.
Penyusunan organisasi proyek dimulai dengan mengklasifikasi fungsi dan
kegiatan dalam suatu proyek, menentukan anggota-anggota organisasi yang akan
menjalankan fungsi dan kegiatan serta menyusun meknisme koordinasi dari
masing-masing fungsi dan kegiatan proyek tersebut.
Secara fungsional ada beberapa pihak yang berperan proyek Asrama Haji
Bengkulu:
a. Pemilik Proyek (owner)
b. Konsultan MK

15
c. Konsultan Perencana
d. Kontraktor

Hubungan kerja dari masing-masing unsur tersebut yaitu :

Pemilik Anggaran (Owner)


Kanwil Kemenag Daerah Bengkulu

Manajemen
Konstruksi
PT. E N E S T E

Konsultan Perencana Kontraktor


PT.Ciria jasa Konsulan &
Perencana PT. Bahana Krida Nusantara

Ket: : Garis perintah


: : Garis Koordinasi
Gambar 2.2 Bagan Hubungan Kerja Proyek
(Sumber : PT. ENESTE)

Adapun uraian organisasi dalam proyek ini adalah sebagai berikut:

2.9.1 Pemilik Anggaran/Owner


Adalah Pemilik Anggaran (PA) yang bertugas sebagai pejabat pemegang
kewenangan dalam penggunaan anggaran pada proyek ini yaitu APBN. Pada
Proyek Konstruksi Revitalisasi dan Pengembangan Gedung Asrama Haji Kota
Bengkulu ini Pemilik Anggaran (PA) yaitu Kementrian Agama dan meberikan
sebagian kewenangan dan tanggung jawabnya kepada Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA) yaitu Kanwil Kementrian Agama Daerah Bengkulu.

2.9.2 Konsultan Perencana


Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Konsultan perencana bertugas
merencanakan struktur, mekanikan elektrikal, arsitektur, landscape, rencana
anggaran biaya (RAB) serta dokumen-dokumen pelengkap lainnya. Dalam proyek
16
ini konsultan perencananya adalah PT. Ciria jasa Konsultan & Perencana dan PT.
Rancang Semesta Nusantara.

2.9.3 Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)


Konsultan Manajemen Konstruksi (MK) adalah suatu badan atau
organisasi yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk membantu pemilik proyek
dari awal terbentuknya rencana proyek, dari memilih konsultan perancana dan
kontraktor yang dipilih melalui lelang hingga melakukan pengendalian proyek,
dan sebagai pengawas dalam pelaksanakan pekerjaan proyek. Konsultan MK
yang ditunjuk oleh Owner proyek Asrama Haji Bengkulu adalah PT. ENESTE.

2.9.4 Kontraktor
Kontraktor merupakan perusahaan yang berbadan hukum menerima
pekerjaan dan menyelenggarakan pekerjaan menurut biaya yang telah disepakati
bersama dengan peraturan dan syarat-syarat yang ada. Kontraktor juga diberi surat
perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu pembangunan
proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek ini, kontraktor adalah PT.
Bahana Krida Nusantara (BKN).

2.9.5 Struktur Organisasi Proyek


Pada proyek konstruksi, bentuk organisasi dikaitkan dengan jenis kontrak
yang berlaku pada pelaksanaan proyek antara pemberi tugas dengan pemberi jasa
konstruksi atau disebut kontraktor, dan juga sangat dibutuhkan untuk memastikan
bahwa pekerjaan dapat selesai dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai
dengan kualitas yang diharapkan. Proyek sendiri adalah sebuah kegiatan telah
ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya dan biasanya selalu dibatasi
oleh waktu dan sumber pendanaan.
Struktur organisasi proyek merupakan sekumpulan orang yang memiliki
ilmu dan keahlian yang berbeda-beda yang terorganisir untuk melaksanakan tugas
pelaksanaan proyek dengan cara tertentu.
Maka itu pengorganisasian sangat penting sekali pada suatu proyek
konstruksi. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan dapat memperoleh
keuntungan pekerjaan yang dapat dilaksanakan secara matang. Pekerjaan yang
17
tumpang tindih dapat terhindari dengan dilaksanakannya pembagian tugas serta
tanggung jawab sesuai keahlian.

2.9.6 Struktur Organisasi Owner


Owner adalah seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana, dan
memberikan tugas kepada sebuah perusahaan yang memiliki keahlian dan
pengalaman dalam pelaksanaan proyek agar hasil proyek sesuai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan.
Pada Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji
Begkulu, Kanwil Kementrian Agama Bengkulu selaku pemilik proyek bertugas
untuk menyediakan biaya perencanaan pelaksanaan pekerjaan proyek termasuk
juga material dan peralatan yang sesuai dengan kontrak yang dibuat. Owner dapat
menentukan pihak mana yang akan menjadi kontraktor maupun konsultan melalui
proses tender melalui Unit Layanan Penyediaan (ULP).

Gambar2.3 Struktur Organisasi Owner


(Sumber : PT. ENESTE)

18
2.9.7 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi
Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi-fungsi
manajemen (pelaksana, penerapan, dan pengawasan) dalam pekerjaan konstruksi
dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien agar
tercapai tujuan proyek secara optimal, proyek Konstruksi Revitalisasi Dan
Pengembangan Asrama Haji Begkulu ini yang berperan sebagai konsultan
manajemen konstruksi adalah PT.ENESTE yang bertindak memonitori bahan,
mutu, waktu, fungsi dan anggaran dari pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor,
apakah sesuai dengan spesifikasi dan syarat yang telah dibuat oleh konsultan
perencanaan atau tidak.

Gambar2.4 Struktur Organisasi Manajemen Konstruksi


Sumber : PT. ENESTE

2.9.8 Struktur Organisasi-Organisasi Kontraktor


Kontraktor adalah perusahaan yang mempunyai badan hukum atau
perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan kegiatan kerja pada proyek sesuai
dengan perencanaan yang dibuat oleh konsultan serta memenuhi spesifikasi yang
terdapat pada kontrak atau perjanjian. Pada proyekAsrama Haji Bengkulu ini

19
owner menunjuk PT. Bahana Krida Nusantara (BKN) sebagai Kontraktor yang
bertugas untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan metode pekerjaan maupun
memastikan kualitas bangunan tersebut, agar sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan oleh pihak owner maupun konsultan perencana.

Gambar2.5 Struktur Organisasi Kontraktor


Sumber : PT. Bahana Krida Nusantara

2.10 Wewenang dan tanggung jawab dalam Struktur organisasi proyek


Dalam suatu struktur pekerjaan proyek, setiap bagian mempunyai
wewenang dan tanggung jawab agar tiap bidang tidak tumpang tindih dalam
mengerjakan suatu item pekerjaan, sehingga tiap bidang tepat sasaran dalam
mengambil suatu keputusan.

2.10.1 Wewenang dan Tanggung Jawab Owner


Kanwil Kementrian Agama Bengkulu sebagai ownermepunyaiwewenang
dan tanggung jawabadalah sebagai berikut:
a) Melakukan kontrak kerja dengan konsultan perencana, konsultan pengawas,
maupun kontraktor, yang memuat tugas dan wewenang masing–masing
secara jelas.
b) Menyedikan dana yang diperlukan untuk pembangunan proyek. Menerima
atau menolak saran–saran kontraktor dalam kaitannya dengan pembangunan
proyek.
20
c) Menyetujui atau menolak penambahan, pengurangan, dan perubahan
pekerjaan di luar dokumen kontrak yang diusulkan kontraktor.
d) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai segala hal
yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
e) Mengambil tindakan atas keputusan yang diperlukan untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan proyek.
f) Mencabut dan membatalkan kontrak terhadap kontraktor apabila kontraktor
menangguhkan pekerjaan proyek tanpa alasan yang dapat diterima.
g) Menerima penyerahan pekerjaan apabila sudah memenuhi syarat–syarat dan
peraturan yang ada dan secara berkala meninjau lapangan untuk melihat
kemajuan pekerjaan.
h) Ikut serta menilai kualitas pekerjaan yang dilakukan kontraktor agar tidak
menyimpang dari dokumen kontrak.
i) Mengawasi time schedule terhadap kemajuan proyek serta menilai
pelaksanaan pekerjaan dan pelaksanaan pengawasan anggaran biaya.

2.10.2 Wewenang dan Tanggung Jawab Konsultan Perencana


PT. Ciria jasa Konsultan & Perencana dan PT. Rancang Semesta
Nusantara (KSO) sebagai Konsultan Perencana memiliki wewenang dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik
proyek.
b) Membuat gambar kerja pelaksanaan. Membuat Rencana kerja dan syarat-
syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan.
c) Membuat rencana anggaran biaya (RAB).
d) Memproyeksikan keinginan-keinginan atau ide-ide pemilik proyek ke dalam
desain bangunan.
e) Mempertanggung jawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi
kegagalan konstruksi.
f) Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi.

21
2.10.3 Wewenang dan Tanggung Jawab Konsultan Manajemen Konstruksi
(MK)
Secara umum, wewenang dan tanggung jawab PT. ENESTE sebagai
Konsultan Manajemen Konstruksi adalah sebagai berikut :
a) Menyediakan dan memberikan layanan konsultasi pada tahap perencanaan
sehingga hasil perencanaan bisa mencapai sasaran mutu yang diinginkan.
b) Mengawasi dan menyetujui pemakaian bahan, peralatan dan metode
pelaksanaan konstruksi termasuk merekomendasi perubahan/subtitusi
material apabila diperlukan tanpa merubah nilai kontrak pemborongan.
c) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak-pihak pelaksana bangunan
yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana.
d) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan
pekerjaan dilapangan yang tidak memungkinkan untuk dilaksanakan.
e) Menyelenggarakan dan memimpin rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
(pre contruction meting / kick off meeting), rapat berkala dan rapat-rapat
khusus dalam rangka pengendalian mutu pelaksanaan konstruksi dilapangan.
f) Meneliti, memeriksa dan menyetujui gambar kerja/shop drawing yang dibuat
oleh kontraktor sebelum pekerjaan dimulai dilaksanaka dilapangan.
g) Menyusun daftar cacat (defect list) sebelum serah terima pertama pekerjaan
dan mengawasi/mengontrol pelaksanaan perbaikannya selama masa
pemeliharaan.
h) Meneliti dan memeriksa gambar (as built drawing) yang dibuat oleh
kontraktor sebelum serah terima pertama.
i) Mengawasi pelaksanaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas dan laju
pencapaian volume/realita fisik berdasarkan jadwal yang sudah disepakati
sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai.
j) Updating time schedule pelaksanaan apabila terjadi penyimpangan
pelaksanaan dilapangan terhadap master schedule dalam rangka pencapaian
target yang sudah disepakati sebelumnya (waktu).
k) Menyetujui dan merekomendasi pekerjaan tambah kurang disertai dengan
pertimbangan teknis dan harga kepada pengguna anggaran sebelum
dilaksanakan dilapangan (biaya).
22
l) Menyusun berita acara persetujuan kemajuan/progres prestasi pekerjaan
untuk pembayaran angsuran/termin.
m) Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan pekerjaan
berdasarkan pemantauan progres pelaksanaan konstruksi (administrasi).
n) Membuatberita acara persetujuan kemajuan pekerjaan untuk pembayaran.
angsuran, pemeliharan pekerjaan serta serah terima pertama dan kedua
pekerjaan konstruksi.
o) Membantu Konsultan Perencana menyusun manual petunjuk operasional dan
pemeliharaan/perawatan bangunan gedung termasuk fasilitas pendukungnya
serta petunjuk yang menyangkut peralatan dan perlengkapan Mekanikal –
Elektrikalnya.
p) Membantu Pengelolaan proyek mempersiapkan dan menyusun dokumen
pendaftaran Gedung.
q) Membantu Pengelola Proyek mengurus sampai mendapat Ijin Penggunaan
Bangunan (IPB) dari Dinas/Instasi yang berwenang. (fungsi).

2.10.4 Wewenang dan Tanggung Jawab Kontrator


PT. Bahan Krida Nusantara sebagai kontraktor memiliki tugas dan
wewenang yaitu :
a) Project Manager
Project manager atau manajer proyek adalah orang profesional yang dipilih
untuk menggerakkan proses manajemen yang mengarah pada strategi pada
pengelolaan proyek untuk mencapai tujuan proyek itu sendiri. Wewenang dan
tanggung jawab Project Manager, yaitu:
1) Mengontrol dan membuat schedule yang akan dilaksanakan.
2) Menentukan kebijakan dalam pelaksanaan jasa managemen proyek kostruksi.
3) Mengatur dan membuat perencanaan segala kegiatan oprasional proyek
4) Menandatangani berita serah terima pekerja.
5) Memimpin dan melaporkan kegiatan plaksanaan proyek kepada konsultan
Manajemen Kontruksi.
6) Menandatangani dan menyetujui semua dokumen untuk kebutuhan proyek
konstruksi.

23
7) Menandatangani laporan bulanan terkait proyek konstruksi.
8) Menggelar rapat kordinasi dengan pihak owner, konsultan perencan maupun
kontraktor pelaksana untuk mendiskusikan kebutuhan proyek.
9) Menandatangani dan mengajukan pekerjaan tambahan (lembur) kepada
pemilik jika di perlukan.

b) Site Manager
Site Manager adalah posisi jabatan membantu tugas manager proyek yang
memiliki jawab terhadap prencanaan teknis dan material kostruksi, termasuk
membuat perhitungan kostruksi yang dibutuhkan, menyediakan seluruh shop
drawing serta menentukan spesifikasi data teknis dan volume pekerjaan kostruksi.
Adapun wewenang dan tanggung jawab dari site manager yaitu:
1) Memberikan rekomendasi usulan desain konstruksi pada tim serta mencari
solusi dari masalah yang terjadi di proyek.
2) Menyampaikan petunjuk teknis kepada tim dalam melaksanankan pekerjaan
sesuai bidang.
3) Memberikan penilayan terhadap perkembangan proses pekerjaan proyek.
4) Menjamin isi kerangka acuan kerja (KAK) dapat di penuhi sesuai dengan
ketentuan.
5) Membantu tim di lapangan dalam mengendalikan kegiatan di lapangan agar
lebih efektif dan efisien.
6) Melakukan pengecekan di lapangan terhadap semua laporan kinerja teknis
yang ada.
7) Menyusun rencana kerja dan pekerja yang terlibat , baik di laporan maupun di
laboratorium.

c) Pelaksanan Struktur
Wewenang dan tanggung jawab dari Pelaksana Struktur adalah :
1) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Site Engineer.
2) Menganalisa struktur yang sudah diberikan oleh pihak Konsultan.
3) Membuat perhitungan struktur untuk dikerjakan oleh mandor.

24
d) Pelaksana Arsitektur
Wewenang dan tanggung jawab dari Pelaksana Arsitektur adalah :
1) Menganalisa gambar yang sudah dibuat oleh Drafter.
2) Memperbaiki hasil gambar untuk diberikan kepada atasan.
3) Membuat Shop Drawing yang dapat dimengerti oleh mandor.

e) Drafter
Wewenang dan tanggung jawab dari Drafter adalah:
1) Membuat gambar pelaksanaan/shop drawing.
2) Menyesuaikan gambar perencana dengan kondisi nyata dilapangan.
3) Menjelaskan kepada pelaksana lapangan/surveyor.
4) Membuat gambar akhir pekerjaan/as built drawing.

f) Administrasi dan Keuangan


Wewenang dan tanggung jawab Administrasi dan Keuangan adalah :
1) Mempersiapkan dan menyediakan semua kebutuhan perlengkapan
administrasi dan alat-alat kantor untuk menunjang kelancaran proyek
konstruksi.
2) Membantu kepala pelaksana bagian proyek dan mengkoordinasi serta
mengawasi tata laksana administrasi.
3) Mencatat seluruh surat masuk dan keluar.
4) Merekap seluruh pembelian alat dan material.

g) Surveyor
Wewenang dan tanggung jawab dari Surveyor adalah:
1) Melaksanakan kegiatan survei dan pengukuran, diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan penentuan koordinat bangunan.
2) Melakukan plotting site plan di lokasi pekerjaan untuk menentukan
benchmark, center line, titik elevasi tanah asli dari border line.
3) Menentukan titik elevasi kedalaman galian pondasi serta lantai basement,
agar proses galian dan urugan tanah sesuai dengan perencanaan konstruksi.
4) Membuat titik as bangunan sesuai dengan jarak dan sudut datar yang telah
dihitung untuk mencari lokasi titik pondasi dan pile cap.
25
5) Mengawasi pelaksanaan staking out, penetapan elevasi/level, as, vertikal dan
horizontal sesuai dengan gambar rencana.
6) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaannya kepada kepala
proyek.
7) Membuat daftar alat ukur dan merawat alat ukur optik beserta
perlengkapannnya.
8) Mengkoordinir dan mengawasi penggunaan alat-alat ukur.

h) Petugas Logistik
Wewenang dan tanggung jawab bagian logistik proyek adalah :
1) Mensurvei data jumlah alat dan bahan material yang dibutuhkan sesuai
dengan rencana dan syarat-syarat yang telah ditentukan.
2) Melakukan pembelian alat dan bahan material ke supplier atau toko bahan
bangunan.
3) Menyiapkan dan mengelola tempat penyimpanan (gudang). Petugas Logistik
bertanggung jawab atas penyimpanan alat dan bahan material yang sudah
didatangkan ke area proyek sehingga dapat tertata rapi dan terkontrol dengan
baik.
4) Menganalisis dan bertanggung jawab atas sistem rantai pasok yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan.
5) Melakukan koordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian teknik proyek
terkait dengan jumlah dan jadwal pendatanganan bahan yang dibutuhkan pada
masing-masing item pekerjaan konstruksi.

2.11 Pelaksanaan Disiplin Kerja Proyek


Disiplin dalam pelaksanaan pekerjaan proyek sangat penting dan
berpengaruh besar dalam hal waktu pelaksanaaan proyek. Keterlambatan dan
kelalaian pihak-pihak terkait mengakibatkan waktu pelaksanaan yang tidak
tercapai sesuai rencana. Adapun pihak-pihak yang terkait ialah:

2.11.1 Tenaga Ahli


Tenaga ahli berperan penting dalam proses pekerjaan proyek Asrama Haji
Bengkulu, baik dari pihak Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas.
26
Menurut pengamatan penulis dalam mengamati kedisiplinan Tenaga Ahli telah
menjalani sesuai prosedur dan langkah kerja yang tepat. Sehingga, proses
pelaksanaan dilapangan terlaksana dengan baik dan terkontrol sesuai dengan
teknis metode kerja yang diterapkan dilapangan,
Akan tetapi ditemukan permasalahan-permasalahan kecil yang dapat
menghambat alur waktu pekerjaan, seperti adanya keterlambatan pengadaan
material. Faktor yang mempengaruhi keterlambatan material merupakan
pengadaan barang yang didatangkan dari luar daerah, sehingga proses pengadaan
logistik bagi beberapa material mengalami keterlambatan yang mengakibatkan
keterlambatan kerja menurut Schedule pelaksanaan proyek. Contoh material yang
di datang kan dari luar daerah ialah seperti Bata ringan dari Jakarta, besi ulir, alat
perkerasan Scaffolding dari Bali, serta pengadaan alat-alat penunjang pekerjaan
lainya.

2.11.2 Tenaga Kerja


Pelaksanaan disiplin kerja dari pihak pekerja diamati dari beberapa unsur
seperti jadwal jam kerja, kelengkaapan peralatan kerja, safety, dan efisiensi waktu
pengerjaan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek.
Hasil pengamatan penulis selama proses Kerja Praktek dilapangan selama
dua bulan, menemukan adanya beberapa kedisplinan yang belum tercapai dengan
keseluruhan. Hal ini disebabkan karena beberapa oknum pekerja masih
mengabaikan pengarahan dalam hal kelengkapan peralatan kerja untuk selalu
menggunakan Safety seperti helm kerja. Yang mana menurut aturan pekerjaan
proyek seluruh tenaga kerja diwajibkan menggunakan alat keselamatan diri pada
saat pelaksanaan pekerjaan proyek.
Selain itu ada juga faktor yang membuat pihak pekerja menglami hambatan dalam
pekerjaan seperti hujan.

2.12 Gambar Kerja (Shop drawing)


Gambar kerja merupakan gambar yang dijadikan pedoman untuk
pembangunan dan pelaksanaan pekerjaan dilapangan yang disetujui bersama oleh
kontraktor dan konultan Manajemen Kontruksi. Dan dibuat oleh pihak pelaksana

27
proyek/kontraktor. Shop Drawing yaitu gambar mengacu pada for contruction
drawing(for con) yang dibuat oleh kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan.
Gambar kerja sangat berpengaruh pada pelaksanaan pekerjaan dilapangan, maka
tingkat ketelitian dan kejelasannya harus diperhatikan. Semakin jelas dan lengkap
sebuah informasi dalam gambar kerja maka akan dapat meminimalisir kesalahan
dalam pengerjaan proyek dilapangan.

Gambar 2.6 Gambar kerja Denah Lantai Dasar


(Sumber : Dokumen proyek 2020)

28
3 BAB III
PELAKSANAAN PROYEK

3.1 Tinjauan Umum


Pada pelaksanaan proyek pembangunan Asrama Haji Bengkulu penulis
melaksanakan kerja praktek terhitung dari tanggal 15 Maret-15 Mei 2021. Dan
pada saat pelaksanaan kerja praktek bobot pekerjaan sudah mencapai15,459%..
Tahapan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan suatu proyek adalah
tahapan pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan akan kurang baik jika tidak
melalui proses perencanaan yang matang. Agar perencanaan tersebut berjalan
dengan lancar sesaui dengan rencana maka harus ada suatu tindakan saling
kerjasama dan koordinasi yang baik dengan semua pihak terkait.
Dalam pelaksanaan suatu proyek baik itu proyek kecil maupun proyek
besar, akhir dari pekerjaan tersebut harus memiliki kualitas yang baik, dan
memenuhi capaian- capaian diantaranya:
a. Sesuai dengan spesifikasi pekerjaan yang diharapkan.
b. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
c. Biaya yang dikeluarkan sesuai dengan yang direncankan.

Pada saat penulis mulai melaksanakan kerja praktek, bobot pekerjaan


aktual tidak sama dengan bobot pekerjaan rencana, sehingga pelaksanaan proyek
tidak berjalan sesuai jadwal rencana. Pekerjaan yang terlambat di laksanakan di
lapangan di sebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah :
a. Cuaca yang tidak menentu, mengambat pekerjaan di lapangan.
b. System manajamen proyek yang tidak terorganisasi secara baik.
c. Keterlambatan dalam pengadaan material.
d. Kerusakan alat dan kendala mobilisasi.

29
Karena keterlambatan itu tindakan yang diambil untuk mengatasi
keterlambatan ini diantaranya adalah dengan memberlakukan sistem pekerjaan
lembur dan menambah jumlah pekerja. Mengajukan tambahan waktu kepada
owner karena terjadi hambatan yang memaksa kemunduran wakktu pelaksanaan
seperti cuaca buruk.
Selama proses Kerja Praktek, penulis melakukan peninjauan terhadap
beberapa pengerjaan item konstruksi struktur yang di temui di lapangan proyek,
diantaranya:
a. Pekerjaan plat lantai
b. Pekerjaan balok
c. Pekerjaan kolom
d. Pekerjaan shear wall

3.2 Uraian Kegiatan


Kegiatan pelaksanaan pekerjaan struktur dilapangan, penulis mengamati
beberapa proses pelaksanaan item pekerjaan yang dilaksanakan dalam ruang
lingkup waktu kerja praktek selama dua bulan.
Seluruh item pekerjaan dapat penulis simpulkan menjadi beberapa tahapan
pelaksnaan yang akan di uraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Meliputi: administrasi, survey (marking).
b. Tahapan Pelaksanaan
Meliputi: pekerjaan bekisting, pekerjaan pembesian tulangan, pengecoran.
c. Tahapan Finishing
Meliputi: pembongkaran bekisting, perawatan.

Secara garis besar tiga proses tahapan tersebut ialah metode kerja seluruh
item pekerjaan yang penulis amati selama kerja praktek. Akan tetapi pada setiap
pelaksanaan item pekerjaan seperti balok, kolom dan shear wall memiliki
perbedaan-perbedaan urutan tahapan pelaksanaan dan treatment berbeda pada tiap
pelaksanaannya. Berikut ialah penguraian tiap-tiap item pengerjaan dalam
langkah-langkah pekerjaan pada pelaksanaan proyek.

30
3.2.1 Pekerjaan Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur (Sudarmoko, 1996).
Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi,
kolom termasuk struktur utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain
seperti beban hidup (manusia dan barang-barang), serta beban hembusan angin.
Komponen dalam struktur kolom terdiri dari besi dan beton. Besi berfungsi untuk
menahan gaya tarik yang terjadi pada kolom dan beton berfungsi untuk menahan
gaya tekan yang terjadi pada kolom.

31
Gambar 3.1 Denah Kolom Lantai 1
(Sumber : Dokumen Proyek)

32
Gambar 3.2 Ditail Kolom
(Sumber : Dokumen Proyek)

33
Gambar 3.3 Ditail Tulang Kolom
(Sumber : Dokumen Proyek)

a) Tahapan Persiapan
1) Marking
Pekerjaan marking merupakan pekerjaan penentuan titik-titik as kolom
yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan dilapangan .penetuan as
kolom dilakukan dengan menggunakan alat theodolite , pekerjaan ini bertujuan
untuk menentukan posisi kolom agar sesuai dengan gambar dan agar kolom tetap
lurus dari lantai dasar sampai lantai terakhir
34
Pengukuran as kolom menggunakan metode pengukuran horizontal.
Pengukuran ini bertujuan agar letak atau posisi kolom sesuai dengan as yang telah
direncanakan. Berikut adalah langkah-langkah penentuan as kolom berdasarkan
hasil pengamatan di lapangan:
• Siapkan alat-alat yang akan digunakan diantaranya theodolite, bak ukur dan
meteran.
• Membaca gambar kerja (shop drawing) untuk melihat letak posisi kolom,
bentuk dan ukurannya.
• Memasang theodolite tepat di atas garis pinjaman tegak lurus dengan lantai
di bawahnya sehingga benar-benar tegak, datar dan siku dari garis pinjaman
bangunan. Garis pinjaman dibuat 1 meter dari as kolom, didapat dari hasil
survey atas garis as bangunan.
• Membidik theodolite tersebut ke area kolom yang akan diukur. Kemudian
dilakukan setting sudut (0o) sebagai acuan untuk penembakan kolom.
• Selanjutnya jarak masing-masing kolom diukur menggunakan meteran
sesuai dari gambar shop drawing.
• Menyipat dua titik pinjaman dengan alat sipatan sehingga membentuk garis
pada lantai beton.
• Lalu membuat garis sejarak 50 cm dari garis selimut kolom untuk keperluan
verticaility kolom nantinya.
• Lakukan pengukuran untuk kolom lainnya dengan cara yang sama

2) Administrasi
Pada taahapan administrasi ialah tahapan persetujuan pekerjaan suatu item
yang di ajukan oleh pihak kontraktor kepada MK, yang mana pihak MK
melakukan pengecekan pada titik markingan apabila sesuai dengan rencana maka
pekerjaan selanjutnya akan disetujui dan dilanjutkan oleh pihak kontraktor.

b) Tahapan Pelaksanaan
1) Pekerjaan tulangan
Tulangan kolom menggunakan besi ulir D 19, dengan sengkang besi Ø 10,
dan di ikat menggunakan kawat bendrat. Pekerjaan tulangan dilakukan manual

35
oleh pekerja pada titik pembesian pada kolom, aspek yang sangat diperhatikan
ialah dalam sambungan besi dan perakitan pembesian. Langkah pengerjaan:
• Besi ulir sesuai spesifikasi rencana kerja terlebih dahulu dipotong
menggunakan Cutting wheels sesuai dengan panjang besi tulangan yang
akan dipasang, serta melakukan perakitan untuk tulang sengkang
menggunakan besi diameter 10 sesuai dengan ukuran panjang dari rencana
pembesian kolom.
• Besi diangkut manual oleh pekerja dari tempat pemotongan pembesian ke
titik pengerjaan kolom.
• Perakitan dilaksanakan oleh pekerja dengan metode pemasangan besi satu
persatu di tegakan dan disambungkan dengan pembesian kolom lantai
sebelumnya, dengan rumus panjang sambungan besi yang dipakai ialah
40xD.
• Setelah besi ulir disambung dan ditegakan, kemudian dilakukan
pemasangan tulang sengkang yang di masukan satu persatu dari ujung dan
kemudian dikunci dan di ikat menggukan kawat bendrat dengan jarak antar
tulangan yang telah ditentukan.
• Setelah perakitan tulangan selesai, lalu di pasang beton deking sesuai
ketentuan, beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton untuk pembatas
dan penyangga antara tulangan dengan bekisting yang akan dipasang
setelahnya.
• Setelah terpasang semua, dilakukan pengecekan terhadap tulangan apakah
sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
• Jika sudah sesuai dengan gambar kerja, baru dilakukan pemasangan
bekisting kolom.

36
Gambar 3.4 Pemasangan Tulangan Kolom
Sumber:(Dokumentasi Lapangan 2021)

2) Pekerjaan Bekisting
Pada tahapan pengerjaan bekisting, digunakan bekisting plywood 12mm
yang di rakit terlebih dahulu menjadi potongan panel siap pasang. Untuk lebar
dari bekisting itu sendiri mengikuti lebar dari balok, dimana kemudian
pemasangan bekisting di uraikan sebagai berikut :
• Perakitan bekisting menggunakan alat rakit kayu dengan tenaga pekerja
dilakukan terlebih dahulu di zona cetak bekisting, ukuran dari bekisting
yang dibuat mengikuti dari ukuran kolom yang akan dilaksanakan pada
gambar rencana.
• Pemasangan bekisting pada garis yang telah di buat oleh tim survey
dilakukan manual dengan dua hingga tiga pekerja, namun sebelum bekisting
di tegakan bekisting terlebih dahulu di olesi permukaanya dengan oli, guna
agar permukaan plywood tidak merusak permukaan kolom nantinya apabila
beton lengket pada permukaan bekisting pada saat pembongkaran.
• Setelah bekisting terpasang pada tulangan kolom, bekisting dikunci dengan
sabuk pengunci yang dikuatkan dngan menggunakan tie road.
• Kemudian,lakukan verticality bekisting kolom dengan bantuan waterpass,
benang, dan unting-unting.
• Memasang pipa support dan bracing untuk menjaga kevertikalan kolom.

37
• Jika verticality pada bekisting kolom sudah sesuai, maka pengecoran kolom
sudah bisa dilakukan.

Gambar 3.5 Pemasangan Bekisting Kolom


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

3) Pekerjaan pengecoran
Pengecoran dilakukan menggunakan alat berat Concrete pump dengan
metode pengecoran penuangan langsung disalurkan menuju lokasi pengecoran.
Langkah pelaksaan:
• Melakukan pembersihan di area kolom.
• Memberi sikabond pada area pengecoran untuk perekat antara beton lama
dan beton baru yang akan dicor.
• Menyiapkan truk mixer yang berisikan beton ready mix dengan mutu K-300
kg/cm2.
• Setelah truk mixer memasuki lokasi proyek,dilakukan terlebih dulu uji
slump dengan ketentuan nilai slump adalah 10 cm.
• Lalu ambil sampel ( 2 buah benda uji ) dilakukan pada umur 7 hari,14 hari
dan 28 hari.
• Lalu tuangkan beton ready mix ke dalam concrete pump yang telah dipasang
dengan pipa tremi.
• Lalu alirkan beton ready mix ke area pengecoran dengan bantuan mobil
concrete pump yang dialirkan ke pipa tremi.
• Setelah itu, tuangkan beton ke dalam bekisting dengan bantuan pipa tremi.

38
• Lalu padatkan setiap beton ready mix yang masuk ke dalam bekisting
dengan menggunakan concrete vibrator agar beton merata dan padat
sehigga tidak ada rongga di dalam area pengecoran.
• Setelah pengecoran selesai, diamkan beton tersebut selama ±8 jam.
Setelah mencapai ±8 jam, bekisitng kolom tersebut sudah boleh dibongkar.
• Setelah itu,lakukan tahapan finishing.

Gambar 3.6 Pengecoran Kolom


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

c) Tahapan Finishing
1) Pembongkaran bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton berumur satu hari, yang
mana dengan catatan pembongkaran dilakukan harus dengan sangat berhati-hati
agar tidak merusak beton yang belum mencapai umur perkerasan sempurna.
Langkah pembongkaran bekisting:
• Kendurkan dan lepaskan Tie road dengan perlahan hingga tidak mengikat
panel bekisting
• Bekisting dipukul-pukul secara perlahan guna agar permukaan beton tidak
melekat pada bekisting
• Mengendurkan dan melepaskan support dengan perlahan pada keempat sisi
kolom, dan dengan sendirinya bekisting akan telepas dari prmukaan kolom

39
• Bekisitng yang telah dilepas dipindahkan dari kolom untuk kemudain dapat
digunakan pada pengerjaan kolom selanjutnya, dikarenakan bekisting
plywood 12mm memiliki sistem dua kali pemakaian.

Gambar 3.7 Pembongkaran Bekisting kolom


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

2) Perawatan beton
Setelah bekisting kolom dilepaskan, perawatan beton harus dilakukan
untuk menghindari kehilangan banyak air pada awal pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses pengikatan awal beton, dan juga perbedaan temperatur pada
beton bagian luar dan dalam kolom yang dapat menyebabkan terjadinya retak-
retak (crack) pada beton.

3.2.2 Pekerjaan Shear Wall


Shear wall merupakan dinding yang dirancang untuk menahan geser, gaya
lateral akibat gempa bumi. Dinding geser merupakan elemen – elemen vertikal
sebagai sistem penahan gaya horizontal.
Fungsi Shearwall pada gedung secara umum :
a. Memperkokoh gedung
Dengan struktur dinding beton bertulang, maka dinding bukan hanya sebagai
penyekat ruangan tetapi berfungsi juga sebagai struktur bangunan yang ikut
memikul gaya-gaya beban yang bekerja pada balok dan kolom sekitarnya.

40
b. Meredam goncangan akibat gempa
Secara geografis. Negara kita pada umumnya dan daratan Flores pada khususnya
adalah tempat yang sangat rentan terhadap gempa, dengan dinding sistem Shear
wall maka gaya gempa yang terjadi akan direduksi, sehingga mampu mengurangi
akibat yang terjadi pada bentuk bangunan yang ada.
c. Mengurangi biaya perawatan gedung
Dengan semakin kokohnya gedung yang menggunakan shear wall, maka
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat guncangan gedung akibat gempa bisa di
minimalisir sehingga akan mengurangi biaya perawatan yang seharusnya
dikeluarkan.

Gambar 3.8 Denah dan Ditail Sherwal


(Sumber : Dokumen Proyek)
41
Tahapan- tahapan pelaksanaan pekerjaan shear wall adalah sebagai berikut:

a) Tahapan persiapan
1) Markingan
Penentuan as shear wall harus dilakukan secara cermat dan teliti oleh tim
surveyor,agar menghasilkan elevasi dan vertikal yang sama dalam pembuatan
balok dan plat lantai. Titik-titik as shear wall ditentukan dan diperoleh dari hasil
pengukuran dengan menggunakan alat theodolite. Titik as shear wall harus
ditentukan secara akurat karena sangat menentukan hasil pekerjaan selanjutnya.
Jika terjadi kesalahan dalam penentuan titik as, maka letak as shear wall
akan berubah dengan shear wall dibawahnya atau diatasnya. Letak as-as ini harus
selalu dikontrol karena bukan tidak mungkin karena salah satu dan lain hal, as-as
tersebut berubah dari yang telah dibuat sebelumnya.

2) Administrasi
Pada tahapan administrasi ialah tahapan persetujuan pekerjaan suatu item
yang diajukan oleh pihak kontraktor kepada MK, yang mana pihak MK
melakukan pengecekan pada titik markingan apabila sesuai dengan rencana maka
pekerjaan selanjutnya akan disetujui dan dilanjutkan oleh pihak kontraktor.

b) Tahapan pelaksanaan
1) Pekerjaan Tulangan
Tulangan shear wall pada proyek Asrama Haji Bengkulu menggunakan
besi diameter 13 (BJTD 40). Adapun langkah-langkah pengerjaan pembesian
shear wall adalah sebagai berikut:
• Baja tulangan yang akan digunakan dipotong dan dibengkokan sesuai
dengan ukuran yang telah direncakan pada area pabrikasi
• Pengangkutan tulangan dilakukan secara manual oleh pekerja menuju titik
pengerjaan tulangan balok
• Dilakukan pemasangan tulangan sesuai dengan ukuran yang telah
direncanakan pada gambar kerja (shop drawing).
• Setelah sengkang dipasang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistim silang.
42
• Setelah besi terpasang pada posisinya, dan cukup kaku lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan, beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
• Setelah terpasang semua, dilakukan pengecekan terhadap tulangan apakah
sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.
• Jika sudah sesuai dengan gambar kerja, baru dilakukan pemasangan
bekisting shear wall.

Gambar 3.9 Tulangan shear wall


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

2) Pekerjaan bekisting
Perakitan bekisting, dilakukan perakitan bekisting oleh pekerja dilapangan
proyek, bekisting yang digunakan adalah plywood 12mm dengan dua jenis type
lebar bentang, yaitu: plywood 12mm – 260 x 120 (cm) dan plywood 12mm – 260
x 60 (cm).
Adapun uraian pemasangan bekisting shear wall adalah sebagai berikut:
• Pekerjaan bekisting dimulai dengan pabrikasi material sesuai dengan
ukuran rencana.
• Sebelum melaksanakan pemasangan bekisting shear wall , sebaik sisi dalam
bekisting di oleskan dengan oli terlebih dahulu agar tidak lengket dan
merusak permukaan shear wall nantinya.
• Setelah bekisting terpasang pada tulangan shear wall, bekisting dikunci
dengan sabuk pengunci yang dikuatkan dengan tie road

43
• Kemudian,lakukan verticality bekisting shear wall dengan bantuan
waterpass, benang, dan unting-unting.
• Memasang pipa support dan bracing untuk menjaga kevertikalan shear wall.
• Jika verticality pada bekisting shear wall sudah sesuai, maka pengecoran
shear wall sudah bisa dilakukan.
Setelah seluruh pengerjaan pemasangan bekisitng selesai dilakukan
pengecekan tegak lurus dari bekisting yang dinamai dengan Cek Verticallity
menggunakan benang ukur, disaksikan oleh pihak Kontraktor serta di setujui olek
Konsultan MK.

Gambar 3.10 Bekisting shear wall


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

3) Pekerjaan pengecoran
Pengecoran dilakukan menggunakan alat berat Concrete pump dengan
metode pengecoran penuangan langsung disalurkan menuju lokasi pengecoran.
Langakah-langkah dalam pengecoran sher wall :
• Memberi sikabond terlebih dahulu pada area pengecoran untuk perekat
antara beton lama dengan beto baru yang akan di cor.
• Menyiapkan truck mixer yang berisikan beton ready mix dengan mutu k-
300 kg/cm2
• Setelah truck mixer memasuki lokasi proyek dilakukan terlebih dahulu uji
slump dengan ketentuan nilai slump adalah 10±2.

44
• Lalu ambil sampel ( 2 buah benda uji ) dilakukan uji kuat tekan pada umur 7
hari ,14 hari dan 28 hari.
• Lalu tuangkan beton ready mix ke dalam concret pump yang telah terpasang
pipa tremi.
• Lalu alirkan beton ready mix ke area pengecoran dengan bantuan mobil
concret pump yang dialirkan ke pipa tremi.
• Setelah itu tuangkan beton ke dalam bekisting dengan bantuan pipa tremi.

• Lalu padatkan setiap beton ready mix yang masuk kedalam bekisting
dengan menggunakan concret vibrator agar beton merata dan padat sehingga
tidak ada rongga didalam area pengecoran.
• Setelah itu,lakukan tahapan finishing

Gambar 3.11 Pengecoran shear wall


(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

c) Tahapan Finishing.
1) Pembongkaran bekisting.
Pada proyek Asrama Haji Bengkulu, pekerjaan pembongkaran bekisting
sher wall pada saat umur beton 7-14 hari setelah pengecoran dan setelah itu
Pembongkaran dilakukan oleh pekerja secara manual dengan melepas panel-panel
bekisting satu persatu

45
Gambar 3.12 Pembongkaran bekisting shear wall
(Sumber: Dokumentasi Lapangan 2021)

2) Perawatan beton
Setelah bekisting balok dilepaskan, perawatan beton harus dilakukan
untuk menghindari kehilangan banyak air pada awal pengerasan beton yang akan
mempengaruhi proses pengikatan awal beton, dan juga perbedaan temperatur pada
beton yang dapat menyebabkan terjadinya retak- retak (crack) pada beton.
3.2.3 Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai
Pekerjaan balok dan plat lantai akan di uraikan secara eksplisif oleh
penulis pada Bab empat tinjauan khusus dalam laporan kerja praktek.

3.3 Sumber Daya Proyek


Pada pelaksanaan proyek, peralatan, material merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kualitas bangunan. Bahan bangunan yang dipakai dapat
berpengaruh terhadap kekuatan serta daya tahan konstruksi, sedangkan peralatan
akan menyempurnakan atau mempercepat pada pelaksanaan pekerjaan proyek.

3.3.1 Material
Dalam pelaksanaan suatu proyek pembangunan gedung maupun bangunan
sipil lainnya perlu diperhatikan adanya syarat – syarat dalam memilih maupun
pemeliharaan bahan konstruksi yang digunakan, sebab bahan konstruksi sangat
erat kaitannya dengan kualitas serta kekuatan dan keamanan bangunan.

46
Logistik adalah bagian yang mengurus masalah penyediaan material
(bahan-bahan) yang diperlukan dalam suatu proyek. Material yang digunakan
dalam pembangunan ini antara lain :
a) Semen
Semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan cara
menggiling halus klinker yang terdiri dari silika – silika, kalsium yang bersifat
hidrolis dan gips sebagai bahan pembantu.:
 Semen portland type I
Semen portland untuk penggunaan umum tanpa syarat khusus.
 Semen portland type II
Semen porland yang digunakan bila ada gangguan sulfat yang sedang serta
panas hidrasi sedang.
 Semen portland type III
Semen portland yang pengembangan pengerasnya cepat atau perkembangan
kekuatan awal tinggi.
 Semen portland type IV
Semen porland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas hidrasi
yang rendah.
 Semen portland type V
Semen portland untuk digunakan bila ada gangguan sulfat tinggi.

Gambar 3.13 Semen PCC


(Sumber : Dokumentasi Lapangan)
2021)

47
Semen yang dipakai dalam pelaksanaan proyek ini adalah tipe semen yang
disesuaikan dengan kebutuhan beton bertulang yaitu semen portland tipeI.
Pengadaan semen dalam proyek ini tidakbegitu banyak digunakan karena seluruh
struktur menggunakan betonready mix sehingga penggunaan semen hanya untuk
pembuatan beton skala kecil seperti pembuatan tahu beton dan juga sebagai bahan
campuran untuk pengecoran sloof.

b) SB 168 ( SUPER BOND 168 )


Merupakan salah satu perekat bata ringan yang di produksi oleh
perusahaan nasional dengan menggunakan teknologi modern dari jerman. Super
bond semen instan siap pakai (premixed mortar) yang mengedepankan solusi
inovatif dan ramah lingkungan.
fungsi dari SB 168 adalah sebagai perekat dalam pemasangan jenis bata presisi
seperti bata ringan,batako,dan presisi lainnya.cara penggunaan SB 168 sangat
mudah hanya dengan ditambahkan air dan aduk lalu diaplikasikan.

Gambar 3.14 Perekat Bata Hebel


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

48
c) Air
Air dalam beton merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai bahan
proses terjadinya pengikatan antara semen, agregat halus dan agregat kasar.Oleh
karena itu, pemakaian air yang digunakan harus memenuhi persyaratan tertentu
yang telah ditetapkan agar mendapatkan mutu beton yang baik.
Adapun dalam pelaksanaannya air yang digunakan mempunyai persyaratan
sebagai berikut :
• Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, dan bahan – bahan organik atau bahan yang dapat merusak
beton dan baja tulangan.
• Persediaan sumber air tersedia disekitar lokasi proyek dan telah memenuhi
syarat yang telah ditetapkan.

Fungsi utama air dalam pengecoran beton adalah :


• Sebagai bahan adukan beton sehingga dapat menentukan kekentalan yang
dapat mempengaruhi kekuatan beton.
• Sebagai peralatan beton dengan jalan menyiram atau menggenangi sehingga
mencapai pengerasan yang sempurna.

Air dalam pembuatan beton ini akan berpengaruh terhadap :


• Kelangsungan reaksi dengan semen portland sehingga dapat dihasilkan
kekerasan dan kekuatan.
• Dalam pembuatan pasta semen yaitu pada sifat yang dapat dikerjakan,
adukan beton, kekuatan, susut dan keawetan beton.
• Perawatan dan pengerasan beton guna menjamin pengerasan sempurna.

Air yang digunakan pada proyek ini berasal dari sumur bor yang terdapat dalam
lokasi proyek

49
Gambar 3.15 Air
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

d) Besi Tulangan
Besi tulangan adalah besi yang berbentuk batang yang digunakan untuk
penulangan beton, baik penulangan kolom,balok dan plat lantai. Dalam
perdagangan disebut juga besi beton.

Besi tulangan menurut bentuknya dibagi atas :


• Besi tulangan polos (BJTP) adalah batang prismatis yang berpenampang
bulat, persegi, lonjong dan lain – lain dengan permukaan licin.
• Besi tulangan yang berulir (BJTD) adalah batang prismatis yang bersirip
atau yang berulir teratur untuk mendapatkan perletakan yang lebih baik dari
pada besi tulangan polos dengan luas penampang yang sama.

50
Gambar 3.16 Besi Tulangan Ulir
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

Baja tulangan pada proyek Kontruksi Revitalisasi dan Pengembangan


Asrama Haji Bengkulu di supply oleh PT. Krakatau Steel.Tbk
Pada pembangunan Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu ini
tulangan yang digunakan adalah:
 Mutu baja tulangan (besi polos)
Produksi PT. Krakatau Steel.Tbk
Mutu baja : U 24
Penggunaan : Untuk plat lantai, sengkang balok dan kolom
Diameter besi : Ø 8, Ø 10.
 Mutu baja tulangan (besi ulir)
Produksi PT. Krakatau Steel.Tbk
Mutu baja : U 40
Penggunaan : Untuk kolom, balok dan shear wall
Diameter besi : D 13, D 16, D 19, D 22.

e) Kawat Pengikat
Kawat beton yang digunakan haruslah yang berkualitas besi lunak yang
telah dipijarkan yang berdiameter 1mm yang digunakan untuk mengikat besi.
51
Gambar 3.17 Kawat Bendrat
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

f) Multripleks
Multripleks adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
bekisting pilecap, tie beam, sloof, balok, kolom maupun plat lantai. Multripleks
yang digunakan dalam pembuatan bekisting pada proyek ini adalah plywood
ukuran 12mm dan kayu kasau.

Gambar 3.18 Pabrikasi Bekisiting Multripleks dan Kayu


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

g) Beton Ready mix


Beton ready mixyang digunakan harus sesuai dengan ACI 301-74, ACI
committee 304 dan ASTM C 94-92a.Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini
digunakan beton ready mix dipakai beton produksi PT. Super Beton Prima Mix
design dengan mutu (fc’) :

52
 Kolom : fc’25 Mpa
 Shear wall : fc’25 Mpa
 Balok dan pelat lantai : fc’25Mpa
Beton ready mix adalah beton segar yang belum mengalami proses
pengikatan dan perkerasan yang diproduksi pada batching plant dengan
penambahan bahan kimia (admixture) tergantung pada jenis beton yang dipesan,
kemudian dikirim kelapangan dengan mengguanakan concrete mixer truck. Beton
ready mix diproduksi di pabrik dibawah pengawasan dengan menggunakan
system operasi komputer, untuk memastikan beton ready mix sampai dilapangan
masih dalam keadaan plastis. Temperatur beton ready mix yang diizinkan dari
campuran beton tidak boleh melampaui 35º C untuk mass concrete, dan 38 º C
untuk beton normal.
Beton ready mix banyak digunakan dalam proyek konstruksi karena
keuntungannya antara lain :
• Sebuah pabrik ready mix concrete dapat melayani area yang luas.
• Dapat dikirim langsung ke lapangan
• Mengurangi waktu pengecoran
• Menghemat tempat untuk pencampuran beton di lapangan
• Memiliki kualitas yang lebih tinggi dari beton konvensional

Gambar 3.19 Beton Ready Mix


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

53
Kerugian dari beton ready mix adalah dalam pengiriman jika suatu proyek
jauh dari batching plant sehingga sangat sulit untuk mempertahankan beton
tersebut tetap plastis sampai ke proyek. Untuk mengatasinya maka diberi zat
additive seperti retarder yang dapat mempertahankan keplastisan beton hingga 2
jam. Karena zat additive tersebut mahal harga beton menjadi lebih mahal.

h) Beton Deking
Beton deking terbuat dari campuran spesi atau beton. Pembuatan beton
decking ini bertujuan untuk menghasilkan selimut lapisan pada beton sesuai
dengan kebutuhan proyek konstruksi. Beton deking sendiri biasanya
menggunakan media tahu beton sebagai media pemisah antara tulangan dengan
sisi terluar beton sehigga menciptakan selimut pada beton.
Tahu beton adalah campuran semen,pasir, dan air yang digunakan sebagai
pembatas antara bekisting dan baja tulangan. Tebal tahu beton dibuat sesuai
dengan selimut beton yang direncanakan, bahan tahu beton dibuat dengan nilai
perbandingan semen dan pasir 1 : 1. tahu beton digunakan pada penulangan, plat,
retaining wall,dan kolom.

Gambar 3.20 Tahu Beton


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

3.3.2 Peralatan
Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan di lapangan, pelaksanaan pekerjaan
menyediakan seluruh kebutuhan peralatan kerja dan material yang dibutuhkan
untuk menunjang pelaksanaan fisik di lapangan, sehingga pekerjaan bisa selesai
tepat pada waktunya dan sesuai dengan yang direncanakan.
54
Kelengkapan peralatan merupakan suatu kebutuhan untuk menjaga
kelancaran pelaksanaan suatu pekerjaan.Semua peralatan pekerjaan disediakan
oleh kontraktor, sedangkan alat-alat yang tidak dipunyai oleh kontraktor biasanya
disewa dengan sistem kontrak.
Dalam penggunaan alat-alat tersebut ada beberapa aspek yang harus
dipertimbangkan, baik dari segi ekonomis maupun teknis, diantaranya:
1. Pertimbangan ekonomis yaitu menyangkut masalah volume pekerjaan,
kelancaran pekerjaan dan pengadaan alat tersebut, artinya dengan membeli
atau menyewa suatu alat dapat dicapai suatu efisiensi yang tinggi.
2. Pertimbangan teknis yaitu menyangkut spesifikasi alat tersebut, ukuran, dan
kapasitas alat serta jumlah alat itu sendiri yang menyangkut ruang gerak alat
tersebut dilokasi proyek.

Pada proyek Asrama Haji Bengkulu ini, alat yang digunakan dalam
keadaan baik dan sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan. Adapun peralatan
yang digunakan adalah sebagai berikut:

a) Jenis Dan Jumlah Peralatan (alat berat)


1) Excavator
Dalam pekerjaan earthwork, excavator merupakan salah satu unit alat
berat yang sangat berperan dalam proses tersebut. Excavator biasa digunakan
untuk berbagai industri seperti konstruksi, telekomunikasi, pertambangan dan
industri lainnya. Excavator terdiri dari boom, stick, bucket, dan cab dimana
platform dapat berotasi. Platform tersebut bertumpu pada track atau roda.
Excavator yang terdapat di proyek ini berjumlah 1 unit merupakan milik
kontraktor sendiri PT. Bahana Krida Nusantara.

55
Gambar 3.21 Excavator
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

2) Truck Mixer
Truck mixer adalah mobil yang digunakan untuk membawa campuran
beton ready mix dari lokasi pembuatannya (batching plant) kelokasi pekerjaan
proyek. Pada saat proses mobilisasi, molen yang berfungsi sebagai wadah
penampungan selalu berputar dengan frekuensi yang telah ditentukan. Pada
proyek ini concrete mixer truck yang digunakan merupakan milik dari PT. Super
Beton Prima sebanyak 3 unit.

Gambar 3.22 Truck Mixer


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

3) Concrete Pump Truck


Concrete pump truck adalah truk yang dilengkapi dengan pompa dan
lengan (boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat yang sulit
dijangkau.Dalam penggunaan concrete pump truck ini,resiko segregasi (tidak

56
bercampurnya agregat dengan semen) sangat kecil dan merupakan cara yang
paling cepat dibandingkan dengan pembawaan beton dengan cara lainnya.Dalam
penggunaan alat ini perlu diperhatikan nilai slump dari campuran beton yang akan
dipompa. Jika nilai slump terlalu kecil maka kerja pompa akan menjadi berat.
Alat ini mempunyai kapasitas pengecoran hingga100 m3/jam. Dengan alat
ini pengecoran akan lebih sempurna karena tinggi jatuh dari beton dapat diatur
sehingga mengurangi resiko keropos. Pada pembangunan proyek Kontruksi
Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu concrete pump yang
digunakan berasal dari PT. Super Beton Prima dan berjumlah sebanyak 1 unit.

Gambar 3.23 Concrete Pump


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

b) Peralatan Survey
Surveyor atau yang disebut uitzet menjadikan kunci pembuka dalam
pelaksanaan proyek, yaitu mengaplikasikan gambar rencana ke dalam duni nyata,
dan harus mempunyai keahliaan dalam menerjemahkan bentuk dan ukuran
kedalam pelaksanaan konstruksi bangunan. Adapun peralatan yang digunakan
seorang surveyor atau uitzet meliputi :

57
1) Waterpass
Digunakan untuk memberikan garis markingagar posisi kolom vertikal dan
untuk plat agar tidak terjadi beda tinggi yang tidak diinginkan.

Gambar 3.24 Waterpass


(Sumber : Dokumentasi
Lapangan 2021)

2) Theodolite
Theodolite digunakan untuk survey secara lebih detail, dapat meninjau
garis horizontal dan vertical dalam proses survey pada saat pelaksanaan proyek.

Gambar 3.25 Theodolite


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

58
3.3.3 Sumber Daya Manusia
Adapun daftar tenaga kerja rata-rata proyek Asrama Haji Bengkulu adalah :
a) Staff kontraktor
• Project Manager : 1 org
• Site Manager : 1 org
• Pelaksana lapangan : 2 org
• Surveyor : 1 org
• Surveyor asisten : 1 org
• Other Staff : 2 org
• MEP : 1 org
b) Mandor : 1 org
c) Tukang besi : 8 org
d) Tukang cor : 7 org
e) Tukang bekisting : 5 org
f) Pekerja : 20 org

Ketentuan jam kerja PT. Bahana Krida Nusantara :


- Jam 08.00 – 12.00 WIB adalah jam bekerja
- Jam 12.00 – 13.00 WIB adalah jam istirahat
- Jam 13.00 – 17.00 WIB adalah jam bekerja

3.4 Pengendalian dan Pengawasan Proyek


3.4.1 Pengendalian proyek (waktu, mutu, biaya)
a) Pengendalian waktu
Pengawasan dan pengendalian waktu pelaksanaan wajib dilaksanakan agar
proyek dapat terlaksana sesuai jadwal yang telah ditentukan. Pengendalian waktu
dilakukan dengan cara membandingkan prestasi kerja di lapangan dengan rencana
kerja yang yang telah dibuat. Teknis penjadwalan proyek Asrama Haji Bengkulu
menggunakan Time Schedule. Tujuan pembuatan Time Schedule ini adalah agar

59
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat menjadi lebih efisien, ekonomis serta
terarah.
Pada setiap bagian pekerjan ada time schedule mempunyai persentase
bobot, sehingga kumulatif dari persentase bobot tersebut membentuk kurva S.
Dan perbandingan kurva S rencana dengan kurva S realisasi dapat dilihat
kemajuan pelaksanan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang
direncanakan.
Apabila proyek mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan,
maka perlu diketahui penyebabnya serta dicari solusi terbaik untuk masalah
tersebut. Adapun penyebab keterlambatan tersebut diantaranya:
1. Metode pada pelaksanaan lapangan kurang tepat dengan kondisi lapangan
2. Faktor kesiapan alat kerja yang kurang baik
3. Jumlah tenaga ahli tidak mencukupi
4. Keterlambatan mendatangkan material

Apabila terjadi keterlambatan proyek yang terlalu jauh dari waktu yang
ditentukan, maka harus dilaporkan kepada konsultan MK. Laporan tersebut harus
disertai dengan alasan keterlambatan atau kendala-kendala yang ditemui
dilapangan. Selain itu karena time schedule rencana kerja yang lama tidak dapat
lagi digunakan, maka perlu dibuat time schedule rencana yang baru. Time
schedule tersebut terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari konsultan MK.
Kurva S pada proyek ini dapat dilihat pada halaman lampiran 1.

b) Pengendalian Mutu
Dalam pengendalian suatu proyek harus memenuhi persyaratan mutu,
yang merupakan sasaran pengelolaan proyek disamping jadwal dan biaya.
Kualitas pekerjaan yang baik salah satunya dipengaruhi oleh kualitas bahan atau
material yang memenuhi standar yang ditetapkan.
Pengujian terhadap beton dilakukan secara visual dan pengujian
laboratorium. Pengujian secara visual dilakukan dengan cara melihat beton ready
mix yang akan digunakan. Hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi beton ready
mix yang tidak menggumpal serta memiliki campuran yang homogen yang dapat

60
dilihat dari warnanya. Namun, tidak cukup jika mengetahui mutu beton ready mix
hanya dengan pengamatan visual. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian
dengan alat, dalam hal ini adalah slump test di lapangan dan tes kuat tekan beton
di laboratorium.
Sebelum perkerjaan pengecoran dimulai, beton ready mix yang tiba
dilapangan akan dilakukan terlebih dahulu pengambilan sampel campuran beton
untuk test uji slump agar mendapatkan nilai slump sesuai dengan yang
direncanakan, dimana test uji slump ini berfungsi untuk menentukan
konsisten/kekentalan dari campuran beton menggunakan kerucut abrams .
Jikabetonyangtelahdiujitidakmemenuhisyarat,yaitunilaislumpyang tidak tercapai
sesuai dengan standar maka beton ready mix tersebut akan ditolak dan
dikembalikan ke batching plant.
Begitupun dengan seluruh material yang digunakan pada proyek Asrama
Haji Bengkulu bahwa keseluruhan menggunakan material yang telah memenuhi
SNI.
Adapun salah satu pengujian yang dilaksanakan pada Proyek Konstruksi
Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji Begkulu adalah sebagai berikut:

a) Slump test
Slump test adalah suatu cara untuk mengetahui atau mengukur kelecekan /
kekentalan adukan beton yang nantinya akan berguna untuk pekerjaan beton.
Pada pengujian ini beton yang digunakan berasal dari PT. Super Beton Prima. PT.
Super Beton Prima ini dipilih karena letaknya yang cukup dekat dengan Proyek
Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji Bengkulu yaitu berkisar ± 4,4 km,
dan memerlukan waktu jarak tempuh ±15 menit. Selama perjalanan pengantaran
beton ke proyek,mesin truck mixer harus selalu berputar agar beton tidak
mengeras.
Serta sebelum beton dibawa ke proyek produksi di batching plant harus
sesuai dengan job mix formula yang telah ditentukan. Untuk pengujian slump
beton ini langsung dilakukan oleh petugas dari PT. Super Beton Prima dan di
awasi oleh tim konsultan MK pada proyek atau yang mewakili.

61
Dalam proyek revitalisasi dan pengembangan asrama haji bengkulu , nilai
slump yang dipakai adalah 10+2 cm untuk seluruh komponen struktur, baik
kolom, shearwall, balok dan plat lantai. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan kerucut Abraham.

Adapun ketentuan nilai slump pada Proyek Konstruksi Revitalisasi


Asrama Haji Bengkulu seperti yang terlampir pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1Ketentuan nilai slump

Jenis pekerjaan Nilai slump (cm)


Kolom 12±2
Balok 12±2
Pelat lantai 12±2
Shear Wall 12±2

(Sumber :PT. ENESTE)

Nilai slump beton dapat dicari dengan cara mengukur benda uji dalam 3
sisi bagiannya (H1, H2, H3). Lalu ambil nilai rata – rata dari penurunan yang
terjadi.

Persiapan alat dan bahan :


• Peralatan uji slump yaitu kerucut Abraham disiapkan dengan ukuran
diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm, serta tinggi 30 cm beserta
tongkat baja dengan panjang 60 cm dan diameter 16 cm.
• Setelah itu dilakukan pengambilan sampel beton dari mixer truk dengan
memakai gerobak proyek.
• Kerucut Abraham diletakkan pada bidang datar dan rata namun
tidak menyerap air, biasanya menggunakan tripleks.

62
63
Prosedur pengujian slump test sebagai berikut :

Gambar 3.26 Proses pelaksanaan slump test


(sumber: dokumentasi pribadi,2021)

• Tuangkan material adukan beton ke dalam kerucut abraham, setinggi 1/3


tinggi kerucut (lapisan I). Tusuk-tusuk beton dengan tongkat sebanyak 25
kali tumbukan.
• Tuangkan lagi material adukan beton hingga 2/3 tinggi kerucut Abraham
(lapisan II).
• Tusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali pada lapisan ke 2
menembus lapisan I maksimal 5 cm.
• Tuangkan lagi adukan material beton ke dalam kerucut abraham hingga
penuh (lapisan III).
• Tusuk-tusuk sebanyak 25 kali dan menembus lapisan ke 2 maksimal 5 cm.
• Bersihkan bagian atas kerucut abraham.
• Bersihkan pula bagian bawah kerucut abraham.
64
• Pegang sisi luar dan tarik lurus atau angkat secara vertikal.
• Ukur tinggi jatuhnya material adukan beton.
• Penurunan dihitung dari tiga sisi yang berbeda

Maka akan ditemukan 3 bentuk hasil slump test:

1. Slump Sejati 2.Slump Geser 3 .Slump Runtuh


Gambar 3.27 Hasil-hasil pelaksanaan slump test
(sumber: dokumentasi pribadi,2021)
• Slump sejati (kental)
Pada kondisi ini penurunan umum dan seragam tanpa ada yang pecah.
• Slump geser
Pada kondisi ini separuh puncaknya tergeser dan tergelincir kebawah pada
miring. Pada kondisi inilah dilakukan pengukuran pada 3 sisinya yang
nanti rata-ratanya akan menjadi nilai slump beton.
• Slump runtuh (encer)
Jenis ini terjadi apabila adukan kelebihan air sehingga terjadi bledding
(keruntuhan).

Pada kondisi di lapangan dilakukan pengujian slump kembali berdasarkan


syarat yang diberikan oleh PT. Super Beton Prima , yaitu 10+ 2 cm. Berdasarkan
pengukuran yang dilakukan di lapangan di dapatkan nilai slump pada pengecoran
kolom, balok, dan plat lantai seperti yang terlampir pada tabel 3.2.

65
Gambar 3.28 Proses pelaksanaan slump test
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

Gambar 3.29 hasil pelaksanaan slump test


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

Adapun hasil slump test selama penulis melakukan kerja praktek adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2Hasil slump test proyek

Waktu Pesyaratan
NO Area
Pelaksanaan Nilai keterangan
Nilai Slump Pengecoran
Uji Slump Slump

Memenuhi
1 21-03-2021 12±2 10 Plat Lantai
standar
Memenuhi
2 21-03-2021 12±2 10 Kolom
standar
Memenuhi
3 21-03-2021 12±2 10 Shear Wall
standar
Memenuhi
4 21-03-2021 12±2 10 Balok
standar
(Sumber :Obeservasi di lapangan)

66
c) Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang
telah dikeluarkan, dengan melihat tahap pekerjaan yang teclah dicapai. Besarnya
biaya ini dapat dibandingkan dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB), dan
Rencana Anggaran Pelaksanaan Proyek (RAPP) yang telah disusun. Dari
pembandingan ini, dapat diketahui apabila pada pekerjaan yang telah
dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat dilakukan
evaluasi biaya.
Pengendalian biaya ini biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi
biaya yang telah dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang digunakan.
Sedangkan pengendalian biaya tenaga kerja dilakukan dengan memeriksa daftar
presensi pekerja selama satu minggu, dan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
membayar gaji pekerja.
Realisasi pemakaian anggaran ini dicek dan dievaluasi secara periodik,
dalam hal ini setiap bulannya lalu hasilnya dibandingkan dengan anggaran
rencana. Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana, penyimpangan itu dibahas
dan dicari penyebabnya kemudian dibuat rencana tindak lanjut. Maka dari itu
rencana anggaran proyek yang dibuat sebelum dan dituangkan dalam Petunjuk
Operasional haruslah bersifat :
• Rencana proyek yang mengalami perubahan selama proyek itu berjalan
• Rencana proyek dapat menjadi landasan bersama semua pihak dalam
komunikasi mengenai proyek selama masa kerjaproyek.

Dengan adanya sifat –sifat ini dalam rencana anggaran proyek, semua
pihak dalam proyek akan mengetahui bahwa anggaran proyek dapat meningkat
lebih besar selama proyek berjalan dan juga realisasi biaya pada proyek lebih
kecil dari pada anggarannya setelah proyek selesai asalkan proyek tersebut dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
Untuk mencegah terjadinya Penyimpangan realisasi biaya proyek, maka
menghemat biaya proyek menjadi salah satu yang wajib dalam bagian dari
disiplannya manajemen proyek. Pada Manajemen proyek sendiri haruslah

67
mempertimbangkan alternatif kerja untuk dapat menekan biaya proyek setidak-
tidaknya perlu mencangkup pengawasan dan pengendalian:
• Jadwal Pembiayaan (Cash Flow)
• Besarnya Keseluruhan BiayaProyek
Dalam hal ini, pengeluaran-pengeluaran yang dilakukan para staff haruslah
di kendalikan dan diawasi oleh Manajer Proyek yang terjadi dalam masa proyek
tersebut. Pengendalian dan pengawasan yang dilaksanakan bukan hanya melalui
prosedur dan metode serta kebijaksanaan, namun perlu diperhatikan pula
bagaimana jalannya koordinasi untuk memecahkan hambatan-hambatan dan
perbedaan diantara mereka dan perbedaanpendapat.
Dalam proyek ini pengendalian biaya dapat diketahui dengan melihat
kurva S, Dengan membandingkan Kurva S Aktual dengan Kurva S Rencana dapat
diketahui apakah pembiayaan proyek berjalan sesuai rencana atau tidak. Dari
perbandingan Kurva S aktual dengan Kurva S rencana akan di peroleh :
• Kurva S Aktual berada dibawah kurva S Rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan mengalami keterlambatan
• Kurva S Aktual berhimpit dengan Kura S Rencana, ini berarti perkerjaan
sesuai tepat denganpekerjaan
• Kurva S Aktual berada di atas Kurva S Rencana, ini berarti pelaksanaan
pekerjaan lebih cepat dengan rencana.

3.4.2 Pengawasan Proyek


Pengawasan proyek dilaksanakan oleh pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi, yang mana pada proyek Asrama Haji Bengkulu perusahaan yang
berperan sebagai pengawas ialah PT. ENESTE.
Proses pegawasan yang dilakukan oleh tenaga ahli masing-masing bidang
pengawasan tergantung pembagian struktur organisasi proyek untuk Konsultan
Lapangan. Sehingga seluruh proses pengerjaan pelaksanakaan diawasi dan di
tinjau langsung oleh pihak ahli bidang konstruksinya.
Pelaksanaan proyek itu sendiri pihak pengawas berperan penting di
dalamnya, bertjuan untuk memastikan bahwa seluruh pengawasan item pekerjaan
telah dilaksanakan sesuai dengan teknis, mutu, dan pengerjaan yang benar. Pihak
68
pengawas memegang peranan untuk menyetujui pelaksanaan pekerjaan, serta
memberhentikan pekerjaan sesuai dengan kondisi yang ditemui dalam
pelaksanaan proyek.

3.5 Program K3L


Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan agar tenaga
kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. Perlindungan tenaga
kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan dari segi fisik
yang mencakup perlindungan kesehatan dan keselamatan dari kecelakaan kerja
serta adanya pemeliharaan moril kerja dan perlakuan yang sesuai dengan martabat
manusia dan moral agama. PT. Bahana Krida Nusantara selaku kontraktor sudah
menjalankan program K3 dengan baik, akan tetapi belum terlaksana sepenuhnya.
Hal ini tidak terlepas pula dari pengawasan oleh manajemen konstruksi selaku
wakil dari owner.

Adapun tujuan dari Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Kerja (K3L)


adalah:
1) Mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cedera atau
kerugianmateri
2) Mencegah terjadinya kecelakan kerja dan penyakit
3) Menciptakan ruang pekerjaan yang sehat dan aman
4) Menyediakan fasilitas peralatan pekerjaan yang dibentuk dan dipelihara
secara aman dan baik
5) Memenuhi peraturan perundang-undang pemerintah indonesia
6) Tercapinya zero accidents
Perencanaan pengendalian keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja
juga harus memperhatikan dan menerapkan prosedur yang ada. Adapun contoh
aplikasi dari penerapan Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Kerja (K3L)
pada proyek Asrama Haji Bengkulu adalah sebagaiberikut:

69
Gambar 3.30 Penerapan Spanduk K3
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

Gambar 3.31 Spanduk Prokes COVID-19


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

3.5.1 SafetyInduction
Safety Induction adalah penjelasan kepada seluruh pekerja baru yang
memasuki area proyek dan bagi pekerja yang akan melakukan pekerjaan yang
mempunyai resiko tinggi. Safety Induction memberikan penjelasan tentang
keadaan/kondisi lapangan dan pekerjaan yang akan dilakukan, tata tertib dan
peraturan K3 yang berlaku di proyek yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
semua pekerja yang berada di area proyek. Selain itu juga dijelaskan mengenai
pentingnya menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) di lingkungan proyek dan
juga pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan proyek.
Adapun Alat Pelindung Diri yang wajib dipakai yaitu:
a) Helm, wajib digunakan di area proyek untuk melindungi kepala dari resiko
benda-benda jatuh

70
Gambar 3.32 Helm
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)
b) Safety shoes, wajib digunakan di area proyek untuk melindungi kaki dari
bahaya menginjak benda-benda tajam seperti paku, kawat dan puing-puing
bangunanlainnya.

Gambar 3.33 Safety shoes


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

71
c) Rompi, wajib digunakan di area proyek agar terlihat jika berada pada tempat
yanggelap.

Gambar 3.34 Rompi


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)
d) Full Body Harmness, wajib digunakan di area proyek saat melakukan
pekerjaan di ketinggian dan di tepibangunan.

Gambar 3.35 Full Body Harmness


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

72
3.5.2 Safety Morning
Safety morning adalah kegiatan mengenai pengarahan pelaksanaan K3L
yang bertujuan agar tenaga kerja dapat bekerja dengan selamat. Safety morning
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh karyawan kontraktor
pelaksana, seluruh mandor dan pekerja yang terlibat aktivitas proyek.
Pada proyek Asrama Haji Bengkulu safety morning dilaksanakan
seminggu sekali pada hari Kamis dimulai pukul 08.00. Materi yang disampaikan
antara lain mengenai hal-hal sebagai berikut:
a) Penggunaan Alat Pelindung Diri(APD).
b) Penerapan 5S 5R pada proyek, yaitu:
 Seiri Ringkas :Pilih dan pisahkan barang yang tidak perlu.
 Seiton Rapi :Lakukan penataan ditempat kerja.
 Seiso Resik :Jaga kebersihan tempat kerja.
 Seiketsu Rawat :Menghindari ketidak pastian atau ketidak sesuaian.
 Shitsuke Rajin :Biasakan, ringkas, rapi, resik ditempat kerja.

c) Kondisi area kerja dan potensi bahaya dari pekerjaan yang akan dilakukan
serta tindakan pencegahannya.
d) Kondisi-kondisi hari itu yang perlu diperhatikan (misalnya hujan, licin,
lintasan-lintasan yang harus dihindari, dan lain-lain).
e) Jangan berbuat sesuatu yang dapat merugikan/mencelakakan diri sendiri
maupun orang lain.
f) Tata tertib dan peraturan yang berlaku harus diperhatikan dan dipatuhi oleh
semua pekerja yang ada di lingkungan proyek.

Gambar 3.36 Kegiatan Safety Morning


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

73
3.5.3 Penyedian Alat-Alat Fasilitas PendukungK3

a) Alat Pelindung Diri(APD)


Alat pelindung diri yang disediakan di Proyek Asrama Haji Bengkulu yaitu
helm, sepatu, pelindung mata dan muka, sabuk keselamatan.

b) Ruang Perawatan Pertama


Pada Proyek Konstruksi Revitalisasis Asrama Haji Bengkulu disediakan
ruang perawatan darurat bersebelahan dengan ruang MK.

c) Kotak P3K
Wujud kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan di lokasi proyek adalah
dengan pengadaan dan penempatan kotak P3K di lokasi di area yang beresiko
kecelakaan yaitu; kantor,kantin, gudang dan tempat-tempat lainnya.

d) Rambu-Rambu danSpanduk
Rambu-rambu dan sepanduk sangat penting keberadaannya di lokasi proyek
guna mengingatkan potensi bahaya yang akan dihadapi di lingkungan proyek
Kendala-kendala teknis dan non teknis beserta upaya penanganan

3.6 Kendala-Kendala Teknis maupun non teknis beserta upaya


penanganan
3.6.1 Kendala Teknis
Pelaksanaan proyek Asrama Haji Bengkulu terdapat beberapa
permasalahan teknis yang penulis temui selama melaksanakan kerja praktek
selama dua bulan, kendala-kendala teknis tersebut di golongkan menjadi lima
golongan permasalahan, berikut ialah penjelasan beserta uraiannya:

a) Metode
Pada pelaksanaan proyek, penulis menemukan kendala dalam metode
pelaksanaan proyek yaitu pada saat proses pekerjaan bekisting dan pengecoran,
dimana terdapat kebocoran-kebocoran kecil dalam pengecoran yang di akibatkan
pekerjaan bekisting yang masih belum terlaksana dengan sempurna. Contoh kasus
seperti kebocoran pada kepala balok karena bekisting yang tidak kembali di tutup
74
setelah dibuka pada saat proses pembersihan lahan sebelum pelaksanaan
pekerjaan pengecoran.
Solusi yang di ambil ialah dengan menghentikan pekerjaan pengecoran untuk
kemudian kebocoran bekisting dapat di perbaiki dengan sigap.

b) Material
Proyek mendapatkan kendala dari segi meterial berupa keterlambatan
pengadaan material oleh pihak Logistik, sehingga mengakibatkan keterlambatan
pelaksanaan proyek. Penyebab keterlambatan yang penulis ketahui setelah
melakukan tanya jawab dengan pihak yang berwenang di lapangan ialah di
karenakan faktok logitik yang di datangkan dari luar daerah bengkulu memakan
banyak waktu dalam perjalanan sehingga mengalami keterlambatan.
Solusi untuk permasalahan ini ialah dengan memesan atau mendatangkan material
jauh sebelum stock material di lapangan habis.

c) Alat Berat dan Alat Bantu


Dalam segi alat berat dan alat bantu pada pelaksanaan proyek, penulis
menemukan dua kendala teknis di lapangan, yaitu kebocoran Pipa Kremi pada alat
congcrete pump pada saat pelaksnaan pekerjaan pengecoran dan alat air pump
yang kurang efesien kinerja alatnya pada saat pengerjaan pembersihan lahan
sebelum pekrjaan pengecoran.
Solusi yang di ambil ialah dengan memperbaiki semua kerusakan pada alat
bantu dan alat berat yang bermasalah untuk kemudian dapat digunakan lagi dalam
proses pelaksnaan proyek.

d) Pekerja
Kendala yang ditinjau dari segi tenaga kerja manusia dilapangan
ditemukan masih adanya beberapa oknum pekerja yang kurang disiplin dalam
menerapkan prosedur keselamatan kerja, seperti helm proyek. Disisi lain,
permasalahan utama dari pekerja ialah jumlah pekerja dilapangan tidak stabil dan
dirasa kurang.
Solusi yang diambil oleh pihak kontraktor ialah meminta untuk
penambahan jumlah pekerja, dan sudah di penuhi oleh pihak mandor. Kendala-
75
kendala demikian sangat berpengaruh pada waktu pelaksnaan proyek yang
berjalan tidak sesuai dengna schedule rencana awal.

e) Cashflow
Dalam hal cashflow proyek pembangunan Asrama Haji Bengkulu terdapat
kendala dalam keterlambatan pembayaran upah pekerja, sehingga mengakibatkan
tidak disiplinnya pekerja hingga pernah beberapa kali melakukan protes aksi
mogok kerja.
Solusi yang di tawarkan ialah untuk dapat memperlancar cashflow dari
pihak perusahaan pelaksana proyek, agar kendala-kendala teknis yang dapat
merugikan pelaksanaan proyek seperti demikian tidak terulang.

3.6.2 Kendala Non Teknis


Permasalahan non teknis yang penulis temui pada pelaksanaan proyek
pembangunan Asrama Haji Bengkulu ialah cuaca yang ditemui dilapangan sering
terjadi hujan, yang kemudian mengakibatkan kuran efisiennya kinerja pekerja
dalam melaksnaakan pekerjaan proyek. Dikarenakan keselamatan pekerja sangat
diutamakan dalam pelaksnaan proyek, dan apabila terjadi hujan pekerja bekerja
dengan sangat hati-hati di karenakan kondisi lapngan yang basah, licin, dan tidak
bisa bekerja dengan maksimal.
Solusi yang laksanakan dilapangan ialah dengan mengingatkan seluruh
pekerja yang memiliki resiko pekerjaan tinggi apabila terjadi hujan untuk lebih
teliti dan berhati-hati, kemudian apabila memang beberapa pekerjaan tidak dapat
dilanjutkan maka akan dihentikan sementara waktu oleh pihak pelaksana proyek,
dan digantikan atau ditambah jam kerja harian agak mengejar keterlambatan
akibat kendala non teknis tersebut.

76
4 BAB IV
TINJAUAN KHUSUS

4.1 Tinjauan Khusus


Pada sebuah proyek konstruksi, metode pelaksanaan dari suatu item
pekerjaan harus direncanakan terlebih dahulu dan dalam proses pelaksanaannya
mengacu pada gambar kerja DED. Yang menjadi tinjauan khusus dalam
pelaksanaan proyek ini adalah pekerjaan balok dan pelat lantai.

4.1.1 Balok
Balok merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk tempat
bertumpunya pelat lantai yang sekaligus berfungsi untuk mentransfer beban dari
plat ke kolom. Dan juga sebagai pendukung dan pengikat sebuah konstruksi lantai
atas. Yang berfungsi sebagai penguat pada beban-beban horizontal pada kolom
(Ali Ansori, 2010)

4.1.2 Plat Lantai


Pelat lantai adalah sebuah elemen utama horizontal yang menyalurkan
beban yang diterimanya ke balok/Drop Panel. Pelat lantai ini juga berfungsi
sebagai pemisah ruangan dibawah dengan ruangan diatasnya (Ali Ansori, 2010).
Fungsi plat lantai :
a) Memisahkan lantai bawah dengan lantai atasnya
b) Tempat berpijak untuk lantai atas
c) Meredam suara dari lantai bawah maupun lantai atas
d) Menambah kekuatan bangunan dari arah horizontal

4.2 Detail Persiapan


Persiapan dimulai dari pengukuran untuk mengatur dan memastikan
tingkat kerataan ketinggian balok dan plat lantai. Oleh karena itu, pelaksanaan
pekerjaan ini membutuhkan alat bantu waterpass. Kemudian pekerjaan dilanjutkan
dengan membuat bekisting balok dan plat lantai. Bekisting tersebut harus sesuai
dengan gambar shop drawing yang telah disetujui konsultan MK. Pemotongan
plywood yang akan digunakan sebagai bekisting harus cermat sehingga hasilnya

77
sesuai dengan luasan balok dan plat lantai yang akan dibuat. Setelah itu, proses
pembesian balok dan plat lantai dilaksanakan di atas bekisting setelah disetujui
oleh konsultan MK.

4.3 Tahap Pelaksanaan


Dalam tahap peaksanaan pada Proyek Asrama haji Bengkulu terdapat
beberapa item pekerjaan meliputi pekerjaan persiapan tulangan, penentuan elevasi
pada bekisting, pemasagan bekisting, pekerjaan penulangan, pekerjaan
pengecoran, pekejaan perawatan beton dan pekerjaan pembongkaran bekisting.

78
4.3.1 Bagan alir

Gambar 4.1 bagan alir pekerjaan balok dan pelat lantai


(sumber : PT. ENESTE)

79
4.3.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan
a) Persiapan tulangan untuk balok dan pelat lantai
Proses persiapan tulangan balok dan pelat lantai meliputi proses
pemotongan dan pembengkokan tulangan. Pemotongan dan pembengkokan
tulangan dilakukan di area fabrikasi besi dengan bantuan alat bar cutter dan bar
bender, dengan pedoman pada gambar DED dan telah disetujui oleh konsultan
MK. Sedangkan perakitan tulangan balok, pelat dilakukan langsung pada area
dimana tulangan tersebut akan dipasang.
Pemotongan baja tulangan ini, baik untuk tulangan utama, tulangan
sengkang dan juga tulangan cakar ayam, didasarkan pada gambar DED. Sebelum
dipotong, panjang baja tulangan diukur dengan menggunakan meteran, dan
ditandai bagian yang akan dipotong dengan menggunakan kapur tulis. Tulangan
yang telah dibengkokan ini dibawa ke area yang akan dilakukan pekerjaan.

Gambar 4.2 Pekerjaan Tulangan Dengan Bar Bender Manual


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

b) Penentuan elevasi pada balok dan pelat lantai


Marking balok dan pelat lantai merupakan pekerjaan surveyor dan
termasuk pekerjaan yang sangat penting yang digunakan sebagai panduan
dilapangan untuk memulai pekerjaan balok dan pelat lantai. Pengukuran ini
bertujuan untuk mengatur letak atau posisi balok dan pelat agar sesuai dengan
gambar shop drawing yang telah direncanakan.
Beberapa langkah untuk menentukan elevasi plat lantai dan balok adalah
sebagai berikut :

80
1) Semula surveyor mengukur ketinggian 1m pada dasar kolom menggunakan
pengukur elevasi yang disebut dengan garis pinjamin dan diberi kode pada
kolom tersebut. Garis pinjaman ini ditandai pada semua kolom.
2) Dari tanda tersebut, diukur sesuai dengan tinggi yang diinginkan sebagai
elevasi dasar bekisting balok.
3) Kemudian dari dasar bekisting balok tersebut diukur setinggi ketinggian
balok sebagai elevasi dasar bekisting plat lantai.
c) Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Pada Balok
Tulangan balok disambungkan pada stek tulangan kolom sebesar tinggi
dari balok itu sendiri. Pemasangan baja tulangan dilakukan langsung di tempat
balok tersebut akan dikerjakan. Namun sebelumnya pada baja tulangan tersebut
dilakukan pemotongan dan pembengkokan sesuai dengan ukuran yang tercantum
pada gambar shop drawing. Mutu beton yang digunakan pada balok adalah 25
MPa.
Langkah-langkah pekerjaan bekisting dan penulangan balok adalah sebagai
berikut:
1) Pada saat pemasangan bekisting terlebih dahulu dilakukan pemasangan
scaffolding.
Bagian-bagian scaffolding:
• Main Frame adalah bagian utama dari scaffolding.
• Join pin adalah penyambung antara main frame
• Jack Base sebagai telapak scaffolding
• U Head untuk perletakan kayu atau perancah / suri-suri

81
Gambar 4.3Pemasangan scaffolding
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

2) Setelah selesai pengerjaan scaffolding balok dan plat lantai,dilanjutkan


dengan pemasangan bekisting balok untuk bekisting balok menggunakan
multiplek 12 mm
3) Pada bekisting balok dimulai dengan memasang bekisting balok bagian
bawah (bodemen).

Gambar 4.4 Pemasangan Bodeman


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

4) Setelah bedomen terpasang, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan


pembesian balok. Pembesian dilakukan langsung di lokasi kerja
5) Memasang tulangan utama dan sengkang balok sesuai dengan gambar kerja

82
Gambar 4.5 Pemasangan Tulangan Balok
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

6) Setelah sengkang dipasang,setiap pertemuan antara tulangan utama dan


sengkang diikat dengan kawat dengan sistem silang
7) Untuk sambungan balok dilaksanakan dengan minimun penyaluran
sambungan adalah 40xD
8) Setelah besi dipasang pada posisinya , dan cukup kaku lalu dipasang beton
deking pada bagian bawah pembesian balok sesuai ketentuan,beton deking ini
berfungsi sebagai selimut beton
9) Setelah terpasang semua,dilakukan pengecekan terhadap tulangan apakah
sudah sesuai dengan gambar kerja atau belum.

Gambar 4.6 Pengecekan Tulangan Balok


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

83
10) Jika sudah sesuai dengan gambar kerja ,dilanjutkan dengan penutupan
dinding bekisting balok (tembereng)

Gambar 4.7 Pemasangan Tembereng


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

11) Setelah bekisting balok terpasang semuanya, kemudian bekisting balok


dikunci dengan perkuatan siku-siku yang dipaku diluar dinding bekisting
balok. Setelah itu berikan selotip pada setiap sambungan plywood di bagian
dalam bekisting agar saat pengecoran air semen tidak jatuh.

Gambar 4.8 Pemasangan Siku Perkuatan Bekisting Balok


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

12) Kemudian lakukan horizontality pada bekisting balok dengan bantuan


theodolit.Jika horizontality pada bekisting balok sudah sesuai maka
pengecoran balok sudah bisa dilakukan.

84
d) Pekerjaan Bekisting dan Pembesian Pelat Lantai
Pekerjaan bekisting balok dan pelat lantai merupakan satu kesatuan
pekerjaan, kerena dilaksanakan secara bersamaan. Pembuatan bekisting balok dan
pelat lantai harus sesuai dengan gambar kerja. Dalam pemotongan plywood harus
cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan luasan pelat lantai yang
akan dibuat.
Setelah pemasangan bekisting dan penulangan balok selesai,selanjutnya
melakukan pekerjaan pemasangan bekisitng dan penulangan untuk plat lantai
dengan cara :
1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk
balok.karena posisi plat lantai lebih tinggi daripada balok maka scaffolding
untuk plat lebih tinggi dari pada balok dan diperlukan main frame tambahan
dengan menggunakan join pin,untuk perhitungan ketinggian scaffolding plat
lantai dengan cara mengatur ketinggian jack base dan ketinggian U headnya.
2) Pada U head dipasang balok suri-suri 6/12 dengan arah melintang terhadap
cross brace.
3) Kemudian dipasang multiplek 12mm sebagai alas plat .lalu pasang juga
dinding untuk tepi pada plat dan dijepit menggunakan siku.multiplek di
pasang serapat mungkin sehingga tidak terdapat rongga yang dapat
meneyebabkan kebocoran pada saat pengecoran.

Gambar 4.9 Pemasangan Bekisting Pelat Lantai


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

85
4) Semua bekisting terpasang sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas
agar beton tidak menempel pada bekisting sehingga mempermudah dalam
pekerjaan pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai
untuk pekerjaan berikutnya.
5) Setelah itu lakukan penulangan plat lantai ,terlebih dahulu merangkai
tulangan bawah arah melintang dengan memberikan beton deking sebagai
selimut beton, dilanjutkan dengan merangkai tulangan atas dengan
memberikan cakar ayam antara tulangan atas dengan tulangan bawah guna
cakar ayam untuk menjaga agar elevasi penulanga tidak berubah.

Gambar 4.10 Pemasangan Tulangan Pelat Lantai


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

6) Jika semua sudah terpasang ,setelah itu lakukan pengecekan penulangan plat
lantai sebelum dicor.

Gambar 4.11 Pengecekan Tulangan Pelat Lantai


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

86
7) Jika semua sudah sesuai dengan perencanaan maka pengecoran plat lantai
sudah bisa dilakukan.

e) Pengecoran Pada Balok dan Pelat Lantai.


Pada proyek Asrama Haji Bengkulu ini, area pengecoran dibagi ke dalam
beberapa zona, karena luas areanya yang cukup besar. Masing-masing zona
pengecoran dibatasi dengan akhir berhenti berupa kawat ayam. Sebelum
melakukan pengecoran, pihak pelaksana harus membuat surat ijin pelaksanaan
dan harus mendapat persetujuan dari MK terlebih dahulu
Pengecoran balok dan plat dilakukan secara bersamaan sehingga
menghasilkan beton yang monolit dalam satu kesatuan struktur. Pengecoran dapat
dilakukan dengan menggunakan jalur pipa yang telah ditentukan concrete pump.
Pengecoran baru bisa dilakukan apabila telah lolos pemeriksaan
pembesian, bekisting, kebersihan dan lain-lain. Berikut adalah langkah-langkah
pengecoran balok , dan plat lantai:
1) Melakukan pembersihan di area balok dan plat lantai dengan menggunakan
compressor

Gambar 4.12 Pembersihan di Area Balok dan Pelat Lantai


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

87
2) Memberi balok kayu sebagai batasan cor (stop cor)

Gambar 4.13 Pemasangan Kayu Untuk Batasan Cor


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

3) Menyiapkan truk mixer yang berisikan beton ready mix dengan mutu K-300
kg/cm2.

Gambar 4.14 Truk Mixer Berisikan Beton Redy Mix


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

4) Setelah truk mixer memasuki lokasi proyek,dilakukan terlebih dulu uji slump
dengan ketentuan nilai slump adalah 10±2 cm.

88
Gambar 4.15 Pengujian Slump
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

5) Lalu ambil sampel ( 2 buah benda uji ) dilakukan pada umur 7 hari,14 hari
dan 28 hari.

Gambar 4.16 Pengambilan Sampel Beton


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

89
6) Lalu tuangkan beton ready mix ke dalam concrete pump yang telah dipasang
dengan pipa tremi.

Gambar 4.17 Penuangan Beton Redy Mix ke dalam Concrete pump


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

7) Lalu alirkan beton ready mix ke area pengecoran balok dan pelat lantai
dengan bantuan mobil concrete pump yang dialirkan ke pipa tremi.

Gambar 4.18 Pengecoran Balok dan Pelat Lantai


(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

8) Lalu padatkan setiap beton ready mix yang masuk ke dalam bekisting dengan
menggunakan concrete vibrator agar beton merata dan padat sehigga tidak
ada rongga di dalam area pengecoran.

90
Gambar 4.19 Pemadatan Dengan Concrete Vibrator
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

9) Setelah pengecoran selesai, diamkan beton tersebut selama ±21 hari.


10) Setelah mencapai ±21 hari, bekisitng balok dan plat lantai tersebut sudah
boleh dibongkar.

f) Perawatan beton
Perawatan beton (curing) adalah suatu proses untuk menjaga tingkat
kelembaban dan temperatur ideal untuk mencegah hidrasi yang berlebihan serta
menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan. Curing secara umum dipahami
sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu
cepat kehilangan air,atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton,
segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai.
Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain :
1) Menyemprotkan dengan lapisan khusus (semacam Vaseline) pada permukaan
beton.
2) Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.

Tujuan pelaksanaan curin/perawatan beton adalah memastikan reaksi


hidrasi senyawa semen termasuk bahan tambahan atau pengganti supaya dapat
berlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang diharapkan dapat tercapai,
dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan pada beton akibat
kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam, sehingga dapat

91
menyebabkan retak. Lamanya curing sekitar 7 hari berturut – turut mulai hari
kedua setelah pengecoran.

g) Pembongkaran bekisting
Pada proyek Asrama Haji Bengkulu, pekerjaan pembongkaran bekisting
balok dan Plat Lantai ini dilakukan pada saat umur beton 7-14 hari setelah
pengecoran. Dan setelah itu di beri support pada plat lantai selama 14 hari dan
pada balok 21 hari. Hal tersebut bertujuan untuk menopang balok dan plat sampai
benar-benar mampu menahan beban.
Langkah-langkah pembongkaran bekisting untuk balok, dan plat lantai adalah
sebagai berikut:

1) Pemeriksaan dan persetujuan dari pihak terkait(MK) untuk memastikan jika


bekisting sudah bisa di lepas.
2) Untuk pembongkaran bekisting pada balok dan plat lantai di mulai dengan
mengendurkan jack base dan U head pada susunan scaffolding yang
merupakan penyangga bekisting balok dan plat.
3) Setelah itu Dilanjutkan dengan pelepasan cat walk dan terakhir dengan
pelepasan plywood.
4) Pada Pekerjaan pembongkaran bekisting sendiri terlebih dahulu dilakukan
pada lokasi yang terdekat dengan kolom lalu dilanjutkan ke bagian tengah
balok dan plat lantai, hal ini berfungsi agar pada saat form work table
dilepaskan balok dan plat lantai tidak menerima beban berat sendiri secara
tiba-tiba.
5) Pembongkaran bekisting balok dan plat dilakukan dengan menggunakan
linggis yang dicongkelkan secara perlahan agar tidak menyebabkan
kerusakan pada beton, selain itu juga agar bekisting dapat dipergunakan
kembali.

92
Gambar 4.20 Pembongkaran Bekisting Balok dan Pelat Lantai
(sumber: dokumentasi Lapangan,2021)

4.4 Daftar Tenaga dan alat yang digunakan


4.4.1 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pekerjan balok dan pelat lantai
sebanyak 33 orang meliputi :
Tabel 4.1 Daftar Tenaga Kerja
No. Tenaga kerja Jumlah (orang)
1. Project Manager 1
2. Site Manager 1
3. Pelaksana lapangan 1
4. Surveyor 1
5. Surveyor asisten 1
6. Mandor 1
7. Tukang besi 7
8. Tukang cor 8
9. Tukang bekisting 8
10. Pekerja tambahan 5
(Sumber : Dokumen Proyek)

93
4.4.2 Alat yang digunakan
Alat yang digunakan dalam pekerjan balok dan pelat lantai meliputi :
Tabel 4.2 Daftar Alat
No. Jenis Alat
1. Concrete pump
2. Truck mixer
3. Waterpass
4. Meteran
5. Scaffolding
6. Linggis
7. Palu
8. Gergaji
9. Gegep
10. Gergaji
11. Bar bender
12. Bar cutter
13. Cutting wheel
14. Gergaji mesin
15. Palu
16. Benang bangunan
17. Raskam
18. Cangkul
19. Concrete vibrator
(Sumber : Dokumen Proyek)

94
4.4.3 Material yang digunakan
Material yang digunakan dalam pekerjan balok dan pelat lantai meliputi :
Tabel 4.3 Daftar Material
No. Material
1. Ready mix fc’ 25 Mpa
2. Besi D13, D16, D19, D22
Besi Ø 8, Ø 10
3. Kayu 5/7 dan 6/12
4. Plywood 12 mm
5. Cakar ayam Ø 10
6. Tahu beton campuran 1 pc : 1 psr
(Sumber : Dokumen Proyek)

4.5 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan yang dominan


4.5.1 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan balok
Adapun bentuk denah dan potongan balok lantai 1 pada Proyek Asrama
Haji Bengkulu adalah sebagai berikut :

95
Gambar 4.21 Denah Balok Lantai 1
(Sumber : Dokumen Proyek)

96
Gambar 4.22 Detail Potongan Balok
(Sumber : Dokumen Proyek)

97
4.5.2 Gambar Denah dan Potongan pekerjaan pelat latai
Adapun bentuk denah dan potongan pelat lantai 1 pada Proyek Asrama
Haji Bengkulu adalah sebagai berikut :

Gambar 4.23 Denah Pelat Lantai 1


(Sumber : Dokumen Proyek)

98
Gambar 4.24 Detail Potongan Plat Lantai A-A
(Sumber : Dokumen Proyek)

4.6 Menghitung Volume dan Waktu Pelaksanaan Tinjauan Khusus


Pada saat menghitung volume tinjauan khusus ini penulis hanya menghitung
volume balok B1. Dan volume pelat lantai pada lantai 1.

4.6.1 Menghitung Vulome Balok B1


Diketahui : (Tumpuan)
• Dimensi : 300 × 600
•Tulangan atas : 6 D 19
•Tulangan bawah : 4 D 19
•Torsi : 2D13
•Sengkang : Ø 10-100
•Selimut beton : 40mm
•bentang panjang balok B1 : 7m
Diketahui : (Lapangan)
• Dimensi : 300 × 600

99
•Tulangan atas : 4 D 19
•Tulangan bawah : 4 D 19
•Torsi : 2 D 13
•Sengkang : Ø 10-150
•Selimut beton : 40mm
•bentang panjang balok B1 : 7m
a) Menghitung tulangan balok B1 ukuran D 19
• Total panjang besi tulangan balok B1
= Jumlah tulangan × bentang balok × banyak balok B1 di lantai 1
= 18 × 7 × 22 = 2.772
.
• Jumlah bentang besi = = 231 batang besi D 19

• Jadi besi yang di perlukan untuk tulangan utama seluruh balok B1 D 19


adalah sepanjang 2.772m atau 231 batang.
b) Menghitung tulangan torsi balok B1 ukuran D 13
• Total panjang besi tulangan torsi B1
= Jumlah tulangan torsi × bentang × banyak balok B1 di lantai 1
= 4 × 7 × 22 = 616

• Jumlah bentang besi torsi D 13 = = 52 batang besi D 13

• Jadi besi yang di perlukan untuk tulangan torsi D 13 balok B1 sepanjang


616m atau 52 batang besi D 13.
c) Menghitung besi sengkang untuk tumpuan
• Panjang 1 buah sengkang pada balok B1
= 22 + 22 + 52 + 52 + 6 + 6 = 160 cm = 1,6m
• Jumlah sengkang pada tumpuan balok B1 adalah. Panjang balok 7m jadi
untuk tumpuan ¼ dari panjang bentang yaitu 1,75 kanan dan 1,75 tumpuan
kiri. Jadi panjang bentang tulangan untuk tumpuan 3,5m bentang.

= = = 35 buah

• Banyak sengkang yang di butuhkan pada tumpuan balok B1 adalah


= 1,6 × 35 = 56m
= 56m × 22 = 1.232m
100
.
= = 103 batang besi untuk Ø 10

• Jadi besi yang di butuhkan untuk sengkang pada tumpuan balok B1 Ø 10


sepanjang 1,237m atau 103 batang besi Ø 10.
d) Menghitung besi sengkang untuk lapangan
• Panjang 1 buah sengkang pada balok B1
= 22 + 22 + 52 + 52 + 6 + 6 = 160 cm = 1,6m
• Jumlah sengkang pada lapangan balok B1 adalah. Panjang balok 7m jadi
untuk lapangan 1/2 dari panjang bentang yaitu 3.5. Jadi panjang bentang
tulangan untuk lapangan 3,5m bentang.

= = = 24 buah

• Banyak sengkang yang di butuhkan pada lapangan balok B1 adalah


= 1,6 × 24 = 39m
= 38,4m × 22 = 845m

= = 71 batang besi Ø 10

• Jadi besi yang di butuhkan untuk sengkang pada tumpuan balok B1 Ø 10


sepanjang 845m atau 71 batang besi Ø 10.

e) Menghitung kebutuhan beton redy mix


• Untuk menghitung kebutuhan redy mix seluruh balok B1 pada lantai 1kita
perlu mengetahi volume balok B1 itu terlebih dahulu
• Panjang bentang balok B1 = 7m
• Dimensinya = 300 × 600
• Banyak balok B1 di lantai 1 = 22 balok B1
• Panjang bentang × lebar balok B1 × tinggi balok B1 × jumlah balok
= 7m × 0,3cm × 0,6cm × 22 = 27,72m³ beton redy mix.
• Jadi volume beton redy mix yang di butuhkan untuk pengecoran balok B1
adalah = 27,72m³

101
f) Menghitung volume bekisting balok B1
• menghitung luasan tiap sisi balok
• Tinggi = 600mm
• Lebar = 300mm
• Panjang bentang = 7m
• Luas sisi 1 (tinggi × panjang bentang) × 2 = (0,6 × 7) = 8,4
• Luas sisi 2 (lebar × panjang bentang) × = (0,3 × 7) = 4,2
• Total luas 8,4 + 4,2 = 12,6
• Menghitung kebutuhan multriplek ukuran 12mm (1,22 × 2,44) = 2,98m²
• Luas balok B1 = 12,6 × 22 = 277,2
,
• Jumlah tripleks = = ,
= 93 lembar

• Jadi multriplek yang di perlukan untuk bekisting seluruh balok B1 di lantai


1 adalah 93 lembar multriplek.

4.6.2 Total volume balok B1


a) Tulangan D19
• Total besi pada tulangan balok B1 D19 untuk lantai 1 adalah = 231 batang.
• Total berat besi D 19 dengan banyak 231 batang adalah
Jumlah besi(231) × berat besi perbatang (26,80) = 231 × 26,80 = 6.190,8 kg
b) Tulangan D13
• Total besi pada tulangan balok B1 D13 untuk lantai 1 adalah = 52 batang.
• Total berat besi D 13 dengan banyak 52 batang adalah
Jumlah besi(52) × berat besi perbatang(12,50) = 52 × 12,50 = 650 kg
c) Tulangan sengkang pada tumpuan Ø 10-100
• Total besi untuk sengkang pada bagian tumpuan balok B1 di lantai 1 adalah
= 103 batang
• Total berat besi sengkang pada tumpuan Ø 10 dengan banyak besi 103
batang adalah
Jumlah besi(103) × berat besi perbatang(7,40) = 103 × 7,40 = 762,2 kg

102
d) Tulangan sengkang pada lapangan Ø 10-150
• Total besi untuk sengkang pada bagian lapangan balok B1 di lantai 1 adalah
= 71 batang
• Total berat besi sengkang pada lapangan Ø 10 dengan banyak besi 71
batang adalah
Jumlah besi(71) × berat besi perbatang(7,40) = 71 × 7,40 = 525,4 kg
e) Beton ready mix untuk balok B1
• Total beton ready mix untuk balok B1 pada lantai 1 adalah = 27,72m³
f) Bekisting untuk balok B1
• Total multriplek yang di butuhkan untuk bekisting balok B1 pada lantai 1
adalah = 93 lembar

4.6.3 Menghitung Vulome Pelat Lantai 1


Pada volume pelat lantai ini penulis mencari volume pelat lantai 1 dengan
luas bangunan = 56,2 × 37 = 2.079 m². Pada plat lantai 1 ini yg mau di hitung
volume besi, balok, dan bekistin seluas 49 × 25 = 1.225m². karna pada lantai 1 ini
banyak void yaitu ruangan kosongnya, makanya luas yang penulis hitung untuk
volumenya 1.225m² dan sisanya dari luas bangunan keseluruhan plat lantai 1 ini
ada void yaitu ruangan kosong.
a) Menghitung volume besi pelat lantai 1.
• Luas pelat 49m × 25m
• Jarak tulangan pelat 15cm
• Memakai 2 lapis tulangan
• Jumlah besi arah datar (horizontal)
49 : 0,15 = 327m²
327 × 2 = 654m²
654 × 25 = 16.350m²
• Jumlah besi arah tegak (vertical)
25 : 0,15 = 167m²
167 × 2 = 334m²
334 × 49 = 16.354m²
103
• Jadi volume besi yang butuhkan untuk pelat lantai 1 ini adalah :
Untuk panjang besi = 16.350 + 16.350 = 32.700m²
Untuk batang besinya = 32.700 : 12 = 2.725 batang
Untuk berat besinya = 2.725 × 7,40 = 20.165kg

b) Menghitung volume bekisting pelat lantai


• Luas = 49 × 25 =1.225m²
• Ukuran multriplek yang digunakan 12mm (1.22 × 2.44) = 2,98
• Jadi jumlah multriplek yang di perlukan untuk bekisting pelat lantai 1 ini
.
adalah = ,
= 411 lembar multriplek.

c) Menghitung volume beton pelat lantai 1


• Luas 49 × 25
• Tebal pelat 12cm
• Jadi volume beton yang di butuhkan untuk pelat lantai 1 adalah :
49 × 25 × 0,12 = 147m³

104
4.7 Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya, Time
Schedule dan Pembuatan Bobot Pekerjaan
Tabel RAB Tinjauan Khusus Pekerjaan Struktur Balok dan Pelat Lantai.

HARGA JUMLAH
SATUAN HARGA
NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME (Rp) (Rp)
I Pekerjaan Balok
1. Cor beton ready mix M³ 27.72 860.000 23.839.200

2. Besi D 19 (BJTD 40) Kg 6.190,8 9.478 58.676.402


3. Besi D 13 (BJTD 40) Kg 650 9.470 6.155.500
4. Besi Ø 10 (BJTD 24)
Sengkang Kg 1.287,6 9.459 12.179.408
5. Bekisting multripleks 12mm Lbr 93 144.000 13.392.000
II Pekerjaan Pelat Lantai
1. Cor beton ready mix M³ 147 860.000 126.420.000
2. Besi D 19 (BJTD 40) Kg 20.165 9.459 190.740.735
3. Bekisting multripleks 12mm Lbr 411 144.000 59.184.000
III TOTAL 490.587.245

105
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN ( S-CURVE)

PELAKSAAN PEKERJAAN STRUKTUR BALOK dan PELAT LANTAI

106
4.8 Penjelasan tinjauan khusus yang diarahkan Pembimbing
Adapun dokumentasi yang berhununngan dengan tinjauan khusus penulis
yang diarahkan pembimbing adalah sebagai berikut :

Gambar 4.25 Cakar Ayam Pada Tulangan Pelat Lantai


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

Gambar 4.26 Proses Checklist Pembesian dan Bekisting Balok dan Pelat Lantai
(Sumber : Dokumentasi Lapangani 2021)

107
Gambar 4.27 Pengecoran Dengan Metode Concret Pump
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

Gambar 4.28 Cek Ketebalan Cor Pelat Lantai 12cm Oleh Konsultan MK
(Sumber : Dokumentasi Lapangani 2021)

Gambar 4.29 Pengujian Slump Sebelum Melakukan Pengecoran


(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

108
Gambar 4.30 Pemadatan Coran Dengan Vibrator
(Sumber : Dokumentasi Lapangan 2021)

109
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan penulis pada pelaksanaan kerja praktek di Proyek
Konstruksi Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji Begkulu yang berlokasi
di Asrama Haji Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa :
a) Cara yang diterpakan dalam pekerjaan proyek adalah dengan cara sebagai
berikut :
1) melakukan pre operation meeting pada awal pelaksanaan proyek.
2) Sebelum pelaksanakan item pekerjaan kontraktor harus mengajukan shop
drawing dan mendapat persetujuan oleh konsultan MK.
3) Jikalau bobot pekerjaan melewati batas keterlambatan yang telah ditentukan,
maka konsultan MK wajib mengadakan rapat pembuktian kerja (show cause
meeting) hingga tiga kali sebelum melakukan pemutusan kontrak
b) Pada Proyek Konstruksi Revitalisasi Dan Pengembangan Asrama Haji
Begkulu solusi yang diterapkan konsultan MK dalam mengulangi kesalahan-
kesalahan dalam proyek adalah dengan cara mengawasi kontraktor dalam
memanajemen biaya, mutu, waktu dan pekerja sesuai dengan aturan-aturan
yang tertera pada kontrak.
c) Dari Time Schedule dapat disimpulkan bahwa proyek mengalami
keterlambatan yang berakibat pemutusan kontrak, salah satu sebab terjadinya
pemutusan kontrak dikarena ketidak mampuan kontraktor dalam
mengendalikan biaya sehingga berakibat pada gagalnya pengendalian mutu,
waktu dan tenaga kerja. Solusi yang dilakukan oleh konsultan MK dalam
menyikapi keterlambatan proyek tersebut adalah dengan melakukan rapat
pembuktian kerja (show cause meeting) hingga tiga kali sebelum melakukan
pemutusan kontrak.

110
5.2 Saran
a) Sebaiknya pihak pengawas (MK) lebih tegas lagi dalam hal pengawasan,
monitoring, penilaian dan evaluasi pekerjaan agar hasil dari pekerjaan
nantinya sesuai dengan rencana.
b) Sebaiknya meningkatkan koordinasi antara pihak-pihak yang terkait, untuk
menghindari kesalahan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Sehingga apabila
terjadi kesalahan di lapangan dapat diselesaikan secara bersama tanpa
menyalahkan salah satu pihak.

111
Daftar Pustaka
Program Studi Teknik Sipil. 2020. Pedoman Penulisan dan Aturan Laporan Kerja
. praktek. Padang: Universitas Bung Hatta
Handoko, 1999:98. Tujuan Manajemenproyek
Imran, dan Hendrik, Fajar .2008. Shearwall.

112
Lampiran

113
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1

Anda mungkin juga menyukai