Anda di halaman 1dari 18

UJIAN TENGAH SEMESTER

Penilaian Asset (Asset Appraisal)

DOSEN PENGAMPU
Ir. M. Nursyaifi Yulius, MTM, Ph.D.

NAMA : SYAMSUL BAHRI


NPM: 2010018312036

KONSENTRASI
MANAJEMEN ASSET

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PADANG
2021
YAYASAN PENDIDIKAN BUNG HATTA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
PROGRAM PASCA SARJANA 2020/2021

NASKAH UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TA 2020/2021


Mata Kuliah : Penilaian Asset (Asset Appraisal)
Jurusan : Tehnik Sipil/Konsentrasi Manajemen Asset
Hari/Tanggal : Selasa / 24 Juli 2021
Dosen : Ir. M. Nursyaifi Yulius, MTM, Ph.D.
Waktu/ Sifat Ujian : ------ menit / Buka Buku

Soal:

"Penilaian Asset" (Asset Appraisal/Asset Valuation) adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
memperkirakan nilai suatu asset, terutama asset physic (Physical Asset) seperti property,
technology dsb tertentu pada waktu dan tempat tertentu.

1. Menurut saudara “ Apa pentingnya Penilaian Asset ini dilakukan” ??? -- Jelaskan dengan
lengkap berikut alasannya (Justifikasinya) -- 15%

pentingnya peranan appraisal dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan semakin minimnya
kesadaran serta pengetahuan masyarakat tentang salah satu sub sektor jasa yang memberikan jasa
penilaian ini, maka dalam tulisan ini akan diulas lebih jauh tentang apa itu Penilai atau Appraisal,
mulai dari pengertian, tujuan dan manfaat atau kegunaan, dasar hukum pelaksanaannya, siapa yang
melaksanakannya, dan lain-lain.

Usaha Jasa Penilai (appraisal service business) merupakan usaha jasa profesional untuk
memberikan penilaian yang obyektif dan independen terhadap asset atau properti.

Usaha Jasa Penilai adalah usaha berpredikat sebagai lembaga kepercayaan yang dibutuhkan untuk
kepentingan pihak-pihak yang mengadakan transaksi perdagangan.

Selama ini Jasa Perusahaan Penilai belum digunakan secara maksimal oleh berbagai kalangan,
terutama kalangan perbankan, dan banyak pihak menempatkan laporan penilaian sebagai
pelengkap saja agar proposal itu tampak layak dan profesional. Padahal apabila penilai
memberikan appraisal report secara obyektif dan profesional tidak akan pernah terjadi praktek-
praktek mark up dalam pengajuan kredit properti atau penurunan nilai dalam kegiatan lelang.
Seharusnya bank dan atau Panitia Lelang dalam hal ini yaitu Kantor Pelayanan Pengurusan Piutang
Negara (KP3N) atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) tanpa laporan penilai
yang benar-benar profesional dan independen tidak boleh mencairkan kredit dan melelang tanpa
laporan penilai.
2. Kalau saudara adalah seorang “Penilai Asset/Asset Appraiser” apa masalah dan tantangan
yang mungkin dihadapi dalam melakukan penilaian ??? -- Jelaskan dengan lengkap berikut
alasannya (Justifikasinya) -- 15%

Untuk penerapan revaluasi aset tetap terdapat dua kendala utama yang dihadapi, yaitu masalah
besarnya biaya untuk menyewa jasa appraisal yang melakukan revaluasi aset tetap dan kurangnya
kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki instansi untuk melakukan penilaian aset.
Masalah biaya kemudian berdasarkan Studi yang dilakukan oleh Satker Penyediaan Perumahan
dapat diatasi dengan menggunakan staff internal yang kompeten untuk melakukan revaluasi.
Terkait dengan staf internal ini maka timbul masalah yang kedua yaitu rendahnya kompetensi
sumber daya manusia sehingga untuk pelaksanaannya staf internal perlu untuk diberikan pelatihan
terkait dengan teknik-teknik penilaian aset tetap agar dapat memberikan penilaian aset baik dan
tidak berbeda dengan yang dihasilkan oleh perusahaan appraisal.

Dalam penerapaan revaluasi aset tetap pemerintah pada BLU, terdapat tingkat relevansi yang kecil
karena melakukan revaluasi aset tetap hanya akan memberikan dampak pada peningkatan aspek
manajemen aset tetap. Dengan mengetahui nilai wajar aset tetap maka fungsi perencanaan,
pengelolaan dan pengendalian aset dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga dapat mendukung
pengguna untuk memberikan evaluasi yang baik terkait fungsi perencanaan, pengelolaan dan
pengendalian dari aset tetap. Aspek lain dari tujaun Laporan Keuangan BLU yakni akuntabilitas
dan transparansi tidak akan berdampak jika revaluasi aset tetap dilakukan.

Terkait dengan penerapan aspek manajemen ini, maka ada terdapat beberapa strategi yang harus
dilakukan yang diambil, yaitu klasifikasi aset, membuat dan/atau mengembangkan kebijakan
penilaian, mengumpulkan informasi terkait infrastruktur , menetapkan kondisi infrastruktur,
melakukan penilaian, dan yang terakhir adalah melakukan tinjauan manajemen terkait dengan
penilaian yang dilakukan. Dengan dampak terhadap aspek manajemen maka dalam penerapannya,
manajemen memiliki kewenangan untuk melakukan pengelolaan manajemen terhadap aset ini.
Sehingga strategi revaluasi aset tetap ini dapat dilimpahkan untuk manajemen melakukannya
karena disatu sisi BLU juga diberi kebebasan untuk melakukan pengelolaan terhadap aset yang
dimiliki.

Berdasarkan kajian revaluasi aset tetap dimana terkait pelaporan keuangannya memiliki tingkat
relevansi yang rendah sehingga dari kajian penelitanan ini, maka BLU harus mempertimbangkan
lagi untuk menggunakan SAP sebagai standar karena saat ini PSAP juga telah berbasis akrual.
dimana dapat membantu BLU untuk terus melakukan pelayanan publik dengan tetap
mengedepankan prinsip produktivitas dan efisiensi. Disamping itu, dalam pelaporan keuangan,
BLU dituntut membuat dua laporan keuangan dengan dua standar yang berbeda yaitu SAK dan
SAP sehingga dapat lebih efisien bagi BLU untuk membuat laporan keuangannya. Penelit
selanjutnya dapat melakukan kajian terkait dengan pengaruh penerapan SAK terhadap pelaporan
keuangan BLU sebagai instansi pemerintah dan juga perbandingan penerapan SAK dengan SAP
sebagai standar untuk pelaporan keuangan BLU.

3. Secara Teoritis ada dua fokus Penilaian Asset yang biasa dilakukan oleh konsultan atau penilai
(Appraiser) yaitu; Pertama, Penilaian sebelum asset tersebut ada dan Kedua Penilaian sesudah
asset tersebut ada. Apakah menurut saudara ada perbedaan dari kedua aspek penilaian ini ?
Jelaskan dengan lengkap berikut alasannya (Justifikasinya).- 30%

Jasa Penilai Aset atau Jasa Appraisal adalah sebuah profesi yang berkegiatan dalam melakukan
penilaian secara profesional dan sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian serta sesuai dengan
peraturan penilaian yang dikeluarkan oleh asosiasi. Konsultan penilai aset atau jasa penilai aset
harus menguasai ilmu-ilmu tentang penilaian agar bisa menentukan pendekatan, metode, dan
tujuan penilaian pada sebuah obyek peniliaian.

Obyek penilian bisa berupa Tanah, bangunan (Rumah, Gedung, Kantor, Ruko, Mall, Pabrik,
Hotel), serta fasilitas atau sarana pelengkap. Mesin, Instalasi, dan peralatan. Alat transportasi
(Mobil, Bus, Truck, Pesawat, Kapal, Kereta, Motor, Sepeda, dll), Alat Berat (Excavator,
Bulldozer, Wheel Loader, Track Loader, dll), Alat Komunikasi, Alat kesehatan, Alat
Laboratorium, Alat Kantor, Peralatan Militer. Sektor Pertanian, Perkebunan (Kelapa Sawit),
Peternakan, Peikanan, dan Kehutanan.

Dari berbagai obyek penilaian di setiap lini perekonomian, konsultan penilai atau jasa penilai
aset sangat dibutuhkan baik untuk keperluan bisnis maupun untuk informasi internal
perusahaan. Apapun yang bisa dinilai maka akan menghasilkan sebuah nilai. Untuk itu, jasa
penilaian aset dapat masuk diberbagai lini yang dinilai. Dengan berkembangnya pembangunan
properti, maka juga banyak dibutuhkannya jasa penilaian aset atau appraisal. Untuk itu, kami
sebagai konsultan jasa penilai aset atau appraisal, siap membantu anda dalam melakukan
penilaian terhadap aset anda untuk berbagai tujuan. Proses Penilaian Yang Dilakukan
Konsultan Jasa Penilai Aset
Pada dasarnya, dalam melakukan penilaian, penilai akan melakukan pencarian data yang
berkaitan dengan obyek penilaian. Misalnya pada proses penilaian tanah dan bangunan rumah
tinggal, nilai yang dikeluarkan tersebut merupakan hasil dari penjumlahan antara nilai tanah
dengan nilai bangunan rumah tinggal tersebut. Untuk menentukan nilai tanah bisa
menggunakan data transaksi atau penawaran dari jual beli aset tanah maupun rumah tinggal
disekitarnya yang nantinya disesuaikan antara obyek penilaian dengan data pembanding
tersebut. Untuk nilai bangunan menggunakan biaya bangun baru yang disusutkan sesuai
dengan umur bangunan maupun faktor penyusutan lainnya.
Untuk menentukan metode dan pendekatan penilaian, tergantung dari obyek penilaian dan
tujuan penilaian itu sendiri yang nantinya juga berpengaruh dengan opini nilai yang
dikeluarkan.

Pada intinya, proses penilaian dilakukan secara rinci, teliti, dan kehati-hatian serta dilakukan
secara profesional. Tidak bisa sembarang orang melakukan penilaian. Karena penilaian harus
dilakukan oleh penilai yang bersertifkat yang dikeluarkan oleh asosiasi dengan mengikuti
berbagai tahapan pendidikan penilaian yang memakan waktu dan biaya dan juga bernaung
dalam Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

Kami sebagai Jasa Appraisal Aset atau Konsultan Appraisal Aset yang berlegalitas dan
bersertifikat, siap memberikan jasa penilai aset yang profesional dan berpengalaman untuk
wilayah seluruh Indonesia. Dan kami akan independen dan tidak memihak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Kami dapat membantu Anda dalam bidang Jasa Appraisal, Jasa Appraisal Batam, Jasa
Appraisal Tanah, Jasa Appraisal Independen, Jasa Penilai Property, Jasa Penilai Batam, Jasa
Penilai Rumah, Penilai Aset Batam, Revaluasi Aset Tetap, Revaluasi Aktiva Tetap.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan untuk
melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau
mencari alternatif lain. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan
nilai usaha yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan
modalnya sehingga akan terjadi kenaikan harga saham.Atau dapat dikatakan bahwa harga
saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
Sedangkan bagi perusahaan, informasi kinerja keuangan perusahaan dapat dimanfaatkan untuk
hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu periode tertentu
yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatannya.
2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka pengukuran
kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa yang akan datang.
4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada umumnya dan
divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas perusahaan

4. Jika saudara ditugaskan untuk melakukan suatu penialai asset berupa suatu asset physic
(Khususnya property dsb), Apa saja data dan informasi yang saudara butuhkan dan apa langkah
dan proses yang akan saudara lakukan untuk menentukan hasil penialaian, baik untuk penilaian
sebelum asset ada/tersedia atau setelah asset tesebut ada/tersedia.-- 40%

Pendekatan Penilaian Aset (Data Pasar)

Metode perbandingan data pasar atau sering disebut juga sebagai metode perbandingan harga jual
(sales comparation method) atau metode perbandingan data langsung (direct market comparation
method) adalah metode penilaian yang dilakukan dengan cara membandingkan secara langsung
properti yang dinilai dengan data properti yang sejenis yaitu dengan cara Penilai harus mendapat
3 atau lebih data banding yang telah terjual atau sedang ditawarkan untuk dijual yang sejenis
terhadap properti yang akan dinilai kemudian dibuat penyesuaiannya terhadap property yang
dinilai

Harga Jual Property yang sebanding +/- penyesuaian = Indikasi Nilai dari property

Langkah-langkah yang diperlukan dalam metode ini adalah :

Tahap Pengumpulan data.

Kumpulan data dicatat dalam buku data.

Sumber-sumber data dpt dihimpun dari :

-Broker

-Developer

-Iklan, surat kabar, majalah, papan pengumuman (langsung tinjau kelokasi)

-Arsip hasil penilaian

-Investor

Tahap Analisa data

Data yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini, yaitu :

- Data tersebut diperoleh dari transaksi jual beli tanpa paksaan

- Data transaksi Jual beli yang belum lama berlangsung

- Data jual beli tersebut harus punya kesamaan dalam hal peruntukan, bentuk tanah, lokasi yang
sejenis, sifat-sifat fisik & sosial, ukuran/luas, cara jual beli Tahap Penyesuaian Penyesuaian untuk
perbedaan yang ada, berdasarkan pada waktu, lokasi dan lainnya.
Metode Penyesuaian

Metode dalam tahap penyesuaian ini terdapat 3 macam metode, yaitu:

Metoda tambah kurang (Pluses and minuses method)

Artinya penyesuaian langsung dibandingkan secara keseluruhan kelebihan dan kekurangan dengan
data-data pembanding yang ada.

Data 1 Data 2 Data 3

Harga jual Rp. 100 jt Rp. 108 jt Rp. 98 jt

Nilai indikasi Rp.104 jt Rp. 106 jt Rp. 102 jt

Penyesuaian dilakukan dengan cara pembebanan.

Misalnya: Properti yang paling mendekati adalah no.2 diambil 40% no. 1 & 3 = 30%

Jadi Nilai Pasar :

30% x 104 jt = 31.200.000

40% x 106 jt = 42.400.000

30% x 102 jt = 30.000.000

Total Biaya 104.200.000

Metode jumlah rupiah (Rupiah Amount Method)

Data 1 Data 2 Data 3

Harga jual Rp. 100 jt Rp. 108 jt Rp. 98 jt

Penyesuaian + 5 j 0 + 8 jt

Lokasi - 1 jt 0 0

Ukuran 0 0 - 4 jt

Kondisi perlengkap 0 0 0

Mutu bangunan 0 - 2 jt 0

Total penyesuaian + Rp. 4 jt -Rp. 2 jt Rp. 4 jt

Nilai indikasi Rp. 104 jt Rp. 106 jt Rp. 102 jt


Dengan cara pembebanan :

Nilai Pasar:

30% x Rp. 104 jt = Rp. 31.200.000

40% X Rp. 106 jt = Rp. 42.400.000

30% x Rp. 102 jt = Rp. 30.000.000 = Rp.104.200.000

Metode Persentase (Percentage Method)

Data 1 Data 2 Data 3

Harga jual Rp. 100 jt Rp. 108 jt Rp. 98 jt

Penyesuaian 5% 0% 8%

Lokasi -1% 0% 0%

Ukuran 0% 0% -4%

% Kondisi pelengkap 0% 0% 0%

Mutu bangunan 0% -4% 0%

Total penyesuaian 4% -4% 4%

Nilai indikasi Rp. 104 jt Rp. 105.840 jt Rp.101.920 jt

Dengan cara pembebanan :

Nilai Pasar :

30% x Rp. 104 jt = Rp. 31.200.000

40% x Rp. 105.840 jt = Rp. 42.336.000

30% x Rp. 101.920 jt = Rp. 30.429.000 = Rp. 104.000.000

Teknik Berpasangan (Paired Comparison)

Penyesuaian dilakukan berdasarkan satu perbedaan dari pasangan properti pembanding yang
dipasang-pasangkan.
Pendekatan Penilaian Aset (Biaya)

Dengan mengunakan Metode Kalkulasi biaya, Nilai properti (Tanah dan Bangunan) diperoleh
dengan menganggap tanah sebagai tanah kosong, nilai tanah dihitung dengan menggunakan
metode perbandingan data pasar (market data approach). Sedangkan nilai bangunan dihitung
dengan metode kalkulasi Biaya. Nilai pasar bangunan dihitung dengan menghitung biaya
reproduksi baru (RCN) bangunan pada saat penilaian dikurangi penyusutan.

Rumus Umum :

Nilai Properti = Nilai Tanah + ( Biaya Reproduksi Baru (RCN)-Penyusutan)

Langkah-langkah yang diperlukan:

► Hitung nilai tanah dengan perbandingan data pasar, dengan menganggap tanh sebagai tanah
kosong dan tersedia untuk dikembangkan sesuai dengan prinsip Highest and Best Use

► Hitung biaya realisasi baru dari bangunan & prasarana

► Hitung semua penyusutan oleh semua penyebab (fisik, fungsional dan ekonomis)

► Kurangi biaya realisasi baru dengan besarnya penyusutan akan diperoleh nilai pasar bangunan

► Nilai pasar tanah di tambah nilai pasar bangunan sama dengan nilai properti dengan methode
pendekatan biaya

Menghitung Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New)

Dalam menghitung biaya pengganti baru terdapat 4 macam metode yang dapat digunakan, yaitu

Metode survey kuantitas (quantity survey method)

Dalam menerapkan metode ini, penilai Properti wajib memperoleh data:

(1) biaya langsung, antara lain biaya persiapan lahan, biaya material, dan biaya tenaga kerja;

(2) biaya tidak langsung, antara lain biaya survey, biaya perizinan, biaya asuransi, biaya lain-lain
(overhead cost), keuntungan, dan pajak; dan

(3) harga satuan yang digunakan, meliputi biaya bahan dan biaya upah;

Metode unit terpasang (unit inplace method)

Dalam menggunakan Metode Unit Terpasang (Unit In Place Method), Penilai Properti wajib
menghitung estimasi biaya bangunan atau konstruksi berdasarkan harga satuan unit terpasang
Methode meter persegi (square meter method) Dalam menggunakan Metode Meter Persegi
(Square Meter Method), Penilai Properti wajib:
(1) menghitung estimasi biaya pembangunan dengan memperhatikan harga kontrak atau biaya
pembangunan dari properti pembanding yang sebanding dan sejenis yang baru selesai dibangun
dalam jangka waktu paling lama satu tahun sejak Tanggal Penilaian (Cut Off Date);

(2) melakukan penyesuaian terhadap data properti pembanding yang sebanding dan sejenis, dalam
hal terdapat perbedaan data secara signifikan antara obyek penilaian dan properti pembanding
yang sebanding dan sejenis yang dapat mempengaruhi Nilai;

(3) melakukan penyesuaian estimasi biaya pembangunan terhadap kecenderungan perubahan


biaya pembangunan pada tanggal kontrak atau tanggal konstruksi sampai dengan Tanggal
Penilaian (Cut Off Date); dan

(4) menghitung estimasi biaya pembangunan yang dapat diambil dari biaya pembangunan properti
pembanding yang sebanding dan sejenis atau biaya pembangunan properti yang baru selesai
dibangun dalam jangka waktu paling lama satu tahun sebelum Tanggal Penilaian (Cut Off Date),
dalam hal biaya pembangunan pada tanggal kontrak atau tanggal konstruksi tidak diketahui,
sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut:

-properti pembanding yang sebanding dan sejenis memenuhi prinsip penggunaan tertinggi dan
terbaik (highest and best use);

-properti pembanding yang sebanding dan sejenis dalam kondisi pasar yang stabil; dan

-nilai lokasi (site value) dari properti pembanding yang sebanding dan sejenis dapat diketahui.

Metode Index biaya (Index method)

Dalam menggunakan Metode Indeks Biaya (Cost Indexing Method), Penilai Properti wajib
mengalikan biaya pembangunan properti pembanding yang sebanding dan sejenis dengan Indeks
Biaya tertentu untuk menghasilkan estimasi biaya pembangunan obyek penilaian.

Menghitung Penyusutan Bangunan/Depresiasi

Penyusutan adalah pengurangan nilai dari biaya pembuatan baru. Dalam melakukan penilaian
dengan pendekatan Kalkulasi Biaya (Cost Approach), diperlukan suatu tahapan yang cukup
penting, yaitu memperkirakan besarnya penyusutan atau depresiasi dari bangunan untuk dapat
memperoleh nilai pasar dari bangunan atau nilai pasar dari properti yang dinilai. Depresiasi dari
bangunan tidak hanya dipengaruhi oleh umur bangunan saja, tetapi juga keadaan bangunan,
walaupun bangunan dalam keadaan 100% baru. Karena dalam penilaian yang kita tentukan adalah
nilai bangunan bukan biaya membangun baru bangunan. Ingat bahwa biaya membangun bangunan
tidak sama dengan nilai bangunan. Bangunan akan mempunyai nilai bila bangunan tersebut
mempunyai kegunaan bagi manusia.
Dalam menghitung penyusutan terdapat 3 macam metode yang dapat digunakan, yaitu

Terdapat 3 Macam Penyusutan/Depresiasi bangunan, yaitu :

Metode ekstraksi pasar

Metode ekstraksi pasar hanya dapat digunakan jika:

(1) harga jual properti pembanding yang berasal dari asosiasi penilai tersedia;

(2) properti pembanding yang digunakan wajib memiliki kriteria sebanding dan sejenis; dan

(3) perhitungan nilai tanah dan/atau Biaya Reproduksi Baru (Reproduction CostNew) atau Biaya
Pengganti Baru (Replacement Cost New) atas properti pembanding dapat dilakukan dengan
akurat.

Prosedur perhitungan penyusutan dengan menggunakan metode ekstraksi pasar adalah:

(1) memperoleh data transaksi atau penawaran properti pembanding dari asosiasi penilai;

(2) melakukan penyesuaian data transaksi atau penawaran properti pembanding;

(3) menghitung nilai properti pembanding yang telah disusutkan (depreciated cost of
improvements) untuk properti yang terdiri atas tanah dan bangunan serta prasarana lain dilakukan
dengan cara mengurangkan data transaksi atau penawaran properti pembanding dengan nilai tanah
properti pembanding;

(4) menghitung Biaya Reproduksi Baru (Reproduction CostNew) atau Biaya Pengganti Baru
(Replacement Cost New) properti pembanding;

(5) menghitung penyusutan dengan cara mengurangkan Biaya Reproduksi Baru (Reproduction
CostNew) atau Biaya Pengganti Baru (Replacement Cost New) properti pembanding dengan nilai
properti pembanding yang telah disusutkan; dan

(6) mengkonversikan penyusutan dalam bentuk persentase dengan cara membagi penyusutan
dengan Biaya Reproduksi Baru (Reproduction CostNew) atau Biaya Pengganti Baru (Replacement
Cost New) properti pembanding.

Metode Umur Ekonomis

Dalam menghitung penyusutan dengan menggunakan metode umur ekonomis, Penilai Properti
wajib terlebih dahulu memperoleh data sebagai berikut:

(1) umur aktual properti dengan cara menghitung jumlah tahun sejak properti selesai didirikan atau
dibuat sampai dengan tanggal penilaian;
(2) umur efektif dengan cara melakukan penyesuaian terhadap umur aktual berdasarkan kondisi
dan kegunaan properti, atau sisa umur ekonomis properti dengan cara melakukan estimasi terhadap
sisa umur yang masih tersisa sebelum properti tidak dapat digunakan atau dioperasikan secara
ekonomis;

(3) umur ekonomis (economic life) atau umur manfaat (useful life) dengan cara menghitung
jumlah tahun sejak properti didirikan atau dibuat sampai dengan estimasi waktu properti tidak
dapat digunakan atau dioperasikan secara ekonomis;

Prosedur perhitungan penyusutan dengan menggunakan metode umur ekonomis adalah:

(1) menentukan umur ekonomis dan umur efektif obyek penilaian; dan

(2) menentukan penyusutan dalam bentuk persentase dengan cara membagi umur efektif dengan
umur ekonomis obyek penilaian.
Tugas:

Buat Kesimpulan paling sedikit 4 jurnal penilaian asset dengan format kesimpulan sebagai berikut;

JURNAL 1

Rusli Amrul1 , Rusdi2 Vol. 17 No. 1, Januari 2020, 40-52

JUDUL : Penilaian Aset Tetap Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara

(Studi Kasus Pasca Gempa Lombok)

TUJUAN :

Untuk mengetahui penilaian aset tetap yang rusak akibat bencana gempa bumi pada Kantor Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Lombok Utara.

Pendekatan/Metodology :

Data yang digunakan yaitu data primer dan data skunder. Data primer meliputi data yang berasal dari
wawancara dengan informan kunci yaitu PPK OPD, Bidang Aset dan Kasi Akuntansi. Sedangkan Data
skunder meliputi gambaran umum Pemerintah Kabupaten Lombok Utara, Daftar inventaris aset OPD
Kependudukan dan Catatan Sipil (DUKCAPIL) di Kabupaten Lombok Utara dan Struktur Organisasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu pertama, teknik wawancara, yaitu dilakukan kepada
informan kunci (PPK SKPD, Bidang Aset, dan Kasi Akuntansi. Kedua, teknik dokumentasi, yaitu
pengumpulan data melalui dokumen-dokumen yang dimiliki pihak-pihak yang bersangkutan sehubungan
dengan aset tetap khususnya data aset yang rusak akibat gempa.

Metode yang digunakan Kualitatif

HASIL :

Dari hasil Kabupaten Lombok Utara pasca gempa Lombok, penilaian aset dilakukan secara menyeluruh
terhadap aset yang rusak dan hilang pasca gempa berdasarkan data. Sesuai dengan PSAP 07 secara
ekonomis aset peralatan dan bangunan setelah pasca gempa sudah tidak layak dan hilang maka harus
dieliminasi dari Neraca. Penilaian aset peralatan yang dilaporkan pada laporan keuangan didalam neraca
per 31 Desember 2018 yakni peralatan dikredit sebesar Rp. 831,439,572 secara otomatis menghapus Aset
peralatan yang ada di debit sehingga aset peralatan menjadi nol. Akumulasi Depresiasi sebesar Rp.
703,608,939 dan Defisit penghapusan peralatan sebesar Rp. 127,830,633 dicatat dalam Laporan
Operasional (LO) per 31 Desember 2018 dan menjadi beban operasioanl mengurangi pendapatan
operasional. Penilaian aset bangunan kantor pada pelaporan keuangan didalam neraca per 31 Desember
2018 adalah Bangunan Kantor dikredit sebesar Rp. 2,033,418,000 secara otomatis menghapus Aset
Bangunan Kantor yang ada di debit sehingga aset Bangunan Kantor menjadi nol. Akumulasi Depresiasi
sebesar Rp. 203,341,800 dan Defisit penghapusan bangunan kantor sebesar Rp. 1,830,076,200 dicatat
dalam Laporan Operasional (LO) per 31 Desember 2018 dan menjadi beban operasioanl mengurangi
pendapatan operasional. Keputusan penghapusan aset dari laporan keuangan harus didasarkan pada
prosedur dan tata cara yang telah ditetapkan pemerintah melalui peraturan menteri.

JURNAL 2

Jati: Jurnal Akuntansi Terapan Indonesia Vol 1 No 2 Hal 82-90 Oktober 2018 BARBARA GUNAWAN*,
GARIN YUNIA HAPSARI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email korespondensi: era@umy.ac.id

JUDUL :

Analisis Penilaian Aset Tetap PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam Meminimalkan Beban Pajak
Penghasilan dan Upaya Mengontrol Permodalan

TUJUAN :

untuk mengetahui dan memahami seberapa besar pengaruh revaluasi aset tetap untuk upaya

meminimalkan beban pajak penghasilan dan upaya mengontrol permodalan.

Pendekatan/Metodology :

Peneliti memilih PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dengan Data laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif untuk tahun berakhir 31 Maret 2018 serta daftar penyusutan aset tetap sebelum dan
sesudah revaluasi sebagai objek penelitiannya. Objek data yang akan digunakan merupakan jenis
data sekunder yang di peroleh dari website resmi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Yang mana data tersebut diperoleh dengan studi kepustakaan yang akan diteliti dengan metode
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

HASIL :

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut
yaitu Pertama, Beban pajak yang ditanggung oleh perusahaan ketika tidak melakukan revaluasi
aset tetap sebesar USD 8.425.842 dan setelah melakukan revaluasi aset tetap beban pajak yang
harusdi tanggung perusahaan sebesar USD 55.209.041.

Jadi, tindakan revaluasi aset tetap yang telah diterapkan perusahaan belum mampu membantu
dalam upaya penghematan pajak penghasilan dikarenakan tanah tidak memberikan kontribusi
yang cukup dalam kegiatan tersebut.
Kedua, Perusahaan dalam mencapai struktur modal yang sehat maka perusahaan harus
mempertahankan rasio modal yang optimal dan peringkat kredit yang kuat. Sela-ma pinjaman yang
digunakan oleh perusahaan akan muncul biaya pinjaman dan biaya pinjaman tersebut
diperhitungkan dalam menghitung PKP. Pembebasan koreksi fiskal pada biaya pinjaman dilakukan
pada saat rasio modal terhadap hutang tidak melampaui batas maksimal yang telah tertuang di
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.010 /2015. Rasio utang terhadap modal perusahaan
setelah menerapkan kebijakan revaluasi aset tetap sebesar 1,8:1. Sehingga, biaya pinjaman yang
dikeluarkan oleh perusahaan boleh seutuhnya diakui sebagai beban dikarenakan rasio utang
terhadap modal tidak melampaui batas.

Ketiga, Perubahan yang dialami oleh perusahaan setelah menerapkan kebijakan revaluasi aset tetap
mengalami penurunan/kerugian yang cukup besar. Kerugian tersebut dikarenakan besarnya beban
usaha yang dikeluarkan oleh perusahaan. Namun, pendapatan usaha yang diterima oleh perusahaan
mengalami peningkatan sebesar 8,11%.

JURNAL 3

Susi Siswati Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta

JUDUL :

REVALUASI ASET TETAP BERDASAR ASPEK AKUNTANSI PSAK 16 (REVISI 2011) DAN ASPEK PERPAJAKAN

TUJUAN :

Pendekatan/Metodology :

Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial, nilai
spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi mencerminkan arus
kas setelah pajak

HASIL :

Aset tetap meliputi tanah, bangunan (kantor, pabrik, gedung) dan peralatan (mesin, perabotan,
perkakas).Secara akuntansi, penyusutan aktiva tetap dimulai pada saat aktiva tersebut siap untuk
digunakan (PSAK 16 (revisi 2011) par. 58). Sedangkan secara perpajakan, penyusutan aktiva etap
dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran kecuali untuk harta yang masih dalam proses
pengerjaaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. (UU Pajak
Penghasilan No.36 Tahun 2008 Pasal 11 ayat (3)).

Aset tetap yang dapat direvaluasi meliputitanah, bangunan, dan bukan bangunan, dengan syarat
tidak dimaksudkan untuk dialihkan. Revaluasi dapat dilakukan baik terhadap keseluruhan aktiva
tetap maupun sebagian aktiva tetap yang dimiliki.Penilaian didasarkan pada nilai pasar wajar pada
saat penilaian yang dilakukan oleh lembaga penilai yang diakui Pemerintah.

JURNAL 4

Sut Mutiah SangadjI Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia

Jalan Pramuka Raya No. 33, Jakarta Timur mutiahsangadji@gmail.com

JUDUL :

PENGARUH INVENTARISASI ASET TERHADAP LEGAL AUDIT DAN PENILAIAN ASET


(STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KOTA BANDUNG)

TUJUAN :

untuk menguji apakah terdapat pengaruh inventarisasi aset terhadap penilaian aset dan juga apakah
terdapat pengaruh inventarisasi aset terhadap legal audit. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi Pemerintah Kota Bandung khususnya dan Pemda lainnya untuk dapat
meningkatkan kualitas pelaksanaan manajemen aset.

Pendekatan/Metodology :

Objek penelitian adalah inventarisasi aset sebagai variabel X, legal audit sebagai variabel Y1, dan
penilaian aset sebagai variabel Y2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Oktober
2017 di Pemerintah Kota Bandung. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Data primer berupa kuesioner yang diperoleh dari jawaban responden. Sumber data
sekunder yaitu berupa LHP BPK RI atas LKPD Pemerintah Kota Bandung TA 2012 sampai dengan
2016. Sugiyono (2013) mengatakan bahwa dalam penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan statistik

HASIL :

Hasil penelitian yang diukur melalui kuesioner terkait pelaksaan inventarisasi aset, legal audit, dan
penilaian aset serta keterkaitan antar tahapannya pada Pemerintah Kota Bandung dengan model
penelitian yang mengadopsi konsep Siregar (2004) menunjukkan bahwa baik legal audit maupun
penilaian aset dipengaruhi oleh kualitas pelaksanaan inventarisasi aset. Hasilpenelitian mendukung
konsep manajemen aset Siregar (2004) bahwa tahapan manajemen aset saling berhubungan dan
terintegrasi. Namun, tahapan manajemen aset yang dibahas dalam penelitian ini adalah tahapan
inventarisasi aset, legal audit, dan penilaian aset. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan jawaban responden dari pejabat struktural, pelaksanaan inventarisasi aset,

legal audit, dan penilaian aset di lingkungan Pemerintah Kota Bandung sudah cukup baik
pelaksanaannya. Rata-rata hasil penilaian ini sedikit berbeda dengan auditor internal dan pegawai
aset di BPKA. Auditor internal dan pegawai aset BPKA menilai pelaksanaan inventarisasi aset,
legal audit, dan penilaian aset Pemerintah Kota Bandung “belum baik” karena berdasarkan hasil
wawancara, bagian pemberdayaan aset BPKA mengakui bahwa masih adanya temuan BPK yang
belum diselesaikan. Ketiga tahapan ini perlu ditingkatkan kembali kualitasnya karena keberhasilan
atau kegagalan satu tahapan dapat berpengaruh pada tahapan manajemen aset yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai