1. Pengantar
Appraisal merupakan salah satu sub sektor jasa yang dapat berperan penting dalam
menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan yang kita miliki. Di
Indonesia, appraisal atau penilaian belum dikenal secara umum. Hal ini karena appraisal
masih dalam tahap permulaan dan sedang dalam pertumbuhan. Perusahaan jasa
appraisal/penilai properti adalah lembaga eksternal yang terlepas dari lembaga keuangan
yang bersifat independen dalam menilai properti suatu perusahaan.
Mengapa kita perlu penilaian profesional? Sebagaimana kita ketahui bahwa mengestimasi
nilai properti telah dilakukan sejak jaman sebelum kemerdekaan namun tanpa
kualifikasi formal, namun saat ini penilaian telah dijadikan aktivitas profesional
dalam dunia komersial. Faktor pendorong kebangkitan penilaian dan penilaian sebagai
profesi di Indonesia adalah sejak terjadinya krisis moneter pada tahun 1998.
Adanya keterlibatan pemerintah antara lain dalam tata kota, pajak properti dan
pembangunan infrastruktur seperti jalan kereta, jalan raya, kanal dan sebagainya,
memerlukan akuisisi properti pribadi dan pembayaran kompensasi yang wajar.
Aktivitas tersebut didukung oleh legislatif yang menetapkan nilai dan memerlukan
penilai profesional.
Pada waktu yang sama investasi real estate dianggap sah dan berpotensi menguntungkan
investor, membutuhkan dukungan keuangan khusus yang memerlukan input saran
yang dapat diandalkan atas nilai properti yang sebenarnya.
Penilaian merupakan unsur penting dalam operasional kehidupan masyarakat modern.
Bidang-bidang kegiatan lain yang memerlukan dukungan jasa penilaian, seperti :
Studi kelayakan
Aplikasi untuk sektor keuangan
Pajak properti (PBB)
Biaya transaksi properti
Laporan perusahaan
Prospektus investasi
Tarif pengembangan kondominium
Prosedur kebangkrutan/likuidasi
Ganti rugi pembebasan properti
Sengketa hukum atas properti
Manajemen aset yang efisien.
Bidang Jasa Penilaian meliputi:
PENILAIAN
PROPERTI
PENILAIAN
BISNIS
2. Pengertian
Didalam kamus Appraisal, diartikan sebagai penilaian atau penaksiran, demikian juga
Valuation diartikan sebagai penilaian atau penaksiran. Jadi Appraisal dan Valuation, adalah
sama artinya. Istilah Appraisal dan Appraiser lebih banyak dipergunakan di Amerika
Serikat, sedangkan Istilah Valuation dan Valuers biasa dipakai di lnggris dan negara
anggota persemakmuran (Commonwealth Countries).
Dari beberapa definisi yang ada dapat digarisbawahi mengenai penilaian adalah:
a. Penilaian merupakan sebuah opini (an opinion bukan judgment);
b. Penilaian juga merupakan suatu estimasi nilai (an estimated value)
c. Dilakukan pada hari yang ditentukan (as of specific date)
d. Berdasarkan kepada hasil analisis atas data pasar yang relevan (based on analysis of
relevan market information).
Jadi penilaian (valuation/appraisal) pada dasarnya merupakan estimasi atau opini, walaupun
didukung oleh alasan atau analisis yang rasional. Kelayakan suatu penilaian dibatasi oleh
ketersediaan data yang cukup, serta kemampuan dan obyektifitas si penilai
(valuer/appraiser).
Penilaian merupakan ilmu praktis yang bersifat multi disiplin, karenanya kaitan dan
dukungan ilmu pengetahuan lainnya sangat penting untuk dipahami oleh para penilai.
Beberapa bidang keilmuan yang sangat besar peranannya dalam menunjang bidang penilaian
adalah ilmu ekonomi, ilmu Teknik, dan ilmu Hukum.
c. Metode kuantitatif tidak selalu menghasilkan penilaian yang lebih baik dan akurat.
Adanya anggapan bahwa analisis dan metode teknik yang kompleks akan secara
otomatis menjamin hasil penilaian yang akurat, tidak selalu benar karena ketidaktepatan
input data yang dapat terjadi dalam penilaian pada umumnya.
d. Angka akhir bukanlah yang terpenting dalam penilaian. Dalam kenyataannya bahwa
beberapa penilaian yang dilakukan penilai seringkali dibatasi oleh adanya beberapa
peraturan atau lainnya. Oleh karena itu yang terpenting adalah bahwa prosedur penilaian
yang dilaksanakan oleh penilai adalah tepat dan menyeluruh.
Sifat dari penilaian tersebut memberikan pengertian penilaian adalah:
“Gabungan antara ilmu pengetahuan dan seni (science and art) dalam
mengestimasikan nilai dari sebuah kepentingan yang terdapat dalam suatu properti
bagi tujuan tertentu dan pada waktu yang telah ditetapkan serta dengan
mempertimbangkan segala karakteristik yang ada pada properti tersebut termasuk
jenis-jenis investasi yang ada di pasaran”
3. Definisi
Penilaian berdasarkan
KEPI & SPI Edisi VI-2015 adalah :
“Proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai ekonomis suatu
objek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan Standar Penilaian Indonesia (SPI) dan
peraturan-peraturan yang berlaku”
Dalam perekonomian yang sangat maju saat ini, peran jasa penilai untuk melakukan
penilaian asset dikatakan mempunyai berbagai fungsi, antara lain:
o Digunakan dalam menentukan nilai ganti rugi pembebasan tanah rakyat untuk
kepentingan pemerintah/umum,
o Menentukan nilai ganti rugi untuk kepentingan asuransi,
o Menentukan nilai jual objek pajak dalam kaitannya dengan perhitungan Pajak Bumi
Dan Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB),
o Mengetahui berapakah kekayaan atau aset Negara untuk menentukan kemampuan
membayar utang,
o Menentukan nilai aset yang merupakan jaminan atau agunan bagi perbankan dan
lembaga keuangan lainnya,
o Digunakan dalam penyusunan neraca negara maupun daerah, dan lain-lain.
5. Prinsip Penilaian
a. Prinsip Antisipasi (Principle Of Anticipation)
b. Prinsip Perubahan (Principle Of Change)
c. Prinsip Penawaran dan Permintaan (Principle Of Supply And Demand)
d. Prinsip Persaingan (Principle Of Competition)
e. Prinsip Pengganti (Principle Of Subtitution)
f. Prinsip Peningkatan dan Penurunan Pendapatan (Principle Law Of Diminishing Returns)
g. Prinsip Kontribusi (Principle Of Contribution)
h. Prinsip Kesesuaian (Principle Of Comformity)
i. Prinsip Keseimbangan (Principle Of Balance)
j. Prinsip Pengaruh Luar (Principle Of Externality)
k. Prinsip Highest dan Best Use (Principle Of Highest And Best Use)
a. Prinsip Antisipasi (Principle Of Anticipation)
Harapan akan keuntungan atau kerugian di masa yang akan datang akan mempengaruhi
harga suatu properti.
Persepsi bahwa nilai diciptakan oleh ekspektasi atas keuntungan/kerugian di masa depan.
Nilai didasarkan pada persepsi pelaku pasar tentang keuntungan/kerugian kepemilikan di
masa depan.
Contoh:
Akibat adanya lumpur lapindo properti-properti di sekitar areal lumpur lapindo
diperkirakan akan naik akibat adanya pemahaman dimasyarakat areal sekitar lumpur
lapindo dimasa yang akan datang akan menjadi kompleks pertambangan bila lumpur
lapindo sudah selesai, atau justru sebaliknya.
Rencana pembangunan Ring Road di Makassar membuat harga harga tanah
sepanjang jalur rencana Ring Road naik.
b. Prinsip Perubahan
(Principle Of Change)
Perubahan terhadap suatu faktor dapat mempengaruhi nilai suatu properti. Perubahan
tersebut bisa berupa perubahan kebijakan pemerintah, perubahan lingkungan (misalnya tiba
tiba dibangun tempat pembuangan sampah), pasar, termasuk peraturan peraturan, zoning
(peruntukan) dan pengembangan kota.
Perubahan nilai dipengaruhi oleh banyak variabel, penduduk, perekonomian, dll.
Prinsip ini berpedoman bahwa nilai dari suatu properti dipengaruhi oleh faktor dari luar
seperti kebijakan pemerintah, sarana dan prasarana lingkungan, dsb.
d. Prinsip Persaingan
(Principle Of Competition)
Pada umumnya semakin tinggi persaingan, maka Nilai properti cenderung akan turun akibat
banyaknya pilihan.
Contoh: Akibat dari bisnis properti memberikan keuntungan yang tinggi, maka banyak
developer lain yang membangun properti dan mengakibatkan nilai properti turun.
Nilai properti dipengaruhi oleh properti pesaingnya. Properti yang mempunyai daya saing
rendah akan memiliki nilai rendah dibandingkan dengan properti yang memiliki daya
saing tinggi akan memiliki nilai tinggi.
e. Prinsip Pengganti
(Principle Of Subtitution)
Pada prinsipnya orang tidak akan membayar lebih terhadap properti yang sama selama ada
properti pengganti.
Contoh: Pada prinsipnya orang akan lebih memilih untuk membeli properti dengan harga
yang lebih murah pada kondisi properti yang sama. Properti dalam suatu deret dimana
kondisinya sama, maka Properti dengan Nilai paling rendah akan lebih cepat terjual.
Pembeli suatu properti tidak akan membayar lebih terhadap suatu properti dibanding dengan
biaya pembelian properti lain yang sama.
g. Prinsip Kontribusi
(Principle Of Contribution)
Baik tanah dan bangunan memberikan kontribusi pada total nilai properti.
Contoh: Bangunan tua yang berdiri diatas tanah Komersil dapat dikatakan tanah tersebut
memberikan kontribusi terhadap seluruh nilai dari properti tersebut.
Nilai suatu properti diukur dari kontribusinya secara keseluruhan terhadap biaya yang telah
dikeluarkan.
h. Prinsip Kesesuaian
(Principle Of Comformity)
Nilai suatu properti akan maksimal bila berada di lingkungan yang sesuai.
Contoh: Rumah Mewah akan memberi Nilai maksimal bila dibangun di komplek rumah
mewah. Sebaliknya nilainya akan turun bila dibangun di lingkungan kumuh.
Properti yang letaknya bagus maka nilainya lebih bagus dari lokasi yang jelek.
i. Prinsip Keseimbangan
(Principle Of Balance)
Nilai suatu properti akan mencapai maksimal apabila faktor-faktor produksi yang berkaitan
dengan properti tersebut dalam keadaan seimbang. Faktor-faktor produksi tersebut antara
lain: Tenaga kerja, Modal, Bahan Baku dll.
Contoh: Membangun Industri di daerah yang jauh dari Bahan Baku Bisa menyebabkan Nilai
dari Properti tersebut Turun akibat pertimbangan besarnya biaya angkutan untuk bahan
mentah.
Prinsip ini perpedoman bahwa hubungan antara tanah dan bangunan di atasnya, serta
hubungan antara properti dan lingkungannya harus seimbang sehingga nilainya
mencerminkan nilai pasar yang optimal.
j. Prinsip Pengaruh Luar
(Principle Of Externality)
Nilai properti dipengaruhi oleh pengaruh luar, hal ini membuktikan karakteristik dasar dari
properti yang bersifat terbuka.
Contoh: Rumah di kawasan Pantura menggunakan dinding rumah dari bahan keramik.
Kegunaan tertinggi dan terbaik dapat didefinisikan sebagai penggunaan yang paling
memungkinkan dan diizinkan dari suatu tanah kosong atau tanah yang sudah dibangun, yang
mana secara fisik memungkinkan, didukung/dibenarkan oleh peraturan, layak secara
keuangan dan menghasilkan nilai tertinggi.
Empat Kriteria utama, yaitu:
1. Secara Legal diijinkan (Legally Permissible)
2. Secara Fisik memungkinkan (Physically Possible)
3. Secara Ekonomis layak (Financially Feasible)
4. Memberikan Nilai Tertinggi/Produktivitas yang maksimal (Maximally Productive)
Legally Permissible
Memastikan kegunaan yang diizinkan oleh peraturan seperti zoning,
peraturan batasan ketinggian bangunan, rasio luas tanah yang boleh didirikan
bangunan.
Phisically Possible
Kriteria pertama yang harus dipenuhi dalam menganalisa kegunaan tertinggi
dan terbaik dari suatu properti adalah kelayakan secara fisik. Ukuran, bentuk
tanah, luas, ketinggian dan kontur tanah adalah berpengaruh terhadap kegunaan
yang dapat dilakukan/dibangun di atasnya.
Sebagai contoh adalah tidak memungkinkan untuk membangun bangunan
hotel berbintang atau pusat perbelanjaan di atas tanah seluas 400 m2.
Financially Feasible
Setelah melewati kriteria fisik dan legal maka kegunaan yang memungkinkan
perlu dianalisa lebih lanjut dalam menghasilkan pendapatan, tingkat
pengembalian, apakah sama atau lebih besar dari biaya operasi.
Maximally Productive
Dari kegunaan-kegunaan yang layak secara keuangan, maka kegunaan yang
menghasilkan harga tertinggi/nilai tertinggi, yaitu yang konsisten dengan tingkat
pengembaliannya adalah kegunaan tertinggi dan terbaik.
HBU Tanah kosong
Pengembangan yang memungkinkan untuk dibangun
Mempertimbangkan hubungan antara kegunaan yang ada pada saat ini dengan semua
kegunaan potensialnya.
HBU Tanah terbangun
Kegunaan dari properti yang diharapkan dapat menghasilkan tingkat pengembalian
tertinggi.
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah perbandingan antara luas lantai dasar bangunan
dengan luas tanah.
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah perbandingan antara luas lantai bangunan
dengan luas tanah.
Ketinggian Bangunan.
Yang dimaksud dengan ketinggian bangunan adalah berapa lantai yang diijinkan oleh
developer di area tersebut yang dapat dibangun.
Jawab :
Luas Lantai Dasar yang boleh terbangun = Luas Lahan x KDB
4.000 m2 x 20% = 800 m2
Luas Total lantai yang boleh terbangun = Luas Lahan x KLB
4.000 m2 x 3 = 12.000 m2
Jumlah lantai = Luas Total lantai yang boleh terbangun / Luas Lantai Dasar yang
boleh terbangun
12.000 m2 / 800 m2 = 15 Lantai
Diketahui:
Sebuah lahan dipinggir Jalan Ceger, dengan lebar sisi depan 10 meter, dan panjang ke
belakang 20 meter.
Zoning Lokasi Perdagangan dan Jasa
GSB 5 meter
KDB Rumah 60%, Dagang 80%
KLB 3
KDH 0,1
Ditanyakan:
Total Luas Bangunan agar memenuhi HBU?
Jawab :
KDB = 80% x 200 = 160 => 150 (karena luas bangunan yang boleh dibangun)
"The most probable price, as a specified date, in cash, or in terms equivalent to cash, or in other
precisely revealed terms, for which the specified property rights should sell after reasonable
exposure in a competitive market under all conditions requisite to fair sale, with buyer and seller
each acting prudently, knowledgeably and for self-interest, and assuming that neither is under
undue duress“.
“Harga yang paling memungkinkan, pada suatu waktu tertentu, dalam bentuk uang atau
yang dapat disamakan dengan uang, di mana penjualan properti tersebut dilakukan melalui
suatu penawaran dalam waktu yang mencukupi pada suatu pasar kompetitif yang
memungkinkan terjadinya transaksi yang wajar, di mana penjual dan pembeli melakukan
transaksi dengan hati hati/bijaksana, mempunyai pengetahuan yang mencukupi tentang
properti yang dijual/dibeli, serta keduanya tidak dalam paksaan dalam melakukan
transaksi”.
Harga
Adalah sejumlah uang yang diminta, ditawarkan atau dibayarkan untuk sesuatu barang dan
jasa.
Dalam konteks ‘penilaian’ harga merupakan fakta historis diumumkan secara terbuka atau
dirahasiakan. Karena kemampuan finansial, motivasi atau kepentingan khusus dari
seseorang penjual atau pembeli, harga yg dibayarkan atas sesuatu barang dan jasa dapat
berhubungan dengan nilai barang atau jasa yg lain.
Harga biasanya merupakan indikasi atas nilai relatif dari barang atau jasa oleh pembeli
tertentu dan atau penjual tertentu dalam kondisi yg tertentu.
Biaya
Adalah sejumlah uang yang dikeluarkan atas barang atau jasa atau jumlah yang dibutuhkan
untuk menciptakan atau memproduksi barang dan jasa tersebut. Jika sudah dilaksanakan,
biaya menjadi fakta historis.
Pasar
Adalah sistem dan atau tempat dimana barang dan jasa diperdagangkan antara pembeli dan
penjual melalui mekanisme harga. Konsep pasar menunjukkan kemampuan barang atau jasa
diperdagangkan antara pembeli dan penjual tanpa batasan terhadap aktifitasnya.
Nilai
Nilai adalah konsep ekonomi yang merujuk pada hubungan finansial antara barang dan jasa
yg tersedia untuk dibeli dan mereka yang membeli dan menjual.
Nilai bukan merupakan fakta tapi lebih merupakan perkiraan manfaat ekonomi atas barang
dan jasa pada suatu waktu tertentu dalam hubungannya dengan defenisi nilai tertentu.
Konsep ekonomi dari nilai mencerminkan pandangan pasar atas manfaat ekonomi yang akan
diperoleh oleh orang yg memiliki barang dan jasa tersebut pada tanggal penilaian.
Keuntungan Modal (Capital gain) adalah suatu keuntungan atau laba yang diperoleh dari
investasi dalam surat berharga atau efek, seperti saham, obligasi atau dalam bidang properti, dimana
nilainya melebihi harga pembelian.
Bentuk Permintaan
Permintaan dapat dilihat pada 2 (dua) bentuk:
Permintaan yang disebabkan oleh sejumlah konsumen yang membutuhkan
suatu komoditas tertentu seperti perumahan. Hal ini dapat diperkirakan dari
indikator seperti pertumbuhan penduduk dan perubahan pada beberapa komponen
dari pertumbuhan seperti pembentukan rumah tangga, kelahiran, migrasi,
perkawinan, dsb.
Permintaan ekonomis yang melingkupi konsumen yang memiliki kemampuan
untuk membeli perumahan yang dikehendaki.
Indikator Permintaan
Indikator yang paling umum untuk mengukur tingkat permintaan dalam pasar real estat
adalah kuantitas unit yang dikonsumsi oleh konsumen.
Indikator itu bisa berupa jumlah rumah berbagai kategori yang terjual tiap bulan, luas
ruang kantor yang tersewa setiap bulan, dsb.
Indikator tersebut dapat dibagi ke dalam sektor pasarnya seperti perumahan dibagi ke
dalam apartemen, kondominium, perumahan sederhana, perumahan menengah, perumahan
mewah, dll.
Ruang kantor dapat dibagi menjadi ruang kantor daerah utama, ruang kantor daerah
sekunder, ruang kantor kelas rendah, dsb.
Dalam mengukur angka-angka itu, perlu dipisahkan antar permintaan baru yang
menggambarkan pertumbuhan riil saat itu dengan upgrading yang menggambarkan
proses penyaringan di real estat yang dapat menimbulkan distorsi pasar.
Pendekatan dan Metode Penilaian
Nilai Indikasi
104.000.000 106.000.000 102.000.000
Properti yang dinilai
Contoh:
Penyesuaian:
Nilai Indikasi
104.000.000 106.000.000 102.000.000
Properti yang dinilai
Contoh:
Penyesuaian:
PROSEDUR
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam Cost Approach adalah sebagai berikut:
1. melakukan estimasi nilai tanah yang dianggap kosong yang siap untuk dibangun sesuai
dengan manfaat tertinggi & terbaik.
2. menentukan basis biaya yang sesuai yaitu reproduksi (reproduction) atau pengganti
(replacement).
3. membuat estimasi biaya langsung dan tak langsung pada tanggal penilaian.
4. membuat estimasi tingkat keuntungan pemborong yang sesuai dengan pasar.
5. menambahkan estimasi biaya langsung maupun tidak langsung, keuntungan pemborong
dengan biaya bangunan.
6. membuat estimasi penyusutan bangunan yang terdiri dari :
▪ penyusutan fisik (physical deterioration).
▪ kemunduran fungsi (functional obsolescence).
▪ kemunduran economi/ekternal external/economic obsolescence).
7. kurangkan estimasi penyusutan dengan biaya total pembangunan.
8. estimasi nilai pengembangan (improvement) lainya yang belum dipertimbangkan.
9. tambahkan nilai tanah dengan nilai bangunan setelah dikurangi penyusutan secara
keseluruhan.
10. sesuaikan kasimpulan akhir nilai properti tersebut dengan personal properti yg terdapat
didalamnya jika memang dikehendaki.
Biaya Reproduksi adalah perkiraan biaya pembangunan sebuah bangunan pada tanggal
penilaian yang diasumsikan terhadap duplikat/replika bangunan yang dinilai dengan
menggunakan material, desain dan pekerja yang sama.
Biaya Penggantian adalah perkiraan biaya pembangunan sebuah bangunan pada tanggal
penilaian yang diestimasikan menggunakan bahan material pengganti dan desain standar.
Komponen RCN
A. BIAYA LANGSUNG
Tenaga kerja yang digunakan untuk membangun bangunan.
Material-material, produk-produk dan peralatan.
Keuntungan dan overhead kontraktor (termasuk pengawasan kerja, kompensasi pekerja,
asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja).
Penggunaan peralatan.
Penjaga / satpam.
Rumah/kantor kontraktor di lokasi pembangunan (shack) dan pagar sementara.
Fasilitas penggudangan material.
Instalasi listrik dan utilitas.
B. BIAYA TIDAK LANGSUNG
Fee / pembayaran untuk arsitektur dan insinyur dalam membuat perencanaan (plan),
rencana pengawasan, survei bangunan untuk menetapkan garis bangunan/sempadan dan
kualitasnya, lingkungan dan uji bangunan.
Bayaran bagi penilai, konsultan, akuntan dan ahli hukum (pengacara).
Biaya pendanaan permanen seperti bunga atas pinjaman untuk biaya pembangunan, bunga
atas biaya-biaya tanah, biaya pemrosesan dan service charge.
Biaya berkait dengan penyewaan, pemasaran dan penjualan.
Pengeluaran administrasi developer/pengembang.
Biaya perubahan hak.
Cost Approach
Penyusutan / Depresiasi
o Penyusutan merupakan pengurangan nilai dari nilai pembuatan baru.
o Penentuan Jumlah Penyusutan adalah dari waktu membangun sampai saat penilaian.
Jenis Penyusutan
o Kerusakan Fisik (Physycal Deterioration)
Rusak, lapuk, retak, mengeras atau kerusakan pada strukturnya. Penyusutan
yang disebabkan karena umur pemakaian bangunan.
o Kemunduran Fungsional (Functional Obsolescence)
Perencanaan yang kurang baik, ketidakseimbangan yang berhubungan dengan
ukuran, model, bentuk, dan lainnya. Penyusutan karena perbedaan dengan
standar bangunan yang ada/berlaku.
o Kemunduran Ekonomis (Economic Obsolescence)
Faktor luar yang mempengaruhi, perubahan sosial, peraturan pemerintah dan
lainnya. Penyusutan yang disebabkan oleh faktor diluar properti.
dimana :
Metode ini digunakan untuk menyesuaikan biaya pengganti baru bangunan pada saat ini dengan
mendasarkan pada biaya pengganti baru bangunan pada saat baru dibangun. Biaya ini dapat naik
atau turun tergantung pada besar kecilnya indekspada saat ini. Caranya dengan menghitung
indeks biaya saat ini dengan indeks biaya masa lampau/indeks biaya saat dibangun.
V= I
R
Penyelesaian:
- Perkiraan aktif 1 tahun = 360 hari.
- 1. Standar 40 x Rp. 300.000,- x 360 x 70% = 3,024 M
2. Superior 20 x Rp. 400.000,- x 360 x 70% = 2,016 M
3. Deluxe 20 x Rp. 600.000,- x 360 x 70% = 3,024 M
4. Junior Suite 10 x Rp. 1.000.000,-x 360 x 70% = 2,52 M
5. Suite 10 x Rp. 1.500.000,- x 360 x 70% = 3,78 M
- Gross Income / Th = 14,364 M
- Net Income / Th = 14,364 M x (100%-60%) = 5,7456 M
- Nilai = 5,7456 M x 5 = Rp. 28.728.000.000,-
Bagaimana memilih teknik yang dapat digunakan, tergantung pada kebenaran data
pasar yang tersedia untuk digunakan dalam mengestimasi tinggkat kapitalisasi untuk
meyakinkan nilai tanah dan nilai bangunan dari properti dinilai.
Bila pendapatan bersih dari properti adalah Rp. 9.000.000 pertahun dan tingkat
kapitalisasi keseluruhan diestimasikan 12 persen. Nilai indikasi properti dengan
metode pendekatan pendapatan dapat dihitung sebagai berikut :
Rp. 9.000.000 / 0,12 = Rp. 75.000.000 (nilai properti).
Elemen yang terpenting dalam teknik ini adalah menentukan tingkat kapitalisasi.
Tingkat kapitalisasi ini harus ditentukan dengan metode perbandingan data jual dan
sewa (Comparative Sales Method).
Data jual sebagai pembanding harus sama dengan properti yang dinilai, dan sesuai
dengan cara dimana pendapatan diestimasi.
Teknik Penyisaan Bangunan
Digunakan bila nilai tanah diketahui dan nilai bangunan belum diketahui. Teknik ini
mengalokasikan pendapatan bersih properti menjadi pendapatan bersih tanah serta
pendapatan bersih bangunan dan perlengkapannya. Dalam menggunakan teknik
ini, kita pertama-tama harus mengestimasikan nilai dari tanah.
Kalikan nilai tanah dengan tingkat bunga yang berlaku untuk menghitung
pendapatan bersih dari tanah. Kurangi pendapatan bersih properti dengan
pendapatan bersih dari tanah, diperoleh pendapatan bersih dari bangunan.
Kapitalisasikan pendapatan bersih dari bangunan dengan tingkat suku
bunga/interest rate ditambah tingkat pengembalian/recapture rate, sehingga
diperoleh nilai bangunan. Tambahkan nilai tanah dan nilai bangunan hingga dapat
diperoleh gambaran nilai properti.
Contoh :
Pendapatan bersih tahunan dari properti Rp. 8.000.000
Nilai tanah Rp. 20.000.000;
Tingkat suku bunga/interest rate sebesar 7%
Tingkat pengembalian/recapture rate (berdasarkan pada umur
ekonomis 25 tahun) sebesar 4%
Digunakan bila nilai bangunan diketahui dan nilai tanah tidak diketahui. Metode
penyisaan tanah sama dengan metode penyisaan bangunan, hanya nilai bangunan
harus diestimasikan/dihitung terlebih dahulu.
Misal angka yang sama seperti dalam contoh teknik penyisaan bangunan sebagai
contoh:
Kecuali nilai bangunan Rp. 60.000.000 dan nilai tanah tidak diketahui.
Terdapat 2 metode dalam menghitung penyusutan, yaitu Metode Langsung dan Metode
Tidak Langsung.
Penyusutan hanya pada bangunan, tanah tidak pernah mengalami penyusutan.
Metode tidak langsung adalah dengan menghitung perbedaan antara nilai properti baru
(biaya pembuatan baru+nilai tanah) dengan nilai properti berdasarkan harga pasar pada saat
penilaian dengan metode comparable sales atau income.
Metode Langsung dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu Metode Garis Lurus (Straight line
method) dan Metode Terinci (Breakdown method)
Metode garis lurus hanya terbatas untuk menghitung penyusutan fisik dan menganggap
penyusutan fisik bangunan tetap/konstan setiap tahun. Metode ini dibagi menjadi 2
macam, yaitu Metode Garis Lurus berdasarkan umur fisik bangunan dan Metode
Garis Lurus berdasarkan pengamatan kondisi komponen bangunan.
Contoh Metode Garis Lurus pada bangunan:
Masa manfaat : 40 tahun
Umur bangunan sebenarnya : 6 tahun
Umur secara fisik : 10 tahun
Beda penghitungan umur karena dari hasil pengamatan di lapangan, diketahui
pemeliharaan bangunan itu jelek.
Hitung berapakah penyusutan fisiknya?
1.1. Contoh Perhitungan Metode Terinci pada Penyusutan Fisik yang dapat diperbaiki
Suatu bangunan baru karena tidak dihuni terdapat kerusakan pada atap, cat dinding
yang mengelupas, pintu-pintu yang rusak karena air dan panas. Dari hasil pengamatan
di lapangan besarnya biaya untuk perbaikan komponen adalah misal 5 juta. Jadi
besarnya kerusakan/penyusutan fisik bangunan tersebut adalah sebesar 5 juta.
3.2. Berdasarkan data Penilai (pengalaman Penilai/Data Pembanding)
Sebuah bangunan gudang yang dibangun 6 tahun yang lalu, pada saat dinilai, peraturan
pemerintah untuk daerah ini menyatakan bahwa pada 5 tahun yang akan datang, semua
bangunan gudang di daerah tersebut, tidak boleh digunakan sebagai gudang lagi. Peruntukan
daerah ini menjadi perumahan.
Masa manfaat bangunan = 40 tahun
Penyusutan Fisik : fungsional : ekonomis = 6 tahun : 10% :10%
Penyusutan fisik = 6/40 x 100% = 15%
Kemunduran fungsional = 10/100 x (100%-15%) = 8,5%
Kemunduran ekonomis = 10/100 x (100%-15%) = 8,5% +
Jumlah Penyusutan = 32%
Selain metode garis lurus dan metode terinci, terdapat metode lain yang dapat digunakan
dalam mengestimasi penyusutan, diantaranya:
Pendekatan garis lurus (the straight line approach) yang dibuat berdasarkan anggapan
bahwa sepanjang usianya, bangunan akan mengalami penurunan nilai yang konstan tiap
tahun;
Metode saldo menurun (the reducing balance method) yang dibuat berdasarkan anggapan
bahwa nilai tersusut mempunyai persentase yang tetap terhadap nilai tersusut pada periode
sebelumnya.
Metode jumlah digit tahun (the sum of the digits method), yaitu metode yang biasa
dipakai akuntan untuk menentukan penyusutan sesuai dengan grafik karakteristiknya dengan
mempergunakan perhitungan yang sederhana tanpa harus menentukan tingkat penyusutan
periodiknya.
Penilaian adalah sebuah penganggaran /estimasi nilai dari sesuatu kepentingan atas sebuah
properti/harta untuk sesuatu tujuan tertentu. Ada beberapa keperluan yang menyebabkan
penilaian terhadap sesuatu properti diperlukan.
Keadaan ini menyebabkan terdapat lebih dari satu jenis nilai untuk sebuah properti (tanah
dan bangunan) yaitu tergantung kepada tujuan penilaian tersebut dibuat. Setiap penilai
yang menerima tugas penilaian wajib terlebih dahulu mengerti dan memahami tujuan
penilaian.
Hal ini penting mengingat tujuan yang berbeda, maka memerlukan macam dan
metode penilaian yang berbeda pula. Penilai juga harus mengetahui dan mampu
mengidentifikasikan problem atau masalah yang akan dipecahkan dengan menggunakan
hasil penilaian itu.
Dalam setiap tugas dari berbagai macam penilaian, seorang penilai haruslah mampu
menjelaskan kepada client secara tepat apa tujuan dari dilakukannya penilaian.
Tujuan Penilaian
1. Pemilik ingin menjual properti.
2. Pemilik ingin mengetahui berapa nilai dari properti.
3. Pembeli ingin menaksir nilai properti.
4. Pemegang saham ingin mengetahui proporsi kepemilikan saham atas asset/ properti secara
keseluruhan.
5. Penilaian asset properti untuk sebuah perusahaan.
6. Nilai ganti untuk asuransi.
7. Kerugian akibat penggusuran properti oleh pemerintah.
8. Pembagian warisan.
9. Kredit.
10. Pembangunan Tanah.
11. Penilaian Statuta untuk penentuan PPh, NJOP-PBB dan NPOP- BPHTB.
Referensi: “Konsep Dasar Penilaian Properti” edisi pertama oleh Dra. Wahyu Hidayati,
M.Si dan Budi Harjanto, Adv. DEM., M.Si
A. Real Property :
– secara umum merupakan penegasan secara hukum atas tanah mencakup semua hak,
semua kepentingan dan keuntungan yang berkaitan dengan kepemilikan Real Estate.
– Hak tersebut dapat berupa hak menggunakan, menyewakan, atau memberikan kepada
orang lain dan sebagainya.
■ Real Estate
lebih merupakan segala sesuatu yang berbentuk fisik meliputi tanah bersama-
sama segala sesuatu yang didirikan atau yang ada di atas maupun di bawah
tanah.
Sebidang tanah adalah tetap dan permanen, sementara bangunan diatasnya dapat
bervariasi dari mulai bentuk, bahan, fungsi dan sebagainya.
■ Real Estate lebih mengacu pada istilah untuk bentuk fisik dari tanah beserta
pengolahan dan pembangunannya, sedangkan Real Property merujuk pada
kumpulan hak (bundle of rights) untuk menggunakan, menyewa, memindahkan dan
sebagainya dari tanah beserta pengolahan dan pembangunannya.
■ Bundle of rights adalah sekumpulan kewenangan mencakup hak yang memberi
wewenang untuk memakai atau menggunakan, menempati, mamasuki, menjual,
menyewakan, mewariskan, memberikan atau memilih untuk melaksanakan atau tidak
melaksanakan setiap kewenangan tersebut.
■ Kemudian istilah Real Property di Indonesia berubah menjadi Properti.
B. Personal Property
– merujuk kepada hak kepemilikan atas suatu benda bergerak di dalam bagian-bagian
benda selain dari Real Estate (tanah bangunan secara fisik). Benda-benda selain
tersebut dapat berwujud (tangible), misalnya harta bergerak atau tidak berwujud
(intangible), misalnya utang-piutang, goodwill, dan hak paten.
– Personal property antara lain dapat berupa: kulkas, mobil, peralatan kantor dan sebagainya.
– Personal property bukan merupakan bagian dari real property.
– Namun untuk mesin dan peralatan yang dibangun atau dipasang permanen pada struktur
bangunan dapat diperhitungkan sebagai Real Property, hak atas peralatan dapat disatukan
dengan hak ruang atau bangunan sebagai real property, contoh mesin AC.
Kedudukan Penilai dalam Penilaian
Kualifikasi Penilai:
o Penilai Berizin adalah penilai bersertifikat yang memiliki izin penilai yang berlaku
dari pemerintah sesuai dengan keputusan menteri dari departemen terkait. Hanya
penilai berizin yang berhak menanda tangani laporan penilaian.
o Penilai Bersertifikat adalah penilai terdaftar yang memiliki sertifikat penilai dari
asosiasi profesi penilai yang diakui Pemerintah untuk melaksanakan penilaian sesuai
keahliannya.
o Penilai Terdaftar adalah penilai yang menjadi anggota asosiasi profesi penilai yang
diakui Pemerintah.
o Penilai Asing adalah penilai bukan anggota asosiasi penilai Indonesia, mempunyai
izin praktek dari negaranya, serta menjadi anggota asosiasi penilai yang menjadi
anggota dari Komite Standar Penilaian Internasional.
Praktek Penilaian Properti mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1970-an.
Seiring dengan perkembangan iklim dunia usaha di Indonesia, kebutuhan akan jasa Penilaian
dari waktu ke waktu terus berkembang.
Tidak lagi hanya terbatas pada kepentingan pihak perbankan, tapi sudah meluas kepada sektor
keuangan, individu, asuransi dan kepentingan umum.
Ilmu Penilaian pun terus mengalami perkembangan, baik dalam skala internasional maupun
dalam negeri.
Masyarakat Profesi PeniIai Indonesia (MAPPI) sebagai satu-satunya organisasi profesi
penilai di Indonesia memiliki program pendidikan reguler Penilaian Properti dan Bisnis.
Berdirinya MAPPI dilandasi oleh keinginan untuk untuk ikut berpartisipasi mengisi
pembangunan nasional umumnya dan pembangunan ekonomi khususnya guna menuju
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Dimana pengabdian profesi penilai dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah
pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya akan
meningkat dengan adanya pembinaan dan pengembangan profesi tersebut.
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan dimaksud perlu adanya wadah yang mewakili
profesi Penilai Indonesia secara keseluruhan dalam kedudukan masing-masing sebagai
perorangan.
Menyadari hal tersebut diatas, maka dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa pada hari Selasa
tanggal 20 Oktober 1981, bertempat di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Merdeka Selatan No.
41, Jakarta Pusat, dibentuklah Masyarakat Profesi Penilai Indonesia disingkat MAPPI yang
merupakan asosiasi profesi di Indonesia yang khususnya mewadahi profesional yang
berkecimpung dalam profesi Penilai dengan jumlah anggota saat ini kurang lebih 3500 orang
tersebar di seluruh Indonesia.
Di dunia internasional MAPPI dikenal dengan nama Indonesian Society of Appraisers
disingkat ISA. Pengurus Pusat MAPPI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia,
dengan kantor sekretariat di Jalan Kalibata Raya No.11-12E, Jakarta Selatan.
Penilai adalah seseorang yang memiliki kualifikasi, kemampuan dan pengalaman dalam
melakukan kegiatan praktek penilaian untuk mendapatkan nilai ekonomis sesuai dengan
bidang keahlian yang dimiliki.
Adapun yang dilakukan Penilai adalah melakukan Penilaian terhadap properti baik yang
berwujud maupun tidak berwujud.
Penilaian adalah proses pekerjaan untuk memberikan estimasi dan pendapat atas nilai
ekonomis suatu obyek penilaian pada saat tertentu sesuai dengan SPI (Standar Penilaian
Indonesia) dan peraturan-peraturan yang berlaku.
Proses pekerjaan seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada
saat tertentu.
Jasa konsultasi yang dikerjakan Penilai berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
101/PMK.01/2014, yaitu:
o Jasa Penilaian Properti Sederhana;
o Jasa Penilaian Properti;
o Jasa Penilaian Bisnis;
o Jasa Lainnya:
Konsultasi pengembangan properti;
Desain sistem informasi aset;
Manajemen Properti;
Studi Kelayakan Usaha;
Jasa Agen Properti;
Pengawasan Pembiayaan Proyek
Studi penentuan Umur Ekonomi;
Studi penggunaan tertinggi dan terbaik (Highest and Best Use);
Studi optimalisasi aset.
Penilai Properti Sederhana adalah seseorang yang telah mendapatkan izin menjadi Penilai
Publik yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
Bidang jasa Penilaian Properti Sederhana meliputi Penilaian:
a. tanah kosong untuk permukiman paling luas 5.000 (lima ribu) meter persegi yang
diperuntukkan untuk 1 (satu) unit rumah tinggal;
b. 1 (satu) unit apartemen, rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, atau kios;
c. peralatan dan perlengkapan bangunan yang merupakan bagian yang terikat pada
apartemen, rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, atau kios;
d. 1 (satu) unit mesin individual yang digunakan pada rumah tinggal, rumah toko,
atau rumah kantor, termasuk pembangkit tenaga listrik (genset) dan pompa air;
dan
e. 1 (satu) unit alat transportasi dengan klasifikasi mobil penumpang, mobil beban,
dan sepeda motor, yang bukan merupakan suatu armada angkutan.
Penilai Properti adalah seseorang yang telah mendapatkan izin menjadi Penilai Publik yang
diberikan oleh Menteri Keuangan.
Bidang jasa Penilaian Properti meliputi Penilaian:
a. tanah dan bangunan beserta kelengkapannya, serta pengembangan lainnya atas
tanah;
b. mesin dan peralatan termasuk instalasinya yang dirangkai dalam satu kesatuan
dan/atau berdiri sendiri yang digunakan dalam proses produksi;
c. alat transportasi, alat berat, alat komunikasi, alat kesehatan, alat laboratorium
dan utilitas, peralatan dan perabotan kantor, dan peralatan militer;
d. perangkat telekomunikasi termasuk peralatan pemancar dan penerima jaringan,
satelit, dan stasiun bumi;
e. pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan; dan
f. pertambangan.
Penilai Bisnis adalah seseorang yang telah mendapatkan izin menjadi Penilai Publik yang
diberikan oleh Menteri Keuangan.
Bidang jasa Penilaian Bisnis meliputi Penilaian:
a. entitas bisnis;
b. penyertaan;
c. surat berharga termasuk derivasinya;
d. hak dan kewajiban perusahaan;
e. aset takberwujud;
f. kerugian ekonomis yang diakibatkan oleh suatu kegiatan atauperistiwa tertentu
untuk mendukung berbagai tindakan korporasi atau atas transaksi material;
g. opini kewajaran; dan
h. instrumen keuangan.
INVESTASI
Definisi Investasi
• Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan
pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
• Penundaaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama
periode waktu tertentu.
• Investasi harus dibedakan dari spekulasi.
• Spekulasi mencakup pembelian aktiva yang dapat dijual dengan harapan memperoleh
keuntungan yang cepat dari kenaikan harga aset tersebut dalam waktu beberapa minggu atau
bulan.
• IRS (Internal Revenue Service) mendefinisikan investasi sebagai kepemilikan aset yang > 6
bulan
• Investasi dapat dilakukan pada aset riil (tanah, emas, bangunan) dan aset finansial (saham,
obligasi, deposito, sekuritas derivatif) yang biasa diperdagangkan di pasar modal dan pasar
uang.
Tujuan Berinvestasi
• Meningkatkan kesejahteraan dengan berinvestasi dana yang tidak dikonsumsi sekarang
diharapkan memberikan peningkatan konsumsi di masa yang akan datang.
• Menghindari risiko penurunan nilai kekayaan/hak milik karena pengaruh inflasi.
• Penghematan pajak fasilitas penghindaran pajak untuk jenis investasi tertentu
Prinsip Investasi
• Jaminan keselamatan modal.
• Aliran pendapatan.
• Mudah dibeli atau dijual.
• Mudah dibagi dalam unit-unit yang lebih kecil.
Bentuk Investasi
• Investasi Properti
Investasi dalam bentuk properti seperti emas, tanah, rumah, dll yang memungkinkan
nilainya meningkat untuk waktu yang akan datang.
• Investasi Ekuitas
Investasi yang berhubungan dengan pembelian saham yang dikeluarkan oleh perusahaan-
perusahaan, baik yang terdaftar dalam BEI maupun tidak.
Produk Investasi
• Produk Investasi dengan Pendapatan Tetap (fixed income investment)
contoh: deposito dan tabungan.
• Produk Investasi Pertumbuhan (growth income investment)
Hasil tidak pasti sesuai harga pasar, contoh: emas, tanah, bangunan, barang koleksi, dan
mata uang asing.
Dasar Keputusan Berinvestasi
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta
hubungan antara return dan risiko.
1. Return
Return yang diharapkan investor dari investasi yang dilakukannya merupakan
kompensasi atas biaya kesempatan (opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli
akibat adanya pengaruh inflasi.
• Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan
(expected return) dan return yang terjadi (realized return).
• Return yang diharapkan (expected return) merupakan tingkat return yang
diantisipasi investor di masa datang. Sedangkan return yang terjadi (realized return)
atau return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa
lalu.
2. Risiko
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan return
yang diharapkan. Secara spesifik, mengacu pada kemungkinan realisasi return aktual
lebih rendah dari return minimum yang diharapkan.
Return minimum yang diharapkan seringkali juga disebut sebagai return yang
disyaratkan (required rate of return).
Risiko Berinvestasi
• Investasi properti berwujud barang (tanah dan bangunan), sementara investasi finansial
berbentuk kertas yang bernilai.
• Investasi properti umurnya lebih panjang, bahkan bisa dikatakan abadi. Sedangkan,
investasi finansial seperti saham sangat bergantung pada kinerja perusahaan yang sahamnya
dimiliki oleh seorang investor.
• Secara jangka panjang, investasi properti tidak sebanding dengan investasi lain di sektor
finansial. Pendapatan potensial properti didapat dari hasil menyewakan properti tersebut, bisa
berupa rumah, ruko, atau kios kepada pihak lain.
• Nilai sewa bergantung pada harga pasar dan kemampuan penghuni untuk membayar
sewa pada waktu tertentu. Di sisi lain, investasi di sektor finansial seperti deposito,
pendapatan yang diperoleh berupa bunga (interest), sementara berinvestasi dalam bentuk saham
akan mendapat dividen setiap tahun.
• Kenaikan harga sewa properti tentu saja lebih pasti ketimbang kenaikan hasil saham dan
lain-lain. Nilai sewa properti tergantung pada nilai ekonominya, sementara nilai yang diperoleh
dari sektor finansial tergantung pada kinerja perusahaan dan kondisi ekonomi yang terjadi pada
saat itu.
• Investasi properti (tanah dan bangunan) misalnya rumah, ruko, dan apartemen
merupakan aset yang paling tahan terhadap gerusan inflasi. Sebaliknya, sektor finansial
sangat sulit menghadang inflasi, karena investasi berupa uang (kertas), nilainya bisa termakan
inflasi.
• Likuiditas merupakan kelemahan properti karena memerlukan waktu yang relatif cukup
lama untuk dijual. Sementara di sektor finansial, nyaris setiap saat seorang investor bisa
mencairkan dananya.
• Pasar properti sangat tergantung lokasi. Dengan demikian, penjual dan pembeli tidak
mungkin bersaing secara sempurna. Berbeda dengan pasar finansial, di mana hampir semua
pembeli dan penjual mengetahui informasi yang sama terhadap sebuah produk. Ini
menyebabkan pasar finansial disebut pasar yang nyaris sempurna.
2. Pemilihan Lokasi
Aspek peruntukan lahan dan kawasan.
Memperhatikan segmentasi pasar.
Aspek sosial demografi.
Aksesibilitas (aspek jalan, lebar jalan,status,)
Perkembangan kawasan dan tingkat pertumbuhan kawasan.
Fasilitas sosial ekonomi yang telah tersedia (investasi dominan).
Topografi dan sanitasi.
Resiko bencana alam.
Aspek eksternalitas.
Bentuk tanah, lebar depan, dan jenis tanah.
3. Pemilihan Desain
Referensi konsumen.
Efektif dan efesien (ekonomis).
Item depresiasi terendah.
Biaya pemeliharaan.
Desain terkini dan konsisten .
4. Pra Konstruksi
a. Pemilihan Kontraktor
Berpengalaman.
Referensi dari proyek-proyek yang pernah di kerjakan.
Mengangkat satu pengawas proyek (skala kecil).
Investasi Rumah
■ Kelebihan investasi properti rumah, yaitu:
– Rumah cenderung mudah dijual.
– Bisa dijadikan jaminan untuk kerdit di bank.
– Dapat disewakan akan menambah penghasilan anda sebulannya.
– Setiap tahun harganya mengalami kenaikan.
– Tingkat permintaan tinggi, apalagi jika lokasinya strategis dekat dengan tol, jalan
raya, dekat dengan tempat-tempat yang ramai.
Investasi Apartemen
■ Kelebihan investasi apartemen, yaitu:
– Biasanya terletak di lokasi strategis, di tengah-tengah kota di kawasan Ekspatriat,
Central Bussiness District, atau dekat Universitas ternama.
– Fasilitasnya lebih lengkap dan bagus daripada rumah.
– Mudah menyewakannya dengan harga yang tinggi, pasti membuat penghasilan anda
bertambah.