Anda di halaman 1dari 2

KURANG KESADARAN MASYARAKAT SERING MEMICU TERJADINYA

KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI DANAU TOBA

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Wilayah II Pematang Siantar tidak habis pikir dengan 2
Kecamatan di Kabupaten Simalungun yang kerap mengalami kebakaran hutan dan lahan
(karhutla).
Menurut catatan KPH II Pematang Siantar, pada tahun 2023, karhutla sudah beberapa kali
terjadi Kecamatan Purba dan Kecamatan Haranggaol Horison, yang merupakan kawasan
perbukitan pinggiran Danau Toba.
Kepala Seksi Perlindungan Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH Wilayah II Pematang
Siantar, Tigor Siahaan mengatakan, wilayah hutan sekitaran Danau Toba kerap terjadi
kebakaran di Kecamatan Haranggaol Horison, tepatnya di Desa Haranggaol, serta Desa
Sihalpe dan Kecamatan Purba di Desa Purba Dolok, serta Desa Ujung Saribu. Lalu Kecamatan
Silimakuta di Desa Silala Maria dan Desa Sipiso-piso.
“Penyebab terjadinya karhutla di 3 Kecamatan itu diakibatkan musim kemarau. Itulah yang
paling fatal terjadi karena musim kemarau,” ungkap Tigor, pada Selasa (29/8/23).
Lanjut Tigor, jumlah luas hutan dan lahan yang terbakar tergantung musim kemarau. Kalau
musim kemarau panjang akan kerap terjadi kebakaran. Untuk tahun ini katanya, lagi agak
mendingan, namun tahun lalu parah kali terjadi kemarau.
“Sebenarnya kurangnya kesadaran masyarakat lah penyebabnya. Kemudian membuang
puntung rokok sembarangan kan bisa memicu api juga. Membuka perladangan atau lahan
dengan cara dibakar. Karena dengan cara dibakar menghemat biaya untuk membuka
lahan,” ucap Tigor lagi.
Disebutkan, ketika hutan dan lahan terbakar agak sulit juga memadamkan api, lantaran
lokasi yang terjal serta bukit- bukit. Pihaknya selalu bekerja sama dengan masyarakat, polisi
dan petugas kehutanan dalam menanggulanginya di lapangan.
“Lebih kurang 70 hektar lahan di sekitar Danau Toba terbakar. Yang terbakar itu hutan
lindung dan lahan masyarakat. Tapi lokasinya disitu-situ saja yang terbakar. Awalnya semak
belukar yang terbakar, lalu merembet ke pohon. Pinus lah yang sering terbakar,” ungkap
Tigor.
Dengan kerapnya karhutla di sekitaran Danau Toba, KPH Wilayah II Pematang Siantar
mengambil langkah untuk pendekatan dengan masyarakat, terutama Kepala Desa (Kades).
“Langkah yang diambil, kita lebih aktif lagi ke lapangan sosialisasi pada masyarakat melalui
Kades. Mari bersama-sama menjaga hutan agar tidak terbakar. Karena bukan hanya hutan
saja yang dijaga. Lahan masyarakat juga harus dijaga,” pesannya. (hamzah/hm16)

Anda mungkin juga menyukai