Anda di halaman 1dari 3

Selamat Datang Januari, Puncak Musim Hujan yang Dibayangi El Nino

CNN Indonesia
Senin, 01 Jan 2024 06:59 WIB

Ilustrasi. Awal 2024 menjadi puncak musim hujan di RI. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/Asf/pd/15)

Jakarta, CNN Indonesia –

Awal 2024 diprediksi jadi puncak musim hujan periode 2023/2024 setelah sebelumnya RI didera El Nino. Meski
begitu, fenomena pemicu kekeringan itu masih membayangi.

"Mengingat Bulan Januari dan Februari di sebagian besar wilayah Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur memasuki Puncak Musim Hujan, sehingga indikasi
pertumbuhan awan hujan menjadi sangat tinggi peluangnya," tutur Deputi Meteorologi Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (31/12).

"Masyarakat diminta menghindari zona rawan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, dan banjir bandang
pada saat dan beberapa saat setelah hujan. Selain itu, juga diharapkan untuk terus menjaga lingkungan untuk
mengurangi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi," lanjutnya.
Dalam keterangan terdahulunya, Guswanto menyatakan puncak musim hujan ini bukan berarti periode hujan paling
deras. Puncak yang dimaksud ini berarti jumlah daerah (zona musim/ZOM) yang disiram hujan di RI mencapai angka
terbanyak.

"Puncak musim hujan diprediksi Januari-Februari 2024. Itu berdasarkan perhitungan jumlah zona musim," kata dia
saat dihubungi, Jumat (1/12).

"Perhitungan hujan lebat, ringan atau ekstrem itu berdasarkan intensitasnya atau jumlah air hujan dalam satuan mm
yang jatuh per satuan waktu. Sedangkan puncak musim hujan itu berdasarkan jumlah zona musim yang telah
memasuki musim hujan," jelasnya.

"Sehingga hujan lebat bisa terjadi di awal, puncak atau akhir musim hujan, dan tidak berarti hujan lebat hanya jatuh di
puncak musim hujan," Guswanto menambahkan.

Menurut dia, setidaknya ada 385 Zona Musim (ZOM) atau sekitar 55 persen wilayah yang akan mengalami puncak
musim hujan pada Januari-Februari 2024. Wilayah-wilayah tersebut meliputi Jambi bagian barat, Sumatra Selatan
bagian selatan, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT.
Kemudian, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Pulau Sulawesi bagian utara,
sebagian Maluku Utara, Papua Barat bagian selatan, dan Papua bagian barat.

Sementara, dalam keterangan terkini Guswanto, daerah yang sudah masuk musim hujan per Dasarian (10 hari) II
Desember 2023, mencapai 52 persen wilayah Indonesia.

BMKG merinci wilayah yang sedang mengalami musim hujan per Desember ini meliputi Aceh, Sumatra Utara, Riau,
Sumatra Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung bagian barat, sebagian Banten, sebagian besar Jawa
Barat, DKI Jakarta.

Selain itu, sebagian besar Jawa Tengah, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi Utara, sebagian
Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku Utara, Papua Barat, dan
sebagian Papua.

Meski demikian, beberapa wilayah menunjukkan puncak musim hujan yang berbeda. Sebagian besar wilayah
Sumatra, Kalimantan Barat, dan Kalimantan utara mencapai puncaknya antara November 2023-Januari 2024.

Wilayah Sumatra Selatan bagian Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan
Pulau Jawa mengalami puncak musim hujan antara Januari-Maret 2024.

"Prakiraan Curah Hujan Dasarian III Desember 2023 - Dasarian II Januari 2024 untuk wilayah Sumatra, Jawa, dan
Kalimantan didominasi kriteria rendah-tinggi," tutur Guswanto.

Baca artikel CNN Indonesia "Selamat Datang Januari, Puncak Musim Hujan yang Dibayangi El Nino" selengkapnya
di sini: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20231231131904-641-1043736/selamat-datang-januari-puncak-
musim-hujan-yang-dibayangi-el-nino.
Investigasi Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka Bandung Butuh Waktu 4 Hari
Kompas.com - 07/01/2024, 08:55 WIB
Faqih Rohman Syafei, Reni Susanti Tim Redaksi

Sejumlah warga melihat kereta api lokal Bandung Raya yang bertabrakan dengan kereta api Turangga di Cicalengka, Kabupaten
Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1/2024). Hingga saat ini petugas masih mengidentifikasi penyebab kecelakaan tersebut serta masih
mendata korban baik yang luka serta meninggal dunia. (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

BANDUNG, KOMPAS.com - Investigasi tabrakan Kereta Api (KA) Turangga dan Commuterline Bandung Raya di
petak jalur Haurpugur-Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat telah dilakukan Komite Nasional Keselamatan
Transportasi (KNKT). Ditur PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo mengatakan, pihaknya dibantu KNKT
sedang mencari penyebab utama kecelakaan maut kedua kereta. Hingga kini, KNKT tengah melakukan pendalaman
perihal peristiwa tersebut. "Jadi hari ini (Sabtu) sejak tadi malam (Jumat) kami didampingi Dirjen Kereta Api
(Kemenhub) kemudian KNKT ini terus melakukan pendalaman atas kejadian kemarin. Dan ini tupoksi KNKT,"
katanya di Kantor Pusat KAI Bandung, Sabtu (6/1/2024). Baca juga: Detik-detik Kecelakaan KA di Cicalengka
Terekam Kamera, Penumpang Panik Teriak Allahu Akbar Dia menyebutkan, pihaknya kooperatif pada penyelidikan
penyebab kecelakaan tersebut. Salah satunya dengan menyerahkan seluruh data pra dan pasca kejadian kecelakaan
maut tersebut. Menurut Didiek, proses penyelidikan yang dilakukan KNKT akan memakan waktu sekitar empat hari.
"Kami berikan data sepenuhnya ke KNKT didampingi DJKA sehingga ambil waktu sebentar mungkin tiga sampai
empat hari nanti KNKT akan sampaikan pernyataan," ucap Didiek. Baca juga: Pesan Terakhir Pramugara KA
Turangga ke Anaknya: Titib Bunda Ya, Jagain Bunda... Dia menambahkan, lintasan Haurpugur-Cicalengka sejak
Sabtu (6/1/2024) dini hari sudah bisa kembali dilalui kereta api, namun dengan kecepatan terbatas. "Sejak tadi malam
sejak jam 1 atau jam 2 dini hari sudah bisa dilintasi setelah kita evakuasi seluruh gerbong kereta yang mengalami
tabrakan," tambah Didiek. Sebelumnya, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono telah menjadwalkan proses wawancara
semua petugas KAI, baik yang bertugas di Stasiun Cicalengka maupun Stasiun Haurpugur hingga Senin (8/1/2024).
Dia menyebutkan, semua petugas termasuk petugas yang mengatur jadwal pemberangkatan kereta api pun akan
diperiksa. "Iya, kami akan schedule-kan, kita lagi mau mewawancara, apa yang mereka rasakan dan alami, nanti kita
akan cocokkan dengan data loger yang kita baca di Stasiun Haurpugur dan kalaupun di Cicalengka maka kita akan
periksa di kedua keterangan itu," kata Soerjanto saat ditemui di UPT Resort Jalan Rel 2.9, Cicalengka Kabupaten
Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (6/1/2024).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Investigasi Kecelakaan Kereta Api di Cicalengka Bandung
Butuh Waktu 4 Hari", Klik untuk baca:

https://bandung.kompas.com/read/2024/01/07/085551278/investigasi-kecelakaan-kereta-api-di-cicalengka-bandung-
butuh-waktu-4-hari.

Anda mungkin juga menyukai