Anda di halaman 1dari 7

55 Kabupaten dan Kota Siaga Darurat Kekeringan

JAKARTA - Sejumlah wilayah kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengidentifikasi hingga hari ini, Rabu (22/7/2019) sebanyak 55
kepala daerah telah menetapkan Surat Keputusan Bupati dan Wali Kota Tentang Siaga Darurat Bencana
Kekeringan.
Provinsi yang wilayah kabupaten dan kotanya menetapkan status siaga darurat kekeringan antara lain di
Banten, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan
Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Sementara itu, wilayah kabupaten/kota yang terdampak kekeringan teridentifikasi berjumlah 75


kabupaten/kota, termasuk dua kabupaten di Bali," kata Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan
Humas BNPB, Agus Wibowo, Senin (22/7/2019).

Wilayah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat lima kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Sumba
Timur, Timor Tengah Selatan, Manggarai, Rote Ndao, dan Flores Timur, dan Kota Kupang. Provinsi di sisi
barat, wilayah yang telah menetapkan status ini yaitu Kabupaten Bima, Dompu dan Sumbawa.

BMKG: Waspadai Peningkatan Curah Hujan di


Periode Akhir Februari 2019
JAKARTA - Peningkatan curah hujan diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain adanya sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Sumatera dan sirkulasi
tertutup di Kalimantan Barat dan Selat Makasar yang membentuk belokan dan pertemuan angin yang
menyebabkan massa udara akan cenderung terkonsentrasi di wilayah tersebut.

"Kondisi udara yang relatif lebih lembab juga mendukung pertumbuhan awan-awan hujan. Diprakirakan
keadaan ini akan berlangsung hingga 3 hari ke depan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R. Mulyono R.
Prabowo, Sabtu (23/2/2019).

Selanjutnya, aktivitas sirkulasi ini akan menurun dan digantikan dengan area pertemuan/ belokan angin yang
memanjang dari wilayah Sumatera hingga Jawa yang terbentuk karena sirkulasi siklonik di wilayah Australia
bagian Utara. "Area pertemuan/ belokan angin ini juga akan mendukung pertumbuhan awan," tambahnya

Wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat serta hujan disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode
23 - 25 Februari 2019, antara lain: Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung,
Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Papua.

Wilayah-wilayah yang berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 26 - 28
Februari 2019, antara lain: Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Jambi, Kep. Riau, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Papua dan Papua Barat.

Potensi gelombang tinggi 2.5 hingga 4.0 meter diperkirakan terjadi di : Samudera Hindia Selatan Jawa Barat
hingga Jawa Timur, Perairan Bitung, Perairan Kep. Sangihe - Kep. Talaud, Perairan Utara Halmahera, Laut
Halmahera, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Raja Ampat - Sorong, Perairan Manokwari, Samudera Pasifik
Utara Halmahera hingga Papua, Perairan Utara Biak, Perairan Utara Jayapura - Sarmi.

"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak lanjutan yang dapat ditimbulkan
seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,"
imbaunya.
Cuaca Ekstrem, Sekolah di Kabupaten Tangerang
Diminta Waspada

kondisi tiga ruang kelas SD 2 Malangnengah, Pagedangan, Kabupaten Tangerang yang roboh, Selasa pagi ini 12 November 2019.
TEMPO/Joniansyah

TEMPO.CO, Tangerang - Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang mengimbau seluruh sekolah untuk
meningkatkan kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang terjadi saat ini.

Imbauan ini disampaikan menyusul sejumlah sekolah rusak dan roboh diterjang angin kencang disertai hujan
dan angin puting beliung. "Jika ada sesuatu yang mencurigakan seperti tembok retak, atap miring sekolah
segera melakukan tindakan pengosongan," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Saifullah pada
Jumat, 15 November 2019.

Saifullah meminta kepala sekolah bisa mengambil tindakan seperti yang dilakukan Kepala Sekolah Dasar
Negeri Malangnengah 2. Bangunan sekolah tersebut roboh pada Senin malam, 11 November lalu akibat
diterjang angin kencang. Pihak sekolah mengambil tindakan pengosongan ruangan ketika ada gejala bangunan
akan roboh dua pekan sebelum bangunan itu ambruk.

Selain SD Malangmengah 2 roboh karena diterpa angin kencang, Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang
selama empat hari terakhir ini menerima laporan sejumlah sekolah di Kabupaten Tangerang rusak tersapu angin
kencang dan puting beliung. "Beberapa camat melaporkan selain rumah, beberapa bangunan sekolah rusak,"
kata dia..

Adapun sekolah yang dilaporkan rusak di Kecamatan Jambe, Sepatan, Mekarbaru dan Kresek. "Rata rata atap
sekolahnya terbang tersapu angin," kata Saifullah.

Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tangerang (BPBD), Agus Suryana mengatakan
masih melakukan pendataan terhadap bangunan rumah dan sekolah yang rusak akibat cuaca ekstrem. "Memang
ada sejumlah sekolah yang rusak," kata dia.
Cuaca Ekstrem, Puluhan Rumah di Tangerang
Disapu Puting Beliung

Atap ruangan kelas Laboratorium ambruk diterjang angin kencang dan curah hujan yang tinggi di SMA 6 Tangerang, Banten, (19/1).
TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Tangerang - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Tangerang
mencatat lebih dari 23 bangunan rusak disapu angin puting beliung. Puting beliung menghempaskan rumah
penduduk hingga bangunan sekolah di beberapa titik dalam kurun waktu tiga hari belakangan ini.

"Yang baru tercatat 23 bangunan, kemungkinan masih bertambah," kata Kepala BPBD Kabupaten Tangerang
Agus Suryana kepada Tempo, Kamis, 14 November 2019.

Agus mengatakan cuaca ekstrim disertai angin kencang, hujan deras dan petir mulai terjadi pada masa peralihan
dari kemarau ke ke musim hujan ini. Kondisi ini, kata dia, memicu datangnya angin puting beliung di sejumlah
titik rawan di Kabupaten Tangerang. "Tapi puting beliungnya skala kecil masih skala dua," kata dia.

Berdasarkan data yang masuk ke BPBD Kabupaten Tangerang, angin kencang yang merusak bangunan terjadi
sejak Selasa, 14 November lalu di Kecamatan Jambe, Kresek, Legok dan Tigaraksa. "Kerusakan bangunan ada
yang parah, ada juga yang sedang dan ringan," kata Agus.

Agus juga mengakui ada bangunan sekolah dan pesantren yang dilaporkan rusak diterjang angin ribut itu. "Tapi
kerusakannya minor, plafonnya copot dan beberapa genting yang terbang," ujarnya.

Untuk rumah penduduk yang rusak parah akibat puting beliung, kata Agus, sebagian besar bangunan semi
permanen yang dibuat dengan bahan yang tidak ramah cuaca. "Tentunya setelah didata, akan ada bantuan dan
ganti rugi dari pemerintah," kata Agus.
BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Musim
Pancaroba Pertengahan November

Cuaca mendung terlihat dari ketinggian kawasan Harmoni, Jakarta, Jumat (2/3). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
(BMKG) memperingatkan cuaca ekstrem pada 29 Februari-3 Maret 2012, disebabkan oleh daerah tekanan rendah di Samudera Hindia
Barat Aceh. Awan hujan berpotensi terjadi di pesisir barat Sumatera, Jawa, Kalimantan bagian selatan. TEMPO/Eko Siswono
Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk
mewaspadai cuaca ekstrem seiring masuknya masa peralihan atau musim pancaroba pada awal hingga
pertengahan November 2019.

"Karakteristik pancaroba yang menjelang sampai pertengahan November, kejadian cuaca ekstremnya itu yang
perlu diwaspadai," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin dalam
konferensi pers di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta Timur, Kamis, 31 Oktober 2019.

Ia mengatakan memasuki musim pancaroba tersebut, wilayah Sumatera sudah dilanda banjir. Sementara itu, di
beberapa titik wilayah Jawa, hujan juga sudah cukup lebat. Namun, ia belum mendapat laporan tentang adanya
puting beliung, meski terdapat hujan es di wilayah Bogor, menurut informasi yang ia peroleh.

Potensi cuaca ekstrem yang menyebabkan hujan lebat, hujan es dan puting beliung itu kemungkinan dapat
terjadi juga di wilayah lain dan hal itu perlu diwaspadai warga setidaknya sampai pertengahan November.

Hujan es dan puting beliung, katanya, merupakan kejadian yang pada umunya terjadi pada musim transisi atau
pancaroba.

Hal itu disebabkan oleh perbedaan kondisi yang sangat mencolok antara pagi hari yang cenderung cerah dan
panas kemudian menjadi lembab di siang hari dan terjadi hujan yang disertai angin kencang di sore hari.
Kondisi tersebut berbeda dengan kondisi yang terjadi pada puncak musim hujan. Pada puncaknya, hujan sudah
mulai terjadi dari pagi dengan intensitas hujan yang ringan hingga sore hari.
Namun, kata dia, pada musim pancaroba, hujan hanya terjadi dalam waktu singkat pada siang atau sore hari
saja.
Sementara itu, seperti halnya fenomena puting beliung, potensi fenomena hujan es juga sangat mudah dikenali
karakteristiknya.

"Jadi ketika pagi sampai paling tidak jam 11 atau jam 10 itu kondisinya sangat panas. Kemudian awan itu
pertumbuhannya cepat pada siang hari. Kemudian, karakteristik warnanya cepat menghitam. Artinya uap airnya
sangat banyak dan dipastikan hujannya juga akan sangat lebat di sana," katanya.

BMKG memperkirakan potensi hujan es akan paling sering terjadi terutama di wilayah Jawa, yaitu di Jawa
Barat dan Jawa Tengah.
Sekolah SMK di Sragen Ambruk Kena Puting
Beliung, Belasan Siswa Luka-luka Tertimpa
Material

Gedung grand hall SMK 1 Miri Sragen yang ambruk pascaterjangan puting beliung, kini rata dengan tanah,
Rabu (20/11/2019).
Sekolah SMK di Sragen Ambruk Kena Puting Beliung, Belasan Siswa Luka-luka Tertimpa Material
TRIBUNJOGJA.COM -Viral video detik-detik robohnya gedung SMK Negeri 1 Miri Sragen akibat cuaca
buruk pada Rabu (20/11/2019) siang.
Atap gedung sekolah tersebut ambruk setelah terjadi hujan deras yang disertai angin kencang pada Rabu siang.
Sekolah yang ambruk tersebut berada di Desa Dongdang, Kelurahan Jeruk, Kecamatan Miri, Sragen.
Dari sumber yang sama disebutkan, masih ada sejumlah siswa di dalam kelas saat perisitwa ambruknya
bangunan terjadi.
Sebanyak 19 orang mengalami luka-luka.
Kini semua korban luka masih dalam perawatan di rumah sakit.

Tidak hanya di SMK N 1 Miri Sragen, bangunan roboh juga terjadi di Waterboom Gemolong, Sragen, pada
waktu yang sama.
Dikabarkan, puting beliung menerjang wilayah Sragen saat hujan deras pada Rabu siang.
Ambruknya aula SMKN 1 Miri Sragen terjadi pada Rabu (20/11/2019) pukul 14.30 WIB.
Kasubag Humas Polres Sragen, AKP Agus Jumadi mengatakan, aula yang ambruk tersebut lantaran terkena
puting beliung.
Bangunan yang ambuk berupa aula berbentuk linmas tanpa dinding beton ukuran 12 X 24 m terbuat dari kayu.
Berikut kronologi lengkapnya yang dirangkum TribunSolo.com:
Peristiwa terjadi pada Rabu siang sekitar pukul 14.30 WIB.
Kala itu siswa kelas 11 dan kelas 12 sedang melaksanakan praktik pengelasan di lapangan tenis yang berlokasi
di belakang aula SMK 1 Miri Sragen.
"Tidak lama ada angin kencang disertai hujan, anak-anak kemudian berteduh di aula," Kata AKP Agus, Rabu
(20/11/2019).
Dijelaskannya, saat itu guru sudah melihat aula sudah mulai goyang dan siswa yang berteduh diminta
meninggalkan aula.
Namun, sebelum para siswa yang berteduh meninggalkan ruangan, aula tersebut sudah roboh menimpa mereka.

AKP Agus menegaskan, tidak ada korban meninggal dunia dalan peristiwa tersebut.
Hujan Disertai Angin, Pohon Tumbang Tutup Akses
Jalan di Klaten

Pohon trembesi tumbang dan menutup jalan di Desa


Kranggan, Polanharjo, Klaten, Sabtu (16/11/2019).
Foto: Achmad Syauqi/detikcom
Klaten - Hujan disertai angin kencang menerjang Selain merobohkan pohon trembesi, kata Gunawan,
wilayah bagian utara Kabupaten Klaten. Pohon angin merusak genting rumah warga. Beruntung
yang tumbang memutuskan akses jalan desa dan tidak ada korban luka. Pembersihan dilakukan
kabupaten. warga setelah hujan reda sekitar pukul 16.00 WIB
secara manual.
"Angin bertiup dari selatan kemudian berputar dan
balik dari utara. Hujan juga cukup deras di wilayah Selain di Desa Kranggan, pohon tumbang terjadi di
utara," kata Kades Kranggan, Kecamatan ruas Jalan Janti-Tegalgondo, Kecamatan Wonosari.
Polanharjo, Gunawan, Sabtu (16/11/2019). Akses jalan tersendat untuk evakuasi.

Di Jalan Pakis-Daleman, Desa Sekaran, Kecamatan


Menurut Gunawan, hujan mulai turun sekitar pukul Wonosari, dahan pohon mahoni berdiameter 30
15.00 WIB. Hujan cukup deras sekitar satu jam. sentimeter patah. Dahan menutup akses jalan ke
Namun di tengah hujan disertai angin kencang. arah Kabupaten Sukoharjo.
Angin menerpa permukiman dan sawah.
Kabel telepon yang melintang di jalan membuat
Dua pohon besar di jalan desa ambruk dan memutus lalu lintas macet. Sedangkan di Dusun Pakis, Desa
akses dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Boto, Kecamatan Wonosari, sebatang pohon
Delanggu. nangka ambruk menimpa warung dan dua pohon
roboh di persawahan.

Triyono, warga Desa Boto, Kecamatan Wonosari,


mengatakan hujan deras dan angin cukup kencang.
Pohon dan dahan yang rapuh tidak kuat.

"Untungnya saat dahan patah tidak ada pengguna


jalan melintas. Hujan baru kali ini cukup deras dan
angin kuat," terangnya.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD


Klaten, Sri Yuwana Haris Yulianto, menjelaskan
pendataan masih dilakukan. Hujan dan angin terjadi
di wilayah utara.

Anda mungkin juga menyukai