KABUPATEN PROBOLINGGO
Khususnya, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Guru
Pembimbing, MOH MUKHLIS, M.Kom, yang telah memberikan arahan dan pedoman yang
berharga sepanjang proses penulisan laporan ini. Bimbingan yang diberikan tidak hanya
membantu dalam memperoleh pengetahuan baru, tetapi juga membuka wawasan dan
memperkaya pemahaman akan topik yang dibahas.
Dengan segala kerendahan hati, penulis berharap bahwa laporan ini dapat memberikan
kontribusi positif dan bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan di bidangnya. Semoga
laporan ini dapat menjadi pijakan bagi penelitian lebih lanjut serta memberikan inspirasi dan
pandangan baru bagi pembaca yang membutuhkan.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam laporan ini, dan
harapannya semoga laporan ini dapat diterima dengan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan.
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik, dampak, dan
solusi potensial terhadap musim kemarau yang panjang dan kekeringan di Indonesia.
Dengan memahami penyebab dan efek dari fenomena iklim ini, kita dapat mengembangkan
strategi untuk mengurangi dampak negatifnya dan meningkatkan ketahanan negara
terhadap kejadian kekeringan di masa depan.
1.4. Manfaat
Dengan meningkatkan pengelolaan sumber daya air, mempromosikan praktik pertanian
yang berkelanjutan, dan meningkatkan ketahanan masyarakat, negara dapat lebih baik
mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh musim kemarau yang panjang dan
kekeringan, sehingga menjamin kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
BAB II
ISI LAPORAN
Menurut BMKG, sekitar 63% wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, dengan
prediksi bahwa kemarau tahun ini akan lebih kering dari biasanya dan lebih parah
dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Daerah yang diperkirakan terdampak parah meliputi
sebagian besar wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dampaknya sangat dirasakan di sektor pertanian, terutama bagi tanaman pangan yang
membutuhkan air. BMKG dan badan terkait mendorong pemerintah daerah untuk
mengambil langkah-langkah mitigasi, seperti gerakan panen hujan, penghematan air, dan
penyediaan cadangan air.
Dwikorita juga menekankan pentingnya waspada terhadap risiko kebakaran selama bulan
Oktober yang masih relatif kering. Ia memperingatkan masyarakat untuk menghindari
segala aktivitas yang dapat memicu kebakaran, karena kondisi kemarau kering membuat
upaya pemadaman sulit dilakukan.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Musim kemarau diperkirakan akan berakhir di sebagian besar wilayah Indonesia pada
akhir Oktober 2023, dengan awal musim hujan dijadwalkan secara bertahap mulai
November 2023. Meskipun intensitas El Nino diprediksi akan tetap tinggi hingga tahun
depan, proses peralihan Monsun Australia menjadi Monsun Asia menandakan bahwa
musim hujan kemungkinan akan segera tiba di beberapa wilayah Indonesia pada bulan
November.
3.2. Saran
Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap risiko kebakaran selama periode
kemarau yang masih berlangsung, karena kemungkinan terjadinya kebakaran masih cukup
tinggi. Semua aktivitas yang berpotensi memicu kebakaran harus dihindari.
3.3. Kesan
Perhatian terhadap kondisi iklim dan perubahan cuaca menjadi sangat penting dalam
menghadapi risiko musim kemarau yang panjang dan potensi bencana kebakaran yang
terkait dengannya. Penting bagi masyarakat untuk memahami situasi dan mengambil
langkah pencegahan yang tepat untuk mengurangi risiko dampak negatif.
3.4. Pesan
Dengan adanya peringatan resmi dari BMKG, penting bagi masyarakat untuk mengikuti
arahan dan saran yang diberikan guna mengurangi risiko terjadinya kebakaran dan dampak
negatif lainnya. Kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat akan membantu
melindungi lingkungan dan komunitas dari bencana yang dapat dihindari.
DAFTAR PUSTAKA
63% Wilayah Sudah Masuk Musim Kemarau, Indonesia Bersiap Hadapi El Nino | BMKG
Kabar Gembira! Kemarau Kering Diprediksi Berakhir di Akhir Oktober Ini | BMKG