Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SAFE COMMUNITY

PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA BUMI

DOSEN PEMBIMBING :

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

YOSSI PRIMASAGITA : 1914471071

MELIA EFRINA : 1914471073

PUTRI AZZAHRA :1914471067

RESDA MARETA : 1914471069

SITIA WATI : 1914471068

M DIMAS BAGUS.S : 1914471072

SALSABILA PUTRIANGRAINI : 1914471070

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KOTABUMI

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alaamiin kata yang mampu kami ucapkan untuk syukur yang panjang pada
sang penguasa alam raya ini, dan atas bekat limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis mampu
menyelesaikan makalah mata kuliah Safe Community tentang "penanggulangan becana angin
puting beliung & kebakaran" dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan
bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Safe Community.

Tak ada gading yang tak retak penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Kotabumi, Januari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR......................................................................... . ii
DAFTAR ISI..................................................................................... . iii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................ .
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................. 2
C. Ruang Lingkup ................................................................................ 2
BAB II BENCANA GEMPA BUMI
Bencana Gempa Bumi di Indonesia................... 3
Bencana Gempa Bumi di Provinsi Lampung......
Populasi Beresiko/Terancam...............................................................
Permasalahan Kesehatan.....................................................................
Tips Bencana Gempa Bumi........................................
BAB III. MENAJEMEN SAFE COMMUNITY BENCANA GEMPA BUMI
Kesiapsiagaan Daerah Bencana.............................................................
Pengorganisasian Bencana Gempa Bumi...................................
Sistem Informasi................................................................................
Manajemen Logistik...........................................................................
Upaya Yang Dilakukan (Pemerintah, Petugas Kesehatan, Dan Masyarakat)
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gempa bumi merupakan fenomena alam yang tidak dapat diprediksi dan bisa terjadi

kapan saja. Besar guncangan gempa bumi beragam mulai dari yang sangat kecil sehingga

sulit dirasakan sampai gempa bumi yang sangat dahsyat yang mampu menimbulkan

kerusakan bangunan dan korban jiwa. Gempa bumi terjadi hampir di seluruh belahan dunia

termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat aktivitas

gempa bumi tinggi, hal tersebut dikarenakan Indonesia terletak pada jalur pertemuan 3

lempeng tektonik dunia yakni : lempeng Indo – Australia, lempeng Pasifik dan lempeng

Eurasia. Lempeng Eurasia dan Indo-Australia bertumbukan di lepas pantai barat pulau

Sumatera, di selatan pulau Jawa, di selatan kepulauan Nusa Tenggara, dan berbelok ke arah

utara ke perairan Maluku sebelah selatan. Sedangkan lempeng Australia dan Pasifik
bertumbukan di sekitar Pulau Papua. Pertemuan antar lempeng ini menyebabkan sering

terjadinya gempa bumi karena tumbukan atau pergeseran lempeng. Oleh karena itu,

Indonesia merupakan daerah yang secara tektonik rawan gempa bumi.(BNPB,2016)

Secara geografis provinsi Nusa Tenggara Timur terletak di antara 8°-12,5° Lintang

Selatan dan 118,5°- 126° Bujur Timur. Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah di

Indonesia yang masuk dalam kategori rawan gempa. Hal ini dikarenakan daerah Nusa

Tenggara Timur diapit oleh 2 zona penyebab gempa bumi, yaitu wilayah selatan merupakan

tempat bertemunya dua lempeng yaitu, lempeng Eurasia dan Indo-Australia secara subduksi,

dan dibagian sebelah utara terdapat patahan naik busur belakang (back arc thrust) yang

sangat mempengaruhi frekuensi gempa bumi di daerah ini cukup tinggi. Sebagian besar

gempa bumi yang merusak di wilayah Nusa Tenggara Timur disebabkan oleh gempa patahan

naik di utara Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan catatan sejarah kegempaan di wilayah Nusa
Tenggara Timur telah beberapa kali mengalami gempa bumi merusak. Gempa bumi yang

mengguncang pulau Alor tanggal 18 April 1898 tercatat korban jiwa yang berjatuhan

sebanyak 250 orang, dan pada 4 juli 1991 bencana gempa bumi kembali mengguncang pulau

Alor dan menelan korban jiwa sebanyak 39 orang. Dan terakhir terjadi tanggal 12 Desember 1992,
gempa dahsyat mengguncang Flores dengan kekuatan 7,5 SR ini juga mengakibatkan

terjadinya bencana tsunami. Gempa yang mengakibatkan tsunami ini menelan korban jiwa

sebanyak 2100 orang meninggal, 500 orang dinyatakan hilang, dan 447 orang lukaluka.(PGR III BMKG)

Setiap kejadian gempa bumi akan menghasilkan goncangan tanah yang dapat dianalisis

melalui nilai percepatan getaran tanah (PGA) pada suatu tempat. Semakin besar nilai

percepatan getaran tanah yang terjadi maka semakin besar pula bahaya gempa bumi yang

terjadi. Besar kecilnya nilai percepatan getaran tanah tersebut menjadi faktor yang dapat

menunjukkan tingkat bahaya bencana gempa bumi. Faktor untuk menentukan tingkat

kerentanan bencana gempa bumi yakni ; faktor fisik bangunan, sosial, dan ekonomi. Dari

segi faktor fisik bangunan di wilayah Nusa Tenggara Timur sebanyak 37.49% rumah tangga
yang masih berlantai tanah dan pondasi rumah yang hanya menggunakan bahan dari bambu.

Tentunnya struktur bangunan rumah yang sepenuhnya belum mengaplikasi konsep bangunan

tahan gempa ini menjadi faktor kerentanan bila terjadi gempa bumi. Secara demografi,

wilayah NTT merupakan daerah yang mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk yang

sangat pesat yaitu 2,07% per tahun dengan kepadatan penduduk 96 jiwa/km2

. Daerah paling

padat adalah kabupaten Sumba Barat Daya dengan kepadatan penduduk 212 jiwa/km2

Sedangkan dari segi ekonomi tercatat total jumlah penduduk miskin di wilayah Nusa

Tenggara Timur sebanyak 19,6% dengan daerah penduduk miskin terbanyak terdapat di kota

Kupang yang berjumlah 101.50 ribu jiwa . Didasarkan pada tingkat ekonomi masyarakat

yang terbilang kurang mampu, tentunya lebih berpotensi dalam mengalami dampak negative
yang lebih besar akibat bencana gempa bumi. Hal ini dikarenakan lemahnya kemampuan

untuk bertahan dan pulih dalam mengantisipasi bencana gempa bumi. Kondisi tersebut

merupakan faktor-faktor kerentanan gempa bumi beresiko tinggi yang dapat menimbulkan

kerugian besar jika terjadi bencana alam.(BPS 2013)

Berdasarkan uraian di atas maka wilayah Nusa Tenggara Timur merupakan daerah

rawan akan bahaya dan kerentanan bencana gempa bumi rawan, yang mengancam

keselamatan jiwa dan harta penduduk di wilayah tersebut. Berdasarkan pada pertimbangan

tersebut, maka perlu diadakan penelitian untuk menganalisis tingkat bahaya dan kerentanan

gempa bumi yang terjadi di wilayah Nusa Tenggara TimurBeberapa hasil penelitian terdahulu yang
pernah penulis baca, diantaranya: Identifikasi

Tingkat Resiko Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Serta Arahan Mitigasi Bencana di

Wilayah Pesisir Kabupaten Sukabumi (Hasyim, 2011). Dalam penelitian ini dijelaskan

tingkat resiko bencana gempa bumi dan tsunami di wilayah pesisir kabupaten Sukabumi serta

arahan terhadap tindakan mitigasi bencana agar dapat mengurangi resiko. Penelitian lainnya
berjudul Analisa Tingkat Resiko Bencana Gempa Bumi di Wilayah Bali (Rudi Darsono,

2014). Dalam penelitian ini dijelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat resiko,

penentuan rumus empiris yang cocok digunakkan untuk menghitung PGA serta pembuatan

peta zonasi resiko bencana di wilayah Bali.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat bahaya dan kerentanan gempa bumi di wilayah Nusa Tenggara

Timur ?

2. Di kabupaten manakah di wilayah Nusa Tenggara Timur yang memiliki tingkat

bahaya dan kerentanan yang tinggi terhadap gempa bumi ?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menganalisis tingkat bahaya dan kerentanan bencana gempa bumi di wilayah
Nusa Tenggara Timur, maka penelitian dilakukan didasarkan pada faktor bahaya gempa

bumi yang dipengaruhi oleh percepatan getaran tanah maksimum atau Peak Ground

Acceleration dengan menggunakan perhitungan rumus empiris Fukushima dan Tanaka.

Parameter gempa meliputi : waktu, kedalaman, kekuatan dan koordinat gempa bumi yang

terjadi di wilayah Nusa Tenggara Timur (tahun 1990-2015). Faktor kerentanan yang meliputi

data kepadatan penduduk di tiap kabupaten/kota di provinsi Nusa Tenggara Timur tahun

2013.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis tingkat bahaya dan kerentanan gempa bumi di wilayah Nusa

Tenggara Timur.

2. Untuk mengindentifikasi kabupaten di wilayah Nusa Tenggara Timur yang memiliki

tingkat bahaya dan kerentanan yang tinggi terhadap gempa bumi.


1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pemerintah

dan masyarakat melalui analisa tingkat bahaya dan kerentanan gempa bumi di wilayah

NTT yang nantinya dapat digunakkan sebagai acuan dalam mitigasi bencana gempa

bum

Anda mungkin juga menyukai