Anda di halaman 1dari 5

Gunung Semeru Erupsi 4 Desember 2022, Ribuan Warga Mengungsi, Status

Naik Jadi Awas

Oleh: Adi Wikanto

Senin, 05 Desember 2022 04:55 WIB

KONTAN.CO.ID - Lumajang. Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur


erupsi pada Minggu 4 Desember 2022. Ribuan warga Lumajang mengungsi pasca
Gunung Semeru erupsi. Setelah erupsi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) menaikkan status Gunung Semeru menjadi level IV atau awas. Gunung
Semeru erupsi pada 4 Desember 2022 dan menimbulkan Awan Panas Guguran
(APG). Walhasil, warga di lereng Gunung Semeru pun harus meninggalkan
rumahnya dan mengungsi ke tempat yang aman. Dalam keterangan resmi, BNPB
menyatakan sebanyak 1.979 jiwa mengungsi di 11 titik setelah erupsi Gunung
Semeru. Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB merinci 11 titik
pengungsian erupsi Gunung Semeru.

Pengungsian itu meliputi; 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa di Balai
Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di Balai Desa
Sumberurip, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos Gunung Sawur,
216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan Candipuro, 600 jiwa di
Kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMP N 2 Pronojiwo. Sementara itu,
wilayah yang terdampak APG erupsi Gunung Semeru meliputi Desa Capiturang
dan Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan
Rowokangkung, Desa Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan
Candipuro dan Desa Pasirian di Desa Pasirian.

Hingga Minggu 4 Desember 2022 sore, belum ada laporan mengenai


jatuhnya korban jiwa usai erupsi Gunung Semeru. Tim gabungan dari BPBD
Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI, Polri, relawan dan lintas instansi terkait
terus melakukan upaya penyelamatan, pencarian dan evakuasi dari bahaya
Gunung Semeru erupsi. Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar
masker medis dan 4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak
risiko kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik usai Gunung Semeru erupsi.
Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan Dinas
Sosial.

Status Gunung Semeru awas

Setelah erupsi, Gunungapi Semeru terus menunjukkan peningkatan


aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan luncuran APG dan indikator yang lain
pada hari ini, Minggu (4/12). Sumber APG berasal dari tumpukan material di
ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring
Seloko). APG Gunung Semeru tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul
06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan.

Aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 - 06.00


WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang masih
berlangsung hingga pukul 06.00 WIB. Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan
awan panas guguran di Gunungapi Semeru masih sangat tinggi. Selain berpotensi
terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat
curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Dengan adanya peningkatan
aktivitas vulkanik tersebut, maka PVMBG menaikkan status Gunung Semeru dari
‘Siaga’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III menjadi Level IV, terhitung per pukul
12.00 WIB Minggu, 4 Desember 2022.

Sehubungan dengan adanya peningkatan status Gunung Semeru setelah


erupsi tersebut, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak
melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan,
sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat
diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai
(sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda
perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Lebih
lanjut, masyarakat diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 Km dari
kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu
(pijar).

Di samping itu, masyarakat diharapkan agar selalu mewaspadai potensi


awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran
sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang
Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar
pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Adapun masyarakat juga diimbau untuk tidak terpancing oleh berita-berita


yang tidak dapat dipertanggung jawabkan mengenai aktivitas Gunung Api
Semeru, dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi
yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan
instansi terkait lainnya.

Luncuran APG Gunung Semeru sejauh 19 Kilometer

Sementara itu, dari hasil pemantauan di lapangan oleh tim PVMBG dan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, luncuran
APG Gunung Semeru sudah mencapai 19 kilometer bahkan telah melewati
Jembatan Gladak Perak. “Sudah sampai Gladak Perak,” jelas Joko Sambang,
Kabid Kedaruratan BPBD Kabupaten Lumajang. Abu vulkanik Gunung Semeru
juga dilaporkan membumbung tinggi berwarna abu dan hitam pekat. Jarak
pandang sangat terbatas karena abu sudah mulai turun ditambah turun hujan di
sekitar lokasi. “Situasi saat ini di Kajar Kuning hujan deras dan abu pekat,” kata
Joko.

BPBD Kabupaten Lumajang merinci ada sebanyak 93 warga dievakuasi


ke pengungsian yang berlokasi di Balai Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo,
Kabupaten Lumajang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan
terus berkoordinasi dengan Badan Geologi, PVMBG, BPBD Kabupaten
Lumajang, TNI, Polri dan instansi terkait dalam pengembangan data dan
informasi terkait erupsi Gunungapi Semeru. Itulah info terbaru dari BNPB setelah
erupsi Gunung Semeru. Semoga tidak ada korban jiwa setelah Gunung Semeru
erupsi.

HASIL ANALISIS

 Ilmu Geografi
Letak geografis gunung semeru adalah terletak pada posisi
geografis antara 8° 06’ LS dan 112° 55’ BT di Lumajang, Jawa Timur.
 Ilmu Sejarah
Gunung semeru tercatat pernah meletus sebanyak 5 kali, pada
tahun 2005, 2007, 2008, 2021, dan terakhir 2022. Pada tahun ini tercatat
jumlah pos pengungsian meliputi; 266 jiwa di SDN 4 Supiturang, 217 jiwa
di Balai Desa Oro-oro Ombo, 119 jiwa di SDN 2 Sumberurip, 228 jiwa di
Balai Desa Sumberurip, 131 jiwa di Balai Desa Penanggal, 52 jiwa di Pos
Gunung Sawur, 216 jiwa di Balai Desa Pasirian, 150 jiwa di Lapangan
Candipuro, 600 jiwa di Kantor Kecamatan Candipuro dan sisanya di SMP
N 2 Pronojiwo. Sementara itu, wilayah yang terdampak APG erupsi
Gunung Semeru meliputi Desa Capiturang dan Sumberurip di Kecamatan
Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa
Penanggal dan Desa Sumberwuluh di Kecamatan Candipuro dan Desa
Pasirian di Desa Pasirian.
 Ilmu Ekonomi
Sehubungan dengan adanya peningkatan status Gunung Semeru
setelah erupsi, maka PVMBG merekomendasikan kepada masyarakat agar
tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk
Kobokan. Sehingga aktivitas bekerja menjadi terganggu yang berakibat
pada dampak ekonomi masyarakat di daerah sekitar gunung semeru.
 Ilmu Sosiologi
Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Lumajang, Basarnas, TNI,
Polri, relawan dan lintas instansi terkait terus melakukan upaya
penyelamatan, pencarian dan evakuasi dari bahaya Gunung Semeru erupsi.
Sebanyak 10.000 lembar masker kain, 10.000 lembar masker medis dan
4.000 masker anak telah dibagikan untuk mengurangi dampak risiko
kesehatan pernafasan akibat abu vulkanik usai Gunung Semeru erupsi.
Sementara itu pendirian dapur umum sedang dalam proses oleh PMI dan
Dinas Sosial.
 Ilmu Psikologi
Masyarakat menjadi cemas dikarenakan gunung semeru tetap
menunjukkan aktivitas vulkanik yang mana hal tersebut bisa saja
merenggut korban jiwa sanak keluarga, harta, dll. Untuk mengurangi
kecemasan dan kekhawatiran tersebut masyarakat diimbau untuk tidak
terpancing oleh berita-berita yang tidak dapat dipertanggung jawabkan
mengenai aktivitas Gunung Api Semeru dan mengikuti arahan dari
Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan
koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya.

Anda mungkin juga menyukai